Anda di halaman 1dari 6

1.

Penyebab kerusakan lingkungan hidup secara umum bisa dikategorikan dalam dua faktor yaitu
akibat peristiwa alam dan akibat ulah manusia.

Letusan gunung berapi, banjir, abrasi, tanah longsor, angin puting beliung, gempa bumi, dan
tsunami merupakan beberapa contoh bencana alam. Bencana-bencana tersebut menjadi
penyebab rusaknya lingkungan hidup akibat peristiwa alam. Meskipun jika ditelaah lebih lanjut,
bencana seperti banjir, abrasi, kebakaran hutan, dan tanah longsor bisa saja terjadi karena adanya
campur tangan manusia juga.
Penyebab kerusakan lingkungan yang kedua adalah akibat ulah manusia. Kerusakan yang
disebabkan oleh manusia ini justru lebih besar dibanding kerusakan akibat bencana alam. Ini
mengingat kerusakan yang dilakukan bisa terjadi secara terus menerus dan cenderung meningkat.
Kerusakan ini umumnya disebabkan oleh aktifitas manusia yang tidak ramah lingkungan
seperti perusakan hutan dan alih fungsi hutan, pertambangan, pencemaran udara, air, dan tanah
dan lain sebagainya.

2. A. kasus limbah Minamata


Pernah dengarkah ada tragedi pencemaran merkuri (Hg) atau air raksa di kota Minamata,
Prefektur Kumamoto di Jepang yang membuat sebagian besar warganya menderita seumur
hidup sekitar tahun 1958? Mereka terdampak limbah PT Chisso yang membuang limbah
kimianya ke Teluk Minamata dalam jumlah yang sangat besar (200 – 600 ton Hg dari tahun
1932).

Sebagai pengkonsumsi ikan yang cukup tinggi (286 – 410 gr/hari), masyarakat sekitar Prefektur
Kumamoto terdampak sangat dahsyat. Sampai saat inipun masih ada warga Minamata yang
hidup tetapi dengan kondisi cacat fisik. Kondisi tersebut dikenal dengan Penyakit Minamata atau
Sindrom Minamata.

Dampak buruk mulai terlihat sekitar tahun 1949. Saat itu terjadi wabah penyakit aneh di
Minamata. Ratusan orang mati karena kelumpuhan syaraf dan menurut para ahli kesehatan saat
itu, penyakit itu disebabkan karena orang Jepang suka makan ikan yang ternyata sudah tercemar
logam berat Hg yang berasal dari industri batu baterai milik Chisso yang membuang merkuri ke
laut. Pabrik itu akhirnya ditutup dan pemiliknya harus memberikan ganti rugi sekitar US$ 26,6 juta
kepada masyarakat dan Pemerintah Kerajaan Jepang.
B. kasus limbah teluk buyat
Awalnya tak banyak yang mengetahui kawasan Teluk Buyat, Kabupaten Bolaang Mongondow,
Sulawesi Utara. Selain tak begitu menonjol, kawasan ini memang berada di daerah terpencil,
tepatnya sekitar 104 kilometer sebelah barat daya ibu kota Provinsi Sulut, Manado. Namun,
beberapa bulan terakhir, kawasan di perbatasan Kabupaten Bolaang Mongondow dan Minahasa
Selatan ini menjadi sorotan berbagai media massa. Bukan prestasi. Justru, cerita duka yang
dialami penduduk di sekitar teluk itu. Sebagian besar warga menderita berbagai penyakit kulit.
Bahkan, ada warga yang meninggal dunia. Ini diduga akibat pencemaran limbah yang dibuang
perusahaan tambang emas PT Newmont Minahasa Raya (NMR). Sebuah perusahaan tambang
emas milik Amerika Serikat yang beroperasi di sana sejak 1996.

Selama delapan tahun terakhir beroperasi NMR sudah mengeruk sedikitnya 60 juta ton emas.
Sedangkan negara hanya kebagian dari pajak dan royalti sekitar US$ 100 juta. Ironisnya, Teluk
Buyat kebagian warisan lima juta ton limbah yang ditabur ke dasar teluk. Itulah sebabnya, warga
setempat, sejumlah lembaga swadaya masyarakat, dan beberapa lembaga penelitian lingkungan
meyakini Teluk Buyat telah tercemar zat berbahaya. Banyak warga di sana sakit dengan
kandungan merkuri (Hg) dan arsenik (As)--zat beracun--yang cukup tinggi pada darah
dan rambutnya. Bahkan, Markas Besar Polri juga memutuskan bahwa Teluk Buyat
sudah tercemar
C. kasus limbah teluk Jakarta
Pembangunan kawasan Pantai Bersama hasil reklamasi yang dilanjutkan Pemerintah Provinsi

DKI Jakarta dinilai tidak mengganggu keberadaan biota laut, termasuk produksi kerang hijau.

Penurunan produksi kerang hijau di wilayah itu terjadi disebabkan pencemaran limbah industri

dan rumah tangga.

"Teluk Jakarta adalah muara 13 sungai yang mengalirkan limbah industri dan rumah tangga,"

kata pakar hidrologi Universitas Indonesia Firdaus Ali kepada wartawan, Selasa (9/7).

Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, sekitar 61 persen sungai di

Jakarta saat ini tercemar berat. Pencemaran Teluk Jakarta sudah terjadi jauh sebelum

reklamasi dilakukan.

"Teluk Jakarta hampir 40 tahun menerima beban pencemaran baik itu organik, inorganik, baik

dari aktivitas domestik, komersial maupun industri yang selama ini membuang limbah dan

berakhir di 13 sungai yang mengalir ke Teluk Jakarta," terangnya.

Akumulasi pencemaran tersebut menimbulkan banyak kejadian seperti ribuan ikan mati di

Ancol, algae bloom dan lain-lain. Hasil uji laboratorium juga menunjukkan kualitas air dan

biota laut di Teluk Jakarta sudah tercemar berat.

3. Masalah Lingkungan Hidup dan Penyebabnya


Berikut adalah masalah lingkungan hidup di Indonesia dan dunia beserta
penyebabnya. Jika berbagai permasalahan lingkungan ini tidak dicari solusi,
maka keberlanjutan kehidupan manusia di bumi akan mengkhawatirkan. Hal ini
dikarenakan alam menjadi sumber pemenuhan segala kebutuhan hidup
manusia, yaitu penyedia udara, air, makanan, obat-obatan, estetika, dan
lainnya. Kerusakan alam berarti sama dengan daya dukung kehidupan manusia.
Permasalahan lingkungan hidup dan penyebabnya yang kita hadapi saat ini
secara lengkap adalah sebagai berikut:
Polusi
Masalah lingkungan hidup yang pertama adalah polusi atau pencemaran
lingkungan hidup. Polusi udara, air dan tanah memerlukan waktu jutaan tahun
agar dapat normal kembali. Sektor Industri dan asap kendaraan bermotor
adalah sumber pencemaran utama. Logam berat, nitrat dan plastik beracun
bertanggung jawab atas berbagai pencemaran yang ada. Sementara polusi air
disebabkan oleh tumpahan minyak, hujan asam, limpasan perkotaan. Dilain
pihak, pencemaran udara disebabkan oleh berbagai gas dan racun yang
dikeluarkan oleh industri dan pabrik-pabrik serta sisa pembakaran bahan
bakar fosil; pencemaran tanah terutama disebabkan oleh limbah industri yang
merusak unsur hara dan zat nutrisi di tanah yang penting bagi tumbuhan.
Perubahan iklim
Perubahan iklim atau pemanasan global. Perubahan iklim seperti pemanasan
global adalah hasil dari praktik manusia seperti emisi gas rumah kaca.
Pemanasan global menyebabkan meningkatnya suhu lautan dan permukaan
bumi sehingga menyebabkan mencairnya es di kutub dan kenaikan permukaan
air laut. Ia juga mengubah pola alami musim dan curah hujan seperti banjir
bandang, salju berlebihan atau penggurunan. Akibat perubahan cuaca
tersebut, produksi pertanian sering mengalami gagal panen dan memperbesar
peluang terjadinya kebakaran hutan akibat terjadinya musim kering
berkepanjangan.
Populasi
Kelebihan populasi. Populasi planet ini mencapai tingkat yang tidak
berkelanjutan karena menghadapi kekurangan sumber daya seperti air, bahan
bakar dan makanan. Ledakan populasi di negara-negara maju dan berkembang
yang terus menyebabkan semakin langkanya sumber daya. Pertanian intensif
yang bertujuan untuk meningkatkan produksi makanan dengan menggunakan
pestisida justru pada akhirnya menimbulkan masalah baru. Kerusakan itu
berupa menurunnya kualitas tanah dan kesehatan manusia.
Penipisan sumber daya alam
Penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak bumi bertanggung jawab
menciptakan pemanasan global dan perubahan iklim. Secara global, mulai
banyak fihak yang mulai beralih menggunakan sumber daya terbarukan,
seperti listrik tenaga surya, biogas, mobil tenaga matahari, yang diterapkan
oleh negara maju. Walaupun dalam jangka pendek, instalasi peralatan fasilitas
teknologi ramah lingkungan ini akan terlihat cukup mahal, tetapi dalam jangka
panjang akan sangat murah dibandingkan penggunaan energi fosil dan tidak
terbarukan.
Pembuangan limbah
Permasalahan lingkungan hidup selanjutnya adalah pembuangan limbah. Hal ini
terutama limbah plastik dan sampah perkotaan seperti di Kali Ciliwung di
Jakarta atau kota-kota di Indonesia. Selain limbah rumah tangga, limbah dari
sektor industri yang sering dibuang ke sungai juga menyebabkan ikan-ikan
mati dan hancurnya ekosistem sungai. Padahal sungai-sungai ini penting bagi
ekonomi masyarakat dan penting untuk memasok sumber makanan bagi
masyarakat. Pembuangan limbah ini akhirnya akan menyebabkan pencemaran
laut di indonesia dan merusak ekosistem laut, sumber perikanan. Tidak kalah
penting adalah pembuangan limbah nuklir. Pembuangan limbah nuklir memiliki
bahaya kesehatan yang luar biasa, terutama akibat radiasi. Plastik, makanan
cepat saji, kemasan dan limbah elektronik murah mengancam kesejahteraan
manusia. Pembuangan limbah merupakan salah satu masalah lingkungan hidup
yang mendesak untuk segera dicarikan jalan keluar
Kepunahan keanekaragaman hayati
Aktivitas manusia yang menyebabkan kepunahan spesies dan habitat serta
hilangnya keanekaragaman hayati. Aktifitas perburuan satwa yang tidak
berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan protein manusia, seperti perburuan
telur penyu atau kura-kura indonesia yang menyebabkan kura-kura sungai
punah. Punahnya spesies berarti punahnya sumber pemenuhan kebutuhan
hidup manusia. Ekosistem, yang menempuh waktu jutaan tahun untuk stabil
dan mendukung kehidupan manusia, kini berada dalam bahaya bila ada populasi
spesies yang punah atau hilang. Keseimbangan ekosistem terganggu.
Kerusakan terumbu karang di berbagai lautan, yang mendukung kehidupan
laut yang kaya, menyebabkan ketersediaan ikan di lautan berkurang. Padahal
populasi manusia semakin bertambah.
Deforestasi atau penggundulan hutan
Persoalan lingkungan yang tidak kalah penting adalah deforestasi. Pembukaan
hutan untuk pengembangan sektor perkebunan, terutama sawit, menyebabkan
pelepasan karbon ke bumi sehingga meningkatkan perubahan suhu bumi.
Hutan yang sesungguhnya berperan menyerap racun karbon dioksida hasil
pencemaran, kemudian mengubahnya menjadi oksigen, membantu menciptakan
hujan, menjadi habitat bagi berbagai jenis satwa yang penting untuk
mendukung bagi kehidupan manudia, hancur digantikan tanaman monokulutur.
Padahal tanaman monokultur tidak akan mampu berperan seperti hutan di
dalam mendukung pemenuhan kebutuhan hidup manusia.
Fenomena pengasaman laut
Ini adalah dampak langsung dari produksi berlebihan gas Karbon Dioksida
(CO2). Dua puluh lima persen gas CO2 yang dihasilkan oleh manusia. Keasaman
laut telah meningkat dalam 250 tahun terakhir. Pada tahun 2100, mungkin
meningkat sekitar 150%. Demikian menurut situs global change. Dampak
utama adalah pada punahnya kerang dan plankton, sumber makanan ikan. Jika
ikan kehilangan makanan, apa yang akan terjadi pada manusia?
Penipisan lapisan ozon
Lapisan ozon merupakan lapisan perlindungan yang tak terlihat yang menutupi
planet bumi, melindungi kita dari radiasi sinar matahari yang berbahaya.
Penipisan lapisan Ozon diperkirakan disebabkan oleh polusi yang disebabkan
oleh gas Klorin dan Bromida yang ditemukan di Chloro-floro karbon (CFC).
Setelah gas beracun mencapai atmosfer bagian atas, mereka menyebabkan
lubang di lapisan ozon, yang terbesar berada di atas Antartika. CFC kini
dilarang di banyak industri dan produk konsumen. Lapisan ozon penting bagi
manusia karena mencegah radiasi Ultraviolet (UV) yang berbahaya jika
mencapai bumi. Ini wajib menjadi perhatian.
Hujan asam
Hujan asam terjadi karena adanya polutan tertentu di atmosfer. Hujan asam
dapat disebabkan karena pembakaran bahan bakar fosil atau akibat
meletusnya gunung berapi atau membusuknya vegetasi yang melepaskan
sulfur dioksida dan nitrogen oksida ke atmosfer. Hujan asam merupakan
permasalahan lingkungan yang dapat memiliki efek serius pada kesehatan
manusia, satwa liar dan spesies air.
Rekayasa genetika
Produk makanan, peternakan, pertanian saat ini benyak dihasilkan oleh
teknologi rekayasa genetika atau modifikasi genetik. Modifikasi genetik
makanan menggunakan bioteknologi disebut rekayasa genetika. Modifikasi
genetik dari hasil makanan, secara umum, akan meningkatkan racun dan resiko
penyakit bagi menusia. Genetika tanaman atau satwa yang dimodifikasi dapat
menyebabkan masalah serius bagi kesehatan manusia serta keseimbangan
ekosistem.
Kelemahan lain adalah bahwa peningkatan penggunaan racun untuk membuat
tanaman tahan terhadap gangguan serangga atau hama dapat menyebabkan
organisme yang dihasilkan menjadi resisten (kebal) terhadap antibiotik.
Dengan semakin banyaknya penggunaan teknologi rekayasa genetik maka ini
menjadi masalah penting. Cara terbaik dan murah adalah kembali ke teknologi
atau produk organik yaitu tidak menggunakan racun kimia dalam produksi
pertanian atau peternakan sehingga manusia memiliki asupan makanan dan zat
gizi yang sehat.
4.

Anda mungkin juga menyukai