Anda di halaman 1dari 28

ANALISIS KUALITAS

UDARA

NITA YUNITA SARI

SYIFA FADILATUL UMAH

RIKA NOVA ANDRIYANI

NURUL FIQROH

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS SAINS FARMASI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MATHLA’UL ANWAR BANTEN 2021
Kata Pengantar

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat,
rahmat, taufik dan hidayah-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
Pencemaran Udara ini dengan baik. Sesuai dengan materi pembelajaran mahasiswa. Mahasiswa
dituntut untuk mengetahuidan memahami segala sesuatu yang berhubungan dengan Pencemaran
Lingkungan salah satunyamengenai Pencemaran Udara. Maka dari itu, kami membuat makalah
ini agar mahasiswa lebih mengetahui tentang Pencemaran Udara. Kami sebagai manusia
menyadari bahwa masih ada kelemahan dan kekurangan dalam penyusunan tugas makalah ini
dan untuk menyempurnakannya kami sangat mengharapkankritik dan saran dari teman-teman
maupun dosen pengampu mata kuliah Analisi Kualitas Lingkungan.
PENDAHULUAH
LATAR BELAKANG

Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di bidangkesehatan.


Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perludipelihara dan
ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat memberikan daya dukungan bagimahluk hidup untuk
hidup secara optimal. Namun, saat ini kualitas udara sangat memprihatinkan akibat pencemaran
udara.

Pencemaran udara ini semakin menampakkan kondisi yang sangat memprihatinkan.


Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antaralain industri, transportasi,
perkantoran, dan perumahan. Berbagai kegiatan tersebutmerupakan kontribusi terbesar dari
pencemar udara yang dibuang ke udara bebas.Sumber pencemaran udara juga dapat disebabkan
oleh berbagai kegiatan alam, sepertikebakaran hutan, gunung meletus, gas alam beracun, dll.
Dampak dari pencemaran udaratersebut adalah menyebabkan penurunan kualitas udara, yang
berdampak negatif terhadapkesehatan manusia.

Pencemaran udara merupakan masalah yang memerlukan perhatian khusus,khususnya


untuk daerah-daerah kota besar. Pencemaran udara yang ada dapat berasal dariasap kendaraan
bermotor, asap pabrik ataupun partikel-partikel yang lain. Saat ini mulai dilakukan upaya
pemantauan pencemaran udara. Dari hasil pemantauan tersebutdiketahui ada beberapa parameter
yang cukup memprihatinkan, diantaranya: debu (partikulat), Sulfur Dioksida (SO2), Oksida
nitrogen (NOx), Carbon dioksida (CO) danhidrokarbon (HC). Pencemar lainnya adalah timbal
(Pb) yang dikandung dalam bensin (Premium). Keberadaan timbal (Pb) di udara dapat
membahayakan bagi kesehatan manusia.

Pencemaran udara akan terus berlangsung sejalan dengan laju pertumbuhan ekonomi.
Dengan semakin berkembangnya kehidupan ekonomi, masyarakat akan semakin banyak
menggunakan bahan-bahan berteknologi tinggi yang dapat menimbulkan pencemaran udara
seperti motor dan mobil. Hal ini memberikan kontribusi besar dalam menurunkan kualitas udara
yang dapat mengganggu kenyamanan, kesehatan dan bahkan keseimbangan iklim global.

Kualitas udara sangat dipengaruhi oleh besar dan jenis sumber pencemar yang adaseperti
dari kegiatan industri, kegiatan transportasi dan lain-lain. Masing-masing sumber pencemar yang
berbeda-beda baik jumlah, jenis, dan pengaruhnya bagi kehidupan.Pencemar udara yang terjadi
sangat ditentukan oleh kualitas bahan bakar yang digunakan,teknologi serta pengawasan yang
dilakukan.
BAB I
PENCEMARAN UDARA

PENGERTIAN PENCEMARAN UDARA

Pencemaran udara atau sering kita dengar dengan istilah polusi udara menurutAkhmad
(2000) diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udarayang
menyebabkan perubahan susunan atau komposisi udara dari keadaan normalnya.Pencemaran
udara disebabkan oleh berbagai macam zat kimia, baik berdampak langsungmaupun tidak
langsung yang semakin lama akan semakin mengganggu kehidupanmanusia, hewan dan
tumbuhan.

Pencemaran dapat terjadi dimana-mana. Bila pencemaran tersebut terjadi di dalamrumah,


di ruang-ruang sekolah ataupun di ruang-ruang perkantoran maka disebut sebagai pencemaran
dalam ruang (indoor pollution). Sedangkan bila pencemarannya terjadi dilingkungan rumah,
perkotaan, bahkan regional maka disebut sebagai pencemaran di luarruang (outdoor pollution).

Umumnya, polutan yang mencemari udara berupa gas dan asap. Gas dan asaptersebut
berasal dari hasil proses pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna, yang dihasilkan oleh
mesin-mesin pabrik, pembangkit listrik dan kendaraan bermotor. Selainitu, gas dan asap tersebut
merupakan hasil oksidasi dari berbagai unsur penyusun bahan bakar, yaitu: CO2
(karbondioksida), CO (karbonmonoksida), SOx (belerang oksida) dan NOx (nitrogenoksida).

KLASIFIKASI BAHAN PENCEMARAN UDARA

Bahan pencemar udara atau polutan dapat dibagi menjadi dua bagian:

1. Polutan Primer
Polutan primer adalah polutan yang dikeluarkan langsung dari sumber
tertentu.Polutan primer berupa polutan gas dan partikel.Polutan gas terdiri
dari:senyawakarbon, senyawa sulfur, senyawa nitrogen , senyawa halogen.
Partikel yang di atmoser mempunyai karakteristik yang spesifik, dapat berupazat
padat maupun suspensi aerosol caor di atmosfer. Bahan partikel tersebut berasaldari
proses kondensasi, proses disperse, maupun proses erosi bahan tertentu. Asapsering kali
dipakai untuk menunjukkan campuran bahan partikulat, uap, gas, dankabut.
2. Polutan Sekunder
Polutan sekunder biasanya terjadi karena reaksi dari dua atau lebih bahan kimia
diudara, Misalnya reaksi foto kimia. Sebagai contoh adalah disosiasi NO2 dan Oradikal.
Sifat fisik dari polutan sekunder terbagi atas dua yaitu sifat fisik dan kimia yang tidak
stabil. Termasuk dalam polutan sekunder ini adalah Ozon ,Peroxy Acyl Nitrat (PAN),
dan Formaldehid.

FAKTOR PENYEBAB PENCEMARAN UDARA

Pencemaran udara disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

1. Faktor alam (internal), yang bersumber dari aktivitas alam, seperti:


 abu yang dikeluarkan akibat letusan gunung berapi
 gas-gas vulkanik
 debu yang beterbangan di udara akibat tiupan angin
 bau yang tidak enak akibat proses pembusukan sampah organik
2. Faktor manusia (eksternal), yang bersumber dari hasil aktivitas manusia, seperti:
 hasil pembakaran bahan-bahan fosil dari kendaraan bermotor
 bahan-bahan buangan dari kegiatan pabrik industri yang memakai zat kimiaorganik dan
anorganik
 pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara- pembakaran sampah rumah
tangga
 pembakaran hutan

Kualitas udara sangat dipengaruhi oleh besar dan jenis sumber pencemar yang adaseperti
dari kegiatan industri, kegiatan transportasi dan lain-lain. Masing-masing sumber pencemar yang
berbeda-beda baik jumlah, jenis, dan pengaruhnya bagi kehidupan.Pencemar udara yang terjadi
sangat ditentukan oleh kualitas bahan bakar yang digunakan,teknologi serta pengawasan yang
dilakukan.

Sumber pencemaran umumnya dari kegiatan industri pengolahan, transportasi danrumah


tangga. Menurut Setyowidagdo (2000) dari beberapa penelitian yang telahdilakukan ternyata
70% dari total emisi yang dibuang ke udara berasal dari gas buangkendaraan bermotor.
Pencemaran udara yang melampaui batas kewajaran akanmenimbulkan dampak terhadap
makhluk hidup yang hidup di atas bumi ini.

Oleh sebab itu, maka perlu kita fahami dampak apa saja yang dapat ditimbulkan oleh
pencemaran udara khususnya terhadap tumbuhan. Seiring dengan laju pertambahan kendaraan
bermotor, maka konsumsi bahan bakar juga mengalami peningakatan dan berujung pada
bertambahnya jumlah polutan yang dilepaskan ke udara. Di Indonesia kurang lebih 70 %
pencemaran udara disebabkan oleh emisi kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor
mengeluarkan zat-zat berbahaya yang memiliki dampak negatif baik terhadap kesehatan manusia
maupun terhadap lingkungannya.

Dalam beberapa tahun terakhir pencemaran udara terutama di kota-kota besar diIndonesia
merupakan masalah yang serius, beberapa sumber pencemar udara utamaIndonesia antara lain
emisi gas buang kendaraan bermotor, emisi dari pabrikpabrik,rumah tangga dan kebakaran
hutan, data penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 80% pencemaran udara yang terjadi di
kotakota besar di Indonesia di sebabkan oleh kendaraan bermotor.

Kendaraan bermotor merupakan sumber pencemaran udara yaitu dengan dihasilkannya


gas CO, HC, NOx yang merupakan bahan logam timah yang ditambahkan kedalam bensin
berkualitas rendah untuk meningkatkan nilai oktan guna mencegah terjadinya letupan pada
bensin. Peningkatan polusi udara yang signifikan dari tahunketahun disebabkan oleh naiknya
angka pertumbuhan pemakaian kendaraan. kondisi inidiperparah dengan angka pertumbuhan
jalan yang tidak sebanding dengan pertumbuhan kendaraan bermotor yang hanya 2% pertahun,
semakin memperburuk kondisi udara diberbagai kota. Sektor transportasi telah dikenal sebagai
salah satu sektor yang sangat berperan dalam pembangunan ekonomi yang menyeluruh.
Penggunaan bahan bakarminyak secara intensif dalam sektor ini menjadi penyebab utama
timbulnya dampak terhadap lingkungan udara terutama didaerah perkotaan.

Pembangunan lebih banyak dicerminkan oleh adanya perkembangan fisik berupa


bangunan sarana dan prasarana, misalnya pertokoan, pemukiman, tempat rekreasi danindustri
otomotif. Dengan meningkatkan pembangunan tersebut mengakibatkan berkurangnya lahan yang
seharusnya untuk penghisapan. Hal tersebut dapatmenyebabkan menurunnya kualitas lingkungan
sehingga udara menjadi tercemar dankotor.

ZAT-ZAT PENCEMARAN UDARA

Ada beberapa polutan yang dapat menyebabkan pencemaran udara, antara lain:Karbon
monoksida, Nitrogen dioksida, Sulfur dioksida, Partikulat, Hidrokarbon, CFC,Timbal dan
Karbondioksida.

1. Karbon monoksida (CO)

Gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan bersifat racun. Dihasilkan dari pembakaran tidak
sempurna bahan bakar fosil, misalnya gas buangan kendaraan bermotor.

2. Nitrogen dioksida (NO2)

Gas yang paling beracun. Dihasilkan dari pembakaran batu bara di pabrik, pembangkit energi
listrik dan knalpot kendaraan bermotor.

3. Sulfur dioksida (SO2)

Gas yang berbau tajam, tidak berwarna dan tidak bersifat korosi. Dihasilkan dari pembakaran
bahan bakar yang mengandung sulfur terutama batubara. Batubara ini biasanya digunakan
sebagai bahan bakar pabrik dan pembangkit tenaga listrik.

4. Partikulat (asap atau jelaga)


Polutan udara yang paling jelas terlihat dan paling berbahaya. Dihasilkan daricerobong pabrik
berupa asap hitam tebal.Macam-macam partikel, yaitu :

a. Aerosol : partikel yang terhambur dan melayang di udara


b. Fog (kabut) : aerosol yang berupa butiran-butiran air dan berada di udara
c. Smoke (asap) : aerosol yang berupa campuran antara butir padat dan cair danmelayang
berhamburan di udara
5. Hidrokarbon (HC)
Uap bensin yang tidak terbakar. Dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yangtidak
sempurna.
6. Chloro fluoro carbon (CFC)
Gas yang dapat menyebabkan menipisnya lapisan ozon yang ada di atmosfer
bumi.Dihasilkan dari berbagai alat rumah tangga seperti kulkas, AC, alat
pemadamkebakaran, pelarut, pestisida, alat penyemprot (aerosol) pada parfum dan hair spray.
7. Timbal (Pb)

Logam berat yang digunakan manusia untuk meningkatkan pembakaran pada kendaraan
bermotor. Hasil pembakaran tersebut menghasilkan timbal oksida yang berbentuk debu atau
partikulat yang dapat terhirup oleh manusia.

8. karbon dioksida (CO2)

Gas yang dihasilkan dari pembakaran sempurna bahan bakar kendaraan bermotor dan pabrik
serta gas hasil kebakaran hutan.

PERMASALAHAN LINGKUNGAN DAN DAMPAKNYA

Salah satu permasalahan lingkungan dapat terjadi karena polusi udara yangdihasilkan
oleh industri. Meskipun saat ini telah banyak aturan yang diadakan perkenaandengan asap yang
dihasilkan oleh industri, namun hal ini tidak terjadi begitu saja.Manusia umumnya akan
mengantisipasi, bila telah merasakan akibat dari perbuatannya.Ada beberapa peristiwa yang
terjadi diakibatkan polusi udara yang sangat mematikan, bahkan menyebabkan kematian ribuan
orang, yaitu great smoke of London (1952)dan Donora Smog (1948).

1. Great Smoke of London

Revolusi industri yang terjadi di Inggris telah membawa perubahan pada gaya hidup
masyarakatnya, baik dalam skala rumah tangga maupun industri. Penggunaan bahan bakar
berbasiskan batu bara menjadi sumber utama masyarakat di London padasekitar tahun 1500-an.
Semenjak penggunaan batu bara sebagai sumber bahan bakar, telah terjadi beberapa kali
peristiwa kabut asap yang disebabkan oleh pembakaran batu bara. Pada Desember 1952 yang
merupakan musim dingin, meningkatkan pembakaran di skala rumah tangga (untuk penghangat)
dan industri. Ribuan rumah tangga menghasilkan asap yang berasal dari batu bara. Namun
bukannya sebagai penghangat,lebih banyak asap yang dihasilkan dari pembakaran ini. Tidak
pernah ada peristiwayang lebih berbahaya dan mematikan dari pada peristiwa di tahun 1952
ini.Pada peristiwa ini ribuan ton jelaga hitam, tar, dan SO2 telah terakumulasi diudara akibat
pembakaran batu bara. Konsentrasi bahan-bahan tersebut mencapai 3000-14.000 gr/m3 di udara,
sekitar 50 kali diatas ambang batas normal pada saat itu. Sebuah kabut cahaya telah berdiam di
kota itu sejak tanggal 5 Desember, asap dan uap dari pembakaran tetap bergerak dan membentuk
asap padat. Salah satu faktor yangmenyebabkan peristiwa ini juga adalah cuaca yang sangat
dingin saat musim salju saatitu. Terjadi inversi temperatur, sehingga asap yang dihasilkan dari
pembakaran akanterjebak dan terakumulasi. Peristiwa mematikan yang terjadi disebabkan
penyakit pneumonia, bronchitis, tubercolosis, kerusakan jantung, asma dan kematian
karenakeracunan yang berasal dari asap tersebut. Ketika asap menyebar ke seluruh London,4000
orang meninggal, beberapa berita menyatakan total korban jiwa dari peristiwa inimencapai
12.000 jiwa.

2. Donora Smog

Asap yang menyebabkan peristiwa ini pertama kali terlihat pada tanggal 27Oktober 1948
di Donora, Pennysylvania. Akibat dari peristiwa ini banyak kematiandan penyakit yang
disebabkan oleh asma dan penyakit pernafasan lainnya, 20 orangmeninggal dan sepertiga dari
penduduk kota sakit. Dampak dari peristiwa ini jugamasih terlihat sepuluh tahun kemudian,
dimana tingkat kematian di kota tersebutmeningkat dengan pesat.Donora Zinc Works yang
merupakanindustri besi di Amerika membuat emisiyang menghasilkan HF dan SO.

Peristiwa ini disebabkan emisi tersebut terjebakkarena terjadinya inversi temperatur,


dimana asap manjadi bertemperatur lebih tinggi,udara terjebak di dalam bongkahan tersebut,
serta tercampurnya polutan kedalam asap.Peristiwa ini berhasil diatasi dengan waktu yang cukup
cepat, denganmenghentikan untuk sementara kegiatan di industri tsb. Dengan hal ini, jumlah
korbanyang lebih buruk dapat dicegah hingga tanggal 31 Oktober 1948. Donorasmog merupakan
salah satu peristiwa paling mematikan disebabkan oleh polusi udara.Dari peristiwa Great Smoke
of London, pemerintah setempat langsung mengambil tindakan untuk membersihkan udara
nasional. Peristiwa yang mematikan tersebut terjadi karena kelalaian masyarakat akan
berbahayanya pembakaran bahan bakar, pulusi udara terhadap kesehatan. Pada tahun 1968 Clean
Air Act memberikanstandar polusi udara yang dapat dibuang ke udara bebas, serta menyarankan
rumahtangga untuk menggunakan bahan bakar pemanas yang lebih ramah lingkungan sepertigas,
minyak, dan listrik.

Peristiwa Donora Smog yang juga mengakibatkan kematian yang fatal, telahmendapat
perhatian serius dari pemerintah AS saat itu. Industri besi yang merupakansumber pencemaran
telah dihukum, dan dikenakan denda, juga pelaku sebanyak 80orang yang terlibat. Semenjak
peristiwa itu juga aksi dan tindakan untuk menjagalingkungan khususnya polusi udara terus
digalakkan.Dari kedua peristiwa di atas, dapat dilihat bahwa peningkatan polusi udara dan zat
beracun dalam asap tsb terjadi di kota-kota besar di dunia. Meskipun peristiwamematikan seperti
itu tidak terjadi lagi hari-hari ini, namun permasalahan lingkungan karena polusi udara di kota-
kota besar tetap terjadi.Untuk mencegah dan mengurangi dampak dari polusi udara yang terjadi
dan semakin pesat di berbagai belahan dunia, maka pada tahun 1974 UNEP(The United Nations
of Environment Programme) dan WHO (World Health Organizations) menginisiasi program
sistem pengawasan terhadap keadaan lingkunganglobal. Organisasi ini telah memantau keadaan
udara di lebih dari 50 kota di 35 negara berkembang. Fokus pertama adalah memantau kadar
SO2 yang terakumulasi dengan high-volume sample matter serta Pb dalam polutan. Hasil dari
pendataan inisangat bermanfaat untuk menganalisa permasalahan udara secara global. Pantauan
dilanjutkan dengan mendata kandungan NO2, CO dan O3 di udara.

Selain itu pada konferensi Lingkungan Internasional yang diadakan pada tahun1992 di
Rio de Janeiro, permasalahan polusi udara di perkotaan juga mendapat sorotan yang penting.
Meskipun polusi udara hanya merupakan salah satu permasalahan yang terjadi selain
kontaminasi perairan, hal ini merupakan salah satu kontroversi politikyang menjadi fokus di
kota-kota besar. Pemantauan terhadap kandungan polutan udarayang ada di beberapa kota besar
terus dilakukan. Umumnya polutan yang tinggi terjadidi negara-negara berkembang, yang
polutan nya berasal dari industri ataupun pembakaran melalui kendaraan bermotor.

Hingga saat ini, usaha pengurangan polutan di kota-kota besar dilakukan secara parsial
oleh kebijakan masing-masing kota. Peraturan mengenai udara buang yang boleh dihasilkan
industri, filtrasi asap yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor, hingga pengurangan penggunaan
kendaraan bermotor terus dilakukan. Selain itu penanaman pohon yang dapat mengurangi
polutan di perkotaan merupakan salah satu kebijakan di berbagai kota. Sistem pengawasan lokal
di masing-masing kota juga dilakukan dengan pemasangan alat pemantauan komposisi udara di
perkotaan.

1. Dampak Pencemaran Udara Bagi Alam

Pencemaran udara dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan alam, antaralain:hujan


asam, penipisan lapisan ozon dan pemanasan global.

1. Hujan Asam
Hujan asam adalah hujan yang memiliki kandungan pH (derajat keasaman) kurang
dari 5,6.SO2 dan NOx (NO2 dan NO3) yang dihasilkan dari proses pembakaran
bahan bakar fosil (kendaraan bermotor) dan pembakaran batubara (pabrik dan
pembangkit energi listrik) akan menguap ke udara. Sebagian lainnya
bercampurdengan O2 yang dihirup oleh makhluk hidup dan sisanya akan
langsungmengendap di tanah sehingga mencemari air dan mineral tanah. SO2 dan
NOx(NO2 dan NO3) yang menguap ke udara akan bercampur dengan embun.
Dengan bantuan cahaya matahari, senyawa tersebut akan diubah menjadi tetesan-
tetesanasam yang kemudian turun ke bumi sebagai hujan asam. Namun, bila H2SO2
dan HNO2 dalam bentuk butiran-butiran padat dan halus turun ke permukaan bumi
akibat adanya gaya gravitasi bumi, maka peristiwa ini disebut dengan deposisi asam.

2. Penipisan Lapisan Ozon

Ozon (O3) adalah senyawa kimia yang memiliki 3 ikatan yang tidak stabil.Di atmosfer,
ozon terbentuk secara alami dan terletak di lapisan stratosfer pada ketinggian 15-60 km di
atas permukaan bumi. Fungsi dari lapisan ini adalah untuk melindungi bumi dari radiasi
sinar ultra violet yang dipancarkan sinar matahari dan berbahaya bagi kehidupan. Namun,
zat kimia buatan manusia yang disebut sebagai ODS (Ozone Depleting Substances) atau
BPO ( Bahan Perusak Ozon) ternyata mampu merusaklapisan ozon sehingga akhirnya
lapisan ozon menipis. Hal ini dapat terjadi karena zat kimia buatan tersebut dapat
membebaskan atom klorida (Cl) yang akan mempercepat lepasnya ikatan O3 menjadi O2.
Lapisan ozon yang berkurang disebut sebagai lubang ozon (ozone hole).

Diyakini bahwa penyebab menipisnya lapisan ozon ini adalah gas CFC baik CFC-
11(CFCl2) dan CFC-12 (CF2Cl2 ). Gas ini banyak dipergunakan dalam industri untuk
pendingin yang lebih dikenal dengan istilah Freon (Graedel andCrutzen, 1990)

3. Pemanasan Global
Pemanasan global adalah kenaikan suhu rata-rata di seluruh dunia dan menimbulkan
dampak berupa berubahnya pola iklim.Permukaan bumi akan menyerap sebagian radiasi
matahari yang masuk ke bumi dan memantulkan sisanya. Namun, karena meningkatnya
CO2 di lapisanatmosfer maka pantulan radiasi matahari dari bumi ke atmosfer tersebut
terhalangdan akan kembali dipantulkan ke bumi. Akibatnya, suhu di seluruh permukaan
bumi menjadi semakin panas (pemanasan global). Peristiwa ini sama dengan yangterjadi
di rumah kaca. Rumah kaca membuat suhu di dalam ruangan rumah kacamenjadi lebih
panas bila dibandingkan di luar ruangan. Hal ini dapat terjadi karena radiasi matahari
yang masuk ke dalam rumah kaca tidak dapat keluar.

2. Dampak Pencemaran Udara Bagi Manusia


Selain mempengaruhi keadaan lingkungan alam, pencemaran udara juga membawa dampak
negatif bagi kehidupan makhluk hidup (organisme), baik hewan,tumbuhan dan manusia.
Dampak pencemaran udara bagi manusia, antara lain:
1. Karbon monoksida (CO)Mampu mengikat Hb (hemoglobin) sehingga pasokan O2 ke
jaringantubuh terhambat. Hal tersebut menimbulkan gangguan kesehatan berupa;
rasasakit pada dada, nafas pendek, sakit kepala, mual, menurunnya pendengaran dan
penglihatan menjadi kabur. Selain itu, fungsi dan koordinasi motorik menjadilemah.
Bila keracunan berat (70 – 80 % Hb dalam darah telah mengikat CO),dapat
menyebabkan pingsan dan diikuti dengan kematian.
2. Nitrogen dioksida (SO2)
Dapat menyebabkan timbulnya serangan asma.
3. Hidrokarbon (HC)
Menyebabkan kerusakan otak, otot dan jantung
4. Chlorofluorocarbon (CFC)
Menyebabkan melanoma (kanker kulit) khususnya bagi orang-orang berkulit terang,
katarak dan melemahnya sistem daya tahan tubuh
5. Timbal (Pb)
Menyebabkan gangguan pada tahap awal pertumbuhan fisik dan mental serta
mempengaruhi kecerdasan otak.
6. Ozon (O3)
Menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan terasa terbakar dan memperkecil paru-
paru.
7. NO x
Menyebabkan iritasi pada paru-paru, mata dan hidung.

3. Dampak Pencemaran Bagi Hewan

1. Penipisan lapisan ozon

Menimbulkan kanker mata pada sapi, terganggunya atau bahkan putusnya rantai
makanan pada tingkat konsumen di ekosistem perairan karena penurunan jumlah
fitoplankton.

2. Hujan asam
Menyebabkan pH air turun di bawah normal sehingga ekosistem air terganggu.

3. Pemanasan global
Penurunan hasil panen perikanan. Selain membawa dampak negatif pada kehidupan
hewan, pencemaran udara juga mampu merusakkan bangunan dancandi-candi. Iklim
dunia yang berubah polanya mengakibatkan timbulnya kemarau panjang, bencana alam
dan naiknya permukaan laut. Kemarau panjang memicu terjadinya kebakaran hutan dan
menurunnya produksi panen, bencana alam (banjir, gempa, tsunami) banyak terjadi dan
permukaan laut yang meninggiakan mengakibatkan tenggelamnya pulau-pulau kecil dan
daerah-daerah pesisir pantai.
4. Dampak Pencemaran Udara Bagi Tumbuhan
Dampak pencemaran udara terhadap kehidupan tumbuhan, antara lain:
1. Hujan Asam
- Merusak kehidupan ekosistem perairan, menghancurkan jaringan tumbuhan (karena
memindahkan zat hara di daun dan menghalangi pengambilan Nitrogen)dan
mengganggu pertumbuhan tanaman.
- Melarutkan kalsium, potasium dan nutrient lain yang berada dalam tanah sehingga
tanah akan berkurang kesuburannya dan akibatnya pohon akan mati.
2. Penipisan Lapisan Ozon
Merusak tanaman, mengurangi hasil panen (produksi bahan makanan, seperti beras,
jagung dan kedelai), penurunan jumlah fitoplankton yang merupakan produsen bagi
rantai makanan di laut.
3. Pemanasan Global
Penurunan hasil panen pertanian dan perubahan keanekaragaman hayati.Keanekaragaman
hayati dapat berubah karena kemampuan setiap jenis tumbuhanuntuk bertahan hidup
berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya.
4. Gas CFCMengakibatkan tumbuhan menjadi kerdil, ganggang di laut punah, terjadi
mutasi genetic (perubahan sifat organisme).

UPAYA PENANGGULANGAN PENCEMARAN UDARA

Upaya penanggulangan dilakukan dengan tindakan pencegahan (preventif) yang dilakukan


sebelum terjadinya pencemaran dan tindakan kuratif yang dilakukan sesudah terjadinya
pencemaran.
1. Usaha Preventif (sebelum pencemaran)

- mengembangkan energi alternatif dan teknologi yang ramah lingkungan


- mensosialisasikan pelajaran lingkungan hidup (PLH) di sekolah dan masyarakat
- mewajibkan dilakukannya AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) bagi
industry atau usaha yang menghasilkan limbah
- tidak membakar sampah di pekarangan rumah
- tidak menggunakan kulkas yang memakai CFC (freon) dan membatasi
penggunaanAC dalam kehidupan sehari-hari
- tidak merokok di dalam ruangan
- menanam tanaman hias di pekarangan atau di pot-pot
- ikut berpartisipasi dalam kegiatan penghijauan
- ikut memelihara dan tidak mengganggu taman kota dan pohon pelindung
- tidak melakukan penebangan hutan, pohon dan tumbuhan liar secara sembarangan
- mengurangi atau menghentikan penggunaan zat aerosol dalam penyemprotan ruang
- menghentikan penggunaan busa plastik yang mengandung CFC
- mendaur ulang freon dari mobil yang ber-AC
- mengurangi atau menghentikan semua penggunaan CFC dan CCl4
2. Usaha kuratif (sesudah pencemaran)
Bila telah terjadi dampak dari pencemaran udara, maka perlu dilakukan beberapausaha
untuk memperbaiki keadaan lingkungan, dengan cara:
- menggalang dana untuk mengobati dan merawat korban pencemaran lingkungan
kerja bakti rutin di tingkat RT/RW atau instansiinstansi untuk membersihkan
lingkungan dari polutan.
- melokalisasi tempat pembuangan sampah akhir (TPA) sebagai tempat/pabrik
daurulang.
- menggunakan penyaring pada cerobong-cerobong di kilang minyak atau pabrikyang
menghasilkan asap atau jelaga penyebab pencemaran udara
- mengidentifikasi dan menganalisa serta menemukan alat atau teknologi tepat
gunayang berwawasan lingkungan setelah adanya musibah/kejadian akibat
pencemaranudara, misalnya menemukan bahan bakar dengan kandungan timbal yang
rendah(BBG).

Untuk melindungi masyarakat terhadap bahaya polusi udara, maka perlu dilakukan
usaha-usaha sebagai berikut, antara lain :

- Setiap pabrik diwajibkan melakukan pengolahan terlebih dahulu terhadap asap


pabriknya sebelum di buang ke udara bebas. Pengolahan yang dapat dilakukan
adalah:
1. Untuk udara yang mengandung gas atau uap :

- Dengan cara mencuci, yaitu udara dialirkan ke dalam air atau cairan yangmudah
bereaksi dengan gas atau uap yang terdapat dalam udara kotor tersebut sehingga terikat.

- Dengan jalan membakar, yaitu udara yang kotor di lewatkan pada alat pembakar agar
terbakar semua.

2. Untuk udara yang mengandung debu atau alcohol

-. Udara kotor yang akan di buang di alirkan dalam satu kamar khusus, yang di sebut
kamar pengendap agar debu-debunya mengendap.

- Udara kotor di lewatkan pada alat khusus perangkap kelembapan sehingga partikel yang
ada di dalam nya tidak ikut bersama aliran udara.

- Udara kotor di lewatkan pada ruangan khusus secara melingkar-lingkar(cyclone)


sehingga partikel yang terdapat di dalamnya melekat di dinding

- Dengan presipitasi dinamis, alat yang bentuknya seperti baling-baling yang


menyebabkan partikel-partikel yang terdapat pada udara kotor terhempas dan terkumpul
di sekitar baling-baling.

- Partikel-partikel yang terdapat dalam udara kotor di saring dengan suatufilter khusus.
Partikel dalam udara kotor di endapkan secara elektrik karena adanya perbedaan
tegangan listrik diantara dua kutub listrik.
3. Untuk kendaraan bermotor, digunakan bahan bakar yang sedikitnyamencemari udara,
seperti bahan bakar gas atau bahan bakar sinar matahari. Bagi kendaraan bermotor yang
sisa pembakarannya lebih banyak, sebaiknyamenggunakan jalan-jalan di pinggir kota.

4. Melakukan penghijauan kota, karena tumbuh-tumbuhan dapat menghasilkan oksigen


pada siang hari di samping menyerap karbon dioksida dari udara.Oleh alam, hujan yang
turun menyebabkan kotoran di udara berkurang danangin akan menyebabkan kotoran di
udara tersebar luas, sehingga tidak terkonsentrasi pada daerah tertentu.Selain usaha
preventif dan kuratif, Pemerintah juga perlu mencanangkan program-program yang
bertujuan untuk mengendalikan pencemaran, khususnya pencemaran udara, yaitu;

- PROGRAM LANGIT BIRU yang dicanangkan sejak Agustus 1996. Bertujuan untuk
meningkatkan kembali kualitas udara yang telah tercemar, misalnya dengan melakukan
uji emisi kendaraan bermotor.

- Keharusan membuat cerobong asap bagi industri/ pabrik.

- Imbauan mengurangi bahan bakar fosil (minyak, batu bara) dan menggantinya dengan
energy alternatif lainnya.

- Membatasi beroperasinya mobil dan mesin pembakar yang sudah tua dan tidaklayak
pakai.

- Larangan menggunakan gas CFC

- Larangan beredarnya insektisida berbahaya seperti DDT (dikhloro difenil


trikhloroetana). Melarang penggunaan CFC pada produksi kosmetika.

- Menetapkan undang-undang dan hukum tentang pelaksanaan perlindungan lapisanozon


(secara nasional dan internasional)

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah

Secara terbatas yang disebut sampah hanya merupakan tumpukan bekas dan sisa tanaman
(daun-daun gugur, sisa sayuran, sisa pertanian) ataupun sisa dan kotoran hewan, serta benda-
benda lain yang setiap saat dibuang. Tetapi secara luas, segala benda yang akhirnya dibuang
disebut sampah dan dikumpulkan pada suatu tempat penampungan yang sering disebut TPA atau
Dump Station (Suriawiria, 2003).

Menurut Sastrawijaya, (1991), penanganan sampah adalah mencegah timbulnya


pencemaran. Penanganan sampah dapat dilakukan dengan berbagai cara. Cara pertama adalah
penimbunan (dumping) dengan maksud untuk menutupi rawa, jurang, lekukan tanah di tempat
terbuka dan di laut. Cara ini adalah cara yang paling sering dijumpai di TPA pada umumnya.
Cara ini merupakan cara yang murah tetapi menimbulkan bau, kotor, penyakit dan pencemaran.
Cara kedua adalah pengisian tanah kesehatan (sanitary landfill) dengan mengisi tanah berlegok
(berlekuk) dan kemudian menutupinya dengan tanah, pada cara ini diperlukan tanah yang luas.
Diharapkan sampah tidak akan mencemari lagi karena ditimbun dan ditutupi. Cara ketiga adalah
dengan pencacahan (grinding), limbah organik dimasukkan ke dalam alat penggiling sehingga
menjadi kecil-kecil, dialirkan ke selokan, hanyut ke tempat pengolahan lebih lanjut. Cara
keempat adalah pengkomposan (composting), yakni pengolahan limbah untuk memperoleh
kompos untuk menyuburkan tanah. Mikroorganisme membantu menguraikan limbah organik
menjadi anorganik pada suhu dan kelembaban udara yang sesuai dengan kehidupan
mikroorganisme itu (bakteri, jamur). Cara kelima adalah pembakaran (incenerator) dengan hasil
gas dan residu. Cara keenam ialah dengan pirolisis yakni mengolah limbah dengan proses
dekomposisi senyawa kimia pada suhu tinggi dengan pembakaran tidak sempurna atau suatu
proses peruraian kimia isomerisasi, deoksigenisasi, dan denitrogenisasi. Sesuai dengan SNI No.
03-3241-1997, pengertian TPA sampah adalah sarana fisik untuk berlangsungnya kegiatan
pembuangan akhir sampah berupa tempat yang digunakan untuk mengkarantina sampah kota
secara aman. Sedangkan Tata Cara Pemilihan Lokasi TPA yang memenuhi persyaratan sebagai
tempat pembuangan akhir sampah adalah : 1. Jarak dari perumahan terdekat 500 m 2. Jarak dari
badan air 100 m 3. Jarak dari airport 1500 m (pesawat baling-baling) dan 3000 m (pesawat jet) 4.
Muka air tanah > 3 m 5. Jenis tanah lempung dengan konduktivitas hidrolik < 10 -6 cm / det 6.
Merupakan tanah tidak produktif 7. Bebas banjir minimal periode 25 tahun.

Sistem Open Dumping

Sistem Open Dumping merupakan sistem yang hingga saat ini masih banyak digunakan
di Indonesia dalam pengolahan sampah. Sistem Open Dumping adalah sistem tertua yang
dikenal manusia. Dirjen PPM dan PLP Departemen Kesehatan RI (1989), mengemukakan
pengertian TPA adalah upaya untuk memusnahkan sampah pada tempat tertentu. Dalam
melakukan sistem ini sampah hanya dibuang/ditimbun di suatu tempat tanpa ada perlakuan
khusus, sehingga dapat menimbulkan gangguan terhadap lingkungan. Pembuangan sampah
secara terbuka dapat menjadi sarang/tempat perkembangan vektor penyakit (lalat, tikus dan
kecoa), menyebarkan bau, mencemari udara, mencemari tambak di sekitarnya serta dapat
menimbulkan bahaya kebakaran (Sastrawijaya, 1991).

Pembakaran Sampah

Menurut Sastrawijaya (2009), pembakaran sampah merupakan metode pengolahan


sampah secara kimiawi dengan proses oksidasi (pembakaran) dengan maksud stabilisasi dan
reduksi volume dan berat sampah. Setelah proses pembakaran akan dihasilkan abu dengan
volume serta beratnya jauh lebih kecil/rendah dibandingkan dengan sampah sebelumnya. Hasil
dari pembakaran sampah diantaranya: a. Asap, yaitu karbon (C) yang berdiameter kurang dari
0,1 mikron, akibat dari pembakaran hidrat yang kurang sempurna. Dari 1 ton sampah kira-kira
dihasilkan 9 kg artikel padat yang tak terbakar berupa asap cokelat. Suatu studi menyimpulkan,
asap dari pembakaran sampah mengandung benzopirena 350 kali lebih besar dari asap rokok.
Asap pembakaran sampah ini akan menghasilkan racun udara dioksin dan furan yang sama
banyaknya dengan racun udara yang dikeluarkan oleh incinerator. b. Partikulat, yaitu zat
padat/cair yang halus dan tersuspensi di udara. Partikulat debu tersebut akan berada di udara
dalam waktu yang relatif lama dalam keadaan melayang-layang di udara dan masuk kedalam
tubuh manusia melalui saluran pernapasan. c. Gas-gas pencemar udara, diantaranya adalah
dioksin, metana, karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), nitrogen dioksida (NO2).

Klasifikasi Bahan Pencemar Udara

Bahan pencemar udara atau polutan dapat dibagi menjadi dua bagian:

1. Polutan Primer Polutan primer adalah polutan yang dikeluarkan langsung dari sumber tertentu,
dan dapat berupa:

a. Gas, terdiri atas:


a) Senyawa karbon (hidrokarbon, hidrokarbon teroksigenasi, dan karbon
oksida (CO atau CO2)
b) Senyawa sulfur (sulfur oksida)
c) Senyawa nitrogen (nitrogen oksida dan amoniak)
d) Senyawa halogen (fluor, klorin, hidrogen klorida, hidrokarbon
terklorinasi,dan bromin)
b. Partikel, yang memiliki karakteristik spesifik, dapat berupa zat padat maupun suspensi
aerosol cair. Bahan partikel tersebut dapat berasal dari proses kondensasi, proses dispersi
(proses menyemprot) maupun proses erosi bahan tertentu.
c. Asap (smoke), seringkali dipakai untuk menunjukkan campuran bahan partikulat, uap,
gas, dan kabut. Adapun yang dimaksud dengan:
a) Asap yaitu partikel karbon yang sangat halus dan merupakan hasil dari
pembakaran yang tidak sempurna
b) Debu yaitu partikel padat yang dapat dihasilkan oleh manusia atau alam
dan merupakan hasil dari proses pemecahan suatu bahan
c) Uap yaitu partikel padat yang merupakan hasil dari proses sublimasi,
distilasi, atau reaksi kimia
d) Kabut yaitu aerosol yang berupa butiran-butiran air yang berada di udara
d. Aerosol adalah istilah umum yang menyatakan adanya partikel yang terhambur dan
melayang di udara

Berdasarkan ukuran, secara garis besar partikel terbagi menjadi:

a. Partikel debu kasar, jika diameternya >10 mikron

b. Partikel debu, uap, dan asap, jika diameternya antara 1-10 mikron

c. Aerosol, jika diameternya <1 mikron

2. Polutan Sekunder Polutan sekunder biasanya terjadi karena reaksi dari dua atau lebih
bahan kimia di udara, misalnya reaksi foto kimia. Sebagai contoh adalah disosiasi NO2
yang menghasilkan NO dan O radikal. Proses kecepatan dan arah reaksinya dipengaruhi
oleh beberapa faktor, antara lain:

a. Konsentrasi relatif dari bahan reaktan

b. Derajat fotoaktivasi

c. Kondisi iklim

d. Topografi lokal dan adanya embun


Sifat-sifat Pencemar Udara

1. Bersifat kualitatif, yaitu terdiri dari unsur-unsur yang secara alamiah telah terdapat
dalam alam tetapi jumlahnya bertambah sedemikian banyaknya sehingga menyebabkan
pencemaran lingkungan. Hal ini bisa terjadi akibat bencana alam, perbuatan manusia dan
lain-lain. Contoh polutan misalnya unsur karbon, nitrogen, fosfor dan lain-lain.

2. Bersifat kuantitatif, terdiri dari unsur-unsur yang terjadi akibat berlangsungnya


persenyawaan yang dibuat secara sintetis seperti: pestisida, detergen dan lain lain.
Umumnya polusi lingkungan ditujukan kepada faktor-faktor fisik seperti polusi suara,
radiasi, suhu, penerangan, dan faktor-faktor kimia melalui debu, uap, gas, larutan, awan,
kabut (Supardi, 2003).

3. Standar tentang batas-batas pencemar udara secara kuantitatif diatur dalam Baku mutu
udara ambien dan Baku mutu emisi. Baku mutu udara ambien mengatur batas kadar yang
diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar terdapat di udara namun tidak menimbulkan
gangguan terhadap makhluk hidup, tumbuh-tumbuhan atau benda. Di samping baku mutu
udara ambien, juga diatur batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar
untuk dikeluarkan dari sumber pencemaran ke udara sehingga tidak melampaui baku
mutu udara ambien. Standar ini disebut dengan baku mutu emisi.

Komponen Pencemar Udara yang Terdapat di TPA

Menurut Mulia (2005), pencemaran udara diawali oleh adanya emisi. Emisi merupakan
jumlah pollutant (pencemar) yang dikeluarkan ke udara dalam satuan waktu. Emisi dapat
disebabkan oleh proses alam maupun kegiatan manusia. Emisi yang disebabkan oleh
proses alam disebut biogenic emissions, sebagai contoh gas metan (CH4) yang terjadi
sebagai akibat dekomposisi bahan organik oleh bakteri pengurai. Emisi yang disebabkan
oleh kegiatan manusia disebut anthropogenic emissions. Contoh emisi udara yang
disebabkan oleh kegiatan manusia adalah hasil pembakaran bahan fosil (bensin, solar,
batubara), pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara dan sebagainya.
Beberapa jenis pencemar udara yang paling sering ditemukan di TPA antara lain sulfur
dioksida (SO2), nitrogen dioksida (NO2), metan (CH4), hidrogen sulfida (H2S), suhu,
dan kelembaban.
-Sulfur dioksida (SO2)

Sulfur dioksida merupakan ikatan yang tidak stabil dan sangat reaktif terhadap gas yang
lain. Ciri lainnya yaitu tidak berwarna, berbau tajam, sangat mengiritasi kulit, tidak
mudah terbakar dan tidak mudah meledak. Pengukuran konsentrasi asam sulfat (H2SO4)
bersama-sama dengan SO2 merupakan hal yang penting karena H2SO4 mempunyai sifat
iritasi yang lebih kuat. SO2 merupakan polutan yang berbahaya bagi kesehatan terutama
bagi penderita penyakit kronis sistem pernapasan dan kardiovaskuler. Penderita tersebut
sangat sensitif kontak dengan SO2, meskipun pada konsentrasi yang relatif rendah.
Sumber pencemaran SO2 di udara 66% berasal dari alam yaitu gunung berapi dalam
bentuk H2S dan oksida, sedangkan sisanya berasal dari pembakaran batu arang, minyak
bakar, kayu, kilang minyak, industri petrolium, industri asam sulfat, dan industri
peleburan baja. SO2 berasal dari oskidasi logam sulfida misalnya ZnS, PbS, dan CuS.
Dalam jumlah yang kecil SO2 hanya terdeteksi lewat bau, sedangkan dalam jumlah besar
berpengaruh terhadap kesehatan manusia karena menyebabkan iritasi pada mata,
tenggorokan, dan juga batuk. Perbandingan antara konsentrasi H2SO4 dan SO2
dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti:

1. Jumlah uap air di udara

2. Waktu pada saat kontaminan sulfur terdapat di udara

3. Jumlah partikel katalitik sulfur terdapat di udara

4. Jumlah sinar matahari

5. Jumlah pengendapan

Sumber emisi gas sulfur dioksida yang terbanyak berasal dari alam, diantaranya:

1. pembakaran yang tidak bergerak (contoh: insenerasi)

2. proses industri

3. limbah padat

4. pembakaran limbah pertanian


Sebagian SO2 yang berada di atmosfer akan diubah menjadi SO3 selanjutnya
menjadi H2SO4 oleh proses-proses fotolisis (penggunaan zat oleh cahaya) dan katalisis
(efek yang dihasilkan oleh sejumlah kecil zat pada saat berlangsungnya suatu reaksi
kimia).

Nitrogen dioksida (NO2) dan hidro karbon (HC) merupakan komponen yang
penting dalam oksidasi. Pada kondisi lembab, SO2 di atmosfer telah diabsorbsi oleh
droplet air alkalin dan bereaksi pada kecepatan tertentu untuk membentuk sulfat di dalam
droplet. Pengaruh katalitik nitrogen oksida (NOx) terhadap oksidasi SO2 telah digunakan
dalam industri asam sulfat (H2SO4).

Jumlah SO2 yang teroksidasi menjadi SO3 dipengaruhi oleh beberapa faktor,
seperti:

1. jumlah air yang tersedia

2. intensitas cahaya

3. waktu dan distribusi spektrum sinar matahari

4. jumlah bahan katalitik

Sebagian besar sulfur yang terdapat di atmosfer dalam bentuk SO2. Sumber
pencemaran SO2 yang berada di atmosfer berasal dari kegiatan manusia dan sumber-
sumber alam seperti vulkano. SO2 secara rutin diproduksi sebagian produk sampingan
dalam industri logam. Pada kegiatan manusia seperti membuang sampah berbahan sulfur
(contohnya seperti: aluminium, tembaga, seng, besi dan tembaga) akan melepaskan gas
SO2, sehingga di TPA banyak ditemukan gas SO2 akibat pembakaran benda mentah
berbahan sulfur.

Nitrogen dioksida (NO2)

Nitrogen oksida (NOx) adalah senyawa gas yang terdapat di udara bebas (atmosfer)
yang sebagian besar terdiri atas nitrit oksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta
berbagai jenis oksida dalam jumlah yang lebih sedikit. Kedua macam gas tersebut
mempunyai sifat yang sangat berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan.
Gas NO yang mencemari udara secara visual sulit diamati karena gas tersebut tidak
bewarna dan tidak berbau. Sedangkan gas NO2 bila mencemari udara mudah diamati dari
baunya yang sangat menyengat dan warnanya merah kecoklatan. Sifat racun (toksisitas)
gas NO2 empat kali lebih kuat dari pada toksisitas gas NO. Organ tubuh yang paling peka
terhadap pencemaran gas NO2 adalah paru-paru. Paru-paru yang terkontaminasi oleh gas
NO2 akan membengkak sehingga penderita sulit bernafas yang dapat mengakibatkan
kematiannya (Fardiaz, 1992).

Kadar NOx di udara daerah perkotaan yang berpenduduk padat akan lebih tinggi
dibandingkan di pedesaan karena berbagai macam kegiatan manusia akan menunjang
pembentukan NOx, misalnya transportasi, generator pembangkit listrik, pembuangan
sampah, dan lain-lain. Namun, pencemar utama NOx berasal dari gas buangan hasil
pembakaran bahan bakar gas alam (Wardhana, 2004).

Emisi nitrogen oksida dipengaruhi oleh kepadatan penduduk karena sumber utama
NOx yang diproduksi manusia adalah dari pembakaran, dan kebanyakan dari pembakaran
yang disebabkan oleh kendaraan, produksi energi dan pembuangan sampah. Sebagian
besar emisi NOx yang dibuat manusia berasal dari pembakaran arang, minyak, gas alam
dan bensin (Fardiaz, 2003).

Udara yang mengandung gas NO dalam batas normal relatif aman dan tidak
berbahaya, kecuali bila gas NO yang tinggi dapat menyebabkan gangguan pada sisitem
saraf yang menyebabkan kejang-kejang. Bila keracunan ini terus berlanjut akan dapat
menyebabkan kelumpuhan. Gas NO akan menjadi lebih berbahaya apabila gas itu
teroksidasi oleh oksigen sehingga menjadi gas NO2. Di udara nitrogen monoksida (NO)
teroksidasi sangat cepat membentuk NO2 yang pada akhirnya NO2 teroksidasi secara
fotokimia menjadi nitrat (Sastrawijaya, Tresna. 1991).

Pembentukan NO dan NO2 mencakup reaksi antara nitrogen dan oksigen di udara
sehingga membentuk NO, selanjutnya NO dengan lebih banyak oksigen membentuk
NO2. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:

N2 + O2 2NO
2NO + O2 2NO2

NO2 mengabsorbsi energi dalam bentuk sinar ultraviolet dari matahari. Energi yang
diabsorbsi tersebut memecah molekul-molekul NO2 menjadi molekul-molekul NO dan
atom oksigen (O). atom oksigen yang terbentuk bersifat sangat reaktif. Atom-atom
oksigen akan bereaksi dengan oksigen atmosfer (O2) membentuk ozon (O3) yang
merupakan polutan sekunder. Ozon akan bereaksi dengan NO membentuk NO2 dan O3
sehingga reaksi menjadi lengkap (Fardiaz, 2003).

Oksida nitrogen seperti NO dan NO2 berbahaya bagi manusia. Penelitian


menunjukkan bahwa NO2 empat kali lebih beracun daripada NO. Selama ini belum
pernah dilaporkan terjadinya keracunan NO yang mengakibatkan kematian.

Di udara ambien yang normal, NO dapat mengalami oksidasi menjadi NO2 yang
bersifat racun. Kadar NO2 yang lebih tinggi dari 100 ppm dapat mematikan sebagian
besar binatang percobaan dan 90% dari kematian tersebut disebabkan oleh gejala
pembengkakan paru (edema pulmonari). Kadar NO2 sebesar 800 ppm akan
mengakibatkan 100% kematian pada binatang-binatang yang diuji dalam waktu 29 menit
atau kurang. Pemajanan NO2 dengan kadar 5 ppm selama 10 menit terhadap manusia
mengakibatkan kesulitan dalam bernafas (Depkes, 2007).

NOx yang berbentuk nitrogen monoksida (NO) dan NO2 sangat berbahaya
terhadap kesehatan manusia. Penelitian menunjukkan bahwa NO2 lebih beracun dari
pada NO. NO di atmosfer pada konsentrasi normal tidak mengakibatkan iritasi dan tidak
berbahaya, tetapi pada konsentrasi udara ambient yang normal NO dapat mengalami
oksidasi menjadi NO2 yang lebih beracun. Pengaruh nitrogen terhadap kesehatan adalah
terganggunya sistem pernapasan dan dapat menjadi empisema, bronkitis, penimbunan
nitrogen oksida, bahkan dapat bersifat karsinogenik (zat-zat kimia yang dapat
menyebabkan kanker).

-Metan (CH4)

Gas metana merupakan senyawa hidrokarbon paling sederhana yang berbentuk


gas yang tidak berwarna dan juga tidak berbau dengan rumus kimia CH4. CH4
merupakan gas yang diproduksi oleh bakteri tertentu pada proses pemecahan bahan
organik. Sebagai sumber metan adalah daerah pertanian padipadian dan daerah
peternakan. Terjadinya peningkatan jumlah penduduk, akan menyebabkan terjadinya
peningkatan kegiatan pertanian, peternakan, dan industri, sehingga pada akhirnya akan
menyebabkan terjadinya peningkatan produksi gas metan pula (Mukono, 2008).

CH4 merupakan gas dominan selain karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan dari
proses dekomposisi sampah di tempat pembuangan akhir. Keberadaan dan pergerakan
metan sangan berbahaya pada TPA yang tidak dilengkapi dengan fasilitas pengelolaan
gas. Pembuangan sampah terbuka di TPA mengakibatkan sampah organik yang
tertimbun mengalami dekomposisi secara anaerobic, dan proses itu menghasilkan gas
metan yang mempunyai kekuatan merusak hingga 20-30 kali lebih besar daripada CO2.
Jumlah emisi gas metana dari pembuangan akhir sampah secara keseluruhan mencapai
kira-kira 30 – 70 juta ton per tahunnya.

Kandungan metana yang tinggi akan mengurangi konsentrasi oksigen di atmosfer.


Jika kandungan oksigen di udara hingga di bawah 19,5%, akan mengakibatkan aspiksia
atau hilangnya kesadaran makhluk hidup karena kekurangan asupan oksigen dalam
tubuh. Meningkatnya metana juga meningkatkan risiko mudah terbakar dan meledak di
udara.

Gas metana yang terakumulasi pada lapisan-lapisan tumpukan sampah yang


berada di lahan TPA jika terbebas ke lingkungan akan menjadi salah satu kontributor
efek gas rumah kaca, yang pada akhirnya terpengaruh pada efek pemanasan global di
bumi. Gas metana yang menguap liar di sekitar pemukiman TPA juga akan menimbulkan
efek kebakaran. Bau gas metana yang masih mengandung unsur karbondioksida, sulfida,
dan nitrogen juga akan menyebabkan penyakit ISPA bagi warga di sekitarnya.

-Hidrogen Sulfida (H2S)

Bau seperti telur busuk yang terdapat di TPA bersumber dari H2S yang merupakan
hasil samping penguraian zat organik. H2S atau Asam Sulfida merupakan gas yang tidak
berwarna, mudah terbakar, dan sangat beracun. Gas ini dapat timbul dari aktivitas
biologis ketika bakteri mengurai bahan organik dalam keadaan tanpa oksigen (aktivitas
anaerobik), seperti di rawa, dan saluran pembuangan kotoran. Gas ini juga muncul pada
gas yang timbul dari aktivitas gunung berapi dan gas alam.

H2S didapat secara alamiah pada gunung-gunung berapi dan dekomposisi zat
organik. Emisi hidrogen sulfida didapat pada industri kimia, industri minyak bumi, kilang
minyak, dan terutama pada industri yang memproduksi gas sebagai bahan bakar
(Soemirat, 2009).

Gas ini sangat cepat diserap oleh paru-paru. Absorbsi dari paparan inhalasi terutama
akibat ukuran partikel hidrogen sulfida yang kecil dapat mencapai saluran nafas bawah di
mana hidrogen sulfida dapat diabsorbsi. Partikel dengan ukuran kecil akan mengalami
penetrasi pada sacus alveolaris yang sebagian dari partikel akan mengalami pembersihan
oleh macrophage dan sebagian lainnya akan diabsorbsi dalam darah. Zona alveolar
merupakan bagian dalam paru dengan permukaan 50 sampai 100 m 2 . Gas pada alveoli
hampir selalu menyatu dengan aliran darah yang tergantung pada kelarutan gas tersebut
(Mukono, 2008).

Gas H2S pada konsentrasi rendah dapat menyebabkan iritasi mata, hidung, dan
tenggorokan. Sedangkan pada konsentrasi tinggi dapat menyebabkan asphyxiant,
hilangnya kesadaran, dan kematian. H2S digolongkan asphyxiant karena efek utamanya
adalah melumpuhkan pusat pernapasan, sehingga kematian disebabkan oleh terhentinya
pernapasan (Soemirat, 2009).

Gangguan Pernapasan Akibat Pencemaran Udara

1. Influenza Influenza, yang lebih dikenal dengan sebutan flu, merupakan penyakit
infeksi menular yang disebabkan oleh virus RNA dari familia Orthomyxoviridae
(virus influenza). Virus ini menyerang saluran pernapasan termasuk hidung,
tenggorokan, cabang tenggorokan dan paruparu. Penularan virus terjadi melalui udara
pada saat berbicara, batuk dan bersin, influenza menular selama 1-2 hari sebelum
gejalanya muncul sehingga penyebaran virus ini sulit untuk dihentikan. Penularan
virus dapat terjadi melalui udara pada saat orang berbicara, batuk dan bersin.
Influenza merupakan penyakit yang umum terjangkit di kalangan masyarakat. Gejala
influenza dapat terlihat satu sampai dua hari setelah infeksi. Biasanya gejala pertama
adalah menggigil atau perasaan dingin, namun demam juga sering terjadi pada awal
infeksi, dengan temperatur tubuh berkisar 38-39 °C (kurang lebih 100-103°F).
Banyak orang merasa begitu sakit sehingga mereka tidak dapat bangun dari tempati
tidur selama beberapa hari, dengan rasa sakit dan nyeri sekujur tubuh, yang terasa
lebih berat pada daerah punggung dan kaki.
2. Batuk
Batuk adalah suatu bentuk tindakan refleks pertahanan tubuh yang sangat penting
untuk meningkatkan pengeluaran sekresi mucus dan partikel dari jalan pernapasan
dan melindungi terjadinya aspirasi terhadap masuknya benda asing, contohnya
inhalasi partikel, patogen, akumulasi sekret, dan mediator terkait dengan peradangan.
Setiap batuk terjadi melalui stimulasi refleks arkus yang kompleks. Hal ini
diprakarsai oleh iritasi reseptor batuk yang berada pada trakea, carina, titik
percabangan saluran udara besar, dan saluran udara yang lebih kecil di bagian distal,
dan juga di dalam faring. Laring dan tracheobronchial reseptor berespon baik
terhadap rangsangan mekanik dan kimia. Reseptor kimia peka terhadap asam, panas,
dan senyawa capsaicin seperti memicu refleks batuk melalui reseptor aktivasi tipe 1
vanilloid (capsaicin). Selain itu, reseptor saluran napas yang lebih dalam ada di kanal
eksternal auditori, gendang telinga, sinus paranasal, faring, diafragma, pleura,
perikardium, dan perut. Ini merupakan bentuk reseptor yang dapat dirangsang oleh
pemicu seperti sentuhan atau perpindahan. Impuls dari reseptor batuk dirangsang
melintasi jalur aferen melalui saraf vagus ke pusat batuk di medula, yang dengan
sendirinya mungkin berada di bawah kendali pusat kortikal yang lebih tinggi. Pusat
batuk menghasilkan sinyal eferen yang bergerak menuruni vagus, saraf frenikus, dan
saraf motorik tulang belakang untuk otot-otot ekspirasi yang berguna sehingga
menghasilkan batuk.
3. Batuk Berdarah
Batuk berdarah adalah batuk yang disertai darah. Jika darahnya sedikit dan tipis
kemungkinan adalah luka lecet dari saluran napas, karena batuk yang terlalu kuat.
Batuk berdarah dengan darah yang tipis dan sedikit bisa terjadi pada penderita maag
kronis dimana maag penderita mengalami luka akibat asam lambung yang berlebih.
Batuk berdarah dengan jumlah darah yang banyak biasanya terjadi pada penderita TB
paru (tuberculosis paru) yang sudah lama dan tidak diobati. Batuk berdarah pada
penderita TBC merupakan suatu hal gawat darurat (emergency) karena dapat
menyebabkan kematian dan harus mendapat pertolongan yang cepat. Pengobatan
batuk berdahak adalah memberikan antibiotik, dicari penyebabnya jika karena TBC
maka harus diberikan obat TBC, diberikan obat penekan batuk (Sani, 2007).
4. Sesak Napas
Sesak napas adalah kesulitan bernapas atau disebut sebagai dispnea. Sesak napas
dapat disebabkan oleh kondisi respirasi (saluran napas dan paruparu) atau sirkulasi
(jantung dan pembuluh darah). Sesak napas merupakan gejala klinis dari gangguan
pada saluran pernapasan. Sesak napas bukan merupakan penyakit, tetapi merupakan
manifestasi dari penyakit yang menyerang saluran pernapasan. Penyakit yang bisa
menyebabkan sesak napas sangat banyak sekali mulai dari infeksi, alergi, inflamasi
bahkan keganasan.
5. Nyeri Dada Nyeri dada merupakan suatu gangguan kesehatan yang dapat
menimbulkan ketidaknyamanan pada bagian dada. Hal ini biasanya dikenal dengan
istilah asfiksia yaitu ketidakmampuan seseorang untuk melakukan pernapasan
normal, yang pada keadaan parah akan menyebabkan kematian.
6. Sakit Tenggorokan Radang tenggorokan adalah infeksi pada tenggorokan (tekak) dan
kadangkala amandel. Penyebab lainnya di antaranya adalah adanya polusi udara,
alergi musiman dan merokok. Perubahan cuaca dan alergi musiman adalah penyebab
yang paling sering terjadi. Terutama banyak terjadi pada anak-anak. Infeksi ini
disebarkan melalui orang ke orang (person to person contact). Penularan terjadi
melalui droplet. Kuman menginfiltrasi lapisan epitel, kemudian bila epitel terkikis
maka jaringan limfoid superfisal bereaksi, terjadi pembendungan radang dengan
infiltrasi leukosit polimorfonukloear. Pada stadium awal, terdapat hiperemia,
kemudian edema dan sekresi yang meningkat. Eksudat mula-mula serosa tetapi
menjadi menebal atau berbentuk mukus, dan kemudian cenderung menjadi kering dan
dapat melekat pada dinding faring.
7. Perih pada hidung Terjadinya perih pada hidung atau iritasi yang terjadi pada hidung
merupakan salah satu gangguan saluran pernapasan yang disebabkan akibat alergi
ataupun infeksi dan peradangan pada hidung akibat alergi.
8. Berkurangnya kemampuan mencium bau Berkurangnya kemampuan mencium bau
merupakan gangguan kemampuan mencium bau yang diakibatkan karena lamanya
waktu paparan pada indra penciuman (hidung) terhadap zat-zat kimia yang terdapat di
suatu tempat sehingga menyebabkan kurangnya kemampuan mencium bau yang
dikarenakan penderitanya mengalami kehilangan sensitifitas bau tertentu.

3.1 KESIMPULAN

Pencemaran Udara adalah peristiwa masuknya, atau tercampurnya, polutan (unsur-unsur


berbahaya) ke dalam lapisan udara (atmosfer) yang dapat mengakibatkanmenurunnya
kualitas udara (lingkungan) Sumber pencemaran dapat berasal dari gejala alam seperti
letusan gunung, emisi industri dan buangan gas dari kendaraan bermotor yang dapat
mencemari udara. Hujan asam menyebabkan menurunnya pH perairan dan
mengendapnya zat asam di tanah, yang menyebabkan kerusakan bagi tanaman.

Zat-zat yang berasal dari kegiatan industri maupun kendaraan separti Karbon monoksida
(CO), Nitrogen dioksida (NO2), Sulfur dioksida (SO2), Partikulat (asap atau jelaga),
Chlorofluorocarbon (CFC), Timbal (Pb), karbon dioksida (CO2).

Pencemaran udara tersebut akan mengakibatkan Hujan Asam, Penipisan LapisanOzon


Dan Pemanasan Global. Dan berdampak pada lingkungan, manusia, hewan
dantumbuhan.

Anda mungkin juga menyukai