Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN OBSERVASI KIMIA LINGKUNGAN

PENCEMARAN PANTAI CEMARE (LEMBAR)

DISUSUN OLEH :

ANNISA SEPTIAN NURKHASANAH (E1M015005)

BAIQ MUNAWARATUL ISLAMIYAH (E1M015012)

BAIQ SURIANI (E1M015015)

DWI MARASMITA (E1M015023)

IFTITAHURRAHIMAH (E1M015034)

LUKMANUL HAKIM (E1M015045)

MEGAWATI (E1M015046)

NILA MUTIA SARI (E1M015050)

RAMLI AHMAD (E1M015058)

SUHRATUL AINI (E1M015167)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2018
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari pulau-pulau dan
memiliki keindahan alam bawah laut yang tidak dimiliki oleh Negara luar. Pulau Lombok
yang menjadi bagian dari kepulauan tersebut sudah dikenal sebagai pulau destinasi wisata
baik bagi tourism mancanegara maupun lokal. Salah satu pantai yang banyak dikunjungi
oleh masyarakat di pulau Lombok adalah pantai Cemara. Pantai Cemara terletak di
Kecamatan Lembar Kabupaten Lombok Barat. Sebagian besar penduduk pantai Cemara
berprofesi sebagai nelayan dan produksi garam untuk meningkatkan penghasilan
ekonomi warga setempat. Adanya kegiatan masyarakat tentu akan berdampak terhadap
lingkungan, sehingga banyak terjadi pencemaran lingkungan.
Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkanya makhluk hidup,
zat, energi, atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia
sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan. Pencemaran
lingkungan berkaitan dengan perilaku manusia sebagai makhluk hidup yang belum
mampu menata, menjaga dan menghargai lingkungan tempat tinggalnya. Sebagian besar
pencemaran lingkungan di Lombok terjadi di daerah wisata yang penataan lingkungannya
kurang diperhatikan seperti Pantai Cemara. Pantai Cemara belum memiliki pengolahan
limbah yang baik. Seperti yang diketahui pantai cemara terletak di dekat daerah
pelabuhan yaitu Pelabuhan Lembar sehingga jika penyaringan ataupun pengelolaan
minyak yang berasal dari pelabuhan tidak ditindaklanjuti dengan baik akan
mengakibatkan terjadinya pencemaran laut.
Adapun faktor yang menyebabkan terjadinya pencemaran laut yaitu kurangnya
pengetahuan penduduk disekitar pesisir pantai mengenai pencemaran laut serta
dampaknya bagi lingkungan maupun bagi penduduk sendiri, kurangnya sosialisasi
pemerintah, wisatawan yang kurang peduli akan kebersihan pantai, rendahnya pendidikan
warga setempat. Dimana, pendidikan masyarakat sangat penting untuk mengetahui
seberapa besar kemampuan masyarakat untuk menjaga dan melestarikan lingkungan
hidupnya. Melalui pendidikan masyarakat mengetahui cara pengelolaan limbah atau
sampah dengan benar agar lingkungan tidak tercemar. Berdasarkan faktor penyebab
terjadinya pencemaran laut akan berdampakburuk bagi kelangsungan ekosistem yang ada
pada laut serta bagi penduduk sekitar pesisir pantai itu sendiri. Bagi kelangsungan
ekosistem laut yaitu menyebabkan kerusakan pada terumbu karang dikarenakan air laut
terkontaminasi dengan bahan-bahan anorganik yang menghambat perkembangan dari
terumbu karang itu sendiri. Selain ituikan yang hidup pada perairan yang mengandung
logam-logam yang berbahaya bagi manusia akan masuk dalam daging ikan, jika daging
ikan tersebut kita konsumsi besar kemungkinan logam yang berada pada ikan tersebut
akan masuk kedalam tubuh manusia sehingga mengganggu metabolisme serta berbahaya
bagi tubuh manusia. Selain itu, sebagian masyarakat yang sudah mengetahui akan
dampak dari pencemaran lingkungan merasa kurang peduli dikarenakan tidak adanya
dukungan moril dari pihak pemerintah ataupun Lembaga secara lebih tegas dalam
mewujudkan aksi masyarakat peduli lingkungan sehingga mereka pun memilih untuk
acuh tak acuh.
Adapun beberapa upaya pencegahan pencemaran laut adalah tidak membuang
sampah ke laut, penggunaan pestisida secukupnya, kembiasaan tidak membuang putung
rokok di sekitar laut, mengurangi penggunaan plastik, tidak meninggalkan tali pancing,
jala, atau sisa sampah dari kegiatan memancingdi laut, setiap industri atau pabrik
menyediakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Penanggulangan pencemaran laut
dapat dilakukan dengan proses bioremediasi, menetralkan pencemaran laut yang
disebabkan tumpahan minyak dari ledakanladang minyak, fitoremediasi dengan
menggunakan tumbuhan yang mampu menyerap logam berat serta membentuk organisasi
penggerak untuk bersama dengan masyarakat membersihkan laut secara berkala.

2. Rumusan Masalah
Bagaimana perilaku dan respon masyarakat disekitar Pantai Cemara terhadap
pencemaran lingkungan dan kebersihan lingkungannya?

3. Tujuan
Untuk mengetahui perilaku dan respon masyarakat disekitar Pantai Cemara terhadap
pencemaran lingkungan dan kebersihan lingkungannya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pencemaran Lingkungan
1. Pengertian Pencemaran Lingkungan
Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya
makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau
berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga
kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat  tertentu yang menyebabkan lingkungan
menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Undang-
undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).
Suatu zat dapat disebut polutan apabila :
a. Jumlahnya melebihi jumlah normal
b. Berada pada waktu yang tidak tepat
c. Berada pada tempat yang tidak tepat
Sifat polutan adalah :
a. Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak
merusak lagi.
b. Merusak dalam jangka waktu lama. Contohnya Pb tidak merusak bila konsentrasinya
rendah. Akan tetapi dalam jangka waktu yang lama, Pb dapat terakumulasi dalam
tubuh sampai tingkat yang merusak (Achmad, 2014).
2. Macam-Macam Pencemaran Lingkungan
a. Pencemaran Air
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat
penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan airtanahakibat aktivitas
manusia.Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi dll
juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak
dianggap sebagai pencemaran. Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal
dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Meningkatnya
kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi. Sampah organik seperti air
comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang
menerimanya yang mengarah padaberkurangnya oksigen yang dapat berdampak
parah terhadap seluruh ekosistem. Industri membuang berbagai macam polutan ke
dalam air limbahnya seperti logam berat, toksinorganik, minyak, nutrien dan padatan.
Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan
oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air (Fardiaz,
2007).
b. Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik kimia atau
biolagi di admosfer dalam jumlah yang dapat mambahayakan kesehatan manusia,
hewan dan tumbuhan , serta mengganggu estetika dan kenyamanan.Pencemaran
udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia.
Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi
cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak
pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global.
Pencemar udara dibedakan menjadi pencemar primer dan pencemar sekunder.
Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber
pencemaran udara. Karbon monoksida adalah sebuah contoh dari pencemar udara
primer karena ia merupakan hasil dari pembakaran. Pencemar sekunder adalah
substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer
di atmosfer. Pembentukan ozon dalam smog fotokimia adalah sebuah contoh dari
pencemaran udara sekunder.Atmosfer merupakan sebuah sistem yang kompleks,
dinamik, dan rapuh. Belakangan inipertumbuhan keperihatinan akan efek dari emisi
polusi udara dalam konteks global dan hubungannya dengan pemanasan
global, perubahan iklim dan deplesi ozon di stratosfer semakin meningkat(Fardiaz,
2007).
c. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk
dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena:
kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial;
penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan
sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah;
air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung
dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia
dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang
masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat
beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepadamanusia ketika
bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya (Chandra, 2005).
3. Faktor-Faktor Penyebab Pencemaran lingkungan
a. Pencemaran Udara, disebabkan oleh :
1. CO2 (karbondioksida) berasal dari pabrik, mesin-mesin yang menggunakan bahan
bakar fosil (batubara, mesin-mesin), juga dari mobil, kapal, pesawat terbang, dan
pembakaran kayu.  Meningkatnya kadar CO2 di udara jika tidak segera diubah
menjadi oksigen akan mengakibatkan efek rumah kaca.
2. CO (karbon monoksida): proses pembakaran dimesin yang tidak sempurna, akan
menghasilkan gas CO.  jika mesin mobil dihidupkan dalam garasi tertutup, orang
yang ada digarasi dapat meninggal akibat menghirup gas CO.  menghidupkan AC
ketika tidur di dalam mobil dalam keadaan tertutup juga berbahya.  Bocoran gas
CO dari knalpot dapat masuk kedalam mobil, sehingga bias menyebabkan
kematian.
3. CFC (Khloro Fluoro Karbon): Gas CFC digunakan sebagai gas pengembang
karena tidak bereaksi, tidak berbau, dan tidak berasa. CFC banyak digunakan
untuk mengembangkan busa (busa kursi), untuk AC (Freon), pendingin pada
lemari es, dan hairspray. CFC akan menyebabkan lubang ozon di atmosfer.
4. CFC (Khloro Fluoro Karbon): Gas CFC digunakan sebagai gas pengembang
karena tidak bereaksi, tidak berbau, dan tidak berasa. CFC banyak digunakan
untuk mengembangkan busa (busa kursi), untuk AC (Freon), pendingin pada
lemari es, dan hairspray. CFC akan menyebabkan lubang ozon di atmosfer.
5. Asap RokoK: Asap rokok bisa menyebabkan batuk kronis, kanker paru-paru,
mempengaruhi janin dalam kandungan dan berbagai gangguan kesehatan lainnya. 
Perokok dibedakan menjadi 2 yaitu perokok aktif (mereka yang merokok) dan
perokok pasif (orang yang tidak merokok tetapi menghirup asap rokok).  Perokok
pasif lebih berbahaya daripada perokok aktif (Fardiaz, 2007).
b. Pencemaran Air, disebabkan oleh :
1. Limbah Pertanian
Limbah pertanian dapat mengandung polutan insektisida atau pupuk
organik. Insektisida dapat mematikan biota sungai. Jika biota sungai tidak mati
kemudian dimakan hewan atau manusia, orang yang memakannya akan mati.
Untuk mencegahnya, upayakan memilih insektisida yang berspektrum sempit
(khusus membunuh hewan sasaran) serta bersifat biodegradable (dapat terurai
secara biologi) dan melakukan penyemprotan sesuai dengan aturan. Jangan
membuang sisa obat ke sungai.
Pupuk organik yang larut dalam air dapat menyuburkan lingkungan air
(eutrofikasi), karena air kaya nutrisi, ganggang dan tumbuhan air tumbuh subur
(blooming). Hal ini akan mengganggu ekosistem air, mematikan ikan dan
organisme dalam air, karena oksigen dan sinar matahari yang diperlukan
organisme dalam air terhalang dan tidak dapat masuk ke dalam air, sehingga
kadar oksigen dan sinar matahari berkurang.
2. Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga berupa berbagai bahan organik (misal sisa sayur,
ikan, nasi, minyak, lemak, air buangan manusia), atau bahan anorganik misalnya
plastik, aluminium, dan botol yang hanyut terbawa arus air. Sampah yang
tertimbun menyumbat saluran air dan mengakibatkan banjir. Pencemar lain bisa
berupa pencemar biologi seperti bibit penyakit, bakteri, dan jamur.
Bahan organik yang larut dalam air akan mengalami penguraian dan
pembusukan, akibatnya kadar oksigen dalam air turun drastis sehingga biota air
akan mati. Jika pencemaran bahan organik meningkat, akan ditemukan cacing
Tubifex berwarna kemerahan bergerombol. Cacing ini merupakan petunjuk
biologis (bioindikator) parahnya limbah organik dari limbah pemukiman.
3. Limbah Industri
Limbah industri berupa polutan organik yang berbau busuk, polutan anorganik
yang berbuih dan berwarna, polutan yang mengandung asam belerang berbau
busuk, dan polutan berupa cairan panas. Kebocoran tanker minyak dapat
menyebabkan minyak menggenangi lautan sampai jarak ratusan kilometer.
Tumpahan minyak mengancam kehidupan ikan, terumbu karang, burung laut,
dan organisme laut lainnya untuk mengatasinya, genangan minyak dibatasi
dengan pipa mengapung agar tidak tersebar, kemudian ditaburi dengan zat yang
dapat menguraikan minyak.
4. Penangkapan Ikan Menggunakan Racun
Sebagian penduduk dan nelayan ada yang menggunakan tuba (racun dari
tumbuhan), potas (racun kimia), atau aliran listrk untuk menangkap ikan.
Akibatnya, yang mati tidak hanya ikan tangkapan melainkan juga biota air
lainnya (Fardiaz, 2007).
c. Pencemaran Tanah, disebabkan oleh :
1. Limbah industri yang langsung dibuang ke tanah dengan tidak memenuhi
syarat pengolahan limbah.
2. Kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial.
3. Penggunaan pestisida.
4. Masuknya air permukaan tanah yang tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan.
5. Kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah air limbah
dari tempat penimbunan sampah (Risjani, 2018).
4. Dampak Pencemaran Lingkungan
a. Dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran udara, antara lain : 
1. Terganggunya kesehatan manusia, misalnya batuk, bronkhitis, emfisema, dan
penyakit pernapasan lainnya.
2. Rusaknya bangunan karena pelapukan, korosi pada logam, dan memudarnya warna
cat.
3. Terganggunya pertumbuhan tanaman, misalnya menguningnya daun atau kerdilnya
tanaman akibat konsentrasi gas SO2 yang tinggi di udara.
4. Adanya peristiwa efek rumah kaca yang dapat menaikkan suhu udara secara global
serta dapat mengubah pola iklim bumi dan mencairkan es di kutub.
5. Terjadinya hujan asam yang disebabkan oleh pencemaran oksida nitrogen.
b. Dampak  yang ditimbulkan oleh pencemaran air antara lain :
1. Terganggunya kehidupan organisme (terutama mikroorganisme dalam tanah).
2. Berubahnya sifat kimia atau sifat fisika tanah sehingga tidak baik untuk pertumbuhan
tanaman, dan
3. Mengubah dan mempengaruhi keseimbangan ekologi
c. Dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran tanah antara lain;
1. Mengurangi kesuburan tanah, hilangnya biota-biota atau mikroflora tanah dapat
menyebabkan tanah menjadi tidak subur seperti sedia kala.
2. Membuat tumbuh-tumbuhan dan makhluk hidup lainnya mati,
3. Hilangnya keanekaragaman hayati, paparan polutan yang berbahaya dapat
mematikan sejumlah jenis tanaman atau hewan sehingga terjadi kelangkaan spesies.
4. Perubahan struktur tanah, struktur tanah dapat mengalami perubahan apabila terdapat
polutan yang mematikan komponen penting dalam tanah.

5. Cara Pencegahan Pencemaran Lingkungan


a. Pencegahan Pencemaran Tanah
1. Menghindari Aktivitas Pertanian yang Berlebihan 
Aktivitas pertanian seperti menanam dan pencabutan rumput yang berlebihan dapat
mengakibatkan banjir dan erosi tanah.
2. Mengurangi “Waste Footprint” Manusia 
“Waste Footprint” yang kita hasilkan dapat berupa sampah plastik, materi yang sulut
terurai, kotoran, dsb. Materi-materi tersebut dapat terakumulasi di tanah dan menjadi
polutan yang berbahaya. Kita dapat mengurangi “Waste Footprint” dengan cara
melakukan 3R yaitu Reuse, Reduce, dan Recycle.
3. Pencucian Tanah 
Pencucian tanah bertujuan untuk menghilangkan kontaminan yang ada di dalam
tanah. Cara pengelolaan ini menggunakan air untuk membersihkan tanah dan
memisahkan tanah yang terkontaminasi. Metode ini memungkinkan manusia untuk
mengurangi pencemaran tanpa harus melakukan penggalian tanah.
4. Bioremediasi 
Metode pengelolaan ini menggunakan mikroorganisme untuk mengurangi
kontaminan dan mengembalikan kesuburan tanah. Cara ini merupakan pengelolaan
pencemaran tanah yang terjadi secara alami. Namun, bioremediasi juga tetap
membutuhkan temperatur yang sesuai, nutrisi, dan oksigen di dalam tanah (Machdar,
2018).

B. Pencemaran Pantai
1. Pengertian Pencemaran Pantai
Pencemaran pantai sudah terjadi hampir di seluruh pantai yang menjadi objek wisata.
Diantara ciri- ciri pencemaran pantai dan pesisir yang bisa kita lihat langsung adalah
banyaknya sampah yang berserakan di sepanjang pesisir dan pantai. Ciri lain dari pantai
yang tercemar adalah adanya tumpahan minyak dan terganggunya keseimbangan
ekosistem pantai (Anonim, 2013).
2. Faktor-Faktor Penyebab Pencemaran Pantai
Ada banyak hal yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran pantai. Penyebab-
penyebab tersebut bisa dikarenakan faktor alam dan juga faktor aktivitas manusia. Di
bawah ini adalah beberapa penyebab pencemaran pantai dan pesisir yang terjadi di
Indonesia.
a. Abrasi Pantai
Abrasi yang disebut juga dengan erosi pantai, adalah proses mundurnya garis pantai
dari kedudukan garis pantai yang lama. Abrasi ini disebabkan oleh faktor alam
seperti tiupan angin di atas laut yang menghasilkan gelombang dan juga arus laut
yang kuat. Gelombang laut yang besar dan terjadi sacara terus- menerus dapat
mempercepat proses abrasi. Selain mengurangi jarak laut dengan daratan sehingga
lahan penduduk pesisir menjadi sempit, abrasi juga menggusur tempat berkumpulnya
ikan perairan pantai sehingga menyulitkan nelayan untuk mencari ikan di tepi laut.
b. Penebangan hutan mangrove
Masyarakat pesisir pantai menebang hutan mangrove untuk dijadikan pertambakan.
Selain itu, kayu-kayu dari pohon mangrove juga dijual dan dijadikan pondasi
bangunan. Kegiatan tersebut sangat mengganggu regenerasi dan menghambat proses
suksesi hutan mangrove. Hal ini menyebabkan terjadi abrasi, dan hilangnya beberapa
ekosistem pulau.
c. Pencemaran sampah anorganik
Daerah dengan pencemaran tingkat tinggi merupakan daerah pesisir padat penduduk.
Salah satu sumber pencemaran ekosistem pesisir tersebut adalah pencemaran
limbahkegiatan rumah tangga, terutama sampah anorganik seperti botol plastik dan
kaleng yang sangat sulit terurai. Misalnya, untuk mengurai satu botol plastik
dibutuhkan waktu sekitar 450 tahun. Hal tersebut tentu membuat kelestarian
ekosistem pantai semakin terancam.
d. Eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan (over exploitation)
Bentuk eksploitasi pantai diantaranya adalah penambangan pasir, penambangan
terumbu karang dan eksploitasi ikan berlebihan. Banyak nelayan yang menggunakan
alat penangkap ikan yang tidak ramah lingkungan demi mendapatkan hasil tangkapan
ikan yang melimpah.
Hal tersebut tentu merusak habitat terumbu karang. Kelangkaan terumbu karang dan
berkurangnya pasir laut menyebabkan bertambahnya kedalaman perairan dangkal
sehingga gelombang laut tidak bisa diredam dan sampai ke pantai dengan energi
yang cukup besar.
e. Reklamasi pantai sembarangan
Peninggian muka air laut yang tidak direncanakan dengan baik dapat menyebabkan
daerah pantai di sekitar reklamasi menjadi rawan tenggelam. Selain itu, air laut bisa
naik ke daratan sehingga air darat tercemari dan menjadi asin. Hal tersebut sangat
merugikan masyarakat pesisir, terutama bagi mereka yang bercocok tanam.

3. Dampak Pencemaran Pantai


Pencemaran pantai dan pesisir membawa dampak buruk bagi lingkungan di sekitar
pantai. Beberapa dampak dari pencemaran pantai yang telah terjadi yaitu :
 Kerusakan ekosistem mangrove dan terumbu karang
Menurut Pusat Informasi Mangrove (PIM), penyebab utama pencemaran hutan
mangrove adalah ketidakpahaman masyarakat akan manfaat dari pohon yang daerah
pasang surut tersebut. Ketidakpahaman tersebut juga terjadi pada ekosistem terumbu
karang. Pencemaran terumbu karang banyak disebabkan oleh kegiatan perikanan yang
bersifat destruktif seperti penggunaan bahan-bahan peledak dan bahan beracun. Selain
itu, aktivitas penambangan karang, reklamasi pantai, kegiatan pariwisata yang kurang
bertanggung jawab, dan sedimentasi akibat meningkatnya erosi juga turut andil dalam
memperburuk habitat terumbu karang.
 Kerusakan pantai
Pencemaran tidak hanya merusak atau mematikan komponen biotik (hayati) perairan,
tetapi dapat pula membahayakan kesehatan atau bahkan mengancam nyawa manusia
yang memanfaatkan biota atau perairan yang tercemar. Selain itu pencemaran juga
dapat mengurangi keindahan perairan laut dan pesisir yang terkena pencemaran.
 Kematian sumber daya hayati
Sedikitnya terdapat 4 lokasi perairan yang mengalami kasus kematian sumber daya
hayati seperti ikan dan penyu hijau. Penyebab utama kasus kematian tersebut adalah
pencemaran, eksploitasi berlebihan dan kenaikan suhu permukaan laut.

4. Cara Pencegahan Pencemaran Pantai


Untuk mencegah terjadinya pencemaran pantai, dapat dilakukan kegiatan berikut :
1. Mengelola kawasan pantai secara terpadu. Maksud dari pengelolaan secara terpadu
yakni melestarikan, memelihara dan memanfaatkan secara bijak. Hal tersebut dapat
diwujudkan dengan membangun suatu konsep pengelolaan yang berbasis
berkelanjutan, memiliki visi ke depan, terintegrasinya kepentingan ekonomi dan
ekologi, serta pelibatan masyarakat.
2. Kegiatan nelayan dalam melakukan penangkapan ikan harus menggunakan alat
tangkap yang ramah lingkungan dengan menempatkan pada lokasi yang tepat dan
pengoperasian yang benar.
3. Melakukan kegiatan pengisian pantai (beach fill) untuk membentuk garis pantai.
4. Membuat pemecah gelombang sejajar garis pantai (detached breakwater), groin dan
pembangunan sea wall secara sempurna untuk mencegah abrasi.
5. Menggunakan breakwater bentuk kubus untuk meredam gelombang besar.
6. Melakukan pengawasan terhadap aktivitas di daerah terumbu karang serta membuat
terumbu karang buatan terutama di daerah yang telah mengalami kerusakan parah.
7. Rehabilitasi Mangrove, yakni dengan melakukan penanaman kembali hutan
mangrove. Selain itu, perlu dibuat rencana pengelolaan ekosistem yang dapat
mengurangi kegiatan penebangan oleh masyarakat terhadap hutan mangrove. Hal
tersebut dapat direalisaikan dengan melakukan pengalihan mata pencaharian
masyarakat, dimana terdapat sebagian masyarakat yang masih mencari kayu
mangrove untuk Untuk mengatasi hal ini maka dapat dilakukan upaya peningkatan
potensi perikanan di daerah hutan mangrove yaitu dengan melakukan penanaman
mangrove sehingga mangrove dapat menjadi nursery ground dan fishery ground.
8. Membuat peraturan untuk pengusaha yang akan mendirikan cottage, home stay,
rumah apung ataupun bangunan lain sejenisnya apabila bangunan tersebut didirikan
di atas ekosistem terumbu karang maupun ekosistem mangrove. Peraturan tersebut
dapat berupa menanam mangrove kembali di tempat lain dengan luas minimal sama
dengan luas hutan yang ditebang, serta peraturan tentang desain rumah apung agar
sinar matahari masih mencapai dasar perairan.
9. Membuat rencana undang- undang untuk mempertahankan ekosistem mangrove
serta pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil secara umum (Anonim,
2013).
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini yaitu masyarakat Desa Cemara, Kecamatan Lembar,
Kabupaten Lombok Barat yang dipilih langung di lokasi penelitan.

B. Waktu dan Tempat


Waktu : Sabtu, 19 Mei 2018
Tempat : Cemara, Kecamatan Lembar, kabupaten Lombok Barat.

C. Jenis Peneltian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian langsung dengan metode sebagai
berikut:
1. Metode observasi, dimana peneliti menyelidiki, mengamati objek yang diselidiki
secara langsung.
2. Metode wawancara yang dikemas dalam bentuk pernyatan berupa angket.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil

Skor
Selalu Kadang- Tidak Pernah
No Pernyataan/ Pertanyaan
(3) kadang (1)
(2)
n t % n t % n t %
1 Saya berusaha untuk mengetahui 6 18 30 10 20 50 4 4 20
dengan mencari informasi tentang
pencemaran lingkungan
2 Saya berusaha untuk mengetahui 6 18 30 11 22 55 3 3 15
dengan mencari informasi tentang
penyebab pencemaran lingkungan
3 Saya berusaha untuk mengetahui 9 27 45 10 20 50 1 1 5
dengan mencari informasi tentang
dampak pencemaran lingkungan
4 Saya berusaha untuk mengetahui 10 30 50 7 14 35 3 3 15
dengan mencari informasi tentang
kegiatan dapat dilakukan untuk
mengurangi pencemaran lingkungan
5 Saya mengikuti informasi tentang 8 24 40 10 20 50 2 2 10
pencemaran lingkungan yang
diberitakan oleh TV, radio, atau surat
kabar
6 Saya membaca buku atau menonton 7 21 35 9 18 45 4 4 20
TV bila membahas tentang lingkungan
7 Kalau saya berpergian ke sekolah atau 7 21 35 7 14 35 6 6 30
ke tempat lain yang jaraknya pendek
atau dekat menggunakan sepeda motor
8 Saya sering membuang sampah 4 12 20 11 22 55 5 5 25
disembarang ditempat
9 Saya lebih senang membungkus atau 10 30 50 8 16 40 2 2 10
membawa sesuatu dengan
menggunakan plastic
10 Saya memungut sampah yang 11 33 55 6 12 30 3 3 15
berserakan baik dirumah/ dijalan
11 Saya dengan tegas menegur seseorang 10 30 50 5 10 25 5 5 25
yang membuang sampah disembarang
tempat
12 Saya dengan tegas menegur seseorang 5 15 25 10 20 50 5 5 25
yang merkok, apalagi disembarang
tempat.
13 Saya lebih senang menggunakan 6 18 30 4 8 20 10 10 50
tissue untuk membersihkan tangan
atau muka dibanding sapu tangan
14 Bila saya menemukan air yang 16 48 80 3 6 15 1 1 5
mengalir baik di kamar mandi sekolah
atau rumah karena sesuatu hal, maka
saya berusaha untuk mematikannya
15 Kebiasaan saya waktu mandi adalah 12 36 60 4 8 20 4 4 20
membiarkan air mengalir ketika saya
menyikat gigi atau ketika bersabun
16 Saya aktif pada organisasi ekstra yang 6 18 30 9 18 45 5 5 25
berkaitan dengan kepedulian atau
pemeliharaan lingkungan
17 Pemerintah dan masyarakat 12 36 60 6 12 30 2 2 10
menghukum berat bagi mereka yang
menebang pohon sembarangan
18 Mendidik manusia untuk mencintai 16 48 80 4 8 20 0 0 0
lingkungan seharusnya dari jenjang
pendidikan yang paling rendah
(PAUD/TK)
19 Orang tua dan masyarakat 15 45 75 5 10 25 0 0 0
bertanggung jawab terhadap kebiasaan
peduli terhadap lingkungan
20 Saya senang makan makanan yang 9 27 45 10 20 50 1 1 5
berasal dari alam dibanding makanan
yang berasal dari pabrik
21 Saya lebih sering makan buah-buahan 12 36 60 8 16 40 0 0 0
local disbanding buah impor
22 Saya selalu menggunakan kantong 14 42 70 3 6 15 3 3 15
plastik untk sekali pakai
23 Saya mematikan lampu yang tidak 18 54 90 2 4 10 0 0 0
digunakan
24 Saya menumpuk sampah dalam waktu 5 15 25 7 14 35 8 8 40
yang lama

Keterangan :
Jumlah Responden (n) : 20 0rang
jumlah jawaban alternatif
Persentase = x 100%
jumlah responden

No Jawaban Alternatif Skor maks Jumlah Total N x skor Persentase


Responden Skor maksimal (%)
total x 24
1 Selalu 3 234 702 1440 48,75
2 Kadang-kadang 2 169 338 960 35,21
3 Tidak Pernah 1 77 77 480 16,04
4 Total 6 480 1117 2880 100

2. Pembahasan
Pantai Cemara merupakan salah satu objek wisata pantai yang terletak di dusun
Cemara, Kabupaten Lombok Barat, NTB. Kawasan pantai Cemara merupakan desa wisata
pantai dengan suasana pedesaan yang banyak terdapat pohon kelapa, pohon bakau di
sekeliling desa dan juga banyak ditumbuhi pohon cemara serta pohon pandan. Tiap harinya
banyak wisatawan berkunjung ke kawasan Pantai Cemara baik warga lokal maupun
wisatawan dari luar daerah. Ramainya wisatawan yang berkunjung ke kawasan Pantai
Cemara tidak terlepas dari sampah dan sisa-sisa makanan maupun minuman dari para
wisatawan dan penduduk sekitar sehingga terjadi penumpukan sampah membuat kawasan
Pantai Cemara dan sekitarnya menjadi tercemar. Selain itu, dekatnya Pelabuhan Lembar
dengan kawasan Pantai Cemara membuat kawasan pantai ini tercemar akibat sisa-sisa
minyak yang menumpuk dari pelabuhan. Rata-rata masyarakat yang berada di kawasan
Pantai Cemara memiliki pendidikan SD-SMA. Tentunya pendidikan menjadi tolak ukur
yang penting untuk mengetahui bagaimana sikap dan kepedulian masyarakat dalam
menanggulangi pencemaran lingkungan yang ada di desanya. Untuk itu, dilakukan observasi
ini untuk mengetahui respon dan perilaku masyarakat desa maupun wisatawan mengenai
pencemaran lingkungan yang ada disekitar kawasan Pantai Cemara.
Observasi Kimia Lingkungan dilakukan di sekitar kawasan Pantai Cemara dan
dilakukan sesi wawancara serta pengisian angket kepada beberapa penduduk setempat dan
wisatawan yang berada di kawasan wisata Pantai Cemara sebagai responden. Terdapat 20
responden dengan hasil angket dan pendapat yang berbeda-beda dari masing-masing
responden mengenai pencemaran lingkungan di sekitar kawasan Pantai Cemara.
Berdasarkan analisis data, jawaban alternatif “Selalu” mendominasi hasil angket dengan
jumlah persentase sebesar 48,75%. Pernyataan yang banyak di isi selalu oleh responden
terkait dengan hemat energy yaitu mematikan lampu ketika tidak digunakan, mematikan air
dan mendidik anak-anaknya sejak PAUD untuk peduli terhadap lingkungan. Hal ini
menunjukkan bahwa masyarakat setempat maupun wisatawan masih peduli akan kebersihan
lingkungan sekitar dan meskipun rata-rata pendidikan mereka sebagian besar di bawah rata-
rata namun mereka memiliki pengetahuan tentang hemat energy dan peduli lingkungan
hidup dengan memberikan pendidikan kepada putra dan putrinya sejak dini.
Disisi lain, sebagian besar responden mengakui bahwa mereka membuang sampah
sembarangan karena tidak tersedianya tempat pembuangan sampah disekitar kawasan desa.
Lalu sebagian masyarakat mengemukakan tidak memiliki rasa ingin tahu terhadap informasi
mengenai lingkungan. Selain itu, kebutuhan masyarakat yang semakin banyak seperti
penggunaan plastik belum bisa dikurangi sehingga terjadi penumpukan sampah di sekitar
kawasan Pantai Cemara. Masyarakat sekitar kawasan Pantai Cemara sudah memiliki
kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan dari pencemaran namun kurang tersedianya
tempat pembuangan sampah seharusnya hal ini menjadi tamparan untuk Pemerintah sebagai
fasilitator masyarakat untuk mencapai kehidupan masyarakat yang sehat dan bersih.
Alternatif jawaban kadang-kadang memiliki presentase sebesar 35,21%. Sebagian
besar penduduk mengakui kadang-kadang membuang sampah secara sembarang. Seperti
yang sudah dipaparkan tidak adanya bank sampah di Desa tersebut yang membuat warga
membuang sampah sembarangan sehingga sesuai dengan fakta kondisi yang ada. Bagi
wisatawan pantai menurut penuturan salah satu warga (penjaga pantai) sebagian besar
wisatawan pantai terkadang tidak membuang sampah pada tempatnya dan tidak
membersihkan sisa makanan sehingga kondisi pesisir pantai yang dekat dengan air laut
terlihat banyak sampah yang berserakan dan sebagian tergenang oleh air laut. Disini peran I
dari penjaga dan pedagang di pesisir pantai sangat penting. Menurutnya, terkadang sisa
sampah yang berserakan dibersihkan oleh pedagang dan penjaga pantai. Namun, tidak
sedikit wisatawan yang peduli terhadap lingkungan sehingga Pantai Cemara tergolong pantai
yang bersih dibandingkan dengan pantai Mapak meskipun letaknya di pedesaan yang
memiliki tingkat pendidikan tergolong rendah.
Selanjutnya, untuk alternatif jawaban tidak pernah memiliki persentase 16,04 % yang
merupakan presentase terendah dibandingkan dengan alternative jawaban survey yang lain.
Berdasarkan hasil wawancara, sebagian masyarakat menjawab tidak pernah dalam
pernyataan lebih sering menggunakan tissue dibandingkan dengan sapu tangan. Hal ini dapat
terbukti dengan tidak adanya sampah seperti tissue yang ditemui dalam lingkungan tempat
tinggal masyarakat. Namun, terdapat suatu keresahan dimana kepedulian penduduk setempat
terhadap polusi udara tergolong rendah. Ini dibuktikan dengan hasil survey hanya sebagian
kecil masyarakat yang menjawab tidak pernah menggunakan motor apabila berpergian ke
tempat yang dekat. Memang, dunia teknologi di era ini merajai untuk lebih mempraktiskan
dan membantu masyarakat dalam beraktivitas sehingga masyarakat lebih sering
menggunakan sepeda motor. Namun, hal ini tidak begitu berpengaruh dikarenakan sebagian
besar Desa Cemara di kelilingi oleh tumbuhan-tumbuhan seperti mangrove, waru dan lain-
lain sehingga dapat meminimalisir pencemaran udara di lingkungan tersebut. Meskipun
begitu, edukasi tentang macam-macam pencemaran serta factor dan dampak yang dapat
ditimbulkan bisa disosialisasikan pada masyarakat setempat.
Berbagai penanggulangan telah dilakukan untuk mengurangi dampak dari
pencemaran lingkungan di sekitar kawasan Pantai Cemara oleh penduduk desa maupun
pemerintahan. Diantaranya adalah adanya lembaga-lembaga pemerintahan seperti PMI serta
komunitas-komunitas pecinta alam yang selalu memberikan edukasi kepada penduduk
setempat maupun wisatawan untuk mengurangi penumpukan sampah dan menjaga
kebersihan lingkungan agar terbebas dari segala penyakit dan bencana akibat pencemaran
lingkungan. Selain itu, adanya regulasi antara pemerintahan dengan penduduk setempat
sebagai landasan penanggulangan pencemaran lingkungan di sekitar kawasan Pantai Cemara
yaitu Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah serta Peraturan Desa seperti UU No. 27
tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau Kecil-Kecil dan Peraturan Adat
tentang pemeliharaan lingkungan pesisir. Dengan adanya kesadaran dan kepedulian dari
masyarakat setempat maupun wisatawan serta pihak-pihak dari Pemerintahan setempat
mengenai pencemaran lingkungan diharapkan dapat memperbaiki dan menanggulangi
dampak pencemaran lingkungan untuk kehidupan masyarakat yang sehat dan bersih.

BAB V

PENUTUP

1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil survey tersebut maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat
setempat maupun wisatawan masih peduli akan kebersihan lingkungan sekitar dan
menanggulangi pencemaran lingkungan sekitar kawasan Pantai Cemara. Namun, adanya
sampah yang terlihat dikarenakan sebagian masyarakat yang sudah mengetahui akan
dampak dari pencemaran lingkungan merasa kurang peduli dikarenakan tidak adanya
dukungan moril dari pihak pemerintah ataupun Lembaga secara lebih tegas dalam
mewujudkan aksi masyarakat peduli lingkungan sehingga mereka pun memilih untuk acuh
tak acuh.

2. Saran
Dalam laporan ini masih terdapat banyak kekurangan sehingga kami harapkan
adanya kritik dan saran yang membangun. Selain itu, kami berharap komunitas yang telah
dibentuk sebagai upaya untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya terhindar dari
pencemaran lingkungan harus lebih diperhatikan oleh masyarakat, terlebih pemerintah.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Rukaesih. 2014. Kimia Lingkungan. Jakarta: ANDI Yogyakarta.


Chandra, Budiman. 2005. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC.
Fardiaz, Srikandi. 2007. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta: Kanisius.
Machdar, Izarul. 2018. Pengantar Pengendalian Pencemaran (Pencemaran Air, Pencemaran
Udara, dan Kebisingan). Yogyakarta: Deepublish.
Risjani, Yenni dan Sumampouw, Oksfriani Jufri. 2018. Indikator Pencemaran Lingkungan.
Yogyakarta: Deepublish.
UU Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982.
https://gudang-ilmu-arianto.blogspot.com/2013/05/makalah-pencemaran-laut_7.html?m=1
https://anggitamtull.wordpress.com/2013/07/12/makalah-pencemaran-lingkungan/
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai