Dosen Pengampu :
Oleh:
Kualitas udara adalah salah satu hal penting yang mempengaruhi kesehatan
dan keberlanjutan suatu aktivitas usaha. Penilaian kualitas udara di suatu kawasan
menggunakan beberapa parameter baku mutu yang dapat dikelompokkan menjadi
dua, yaitu: parameter fisik dan kimia udara. Parameter fisik adalah debu, suhu,
kelembaban serta arah dan kecepatan angin. Sementara parameter kimia antara lain
sulfur dioksida, karbon monoksida, nitrogen oksida, ozon timah hitam dan hidrogen
sulfida.
1. Faktor internal
a. Debu yang beterbangan akibat tiupan angin
b. Abu (debu) yang dikeluarkan letusan gunung berapi berikut gas-gas
vulkaniknya juga
c. Proses pembusukan sampah-sampah organik, dan lain-lain
2. Faktor Eksternal
a. Hasil pembakaran bahan bakar fosil
b. Asap dari kegiatan pabrik industri
c. Pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara
Menurut Barrow (2006) pada saat ini masalah umum yang terjadi pada
pencemaran udara adalah emisi sulfur, kendaraan, hujan asam, dan pencemaran ozon.
Pembajakan lahan, degradrasi lahan dan kebakaran hutan menghasilkan debu udara
yang dapat menyebabkan berbagai masalah dan kerusakan.
Masuknya dan dimasukkannya zat-zat pencemar ke dalam udara bebas yang
dihasilkan dari kegiatan manusia dan faktor lain dapat menyebabkan pencemaran
udara. Udara yang tercemar akan kehilangan fungsinya dan udara menjadi tidak sehat
yang akan menyebabkan berbagai masalah penyakit bagi makhluk hidup
(Kementerian Lingkungan Hidup, 2009).
Dalam (UU Nomor 32, 2009) pasal 67 disebutkan “Setiap orang berkewajiban
memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mngendalikan pencemaran atau
kerusakan lingkungan hidup dan (PP Nomor 41, 1999) tentang Pengendalian
Pencemaran Udara yang meliputi pencegahan dan penanggulangan pencemaran serta
pemulihan mutu udara dilakukan dengan melakukan: (1) inventarisasi mutu udara
ambien; (2) pencegahan sumber pencemar, dan (3) penanggulangan keadaan darurat.
Sedangkan kewajiban penanggung jawab usaha/industri sesuai PP terssebut
diantaranya:
a. Menaati baku mutu udara ambien, baku mutu emisi, dan baku tingkat
gangguan.
b. Melakukan pencegahan dan atau pencemaran udara yang diakibatkan oleh
usha/kegiatan yang dilakukannya.
c. Memberikan informasi yang benar dan akurat dalam rangka upaya
pengendalian dalam lingkup usaha atau kegiatannya.
d. Menaati ketentuan prasyarat teknis yang dilakukan.
Mitigasi atau upaya yang dapat dilakukan individu untuk memperbaiki keadaan
lingkungan alam disekitarnya yaitu dengan menumbuhkan sikap dan tindakan yang
berwawasan peduli lingkungan (Narut, 2019 dalam Qodriyanti, 2022: 111). Sikap
peduli lingkungan akibat pencemaran udara dapat dilakukan dengan menerapkan
sikap yang berinovasi untuk menjaga kelestarian atmosfer bumi. Mitigasi atau upaya
yang dapat dilakukan agar udara tidak tercemar yaitu, yang pertama melakukan
pembangunan kota hijau dengan penanaman pohon di wilayah perkotaan. Manfaat
penanaman pohon bagi lingkungan yaitu untuk penghijauan, reboisasi, dapat
memperbaiki kualitas udara akibat polusi udara dari kendaraan, menyerap gas CO2,
membuat lingkungan rindang dan sejuk. Salah satu contoh pohon yang ditanam di
wilayah perkotaan yaitu pohon trembesi.
Prasetyani, R., dll. Penanaman Pohon Trembesi Untuk Menyerap Polutan Yang Berasal Dari
Emisi Kendaraan Dalam Mengurangi Resiko Pencemaran Udara. Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat 2(1): 9.
Qodriyanti, A., dll. 2022. Analisis Sikap Peduli Lingkungan Siswa di Salah Satu MAN pada
Materi Pelestarian Lingkungan. Jurnal Eksakta Pendidikan 6(1): 111.
Pramudi, A., dll. 2020. Ketataan Pengelolaan Lingkungan di Industri Dalam Implementasi
Kebijakan Pengendalian Pencemaran Udara. Prosiding Seminar Nasional. 1(1): 223.