Anda di halaman 1dari 8

Pencemaran dapat diartikan sebagai bentuk Environmental impaiment yakni adanya gangguan

perubahan atau perusakan lingkungan. Pencemaran laut merupakan masalah yang dihadapi bersama
oleh masyarakat internasional. Pengaruhnya bukan saja menjangkau seluruh kegiatan yang langsung di
laut, melainkan juga menyangkut kegiatan-kegiatan yang

berlangsung di wilayah pantai. Batasan pencemaran atau terminologinya, penting untuk diketahui
bahwa kata pencemaran dapat didefinisikan dalam berbagai bentuk, definisi yang spesifik untuk
digunakan pada kasus spesifik menjadi penting. Sebagai contoh jika industri menyebarkan bahan
pencemar ke air atau udara, tetapi dapat diterima oleh masyarakat atau penegak hukum maka menurut
definisi industri tersebut tidak mencemari. Dalam hal ini tekanan atau perintah untuk membersihkan
tidak pernah diberikan, meskipun hasil dari limbah yang dibuang tersebut jelas. Berbagai profesi terlibat
langsung dalam pencemaran lingkungan, dan mereka memiliki definisi spesifik untuk memenuhi
kebutuhan yang spesifik.

Kalau menurut UU No 4/1982: Masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi dan atau
komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau
proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu menyebabkan lingkungan
menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.

Sesungguhnya pencemaran laut dan pesisir biasanya berasal dari limbah industri, antropogenik,
transportasi laut terutama kapal-kapal tanker, limpahan air permukaan dari kegiatan pertanian dan
kegiatan budidaya perikanan. Bahan cemar utama yang tergantung dalam buangan limbah tersebut
berupa sedimen, unsur hara, logam beracun, pestisida, organisme eksotik, organisme patogen, sampah
plastik, bahan-bahan yang menyebabkan oksigen yang terlarut dalam air laut berkurang (oxygen
depleting substances).

Bahan pencemar yang berasal dari berbagai kegiatan industri, pertanian dan antropogenik akhirnya
dapat menimbulkan dampak negatif, bukan saja pada perairan laut dan pesisir. Dampak yang terjadi
kerusakan ekosistem terumbu karang, bakau, ancaman bagi biota, terjadi abrasi, hilangnya benih ikan
dan udang. Beberapa hal yang perlu diperhatikan terhadap bahan-bahan yang akan di buang ke
perairan, yaitu:

1. macam, sifat, banyaknya dan kontinuitas bahan buangan;


2. kemampuan daya angkut dan pengenceran perairan yang berkaitan dengan kondisi oseanografi
setempat;

3. kemungkinan interaksi antara sifat-sifat kimia dan biologi bahan

buangan dengan lingkungan laut: 4. pengaruh bahan buangan terhadap kehidupan dan pada rantai
makanan di laut:

5. proses degradasi dan perubahan biogeokimia; 6. prognosis terhadap jumlah dan macam tambahan
bahan pencemar di kemudian hari:

7. faktor-faktor lain yang khas. perlu juga diperhatikan kemungkinan terjadinya proses saling menunjang
atau proses saling menetralkan antara dampak bahan pencemar yang telah ada dengan bahan
pencemar yang masuk kemudian

Olehnya penting diketahui sifat fisik-kimia bahan pencemar maupun perairan dan kemungkinan
terjadinya peningkatan pencemaran serta perusakan lingkungan.

ESENSI PENCEMARAN LAUT

Esensi, pencemaran laut yaitu menurunnya kualitas air laut karena aktivitas manusia baik sengaja
maupun tidak disengaja memasukkan zat-zat pencemar dalam jumlah tertentu ke dalam lingkungan laut
(termasuk muara sungai) sehingga menimbulkan akibat yang negatif bagi ekosistem laut, kesehatan
manusia, aktivitas di laut dan kelangsungan hidup. sumber daya hayati di laut. Seperti apa yang
diuraikan pada pelajaran minggu pertama (Bab 1), persepsi banyak orang laut merupakan wadah
sampah yang besar. Pelbagai limbah yang masuk ke laut ada dalam tipe:

1. Sedimen

2. Limpasan air permukaan dari kegiatan pertanian secara umum (penggunaan pestisida, pupuk dan
sebagainya

3. Energi (polutan termal).


4. Sampah (bahan organik, plastik dan bakteri).

5. Buangan padatan

6. Senyawa kimia, logam dan radioaktif.

7. Polutan minyak.

Tipe Sedimen

Bahan partikel yang tidak terlarut seperti lumpur, pasir tanah, kimia anorganik dan organik menjadi
bahan tersuspensi di dalam air, bahan-bahan ini penyebab utama penyusun sedimen di laut.
Sesungguhnya aliran sungai pembawa sedimen terbesar di daerah pantai, bahkan kalau di waktu hujan
deras bahan partikel ukuran besar terhanyut sampai ke bagian laut dalam Bahan yang mengapung itu di
suatu saat akan tenggelam menjadi sedimen di laut dalam.

Menurut Rompas dan Rumampuk (2015), sedimen laut sebagai akumulasi dari mineral-mineral dan
pecahan-pecahan batuan yang bercampur dengan hancuran cangkang dan tulang dari organisme laut
serta beberapa partikel lain yang terbentuk lewat proses kimia yang terjadi di laut

Partikel yang tersuspensi menyebabkan kekeruhan dalam air, sehingga mengurangi kemampuan ikan
dan organisme air lainnya memperoleh makanan, mengurangi alga melakukan fotosintesis, pakan ikan
menjadi tertutup lumpur, insang ikan dan kerang tertutup oleh sedimen dan akan terakumulasi bahan
beracun, seperti pestisida dan senyawa logam. Umumnya, bagian bawa sedimen akan merusak produksi
pakan ikan, merusak telur ikan dan terjadi pendangkalan di selat, pantai dan pelabuhan.

Esensinya, sedimen dapat menyebabkan pendangkalan dan perubahan bentang alam dasar laut,
semisalnya kasus buangan 'tailing PT. New Minahasa Raya, di bagian ujung pipa terjadi pendangkalan
limbah padatan buangan tambang setinggi 9 meter, hal ini mengubah topografi dasar laut. Selain terjadi
pendangkalan sedimen juga bisa menyebabkan pengurangan kesuburan perairan, seperti kejadian
adanya penumpukan tailing' di teluk Buyat terjadi penyebaran lumpur pekat dengan ketinggian 5-9
meter sehingga menyebabkan kerusakan karang. Luasnya bidang yang tertutup sedimen akibat "tailing
telah menutupi area produktif perairan Teluk Buyat, di mana area ini adalah area pemijahan bagi biota
laut, area estuari yang memiliki
keanekaragaman hayati yang tinggi. Dalam kenyataan sedimen di dasar lautan dapat berasal dari
beberapa sumber yang menurut Reinick dalam Kennet (1952) dibedakan kedalam 4 kelompok yaitu:

1. Lithogenus, sedimen yang berasal dari erosi pantai dan material berasal hasil erosi up land. Material
ini dapat tiba di dasar laut melalui proses mekanik, yakni transpor oleh arus sungai dan atau arus laut,
akan terendapkan jika energi tertransforkan telah melemah.

2. Biogeneous, sedimen bersumber dari sisa-sisa organisme hidup, seperti cangkang, rangka biota dan
bahan organik yang telah mengalami dekomposisi.

3. Hidrogenous, sedimen yang terbentuk karena adanya reaksi kimia di dalam air laut dan membentuk
partikel yang tidak larut di air laut sehingga akan tenggelam ke dasar laut, semisalnya: fosforus, magnetit
dan glaukonit.

4. Cosmogerous, sedimen yang berasal dari berbagai sumber dan masuk ke laut melalui jalur media
udara/angin. Sedimen jenis ini dapat. bersumber dari luar angkasa, aktivitas gunung berapi (vulkano)
atau pelbagai partikel darat yang terbawah angin. Material yang berasal dari luar angkasa merupakan
sisa-sisa meteor yang meledak di atmosfer dan jatuh di laut. Kalau berasal dari vulkano berupa debu
volkanin, atau berupa fragmen-fragmen aglomerat.

Limpasan air permukaan limbah pertanian Air permukaan tanah (run-off) akan mengalir ke saluran air,
ke sungai dan akhirnya tiba di laut. Dalam kenyataan limpasan air permukaan tanah membawa pelbagai
bahan polutan, seperti: logam berat, insektisida, herbisida, rodentisida, pupuk, buangan antropogenik
dan partikel-partikel beracun.

Polutan yang dihantar oleh limpasan air permukaan akan tiba di ekosistem laut, mereka segera diserap
ke dalam jaringan makanan di laut. Dalam jaringan makanan, pestisida ini dapat menyebabkan mutasi
serta penyakit. Kalau polutan pupuk dapat terjadi cutrofikasi di perairan atau pengayaan nutrisi.

Sejatinya, sedimentasi yang terjadi di suatu perairan dapat berpengaruh antara lain pada pendangkalan
dan perubahan bentang alam dasar laut, kesuburan perairan dan keanekaragaman hayati.

Energi (polutan termal)


Sesungguhnya polutan termal akan menaikan suhu di perairan laut dan juga polutan radio isotop
berbahaya bagi ekosistem. Jika terjadi polutan termal akan menyebabkan termal shock, perubahan
ekosistem, berpeluang menjadi polutan beracun serta mendorong tumbuhnya parasit dan penyakit.

Radioaktif yang terlarut dalam air akan dapat mengalami 'amplifikasi biologi" (kadarnya berlipat) dalam
sistem rantai makanan. Radiasi yang terionisasi dari isotop tersebut dapat menyebabkan mutasi DNA
pada makhluk hidup sehingga mengakibatkan gangguan reproduksi, kanker, dan kerusakan genetik.

Sampah

Umumnya sampah adalah buangan penduduk sekitar daerah pantai dan industri yang tidak jauh dari
pantai. Sering polutan ini disebut sebagai limbah antropogenik. Sampah tergolong ke dalam dua jenis,
yakni sampah organik dan anorganik, yang masuk ke pantai dan laut setiap harinya. Sampah organik
umumnya berupa yang dapat membusuk atau degradasi oleh mikroorganisme. Menurut Kumar, dkk.
(1996) bahan buangan organik akan dapat meningkatkan populasi mikroorganisme di dalam air sehingga
memungkinkan untuk ikut berkembangnya bakteri patogen.

Kalau sampah anorganik pada umumnya berupah limbah yang tidak mudah membusuk dan sulit
didegradasi oleh mikroorganisme, semisalnya limbah dari industri yang melibatkan penggunaan unsur-
unsur logam berat dan sampah plastik. Di laut terdapat kandungan ion kalsium (Ca) dan ion magnesium
(Mg) sehingga bersifat sadah, ini akan menghambat proses degradasi. Kesadahan air yang tinggi dapat
merugikan, karena dapat merusak peralatan yang terbuat dari besi.

Sejatinya, sampah buangan olahan bahan makanan banyak mengandung mikroorganisme, termasuk di
dalamnya bakteri patogen. Bahan buangan olahan makanan mengandung protein gugus amin yang
apabila di degradasi atau diluruhkan oleh mikroorganisme akan terurai menjadi senyawa yang mudah
menguap berbau busuk (Diaz, 2008).

Buangan Padatan

Bahan buangan padatan yang dimaksud adalah yang berbentuk padat, baik yang kasar (butiran besar)
maupun yang halus butiran kecil. Apabila bahan buangan padat larut di dalam air, maka kepekatan air
atau berat jenis cairan akan berubah dan disertai perubahan warna. Bahan buangan padatan yang
berbentuk halus sebagian ada yang larut dan sebagian lagi tidak dapat larut akan terbentuk koloidal
yang melayang dalam air.

Menurut Ainsley (2015) umumnya bahan pencemar padatan di laut belakangan ini terbesar dan sulit
biodegradasi adalah plastik, halaman di bagian utara pantai US terdapat 46.000 jenis plastik yang
mengapung di perairan 1 mil laut. Diperkirakan di setiap tahun sampah plastik mematikan 100.000
mamalia laut dan 2 juta burung laut.
Plastik adalah polimer rantai panjang atom mengikat satu sama lain. Plastik yang umum terdiri dari
polimer karbon saja atau dengan oksigen. nitrogen klorin atau belerang. Plastik merupakan material
yang baru digunakan secara luas sejak abad 20-an. Informasi belakangan ini penggunaan material plastik
di negara-negara Eropa barat mencapai 60kg/orang/tahun, di Amerika Serikat mencapai 80
kg/orang/tahun. di India hanya 2 kg/orang/tahun, sedang di Indonesia diprakirakan 4,5 kg/orang tahun.

Jumlah sampah plastik di laut berasal dan dipengaruhi oleh aktivitas dan jumlah populasi manusia,
seperti di daerah yang jumlahnya penduduknya tinggi yaitu Indonesia, Indonesia (Jambeck, et al., 2015)
dan Republik Kepulauan Marshall (Richards and Beger, 2011). Akumulasi pecahan sampah yang berasal
dari manusia berkorelasi signifikan dengan pertumbuhan populasi manusia. Kemudian menurut Reisser,
et al. (2015) jumlah dan distribusi plastik dipengaruhi oleh kedalaman dan percampuran vertikal, di
mana jumlah plastik lebih banyak ditemukan di permukaan, selain jarak dengan daratan.

Senyawa Kimia, Logam dan Radioaktif

Pelbagai senyawa kimia yang masuk ke perairan laut bisa berasal dari industri, pertanian dan
antropogenik, ada yang bersifat racun akut dan atau racun bersifat kumulatif. Banyak bahan pencemar
bersifat "persistent organic pollutans (POPs)", yaitu bahan-bahan kimia tetap berada di lingkungan,
bioakumulasi melalui jaringan-jaringan makanan dan berisiko menyebabkan pengaruh terhadap
kesehatan manusia dan lingkungan.

Buangan senyawa kimia banyak ragamnya, semisalnya polutan detergen, zat-zat warna kimia dan
pemberantas hama pertanian. Bahan pencemar detergen yang berlebihan ditandai dengan buih-buih
sabun di permukaan air. Sesungguhnya, sabun itu berasal dari asam lemak (stearate dan palmitate) yang
direaksi dengan basa Na(OH) atau K (OH) l.

Pembuangan 'tailing atau ampas sisa kegiatan penambangan ke laut juga menyebabkan pencemaran,
karena tailing yang seharusnya mengendap di dasar laut dapat terangkut ke permukaan laut dengan
adanya pembalikan arus dari bawah laut, dan umumnya tailing itu mengandung logam berat. Menurut
Ainsley (2015) logam yang sangat berbahaya dan banyak terdapat di laut adalah merkuri, lead dan
tembaga. Diperjelas lagi kandungannya meliputi: timah 68%, Hg 20%, tembaga 8% dan sisanya logam
lainnya. Logam-logam ini akan terikat pada rantai makanan di laut. Logam berat, seperti merkuri (Hg),
timbal (Pb), arsenik (As), kadmium (Cd). kromium (Cr), seng (Zn) dan nikel (Ni) merupakan polutan
anorganik yang sering menimbulkan berbagai permasalahan yang cukup serius di perairan. Dalam
kenyataan bahan pencemar logam berat yang masuk ke perairan laut berasal dari buangan industri dan
pertambangan, uraian detailnya akan diuraikan pada bab 9.

Polutan hidrokarbon (minyak)


Tumpahnya minyak di laut menjadi pencemar yang sangat buruk di laut. Seperti yang kita tahu bahwa
kilang minyak kebanyakan berada di laut. Dan ketika minyak tersebut tumpah atau bocor maka yang
akan terjadi adalah tercemarnya air laut. Dan hal ini akan menyebabkan banyak ikan mati.

Minyak tidak dapat larut di dalam air, melainkan akan mengapung di atas permukaan air (droplet)
sehingga menutupi permukaan air. Esensinya. lapisan minyak di permukaan air akan menghalangi difusi
oksigen. menghalangi sinar matahari sehingga kandungan oksigen dalam air jadi semakin menurun.

SUMBER SUMBER POLUTAN LAUT

Polutan atau bahan cemar di laut terdiri dari pelbagai jenis, padat, cair dan gas. semua polutan itu
memiliki sifat dan karakteristik mengancam ekosistem laut dan pantai yang bervariasi. Sejatinya delapan
puluh persen dari pencemaran laut di dunia berasal dari daratan sisanya bersumber dari atmosfer dan
transportasi kapal di laut. Salah satu sumber dari daratan terbesar adalah pencemaran nonpoint, yang
terjadi sebagai akibat dari limpasan air permukaan tanah (runoff).

Pencemaran sumber nonpoint mencakup buangan mobil seperti: jutaan mesin kendaraan bermotor
menjatuhkan sejumlah kecil droplet minyak setiap hari ke jalan dan tempat parkir, atau bahkan bengkel
mobil. Sebagian besar bahan pencemar tersebut bermuara ke laut. Demikian juga limbah pertanian,
perkebunan, peternakan dan kehutanan (semisalnya pestisida sebagai bahan pengawet kayu, pembasmi
hama yang tidak diingikan) merupakan bahan- bahan pencemaran nonpoint cukup besar.

Pencemaran laut di Indonesia kebanyakan berasal dari limbah sampah plastik, sampah rumah tangga di
perkotaan. Sampah ini terbawa oleh arus sungai yang pada akhirnya ke laut. Banyak biota laut yang
mengkonsumsi plastik sehingga mati. Senyawa kimia di dalam plastik yang dikonsumsi oleh ikan dapat
mengendap dalam tubuh ikan sebagai senyawa beracun, sehingga jika ikan ini kemudian dimakan oleh
manusia berdampak terhadap kesehatan manusia itu sendiri. Sesungguhnya sumber-sumber
pencemaran di laut bisa berasal dari daratan, udara (atmosfer) dan transportasi kapal-kapal di laut.
terutama tabrakan kapal-kapal tanker serta buangan 'airballast".

Esensi, sumber pencemaran air dapat dikategorikan menjadi 2 (dua). yaitu kontaminan langsung dan
tidak langsung. Sumber langsung meliputi efluen yang keluar dari industri, TPA (tempat pembuangan
akhir) sampah. rumah tangga dan sebagainya. Sedang yang tidak langsung bias melalui udara, seperti
hasil luapan vulkano (letusan gunung berapi). Kontaminan dari atmosfer juga berasal dari aktivitas
manusia, yaitu pencemaran udara yang menghasilkan hujan asam.

Hakikinya, bahan pencemaran dari daratan biasanya melalui sungai, halaman pelbagai jenis bahan
cemar, seperti: buangan industri, bahan sisa rumah tangga, logam berat yang ada di baterai senter.
'handphone' dan detergen akan terbilas melalui aliran air permukaan tanah (run-off) yang akhirnya akan
bermuara ke perairan pantai.
(James J.H. Paulus, dkk., BUKU AJAR PENCEMARAN LAUT, Deepublish : Yogyakarta, 2020. Hlm 2-14)

Anda mungkin juga menyukai