Anda di halaman 1dari 9

Kerusakan Lingkungan

2.4 Kerusakan Lingkungan Mempengaruhi Biodiversitas


Antara manusia dan lingkungan adalah dua kata yang tidak dapat dipisahkan dan
saling pengaruh mempengaruhi. Pengaruh alam terhadap manusia lebih bersifat pasif,
sedangkan pengaruh manusia terhadap alam lebih bersifat aktif. Dalam pemenuhan
kebutuhan hidupnya, aktifitas yang dilakukan manusia terhadap alam selalu menimbulkan
kerusakan terhadap lingkungan itu sendiri. Menurut Undang-undang RI tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Nomor 32 Tahun 2009 bahwa, kerusakan lingkungan
hidup adalah perubahan langsung dan/atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia dan/atau
hayati lingkungan hidup yang melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.

Salah satu rekomendasi yang dihasilkan pada Seminar Pengelolaan Lingkungan


Hidup dan Pembangunan Nasional oleh Universitas Pajajaran Bandung yang dilaksanakan
pada 15 – 18 Mei 1972, yaitu faktor terpenting dalam permasalahan lingkungan adalah
besarnya populasi manusia (laju pertumbuhan penduduk). Pertumbuhan penduduk yang pesat
berdampak pada terjadinya kerusakan lingkungan, sekaligus tantangan yang dicoba untuk
diatasi dengan pembangunan dan industrialisasi.
Pemetaan terkait permasalahan lingkungan telah dilakukan baik pada forum nasional
maupun forum regional dan internasional, dan dikelompokkan dalam tiga skala besar
prioritas, yakni:
1. Isu Lingkungan Lokal
Isu menipisnya lapisan ozon cukup sering diperbincangkan. Tanpa lapisan ozon, akan sangat
banyak dampak negatif yang menimpa makhluk hidup di muka bumi ini, antara lain:
Penyakit-penyakit akan menyebar tanpa terkendali, cuaca tidak menentu, pemanasan global,
bahkan tenggelamnya suatu daratan akibat muka air laut meningkat disebabkan mencairnya
es yang ada di kutub Utara dan Selatan. Penyebab isu lingkungan lokal, contoh:
a. Kekeringan : kekurangan air yang terjadi akibat sumber air tidak dapat menyediakan
kebutuhan air bagi manusia dan makhluk hidup yang lainnya.
Dampak : menyebabkan ganggungan kesehatan, keterancaman pangan.
b. Banjir : merupakan fenomena alam ketika sungai tidak dapat menampung limpahan
air hujan karena proses influasi mengalami penurunan. Itu semua dapat terjadi karena
hijauan penahan air resapan berkurang.
Dampak : ganggungan kesehatan, penyakit kulit, aktivitas manusia terhambat,
penurunan produktifitas pangan, dll.
c. Longsor : adalah terkikisnya daratan oleh air resapan karena penahan air berkurang.
Dampak : terjadi kerusakan tempat tinggal, ladang, sawah, mengganggu
perekonomian dan kegiatan transportasi
d. Erosi pantai : terkikisnya lahan daratan pantai akibat gelombang air laut.
Dampak : menyebabkan kerusakan tempat tinggal dan hilangnya potensi ekonomi
seperti kegiatan pariwisata.
e. Instrusi Air Laut : air laut (asin) mengisi ruang bawah tanah telah banyak digunakan
oleh manusia dan tidak adanya tahanan instrusi air laut seperti kawasan mangrove.
Dampak : terjadinya kekurangan stok air tawar, dan mengganggu kesehatan

2. Isu Lingkungan Nasional


Beberapa isu nasional tentang lingkungan dan dampaknya antara lain:
a. Kebakaran Hutan : Kebakaran hutan dapat terjadi dengan alami atau ulah manusia.
Kebakaran oleh manusia biasanya karena pembukaan lahan untuk perkebunan.

1
Dampak : memeberi kontribusi CO2 di udara, hilangnya keaneragaman hayati,
mengganggu kesehatan (ISPA), berdampak gangguan kenegra lain.
b. Pencemaran minyak lepas pantai : hasil ekploitasi minyak bumi diangkut oleh kapal
tanker ke tempat pengolahan minyak bumi. Pencemaran minyak lepas pantai
diakibatkan oleh sistem penampungan yang bocor atau kapal tenggelam yang
menyebankan tumpahnya/lepasnya minyak ke perairan. Dampak : mengakibatkan
limbah tersebut dapat tersebar tergantung gelombang air laut. Akibatnya tertutupnya
lapisan permukaan laut yang menyebabkan penetrasi matahari berkurng
menyebabkan fotosintesis terganggu, pengikatan oksigen, dan dapat menyebabkan
kematian organisme laut.
c. Banjir : merupakan suatu peristiwa terbenamnya daratan (yang pada keadaan normal
kering) karena meningkatnya volume air. Banjir dapat disebabkan oleh beberapa hal,
diantaranya akibat pemanasan global, yaitu dapat meningkatkan tinggi permukaan air
laut, sehingga beberapa daerah di pesisir pantai akan terkena luapan air tersebut.
Selain itu banjir juga disebabkan karena meningkatnya curah hujan dan tidak adanya
saluran air yang baik dan cukup untuk menampung air hujan. Banjir juga dapat
disebabkan karena peluapan air sungai akibat meningkatnya curah hujan atau karena
sebab lain, seperti pecahnya bendungan sungai. Banjir yang banyak melanda kota-
kota besar biasanya disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat yang
membuanga sampah ke sungai atau saluran air lain. Banjir juga disebabkan oleh
kurangnya resapan air karena tanah telah tertutup bangunan. Banjir menyebabkan
kerugian pada segi perekonomian, kesehatan, dan lingkungan.
d. Kerusakan hutan di Indonesia, akibat manusia melakukan eksploitasi dari hutan
secara berlebihan dan mengabaikan segi ekologisnya. Faktor alam yang merusak
hutan salah satunya adalah kebakaran hutan. Kebakaran hutan ini dipicu oleh musim
kemarau yang panjang maupun pemanasan global.
e. Sampah/limbah yang dihasilkan berupa bahan organik dan anorganik. Sampah
anorganik dihasilkan dari rumah tangga maupun industri. Sampah merupakan
masalah sosial yang dapat menyebabkan konflik. Di indonesia masalah sampah
kurang mendapat penanganan yang baik. Sampah plastik adalah isu yang paling
mengkhawatirkan di decade ini, dan patalnya bahwa Indonesia adalah produsen
sampah plastik nomor dua di dunia setelah China dan nomor satu penyumbang
sampah plastik yang dibuat ke laut, demikian pulan Indonesia merupakan Negara
nomor tiga terburuk diantara 11 negara Asia dalam pengelolaan lingkungan kumuh.
f. Reklamasi sangat berpotensi menghasilkan ketidak seimbangan ekosistem karena
perubahan topografi area reklamasi yang pada akan memberikan efek domino
terhadap ekologi dan rantai kehidupan sekitarnya, termasuk gangguan terhadap biota
laut, terutama pada rantai makanan akibat hilangnya populasi planton dan
fitoplanton, sehingga keberaan ikan kecil juga akan hilang atau bermigrasi, dan pasti
diikuti oleh bergesernya populasi ikan sedang dan ikan besar, sehingga nelayanpun
akan bergeser dalam pencarian lokasi tangkapan.

3. Isu Lingkungan Global


Masalah lingkungan global lebih banyak dipengaruhi faktor alam, seperti iklim, yang
mencakup temperatur, curah hujan, kelembaban, tekanan udara dll. Disamping itu
pertumbuhan penduduk yang amat pesat juga merupakan masalah global yang mempengaruhi
lingkungan. Pertumbuhan penduduk memiliki arti pertumbuhan kawasan urban dan juga
kebutuhan tambahan produksi pangan, belum lagi ada peningkatan kebutuhan energi. Pada
masing-masing kebutuhan ini ada implikasi pada lingkungan. Contoh dari kebutuhan lahan
urban dan lahan pertanian. Pemenuhan kebutuhan ini akan meminta konversi lahan hutan.

2
Semakin lama daerah-daerah resapan air makin berkurang, akibatnya terjadi krisis air tanah.
Di sisi lain di beberapa kawasan berkemiringan cukup tajam menjadi rawan longsor, karena
pepohonan yang tadinya menyangga sistem kekuatan tanah semakin berkurang. Kemudian
karena resapan air ke tanah berkurang, terjadilah over-flow pada air permukaan. Ketika
kondisi ini beresonansi dengan sistem drainase yang buruk di perkotaan terjadilah banjir.
Masalah eksploitasi energi. Saat ini Indonesia misalnya masih sangat bergantung pada
sumber energi minyak bumi. Ini yang menjelaskan betapa hebohnya pemerintah dan
masyarakat akibat masalah minyak. Kyoto Protokol adalah konvensi yang masih cukup
hangat dan masih akan diberlakukan secara efektif dimasa datang. Isi utama Protokol ini
adalah upaya pengurangan emisi enam gas yang mengakibatkan kenaikan suhu global. Pada
tahun 2008-2012 akan diadakan pengukuran sistematis balance pengeluaran dan penyerapan
gas-gas ini pada semua negara yang telah menandatangani Protokol ini. Beberapa contoh isu
lingkungan global telah dibahas pada sub bab sebelumnya.
Kerusakan alam yang terjadi dapat menyebabkan hilangnya habitat dan menyebabkan
puluhan ribu spesies terancam punah. Dari 20 negara di dunia yang jenis-jenis alamiahnya
terancam, maka Indonesia menduduki posisi ke-5, dimana terdapat 1126 spesies yang
terancam punah. Dari Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penyebab utama hilangnya
biodiversitas adalah: kerusakan habitat, perubahan iklim (pemanasan global), eksploitasi
yang berlebihan, pencemaran lingkungan, ketidaksengajaan/kecelakaan dan datangnya
spesies asing (WWF 2012). Faktor-faktor penyebab, pemacu, dan tekanan langsung
berkontribusi terhadap degradasi keanekaragaman hayati global dan jasa ekosistem.

Faktor Penyebab hilangnya biodiversitas (WWF2012)

2.5 Kerusakan Lingkungan dan Biodiversitas Mempengaruhi Kesehatan Masyarakat


Kerusakan lingkungan adalah deteriorasi lingkungan dengan hilangnya sumber
daya air, udara, dan tanah; kerusakan ekosistem dan punahnya fauna liar. Kerusakan
lingkungan adalah salah satu dari sepuluh ancaman yang secara resmi diperingatkan
oleh High Level Threat Panel dari PBB. The  World Resources
Institute (WRI), UNEP (United Nations Environment Programme), UNDP (United Nations
Development Programme), dan Bank Dunia telah melaporkan tentang pentingnya lingkungan
dan kaitannya dengan kesehatan manusia.
Sejak tahun 1970-an dunia mulai memberikan perhatian besar terhadap masalah
lingkungan, seperti pembangunan berwawasan lingkungan guna menjaga kelangsungan hidup
di muka bumi. Namun demikian sampai saat ini lingkungan hidup sebagai wahana bagi
makhluk hidup khususnya manusia terus mengalami kerusakan. Lebih jauh dapat dikatakan
3
bahwa, perilaku manusia terhadap alam sangat tergantung bagaimana cara pandangnya
terhadap alam itu senidiri. Jika alam dipandang sebagai hal yang penting dan menguntungkan
maka perilaku yang muncul adalah perilaku yang menghargai. Namun sebaliknya, jika tidak,
maka perilaku yang muncul adalah perilaku yang merusak. Manusia memiliki cara pandang
tersendiri terhadap alam. Cara pandang tersebut menjadi landasan bagi manusia untuk
bertindak terhadap alam. Salah satu cara pandang manusia terhadap alam adalah
“Antroposentrisme”.
Antroposentrisme adalah cara pandang yang menempatkan manusia sebagai pusat
dari sistem alam semesta. Pandangan ini berisi pemikiran bahwa segala kebijakan yang
diambil mengenai lingkungan hidup harus dinilai berdasarkan kepentingan manusia. Maka
tidak heran jika fokus perhatian dalam pandangan ini terletak pada peningkatan kesejahteraan
dan kebahagiaan manusia. Alam dilihat sebagai objek untuk pemenuhan kebutuhan dan
kepentingan manusia, sehingga alam hanya dijadikan alat untuk pencapaian tujuan.
Dengan cara pandang seperti diatas maka, banyak pendapat yang mengatakan bahwa
antroposentrisme merupakan salah satu penyebab terjadinya krisis lingkungan hidup.
Pandangan seperti ini membuat manusia berani melakukan tindakan eksploitatif terhadap
alam dengan menguras kekayaan alam demi kesejahteraan hidupnya.
Kegiatan manusia yang tidak memikirkan efek jangka panjang sering menjadikan
satwa dan tumbuhan sebagai korban. Terutama karena dalam ekosistem, organisme saling
bergantung untuk bertahan hidup, sehingga ketidakseimbangan dari satu spesies saja dapat
memberikan efek domino bagi organisme lain. Jika hal ini dibiarkan, dapat menyebabkan
kelangkaan hingga kepunahan spesies tertentu.
Beberapa kegiatan yang dapat merusak keanekaragaman hayati adalah kerusakan
habitat, contohnya terumbu karang. Terumbu karang merupakan rumah sekaligus sumber
makanan bagi beberapa jenis ikan, sehingga jika terumbu karang dirusak, dapat memengaruhi
jumlah ikan yang dapat bertahan hidup di habitat tersebut.
Pencemaran juga memberikan efek negatif bagi keanekaragaman hayati karena
mengotori lingkungan tempat tinggal berbagai makhluk hidup. Selain itu, satwa liar bisa juga
terkena dampaknya secara langsung karena tidak sengaja mengonsumsi sampah, contohnya
penyu yang melahap kantong plastik di laut karena mengiranya sebagai ubur-ubur.
Pembukaan lahan di hutan menjadi salah satu penyebab utama kelangkaan satwa liar,
seperti orang utan dan harimau Sumatera, karena hilangnya habitat mereka. Pembukaan lahan
juga dapat merusak keanekaragaman karena tumbuhan-tumbuhan yang menjadi sumber
makanan hewan tertentu telah ditebang dan diganti dengan jenis tumbuhan lain. Setelah
kehilangan habitat dan sumber makanan berkurang, tentu sulit bagi satwa terdampak untuk
bertahan hidup.
Biodiversitas yang sehat dapat berkontribusi untuk hasil pembangunan yang lebih
baik seperti keamanan pangan, kesehatan, pengurangan risiko bencana dan tata kelola. Studi
menunjukkan hubungan erat antara hilangnya biodiversitas dan peningkatan penularan
penyakit menular. Deforestasi, misalnya, dikaitkan dengan peningkatan munculnya SARS
dan virus lain yang menginfeksi hewan ke manusia.
1. Biodiversitas sebagai Pemicu Penyakit Menular Baru pada Manusia
Biodiversitas yang sehat dapat berkontribusi untuk hasil pembangunan yang lebih
baik seperti keamanan pangan, kesehatan, pengurangan risiko bencana dan tata kelola. Studi
menunjukkan hubungan erat antara hilangnya biodiversitas dan peningkatan penularan
penyakit menular. Deforestasi, misalnya, dikaitkan dengan peningkatan munculnya SARS
dan virus lain yang menginfeksi hewan ke manusia (Konservasi dkk, 2013).

4
Telah terjadi peningkatan besar penyakit muncul dalam 50 tahun terakhir yang
diyakini terutama kelakuan invasi manusia ke hutan atau alam liar tempat habitat hewan.
Deforestasi atau pembabatan hutan khususnya di hutan tropis merupakan pintu masuk awal
kontak manusia dengan populasi satwa liar, melalui patogen zoonosis dimana manusia belum
pernah terpapar sebelumnya, termasuk virus dan bakteri. Hal ini meningkatkan peluang
munculnya penyakit zoonosis.
Di Amerika Serikat penyebaran penyakit Lyme merupakan hasil dari pengurangan
dan fragmentasi hutan yang menyebabkan penurunan besar pada predator, yang
menyebabkan peningkatan berikutnya pada tikus putih, yang merupakan reservoir untuk
bakteri lyme.  Di Ontario, Kanada Timur, hilangnya hutan juga dikaitkan dengan peningkatan
populasi tikus putih dan potensi penyebaran penyakit Lyme. Penyakit ini menyebar dari tikus
putih melalui kutu hitam.
Di Indonesia pernah mangalami ancaman zoonosis berupa avian influenza (AI) atau
flu burung pada 2003. Hal ini dipicu dari berbagai faktor seperti peningkatan urbanisasi dan
populasi manusia, perubahan ekologi, dan deforestasi. Paparan flu burung meningkat pada
musim hujan dan menurun pada musim kemarau. Jumlah korban tertinggi di Indonesia
pernah mencapai lebih dari 2.700 orang pada 2007 (Aditya, 2018).
2. Biodiversitas dan Covid-19
Para peneliti meyakini Covid-19 muncul karena biodiversitas rusak. Hal ini
disampaikan oleh Ahli Kesehatan Hewan, Kesehatan Masyarakat, Veteriner, dan Karantina
Hewan, drh. Tri Satya Naipospos, Mphil, PhD., bahwa penyakit zoonotic tersebar berarti
adanya penyebaran dari inang alaminya. Patogen virus Covid-19 yang berasal dari hewan
kelelawar dapat menginfeksi manusia karena terjadi lompatan virus antar spesie (Ellyvon,
2020).
Peristiwa seperti Covid-19, seperti yg dijelaskan oleh Ellyvon, dapat terjadi apabila
manusia berburu satwa liar atau merusak habitatmya, sehingga virus dan pathogen lainnya
melompat antar spesies. Selain itu, peristiwa melompatnya virus zoonotic kerap dihubungkan
dengan perubahan lingkungan dan perilaku manusia. Diantaranya adalah gangguan terhadap
hutan alami seperti:
 Penebangan kayu
 Penambangan
 Urbanisasi yang cepat
 Pertumbungan penduduk
 Perdagangan satwa liar
 Perburuan satwa liar
Menurut Hayman, yang dikutip dari berita dw.com, menekankan bahwa dalam
beberapa abad terakhir, hutan tropis sudah berkurang 50%. Ini berakibat sangat buruk pada

5
ekosistem. Di sejumlah kasus, ilmuwan sudah berhasil mengungkap jika hewan bagian atas
rantai makanan akan punah, hewan di bagian bawah, seperti tikus yang membawa banyak
pathogen, mengambil di bagian atas rantai makanan. Bukti yang menunjukkan hubungan
antara perusakan ekosistem dan bertambahnya resiko penyebaran infeksi terbaru
menyebabkan para pakar menekankan pentingnya konsep “One Health” atau Kesehatan
Bersama.
3. Biodiversitas dan Obat-obatan
Hawksworth dan Rossman memperkirakan terdapat sekitar 1 juta spesies jamur,
100.000 diantaranya jenisnya telah dikenal. Diketahui terdapat sekitar 300.000 jenis tanaman
tersebar di muka bumi ini, bila masing-masing tanaman mengandung satu atau lebih mikroba
endofit yang terdiri dari bakteri dan jamur, bisa dibayangkan betapa besarnya kekayaan
biodiversitasnya. Mikroba endofir merupakan sumber keanekaragaman genetic yang kaya
dan dapat diandalkan dengan berbagai kemungkinan spesies baru yang belum dideskripsikan.
Mengingat biodiversitasnya yang sangat kaya tersebut maka kebutuhan akan produk bahan
alam yang digunakan sebagai antibiotic baru, bahan kemoterapi dan agrokimia yang memiliki
keefektifan tinggi, toksisitas rendah, namun tidak menganggu ekologi lingkungan dapat
diharapkan diroleh dari mikroba endofit sendiri (Hadi, 2011).
Endofit yang berasal dari daerah dengan biodiversitas tinggi memiliki potensi
menghasilkan keanekaragaman kimiawi juga tinggi dann mempunyai prospek ekonomi
dimasa depan. Tidak hanya tanaman yang berasal dari lingkungan dengan biotipe khusus
yang menjadi sumber endofit novel dan novel metabolit sekunder tetapi juga dari lingkungan
yang ekstrem.
Adapun pemanfaatan endofit dibidang pengobatan adalah sebagai:
 Antibiotic
 Antivirus
 Antikanker
 Insektisida
 Antimalaria
 Antidiabetes
 Antioksidan
2.6 Upaya-Upaya Mengatasi Masalah Kerusakan Lingkungan dan Biodiversitas
Tantangan dari biodiversitas adalah adanya pengrusakan terhadap habitat, pemanasan
global, ekploitasi yang berlebihan, pencemaran lingkungan, berikut beberapa upaya untuk
mengatasi masalah kerusakan lingkungan yaitu:

1. Metode pengukuran kualitas lingkungan alternatif.


Metode tersebut bersifat efisien dan ekonomis, serta mudah dipelajari dan
diimplementasikan siapa saja, karena hanya mengandalkan obyek-obyek yang sudah ada di
lapangan. Metode ini juga dapat dilakukan dengan bantuan penduduk setempat yang sudah
mengenal medan.
2. Program konservasi bagi berbagai spesies yang terancam punah.
Konservasi sendiri bertujuan untuk menjamin keberlangsungan jangka panjang bagi
sebanyak-banyaknya spesies yang memungkinkan. Mengkonservasi suatu spesies juga berarti
mengkonservasi habitatnya sekaligus berperan dalam mengkonservasi biosfer yang
menyangga kehidupan di bumi.
Terdapat beberapa metode untuk menentukan area konservasi, di antaranya adalah
dengan menentukan diversitas suatu area secara menyeluruh, menentukan jumlah diversitas
spesies endemik, serta melakukan analisis fauna kritis.
3. Terdiri dari Solusi Indvidu dan Kelompok

6
a. Sumber energi alternative, Sumber energi yang diperbaharui seperti tenaga angin,
tenaga ombak dan tenaga surya jauh lebih bersih.
b. Transportasi ramah lingkungan, untuk mengurangi jumlah polusi. Contoh sepeda.
c. Menggunakan green produk, misalnya makanan organik yang diproduksi tanpa
menggunakan pestisida.
d. Mendaur ulang limbah atau sampah, ada beberapa tindakan yang bisa di terapkam
oleh setiap rumah yang dapat dilakukan untuk melindungi dan menyelamatkan
lingkungan. Yaitu 3R: reduce-reuse-recycle.
e. Menjaga kualitas ekosistem air dengan cara mengurangi penggunaan detergen.
f. Pengembangan tempat Ekowisata, yaitu perjalanan ke daerah yang masih alami
serta rentan untuk degradasi, murni, dan biasanya dilindungi (konservasi).
g. Ide lain yang menarik adalah bahwa wisatawan dapat tinggal di rumah dengan
orang-orang lokal, bukan pemesanan hotel bintang lima dengan kondisi modern.
Mereka juga dapat mempelajari bagaimana masyarakat setempat bekerja seperti
beras tanam, menangkap-memancing, dll.
h. Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat untuk mengenali peran penting
lingkungan.
i. Membentuk gerakan untuk melakukan penamanan sejuta pohon dengan
bearasosiasi dengan seluruh kalangan masyarakat.
j. pemerintah mengembangkan masyarakat buruh dan petani yang tidak memiliki
lahan pertanian maupun perkebunan untuk menanam bahan-bahan pangan dengan
cara pemerintah memberikan peminjaman lahan untuk keluarga, sehingga
meminimalisir kerusakan lahan mapun hutan
4. Upaya yang Dilakukan Pemerintah
a. Mengeluarkan UU No 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup poin d : Bahwa kualitas lingkungan hidup yang semakin
menurun telah mengancam kelangsungan perikehidupan manusia dan makhluk
hidup lainnya sehingga perlu dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup yang sungguh-sungguh dan konsisten oleh semua pemangku kepentingan.
b. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Nomor
P.75/MENLHK/SEKJEN/KUM.1/10/2019 Tentang Peta Jalan pengurangan
Sampah oleh Produsen.
5. Membentuk kawasan perlindungan.
Biota kriptik adalah suatu jenis spesies yang memiliki hubungan yang sangat dekat
antar spesies tetapi memiliki sifat yang berbeda antar spesies, dan secara morfologi sangat
sulit untuk dibedakan satu dengan yang lainnya (Mulyaningsih 2002). Menurut Hutchings
(1983) dalam Adiatmaja (2013), biota kriptik adalah biota yang menggunakan subtrat yang
sementara atau permanen maupun yang bisa menciptakan ruang sendiri pada terumbu karang
dan bersifat invertebrata. Kekerabatan dari biota kriptik ini sangat dekat sehingga kebanyakan
antar spesies sangat sulit dicari perbedaannya. Untuk membedakan biota kriptik dapat
dilakukan dengan melakukan analisis urutan DNA, membandingkan kromosom polytene, dan
studi sejarah kehidupan.
Menurut konservasi biodiversitas Raja Ampat, salah satu kawasan di Indonesia yang
terdapat biota kriptik adalah wilayah Raja Ampat. Salah satu nya adalah kelompok udang
Pontoniine (Decapoda, Caridea, Palaemonidae), di perairan Raja Ampat ditemukan 74 jenis
udang spesies Pontoniine. contoh dari jenis biota kriptik dari kelompok udang ini adalah
sebagai berikut: (1). Periclimenes soror salah satu jenis dari biota kriptik dari kelompok
Pontoniine, spesies ini biasa bersimbiosis dengan bintang laut (2). Periclimenes venustus
adalah udang Pontoniine jenis lain yang juga ditemukan di Perairan Raja Ampat.

7
Keberadaan biota kriptik di Indonesia belum banyak diketahui karena belum
banyaknya informasi yang menjelaskan biota kriptik. Tantangan kedepan bagi peneliti
Indonesia adalah melakukan penelitian tentang biodiversitas biota kriptik di seluruh
Indonesia, dengan harapan keberadaannya biota kriptik juga bisa dimanfaatkan diberbagai
macam bidang.

8
9

Anda mungkin juga menyukai