Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Polusi udara masih banyak di wilayah samarinda, lalu penyebab polusi
udara yang diketahui antara lain pembakaran sampah dilingkungan
tempat tinggal, asap perokok, kotoran hewan ternak yang membuat
lingkungan sekitar menjadi bau, membuang sampah tidak pada
tempatnya, dan polusi udara paling besar adalah kendaraan bermotor.
Di Samarinda, kontribusi gas buang kendaraan bermotor sebagai sumber
polusi udara mencapai 60-70%. Sedangkan kontribusi gas buang dari
cerobong asap industri hanya berkisar 10-15%, sisanya berasal dari
sumber pembakaran lain, misalnya dari rumah tangga, pembakaran
sampah, kebakaran rumah, dll.
Sebenarnya banyak polutan udara yang perlu diwaspadai, tetapi
organisasi kesehatan dunia (WHO) menetapkan beberapa jenis polutan
yang dianggap serius. Polutan udara yang berbahaya bagi kesehatan
manusia, hewan, serta mudah merusak harta benda adalah partikulat
yang mengandung partikel aspa dan jelaga, hidrokarbon, sulfur dioksida,
dan nitrogen oksida. Semuanya diemisikan oleh kendaraan bermotor.
WHO memperkirakan bahwa 70% penduduk kota di dunia pernah
menghirup udara kotor akibat emisi kendaraan bermotor, sedangkan
10% sisanya menghirup udara yang bersifat marginal. Akibatnya fatal
bagi bayi dan anak-anak. Orang dewasa yang berisiko tinggi, misalnya
wanita hamil, usia lanjut, serta orang yang telah memiliki riwayat
penyakit paru dan saluran pernapasan menahun. Celakanya, para
penderita maupun keluarganya tidak menyadari bahwa berbagai akibat
negatif tersebut berasal dari polusi udara akibat emisi kendaraan
bermotor yang semakin memprihatinkan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa sajakah dampak polusi udara bagi kelangsungan hidup makhluk
hidup di bumi?

2. Bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasi pencemaran udara?


1.3 Batasan Masalah
1. Menjelaskan beberapa uraian mengenai dampak solusi udara kepada
masyarakat yang kurang mengetahui efek-efek apa saja yang akan timbul
bila itu terjadi.

2. Dan mencakup juga dampak polusi udara yang disebabkan oleh


lingkungan.

1.4 Tujuan
Mencari penyebab polusi udara yang ada di Samarinda dan mencari
solusi yang dapat mengurangi polusi di Samarinda

1.5 Kegunaan Penelitian


Untuk memberikan sebuah solusi untuk menangani dampak polusi udara
BAB II
LANDASAN TEORI
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia,
atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan
manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau
merusak properti. Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber
alami maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik
seperti polusi udara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi
udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat
bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global.

Secara umum definisi udara tercemar adalah perbedaan komposisi


udara aktual dengan kondisi udara normal dimana komposisi udara aktual
tidak mendukung kehidupan manusia. Bahan atau zat pencemaran udara
sendiri dapat berbentuk gas dan partikel. Banyak faktor yang dapat
menyebabkan pencemaran udara, diantaranya pencemaran yang ditimbulkan
oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia atau kombinasi
keduanya. Pencemaran udara dapat mengakibatkan dampak pencemaran
udara bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global atau tidak langsung
dalam kurun waktu lama.

Gas oksigen merupakan komponen esensial bagi kehidupan makhluk


hidup, termasuk manusia. Komposisi seperti itu merupakan udara normal dan
dapat mendukung kehidupan manusia. Namun, akibat aktivitas manusia yang
tidak ramah lingkungan, udara sering kali menurun kualitasnya. Oleh karena itu
dengan dibuatnya makalah ini diharapkan dapat ditemukan solusi alternatif
untuk mengatasi bahayanya pencemaran udara. dan dengan dilaksanakannya
solusi alternatif tersebut diharapkan ada beberapa manfaat yang dapat
dirasakan misalnya berkurangnya polusi udara, dampak kesehatan yang
ditimbulkan akibat pencemaran udara, dampak terhadap tanaman, Tanaman
yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat
terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, mengurangi efek rumah kaca,
hujan asam, kerusakan lapisan ozon.
Jenis pencemaran udara menurut tempat dan sumbernya dibedakan menjadi
dua, yaitu:
Pencemaran udara bebas meliputi secara alamiah (pembusukan, dan lain-lain)
dan bersumber kegiatan manusia, misalnya berasal dari kegiatan industri,
rumah tangga, asap kendaraan bermotor.
Pencemaran udara ruangan meliputi dari asap rokok, bau tidak sedap di
ruangan.
BAB III
PEMBAHASAN
Tulisan ini mengetengahkan sekilas pandang mengenai pencemaran udara.
pengertian, pengaruhnya terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan manusia
serta teknologi terbaru untuk menguranginya. Semakin pesatnya kemajuan
ekonomi mendorong semakin bertambahnya kebutuhan akan transportasi,
dilain sisi lingkungan alam yang mendukung hajat hidup manusia semakin
terancam kualitasnya, efek negatif pencemaran udara kepada kehidupan
manusia semakin hari semakin bertambah. Untuk itulah tulisan singkat ini
dipersembahkan sebagai bahan awal untuk melangkah menciptakan
lingkungan yang sehat dan nyaman. Pencemaran udara adalah masuknya, atau
tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfer yang dapat
mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan
manusia secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan.

Pencemaran udara dapat terjadi dimana-mana, misalnya di dalam


rumah, sekolah, dan kantor. Pencemaran ini sering disebut pencemaran dalam
ruangan (indoor pollution). Sementara itu pencemaran di luar ruangan
(outdoor pollution) berasal dari emisi kendaraan bermotor, industri,
perkapalan, dan proses alami oleh makhluk hidup. Sumber pencemar udara
dapat diklasifikasikan menjadi sumber diam dan sumber bergerak. Sumber
diam terdiri dari pembangkit listrik, industri dan rumah tangga. Sedangkan
sumber bergerak adalah aktivitas lalu lintas kendaraan bermotor dan
transportasi laut

Sumber polusi udara

Banyak faktor yang dapat menyebabkan polusi udara, diantaranya


polusi yang ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia
atau kombinasi keduanya. Polusi udara dapat mengakibatkan dampak
pencemaran udara bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global atau
tidak langsung dalam kurun waktu lama.
Polusi udara dibedakan menjadi polusi primer dan polusi sekunder.
Polusi primer adalah substansi polusi yang ditimbulkan langsung dari sumber
polusi udara. Karbon monoksida adalah sebuah contoh dari polusi udara
primer karena ia merupakan hasil dari pembakaran. Polusi sekunder adalah
substansi polusi yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer
di atmosfer. Pembentukan ozon dalamsmog fotokimia adalah sebuah contoh
dari pencemaran udara sekunder.

Atmosfer merupakan sebuah sistem yang kompleks, dinamik, dan


rapuh. Belakangan ini pertumbuhan keprihatinan akan efek dari emisi polusi
udara dalam konteks global dan hubungannya dengan pemanasan
global, perubahan iklim dan deplesi ozon di stratosfer semakin meningkat.

Kegiatan manusia
- Transportasi
- Industri
- Pembangkit listrik
- Pembakaran (perapian, kompor, furnace, insinerator dengan berbagai jenis
bahan bakar)
- Gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya seperti (CFC)

Sumber alami
- Gunung berapi
- Rawa-rawa
- Kebakaran hutan
- Nitrifikasi dan denitrifikasi biologi

Sumber-sumber lain
- Transportasi amonia
- Kebocoran tangki klor
- Timbulan gas metana dari lahan uruk/tempat pembuangan akhir sampah
- Uap pelarut organik

Dampak Polusi Udara

Dampak kesehatan
Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam
tubuh melalui sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam
tubuh bergantung kepada jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat
tertahan di saluran pernapasan bagian atas, sedangkan partikulat berukuran
kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap
oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh.
Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran
pernapasan akut), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan
pernapasan lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan
sebagai toksik dan karsinogenik.
Studi ADB memperkirakan dampak pencemaran udara di Jakarta yang
berkaitan dengan kematian prematur, perawatan rumah sakit, berkurangnya
hari kerja efektif, dan ISPA pada tahun 1998 senilai dengan 1,8 triliun rupiah
dan akan meningkat menjadi 4,3 triliun rupiah di tahun 2015.

Dampak terhadap tanaman

Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara


tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara
lain klorosis, nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di
permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis.
Hujan asam
pH normal air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer.
Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk
asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara lain:
- Mempengaruhi kualitas air permukaan
- Merusak tanaman
- Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga
mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan
- Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan

Efek rumah kaca


Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon,
dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang
dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam
lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan global.

Dampak dari pemanasan global adalah:


- Pencairan es di kutub
- Perubahan iklim regional dan global
- Perubahan siklus hidup flora dan fauna

Kerusakan lapisan ozon


Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km)
merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B
dari matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3)
terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan
bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon
lebih cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada
lapisan ozon.
Kerusakan lapisan ozon menyebabkan sinar UV-B matahari tidak terfilter
dan dapat mengakibatkan kanker kulit serta penyakit pada tanaman.

Solusi
Solusi untuk mengatasi polusi udara kota terutama ditujukan pada
pembenahan sektor transportasi, tanpa mengabaikan sektor-sektor lain. Hal ini
kita perlu belajar dari kota-kota besar lain di dunia, yang telah berhasil
menurunkan polusi udara kota dan angka kesakitan serta kematian yang
diakibatkan karenanya.
- Pemberian izin bagi angkutan umum kecil hendaknya lebih dibatasi,
sementara kendaraan angkutan massal, seperti bus dan kereta api,
diperbanyak.
- Pembatasan usia kendaraan, terutama bagi angkutan umum, perlu
dipertimbangkan sebagai salah satu solusi. Sebab, semakin tua kendaraan,
terutama yang kurang terawat, semakin besar potensi untuk memberi
kontribusi polutan udara.
- Potensi terbesar polusi oleh kendaraan bermotor adalah kemacetan lalu
lintas dan tanjakan. Karena itu, pengaturan lalu lintas, rambu-rambu, dan
tindakan tegas terhadap pelanggaran berkendaraan dapat membantu
mengatasi kemacetan lalu lintas dan mengurangi polusi udara.
- Pemberian penghambat laju kendaraan di permukiman atau gang-gang yang
sering diistilahkan dengan “polisi tidur” justru merupakan biang polusi.
Kendaraan bermotor akan memperlambat laju

Penanaman pohon-pohon yang berdaun lebar di pinggir-pinggir jalan,


terutama yang lalu lintasnya padat serta di sudut-sudut kota, juga mengurangi
polusi udara.
BAB IV
KESIMPULAN
Dampak Polusi Udara bagi kelangsungan masyarakat di kota Samarinda:
Mengganggu dan membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan
Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (infeksi
saluran pernapasan akut), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan
gangguan pernapasan lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan
sebagai toksik dan karsinogenik.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Jakarta. 2013. Zat – zat
Pencemar Udara.

Badan Pusat Statistik. 2017. Kota Yogyakarta dalam Angka Tahun2017.


Penerbit Haksoro. Yogyakarta.

Brimblecome, P. 1986. Air Cmposition and Chemistry. Cambridg


University Press. Cambridge

Budiyono, Afif. 2001. Pencemaran Udara : Dampak Pencemaran Udara


pada Lingkungan. Jurnal LAPAN . Berita Dirgantara. Volume
2. Nomor 1.

Faudzi. (2012). Kajian Kadar Testosteron Dan Cortisol Dalam Darah


Pada Polisi Lalu Lintas (Terpajan Polutan) Dengan Polisi
Yang Bertugas Di Kantor (Tidak Terpajan Polutan) Dki
Jakarta Tahun 2012. Laporan Tugas Akhir. Program Studi
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Universitas Indonesia, Jakarta.
Fardiaz, Srikandi. 1992. Polusi Air Dan Udara. Penerbit Kanisius.
Yogyakarta.

Goyal P and Khrisna RK. 2013. A line source model for Delhi.
Transportation Research Part D(4): 241-249.

Anda mungkin juga menyukai