Anda di halaman 1dari 10

Penjelasan

Laut yang mengandung berbagai jenis sumberdaya yang dapat dimanfaatkan manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya dan meningkatkan kesejahteraannya, banyak mengalami tekanan
baik dari aktivitas manusia yang secara langsung dilakukan di laut, maupun karena aktivitas
manusia di daratan. Pencemaran laut yang merupakan salah satu bentuk tekanan terhadap
lingkungan laut maupun sumberdaya di dalamnya dapat menyebabkan kerugian bagi sistem alami
(ekosistem) yang telah tertata sebelumnya maupun bagi manusia yang merupakan bagian dari
sistem alami tersebut. Dengan kata lain, Pencemaran laut tidak hanya merusak habitat organisme
laut serta proses biologi dan fisiologinya saja, tetapi secara tidak langsung dapat membahayakan
kesehatan dan kehidupan manusia karena terakumulasi oleh bahan-bahan pencemar melalui
konsumsi bahan pangan laut yang telah terakumulasi sebelumnya.

Parameter

1. Kualitas Air Laut

Air laut yang bersih itu mempunyai beberapa ciri yang dapat dirasakan dan dilihat, baik secara kasat
mata ataupun tidak. Berikut adalah hal yang dapat di ukur untuk menentukan kualitas air laut.

Suhu Air

Suhu normal pada permukaan air laut berkisar 26-30°C. Semakin ke dalam, suhu air laut akan semakin
rendah. Hal itu terjadi karena sinar matahari tidak mampu lagi menembusnya. Oh iya, air laut juga
memiliki sifat yang cukup lama untuk menyerap dan melepaskan panas dari sinar matahari. Kalian tahu
nggak apa saja penyebab air laut sulit untuk menyerap panas? Ini dia nih penyebabnya:

 Permukaan air laut mengkilat seperti cermin sehingga cahaya matahari terpantul
 Air laut bergerak, sehingga panas yang diterima tersebar ke segala arah
 Panas cahaya matahari tidak hanya diterima untuk menaikkan suhu, tetapi juga digunakan untuk
proses penguapan
 Kalor jenis air laut cukup besar sehingga untuk menaikkan suhu 10ºC/cm³ dibutuhkan kalor yang
lebih banyak dibandingkan daratan.

Sebaliknya, pada malam hari, air laut lambat mengalami pendinginan karena:

 Proses pelepasan panas terhalang oleh uap di atas permukaan laut.


 Permukaan laut yang mengkilat menghalangi proses pelepasan panas.
 Kalor jenis air laut cukup besar sehingga untuk menurunkan suhu 10ºC harus melepas kalori
yang cukup banyak.
2. Warna Air Laut

Air laut yang baik memiliki tingkat kecerahan dan kejernihan yang bergantung pada dalam atau
dangkalnya laut tersebut,selain itu warna dan kecerahan air laut juga dipengaruhi oleh:

 Kedalaman air laut, semakin dalam air laut makan semakin berwarna biru dan jika semakin
dangkal maka akan cenderung berwarna putih
 Pantulan sinar matahari yang masuk (sehingga air terlihat biru)
 Zat-zat yang larut di dalam air
 Organisme yang terdapat di permukaan air laut.

3. Salinitas atau Garam yang Terkandung di Air Laut

Salinitas adalah banyaknya kandungan garam yang terdapat pada satu liter air laut. Tingkat salinitas ini
dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain penguapan, curah hujan, dan banyak sedikitnya sungai yang
bermuara di laut.

Parameter pengukuran

Air laut yang tercemar, juga bisa diukur dengan beberapa hal di antaranya:

 Parameter Fisika: Meliputi pengukuran tentang warna air laut, rasa, bau, suhu,
kekeruhan, dan radioaktivitas (tingkat pencemaran oleh bahan radioaktif.

 Parameter Kimia: Digunakan untuk mengukur kadar CO2, pH, keasaman, dan kadar
logam yang terkandung.

 Parameter Biologi: Ditandai dengan punahnya beberapa hewan tertentu yang tidak tahan
akan perubahan, baik secara fisika atau kimia.
Penyebab

1.  Oil Spill (Tumpahan Minyak)

Tumpahan minyak di laut (Sumber: nasional.republika.co.id)

Pencemaran ini biasanya terjadi karena kelalaian manusia, sehingga menyebabkan minyak
tertumpah ke laut dalam jumlah yang besar. Contohnya adalah kecelakaan kapal tanker atau
kecelakaan dalam proses pengeboran sumur minyak.

2. Pencemaran oleh Logam Berat

Logam berat adalah materi anorganik baik padat atau cair yang memiliki masa lebih dari 5
gram/cm³. Bbiasanya terjadi karena pembuangan limbah industri secara sembarangan ke sungai
sehingga logam berat yang terkandung terbawa sampai ke laut. Contoh dari logam berat
misalnya, merkuri(Hg), seng (Zn), nikel (Ni) dan timbal (Pb).

3. Pencemaran Mikrobiologi Laut

Akibat adanya kontaminasi yang disebabkan oleh virus, bakteri patogen, atau parasit yang
terbawa oleh aliran air sungai.

4. Pencemaran Pestisida
Pencemaran ini terjadi jika ada perkebunan/sawah yang berada di aliran sungai menggunakan
sistem irigasi dan menyemprot tanamannya dengan pestisida. Sementara itu, pestisida tidak bisa
larut di dalam air dan justru dimakan oleh plankton, sehingga semua jenis ikan yang memakan
plankton tersebut memiliki kandungan pestisida. Hal ini berbahaya apalagi jika ikan tersebut
dikonsumsi oleh manusia untuk jangka waktu yang lama.

5. Pencemaran Limbah Rumah Tangga

Limbah rumah tangga adalah segala sesuatu yang dibuang manusia ke dalam aliran air/got/parit.
Misalnya sisa makanan organik (nasi, sayur, ikan, minyak), plastik, dan bahan anorganik lainnya
kemudian terbawa oleh aliran air hingga ke laut.

6. Pencemaran Radioaktif

Ledakan reaktor nuklir di Fukushima, Jepang (Sumber: yournewswire.com)

Pencemaran radioaktif dapat terjadi karena secara alami atau akibat manusia. Contoh yang
paling mudah adalah bocornya reaktor nuklir Fukushima di Jepang, sehingga melepaskan air
yang mengandung radiasi ke laut. Hal ini sangat berbahaya, karena jika radiasi terakumulasi
dalam tubuh secara terus menerus, dapat berakibat pada kanker.

DAMPAK PENCEMARAN LAUT


Oleh Wawan Rid pada Sabtu, 20 Agustus 2011 pukul 00.54
Laut yang mengandung berbagai jenis sumberdaya yang dapat dimanfaatkan manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya dan meningkatkan kesejahteraannya, banyak mengalami tekanan baik dari aktivitas
manusia yang secara langsung dilakukan di laut, maupun karena aktivitas manusia di daratan. Pencemaran laut
yang merupakan salah satu bentuk tekanan terhadap lingkungan laut maupun sumberdaya di dalamnya dapat
menyebabkan kerugian bagi sistem alami (ekosistem) yang telah tertata sebelumnya maupun bagi manusia
yang merupakan bagian dari sistem alami tersebut. Dengan kata lain, Pencemaran laut tidak hanya merusak
habitat organisme laut serta proses biologi dan fisiologinya saja, tetapi secara tidak langsung dapat
membahayakan kesehatan dan kehidupan manusia karena terakumulasi oleh bahan-bahan pencemar melalui
konsumsi bahan pangan laut yang telah terakumulasi sebelumnya.
Secara umum, dampak pencemaran laut dapat berpengaruh terhadap :
 
1. Organisme Laut,
Adanya pencemaran akan berdampak terhadap penurunan kualitas perairan, sehingga akan mengganggu
berlangsungnya proses biologi maupun fisiologi organisme laut. Dan dengan demikian akan menyebabkan
kematian yang pada akhirnya menurunkan populasi dan keanekaragaman hayati.
2. Terhadap ekosistem laut  
Masuknya sisa-sisa pupuk dan bahan pencemar organik  ke laut akan menyebabkan terjadinya “eutrofikasi’’
sehingga terjadi peledakan populasi organisme tertentu. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya perubahan
keseimbangan dalam ekosistem laut.
3. Manusia,
pencemaran oleh logam-logam berat seperti Hg (Merkuri) dan Cd (Kadmium),  dapat menyebabkan penyakit
minimata seperti kasus di Jepang yang menyebabkan kematian dan cacat tubuh.
4. Kegiatan pariwisata dan industri,
Perusakan kawasan wisata bahari dan ketersedian air untuk industri dan pertanian.
 
Berikut ini dibahas tentang dampak dari beberapa jenis bahan pencemar yang sering menyebabkan terjadinya
pencemaran di laut.
 
a. Dampak Dari Limbah Industri   
Dengan terdapatnya berbagai jenis kegiatan industri beserta produknya, maka limbah yang terbentukpun akan
bervariasi sesuai dengan jenis industri dan bahan baku yang digunakan. Logam Pb (Timbal) dan Hg (Merkuri)
yang merupakan jenis  bahan pencemar di laut, selain dapat menurunkan kualitas dan produktivitas perairan
laut, juga dapat menimbulkan keracunan, karena unsur Hg dan Pb merupakan unsur logam berbahaya yang
dapat menimbulkan penyakit pada manusia apabila terakumulasi pada organisme perairan yang dimakan
manusia.
Limbah industri lainnya yang umumnya terbuang ke badan sungai dan dialirkan ke laut atau yang langsung
terbuang ke laut akan terakumulasi. Dalam jumlah tertentu yang melebihi kapasitas daya asimilatif perairan,
bahan pencemar ini  akan menjadi sludge yang menimbulkan bau busuk. Kandungan kimia sludge dapat
menurunkan DO dan BOD serta meningkatkan COD. Disamping itu sludge mengeluarkan pula bahan beracun
berbahaya seperti sulfida, fenol, Cr (Heksavalen), Pb(Timbal), dan Cd (Cadmium) yang dapat terakumulasi
dalam organisme perairan tertentu dan secara tidak langsung merupakan acaman bagi kehidupan manusia
(Suratmo, 1990). Untuk itu limbah industri harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke laut melalui badan
sungai.
 
b. Dampak Dari Limbah Domestik dan Pertanian
Limbah domestik berupa limbah rumah tangga dan kotoran manusia yang terbuang ke perairan apabila
melebihi kemampuan asimilasi perairan sungai dan terbawa ke laut dapat mencemari perairan dan
menimbulkan penyuburan berlebihan (eutrofikasi). Gejala ini akan menyebabkan menurunnya kadar oksigen
terlarut akibat meledaknya populasi organisme tertentu sehingga dapat menimbulkan kematian beberapa
organisme perairan. Nybakken (1992) mengemukakan bahwa pada kondisi perairan yang mengalami
“eutrofikasi”, organisme makro-zoobenthos yang menjadi indikator lingkungan jarang sekali ditemukan.
Sedangkan kadar NH3 perairan meningkat dan pH-nya menjadi rendah (asam). Keadaan ini menunjukan
kondisi perairan yang tidak stabil dimana terjadi penurunan kualitas perairan sehingga organisme laut akan
mati atau tidak dapat melangsungkan aktifitas hidupnya untuk proses pertumbuhan dan perkembangbiakan.
Sedangkan limbah pertanian selain dapat menimbulkan eutropikasi yang disebabkan akumulasi bahan-bahan
organik sisa tumbuhan yang membusuk, akumulasi residu dari pestisida terutama bahan kimia beracun
chlorine dan organo-chlorine juga dapat menimbulkan keracunan bagi organisme perairan yang pada akhirnya
akan membawa kematian. Keadaan ini tidak hanya mengancam kehidupan organisme yang hidup di habitat
yang terkena kontaminasi bahan beracun saja, tetapi dapat mengancam kehidupan organisme lain yang secara
ekologis mempunyai kaitan erat dengan organisme tersebut melalui aliran rantai makanan.
Akibat tidak langsung dari kegiatan pertanian berupa perladangan berpindah dan penebangan hutan secara
serampangan juga dapat menimbulkan pencemaran berupa sedimentasi dan pendangkalan sungai yang
disebabkan oleh erosi. Proses kekeruhan dan sedimentasi ini bisa mencapai perairan estuaria dan perairan
pantai. Secara ekologis proses kekeruhan karena sedimentasi dapat menyebabkan terganggunya penetrasi
cahaya matahari ke dalam perairan, sehingga kegiatan fotosintesa plankton maupun organisme laut lainnya
menjadi terhenti. Hal ini menyebabkan kadar oksigen dalam perairan menjadi menurun diikuti oleh kematian
organisme laut. Kematian organisme laut yang pada akhirnya akan menurunkan kualitas perairan karena proses
pembusukan pada perairan yang telah mengalami pendangkalan dan penumpukan bahan organik akan
menimbulkan racun. (Johnston, 1976).
 
c. Dampak Dari Buangan/Tumpahan Minyak.
Pengaruh spesifik dari peristiwa tumpahan minyak terhadap lingkungan perairan laut dan pantai tergantung
pada jumlah minyak yang tumpah, lokasi kejadian dan waktu kejadian (Neff, 1996). Buangan dan tumpahan
minyak bumi akibat Kegiatan penambangan dan pengangkutannya dapat menimbulkan pencemaran laut yang
lebih luas karena terbawa arus dan gelombang laut. Pengaruh buangan/tumpahan minyak terhadap ekosistem
perairan laut adalah dapat menurunkan kualitas air laut secara fisik, kimia dan biologis.
Secara fisik dengan adanya tumpahan/buangan minyak maka permukaan air laut akan tertutup oleh minyak.
Secara kimia, karena minyak bumi tergolong senyawa aromatik hidrokarbon maka dapat bersifat racun.
Sedangkan secara biologi adanya buangan atau tumpahan minyak dapat mempengaruhi kehidupan organisme
laut.
Tumpahan minyak bumi pada perairan laut akan membentuk lapisan filem pada permukaan laut, emulsi atau
mengendap dan diabsorbsi oleh sedimen-sedimen yang berada di dasar perairan laut. Minyak yang membentuk
lapisan filem pada permukaan laut akan menyebabkan terganggunya proses fotosintesa dan respirasi organisme
laut. Sementara minyak yang teremulsi dalam air akan mempengaruhi epitelial insang ikan sehingga
mengganggu proses respirasi. Sedangkan minyak yang terabsorbsi oleh sedimen-sedimen di dasar perairan
akan akan menutupi lapisan atas sedimen tersebut sehingga akan mematikan organisme-organisme penghuni
dasar laut dan juga meracuni daerah-daerah pemijahan.
Akibat terganggunya proses fotosintesa maka populasi plankton akan menurun. Penurunan populasi plankton
akan diikuti oleh penurunan populasi organisme pemakan plankton (misalnya : ikan) yang diikuti pula dengan
penurunan populasi burung pemakan ikan. Menurunya populasi burung akan mengakibatkan guano (penghasil
fosfat) akan berkurang sehingga akan terjadi penurunan hasil perikanan. Selain itu, buangan/tumpahan minyak
yang menyebar dengan cepat ke wilayah laut yang lebih luas akan menyebabkan rusaknya ekosistem hutan
mangrove sehingga mengakibatkan terjadinya abrasi dan intrusi air laut, rusaknya tempat-tempat pemijahan 
(Spawning  ground) dari organisme laut.#smoga b'manfaat..:)

Penanggulangan

1. Membuat Contiency plan regional dan local

2. Ditemukannya / dibuatnya peralatan penanggulangan misalnya oil bom, oil skimmer, treatment
agent.

Contigency plan adalah tata cara penanggulangan pencemaran dengan muatan prioritas pelaksanaan
serta jenis alat yang digunakan dalam :

a. Memperkecil sumber pencemaran

b. Melokalisasir dan pengumpulan pencemaran

c. Menetralisir pencemaran.

Oil boom adalah alat pengumpul minyak sedangkan treatment agent


seperti chemical dispersant, sinking agent, dan sorbent adalah bahan kimia
untuk penetralisir / mencerai beraikan pencemaran dan tergantung oleh :

a. Jenis Minyak dan kepadatan ( density )

b. Kepekaan ( Viscocity )

c. Titik endap ( Poux Point )

d. Kadar lilin dan aspal

2. Peralatan

Oil boom adalah alat pengumpul minyak sedangkan treatment agent seperti chemical dispersant,
sinking agent, dan sorbent adalah bahan kimia untuk penetralisir / mencerai beraikan pencemaran dan
tergantung oleh :
a. Jenis Minyak dan kepadatan ( density )

b. Kepekaan ( Viscocity )

c. Titik endap ( Poux Point )

d. Kadar lilin dan aspal

Sifat minyak dipermukaan laut adalah :

1. Akan terjadi penguapan kira – kira diatas 20 s/d 24 jam, ini tergantung dari angin, kondisi laut dan
jenis minyak

2. Oksidasi dan biodegradasi tergantung dari suhu dan kadar garam dilau

3. Penyebaran ( spreading ) kecepatannya tergantung dari kepadatan relative ( kadar lilin dan aspal )

3. Cara pembersihan minyak

Pembersihan minyak biasanya tergantung dari situasi dan keadaan alam, seperti tumpahan pada daerah
yang sempit dapat diisolir dengan lebih mudah. Ada beberapa cara dalam pembersihan tumpahan
minyak :

a. Menghilangkan secara mekanik

Cara ini dengan menggunakan boom atau barrier untuk suatu perairan atau laut yang tidak berombak
atau bararus.

Peletakan boom dengan cara menyudut sehingga minyak dapat terkumpul lalu dihisap dengan pompa,
biasanya pompa hanya dapat menghisap minyak dengan ketebalan ¼ inchi.

b. Absorbent

Zat ini ditaburkan atau diletakkan diatas tumpahan minyak yang berfungsi untuk menyerap minyak,
sehingga minyak yang telah terserap pada zat tersebut diangkat dari permukaan laut.

Zat tersebut terbuat dari zat sintetis seperti polyethelena, polystene, polypropoline, dan polyrethena.

Selain itu juga bias menggunakan dari bahan lumut kering, ranting dan potongan kayu.

c. Menenggelamkan minyak
Suatu campuran 3000 ton kalsium karbonat yang ditambahkan dengan 1% sodium stearate pernah
dicoba untuk menenggelamkan 20.000 ton minyak.

Dan setelah 14 bulan tidak ditemukan tanda – tanda minyak di dasar laut. Namun hal ini
dipertentangkan karena akan menimbulkan maslah baru bagi pergeseran kehidupan. Tetapi untuk laut
yang dalam tidak menimbulkan suatu masalah.

d. Dispersant

PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENCEMARAN LINGKUNGAN LAUT P2TL

Fungsi Dispensant adalah untuk mencampaui dengan 2 komponen yang lain dan masuk ke lapisan
minyak dan kemudian membentuk emulsi, stabilizer akan menjaga emulsi tidak pecah dan akan
menenggelamkan minyak dari permukaan air.

Cara lain adalah mempercepat hilangnya minyak dari permukaan air dan mempercepat proses
penghancuran secara mikrobiologi. Dispersant tidak akan berguna efektif pada daerah pesisir karena
adanya unsur timbel yang terlarut.

e. Pembakaran

Pembakaran ini sulit dilaksanakan di laut lepas karena minyak di atas permukaan laut cepat sekali
menguap. Dan jarang dilakukan karena mengakibatkan polusi udara.
Pencegahan

1. Tidak membuang limbah ke laut


Hindari membuang limabah ke laut. Lebih baik limbah yang dihasilkan diolah terlebih
dahulu di penampungan. Maksud dari pengolahan yaitu limbah di netralkan menjadi
ramah lingkungan, barulah anda bisa membuangnya ke laut

2. Tidak membuang sampah ke sungai


Sampah rumah tangga di sungai jumlahnya sangat banyak. Sudah jelas ada larangan
membuang sampah di sungai dapat mengakibatkan banjir. Bila sampah sampai ke laut
dapat menyebabkan kerusakan ekosistem disana.

3. Menangkap ikan dengan cara yang benar


Jangan menangkap ikan dengan menggunakan pukat harimau. Menangkap ikan bisa
menggunakan jarring agar tidak merusak lingkungan laut.

Anda mungkin juga menyukai