UDARA
NURUL FIQROH
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat,
rahmat, taufik dan hidayah-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
Pencemaran Udara ini dengan baik. Sesuai dengan materi pembelajaran mahasiswa. Mahasiswa
dituntut untuk mengetahuidan memahami segala sesuatu yang berhubungan dengan Pencemaran
Lingkungan salah satunyamengenai Pencemaran Udara. Maka dari itu, kami membuat makalah
ini agar mahasiswa lebih mengetahui tentang Pencemaran Udara. Kami sebagai manusia
menyadari bahwa masih ada kelemahan dan kekurangan dalam penyusunan tugas makalah ini
dan untuk menyempurnakannya kami sangat mengharapkankritik dan saran dari teman-teman
maupun dosen pengampu mata kuliah Analisi Kualitas Lingkungan.
PENDAHULUAH
LATAR BELAKANG
Pencemaran udara akan terus berlangsung sejalan dengan laju pertumbuhan ekonomi.
Dengan semakin berkembangnya kehidupan ekonomi, masyarakat akan semakin banyak
menggunakan bahan-bahan berteknologi tinggi yang dapat menimbulkan pencemaran udara
seperti motor dan mobil. Hal ini memberikan kontribusi besar dalam menurunkan kualitas udara
yang dapat mengganggu kenyamanan, kesehatan dan bahkan keseimbangan iklim global.
Kualitas udara sangat dipengaruhi oleh besar dan jenis sumber pencemar yang adaseperti
dari kegiatan industri, kegiatan transportasi dan lain-lain. Masing-masing sumber pencemar yang
berbeda-beda baik jumlah, jenis, dan pengaruhnya bagi kehidupan.Pencemar udara yang terjadi
sangat ditentukan oleh kualitas bahan bakar yang digunakan,teknologi serta pengawasan yang
dilakukan.
BAB I
PENCEMARAN UDARA
Pencemaran udara atau sering kita dengar dengan istilah polusi udara menurutAkhmad
(2000) diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udarayang
menyebabkan perubahan susunan atau komposisi udara dari keadaan normalnya.Pencemaran
udara disebabkan oleh berbagai macam zat kimia, baik berdampak langsungmaupun tidak
langsung yang semakin lama akan semakin mengganggu kehidupanmanusia, hewan dan
tumbuhan.
Umumnya, polutan yang mencemari udara berupa gas dan asap. Gas dan asaptersebut
berasal dari hasil proses pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna, yang dihasilkan oleh
mesin-mesin pabrik, pembangkit listrik dan kendaraan bermotor. Selainitu, gas dan asap tersebut
merupakan hasil oksidasi dari berbagai unsur penyusun bahan bakar, yaitu: CO2
(karbondioksida), CO (karbonmonoksida), SOx (belerang oksida) dan NOx (nitrogenoksida).
Bahan pencemar udara atau polutan dapat dibagi menjadi dua bagian:
1. Polutan Primer
Polutan primer adalah polutan yang dikeluarkan langsung dari sumber
tertentu.Polutan primer berupa polutan gas dan partikel.Polutan gas terdiri
dari:senyawakarbon, senyawa sulfur, senyawa nitrogen , senyawa halogen.
Partikel yang di atmoser mempunyai karakteristik yang spesifik, dapat berupazat
padat maupun suspensi aerosol caor di atmosfer. Bahan partikel tersebut berasaldari
proses kondensasi, proses disperse, maupun proses erosi bahan tertentu. Asapsering kali
dipakai untuk menunjukkan campuran bahan partikulat, uap, gas, dankabut.
2. Polutan Sekunder
Polutan sekunder biasanya terjadi karena reaksi dari dua atau lebih bahan kimia
diudara, Misalnya reaksi foto kimia. Sebagai contoh adalah disosiasi NO2 dan Oradikal.
Sifat fisik dari polutan sekunder terbagi atas dua yaitu sifat fisik dan kimia yang tidak
stabil. Termasuk dalam polutan sekunder ini adalah Ozon ,Peroxy Acyl Nitrat (PAN),
dan Formaldehid.
Kualitas udara sangat dipengaruhi oleh besar dan jenis sumber pencemar yang adaseperti
dari kegiatan industri, kegiatan transportasi dan lain-lain. Masing-masing sumber pencemar yang
berbeda-beda baik jumlah, jenis, dan pengaruhnya bagi kehidupan.Pencemar udara yang terjadi
sangat ditentukan oleh kualitas bahan bakar yang digunakan,teknologi serta pengawasan yang
dilakukan.
Oleh sebab itu, maka perlu kita fahami dampak apa saja yang dapat ditimbulkan oleh
pencemaran udara khususnya terhadap tumbuhan. Seiring dengan laju pertambahan kendaraan
bermotor, maka konsumsi bahan bakar juga mengalami peningakatan dan berujung pada
bertambahnya jumlah polutan yang dilepaskan ke udara. Di Indonesia kurang lebih 70 %
pencemaran udara disebabkan oleh emisi kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor
mengeluarkan zat-zat berbahaya yang memiliki dampak negatif baik terhadap kesehatan manusia
maupun terhadap lingkungannya.
Dalam beberapa tahun terakhir pencemaran udara terutama di kota-kota besar diIndonesia
merupakan masalah yang serius, beberapa sumber pencemar udara utamaIndonesia antara lain
emisi gas buang kendaraan bermotor, emisi dari pabrikpabrik,rumah tangga dan kebakaran
hutan, data penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 80% pencemaran udara yang terjadi di
kotakota besar di Indonesia di sebabkan oleh kendaraan bermotor.
Ada beberapa polutan yang dapat menyebabkan pencemaran udara, antara lain:Karbon
monoksida, Nitrogen dioksida, Sulfur dioksida, Partikulat, Hidrokarbon, CFC,Timbal dan
Karbondioksida.
Gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan bersifat racun. Dihasilkan dari pembakaran tidak
sempurna bahan bakar fosil, misalnya gas buangan kendaraan bermotor.
Gas yang paling beracun. Dihasilkan dari pembakaran batu bara di pabrik, pembangkit energi
listrik dan knalpot kendaraan bermotor.
Gas yang berbau tajam, tidak berwarna dan tidak bersifat korosi. Dihasilkan dari pembakaran
bahan bakar yang mengandung sulfur terutama batubara. Batubara ini biasanya digunakan
sebagai bahan bakar pabrik dan pembangkit tenaga listrik.
Logam berat yang digunakan manusia untuk meningkatkan pembakaran pada kendaraan
bermotor. Hasil pembakaran tersebut menghasilkan timbal oksida yang berbentuk debu atau
partikulat yang dapat terhirup oleh manusia.
Gas yang dihasilkan dari pembakaran sempurna bahan bakar kendaraan bermotor dan pabrik
serta gas hasil kebakaran hutan.
Salah satu permasalahan lingkungan dapat terjadi karena polusi udara yangdihasilkan
oleh industri. Meskipun saat ini telah banyak aturan yang diadakan perkenaandengan asap yang
dihasilkan oleh industri, namun hal ini tidak terjadi begitu saja.Manusia umumnya akan
mengantisipasi, bila telah merasakan akibat dari perbuatannya.Ada beberapa peristiwa yang
terjadi diakibatkan polusi udara yang sangat mematikan, bahkan menyebabkan kematian ribuan
orang, yaitu great smoke of London (1952)dan Donora Smog (1948).
Revolusi industri yang terjadi di Inggris telah membawa perubahan pada gaya hidup
masyarakatnya, baik dalam skala rumah tangga maupun industri. Penggunaan bahan bakar
berbasiskan batu bara menjadi sumber utama masyarakat di London padasekitar tahun 1500-an.
Semenjak penggunaan batu bara sebagai sumber bahan bakar, telah terjadi beberapa kali
peristiwa kabut asap yang disebabkan oleh pembakaran batu bara. Pada Desember 1952 yang
merupakan musim dingin, meningkatkan pembakaran di skala rumah tangga (untuk penghangat)
dan industri. Ribuan rumah tangga menghasilkan asap yang berasal dari batu bara. Namun
bukannya sebagai penghangat,lebih banyak asap yang dihasilkan dari pembakaran ini. Tidak
pernah ada peristiwayang lebih berbahaya dan mematikan dari pada peristiwa di tahun 1952
ini.Pada peristiwa ini ribuan ton jelaga hitam, tar, dan SO2 telah terakumulasi diudara akibat
pembakaran batu bara. Konsentrasi bahan-bahan tersebut mencapai 3000-14.000 gr/m3 di udara,
sekitar 50 kali diatas ambang batas normal pada saat itu. Sebuah kabut cahaya telah berdiam di
kota itu sejak tanggal 5 Desember, asap dan uap dari pembakaran tetap bergerak dan membentuk
asap padat. Salah satu faktor yangmenyebabkan peristiwa ini juga adalah cuaca yang sangat
dingin saat musim salju saatitu. Terjadi inversi temperatur, sehingga asap yang dihasilkan dari
pembakaran akanterjebak dan terakumulasi. Peristiwa mematikan yang terjadi disebabkan
penyakit pneumonia, bronchitis, tubercolosis, kerusakan jantung, asma dan kematian
karenakeracunan yang berasal dari asap tersebut. Ketika asap menyebar ke seluruh London,4000
orang meninggal, beberapa berita menyatakan total korban jiwa dari peristiwa inimencapai
12.000 jiwa.
2. Donora Smog
Asap yang menyebabkan peristiwa ini pertama kali terlihat pada tanggal 27Oktober 1948
di Donora, Pennysylvania. Akibat dari peristiwa ini banyak kematiandan penyakit yang
disebabkan oleh asma dan penyakit pernafasan lainnya, 20 orangmeninggal dan sepertiga dari
penduduk kota sakit. Dampak dari peristiwa ini jugamasih terlihat sepuluh tahun kemudian,
dimana tingkat kematian di kota tersebutmeningkat dengan pesat.Donora Zinc Works yang
merupakanindustri besi di Amerika membuat emisiyang menghasilkan HF dan SO.
Peristiwa Donora Smog yang juga mengakibatkan kematian yang fatal, telahmendapat
perhatian serius dari pemerintah AS saat itu. Industri besi yang merupakansumber pencemaran
telah dihukum, dan dikenakan denda, juga pelaku sebanyak 80orang yang terlibat. Semenjak
peristiwa itu juga aksi dan tindakan untuk menjagalingkungan khususnya polusi udara terus
digalakkan.Dari kedua peristiwa di atas, dapat dilihat bahwa peningkatan polusi udara dan zat
beracun dalam asap tsb terjadi di kota-kota besar di dunia. Meskipun peristiwamematikan seperti
itu tidak terjadi lagi hari-hari ini, namun permasalahan lingkungan karena polusi udara di kota-
kota besar tetap terjadi.Untuk mencegah dan mengurangi dampak dari polusi udara yang terjadi
dan semakin pesat di berbagai belahan dunia, maka pada tahun 1974 UNEP(The United Nations
of Environment Programme) dan WHO (World Health Organizations) menginisiasi program
sistem pengawasan terhadap keadaan lingkunganglobal. Organisasi ini telah memantau keadaan
udara di lebih dari 50 kota di 35 negara berkembang. Fokus pertama adalah memantau kadar
SO2 yang terakumulasi dengan high-volume sample matter serta Pb dalam polutan. Hasil dari
pendataan inisangat bermanfaat untuk menganalisa permasalahan udara secara global. Pantauan
dilanjutkan dengan mendata kandungan NO2, CO dan O3 di udara.
Selain itu pada konferensi Lingkungan Internasional yang diadakan pada tahun1992 di
Rio de Janeiro, permasalahan polusi udara di perkotaan juga mendapat sorotan yang penting.
Meskipun polusi udara hanya merupakan salah satu permasalahan yang terjadi selain
kontaminasi perairan, hal ini merupakan salah satu kontroversi politikyang menjadi fokus di
kota-kota besar. Pemantauan terhadap kandungan polutan udarayang ada di beberapa kota besar
terus dilakukan. Umumnya polutan yang tinggi terjadidi negara-negara berkembang, yang
polutan nya berasal dari industri ataupun pembakaran melalui kendaraan bermotor.
Hingga saat ini, usaha pengurangan polutan di kota-kota besar dilakukan secara parsial
oleh kebijakan masing-masing kota. Peraturan mengenai udara buang yang boleh dihasilkan
industri, filtrasi asap yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor, hingga pengurangan penggunaan
kendaraan bermotor terus dilakukan. Selain itu penanaman pohon yang dapat mengurangi
polutan di perkotaan merupakan salah satu kebijakan di berbagai kota. Sistem pengawasan lokal
di masing-masing kota juga dilakukan dengan pemasangan alat pemantauan komposisi udara di
perkotaan.
1. Hujan Asam
Hujan asam adalah hujan yang memiliki kandungan pH (derajat keasaman) kurang
dari 5,6.SO2 dan NOx (NO2 dan NO3) yang dihasilkan dari proses pembakaran
bahan bakar fosil (kendaraan bermotor) dan pembakaran batubara (pabrik dan
pembangkit energi listrik) akan menguap ke udara. Sebagian lainnya
bercampurdengan O2 yang dihirup oleh makhluk hidup dan sisanya akan
langsungmengendap di tanah sehingga mencemari air dan mineral tanah. SO2 dan
NOx(NO2 dan NO3) yang menguap ke udara akan bercampur dengan embun.
Dengan bantuan cahaya matahari, senyawa tersebut akan diubah menjadi tetesan-
tetesanasam yang kemudian turun ke bumi sebagai hujan asam. Namun, bila H2SO2
dan HNO2 dalam bentuk butiran-butiran padat dan halus turun ke permukaan bumi
akibat adanya gaya gravitasi bumi, maka peristiwa ini disebut dengan deposisi asam.
Ozon (O3) adalah senyawa kimia yang memiliki 3 ikatan yang tidak stabil.Di atmosfer,
ozon terbentuk secara alami dan terletak di lapisan stratosfer pada ketinggian 15-60 km di
atas permukaan bumi. Fungsi dari lapisan ini adalah untuk melindungi bumi dari radiasi
sinar ultra violet yang dipancarkan sinar matahari dan berbahaya bagi kehidupan. Namun,
zat kimia buatan manusia yang disebut sebagai ODS (Ozone Depleting Substances) atau
BPO ( Bahan Perusak Ozon) ternyata mampu merusaklapisan ozon sehingga akhirnya
lapisan ozon menipis. Hal ini dapat terjadi karena zat kimia buatan tersebut dapat
membebaskan atom klorida (Cl) yang akan mempercepat lepasnya ikatan O3 menjadi O2.
Lapisan ozon yang berkurang disebut sebagai lubang ozon (ozone hole).
Diyakini bahwa penyebab menipisnya lapisan ozon ini adalah gas CFC baik CFC-
11(CFCl2) dan CFC-12 (CF2Cl2 ). Gas ini banyak dipergunakan dalam industri untuk
pendingin yang lebih dikenal dengan istilah Freon (Graedel andCrutzen, 1990)
3. Pemanasan Global
Pemanasan global adalah kenaikan suhu rata-rata di seluruh dunia dan menimbulkan
dampak berupa berubahnya pola iklim.Permukaan bumi akan menyerap sebagian radiasi
matahari yang masuk ke bumi dan memantulkan sisanya. Namun, karena meningkatnya
CO2 di lapisanatmosfer maka pantulan radiasi matahari dari bumi ke atmosfer tersebut
terhalangdan akan kembali dipantulkan ke bumi. Akibatnya, suhu di seluruh permukaan
bumi menjadi semakin panas (pemanasan global). Peristiwa ini sama dengan yangterjadi
di rumah kaca. Rumah kaca membuat suhu di dalam ruangan rumah kacamenjadi lebih
panas bila dibandingkan di luar ruangan. Hal ini dapat terjadi karena radiasi matahari
yang masuk ke dalam rumah kaca tidak dapat keluar.
Menimbulkan kanker mata pada sapi, terganggunya atau bahkan putusnya rantai
makanan pada tingkat konsumen di ekosistem perairan karena penurunan jumlah
fitoplankton.
2. Hujan asam
Menyebabkan pH air turun di bawah normal sehingga ekosistem air terganggu.
3. Pemanasan global
Penurunan hasil panen perikanan. Selain membawa dampak negatif pada kehidupan
hewan, pencemaran udara juga mampu merusakkan bangunan dancandi-candi. Iklim
dunia yang berubah polanya mengakibatkan timbulnya kemarau panjang, bencana alam
dan naiknya permukaan laut. Kemarau panjang memicu terjadinya kebakaran hutan dan
menurunnya produksi panen, bencana alam (banjir, gempa, tsunami) banyak terjadi dan
permukaan laut yang meninggiakan mengakibatkan tenggelamnya pulau-pulau kecil dan
daerah-daerah pesisir pantai.
4. Dampak Pencemaran Udara Bagi Tumbuhan
Dampak pencemaran udara terhadap kehidupan tumbuhan, antara lain:
1. Hujan Asam
- Merusak kehidupan ekosistem perairan, menghancurkan jaringan tumbuhan (karena
memindahkan zat hara di daun dan menghalangi pengambilan Nitrogen)dan
mengganggu pertumbuhan tanaman.
- Melarutkan kalsium, potasium dan nutrient lain yang berada dalam tanah sehingga
tanah akan berkurang kesuburannya dan akibatnya pohon akan mati.
2. Penipisan Lapisan Ozon
Merusak tanaman, mengurangi hasil panen (produksi bahan makanan, seperti beras,
jagung dan kedelai), penurunan jumlah fitoplankton yang merupakan produsen bagi
rantai makanan di laut.
3. Pemanasan Global
Penurunan hasil panen pertanian dan perubahan keanekaragaman hayati.Keanekaragaman
hayati dapat berubah karena kemampuan setiap jenis tumbuhanuntuk bertahan hidup
berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya.
4. Gas CFCMengakibatkan tumbuhan menjadi kerdil, ganggang di laut punah, terjadi
mutasi genetic (perubahan sifat organisme).
Untuk melindungi masyarakat terhadap bahaya polusi udara, maka perlu dilakukan
usaha-usaha sebagai berikut, antara lain :
- Dengan cara mencuci, yaitu udara dialirkan ke dalam air atau cairan yangmudah
bereaksi dengan gas atau uap yang terdapat dalam udara kotor tersebut sehingga terikat.
- Dengan jalan membakar, yaitu udara yang kotor di lewatkan pada alat pembakar agar
terbakar semua.
-. Udara kotor yang akan di buang di alirkan dalam satu kamar khusus, yang di sebut
kamar pengendap agar debu-debunya mengendap.
- Udara kotor di lewatkan pada alat khusus perangkap kelembapan sehingga partikel yang
ada di dalam nya tidak ikut bersama aliran udara.
- Partikel-partikel yang terdapat dalam udara kotor di saring dengan suatufilter khusus.
Partikel dalam udara kotor di endapkan secara elektrik karena adanya perbedaan
tegangan listrik diantara dua kutub listrik.
3. Untuk kendaraan bermotor, digunakan bahan bakar yang sedikitnyamencemari udara,
seperti bahan bakar gas atau bahan bakar sinar matahari. Bagi kendaraan bermotor yang
sisa pembakarannya lebih banyak, sebaiknyamenggunakan jalan-jalan di pinggir kota.
- PROGRAM LANGIT BIRU yang dicanangkan sejak Agustus 1996. Bertujuan untuk
meningkatkan kembali kualitas udara yang telah tercemar, misalnya dengan melakukan
uji emisi kendaraan bermotor.
- Imbauan mengurangi bahan bakar fosil (minyak, batu bara) dan menggantinya dengan
energy alternatif lainnya.
- Membatasi beroperasinya mobil dan mesin pembakar yang sudah tua dan tidaklayak
pakai.
Secara terbatas yang disebut sampah hanya merupakan tumpukan bekas dan sisa tanaman
(daun-daun gugur, sisa sayuran, sisa pertanian) ataupun sisa dan kotoran hewan, serta benda-
benda lain yang setiap saat dibuang. Tetapi secara luas, segala benda yang akhirnya dibuang
disebut sampah dan dikumpulkan pada suatu tempat penampungan yang sering disebut TPA atau
Dump Station (Suriawiria, 2003).
Sistem Open Dumping merupakan sistem yang hingga saat ini masih banyak digunakan
di Indonesia dalam pengolahan sampah. Sistem Open Dumping adalah sistem tertua yang
dikenal manusia. Dirjen PPM dan PLP Departemen Kesehatan RI (1989), mengemukakan
pengertian TPA adalah upaya untuk memusnahkan sampah pada tempat tertentu. Dalam
melakukan sistem ini sampah hanya dibuang/ditimbun di suatu tempat tanpa ada perlakuan
khusus, sehingga dapat menimbulkan gangguan terhadap lingkungan. Pembuangan sampah
secara terbuka dapat menjadi sarang/tempat perkembangan vektor penyakit (lalat, tikus dan
kecoa), menyebarkan bau, mencemari udara, mencemari tambak di sekitarnya serta dapat
menimbulkan bahaya kebakaran (Sastrawijaya, 1991).
Pembakaran Sampah
Bahan pencemar udara atau polutan dapat dibagi menjadi dua bagian:
1. Polutan Primer Polutan primer adalah polutan yang dikeluarkan langsung dari sumber tertentu,
dan dapat berupa:
b. Partikel debu, uap, dan asap, jika diameternya antara 1-10 mikron
2. Polutan Sekunder Polutan sekunder biasanya terjadi karena reaksi dari dua atau lebih
bahan kimia di udara, misalnya reaksi foto kimia. Sebagai contoh adalah disosiasi NO2
yang menghasilkan NO dan O radikal. Proses kecepatan dan arah reaksinya dipengaruhi
oleh beberapa faktor, antara lain:
b. Derajat fotoaktivasi
c. Kondisi iklim
1. Bersifat kualitatif, yaitu terdiri dari unsur-unsur yang secara alamiah telah terdapat
dalam alam tetapi jumlahnya bertambah sedemikian banyaknya sehingga menyebabkan
pencemaran lingkungan. Hal ini bisa terjadi akibat bencana alam, perbuatan manusia dan
lain-lain. Contoh polutan misalnya unsur karbon, nitrogen, fosfor dan lain-lain.
3. Standar tentang batas-batas pencemar udara secara kuantitatif diatur dalam Baku mutu
udara ambien dan Baku mutu emisi. Baku mutu udara ambien mengatur batas kadar yang
diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar terdapat di udara namun tidak menimbulkan
gangguan terhadap makhluk hidup, tumbuh-tumbuhan atau benda. Di samping baku mutu
udara ambien, juga diatur batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar
untuk dikeluarkan dari sumber pencemaran ke udara sehingga tidak melampaui baku
mutu udara ambien. Standar ini disebut dengan baku mutu emisi.
Menurut Mulia (2005), pencemaran udara diawali oleh adanya emisi. Emisi merupakan
jumlah pollutant (pencemar) yang dikeluarkan ke udara dalam satuan waktu. Emisi dapat
disebabkan oleh proses alam maupun kegiatan manusia. Emisi yang disebabkan oleh
proses alam disebut biogenic emissions, sebagai contoh gas metan (CH4) yang terjadi
sebagai akibat dekomposisi bahan organik oleh bakteri pengurai. Emisi yang disebabkan
oleh kegiatan manusia disebut anthropogenic emissions. Contoh emisi udara yang
disebabkan oleh kegiatan manusia adalah hasil pembakaran bahan fosil (bensin, solar,
batubara), pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara dan sebagainya.
Beberapa jenis pencemar udara yang paling sering ditemukan di TPA antara lain sulfur
dioksida (SO2), nitrogen dioksida (NO2), metan (CH4), hidrogen sulfida (H2S), suhu,
dan kelembaban.
-Sulfur dioksida (SO2)
Sulfur dioksida merupakan ikatan yang tidak stabil dan sangat reaktif terhadap gas yang
lain. Ciri lainnya yaitu tidak berwarna, berbau tajam, sangat mengiritasi kulit, tidak
mudah terbakar dan tidak mudah meledak. Pengukuran konsentrasi asam sulfat (H2SO4)
bersama-sama dengan SO2 merupakan hal yang penting karena H2SO4 mempunyai sifat
iritasi yang lebih kuat. SO2 merupakan polutan yang berbahaya bagi kesehatan terutama
bagi penderita penyakit kronis sistem pernapasan dan kardiovaskuler. Penderita tersebut
sangat sensitif kontak dengan SO2, meskipun pada konsentrasi yang relatif rendah.
Sumber pencemaran SO2 di udara 66% berasal dari alam yaitu gunung berapi dalam
bentuk H2S dan oksida, sedangkan sisanya berasal dari pembakaran batu arang, minyak
bakar, kayu, kilang minyak, industri petrolium, industri asam sulfat, dan industri
peleburan baja. SO2 berasal dari oskidasi logam sulfida misalnya ZnS, PbS, dan CuS.
Dalam jumlah yang kecil SO2 hanya terdeteksi lewat bau, sedangkan dalam jumlah besar
berpengaruh terhadap kesehatan manusia karena menyebabkan iritasi pada mata,
tenggorokan, dan juga batuk. Perbandingan antara konsentrasi H2SO4 dan SO2
dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti:
5. Jumlah pengendapan
Sumber emisi gas sulfur dioksida yang terbanyak berasal dari alam, diantaranya:
2. proses industri
3. limbah padat
Nitrogen dioksida (NO2) dan hidro karbon (HC) merupakan komponen yang
penting dalam oksidasi. Pada kondisi lembab, SO2 di atmosfer telah diabsorbsi oleh
droplet air alkalin dan bereaksi pada kecepatan tertentu untuk membentuk sulfat di dalam
droplet. Pengaruh katalitik nitrogen oksida (NOx) terhadap oksidasi SO2 telah digunakan
dalam industri asam sulfat (H2SO4).
Jumlah SO2 yang teroksidasi menjadi SO3 dipengaruhi oleh beberapa faktor,
seperti:
2. intensitas cahaya
Sebagian besar sulfur yang terdapat di atmosfer dalam bentuk SO2. Sumber
pencemaran SO2 yang berada di atmosfer berasal dari kegiatan manusia dan sumber-
sumber alam seperti vulkano. SO2 secara rutin diproduksi sebagian produk sampingan
dalam industri logam. Pada kegiatan manusia seperti membuang sampah berbahan sulfur
(contohnya seperti: aluminium, tembaga, seng, besi dan tembaga) akan melepaskan gas
SO2, sehingga di TPA banyak ditemukan gas SO2 akibat pembakaran benda mentah
berbahan sulfur.
Nitrogen oksida (NOx) adalah senyawa gas yang terdapat di udara bebas (atmosfer)
yang sebagian besar terdiri atas nitrit oksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta
berbagai jenis oksida dalam jumlah yang lebih sedikit. Kedua macam gas tersebut
mempunyai sifat yang sangat berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan.
Gas NO yang mencemari udara secara visual sulit diamati karena gas tersebut tidak
bewarna dan tidak berbau. Sedangkan gas NO2 bila mencemari udara mudah diamati dari
baunya yang sangat menyengat dan warnanya merah kecoklatan. Sifat racun (toksisitas)
gas NO2 empat kali lebih kuat dari pada toksisitas gas NO. Organ tubuh yang paling peka
terhadap pencemaran gas NO2 adalah paru-paru. Paru-paru yang terkontaminasi oleh gas
NO2 akan membengkak sehingga penderita sulit bernafas yang dapat mengakibatkan
kematiannya (Fardiaz, 1992).
Kadar NOx di udara daerah perkotaan yang berpenduduk padat akan lebih tinggi
dibandingkan di pedesaan karena berbagai macam kegiatan manusia akan menunjang
pembentukan NOx, misalnya transportasi, generator pembangkit listrik, pembuangan
sampah, dan lain-lain. Namun, pencemar utama NOx berasal dari gas buangan hasil
pembakaran bahan bakar gas alam (Wardhana, 2004).
Emisi nitrogen oksida dipengaruhi oleh kepadatan penduduk karena sumber utama
NOx yang diproduksi manusia adalah dari pembakaran, dan kebanyakan dari pembakaran
yang disebabkan oleh kendaraan, produksi energi dan pembuangan sampah. Sebagian
besar emisi NOx yang dibuat manusia berasal dari pembakaran arang, minyak, gas alam
dan bensin (Fardiaz, 2003).
Udara yang mengandung gas NO dalam batas normal relatif aman dan tidak
berbahaya, kecuali bila gas NO yang tinggi dapat menyebabkan gangguan pada sisitem
saraf yang menyebabkan kejang-kejang. Bila keracunan ini terus berlanjut akan dapat
menyebabkan kelumpuhan. Gas NO akan menjadi lebih berbahaya apabila gas itu
teroksidasi oleh oksigen sehingga menjadi gas NO2. Di udara nitrogen monoksida (NO)
teroksidasi sangat cepat membentuk NO2 yang pada akhirnya NO2 teroksidasi secara
fotokimia menjadi nitrat (Sastrawijaya, Tresna. 1991).
Pembentukan NO dan NO2 mencakup reaksi antara nitrogen dan oksigen di udara
sehingga membentuk NO, selanjutnya NO dengan lebih banyak oksigen membentuk
NO2. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:
N2 + O2 2NO
2NO + O2 2NO2
NO2 mengabsorbsi energi dalam bentuk sinar ultraviolet dari matahari. Energi yang
diabsorbsi tersebut memecah molekul-molekul NO2 menjadi molekul-molekul NO dan
atom oksigen (O). atom oksigen yang terbentuk bersifat sangat reaktif. Atom-atom
oksigen akan bereaksi dengan oksigen atmosfer (O2) membentuk ozon (O3) yang
merupakan polutan sekunder. Ozon akan bereaksi dengan NO membentuk NO2 dan O3
sehingga reaksi menjadi lengkap (Fardiaz, 2003).
Di udara ambien yang normal, NO dapat mengalami oksidasi menjadi NO2 yang
bersifat racun. Kadar NO2 yang lebih tinggi dari 100 ppm dapat mematikan sebagian
besar binatang percobaan dan 90% dari kematian tersebut disebabkan oleh gejala
pembengkakan paru (edema pulmonari). Kadar NO2 sebesar 800 ppm akan
mengakibatkan 100% kematian pada binatang-binatang yang diuji dalam waktu 29 menit
atau kurang. Pemajanan NO2 dengan kadar 5 ppm selama 10 menit terhadap manusia
mengakibatkan kesulitan dalam bernafas (Depkes, 2007).
NOx yang berbentuk nitrogen monoksida (NO) dan NO2 sangat berbahaya
terhadap kesehatan manusia. Penelitian menunjukkan bahwa NO2 lebih beracun dari
pada NO. NO di atmosfer pada konsentrasi normal tidak mengakibatkan iritasi dan tidak
berbahaya, tetapi pada konsentrasi udara ambient yang normal NO dapat mengalami
oksidasi menjadi NO2 yang lebih beracun. Pengaruh nitrogen terhadap kesehatan adalah
terganggunya sistem pernapasan dan dapat menjadi empisema, bronkitis, penimbunan
nitrogen oksida, bahkan dapat bersifat karsinogenik (zat-zat kimia yang dapat
menyebabkan kanker).
-Metan (CH4)
CH4 merupakan gas dominan selain karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan dari
proses dekomposisi sampah di tempat pembuangan akhir. Keberadaan dan pergerakan
metan sangan berbahaya pada TPA yang tidak dilengkapi dengan fasilitas pengelolaan
gas. Pembuangan sampah terbuka di TPA mengakibatkan sampah organik yang
tertimbun mengalami dekomposisi secara anaerobic, dan proses itu menghasilkan gas
metan yang mempunyai kekuatan merusak hingga 20-30 kali lebih besar daripada CO2.
Jumlah emisi gas metana dari pembuangan akhir sampah secara keseluruhan mencapai
kira-kira 30 – 70 juta ton per tahunnya.
Bau seperti telur busuk yang terdapat di TPA bersumber dari H2S yang merupakan
hasil samping penguraian zat organik. H2S atau Asam Sulfida merupakan gas yang tidak
berwarna, mudah terbakar, dan sangat beracun. Gas ini dapat timbul dari aktivitas
biologis ketika bakteri mengurai bahan organik dalam keadaan tanpa oksigen (aktivitas
anaerobik), seperti di rawa, dan saluran pembuangan kotoran. Gas ini juga muncul pada
gas yang timbul dari aktivitas gunung berapi dan gas alam.
H2S didapat secara alamiah pada gunung-gunung berapi dan dekomposisi zat
organik. Emisi hidrogen sulfida didapat pada industri kimia, industri minyak bumi, kilang
minyak, dan terutama pada industri yang memproduksi gas sebagai bahan bakar
(Soemirat, 2009).
Gas ini sangat cepat diserap oleh paru-paru. Absorbsi dari paparan inhalasi terutama
akibat ukuran partikel hidrogen sulfida yang kecil dapat mencapai saluran nafas bawah di
mana hidrogen sulfida dapat diabsorbsi. Partikel dengan ukuran kecil akan mengalami
penetrasi pada sacus alveolaris yang sebagian dari partikel akan mengalami pembersihan
oleh macrophage dan sebagian lainnya akan diabsorbsi dalam darah. Zona alveolar
merupakan bagian dalam paru dengan permukaan 50 sampai 100 m 2 . Gas pada alveoli
hampir selalu menyatu dengan aliran darah yang tergantung pada kelarutan gas tersebut
(Mukono, 2008).
Gas H2S pada konsentrasi rendah dapat menyebabkan iritasi mata, hidung, dan
tenggorokan. Sedangkan pada konsentrasi tinggi dapat menyebabkan asphyxiant,
hilangnya kesadaran, dan kematian. H2S digolongkan asphyxiant karena efek utamanya
adalah melumpuhkan pusat pernapasan, sehingga kematian disebabkan oleh terhentinya
pernapasan (Soemirat, 2009).
1. Influenza Influenza, yang lebih dikenal dengan sebutan flu, merupakan penyakit
infeksi menular yang disebabkan oleh virus RNA dari familia Orthomyxoviridae
(virus influenza). Virus ini menyerang saluran pernapasan termasuk hidung,
tenggorokan, cabang tenggorokan dan paruparu. Penularan virus terjadi melalui udara
pada saat berbicara, batuk dan bersin, influenza menular selama 1-2 hari sebelum
gejalanya muncul sehingga penyebaran virus ini sulit untuk dihentikan. Penularan
virus dapat terjadi melalui udara pada saat orang berbicara, batuk dan bersin.
Influenza merupakan penyakit yang umum terjangkit di kalangan masyarakat. Gejala
influenza dapat terlihat satu sampai dua hari setelah infeksi. Biasanya gejala pertama
adalah menggigil atau perasaan dingin, namun demam juga sering terjadi pada awal
infeksi, dengan temperatur tubuh berkisar 38-39 °C (kurang lebih 100-103°F).
Banyak orang merasa begitu sakit sehingga mereka tidak dapat bangun dari tempati
tidur selama beberapa hari, dengan rasa sakit dan nyeri sekujur tubuh, yang terasa
lebih berat pada daerah punggung dan kaki.
2. Batuk
Batuk adalah suatu bentuk tindakan refleks pertahanan tubuh yang sangat penting
untuk meningkatkan pengeluaran sekresi mucus dan partikel dari jalan pernapasan
dan melindungi terjadinya aspirasi terhadap masuknya benda asing, contohnya
inhalasi partikel, patogen, akumulasi sekret, dan mediator terkait dengan peradangan.
Setiap batuk terjadi melalui stimulasi refleks arkus yang kompleks. Hal ini
diprakarsai oleh iritasi reseptor batuk yang berada pada trakea, carina, titik
percabangan saluran udara besar, dan saluran udara yang lebih kecil di bagian distal,
dan juga di dalam faring. Laring dan tracheobronchial reseptor berespon baik
terhadap rangsangan mekanik dan kimia. Reseptor kimia peka terhadap asam, panas,
dan senyawa capsaicin seperti memicu refleks batuk melalui reseptor aktivasi tipe 1
vanilloid (capsaicin). Selain itu, reseptor saluran napas yang lebih dalam ada di kanal
eksternal auditori, gendang telinga, sinus paranasal, faring, diafragma, pleura,
perikardium, dan perut. Ini merupakan bentuk reseptor yang dapat dirangsang oleh
pemicu seperti sentuhan atau perpindahan. Impuls dari reseptor batuk dirangsang
melintasi jalur aferen melalui saraf vagus ke pusat batuk di medula, yang dengan
sendirinya mungkin berada di bawah kendali pusat kortikal yang lebih tinggi. Pusat
batuk menghasilkan sinyal eferen yang bergerak menuruni vagus, saraf frenikus, dan
saraf motorik tulang belakang untuk otot-otot ekspirasi yang berguna sehingga
menghasilkan batuk.
3. Batuk Berdarah
Batuk berdarah adalah batuk yang disertai darah. Jika darahnya sedikit dan tipis
kemungkinan adalah luka lecet dari saluran napas, karena batuk yang terlalu kuat.
Batuk berdarah dengan darah yang tipis dan sedikit bisa terjadi pada penderita maag
kronis dimana maag penderita mengalami luka akibat asam lambung yang berlebih.
Batuk berdarah dengan jumlah darah yang banyak biasanya terjadi pada penderita TB
paru (tuberculosis paru) yang sudah lama dan tidak diobati. Batuk berdarah pada
penderita TBC merupakan suatu hal gawat darurat (emergency) karena dapat
menyebabkan kematian dan harus mendapat pertolongan yang cepat. Pengobatan
batuk berdahak adalah memberikan antibiotik, dicari penyebabnya jika karena TBC
maka harus diberikan obat TBC, diberikan obat penekan batuk (Sani, 2007).
4. Sesak Napas
Sesak napas adalah kesulitan bernapas atau disebut sebagai dispnea. Sesak napas
dapat disebabkan oleh kondisi respirasi (saluran napas dan paruparu) atau sirkulasi
(jantung dan pembuluh darah). Sesak napas merupakan gejala klinis dari gangguan
pada saluran pernapasan. Sesak napas bukan merupakan penyakit, tetapi merupakan
manifestasi dari penyakit yang menyerang saluran pernapasan. Penyakit yang bisa
menyebabkan sesak napas sangat banyak sekali mulai dari infeksi, alergi, inflamasi
bahkan keganasan.
5. Nyeri Dada Nyeri dada merupakan suatu gangguan kesehatan yang dapat
menimbulkan ketidaknyamanan pada bagian dada. Hal ini biasanya dikenal dengan
istilah asfiksia yaitu ketidakmampuan seseorang untuk melakukan pernapasan
normal, yang pada keadaan parah akan menyebabkan kematian.
6. Sakit Tenggorokan Radang tenggorokan adalah infeksi pada tenggorokan (tekak) dan
kadangkala amandel. Penyebab lainnya di antaranya adalah adanya polusi udara,
alergi musiman dan merokok. Perubahan cuaca dan alergi musiman adalah penyebab
yang paling sering terjadi. Terutama banyak terjadi pada anak-anak. Infeksi ini
disebarkan melalui orang ke orang (person to person contact). Penularan terjadi
melalui droplet. Kuman menginfiltrasi lapisan epitel, kemudian bila epitel terkikis
maka jaringan limfoid superfisal bereaksi, terjadi pembendungan radang dengan
infiltrasi leukosit polimorfonukloear. Pada stadium awal, terdapat hiperemia,
kemudian edema dan sekresi yang meningkat. Eksudat mula-mula serosa tetapi
menjadi menebal atau berbentuk mukus, dan kemudian cenderung menjadi kering dan
dapat melekat pada dinding faring.
7. Perih pada hidung Terjadinya perih pada hidung atau iritasi yang terjadi pada hidung
merupakan salah satu gangguan saluran pernapasan yang disebabkan akibat alergi
ataupun infeksi dan peradangan pada hidung akibat alergi.
8. Berkurangnya kemampuan mencium bau Berkurangnya kemampuan mencium bau
merupakan gangguan kemampuan mencium bau yang diakibatkan karena lamanya
waktu paparan pada indra penciuman (hidung) terhadap zat-zat kimia yang terdapat di
suatu tempat sehingga menyebabkan kurangnya kemampuan mencium bau yang
dikarenakan penderitanya mengalami kehilangan sensitifitas bau tertentu.
3.1 KESIMPULAN
Zat-zat yang berasal dari kegiatan industri maupun kendaraan separti Karbon monoksida
(CO), Nitrogen dioksida (NO2), Sulfur dioksida (SO2), Partikulat (asap atau jelaga),
Chlorofluorocarbon (CFC), Timbal (Pb), karbon dioksida (CO2).