1
Dampak : memeberi kontribusi CO2 di udara, hilangnya keaneragaman hayati,
mengganggu kesehatan (ISPA), berdampak gangguan kenegra lain.
b. Pencemaran minyak lepas pantai : hasil ekploitasi minyak bumi diangkut oleh kapal
tanker ke tempat pengolahan minyak bumi. Pencemaran minyak lepas pantai
diakibatkan oleh sistem penampungan yang bocor atau kapal tenggelam yang
menyebankan tumpahnya/lepasnya minyak ke perairan. Dampak : mengakibatkan
limbah tersebut dapat tersebar tergantung gelombang air laut. Akibatnya tertutupnya
lapisan permukaan laut yang menyebabkan penetrasi matahari berkurng
menyebabkan fotosintesis terganggu, pengikatan oksigen, dan dapat menyebabkan
kematian organisme laut.
c. Banjir : merupakan suatu peristiwa terbenamnya daratan (yang pada keadaan normal
kering) karena meningkatnya volume air. Banjir dapat disebabkan oleh beberapa hal,
diantaranya akibat pemanasan global, yaitu dapat meningkatkan tinggi permukaan air
laut, sehingga beberapa daerah di pesisir pantai akan terkena luapan air tersebut.
Selain itu banjir juga disebabkan karena meningkatnya curah hujan dan tidak adanya
saluran air yang baik dan cukup untuk menampung air hujan. Banjir juga dapat
disebabkan karena peluapan air sungai akibat meningkatnya curah hujan atau karena
sebab lain, seperti pecahnya bendungan sungai. Banjir yang banyak melanda kota-
kota besar biasanya disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat yang
membuanga sampah ke sungai atau saluran air lain. Banjir juga disebabkan oleh
kurangnya resapan air karena tanah telah tertutup bangunan. Banjir menyebabkan
kerugian pada segi perekonomian, kesehatan, dan lingkungan.
d. Kerusakan hutan di Indonesia, akibat manusia melakukan eksploitasi dari hutan
secara berlebihan dan mengabaikan segi ekologisnya. Faktor alam yang merusak
hutan salah satunya adalah kebakaran hutan. Kebakaran hutan ini dipicu oleh musim
kemarau yang panjang maupun pemanasan global.
e. Sampah/limbah yang dihasilkan berupa bahan organik dan anorganik. Sampah
anorganik dihasilkan dari rumah tangga maupun industri. Sampah merupakan
masalah sosial yang dapat menyebabkan konflik. Di indonesia masalah sampah
kurang mendapat penanganan yang baik. Sampah plastik adalah isu yang paling
mengkhawatirkan di decade ini, dan patalnya bahwa Indonesia adalah produsen
sampah plastik nomor dua di dunia setelah China dan nomor satu penyumbang
sampah plastik yang dibuat ke laut, demikian pulan Indonesia merupakan Negara
nomor tiga terburuk diantara 11 negara Asia dalam pengelolaan lingkungan kumuh.
f. Reklamasi sangat berpotensi menghasilkan ketidak seimbangan ekosistem karena
perubahan topografi area reklamasi yang pada akan memberikan efek domino
terhadap ekologi dan rantai kehidupan sekitarnya, termasuk gangguan terhadap biota
laut, terutama pada rantai makanan akibat hilangnya populasi planton dan
fitoplanton, sehingga keberaan ikan kecil juga akan hilang atau bermigrasi, dan pasti
diikuti oleh bergesernya populasi ikan sedang dan ikan besar, sehingga nelayanpun
akan bergeser dalam pencarian lokasi tangkapan.
2
Semakin lama daerah-daerah resapan air makin berkurang, akibatnya terjadi krisis air tanah.
Di sisi lain di beberapa kawasan berkemiringan cukup tajam menjadi rawan longsor, karena
pepohonan yang tadinya menyangga sistem kekuatan tanah semakin berkurang. Kemudian
karena resapan air ke tanah berkurang, terjadilah over-flow pada air permukaan. Ketika
kondisi ini beresonansi dengan sistem drainase yang buruk di perkotaan terjadilah banjir.
Masalah eksploitasi energi. Saat ini Indonesia misalnya masih sangat bergantung pada
sumber energi minyak bumi. Ini yang menjelaskan betapa hebohnya pemerintah dan
masyarakat akibat masalah minyak. Kyoto Protokol adalah konvensi yang masih cukup
hangat dan masih akan diberlakukan secara efektif dimasa datang. Isi utama Protokol ini
adalah upaya pengurangan emisi enam gas yang mengakibatkan kenaikan suhu global. Pada
tahun 2008-2012 akan diadakan pengukuran sistematis balance pengeluaran dan penyerapan
gas-gas ini pada semua negara yang telah menandatangani Protokol ini. Beberapa contoh isu
lingkungan global telah dibahas pada sub bab sebelumnya.
Kerusakan alam yang terjadi dapat menyebabkan hilangnya habitat dan menyebabkan
puluhan ribu spesies terancam punah. Dari 20 negara di dunia yang jenis-jenis alamiahnya
terancam, maka Indonesia menduduki posisi ke-5, dimana terdapat 1126 spesies yang
terancam punah. Dari Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penyebab utama hilangnya
biodiversitas adalah: kerusakan habitat, perubahan iklim (pemanasan global), eksploitasi
yang berlebihan, pencemaran lingkungan, ketidaksengajaan/kecelakaan dan datangnya
spesies asing (WWF 2012). Faktor-faktor penyebab, pemacu, dan tekanan langsung
berkontribusi terhadap degradasi keanekaragaman hayati global dan jasa ekosistem.
4
Telah terjadi peningkatan besar penyakit muncul dalam 50 tahun terakhir yang
diyakini terutama kelakuan invasi manusia ke hutan atau alam liar tempat habitat hewan.
Deforestasi atau pembabatan hutan khususnya di hutan tropis merupakan pintu masuk awal
kontak manusia dengan populasi satwa liar, melalui patogen zoonosis dimana manusia belum
pernah terpapar sebelumnya, termasuk virus dan bakteri. Hal ini meningkatkan peluang
munculnya penyakit zoonosis.
Di Amerika Serikat penyebaran penyakit Lyme merupakan hasil dari pengurangan
dan fragmentasi hutan yang menyebabkan penurunan besar pada predator, yang
menyebabkan peningkatan berikutnya pada tikus putih, yang merupakan reservoir untuk
bakteri lyme. Di Ontario, Kanada Timur, hilangnya hutan juga dikaitkan dengan peningkatan
populasi tikus putih dan potensi penyebaran penyakit Lyme. Penyakit ini menyebar dari tikus
putih melalui kutu hitam.
Di Indonesia pernah mangalami ancaman zoonosis berupa avian influenza (AI) atau
flu burung pada 2003. Hal ini dipicu dari berbagai faktor seperti peningkatan urbanisasi dan
populasi manusia, perubahan ekologi, dan deforestasi. Paparan flu burung meningkat pada
musim hujan dan menurun pada musim kemarau. Jumlah korban tertinggi di Indonesia
pernah mencapai lebih dari 2.700 orang pada 2007 (Aditya, 2018).
2. Biodiversitas dan Covid-19
Para peneliti meyakini Covid-19 muncul karena biodiversitas rusak. Hal ini
disampaikan oleh Ahli Kesehatan Hewan, Kesehatan Masyarakat, Veteriner, dan Karantina
Hewan, drh. Tri Satya Naipospos, Mphil, PhD., bahwa penyakit zoonotic tersebar berarti
adanya penyebaran dari inang alaminya. Patogen virus Covid-19 yang berasal dari hewan
kelelawar dapat menginfeksi manusia karena terjadi lompatan virus antar spesie (Ellyvon,
2020).
Peristiwa seperti Covid-19, seperti yg dijelaskan oleh Ellyvon, dapat terjadi apabila
manusia berburu satwa liar atau merusak habitatmya, sehingga virus dan pathogen lainnya
melompat antar spesies. Selain itu, peristiwa melompatnya virus zoonotic kerap dihubungkan
dengan perubahan lingkungan dan perilaku manusia. Diantaranya adalah gangguan terhadap
hutan alami seperti:
Penebangan kayu
Penambangan
Urbanisasi yang cepat
Pertumbungan penduduk
Perdagangan satwa liar
Perburuan satwa liar
Menurut Hayman, yang dikutip dari berita dw.com, menekankan bahwa dalam
beberapa abad terakhir, hutan tropis sudah berkurang 50%. Ini berakibat sangat buruk pada
5
ekosistem. Di sejumlah kasus, ilmuwan sudah berhasil mengungkap jika hewan bagian atas
rantai makanan akan punah, hewan di bagian bawah, seperti tikus yang membawa banyak
pathogen, mengambil di bagian atas rantai makanan. Bukti yang menunjukkan hubungan
antara perusakan ekosistem dan bertambahnya resiko penyebaran infeksi terbaru
menyebabkan para pakar menekankan pentingnya konsep “One Health” atau Kesehatan
Bersama.
3. Biodiversitas dan Obat-obatan
Hawksworth dan Rossman memperkirakan terdapat sekitar 1 juta spesies jamur,
100.000 diantaranya jenisnya telah dikenal. Diketahui terdapat sekitar 300.000 jenis tanaman
tersebar di muka bumi ini, bila masing-masing tanaman mengandung satu atau lebih mikroba
endofit yang terdiri dari bakteri dan jamur, bisa dibayangkan betapa besarnya kekayaan
biodiversitasnya. Mikroba endofir merupakan sumber keanekaragaman genetic yang kaya
dan dapat diandalkan dengan berbagai kemungkinan spesies baru yang belum dideskripsikan.
Mengingat biodiversitasnya yang sangat kaya tersebut maka kebutuhan akan produk bahan
alam yang digunakan sebagai antibiotic baru, bahan kemoterapi dan agrokimia yang memiliki
keefektifan tinggi, toksisitas rendah, namun tidak menganggu ekologi lingkungan dapat
diharapkan diroleh dari mikroba endofit sendiri (Hadi, 2011).
Endofit yang berasal dari daerah dengan biodiversitas tinggi memiliki potensi
menghasilkan keanekaragaman kimiawi juga tinggi dann mempunyai prospek ekonomi
dimasa depan. Tidak hanya tanaman yang berasal dari lingkungan dengan biotipe khusus
yang menjadi sumber endofit novel dan novel metabolit sekunder tetapi juga dari lingkungan
yang ekstrem.
Adapun pemanfaatan endofit dibidang pengobatan adalah sebagai:
Antibiotic
Antivirus
Antikanker
Insektisida
Antimalaria
Antidiabetes
Antioksidan
2.6 Upaya-Upaya Mengatasi Masalah Kerusakan Lingkungan dan Biodiversitas
Tantangan dari biodiversitas adalah adanya pengrusakan terhadap habitat, pemanasan
global, ekploitasi yang berlebihan, pencemaran lingkungan, berikut beberapa upaya untuk
mengatasi masalah kerusakan lingkungan yaitu:
6
a. Sumber energi alternative, Sumber energi yang diperbaharui seperti tenaga angin,
tenaga ombak dan tenaga surya jauh lebih bersih.
b. Transportasi ramah lingkungan, untuk mengurangi jumlah polusi. Contoh sepeda.
c. Menggunakan green produk, misalnya makanan organik yang diproduksi tanpa
menggunakan pestisida.
d. Mendaur ulang limbah atau sampah, ada beberapa tindakan yang bisa di terapkam
oleh setiap rumah yang dapat dilakukan untuk melindungi dan menyelamatkan
lingkungan. Yaitu 3R: reduce-reuse-recycle.
e. Menjaga kualitas ekosistem air dengan cara mengurangi penggunaan detergen.
f. Pengembangan tempat Ekowisata, yaitu perjalanan ke daerah yang masih alami
serta rentan untuk degradasi, murni, dan biasanya dilindungi (konservasi).
g. Ide lain yang menarik adalah bahwa wisatawan dapat tinggal di rumah dengan
orang-orang lokal, bukan pemesanan hotel bintang lima dengan kondisi modern.
Mereka juga dapat mempelajari bagaimana masyarakat setempat bekerja seperti
beras tanam, menangkap-memancing, dll.
h. Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat untuk mengenali peran penting
lingkungan.
i. Membentuk gerakan untuk melakukan penamanan sejuta pohon dengan
bearasosiasi dengan seluruh kalangan masyarakat.
j. pemerintah mengembangkan masyarakat buruh dan petani yang tidak memiliki
lahan pertanian maupun perkebunan untuk menanam bahan-bahan pangan dengan
cara pemerintah memberikan peminjaman lahan untuk keluarga, sehingga
meminimalisir kerusakan lahan mapun hutan
4. Upaya yang Dilakukan Pemerintah
a. Mengeluarkan UU No 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup poin d : Bahwa kualitas lingkungan hidup yang semakin
menurun telah mengancam kelangsungan perikehidupan manusia dan makhluk
hidup lainnya sehingga perlu dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup yang sungguh-sungguh dan konsisten oleh semua pemangku kepentingan.
b. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Nomor
P.75/MENLHK/SEKJEN/KUM.1/10/2019 Tentang Peta Jalan pengurangan
Sampah oleh Produsen.
5. Membentuk kawasan perlindungan.
Biota kriptik adalah suatu jenis spesies yang memiliki hubungan yang sangat dekat
antar spesies tetapi memiliki sifat yang berbeda antar spesies, dan secara morfologi sangat
sulit untuk dibedakan satu dengan yang lainnya (Mulyaningsih 2002). Menurut Hutchings
(1983) dalam Adiatmaja (2013), biota kriptik adalah biota yang menggunakan subtrat yang
sementara atau permanen maupun yang bisa menciptakan ruang sendiri pada terumbu karang
dan bersifat invertebrata. Kekerabatan dari biota kriptik ini sangat dekat sehingga kebanyakan
antar spesies sangat sulit dicari perbedaannya. Untuk membedakan biota kriptik dapat
dilakukan dengan melakukan analisis urutan DNA, membandingkan kromosom polytene, dan
studi sejarah kehidupan.
Menurut konservasi biodiversitas Raja Ampat, salah satu kawasan di Indonesia yang
terdapat biota kriptik adalah wilayah Raja Ampat. Salah satu nya adalah kelompok udang
Pontoniine (Decapoda, Caridea, Palaemonidae), di perairan Raja Ampat ditemukan 74 jenis
udang spesies Pontoniine. contoh dari jenis biota kriptik dari kelompok udang ini adalah
sebagai berikut: (1). Periclimenes soror salah satu jenis dari biota kriptik dari kelompok
Pontoniine, spesies ini biasa bersimbiosis dengan bintang laut (2). Periclimenes venustus
adalah udang Pontoniine jenis lain yang juga ditemukan di Perairan Raja Ampat.
7
Keberadaan biota kriptik di Indonesia belum banyak diketahui karena belum
banyaknya informasi yang menjelaskan biota kriptik. Tantangan kedepan bagi peneliti
Indonesia adalah melakukan penelitian tentang biodiversitas biota kriptik di seluruh
Indonesia, dengan harapan keberadaannya biota kriptik juga bisa dimanfaatkan diberbagai
macam bidang.
8
9