Anda di halaman 1dari 5

MENGUNGKAP REALITAS KEHIDUPAN (Lingkungan)

”Pencemaran Pantai dan Laut”

A. Muhammad Ishak Yusma


Perencana Muda

I. Pendahuluan
A. Pencemaran Pantai dan Laut

Pencemaran laut adalah peristiwa masuknya partikel kimia, limbah industri, pertanian
dan perumahan, kebisingan, atau penyebaran organisme invasif (asing) ke dalam laut, yang
berpotensi memberi efek berbahaya. Selain itu, definisi pencemaran laut mengacu pada
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran dan/atau
Perusakan laut adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi dan/atau
komponen lain ke dalam lingkungan laut oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan laut tidak sesuai lagi dengan baku
mutu dan/atau fungsinya. Pencemaran laut tidak dapat dipandang hanya sebagai
permasalahan yang terjadi di laut, karena lautan dan daratan merupakan satu kesatuan
ekosistem yang tidak dapat dipisahkan dan terpengaruh satu dengan yang lainnya. Kegiatan
manusia yang sebagian besar dilakukan di daratan, disadari atau tidak, secara langsung
maupun tidak langsung, berdampak terhadap ekosistem di lautan.
Demi mengurangi sampah plastik di laut yang kian tak terkendali, beragam upaya terus
dicoba oleh Pemerintah Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Mulai dari cara yang
melibatkan banyak kalangan dan pelaku usaha, sampai upaya yang sama dengan melibatkan
masyarakat pesisir dan skala kecil.

B. Realitas Pencemaran di Pantai Losari


Pantai Losari merupakan salah satu destinasi wisata favorit dan landmark Makassar,
terletak di sebelah barat Kota Makassar, tepatnya di Kecamatan Ujung Pandang. Pantai
Losari menjadi sebuah etalase ruang publik yang utama dan paling sering dikunjungi. Para
wisatawan yang berkunjung ke kawasan Pantai Losari dapat menikmati aneka kegiatan
wisata seperti bermain berenang, berjalan santai di tepi pantai, menikmati pemandangan
ataupun sekedar bersantai dan berfoto.
Berbagai aktivitas yang ada di Pantai Losari memberi dampak dan akan berpengaruh
terhadap kualitas perairan pantai yang berpotensi terhadap pencemaran (Machado dan
Mourato, 2002). Indikasi pencemaran dan perubahan morfologi pantai merupakan ancaman
yang potensial di pantai. Pencemaran yang paling mudah terlihat di Pantai Losari, yaitu warna
air yang agak coklat dan bau busuk serta sampah yang berserakan. Sampah-sampah plastik
atau kertas dan bekas makanan bisa ditemukan di banyak titik. Belum lagi buangan rumah
tangga, rumah sakit, hotel-hotel, restoran dan pedagang kaki lima yang terdapat di sepanjang
Pantai Losari juga menjadi sumber pencemaran di sekitar Pantai Losari yang menghasilkan
bahan polutan dari bahan kimia berbahaya seperti pestisida, pupuk, detergen, buangan got,
serta limbah industry.
Beberapa Sampah Plastik juga berasal dari kanal-kanal yang bermuara ke pantai dan
terbawa arus dari utara ke selatan menuju pantai Losari dan terjebak disekitar masjid terapung

Losari karena tidak lancarnya sirkulasi air laut yang masuk dan keluar dari area perairan
pantai Losari akibat reklamasi Center Point Of Indonesia yang masih dalam pekerjaan.
Genangan sampah plastik yang seperti tak hentinya berdatangan di Perairan pantai
Losari, meski beragam upaya pembersihan telah dilakukan. Kontras dengan kemewahan dan
keindahannya, pesisir Pantai Losari tampak begitu kumuh dengan air berwarna hijau pekat
Beberapa hasil penelitian tentang kualitas perairan Pantai Losari menunjukkan bahwa
beberapa parameter kualitas air telah mengalami perubahan dan kondisi perairan tersebut
semakin mengalami penurunan. Hal ini didasarkan semakin meningkatnya bahan organik dan
kandungan logam berat yang melewati batas–batas maksimal. Jika beban yang diterima oleh
perairan melampaui ambang batas yang ditetapkan berdasarkan baku mutu, maka perairan
tersebut dikatakan telah tercemar, baik secara fisika, kimia maupun logam terlarut (Husin,
1992). Dimana penurunan kualitas sumber daya laut di Pantai Losari akan berdampak
terhadap penurunan daya tarik (attractiveness) dan berpengaruh terhadap masyarakat yang
memanfaatkan perairan Pantai Losari untuk keperluan Wisata Bahari maupun keperluan
lainnya.

II. Penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan


Penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan juga masih sering terjadi beberpa
perairan pulau disekitar pantai losari, penangkapan ikan dengan cara merusak banyak
dilakukan dengan menggunakan bom dan racun. Kedua cara tersebut dilarang karena bisa
merusak ekosistem laut, di antaranya akan membunuh terumbu karang dan juga biota laut
yang lain. Menggunakan Bahan Peledak Selain rusaknya terumbu karang yang ada di sekitar
lokasi peledakan, juga dapat menyebabkan kematian biota lain yang bukan merupakan
sasaran penangkapan. Oleh sebab itu, penggunaan bahan peledak berpotensi menimbulkan
kerusakan yang luas terhadap ekosistem terumbu karang.
Cara penangkapan semacam ini sebenarnya juga sangat membahayakan. Selain
menimbulkan kehancuran dan kematian terumbu karang banyak ikan atau jenis lainnya
seperti kepiting, kuda laut dll yang bukan merupakan target penangkapan menjadi ikut terkena
sehingga sumberdaya terbuang secara sia-sia.
Dari kasus diatas nampak bahwa kesadaran untuk melindungi ekosistem terumbu
karang sangatlah kecil dan bahkan cenderung tidak mengetahui fungsi dan nilai yang ada
pada ekosistem terumbu karang. Faktor desakan ekonomi dan pengetahuan yang sedikit
serta pendidikan yang rendah masih menjadi masalah dalam upaya penegakkan hukum.
Penegakkan hukum untuk masalah penggunaan racun dan bahan peledak sudah
dilakukan sejak lama. Berbagai perangkat hukum yang sudah ada ternyata mampu membawa
pihak-pihak tertentu yang menggunakan cara tersebut untuk ditangkap dan diadili.
A. Penyebab Pencemaran Air Laut

Mengutip modul Geografi Kelas X (2020), berikut ini adalah penyebab dari
pencemaran laut :
a. Pencemaran oleh minyak Kecelakaan kapal tanker pengangkut minyak mentah dalam
jumlah besar yang mengakibatkan tercecernya minyak di lautan sering terjadi. setiap
tahun. Pencemaran minyak mempunyai pengaruh luas terhadap hewan dan tumbuh-
tumbuhan yang hidup di suatu daerah.
b. Pencemaran oleh logam berat Logam berat ialah benda padat atau cair yang
mempunyai berat 5 gram atau lebih untuk setiap cm , sedangkan logam yang beratnya
kurang dari 5 gram adalah logam ringan. Logam berat, seperti merkuri (Hg), timbal
(Pb), arsenik (As), kadmium (Cd), kromium (Cr), seng (Zn), dan nikel (Ni), merupakan
bentuk materi anorganik yang sering menimbulkan berbagai permasalahan pada
perairan. Penyebab terjadinya pencemaran logam berat pada perairan biasanya
berasal dari masukan air yang terkontaminasi oleh limbah buangan industri dan
pertambangan.
c. Pencemaran oleh sampah Sekitar 80 persen dari sampah di laut adalah plastik. Plastik
dan turunan lain dari limbah plastik yang terdapat di laut berbahaya untuk satwa liar
dan perikanan.
d. Pencemaran oleh pestisida Pencemaran yang disebabkan oleh pestisida adalah
bersifat akumulatif. Pestisida sengaja disebarkan dengan tujuan untuk mengontrol
hama tanaman atau organisme-organisme lain yang tidak diinginkan. Beberapa
pestisida yang dipakai berasal dari suatu grup bahan kimia yang disebut
Organochlorine.
e. Pencemaran akibat proses eutrofikasi Peristiwa eutrofikasi adalah kejadian
peningkatan nutrisi, biasanya senyawa yang mengandung nitrogen atau fosfor, dalam
ekosistem. Hal ini dapat mengakibatkan peningkatan produktivitas primer (ditandai
peningkatan pertumbuhan tanaman yang berlebihan dan cenderung cepat
membusuk). Efek lebih lanjut termasuk penurunan kadar oksigen, penurunan kualitas
air, serta tentunya mengganggu kestabilan populasi organisme lain.
f. Pencemaran akibat polusi kebisingan Kehidupan laut dapat rentan terhadap
pencemaran kebisingan atau suara dari sumber seperti kapal yang lewat, survei
seismik eksplorasi minyak, dan frekuensi sonar angkatan laut. Perjalanan suara lebih
cepat di laut daripada di udara. Hewan laut, seperti paus, cenderung memiliki
penglihatan lemah, dan hidup di wilayah yang sebagian besar ditentukan oleh
informasi akustik.
g. Pencemaran Limbah Radioaktif juga bisa dikarenakan akibat aktifitas industri di
bidang pertambangan, pembangkit energi nuklir, pertahanan, kesehatan, dan
penelitian. Selain limbah dari industri, buangan radioaktif ke laut juga dapat nggak
sengaja terjadi karena bencana, seperti pada insiden Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
Fukushima di tahun 2011, dimana radiasi nuklir bocor akibat gempa dan
tsunami. limbah radioaktif memiliki dampak jangka panjang yang radiasinya dapat
mempengaruhi rantai makanan melalui plankton dan rumput laut, yang kemudian
mengkontaminasi ikan dan hewan laut lainnya. Sebagai catatan, kandungan radioaktif
sudah ditemukan terkandung di dalam tubuh anjing laut dan porpoise (semacam
lumba-lumba) di Laut Irlandia. Radiasi memiliki efek yang buruk untuk kesehatan
makhluk hidup, bisa menyebabkan tumor, kanker, mutasi gen, hingga kematian.

B. Cara Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran Pantai dan Laut


Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk
padat. Penghasil sampah adalah setiap orang atau akibat proses alam yang menghasilkan
sampah. Limbah lebih identik dengan suatu kegiatan atau proses yang lebih kompleks
seperti yang ada di lingkungan industri. Hasil kegiatan atau aktivitas atau proses industri
yang tidak dapat digunakan kembali dapat disebut limbah, tetapi beberapa limbah industri
kini dapat dimanfaatkan kembali. Untuk aktivitas penanganan sampah seperti di beberapa
Kawasan, Fasilitas Umum, Sekolah, Perkantoran, Industri dan Pelabuhan telah dilakukan
pemilahan sampah organik & anorganik.
Untuk pencegahan dan penanggulangan pencemaran ini harus ada kesadaran
kolektif masyarakat bahwa pelestarian ekosistem laut itu tidak hanya dilakukan dan
dibutuhkan oleh nelayan yang beraktivitas di laut, namun juga bagi yang tinggal di darat.
Sampah-sampah di Losari ini sebagian besar merupakan hasil buangan orang-orang di
darat dibanding dari yang terbawa arus. Pemerintah perlu meningkatkan pengawasan
lingkungan, termasuk memberi sanksi bagi industri yang membuang sampah dan
limbahnya secara langsung ke laut.
Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah pencemaran di
pantai dan laut :
1. Tidak membuang sampah ke laut.
2. Penggunaan pestisida secukupnya.
3. Selalu biasakan untuk tidak membuang puntung rokok di sekitar laut.
4. Kurangi penggunaan plastik.
5. Tidak meninggalkan tali pancing, jala, atau sisa sampah dari kegiatan memancing di
laut.
6. Setiap industri atau pabrik menyediakan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL).
7. Menggunakan pertambangan ramah lingkungan, yaitu pertambangan tertutup.
8. Daur ulang sampah organik Tidak menggunakan deterjen fosfat, karena senyawa
fosfat merupakan makanan bagi tanaman air seperti enceng gondok yang dapat
menyebabkan terjadinya pencemaran air.
9. Penegakan hukum serta pembenahan kebijakan pemerintah.
III. Kesimpulan :
1. Permasalahan sampah di darat dan laut masih terus ada sampai sekarang.
Permasalahan di darat, akan berdampak signifikan di laut. Jika tidak ada penanganan
serius di darat, maka sampah di laut akan semakin tak terbendung produksinya di
masa mendatang
2. Permasalahan sampah tidak hanya menyebabkan kerusakan lingkungan di wilayah
pesisir pantai, tetapi juga berdampak pada penurunan produktivitas ikan dan
selanjutnya akan berdampak terhadap perkonomian serta kesehatan masyarakat.
3. Adanya sosialisasi serta partisipasi masyarakat pesisir dalam membersihkan pantai
dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan penanggulangan pencemaran laut
di sekitar perairan (Pantai dan laut).
4. Pemerintah perlu meningkatkan pengawasan lingkungan, termasuk memberi sanksi
bagi industri yang membuang sampah dan limbahnya secara langsung ke laut.
5. Pelarangan penggunaan bahan peledak dan bahan beracun untuk menangkap ikan
disertai dengan penegakan hukum dan pendidikan serta penyadaran tentang
lingkungan kepada masyarakat pesisir (nelayan) terutama yang diindikasikan sebagai
pelaku penangkapan ikan dengan merusak tersebut memiiki pendidikan rendah.

Anda mungkin juga menyukai