Pencemaran Udara
A. Pendahuluan
Udara merupakan salah satu elemen paling penting di
kehidupan. Selain berperan sebagai penyumbang oksigen yang
berguna untuk kelangsungan hidup, masih banyak lagi fungsi
udara dalam kepentingan kehidupan makhluk hidup di bumi
ini.
Udara di bumi terdiri dari beberapa kandungan zat dan
gas. Normalnya, komposisi udara yang kering mengandung
nitrogen (78%), oksigen (21%), serta gas-gas lain yang hanya 1%
(Zakaria, 2023). Namun, komposisi tersebut dapat berubah
akibat dari pencemaran udara yang terjadi ketika kondisi udara
mulai rusak akibat polutan berbahan kimia, fisik, ataupun
biologi di area atmosfer dalam bumi.
1
Menurut Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999,
Pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat,
energi, dan/atau komponen lain ke dalam udara ambien oleh
kegiatan manusia, sehingga mutu udara ambien turun sampai
ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak
dapat memenuhi fungsinya. Pernyataan ini dilanjutkan dengan
pengertian dimana pencemaran udara yaitu masuknya atau
tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfer yang
dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan, gangguan pada
kesehatan manusia serta secara umum menurunkan kualitas
lingkungan.
2
Gambar 1. Ilustrasi asap pabrik penyebab polusi udara
3
arsip artikelnya, telah merangkum beberapa penyebab utama
pencemaran udara tertinggi yaitu:
1. Pertumbuhan sektor industri
Pencemaran udara pada sektor industri terjadi melalui
penggunaan bahan bakar fosil. Hal ini terutama pada proses
urbanisasi dan industrialisasi di negara berkembang.
Dimana meningkatnya pencemaran udara dapat tumbuh
cepat tanpa diiringi pengendalian pencemaran yang
memadai.
2. Emisi kendaraan bermotor
Polusi kendaraan bermotor pada umumnya disebabkan
terjadinya proses pembakaran yang tidak sempurna di
dalam mesin, artinya tidak semua bahan bakar yang masuk
ke dalam mesin terbakar habis atau masih ada bahan bakar
yang tidak terbakar. Hasil pembakaran yang tidak
sempurna ini keluar bersama gas buang melalui knalpot ke
udara bebas. Adapun senyawa bahaya itu di antaranya
karbondioksida, karbonmonoksida, nitrogen oksida, sulfur
dioksida, dan partikel mikro timbal.. Gas tersebut tidak baik
untuk pernafasan karena beraacun dan berbahaya bagi
manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan (Puspitawati,
2014).
3. Asap pembakaran hutan
Berbagai penelitian telah menemukan bahwa kebakaran
hutan dan lahan menghasilkan polusi yang khususnya
sangat merusak kesehatan. Kebakaran di lahan gambut
menciptakan proporsi partikel halus (PM2,5) yang lebih
tinggi dibandingkan kebakaran hutan lainnya. Partikel-
partikel ini, 30 kali lebih kecil dari rambut manusia, lebih
4
mudah diserap dan merusak kesehatan manusia
(Greenpeace Southeast Asia, 2020). Dari berbagai laporan,
asap pekat yang dihasilkan dari pembakaran hutan dapat
menyebabkan beberapa penyakit saluran pernafasan seperti
asma, bronkitis, hingga pneumonia.
5
Polusi udara merupakan masalah global yang mendesak
dan menimbulkan ancaman signifikan terhadap kesehatan
manusia, ekosistem, dan lingkungan secara keseluruhan. Hal
ini timbul dari berbagai sumber, baik alam maupun
antropogenik, yang melepaskan polutan berbahaya ke
atmosfer.
Menurut Dr. Budiman Chandra dalam buku Pengantar
Kesehatan Lingkungan, terdapat beberapa dampak atau efek
yang terasa di berbagai bidang kehidupan. Dampak tersebut di
antaranya:
1. Efek terhadap ekosistem
Salah satu zat yang dilepaskan akibat dari pembakaran bahan
bakar fosil adalah oksida sulfat. Ketika zat tersebut bereaksi
dengan air hujan, maka akan membentuk asam sulfat yang
membuat hujan asam. Apabila keadaan ini berlangsung
cukup lama, maka ekosistem pH perairan akan menjadi asam
dan menyebabkan produktivitas ikan menurun.
2. Efek terhadap kesehatan
Dampak pada kesehatan manusia dapat terasa secara cepat
atau lambat. Beberapa penyakit atau infeksi saluran
pernafasan muncul karena kekurangan zat oksigen dalam
tubuh. Adapun penyakit yang bisa terjadi akibat pencemaran
udara di antaranya bronkitis kronis, kanker paru-paru,
silikosis, asma, dan eksema.
3. Efek terhadap tumbuhan dan hewan
Tumbuh-tumbuhan sangat sensitif dengan gas sulfur
dioksida, florin, ozon hidrokarbon, dan karbondioksida.
Ketika pencemaran terjadi, konsentrasi zat tersebut
meningkat dan menyebabkan tumbuhan layu. Hal tersebut
6
dapat menurunkan sumber makanan hewan-hewan
herbivora.
4. Efek terhadap cuaca dan iklim
Gas karbon dioksida memiliki kecenderungan untuk
menahan panas tetap berada di lapisan bawah atmosfer
sehingga terjadi efek rumah kaca. Hal tersebut membuat suhu
udara menjadi panas dan gerah.
5. Efek terhadap sosial ekonomi
Pencemaran udara dapat meningkatkan biaya perawatan dan
pemeliharan bangunan. Hal ini mendorong pengeluaran
ekstra untuk mengendalikan pencemaran yang terjadi.
7
a. Inventarisasi kualitas udara daerah dengan
mempertimbangkan berbagai kriteria yang ada dalam
pengendalian pencemaran udara;
b. Penetapan baku mutu udara ambien dan baku mutu emisi
yang digunakan sebagai tolok ukur pengendalian
pencemaran udara;
c. Penetapan mutu kualitas udara di suatu daerah termasuk
perencanaan pengalokasian kegiatan yang berdampak
mencemari udara;
d. Pemantauan kualitas udara baik ambien dan emisi yang
diikuti dengan evaluasi dan analisis;
e. Pengawasan terhadap penaatan peraturan pengendalian
pencemaran udara;
f. Peran masyarakat dalam kepedulian terhadap
pengendalian pencemaran udara;
g. Kebijaksan bahan bakar yang diikuti dengan serangkaian
kegiatan terpadu dengan mengacu kepada bahan bakar
bersih dan ramah lingkungan;
h. Penetapan kebijaksan dasar baik teknis maupun non teknis
dalam pengendallian pencemaran udara secara nasional.
Sebagaimana kita ketahui kini pencemaran udara telah
semakin tinggi konsentrasinya. Perlu keseriusan dari berbagai
pihak dalam menerapkan berbagai metode yang telah
direkomendasikan untuk memperbaiki kualitas udara dan
lingkungan. Kesadaran diri akan perlindungan terhadap
lingkungan juga sangat diperlukan demi terciptanya bumi yang
bersih dan sehat.
DAFTAR PUSTAKA
8
Candra, B. (2006). Pengantar Kesehatan Lingkungan. EGC.
Jakarta
Puspitawati, I.W. (2014). Polusi Udara Dan Uji Emisi Gas Buang
Kendaraan Bermotor Sebagai Prasyarat Pemberian
Perpanjgn STNK. Artikel BAPPEDA DIY.
BIODATA PENULIS
Syarifah Wahyuni Al Syarief,
S.Si., M.T. lahir di Banda Aceh,
pada 13 November 1975.
Menyelesaikan pendidikan S1
di Fakultas MIPA Universitas
Syiah Kuala Banda Aceh dan S2
di Fakultas Teknik Universitas
Syiah Kuala Banda Aceh.
Sampai saat ini penulis sebagai
Dosen di Jurusan Teknologi
Laboratorium Medis Poltekkes
Kemenkes Aceh.