Anda di halaman 1dari 5

Nama : Muhammad Daffa Dhiya Ulhaq

Nim : 2011016071
Kelas : FKM A 2020
Matkul : AKL

UAS ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN

1. Isu permasalahan lingkungan global dan nasoinal


A. Isu lingkungan nasional
Kebakaran Hutan dapat terjadi dengan alami atau ulah manusia . kebakaran
oleh manusia biasanya karena bermaksut pembukaan lahan untuk perkebunan,
Dampaknya: memeberi kontribusi CO2di udara, hilangnya keaneragamanhayati,
mengganggu kesehatan (ISPA), berdampak gangguan kenegra lain
Pencemaran minyak lepas pantai : hasil ekploitasi minyak bumi diangkut oleh
kapaltanker ke tempat pengolahan minyak bumi. Pencemaran minyak lepas
pantaidiakibatkan oleh sistem penampungan yang bocor atau kapal tenggelam
yangmenyebankan tumpahnya/lepasnya minyak ke perairan. Dampak :mengakibatkan
limbah tersebut dapat tersebar tergantung gelombang air laut.Akibatnya tertutupnya
lapisan permukaan laut yang menyebabkan penetrasimatahari berkurng menyebabkan
fotosintesis terganggu, pengikatan oksigen,dan dapat menyebabkan kematian organisme
laut.
Banjir merupakan suatu peristiwa terbenamnya daratan (yang pada keadaan
normalkering) karena meningkatnya volume air. Banjir dapat disebabkan olehbeberapa
hal, diantaranya akibat pemanasan global, yaitu dapat meningkatkantinggi permukaan air
laut, sehingga beberapa daerah di pesisir pantai akanterkena luapan air tersebut. Selain itu
banjir juga disebabkan karenameningkatnya curah hujan dan tidak adanya saluran air
yang baik dan cukupuntuk menampung air hujan. Banjir juga disebabkanoleh kurangnya
resapan air karena tanah telah tertutup bangunan. Banjirmenyebabkan kerugian pada segi
perekonomian, kesehatan, dan lingkungan
Kerusakan hutan di Indonesia, akibat manusia melakukan eksploitasi dari
hutansecara berlebihan dan mengabaikan segi ekologisnya. Faktor alam yangmerusak
hutan salah satunya adalah kebakaran hutan. Kebakaran hutan inidipicu oleh musim
kemarau yang panjang maupun pemanasan globaL
Sampah/limbah yang dihasilkan berupa bahan organik dan anorganik.
Sampahanorganik dihasilkan dari rumah tangga maupun industri. Sampah
merupakanmasalah sosial yang dapat menyebabkan konflik. Di indonesia masalahsampah
kurang mendapat penanganan yang baik
Reklamasi sangat berpotensi menghasilkan ketidak seimbangan ekosistem
karenaperubahan topografi area reklamasi yang pada akan memberikan efek
dominoterhadap ekologi dan rantai kehidupan sekitarnya, termasuk gangguanterhadap
biota laut, terutama pada rantai makanan akibat hilangnya populasiplanton dan
fitoplanton, sehingga keberaan ikan kecil juga akan hilang ataubermigrasi, dan pasti
diikuti oleh bergesernya populasi ikan sedang dan ikanbesar, sehingga nelayanpun akan
bergeser dalam pencarian lokasi tangkapan.
B. Isu lingkungan global
Pemanasan Global : Pemanasan Global / Global Warming pada
dasarnyamerupakan fenomena peningkatan temperature global dari tahun ke tahun
karenaterjadinya efek rumah kaca yang disebabkan oleh meningkatnya emesi
gaskarbondioksida, metana, dinitrooksida, dan CFC sehingga energy
mataharitertangkap dalam atmosfer bumi. Dampak bagi lingkungan biogeofisik :
pelelehanes di kutub, kenaikan mutu air laut, perluasan gurun pasir, peningkatan hujan
danbanjir, perubahan iklim, punahnya flora dan fauna, migrasi fauna dan hama
penyakit.Dampak bagi aktiitas sosial ekonomi masyarakat: gangguan pada pesisir dan
kotapantai, gangguang terhadap prasarana fungsi jalan, pelabuhan dan bandara.
Gangguan terhadap pemukiman penduduk, ganggungan produktifitas
pertanian.Peningkatan resiko kanker dan wabah penyakit.
Penipisan Lapisan Ozon : dalam lapisan statosfer pengaruh radiasi
ultraviolet,CFC terurai dan membebaskan atom klor. Klor akan mempercepat penguraia
ozonmenjadi gas oksigen yang mengakibatkan efek rumah kaca. Beberapa atom lain
yangmengandung brom seperti metal bromide dan halon juga ikut
memeperbesarpenguraian ozon. Dampak bagi makhluk hidup: lebih banyak kasus
kanker kulitmelanoma yang bisa menyebabkan kematian, meningkatkan kasus katarak
pada matadan kanker mata, menghambat daya kebal pada manusia (imun), penurunan
produksitanaman jagung, kenaikan suhu udara dan kematian pada hewan liar, dll

2. Penyebab terjadinya kemerosotan lingkungan


 Faktor Alam
Kerusakan lingkungan hidup karena faktor alam terjadi karena adanya bencana
alam, seperti banjir, gempa bumi, dan gunung meletus.
 Banjir
Selain karena ulah manusia, banjir juga dapat terjadi karena faktor alam, misalnya
hujan yang terus-menerus. Curah hujan seperti ini akan membuat sungai meluap atau
membuat tanggul jebol karena tidak mampu lagi menampung debit air. Banjir yang
sering terjadi saat musim penghujan dapat membuat bangunan dan tempat tinggal
makhluk hidup rusak, lapisan tanah yang subur hilang terbawa air, serta tanaman-
tanaman rusak.
 Gempa Bumi
Gempa bumi terjadi karena adanya pergerakan lempeng bumi atau aktivitas
gunung berapi dan dampaknya bergantung pada besarnya kekuatan gempa. Gempa bumi
akan mengakibatkan banyak bangunan yang roboh, terjadi tanah longsor, dan terputusnya
jalur transportasi. Jika kekuatan gempa sangat besar, kemungkinan akan menimbulkan
tsunami.
 Gunung Berapi Meletus
Saat meletus, gunung berapi akan mengelurkan abu vulkanik, lahar, lava, uap
panas, dan material lainnya yang dapat merusak lingkungan. Dampak dari letusan
tersebut dapat berlangsung lama bergantung pada besarnya kekuatan letusan, tetapi saat
kembali normal, daerah yang terdampak letusan akan menjadi subur. Letusan gunung
berapi akan mengakibatkan gangguan pernapasan, gas beracun, kerusakan lingkungan,
bahkan dapat mematikan lingkungan sekitar.
 Faktor Manusia
Selain faktor alam, faktor manusia juga dapat menyebabkan kerusakan
lingkungan hidup.
 Membuang Sampah Sembarangan
Saat ini, masih banyak orang yang membuang sampah sembarangan, terutama di
sungai. Hal ini akan mengakibatkan banjir jika musim penghujan tiba.

 Limbah Industri
Limbah industri ini dapat berasal dari pabrik dan rumah tangga. Jika tidak
dikelola dengan tepat, limbah-limbah tersebut akan merusak lingkungan hidup.

 Menebang Hutan Secara Liar


Saat ini, luas hutan di Indonesia semakin berkurang karena maraknya aksi
penebangan liar. Hutan yang gundul tidak dapat meresap dan menahan aliran air hujan
sehingga dapat terjadi banjir dan longsor.
3. Jenis dan sumber bahan berbahaya dan beracun
 Limbah B3 dari Sumber Spesifik
Limbah B3 dari sumber spesifik adalah limbah B3 sisa suatu proses industri yang
secara spesifik dapat ditentukan dan berasal dari kegiatan utama industri terkait. Contoh
limbah B3 jenis ini adalah limbah rumah sakit dan limbah laboratorium.
Berdasarkan PP nomor 101 tahun 2014 di atas, limbah B3 dari sumber spesifik dibagi
lagi menjadi: limbah B3 dari sumber spesifik umum dan limbah B3 dari sumber spesifik
khusus.
a. Limbah B3 dari sumber spesifik umum
Beberapa contoh limbah jenis ini adalah limbah proses tanning, limbah karbon aktif,
sludge proses produksi dan penyimpanan, asam kromat bekas, dll.
b. Limbah B3 dari sumber spesifik khusus
Beberapa contoh limbah jenis ini antara lain copper slag, nikel slag, debu EAF, slag
timah putih, dll.
 Limbah B3 dari Sumber Tidak Spesifik
Limbah B3 dari sumber tidak spesifik adalah limbah B3 yang umumnya bukan
berasal dari proses / kegiatan utama industri, melainkan dari kegiatan lain seperti
pemeliharaan dan pencucian alat, pencegahan korosi, pengemasan, dan pelarutan kerak.
Contoh limbah B3 jenis ini antara lain aki / baterai bekas, kemasan bekas, limbah resin,
limbah elektronik, printed circuit board, minyak pelumas bekas, dll.
 Limbah B3 dari B3 Kedaluwarsa / Tumpah / Bekas Kemasan B3
Sesuai namanya, bahan beracun dan berbahaya yang kedaluwarsa, tumpah, ataupun
sebagai bekas kemasan digolongkan dalam kategori sendiri. Contoh limbah B3 jenis ini
antara lain adalah metanol, metapirilen, malonitril, maleat anhidrida, timbal subasetat, dll.

4. Bentuk strategi pengendalian lingkungan


- Lingkungan Udara
Rangka pengendalian kualitas udara dengan mengidentifikasi jenis polutan dengan pemantauan,
menentukan level pencemaran dari sumber emisi, membandingkan dengan baku mutu emisi,
pemantauan kontrol polusi udara, dan merencanakan strategi pengendalian.
Selain itu ada beberapa langkah dalam mengendalikan pencemaran udara berdasarkan
pendekatan pengendalian, yaitu tindakan preventif dengan mengurangi emisi, daur ulang
(reycle), desain ulang (redesign), implementasi Resource Efficient & Cleaner Production
(produksi bersih yang targetnya energi, air, dan bahan baku), dan pengelolaan end of pipe
(limbah).
- Perairan
Untuk menjaga keberlangsungan hidup sesama manusia dan makhluk hidup lainnya, pencemaran
air dapat dicegah dengan beberapa cara, yaitu
a) Melakukan pengolahan limbah dengan benar
b) Menggunakan bahan - bahan yang ramah lingkungan
c) Tidak membuang sampah di sungai atau sumber air lainnya
d) Menggunakan detergen yang ramah lingkungan
e) Rutin melakukan upaya pembersihan sumber air
f) Menanam pohon di setiap lahan yang tersedia
g) Menjauhkan sumber polutan dari sumber air
h) Tidak mendirikan kawasan industri yang dekat dengan sumber air
i) Tidak menggunakan pupuk kimia berbahaya dan pestisida secara berlebihan

- Daratan/tanah
a) Mengatur sistem pembuangan limbah industri sehingga tidak mencemari lingkungan
b) Menempatkan industri atau pabrik terpisah dari kawasan permukiman penduduk
c) Melakukan pengawasan atas penggunaan beberapa jenis pestisida, insektisida dan bahan
kimia lain yang berpotensi menjadi penyebab dari pencemaran lingkungan.
d) Melakukan penghijauan.
e) Memberikan sanksi atau hukuman secara tegas terhadap pelaku kegiatan yang mencemari
lingkungan
f) Melakukan penyuluhan dan pendidikan lingkungan untuk menumbuhkan kesadaran
masyarakat tentang arti dan manfaat lingkungan hidup yang sesungguhnya.

Anda mungkin juga menyukai