1
disadari entah berapa ribu warga kota yang meninggal setiap tahunnya karena
infeksi saluran pernapasan, asma, maupun kanker paru-paru akibat polusi udara
kota. Meskipun sesekali telah turun hujan langit di kota-kota besar di Indonesia tidak
biru lagi. Udara kota telah dipenuhi oleh jelaga dan gas-gas yang berbahaya bagi
kesehatan manusia. Diperkirakan dalam sepuluh tahun mendatang terjadi
peningkatan jumlah penderita penyakit paru-paru dan saluran pernapasan. Bukan
hanya infeksi saluran pernapasan akut yang kini menempati urutan pertama dalam
pola penyakit diberbagai wilayah di Indonesia, tetapi juga meningkatnya jumlah
penderita penyakit asma dan kanker paru-paru.
Di kota-kota besar, kontribusi gas buang kendaraan bermotor sebagai sumber polusi
udara mencapai 60-70%. Sedangkan kontribusi gas buang dari cerobong asap
industri hanya berkisar 10-15%, sisanya berasal dari sumber pembakaran
lain,misalnya dari rumah tangga, pembakaran sampah, kebakaran hutan, dll.
Sebenarnya banyak polutan udara yang perlu diwaspadai, tetapi organisasi
kesehatan dunia (WHO) menetapkan beberapa jenis polutan yang dianggap
serius.Polutan udara yang berbahaya bagi kesehatan manusia, hewan,serta mudah
merusak harta benda adalah partikulat yang mengandung partikel aspa dan jelaga,
hidrokarbon, sulfur dioksida, dan nitrogen oksida. Semuanya diemisikan oleh
kendaraan bermotor. WHO memperkirakan bahwa 70% penduduk kota di dunia
pernah menghirup udara kotor akibat emisi kendaraan bermotor, sedagkan 10%
sisanya menghirup udara yang bersifat marginal. Akibatnya fatal bagi bayi dan anak-
anak.
2.1 KONTRIBUSI POLUSI UDARA
Komisi Kesehatan dan Lingkungan Organisasi Kesehatan Dunia
mengidentifikasi polusi udara di perkotaan menjadi masalah pokok kesehatan
lingkungan yang harus menjadi prioritas penanganan. Jika pencemaran terus
dibiarkan, akan menimbulkan kerugian berantai. Hal itu tidak saja terhadap
kesehatan warga kota, tetapi juga faktor biaya. profil kesehatan lingkungan DKI
Jakarta menunjukkan sekitar 46 persen penyakit gangguan pernapasan dan 32
persen kematian yang diperkirakan terkait pencemaran udara. Salah satu kontributor
terbesar adalah sektor transportasi (Hindra 2014). Berdasarkan data Dinas
Perhubungan DKI Jakarta 2014, jumlah kendaraan bermotor di wilayah DKI Jakarta
telah mencapai 9,3 juta unit dengan tingkat pertumbuhan kendaraan dalam lima
tahun terakhir 8,12 persen per tahun. Kendaraan bermotor memberikan kontribusi
gas buang sebagai sumber polusi udara Jakarta sebesar 70 persen. Di sisi lain,
keberadaan lahan ruang terbuka hijau (RTH) dan lahan tidur, berdasarkan data
Dinas Tata Ruang DKI Jakarta 2009, mencapai 33 persen. Dengan demikian, tidak
ada jaminan pemulihan pencemaran udara Jakarta akibat gas buang.
Polusi saat ini adalah istilah umum yang sering didengar. Banyak jenis-jenis
polusi yang berada di dunia dan salah satunya dalah polusi udara. Polusi udara
adalah salah satu bentuk yang mengkontaminasi udara terlepas indoor maupun
2
outdoor. Perubahan fisik, biologis atau kimiawi terhadap udara di atmosfer dapat
disebut sebagai polusi. Ini terjadi ketika gas, debu, asap berbahaya masuk ke
atmosfer dan menyulitkan tumbuhan, hewan, dan manusia untuk bertahan hidup
saat udara menjadi kotor (Rinkesh, 2020). Cara lain untuk melihat polusi udara
dapat berupa zat apa pun yang berpotensi mengganggu atmosfer atau
kesejahteraan makhluk hidup yang bertahan di dalamnya.
Keberlanjutan semua makhluk hidup disebabkan oleh kombinasi gas yang
secara kolektif membentuk atmosfer; ketidakseimbangan yang disebabkan oleh
kenaikan atau penurunan persentase gas-gas ini dapat membahayakan
kelangsungan hidup. Lapisan ozon yang dianggap penting bagi keberadaan
ekosistem di planet ini semakin menipis akibat meningkatnya polusi. Pemanasan
global, sebagai akibat langsung dari peningkatan ketidakseimbangan gas di
atmosfer, telah dikenal sebagai ancaman dan tantangan terbesar yang harus diatasi
oleh dunia kontemporer dalam upaya untuk bertahan hidup.
Dilansir dari berita CNN Indonesia, IQAir mengindikasikan adanya sebuah
penelitian yang memastikan bahwa polusi udara jauh lebih mematikan dibanding
wabah virus corona yang berasal dari China. Frank kemudian mengungkapkan
temuan bahwa 90 persen populasi global saat ini menghirup udara yang tidak aman.
Data terbaru yang dikumpulkan oleh IQAir mengungkap peringkat kota-kota di dunia
yang paling tercemar, serta membeberkan perubahan konsentrasi partikulat PM 2.5
di seluruh dunia sepanjang 2019. Dalam laporan global itu, IQAir menyoroti bahwa
tingkat polusi udara yang meningkat sepanjang tahun 2019 sebagai akibat dari
perubahan iklim seperti badai pasir, kebakaran hutan, dan polusi akibat urbanisasi
kota yang sangat cepat seperti yang terjadi di wilayah Asia Tenggara.
3
Bahaya Polusi Udara
Data kualitas udara 2019 tersebut menunjukkan indikasi yang jelas bahwa
perubahan iklim dapat secara langsung meningkatkan risiko paparan polusi udara,
melalui peningkatan frekuensi dan intensitas kebakaran hutan dan badai pasir.
Demikian pula yang terjadi di banyak wilayah ketika peningkatan polutan PM 2.5 dan
gas rumah kaca yang terkait dengan perubahan iklim beberapa di antaranya
disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil, seperti batubara. Daerah-daerah
yang kekurangan informasi kualitas udara diperkirakan menjadi daerah dengan
polusi udara paling parah di dunia, yang artinya dapat menempatkan populasi besar
di satu wilayah dalam keadaan berbahaya.
Afrika, benua dengan 1,3 miliar orang misalnya, saat ini hanya memiliki
kurang dari 100 stasiun pemantauan yang membuat data PM 2.5 bisa diakses publik
dalam waktu nyata. Particular Matter (PM) 2.5 sendiri adalah jenis partikel polusi tak
kasat mata yang didasarkan pada ukurannya yang hanya mencapai 2,5 mikrometer.
Saking kecilnya. PM 2.5 disebut bisa menembus masker yang kita pakai sehari-hari.
Menumpuknya PM 2.5 di paru-paru itu yang disebut bisa menyebabkan beragam
penyakit hingga kematian pada manusia. PM 2.5 yang bersumber dari luar ruangan
sendiri ada di polusi mobil, truk, bus, dan kendaraan bermotor lainnya. PM 2.5 juga
bisa berasal dari pembakaran kayu, cerobong asap pabrik, minyak, batu bara, dan
4
kebakaran hutan. Sementara PM 2.5 yang bersumber dari dalam ruangan bisa
berasal dari asap rokok, asap memasak, membakar lilin atau minyak lampu dan
asap perapian.
5
partikulat halus ini sangat berbahaya karena dapat berpenetrasi menembus bagian
terdalam dari paru-paru dan sistem jantung. Partikulat halus diperkirakan memberi
kontribusi besar pada angka kematian yang diakibatkan oleh gangguan kesehatan
terkait pencemaran udara. Pencemaran yang ditimbulkan oleh logam berat Pb perlu
mendapat perhatian yang lebih karena dampak yang diakibatkan sangat
berpengaruh pada kesehatan manusia bahkan dapat menyebabkan kematian.
Apabila Pb tingkat intelegensia, learning disability, mengalami gejala anemia,
hambatan dalam pertumbuhan, perkembangan kognitif buruk, sistem kekebalan
tubuh yang lemah dan gejala autis, bahkan kematian dini. Kadar timbal diatas 40
μg/dL pada darah pria berdampak pada menurunnya jumlah sperma, volume
sperma, kepekatan sperma dan gerakan sperma yang berarti pula gejala
kemandulan. Pada ibu hamil, dampak serius terjadi baik pada sang ibu maupun
janinnya mengingat timbal dapat menembus plasenta, sementara perkembangan
otak janin sangat peka terhadap logam timbal dan terancam mengalami keguguran.
Kenaikan konsentrasi Pb setiap 1 μg/dL pada darah akan menurunkan point
Inteliigence Quotient (IQ) sebesar tiga point, yang secara umum pergeseran ini akan
menaikkan sekitar 57% anak berkebutuhan khusus dan penurunan sekitar 60%
jumlah anak jenius.
Anak-anak balita dan usia sekolah merupakan usia yang rentan terhadap
paparan timbal,sehingga dampak pencemaran ini akan sangat mempengaruhi
kualitas generasi bangsa, baik dari sisi kesehatan maupun sisi kecerdasan. Oleh
karena itu, sangat dibutuhkan suatu penelitian yang dapat digunakan sebagai early
warning atau Long term Monitoring agar dampak lingkungan dan kerugian finansial
yang lebih besar dapat dihindari.
a) EARLY WARNING SYSTEM
Kasus kebakaran hutan dan lahan hampir setiap tahun terjadi di Indonesia
terutama di pulau Kalimantan dan Sumatera. Data dari Kementrian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan (KEMENLHK) menunjukkan peningkatan kejadian kebakaran
antara rentang waktu tahun 2014 dan 2015, kebakaran ini terjadi akibat kemarau
panjang dan juga aktivitas pembukaan lahan. Kebakaran hutan memiliki dampak
luas, tidak hanya masalah kehilangan keanekaragaman hayati, tetapi juga
menyebabkan masalah kabut asap. Bencana kabut asap yang menimbulkan
masalah pencemaran udara, paling besar disumbangkan oleh masalah kebakaran
hutan lahan gambut (Center for International Forestry Research 2003). Provinsi
Jambi merupakan salah satu provinsi di Indonesia, yang sering dilanda bencana
kabut asap, seperti yang terakhir terjadi pada akhir tahun 2015 lalu. Bencana kabut
asap menyebabkan kualitas udara di provinsi Jambi beberapa tahun terakhir
semakin buruk. Kota Jambi merupakan salah satu wilayah yang terkena dampak
bencana kabut asap terparah di provinsi Jambi. Bencana kabut asap menyebabkan
kualitas udara di kota Jambi tidak sehat. Berdasarkan data rata-rata indeks standar
pencemaran udara (ISPU) PM-10, diketahui bahwa angka rata-rata indeks standar
6
pencemaran udara di kota Jambi mulai tahun Agustus 2015 cenderung meningkat,
dengan angka peningkatan yang bervariasi pada setiap bulan. Dalam konteks ini
diketahui bahwa angka Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) kota Jambi
tertinggi tercatat pada kisaran angka 511 pada tanggal 1 oktober 2015. Rentang
kondisi ISPU pada level 0-50 adalah baik, 51-101 adalah sedang, 101-199 adalah
tidak sehat, 200-299 sangat tidak sehat dan 300 – lebih adalah berbahaya.
Early Warning System (Sistem Peringatan Dini) dapat dipahami sebagai
suatu kombinasi antara kemampuan teknologi dan kemampuan masyarakat. dalam
konteks ini kemampuan masyarakat yang dimaksud adalah kemampuan dalam
memahami dan memanfaatkan informasi yang diperoleh. Peringatan dini adalah
serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin kepada masyarakat
tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang
berwenang. Peringatan dini mencakup berbagai peringatan yang akurat secara
teknis. Isi sistem peringatan dini harus bersifat membangun pemahaman resiko,
serta dapat membentuk kerjasama yang harmonis antara penyedia dan pengguna
sistem peringatan dini. Tidak hanya itu isi peringatan dini juga dituntut dapat
meningkatkan kemampuan otoritas masyarakat dalam bertindak. Dengan demikian
diharapkan sistem peringatan dini yang digunakan dapat menurunkan jumlah risiko
dari suatu becana (Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 2008)
Sistem peringatan dini memiliki tujuan utama untuk menguatkan kemampuan
individu, masyarakat dan organisasi yang terancam bahaya. Sistem peringatan dini
mengarahkan masyarakat dan organisasi untuk bersiap siaga, serta bertindak benar dan
tepat waktu,sehingga kemungkinan terjadinya kerusakan dan jatuhnya korban akan
berkurang. (UNISDR dalam Early Warning Conference III 2006). Contoh system peringatan
diri yaitu ketika Dalam menghadapi bencana kabut asap tahun 2015, pemerintah kota jambi
melalui BLH Kota Jambi melakukan peringatan dini dengan melakukan pemantuan ISPU
menggunakan alat AQMS (Air Quality Monitoring System). Hasil dari pemantuan ini dapat
memberikan informasi kepada masyarakat tentang tingkat pencemaran udara yang terjadi.
Jika penggunaan alat ini dapat dimaksimalkan maka informasi tentang tingkat pencemaran
udara dapat diterima oleh semua masyarakat, dan masyarakat memiliki kemampuan yang
baik dalam merespon informasi yang di peroleh. ISPU adalah standar perhitungan indeks
kualitas udara yang dipergunakan secara resmi di Indonesia. Perhitungan indeks tersebut
sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor: KEP 45/MENLH/1997
tentang Indeks Standar Pencemar Udara. Didefinisikan bahwa Indeks Standar Pencemar
Udara adalah angka yang menggambarkan kondisi kualitas udara ambien di lokasi dan
waktu tertentu yang didasarkan kepada dampak terhadap kesehatan manusia, nilai estetika
dan makhluk hidup lainnya. Nilai ISPU tidak mempunyai satuan. Parameter yang termasuk
dalam sumber adalah Particulate Matter(PM10), Karbon Monoksida (CO), Sulfur Dioksida
(SO2), Nitrogen Dioksida (NO2) dan Ozon (O3).
7
Namun sayangnya sistem peringatan dini bencana kabut asap di kota Jambi tahun
2015 belum berjalan efektif, masih ditemukan kelemahan di sana sini, hal ini
disebabkan oleh belum adanya aturan lengkap yang mengatur mekanisme sistem
peringatan dini. Untuk itu perlu adanya aturan lengkap yang secara khusus
mengatur tentang mekanisme peringatan dini. Dengan adanya aturan maka jelaslah
acuan yang di gunakan dalam melaksanakan sistem peringatan dini.
Udara merupakan salah satu kebutuhan primer makhluk hidup. Jika udara
tercemar maka kehidupan manusia dan makhluk hidup lain akan terganggu.
Karena itu perlu ada penanganan khusus agar udara tetap terjaga kualitasnya.
Ada beberapa Upaya yang dilakukan dalam rangka pendeteksian kualitas Udara
dalam jangka panjang.
8
beberapa analisis yang dibuat dalam penelitian ini,yaitu analisis tren,
analisis korelasi nilai polutan terhadap data meteorologi, dan prediksi
polutan Karbon Monoksida menggunakan RNN-LSTM di kota Surabaya
dikorelasikan dengan data meteorologi. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa model prediksi terbaik menggunakan RNN-LSTM dengan
perhitungan RMSE mendapatkan error sebesar 1,880dan skenario jumlah
hidden layer 2 serta epoch 50.Hasil prediksi yang dibangun dapat
digunakan sebagai acuan dalam menentukan kebijakan pemerintah kota
untuk menangani polusi udara ke depan. Jaringan saraf berulang atau
Recurrent Neural Network(RNN) adalah jenis arsitektur jaringan saraf
tiruan dengan masukan yang diproses secara berulang-ulang. Ciri khas
RNN adalah data yang dijadikan masukan adalah data sekuensial. Karena
data diproses melalui banyak lapis (layer) sehingga RNN masuk dalam
kategori deep learning. Seiring dengan berkembangnya teknologi
hardware untuk membantu proses deep learning, RNN telah mengalami
kemajuan yang pesat dan telah diterapkan ke dalam berbagai bidang.
Beberapa penelitian yang menggunakan RNN antara lain dalam bidang
pemrosesan bahasa alami, pengenalan suara, sistesismusik, manajemen
keuangan, analisis deret, analisisvideo, dan sebagainya. Seiring
berkembangnya implementasi RNN, dikembangkan pula metode Long
Short Term Memory (LSTM). Berbeda dengan konsep RNN, LSTM
memiliki memory cell dan input gates untuk menyimpan informasi memori
yang telah lama tersimpan. Dalam penelitian ini,dibuat analisis tren,
analisis korelasi antara partikular CO dengan data meteorologi, dan
analisis prediksi menggunakan metode peramalan Recurrent Neural
Network-Long Short Term Memory (RNN-LSTM) terhadap partikular
Karbon Monoksida (CO) sebagai salah satu particular utama penyebab
polusi udara di bidang transportasi. Dari penelitian ini diharapkan para
pemangku kepentingan khususnya di bidang pengendalian polusi
lingkungan, dapat menggunakan metode ini sebagai acuan pengambilan
keputusan dalam upaya mengendalikan polusi udara untuk tahun-tahun
yang akan datang.
9
mengembangkan sistem monitoring tingkat pencemaran udara
menggunakan teknologi jaringan sensor nirkabel dengan mengunakan
sensor gas CO. Pada penelitian ini, digunakan mikrokontroler ATMega328
sebagai pusat kontrol dan modul wireless NRF24l01 sebagai kontroler
jaringan yang menangani komunikasi antara sensor-sensor node dengan
coordinator. Selain itu, sistem ini menggunakan bahasa C sebagai
konfigurasi antara mikrokontroler dan NRF24101. Tingkat pencemaran
udara diukur dengan sensor gas M Q-7 yang berfungsi untuk mengukur
kadar CO. Berdasarkan hasil analisis dan pengujian yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa alat bekerja dengan baik merespon setiap perbedaan
data node-node sensor dan menampilkan data tersebut pada media
interface Delph
10
4. Deteksi kadar polusi udara menggunakan sensor Gas MQ-7 dengan
tehknologi Wireles HC-05.
11
proses pembakaran tidak sempurna bahan organik, baik dalam alur pengolahan
hasil jadi industri/occupational, ataupun proses di alam lingkungan/environmental.
Industri menyumbangkan sekitar 20 % dari total gas CO yang ada, sedangkan dari
lingkungan dapat berasal dari asap rokok (kira-kira 4% dari total gas CO di udara),
asap knalpot mobil di jalan raya yang sibuk, dan kebakaran. Karbon monoksida
secara praktis di produksi oleh proses-proses yang artifisial, dan 80% diduga
berasal dari asap kendaraan bermotor. Bertambahnya gas CO pada umumnya
terjadi karena proses pembakaran yang tidak sempurna, terutama dari kendaraan
atau mesin bermotor
Keracunan gas karbon monoksida (carbon monoxide)/gas CO akan
menyebabkan terjadinya hipoksia jaringan tubuh yang dapat membahayakan
jaringan-jaringan dalam tubuh manusia. Zat kimia ini mengurangi daya angkut sel
darah merah dalam membawa oksigen. Efeknya terhadap kesehatan bergantung
pada berapa lama paparan dan seberapa banyak karbon monoksida yang terhirup.
Gas ini selain membentuk senyawa yang stabil dengan hemoglobin darah dan
menjadi karboksi-hemoglobin, juga memberi efek gangguan pada saluran
pernapasan manusia. Gas CO dalam jumlah sedikit tidak berbahaya, bila dalam
jumlah besar akan berbahaya bahkan dapat menyebabkan kematian. Dampak bagi
kesehatan pekerja karena keracunan gas CO menyebabkan hipoksia jaringan
jantung dan paru-paru. Pada sistem kardiovaskular maka gas CO mengikat
mioglobin, sitokrom P-450 dan enzim sitokrom oksidase a3 mitokondria miokardium
sehingga menyebabkan hasil oksidasi mitokondria berupa adenosin triphosphate
(ATP) berkurang. Komplikasi pada jantung dapat berupa menurunnya kontraksi
miokardium, terjadi hipotensi, aritmia ventrikuler, dan dapat menyebabkan mati
mendadak (sudden death). Pada pekerja mudah terjadi penyakit koroner karena
lebih cepat terjadi hipoksia, lebih sering serangan angina, terjadi peningkatan
depresi gelombang ST walaupun dengan pajanan dosis rendah gas CO. Komplikasi
pada sistem saraf menyebabkan hipoksia serebral, Parkinsonisme (gejala mirip
Parkinson), yaitu terjadi tremor, kekakuan, bradikinesia, dan cara berjalan yang
tidak stabil. Teori terjadinya parkinsonisme adalah akibat terganggunya sel output,
yaitu sejenis sel di dalam globus pallidus basal ganglia, terjadi hiper intensitas
simetri bilateral pada globus pallidus akibat hipoksia, atau kekurangan energi pada
basal ganglia, dan terjadi hipotensi sistemik. Komplikasi pada paru dapat berupa
edema paru dan perdarahan. Edema dapat terjadi akibat terganggunya fungsi
ventrikel kiri jantung atau langsung sebagai akibat hipoksia parenkim paru-paru, dan
dapat terjadi kegagalan pernapasan. Gejala yang lebih ringan berupa dispneu,
takhipneu dan nafas pendek. Paparan karbon monoksida kadar rendah juga dapat
menimbulkan gejala sakit kepala, pusing dan kelelahan.
12
Udara bersih mengandung kurang lebih 78% gas nitrogen dan 20% gas
oksigen. Pada temperatur tinggi (121oC atau 200o F) kedua gas akan bereaksi
membentuk NOx dan NO2. American Lung Association, mengemukakan bahwa
sumber NOx berupa gas buangan kendaraan di jalan raya (30%) dan pembakaran
minyak tanah atau alat-alat listrik (28%). Mekanisme kerja NOx dapat menyebabkan
timbulnya infeksi saluran pernapasan dan gangguan fungsi paru. Terpapar NO2
secara terus-menerus dapat meningkatkan gejala bronkitis dan emfisema, bahkan
dapat memperparah penyakit jantung hingga kematian dini. NO2 mengiritasi mukosa
mata, hidung, tenggorokan, dan paru-paru.
Semakin tinggi konsentrasi NO2 di tempat tinggal anda semakin besar resiko
anda yaitu mekanisme masuknya bila secara akut meningkat akan menyebabkan
reaktifitas bronkial dan bila jangka panjang meningkatkan menyebabkan paru-paru
mudah terinfeksi dengan bakteri dan virus. Adapun efek potensial terhadap
kesehatan menyebabkan sesak napas dan asma yang berulang (exacerbation),
infeksi saluran pernapasan serta menurunkan fungsi paru-paru, terlebih bila pada
anak-anak.
Sulfur Dioksida (SO2)
Sulfur dioksida (SO2) merupakan bagian partikel gas yang mencemari udara.
Sifat SO2 mudah larut dalam air, tidak berwarna, berbau tajam atau pedas pada
konsentrasi sekitar 0,5 sampai 0,8 ppm dan iritan yang kuat. Sulfur dioksida dapat
berasal dari pembakaran batubara dan minyak mentah yang mengandung sulfur,
pembangkit tenaga listrik bertenaga batubara, pabrik yang menghasilkan bubur
kertas, peleburan seng, timah dan tembaga serta pemanas ruangan.
Kadar SO2 yang terpajan pada manusia di udara bebas lebih rendah
dibandingkan pada pekerja dalam ruangan yang terpolusi atau dalam mobil dengan
polusi asap kendaraan. Akibat pajanan SO2 dapat timbul iritasi konjungtiva, kulit
dan saluran napas menyebabkan gangguan fungsi paru baik akut maupun kronik,
bahkan kematian. Pada pernapasan biasa melalui hidung, hampir 98% gas SO2
akan diabsorbsi di nasofaring dan sisanya akan di absorbsi dengan cepat di mukosa
serta epitel di bronkus. Hal ini karena turbulensi udara dengan mukosa hidung pada
pernapasan biasa relatif sangat besar sehingga gas-gas yang diabsorbsi meningkat.
Hanya sedikit, bahkan hampir tidak ada yang sampai ke saluran napas bawah. Pada
pernapasan melalui mulut, gas SO2 yang diabsorbsi lebih sedikit dibandingkan
melalui hidung. Namun dalam keadaan khusus misalnya bekerja berat, ventilasi per
menitnya akan meningkat, sehingga jumlah udara yang dihisap melalui mulut
meningkat dan deposit gas SO2 dapat mengenai saluran napas bawah.
Pajanan SO2 pada kadar 1-5 ppm dapat menyebabkan iritasi mata,
konsentrasi SO2 antara 5–10 ppm menyebabkan iritasi mata dan mukosa hidung
sedangkan pajanan dengan konsentrasi antara 10 –50 ppm selama 5 sampai 15
menit dapat menyebabkan iritasi mata, hidung, tenggorok, juga timbul rasa tercekik
di leher, nyeri dada, dan bronkokonstriksi/penyempitan saluran pernapasan, di mana
13
penderita asma dan penyakit pernapasan kronis akan lebih sensitif terhadap unsur
ini. Konsentrasi SO2 lebih dari 50 ppm menimbulkan kerusakan parenkim paru dan
vaskularisasi paru yang berat, sehingga terjadi perubahan fungsi dan anatomi paru.
Timah hitam (Pb).
Kandungan timah hitam (Pb) yang juga biasa disebut timbal umumnya
merupakan hasil pembakaran bahan bakar minyak yang mengandung Tetra Ethyl
Lead (TEL) yang ditambahkan guna meningkatkan nilai oktan bahan bakar minyak.
Proses biologis pencemaran Pb di udara dimana komponen Pb inorganik di alam
kebanyakan dalam bentuk partikel padat. Setelah terlepas ke udara, partikel ini akan
menyebar dan akhirnya hilang karena berbentuk endapan basah atau endapan
kering. Kira-kira 40-70% endapan Pb yang bersifat basah jatuh sedangkan 20-60%
partikel Pb yang di buang dari kendaraan bermotor tetap berada dekat dengan lokasi
sumber pembuangan. Faktor terpenting dalam menentukan transpor Pb di udara
yakni besar dari partikel Pb itu sendiri. Partikel Pb yang berdiameter lebih dari 2 μm
dapat jatuh dari udara dengan cepat dan tersimpan relatif dekat dengan sumber
pelepasan partikel, dimana jika dilepas dari jalan raya maka partikel itu akan jatuh
kurang lebih 25 meter dari jalan raya. Kecepatan penyebaran partikel Pb yang
berukuran antara 0,06–2 μm diperkirakan 0,2 –0,5 cm/detik, tapi secara keseluruhan
partikel Pb yang bersifat kering mempunyai kecepatan penyebaran 0,41 cm/detik.
Partikel Pb yang dilepaskan dari kendaraan bermotor berukuran sangat kecil yaitu
kurang dari 0,1 μm tapi dapat mengalami koagulasi dari partikel sehingga ukurannya
menjadi lebih besar. Selain dari emisi kendaraan timbal juga dapat berasal dari
industri, penggunaan solder, dan cat.
Timbal sangat beracun dan diketahui merusak sistem saraf, ginjal, serta
mengganggu proses pembentukan hemoglobin. Anak-anak lebih rentan terhadap
efek timbal, yang dapat mengakibatkan penurunan nilai IQ (tingkat kecerdasan),
penurunan prestasi, gangguan perilaku, pubertas yang tertunda, penurunan fungsi
pendengaran, hingga kinerja kognitif. Sementara pada orang dewasa, paparan
timbal dapat mengakibatkan penyakit kardiovaskular, gangguan saraf, penurunan
kesuburan, hingga penurunan fungsi ginjal.
Particulate Matter (PM10)
Dari berbagai jenis zat pencemar udara, benda partikulat atau particulate
matter berdiameter 10 mikron (PM10) mendapatkan perhatian khusus karena dinilai
memiliki pengaruh lebih besar terhadap gangguan kesehatan manusia dibandingkan
dengan zat – zat pencemar lainnya. PM10 dapat dijadikan sebagai wakil dari zat-zat
pencemar lain. Naik turunnya PM10 berasosiasi dengan zat – zat pencemar lain
yang berada di udara. Bahan-bahan partikel merupakan bahan-bahan kompleks dan
campuran yang terdiri dari partikel-partikel dasar karbon (carbon based particles),
debu (dust), dan aerosol asam (acid aerosol).
Menurut WHO (2011) efek kesehatan dari paparan PM10 dalam waktu
singkat dapat mempengaruhi reaksi radang paruparu, ISPA (infeksi saluran
14
pernapasan atas), gangguan pada sistem kardiovaskuler, meningkatnya perawatan
gawat darurat, peningkatan penggunaan obat, bahkan kematian. Sementara
dampak jangka panjang PM10 dapat meningkatkan gejala gangguan saluran
pernapasan bawah, eksaserbasi asma, penurunan fungsi paru pada anak-anak,
peningkatan obstruktif paru-paru kronis, penurunan fungsi paru-paru pada orang
dewasa, penurunan rata-rata tingkat harapan hidup terutama kematian yang
diakibatkan oleh penyakit cardiopulmonary dan probabilitas kejadian kanker paru-
paru (Nurjanah, 2014).
Ozon (O3)
Ozon di permukaan tanah berbeda dengan lapisan ozon di atmosfer. Walau
pada lapisan atmosfer ozon berfungsi sebagai penangkal cahaya ultraviolet (UV),
namun pada permukaan bumi, ozon termasuk polusi. Ozon di permukaan bumi
terbentuk ketika cahaya matahari memicu reaksi kimia antara unsur-unsur polusi.
Ozon merupakan gas yang sangat reaktif dan bisa mengiritasi mata dan
menyebabkan gangguan pernapasan bagian atas dan bawah pada orang sehat
sekalipun. Polusi ozon dapat memicu serangan asma pada penderita asma. Ozon
juga dapat meningkatkan kerentanan seseorang terhadap infeksi pernapasan dan
memperparah penyakit pernapasan yang sudah diderita sebelumnya. Paparan
jangka panjang terhadap konsentrasi ozon yang tinggi dapat menyebabkan
penurunan fungsi paru yang signifikan, pembengkakan jalan napas, dan gangguan
pernapasan. Orang dengan penyakit paru-paru sangat rentan terhadap efek
gangguan pernapasan akibat ozon.
2. 4 BERBAGAI SUMBER DATA YANG BISA DIMANFAATKAN UNTUK
MENGENALI TERJADINYA POLUSI UDARA.
Setiap negara umumnya memiliki batasan atau indeks kualitas udara masing-
masing yang dikelola dengan standar kualitas udara nasional yang berbeda. Tetapi
polusi udara ini sebenarnya sudah sering terjadi dan sudah seharusnya menjadi
perhatian besar seluruh pihak demi terciptanya udara yang baik. Lalu bagaimana
cara mengetahui seberapa buruk kondisi polusi udara yang terjadi? beberapa
sumber data yang bisa dipakai untuk mengetahui terjadinya polusi udara yaitu :
a. World Air Quality Index (WAQI) yaitu sebuah laman online yang dapat
menunjukan kualitas udara secara real time lebih dari 10.000 stasiun di dunia.
Laman ini akan menampilkan kondisi udara di berbagai negara kemudian
membaginya dalam beberapa skala kualitas udara, seperti : baik, moderat,
tidak sehat untuk kelompok orang yang sensitif, tidak sehat, sangat tidak
sehat hingga berbahaya;
b. Air Quality Index (AQI) merupakan indeks kualitas udara yang diukur dengan
sebuah angka untuk mengetahui seberapa tercemarnya udara suatu wilayah.
Perhitungan AQI sendiri didasarkan pada 6 (enam) polutan udara utama,
yaitu partikel PM 2.5 dan PM 10, sulfur dioksida (SO2), nitrogen dioksida
15
(NO2), karbon monoksida (CO), dan Ozon. Nilai AQI untuk mengukur kualitas
udara berada di angka 0 sampai 500. Semakin tinggi nilai AQI berarti
semakin tinggi tingkat polusi udara dan semakin besar pula risiko gangguan
kesehatan yang dapat dialami, terutama bagi mereka yang sensitif terhadap
paparan polusi udara. Sementara itu, jika nilai AQI berada di bawah 100,
menandakan kualitas udara cukup aman dan sesuai dengan standar kualitas
udara yang baik bagi kesehatan.
Penilaian kualitas udara dengan AQI dapat dilihat pula melalui warna. Jika
hasilnya menujukkan warna hijau itu berarti kualitas udara berada dalam kondisi
baik sehingga Anda masih dapat menghirup udara segar yang tentunya baik bagi
tubuh. Tetapi jika warna mengarah ke kuning, orange, merah bahkan hingga ungu,
itu menandakan kualitas udara yang semakin buruk.
Air Quality Monitoring System (AQMS) merupakan sistem
pemantau udara yang dimiliki oleh Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan untuk mengetahui tingkat pencemaran
udara salah satunya Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU).
AQMS ini pun menghitung parameter kualitas udara salah
satunya , PM10, CO, O3, NO2, PM2.5, HC, SO2. Sejak 2015,
alat ini diklaim sudah mengukur PM2.5 pada 14 kota dan hingga
radius 10 kilometer. Keempatbelas daerah itu adalah Banda
Aceh, Pekanbaru, Batam, Padang, Jambi, Palembang,
Pontianak, Palangkaraya, Banjarmasin, Kalimantan Utara,
Jakarta Pusat, Makassar, Manado, dan Mataram.
Beberapa jenis indeks kualitas udara untuk menyatakan kondisi kualitas udara
yaitu :
a. Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU)
Saat ini Indeks standar kualitas udara yang dipergunakan secara resmi di
Indonesia adalah Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU), hal ini sesuai
dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : KEP 45 /
MENLH / 1997 Tentang Indeks Standar Pencemar Udara. Dalam keputusan
tersebut yang dipergunakan sebagai bahan pertimbangan diantaranya:
bahwa untuk memberikan kemudahan dari keseragaman informasi kualitas
udara ambien kepada masyarakat di lokasi dan waktu tertentu serta sebagai
bahan pertimbangan dalam melakukan upaya-upaya pengendalian
pencemaran udara perlu disusun Indeks Standar Pencemar Udara.
16
kepada dampak terhadap kesehatan manusia, nilai estetika dan makhluk
hidup lainnya. ISPU ditetapkan dengan cara mengubah kadar pencemar
udara yang terukur menjadi suatu angka yang tidak berdimensi. Data Indeks
Standar Pencemar Udara diperoleh dari pengoperasian Stasiun Pemantauan
Kualitas Udara Ambien Otomatis.
17
Sifat Polutan Standar Indeks (PSI) individual per parameter. Dimana untuk
pengukuran secara kontinu diambil harga rata-rata dari waktu pengukuran
yang nilainya tertinggi. Polutan Standar Indeks (PSI) dihitung untuk periode
waktu 24 jam.
18
2. 5 Identifikasi Dampak Kesehatan Terhadap Polusi Udara
Polusi di udara, air dan tanah mungkin tidak selalu terlihat, namun bisa
membahayakan manusia dan hewan. Polutan bisa berasal dari berbagai sumber
manusia dan alam. Terkadang polusi bisa dikenali dengan penglihatan dan
penciuman, seperti melihat asap naik dari cerobong asap. Tapi kebanyakan polutan
hanya bisa dikenali dengan tes fisik. Identifikasi dampak kesehatan akibat polusi
udara melalui sumbernya polutannya:
1. Membuat asma kambuh
Partikel-pertikel polusi udara seperti kandungan Nitrogen dioksida (NO2) dan
debu bisa membuat tingkat kekambuhan asma meningkat atau timbulnya serangan
asma. Penyakit asma merupakan salah satu penyakit yang berhubungan dengan
paru- paru dan sering timbul ketika menghirup udara yang kotor selama beberapa
waktu.
Kandungan ozon yang berlebih udara juga dapat menyebabkan berbagai
penyakit pernapasan seperti meningkatkan risiko asma, memperparah asma, dan
penyakit paru-paru. Ozon yang dimaksud bukanlah ozon yang berada di atmosfer,
tapi polutan yang berada di permukaan tanah. Ozon yang ada di tanah merupakan
kandungan utama dalam kabut asap yang terbentuk dari reaksi sinar matahari
dengan polutan yang dihasilkan dari asap kendaraan, bahan kimia, dan limbah
industri.
2. Kanker paru-paru
Particulate matter atau PM merupakan campuran antara partikel padat dan
cair di udara yang bersumber dari asap kendaraan dan pabrik adalah partikel yang
paling berbahaya untuk kesehatan justru yang tidak kasat mata dan berukuran
hanya 2,5 mikron atau kurang. Karena ukurannya yang sangat kecil, partikel ini
mudah diserap ke dalam jaringan paru dan mengalir dalam darah. PM yang berada
dalam tubuh bisa meningkatkan risiko penyakit jantung dan pernapasan serta risiko
kanker paru-paru.
3. Meningkatkan risiko sakit jantung
Zat berbahaya seperti karbon hitam, nitrogen oksida, dan Hidrokarbon (HC)
yang terdapat pada asap kendaraan, dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit
jantung.
4. Infeksi paru pada anak
Nitrogen dioksida biasanya dihasilkan dari proses pembakaran seperti
pembangkit listrik, mesin kendaraan dan kapal laut. Jika udara memiliki kandungan
nitrogen dioksida hingga 200 mikrogram per meter kubik dianggap sebagai gas
beracun yang membahayakan. Gas ini telah dibuktikan oleh studi dapat
meningkatkan gejala bronkitis pada anak yang memiliki asma. Selain itu, fungsi
paru-paru juga akan melemah jika terlalu banyak menghirup nitrogen dioksida.
19
5. Bisa menghambat perkembangan anak
Timbal (Pb) Menyebabkan gangguan pada tahap awal pertumbuhan fisik dan
mental serta mempengaruhi kecerdasan otak.
6. Menimbulkan penyakit batuk
Sulfur dioksida yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar fosil seperti
bensin, solar dan batu bara. Selain itu, partikel sulfur dioksida juga datang dari
peleburan bijih mineral yang mengandung sulfur yang dapat menyebabkan
gangguan kesehatan seperti kerusakan sistem pernapasan, penurunan fungsi paru-
paru hingga iritasi mata. Selain itu, jika seseorang terpapar sulfur dioksida berlebih,
mereka terancam terkena batuk, asma, bronkitis kronis, dan risiko terhadap infeksi
saluran pernapasan.
7. Meningkatkan risiko berat badan lahir rendah pada janin
Paparan polusi udara pada ibu hamil, bisa meningkatkan risiko berat badan
lahir rendah, hingga kematian bayi.
8. Bisa mempercepat kematian
Karbon monoksida (CO) Mampu mengikat Hb (hemoglobin) sehingga
pasokan O2 ke jaringan tubuh terhambat. Hal tersebut menimbulkan gangguan
kesehatan berupa; rasa sakit pada dada, nafas pendek, sakit kepala, mual,
menurunnya pendengaran dan penglihatan menjadi kabur. Selain itu, fungsi dan
koordinasi motorik menjadi lemah. Bila keracunan berat (70 – 80 % Hb dalam darah
telah mengikat CO), dapat menyebabkan pingsan dan diikuti dengan kematian.
9. Mengganggu kesehatan kulit, sehingga kulit akan nampak kusam, elastisitas
merosot, penuaan dini, keruput dini, flek hitam, hingga penyakit kanker kulit.
Kandungan Chlorofluorocarbon (CFC) Menyebabkan melanoma (kanker kulit)
khususnya bagi orang-orang berkulit terang, katarak dan melemahnya sistem daya
tahan tubuh
Identifikasi polusi dara juga bisa dilakukan dengan menghitung Air Quality
Index (AQI). AQI adalah suatu satuan yang menghitung kualitas udara mulai dari
angka 0 hingga 500. Semakin tinggi angka AQI, maka kualitas udara semakin
buruk.Berikut ini rentang kualitas udara berdasarkan AQI:
a) 0-50: sehat. Kualitas udara memuaskan dan tidak berisiko menimbulkan
dampak pencemaran udara.
b) 51-100: sedang. Kualitas udara cukup sehat, namun dapat berisiko bagi
sebagian kecil orang dengan riwayat penyakit tertentu.
c) 101-150: tidak sehat untuk individu yang sensitif. Kelompok yang termasuk
kategori individu sensitif adalah penderita penyakit paru-paru dan jantung
serta individu yang berisiko lebih besar terpapar lapisan ozone.
d) 151-200: tidak sehat untuk semua kelompok individu. Dampak pencemaran
udara mulai terasa untuk semua kelompok individu, namun dampak terparah
dapat dirasakan kelompok individu yang sensitif.
20
e) 201-300: sangat tidak sehat. Kualitas udara pada angka ini berisiko
menyebabkan gangguan kesehatan serius pada semua kelompok individu.
f) 301-500: berbahaya. Kualitas udara sangat berbahaya dan sudah masuk ke
dalam tahap gawat darurat. Dampak pencemaran udara bisa terjadi pada
seluruh populasi area tersebut.
Jika area tempat tinggal sudah memiliki AQI di atas 100, sebaiknya segera mulai
langkah-langkah lebih serius untuk mengurangi pencemaran udara yang terjadi,
sebelum dampaknya merusak kesehatan penduduk, terutama bayi dan anak-anak.
2. 6 Uraikan cara-cara pencegahan dan pengendalian polusi udara dan terjadinya
dampak kesehatan di level mitigasi dan adaptasi.
Pengendalian pencemaran udara meliputi pengendalian dari usaha dan/atau
kegiatan sumber bergerak, sumber bergerak spesifik, sumber tidak bergerak, dan
sumber tidak bergerak spesifik yang dilakukan dengan upaya pengendalian sumber
emisi dan/atau sumber ganggunan yang bertujuan untuk mencegah turunnya mutu
udara ambien. Dalam pengaturan pengendalian pencemaran udara, udara bebas
yang kita hirup disebut sebagai udara ambien. Perlindungan mutu udara ambien
didasarkan pada baku mutu udara ambien, status mutu udara ambien, baku mutu
emisi, ambang batas emisi gas buang, baku tingkat gangguan, ambang batas
kebisingan dan Indeks Standar Pencemar Udara. Baku mutu udara ambien nasional
ditetapkan sebagai batas maksimum mutu udara ambien untuk mencegah terjadinya
pencemaran udara. Baku mutu udara ambien secara sederhana dapat diartikan
sebagai batas maksimum bahan pencemar (zat, senyawa) yang diperbolehkan ada
di udara. Terdapat 13 (tiga belas) parameter yang diatur dalam baku mutu udara
ambien Indonesia yang berlaku secara nasional, yaitu SO2 (Sulfur Dioksida), CO
(Karbon Monoksida), NO2 (Nitrogen Dioksida), O3 (Oksida), HC (Hidrokarbon),
PM10 dan PM2,5 (Partikel), TSP (Debu), Pb (Timah Hitam), Dustfall (Debu Jatuh),
Total Fluorides, FluorIndeks, Khlorine dan Khlorine Dioksida, serta Sulphat Index.
Status mutu udara ambien daerah adalah mutu udara ambien yang
menggambarkan keadaan kualitas udara ambien di suatu lokasi pada waktu
tertentu. Status mutu udara ambien ditetapkan berdasarkan inventarisasi
dan/atau penelitian terhadap mutu udara ambien, potensi sumber pencemar
udara, kondisi meteorologis dan geografis, serta tata guna tanah. Langkah
untuk penetapan status mutu udara ambien daerah adalah dengan
mempertimbangkan kondisi-kondisi teknis tertentu saat dilakukannya
pengambilan sampel udara ambien. Dalam penetapan status mutu udara
ambien daerah terdapat beberapa kegiatan pokok yang harus diperhatikan,
diantaranya :
a. Inventarisasi data-data Indeks Standar Pencemar Udara atau data-data
kualitas udara ambien daerah;
b. Inventarisasi sumber-sumber pencemar dan potensi emisinya; Potensi
masing-masing sumber dalam mengemisikan pencemar perlu diketahui agar
21
dapat dihitung besarnya emisi yang timbul serta kontribusi yang diberikan
oleh masing-masing aktivitas di setiap kota.
c. Inventarisasi kondisi atmosfir di daerah; Kondisi ini meliputi meteorologi dan
topografi dari daerah yang bersangkutan.
22
Baku Mutu Emisi dan Ambang Batas Emisi Gas Buang
a) Penetapan baku mutu emisi sumber tidak bergerak dan ambang batas emisi
gas buang kendaraan bermotor, tipe baru dan kendaraan bermotor lama.
b) Baku mutu emisi sumber tidak bergerak dan ambang batas emisi gas buang
kendaraan bermotor ditetapkan dengan mempertimbangkan parameter
dominan dan kritis, kualitas bahan bakar dan bahan baku, serta teknologi
yang ada dan dapat ditinjau kembali setelah 5 (lima) tahun
Baku Tingkat Gangguan dan Ambang Batas Kebisingan
a) Baku tingkat gangguan sumber tidak bergerak terdiri atas: 1) baku tingkat
kebisingan; 2) baku tingkat getaran; 3) baku tingkat kebauan; dan 4) baku
tingkat ganggunan lainnya.
b) Baku tingkat gangguan sumber tidak bergerak ditetapkan dengan
mempertimbangkan aspek kenyamanan terhadap manusia dan/atau aspek
keselamatan sarana fisik serta kelestarian bangunan
23
manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, bangunan dan nilai estetika adalah
sudah baku yang diambil dari negara-negara maju.
Pengendalian pencemaran udara meliputi pencegahan dan penanggulangan
pencemaran. serta pemulihan mutu udara dengan melakukan inventarisasi mutu
udara ambien, pencegahan sumber pencemar, baik dari sumber bergerak maupun
sumber tidak bergerak termasuk sumber gangguan serta penanggulangan keadaan
darurat. Pengendalian pencemaran udara yang unsur-unsurnya terdiri dari
pencegahan, penanggulangan dan pemulihan kualitas udara berpijak pada 2 (dua)
kegiatan pokok yaitu penaatan baku mutu dan pemantauan mutu udara baik emisi
maupun ambien. Sedangkan kegiatan penanggulangan dan pemulihan pada
umumnya dilakukan setelah kedua kegiatan pokok di atas dilaksanakan
pencegahan pencemaran udara meliputi upaya-upaya untuk mencegah terjadinya
pencemaran udara dengan cara :
1. Penetapan baku mutu udara ambien, baku mutu emisi sumber tidak bergerak,
baku tingkat gangguan, ambang batas emisi gas buang dan kebisingan
kendaraan bermotor.
2. Penetapan kebijaksanaan pengendalian pencemaran udara.
24
AMDAL/UKLUPL DAN IZIN LINGKUNGAN
Beberapa sumber pencemar tidak bergerak merupakan kegiatan dan/atau
usaha yang wajib AMDAL, dan dengan demikian juga wajib Izin Lingkungan. Izin
lingkungan adalah izin yang diberikan kepada setiap orang yang melakukan usaha
dan/atau kegiatan (usaha dan/atau kegiatan tersebut dinyatakan wajib Amdal/UKL-
UPL) dan izin lingkungan tersebut adalah prasyaratnya memperoleh izin usaha.
Sayangnya, dalam PP 41/1999, kewajiban pengendalian pencemaran udara belum
dihubungkan dengan izin lingkungan, yang baru muncul pada tahun 2009 dalam UU
32/2009. Dengan demikian, tidak ada instrumen izin khusus untuk pengendalian
pencemaran udara dan emisi, dan instrumen utama dalam memeriksa kewajiban
pelaku usaha dan/atau kegiatan dalam pengendalian pencemaran udara hanyalah
AMDAL/UKL-UPL dan Izin Usaha. Akan tetapi, AMDAL merupakan salah satu
instrumen yang memiliki mekanisme partisipasi masyarakat yang cukup jelas,
termasuk melalui pengumuman dan Komisi AMDAL. UKL-UPL, sekalipun lebih
sederhana, juga mensyaratkan adanya partisipasi publik. Mekanisme dan ketentuan
lebih lanjut mengenai AMDAL/UKLUPL dan Izin Lingkungan diatur dalam PP No. 27
Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan (PP 27/2012).
Dalam menentukan dan melaksanakan program-program pengendalian
pencemaran udara, perencanaan menyeluruh yang didasarkan informasi yang valid
merupakan landasan utama agar program-program tersebut tepat sasaran. Strategi
dan rencana aksi Pengendalian Pencemaran Udara (PPU) merupakan instrumen
yang didesain regulasi kita untuk memastikan program-program tersebut
mempertimbangkan informasi yang valid dan relevan agar tepat sasaran.
Strategi dan rencana aksi PPU diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 41
Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara (PP 41/1999) dan Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup No. 12 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Pengendalian
Pencemaran Udara di Daerah (PermenLH 12/2010) sebagai turunannya, khususnya,
pada Lampiran III. Ruang lingkup strategi dan rencana aksi adalah sesuai dengan
ruang lingkup inventarisasi dan penetapan status mutu udara, yaitu pada tingkat
provinsi. Dalam PermenLH No. 12 Tahun 2010, belum tampak adanya niatan untuk
mensyaratkan strategi dan rencana aksi yang ruang lingkupnya lintas batas
administrasi, atau berdasarkan ruang udara (airshed). Strategi dan rencana aksi
dapat berupa:
a. Strategi dan rencana aksi penanggulangan dan pemulihan mutu udara ambien
(bila status mutu udara cemar); atau
b. Strategi dan rencana aksi pertahanan dan peningkatan mutu udara ambien (bila
status mutu udara tidak tercemar). Perbedaan strategi dan rencana aksi untuk
penanggulangan dan pemulihan mutu udara dengan strategi dan rencana aksi
untuk pertahanan dan peningkatan mutu udara adalah sbb:
25
Siapa yang Menetapkan Strategi dan Rencana Aksi PPU?
Gubernur menetapkan strategi dan rencana aksi berdasarkan pada status mutu
udara di daerahnya. Ketentuan umum dalam UU No. 32 Tahun 2009 yang
memberikan tugas bagi Pemerintah Pusat untuk menetapkan kebijakan nasional,
mengembangkan standar kerja sama, mengoordinasikan pengendalian
pencemaran, serta mengoordinasikan dan memfasilitasi kerja sama dan
penyelesaian perselisihan antar daerah serta penyelesaian sengketa, yang dapat
ditafsirkan berlaku juga dalam hal pengendalian pencemaran lintas batas.
26
Apa Muatan Strategi dan Rencana Aksi PPU?
Sekalipun berbeda tujuan dan dasar penetapannya, pada dasarnya, kerangka
muatan strategi dan rencana aksi status mutu udara yang cemar maupun baik (tidak
cemar) sama. Secara umum rencana aksi memuat:
a. Target penurunan beban pencemaran untuk tiap jenis pencemar yang
melampaui BMUA daerah ataupun nasional dan dapat ditinjau ulang setiap 5
tahun;
b. Target waktu pemenuhan BMUA maksimal 5 tahun;
c. Upaya instansi terkait sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing agar
mencapai target yang telah ditetapkan; dan
d. Rencana pemantauan kemajuan kegiatan.
27
Kegiatan yang dapat dilakukan dalam mitigasi terhadap Pencemaran Udara
1. Penghijauan dan reboisasi. Penghijauan dan reboisasi dapat menurunkan polusi
udara oleh CO2. Demikian juga pembuatan jalur hijau di kota-kota besar
menjadi hal yang sangat berarti. Secara alamiah tumbuhan menyerap CO2
untuk fotosintesis, dengan penghijauan berarti akan meningkatkan pengambilan
CO2 udara oleh tumbuhan.
2. Memasang penyaring udara pada cerobong asap pabrik. Hal lain yang tidak
kalah penting adalah memasang penyaring udara pada cerobong asap pabrik
untuk menyaring partikel-partikel yang bercampur asap agar tidak terbebas ke
udara.
3. Menetapkan kawasan industri yang jauh dari kawasan pemukiman warga
4. Mengurangi pemakaian bahan bakar dari fosil (minyak bumi dan batu bara) pada
industri dan pembangkit listrik.
5. Memanfaatkan energi alternatif yang lebih ramah lingkungan. Memanfaatkan
energi alternatif yang lebih ramah lingkungan dapat berupa energi biogas, energi
surya dan energi panas bumi untuk menggantikan energi minyak bumi dan batu
bara.
6. Pengawasan yang ketat di wilayah hutan yang rawan terbakar
7. Melarang warga membakar semak belukar di sekitar hutan dalam membuka
lahan pertanian. Disamping itu perlu diberikan sanksi yang tegas pada pihak-
pihak yang secara sengaja melakukan pembakaran lahan atau hutan.
8. Memakai masker. Memakai masker penting dilakukan terutama pada saat udara
tercemar oleh asap, paling tidak dapat mengurangi dampak yang lebih buruk.
9. Tidak menggunakan barang-barang rumah tangga yang mengandung Kloro
Fluoro Karbon (CFC)
10. Tidak merokok di dalam ruangan
11. Ketentuan hukum internasional yang mengikat mengenai bahan-bahan
radioaktif. Perlunya ketentuan hukum internasional yang mengikat bagi semua
negara yang melakukan percobaan nuklir di kawasan terbuka. Pemberian sanksi
yang tegas bagi negara yang melakukan pelanggaran yang diharapkan dapat
mengurangi polusi radioaktif. Demikian juga pengawasan yang ketat pada
reaktor nuklir dari bahaya radiasi dan kebocoran.
12. Perusahaan yang mengeluarkan emisi harus memenuhi standar batas-batas
pencemaran udara (Baku Mutu Udara Ambien dan Baku Mutu Udara Emisi ).
28
masyarakat dan upaya-upaya untuk mengatasi masalah polusi udara secara
lintas sektoral.
b. Melakukan upaya-upaya memperbaiki kualitas udara dengan berbagai langkah
untuk mengurangi/menurunkan polusi udara seperti menggaiakkan dan
menerapkan uji emisi kendaraan bermotor yang memasuki wilayah perkotaan
terutama untuk kendaraan umum atau kendaraan angkutan barang dan
melaksanakan pemantauan emisi polusi udara dari industri dan memberikan
hukuman tegas bagi industri tidak ramah lingkungan.
c. Membuat sarana transportasi massal yang aman, nyaman, murah, ramah
lingkungan dan mudah diakses oleh masyarakat.
d. Membuat dan mengkampanyekan penggunaan kendaraan ramah lingkungan
seperti kendaraan listrik (mobil dan motor listrik) termasuk memperbanyak
kendaraan umum dengan tenaga listrik.
e. Maksimalkan pemantauan polusi udara dan early warning pada masyarakat
seperti maembuat dan memperbanyak titik-titik monitoring/alat ukur kualitas
udara serta memberikan informasinya yang mudah diakses oleh masyarakat.
f. Memberikan informasi secara berkala kepada masyarakat tentang kondisi
kualitas udara yang tidak sehat dan langkah-langkah antisipasi yang dapat
dilakukan mayarakat dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang polusi
udara di berbagai media (cetak, elektronik dan media sosial).
g. Mempersiapkan sistem pelayanan kesehatan dalam melayani masyarakat yang
terdampak akibat polusi udara.
29
b) Pelaksanaan pengendalian, pemantauan, pengawasan, dan evaluasi
terhadap pencemaran lingkungan hidup sebagai akibat kegiatan tertentu yang
berupa pencemaran air, udara, serta pengelolaan limbah dan B3;
c) Pengkoordinasian pelaksanaan pengendalian pencemaran lingkungan hidup
serta pengelolaan limbah dan B3;
d) Pelaksanaan tugas lain yang ditetapkan Kepala sesuai dengan bidang
tugasnya
Walaupun tugas dan fungsi Deputi Bidang ini fokus pada pengendalian
Pencemaran Lingkungan diantaranya pencemaran udara, dalam operasionalnya
tetap bekerja sama dan berkoordinasi secara internal dengan deputi-deputi yang lain
yaitu Deputi Bidang Peningkatan Kapasitas Kelembagaan, Sumber Daya Manusia,
dan Mitra Lingkungan, Deputi Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan, Deputi
Bidang Penaatan Hukum Lingkungan. Juga atas BAPEDAL bekerja sama dan
berkoordinasi secara eksternal dengan instansi dan lembaga-lembaga lain.
Oleh Kementerian Lingkungan Hidup yang mengkoordinir BAPEDAL juga
telah merumuskan visi dan misinya, strategi, program utama dan pendukung, dan
kebijakan dalam bidang pencemaran udara, namun visi dan misi ini tertuang dalam
bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup yang telah ditetapkan dalam propenas dan
juga tertuang dalam Peraturan Presiden nomor 7 tahun 2005 tentang RPJMN tahun
2004-2009.
2. 8 Bagaimana kita bisa berkontribusi dalam pencegahan dan pengendalian
polusi udara dan dampaknya
Pencemaran udara adalah masuknya atau tercampurnya unsur-unsur
berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan
lingkungan sehingga menurunkan kualitas lingkungan. Dengan demikian akan
terjadi gangguan pada kesehatan manusia. Terdapat dua jenis sumber pencemaran
udara, yang pertama adalah pencemaran akibat sumber alamiah (natural sources)
seperti letusan gunung berapi dan yang kedua berasal dari kegiatan manusia
(anthropogenic sources) seperti yang berasal dari transportasi, emisi pabrik, dan
lain-lain.
Pencemaran udara dapat terjadi dimana-mana, seperti di dalam rumah,
sekolah, dan kantor. Pencemaran seperti ini sering disebut dengan pencemaran
dalam ruangan (indoor pollution). Sedangkan pencemaran di luar ruangan (outdoor
pollution) berasal dari emisi kendaraan bermotor, industri, perkapalan, dan proses
alami oleh makhluk hidup. Sumber pencemar udara dapat diklasifikasikan menjadi
sumber diam dan sumber bergerak. Sumber diam terdiri dari pembangkit listrik,
industri dan rumah tangga. Sedangkan sumber bergerak adalah aktifitas lalu lintas
kendaraan bermotor di darat dan tranportasi laut (Simanjuntak, 2007).
Dengan kemajuan ekonomi yang sangat pesat mendorong semakin
bertambahnya kebutuhan akan transportasi, di lain sisi lingkungan alam yang
30
mendukung hajat hidup manusia semakin terancam kualitasnya, sehingga efek
negatif polusi udara terhadap kehidupan manusia semakin hari semakin bertambah.
Kualitas udara di kota-kota besar di berbaga negara di dunia termasuk Jakarta
beberapa kali terpantau sudah berada di angka yang sangat mengkhawatirkan.
Bahkan, ibu kota tercinta ini sempat dianggap sebagai kota dengan kualitas udara
paling buruk di dunia. Hal ini tentu harus diwaspadai, karena dampak pencemaran
udara untuk kesehatan sangatlah berbahaya. Tidak hanya gangguan pada paru-
paru, gangguan kesehatan seperti penyakit jantung hingga berat badan lahir bayi
yang rendah, juga rentan terjadi pada orang-orang yang tinggal di area dengan
tingkat polusi yang tinggi. Setiap individu harus berkontribusi demi menciptakan
lingkungan yang lebih sehat. Langkah kecil jika dilakukan secara serentak, akan
sangat berarti untuk mengurangi polusi. Lalu apa saja sih yang bisa kita lakukan?
1. Mengurangi kendaraan bermotor
2. Hemat Energi
Terdapat banyak proses yang dibutuhkan untuk membuat sebuah produk. Mulai dari
bahan baku yang perlu ditambang, di angkut, diolah hingga akhirnya diubah menjadi
produk siap pakai. Setiap tahap pembuatan suatu barang, disertai dengan emisi,
bahan kimia gas rumah kaca, dan polutan lainnya. Dengan menggunakan produk
31
daur ulang, penggunaan energi dan polusi bisa berkurang. Jadi Toppers, kamu
harus mengusahakan untuk mencari produk daur ulang ya sebelum membeli
sesuatu.
5. Menanam Pohon
Menanam pohon di sekitar rumah merupakan langkah kecil yang dapat mengurangi
polusi udara secara signifikan. Berdasarkan penemuan para peneliti dariUniversity
of Southampton, pohon menyerap 850-2.000 ton partikel berbahaya dari udara
perkotaan setiap tahunnya. Selain menghilangkan partikel, pohon juga menurunkan
kadar nitrogen dioksida, sulfur dioksida, karbon dioksida dan monoksida, ozon,
benzena, dan dioksin. Pohon yang ditanam di rumah kamu juga mampu
memperlambat udara yang tercemar agar tidak dibawa jauh oleh angin.
Saat ini di Indonesia, terutama kota besar, pemerintah telah banyak memberikan
fasilitas serta kemudahan untuk menggunakan berbagai transportasi umum. Jika
kamu menggunakan transportasi umum saat bekerja, ini merupakan langkah yang
baik untuk mengurangi polusi. Bahkan, hanya satu kali atau dua kali seminggu
menggunakan transportasi umum, kamu sudah berkontribusi untuk mengurangi
polusi dan kemacetan.Berjalan atau naik sepeda tidak susah malah memberi banyak
manfaat untukmu. Kamu bisa mencari jalan pintas yang sempit dan hidup lebih
sehat.
32
kamu harus mempertimbangkan lagi nih untuk membeli produk organik daripada
yang konvensional. Selain itu, carilah produk lokal karena dengan cara ini kamu
membantu berkontribusi untuk mengurangi emisi dari transportasi dan energi yang
diperlukan untuk memperoleh makanan kamu.
Ilmuwan mengungkapkan bahwa daging sapi menghasilkan lima kali lebih banyak
emisi gas rumah kaca. Dengan mengurangi makan daging beberapa hari dalam
seminggu atau makan maksimum 90 gram daging sehari, kamu dapat membantu
menurunkan polusi udara, dan bahkan membuat pengeluaran makanmu berkurang.
9. Berkebun
Saat ini, semua bahan makanan dapat dibeli di supermarket. Mulai dari buah, sayur
dan rempah-rempah tersedia. Namun, apa kamu pernah berpikir bahwa bahan
makanan ini harus menempuh jarak yang jauh?. Cara yang paling mudah untuk
berkontribusi mengurangi polusi adalah dengan menanam bahan makanan sendiri.
Kamu bisa dengan mudah menanam di kebun belakang rumah, selain lebih hemat,
pasti bebas dari bahan kimia.
Asap rokok megakibatkan polusi udara dan membahayakan kesehatan baik bagi
perokok dan orang di sekitarnya
Kesadaran yang meningkat terkait masalah polusi dapat menjadi langkah awal untuk
mempengaruhi orang-orang di sekitar kamu agar mereka ikut berkontribusi.
33
34