KUNCI TATA LAKSANA PERIKANAN YANG BERTANGGUNG JAWAB
(CODE OF CONDUCT FOR RESPONSIBLE FISHERIES/CCRF)
SMK/MAK KELAS X TAHUN 2020–2021
KURIKULUM 2013
Bab 1
Uji Kompetensi
I.
1. Masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan
laut oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan laut tidak sesuai lagi dengan baku mutu
dan/atau fungsinya disebut pencemaran laut.
Jawaban: a
2. Kemampuan perairan untuk membersihkan diri
dari zat-zat atau bahan yang merugikan sehingga
kondisi sungai tersebut dapat kembali seperti
kondisi sebelumnya dapat diartikan sebagai self
purification.
Jawaban: b
3. Reboisasi bukan merupakan penyebab pencemaran
laut.
Jawaban: e
4. Salah satu sumber pencemaran laut menurut Marpol
73/78 sesuai dengan Annex, yaitu pencemaran oleh
minyak.
Jawaban: a
5. Natrium (Na) bukan bahan kimia yang merupakan
penyebab pencemaran lingkungan perairan laut.
Jawaban: e
6. Pencemaran laut adalah perubahan pada
lingkungan laut yang terjadi akibat dimasukkannya
oleh manusia secara langsung maupun tidak bahan-
bahan energi ke dalam lingkungan laut (termasuk
muara sungai) yang menghasilkan akibat buruknya
sehingga menimbulkan kerugian terhadap kekayaan
hayati. Hal tersebut merupakan pengertian
pencemaran laut yang dikemukakan oleh Mochtar
Kusumaatmadja.
Jawaban: b
7. Mengganggu kesehatan tubuh manusia bukan
dampak pencemaran laut yang merugikan.
Jawaban: c
8. Ikan tumbuh berkembang baik bukan merupakan
contoh dampak adanya pencemaran bahan timbal
(Pb).
Jawaban: c
9. Berikut penyebab terjadinya pencemaran laut
akibat dari aktivitas manusia.
1) Pembukaan lahan untuk pertanian.
2) Pengembangan perkotaan dan industri.
3) Penebangan kayu.
4) Penambangan di daerah tangkapan ikan.
5) Limbah rumah tangga.
Jawaban: a
10. Sumber pencemaran perairan pesisir biasa terdiri
dari limbah industri, limbah cair pemukiman disebut
sewage.
Jawaban: c
Kunci Tata Laksana Perikanan ... SMK/MAK Kelas X
11. GESAMP (Group of Expert on the Scientific Aspect of Marine
Pollution) ahli di bidang ilmu pencemaran lingkungan laut
menyatakan bahwa pencemaran didasarkan atas pengaruh pada:
• Kehidupan bila terakumulasi.
• Bahaya pada kesehatan manusia (bila tertelan).
Jawaban: e
12. Logam dinyatakan polutan atau pencemar yang sangat toksik
karena logam bersifat tidak dapat terurai.
Jawaban: d
13. Air raksa merupakan salah satu bahan yang dapat mencemari
lingkungan laut, seperti kematian pada organisme yang hidup
di dalam laut. Hal tersebut terjadi karena air raksa termasuk ke
dalam logam berat.
Jawaban: b
14. Para nelayan yang melakukan penangkapan ikan secara besar-
besaran menggunakan bahan peledak atau bahan berbahaya
lainnya akan membuat regenerasi ikan laut terganggu. Faktor
penyebab pencemaran tersebut biasa dikenal dengan sebutan
ekploitasi ikan.
Jawaban: e
15. Masalah pencemaran yang paling besar di banyak tempat di
Indonesia adalah limbah cair domestik dan industri.
Jawaban: b
16. Peraturan yang mengatur mengenai pengertian dari pencemaran
laut adalah Peraturan Pemerintah No.19 tahun 1999.
Jawaban: a
17. Dalam pencemaran laut dikenal dengan kata berikut environmental
impairment, yakni memiliki arti gangguan atau perusakan.
Jawaban: a
18. Pencemaran air laut yang digunakan sebagai indikator pencemaran
pesisir yang berasal atau bersumber dari pemukiman adalah
materi pencemar MBAS (Methylene Blue Active Substances).
Jawaban: c
19. Limbah cair rumah tangga yang dominan mencemari lingkungan
laut, yaitu detergen.
Jawaban: b
20. Bahaya yang larut dalam air laut sebesar 0,01 ppm akan
mengakibatkan kematian pada fitoplankton, Crustaceae, Molusca,
dan ikan-ikan adalah tembaga (Cu).
Jawaban: b
II.
1. Logam dinyatakan polutan atau pencemar yang sangat toksik
karena logam bersifat tidak dapat terurai, banyak bahan pencemar
logam yang digunakan oleh industri, seperti raksa (Hg), kromium
heksavalen (Cr (VI)), arsen (As), kadmium (Cd), tembaga (Cu),
timbal (Pb), seng (Zn), dan nikel (Ni). Bahan pencemar yang
berasal dari berbagai kegiatan industri, pertanian, rumah tangga di
daratan akhirnya dapat menimbulkan dampak negatif bukan saja
pada perairan sungai, tetapi juga perairan pesisir dan lautan.
Bahan-bahan cair yang merugikan berdasarkan GESAMP, yaitu:
a. Bahan-bahan yang mendatangkan bahaya terdiri
dari acrylonitrile, butyraldehide, carbon tetrachloride,
epichlorohydrin, ethylene, dichloride, phenol, dan
trichlorocthylene.
b. Bahan-bahan yang mendatangkan bahaya kecil terdiri
dari acetaldehyde, bunlene, cyclohexana, ethylbenzena,
monoisopro-pilamine, styrene, topcene, venylacetate, dan
xylene.
K-13 P464
1
 c. Bahan-bahan yang akan mendatangkan bahaya yang
tidak dapat dikenal terdiri dari acetone, butylacrylate,
isopentene, phosphoric acid, dan yellow.
2. - Pencemaran laut diartikan sebagai adanya kotoran atau
hasil buangan aktivitas makhluk hidup yang masuk ke
daerah laut. Pencemaran lingkungan laut merupakan
masalah yang dihadapi oleh masyarakat bangsa-
bangsa. Pengaruhnya dapat menjangkau seluruh
aktivitas manusia di laut dan karena sifat laut yang
berbeda dengan darat, maka masalah pencemaran
laut dapat memengaruhi semua negara pantai, baik
yang sedang berkembang maupun negara-negara
maju sehingga perlu disadari bahwa semua negara
pantai mempunyai kepentingan terhadap masalah
pencemaran laut.
- Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.19/1999,
pencemaran laut diartikan dengan masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau
komponen lain ke dalam lingkungan laut oleh kegiatan
manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan lingkungan laut tidak
sesuai lagi dengan baku mutu dan/atau fungsinya.
Pencemaran juga dapat diartikan sebagai bentuk
environmental impairment, yakni adanya gangguan,
perubahan, atau perusakan.
3. Faktor-faktor penyebab pencemaran laut di antaranya
sebagai berikut:
1) Pembuangan limbah industri
Pembuangan limbah di perairan adalah setiap
pembuangan limbah atau benda lain ke perairan, baik
berasal dari kapal maupun benda lain ke perairan, baik
berasal dari kapal maupun berupa kerangka kapal itu
sendiri, kecuali pembuangan yang berasal dari operasi
normal kapal.
Seperti sungai yang berisiko tercemar apabila
dijadikan tempat untuk membuang limbah industri, laut
juga demikian. Limbah pabrik yang langsung dialirkan
ke laut akan menyebabkan terjadinya pencemaran
pada air laut. Seperti yang kita tahu, limbah suatu
industri mengandung berbagai logam berbahaya,
seperti merkuri, arsenic, timbal, dan sebagainya.
2) Pertambangan di lepas pantai
Pencemaran laut juga bisa terjadi akibat adanya
aktivitas pertambangan lepas pantai. Ketika
pertambangan lepas pantai dilakukan, akan ada limbah
yang dihasilkan. Karena berada di tengah laut, satu-
satunya tempat pembuangan dari limbah tersebut
adalah di laut. Karena mendapat tumpahan minyak,
kondisi air laut akan berubah. Selain itu, limbah minyak
juga mengandung zat berbahaya yang cukup mudah
mematikan ekosistem ikan di laut. Tidak hanya ikan,
ekosistem terumbu karang juga bisa rusak dan musnah
ketika limbah pertambangan yang berupa minyak
dibuang ke laut.
3) Eutrofikasi
Eutrofikasi merupakan istilah yang merujuk pada suatu
kejadian di mana tumbuhan sejenis alga hidup dan
berkembang biak dengan cepat sehingga mendominasi
perairan. Karena alga merupakan tumbuhan yang
hidup dan bernapas dari oksigen, terjadi penipisan
kadar oksigen di laut. Penipisan kadar oksigen tersebut
pada akhirnya membuat anggota ekosistem lain kalah.
Dari aktivitas alga yang tidak normal, akhirnya imbas
yang terjadi adalah ketidakseimbangan ekosistem.
Pada umumnya, masalah seperti ini biasa terjadi di
kawasan muara yang merupakan pertemuan air tawar
dengan air laut.
4) Tumpukan sampah
Sampah tidak hanya menciptakan pencemaran di
area sungai. Sampah yang terbawa arus sungai bisa
bermuara di laut. Jika setiap hari volume sampah
K-13 P464
2 Kunci Tata Laksana Perikanan ... SMK/MAK Kelas X
yang mencemari laut meningkat, kehidupan biota
laut akan menjadi terganggu. Penyebab pencemaran
laut oleh sampah tidak hanya dari sejumlah sampah
yang terbawa arus sungai melewati muara. Sampah
yang ditinggalkan di pantai bisa terbawa ombak dan
menambah tingkat pencemaran di laut. Akan lebih
ringan dampaknya apabila sampah bisa diurai dengan
baik. Namun, sebagian sampah yang terbawa ke laut
merupakan sampah anorganik yang sulit diurai. Akibat
sampah tersebut, kondisi air laut menjadi kotor bahkan
berbau.
5) Eksploitasi ikan
Eksploitasi ikan merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan masalah pencemaran laut. Para
nelayan yang melakukan penangkapan ikan secara
besar-besaran menggunakan bahan peledak atau
bahan berbahaya lainnya akan membuat regenerasi
ikan laut terganggu. Karena itu, sebaiknya hindari
mengeksploitasi ikan dengan cara yang tidak dibenarkan
hanya demi meraup keuntungan. Bagaimanapun,
menjaga kelestarian demi keberlangsungan hidup
anggota ekosistem laut adalah yang paling diutamakan.
4. - Dampak yang timbul akibat pencemaran oleh berbagai
jenis polutan yang telah disebutkan sebelumnya
adalah sangat beragam. Ada beberapa polutan yang
dapat langsung meracuni kehidupan biologis. Ada pula
polutan yang menyerap banyak jumlah oksigen selama
proses dekomposisi. Ada polutan yang mendorong
tumbuhnya jenis-jenis binatang tertentu. Dan ada pula
polutan yang berakumulasi di dalam jaringan makanan
laut yang tidak dapat dihancurkan oleh sel-sel hidup
(bioaccumulation).
- Kondisi ini akan menyebabkan terganggunya
kelangsungan hidup biota yang ada di sekitarnya,
seperti sumber daya perikanan dan ekosistem pesisir
dan laut (mangrove, padang lamun, dan terumbu
karang) dan pada akhirnya akan berdampak luas
terhadap penurunan pendapatan masyarakat pesisir
yang menggantungkan hidupnya pada produktivitas
hayati di wilayah pesisir dan laut. Pencemaran yang
disebabkan oleh logam dapat mengubah struktur
komunitas perairan, jaringan makanan, tingkah laku,
efek fisiologi, genetik, dan resistensi.
5. Sumber-sumber pencemaran mеnurut MARPOL 73/78
sesuai dеngаn Annex уаng terdapat dalam MARPOL 73/78
аdаlаh ѕеbаgаі bеrіkut:
1. Pencemaran уаng disebabkan оlеh minyak.
2. Pencemaran уаng disebabkan zat cair beracun.
3. Pencemaran уаng disebabkan оlеh zat beracun dalam
kemasan.
4. Pencemaran оlеh kotoran (tinja).
5. Pencemaran оlеh sampah.
6. Pencemaran оlеh udara.
Bab 2
Uji Kompetensi
I.
1. Annex VII bukan bagian dari MARPOL 1973/1978 yang
memuat beberapa pencegahan polusi Annexes.
Jawaban: b
2. Suatu permasalahan yang ada di beberapa negara
membutuhkan penanganan yang serius dalam menjaga
wilayah maritimnya merupakan salah satu pengertian dari
polusi laut.
Jawaban: d
3. Salah satu organisasi yang memiliki tugas dalam
pengawasan pencemaran laut maupun penyelenggaraan
dalam bidang pelayaran adalah IMO.
Jawaban: b
4. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2006 2. Setiap bulan yang jika dimasukkan ke laut dapat
mengatur tentang perizinan pembuangan limbah ke laut. membahayakan kesehatan manusia, merusak sumber
Jawaban: d hayati dan kehidupan di laut.
5. Peraturan yang didalamnya mengatur tentang pengelolaan 3. Sewage (kotoran) ialah:
limbah di pelabuhan adalah Permen LH No. 05 Tahun • Air limbah dari toilet.
2009. • Air buangan dari ruangan medis.
Jawaban: a • Air buangan dari ruangan hewan hidup.
6. Buku catatan yang ditempatkan di atas kapal untuk • Air buangan yang bercampur dengan yang tersebut di
mencatat semua kegiatan menangani pembuangan sisa- atas.
sisa minyak serta campuran minyak dalam Annex I biasa 4. - Kapal baru, >400 GT,
disebut oil record book. - Kapal baru, <400 GT yang disertifikasi untuk
Jawaban: c mengangkut >15 orang,
7. Dalam peraturan MARPOL 1973/1978 dibagi dalam 3 (tiga) - Kapal lama, >400 GT, 5 tahun setelah diberlakukan
kategori berikut, yaitu salah satunya adalah peraturan Annex ini,
untuk mencegah terjadinya pencemaran. - Kapal lama, <400 GT yang disertifikasi untuk
Jawaban: b mengangkut >15 orang, 5 tahun setelah tanggal
8. Pencegahan pencemaran oleh bahan kimia beracun dalam diberlakukan Annex yang terlibat dalam pelayaran
bentuk curah terkandung dalam Annex II Marpol 73/78. internasional.
Jawaban: b 5. • Pada jarak 3 mil dari daratan terdekat, boleh dibuang
9. Dalam Annex IV, yang dinamakan segala jenis limbah sampah sisa-sisa makanan apabila telah dihancurkan
dari toilet kapal, tempat buangan air besar, air buangan dan dapat melewati saringan 26 mm.
dari ruang medis, tempat cuci tangan atau bak cucian, air • Pada jarak 12 mil dari daratan terdekat, boleh dibuang
buangan dari kotoran hewan hidup yang sedang dimuat, sisa-sisa makanan pada jarak 500 m dari platform,
dan air limbah yang bercampur dengan salah satu kotoran dengan syarat telah dihancurkan.
disebut kotoran (sewage). • Pada jarak >12 mil dari daratan terdekat, boleh dibuang
Jawaban: e kertas, kain gosok, metal, botol, dan sisa makanan.
10. Kapal baru, >500 gt bukan termasuk ke dalam ukuran kapal • Pada jarak >25 mil dari daratan terdekat, boleh dibuang
yang berlaku dalam Annex IV. dunnage, bahan-bahan tali dan packing yang terapung.
Jawaban: c
11. Sertifikat yang harus dimiliki pada setiap kapal yang Bab 3
mengangkut kotoran adalah ISPPCC. Uji Kompetensi
Jawaban: e I.
12. Daerah khusus yang dilarang membuang sampah adalah 1. Buangan yang berasal dari hasil eksplorasi produksi minyak,
Laut Tengah dan Teluk Persi pemeliharaan fasilitas produksi, fasilitas penyimpanan,
Jawaban: c pemrosesan, dan tangki penyimpanan minyak pada kapal
13. Dalam Annex V, kapal harus memiliki garbage record book laut adalah pencemaran limbah minyak.
dan biasanya ditulis oleh nakhoda. Jawaban: b
Jawaban: e 2. Sulit mengalami perombakan di alam, baik di air maupun
14. Semua jenis plastik, tali plasik, jaring plastik, kantong di darat merupakan sifat senyawa yang biasa disebut
plastik, nylon, dan sisa pembakaran plastik dari incinerator rekalsitran.
merupakan sampah (garbage). Jawaban: d
Jawaban: b 3. Berikut ini yang merupakan salah satu bentuk dari kotoran
15. Dalam Annex VI dalam Marpol 73/78 mengatur tentang minyak biasa disebut dengan sludge.
pencegahan pencemaran udara. Jawaban: b
Jawaban: c 4. Pembuangan limbah padat ke lautbukan merupakan
16. Record book oil bukan merupakan sertificate dan dokumen tumpahan minyak ke laut dari kapal.
yang harus ada di dalam kapal yang telah berlaku dalam Jawaban: d
Annex VI. 5. Hal yang menjadi penyebab terjadinya tumpahan minyak
Jawaban: d adalah sebagai berikut.
17. Sertifikat yang harus dimiliki jika kapal mengangkut sampah 1. Tumpahan minyak dari kapal yang terbakar.
adalah IAPPC. 2. Kandasnya kapal tanker.
Jawaban: a 3. Operasi kapal.
18. Peraturan tentang perlindungan dan pengelolaan 4. Bangunan lepas pantai.
lingkungan hidup tercantum dalam UU No. 32 tahun 2009. 5. Kilang minyak.
Jawaban: e Jawaban: e
19. Sampah yang tidak boleh dibuang ke laut menurut Annex V 6. Proses pemotongan badan kapal untuk menjadi besi tua
adalah semua jenis plastik. banyak dilakukan di Asia Tenggara disebut Scrapping.
Jawaban: c Jawaban: c
20. KepMen LH Nomor 45 Tahun 1996 berisi tentang program 7. Hal yang merupakan kerusakan mekanis sehingga terjadi
pantai lestari. tumpahan minyak di laut adalah sebagai berikut.
Jawaban: b 1) Kebocoran badan kapal.
2) Kerusakan selang muatan.
II. 3) Kerusakan sistem peralatan kapal.
1. • Laut Tengah Jawaban: b
• Laut Baltic 8. Faktor yang memengaruhi tingkat keparahan tumpahan
• Laut Hitam minyak adalah jenis kotoran hewan dan jenis bahan kimia.
• Laut Merah Jawaban: c
• Teluk Persi 9. Pencemaran tumpahan minyak yang paling banyak
• Laut Utara disebabkan dari sektor industri.
• Daerah Antartik Jawaban: a
• Daerah Caribia

K-13 P464
Kunci Tata Laksana Perikanan ... SMK/MAK Kelas X 3
10. Pencemaran tumpahan minyak menyebabkan dampak
yang menjadi perhatian bagi masyarakat. Dampak
pencemaran tersebut terbagi menjadi jangka pendek dan
panjang.
Jawaban: d
11. Limbah minyak merupakan bahan yang bersifat B3. B3
yang dimaksud adalah bahan berbahaya dan beracun.
Jawaban: e
12. Salah satu penyebab terjadinya tumpahan minyak adalah
proses perbaikan kapal yang berada di dekat dermaga
biasa dikenal dengan docking.
Jawaban: c
13. Air menjadi jernih bukan merupakan bahaya terjadinya
tumpahan minyak ke dalam perairan laut dapat
mengakibatkan terganggunya ekosistem maupun sumber
daya yang ada di dalamnya.
Jawaban: c
14. Batas toleransi minyak dalam perairan laut adalah 0,001–
0,01 ppm.
Jawaban: b
15. Lapisan minyak yang tergenang dapat menghalangi
masuknya sinar matahari sehingga dapat memengaruhi
proses respirasi dan rantai makanan.
Jawaban: a
16. Budidaya bukan merupakan dampak langsung yang terjadi
akibat adanya tumpahan minyak pada suatu organisme.
Jawaban: d
17. Dampak dari lepasnya crude oil di perairan lepas pantai
mengakibatkan limbah tersebut dapat tersebar tergantung
kepada gelombang air laut.
Jawaban: a
18. Salah satu cara menanggulangi pencemaran minyak
yaitu dengan suatu zat yang ditaburkan berfungsi untuk
menyerap minyak dari permukaan laut disebut absorbent.
Jawaban: e
19. Cara pembersihan minyak di permukaan laut dapat
menggunakan boom atau barrier yang tidak berombak
merupakan penanggulangan secara mekanik.
Jawaban: b
20. Buku catatan minyak yang memuat kegiatan bongkar muat
pada kapal biasa disebut oil record book.
Jawaban: d
II.
1. a. Minyak (oil) adalah minyak tanah dalam segala
bentu yang digunakan sebagai bahan bakar tenaga
penggerak/permesinan bantu dari kapal di mana
minyak diangkut.
b. Oil filtering equipment menurut aturan 16 (6) dan
(7) adalah suatu kombinasi dari alat pemisah yang
menghasilkan kandungan minyak < 15 ppm.
c. Oil / water inreface detector adalah suatu perlengkapan
untuk menentukan batas minyak/air sehingga
pembuangan dapat dihentikan sebelum batas tersebut
dicapai.
2. Pencemaran limbah minyak adalah buangan yang berasal
dari hasil eksplorasi produksi minyak, pemeliharaan
fasilitas produksi, fasilitas penyimpanan, pemrosesan, dan
tangki penyimpanan minyak pada kapal laut
3. • Akibat jangka pendek
Molekul hidrokarbon minyak dapat merusak membran
sel biota laut, mengakibatkan keluarnya cairan sel dan
berpenetrasinya bahan tersebut ke dalam sel. Berbagai
jenis udang dan ikan akan beraroma dan berbau
minyak sehingga menurun mutunya. Secara langsung
minyak menyebabkan kematian pada ikan karena
kekurangan oksigen, keracunan karbon dioksida, dan
keracunan langsung oleh bahan berbahaya.
• Akibat jangka panjang
Lebih banyak mengancam biota muda. Minyak di
dalam laut dapat termakan oleh biota laut. Sebagian
K-13 P464
4 Kunci Tata Laksana Perikanan ... SMK/MAK Kelas X
senyawa minyak dapat dikeluarkan bersama-sama
makanan, sedang sebagian lagi dapat terakumulasi
dalam senyawa lemak dan protein. Sifat akumulasi ini
dapat dipindahkan dari organisme satu ke organisme
lain melalui rantai makanan. Jadi, akumulasi minyak
di dalam zooplankton dapat berpindah ke ikan
pemangsanya. Demikian seterusnya bila ikan tersebut
dimakan ikan yang lebih besar, hewan-hewan laut
lainnya, dan bahkan manusia. Secara tidak langsung,
pencemaran laut akibat minyak mentah dengan
susunannya yang kompleks dapat membinasakan
kekayaan laut dan mengganggu kesuburan lumpur
di dasar laut. Ikan yang hidup di sekeliling laut akan
tercemar atau mati dan banyak pula yang bermigrasi
ke daerah lain.
4. Sumber penyebab terjadinya tumpahan minyak terjadi
karena beberapa faktor berikut.
• Tumpahan minyak berasal dari kapal yang telah
terbakar.
Tumpahan minyak di laut berasal dari kecelakaan
kapal tanker. Aktivitas lalu lintas tanker di lautan
menjadi potensi penting bagi pencemaran ekologi
maritim. Khususnya insiden-insiden kebocoran yang
kerap memuntahkan kandungan minyak dari tanker
sehingga terbuang ke laut, baik akibat kecelakaan
karena tabrakan antara sesama kapal maupun karena
terbentur karang atau gunung es.
• Adanya kebocoran pipa minyak yang ada di sekitar
perairan.
• Adanya kebocoran dari fasilitas pengolahan minyak
(kilang minyak).
• Kandasnya kapal tanker.
• Kecelakan kapal yang terjadi di sekitar perairan.
• Operasi kapal.
• Bangunan lepas pantai.
5. a) Akаn terjadi penguapan kira-kira di atas 20 sampai 24
jam, іnі tergantung dаrі angin, kondisi laut, dan jenis
minyak.
b) Oksidasi dan biodegradasi tergantung dаrі suhu dan
kadar garam di laut.
c) Penyebaran (spreading) kecepatannya tergantung dаrі
kepadatan relative (kadar lilin dan aspal).
Penilaian Akhir Semester 1
I.
1. Masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi,
dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan laut oleh
kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan laut tidak
sesuai lagi dengan baku mutu dan/atau fungsinya disebut
pencemaran laut.
Jawaban: a
2. Sumber pencemaran perairan pesisir biasa terdiri dari
limbah industri, limbah cair pemukiman disebut sewage.
Jawaban: c
3. Bahaya yang larut dalam air laut sebesar 0,01 ppm akan
mengakibatkan kematian pada fitoplankton, crustaceae,
molusca, dan ikan-ikan adalah tembaga (Cu).
Jawaban: b
4. Peternakan bukan merupakan kegiatan atau aktivitas di
laut yang berpotensi mencemari lingkungan pesisir dan
laut.
Jawaban: d
5. Batang kayu merupakan pencemar organik mudah urai.
Jawaban: a
6. Bahan kimia dibagi dalam empat kategori berdasarkan
derajat toksik dan kadar bahayanya. Kategori C adalah
kurang berbahaya.
Jawaban: c
7. Bahan-bahan yang menyebabkan oksigen yang terlarut
dalam air laut berkurang disebut oxygen depleting
substances.
Jawaban: a
8. Kejadian di mana tumbuhan sejenis alga hidup dan
berkembang biak dengan cepat sehingga mendominasi
perairan disebut eutrofikasi.
Jawaban: c
9. Media yang dapat dipakai sebagai indikator pencemaran
logam berat, yaitu air, sedimen, dan organisme hidup.
Jawaban: e
10. Tembaga yang larut dalam air laut sebesar 0,01 ppm tidak
akan mengakibatkan kematian pada kerbau.
Jawaban: b
11. Peraturan tentang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup tercantum dalam UU No. 32 tahun 2009.
Jawaban: e
12. Daerah khusus yang dilarang membuang sampah adalah
Laut Tengah dan Teluk Persi.
Jawaban: c
13. Dalam Annex IV, yang dinamakan segala jenis limbah
dari toilet kapal, tempat buangan air besar, air buangan
dari ruang medis, tempat cuci tangan atau bak cucian, air
buangan dari kotoran hewan hidup yang sedang dimuat,
dan air limbah yang bercampur dengan salah satu kotoran
disebut kotoran.
Jawaban: e
14. Peraturan-peraturan untuk pencegahan pencemaran
oleh zat-zat berbahaya yang diangkut melalui laut dalam
kemasan, atau peti, atau tangki jinjing, atau mobil tangki,
dan gerbong tangki diatur dalam MARPOL 1973/1978
Annex III.
Jawaban: c
15. Dalam Annex I, persyaratan peralatan yang harus ada di
kamar mesin, yaitu oil water separator.
Jawaban: a
16. Bahan kimia beracun yang berasal dari hasil pencucian
tangki, jika dibuang ke laut dapat menimbulkan bahaya
besar bagi sumber daya hayati atau kesehatan manusia
atau mengganggu kenyamanan atau pengguna lain di atas
laut. Contoh bahan kimia beracun dalam kategori ini, yaitu
diklorobenzena.
Jawaban: d
17. Cara membuang limbah kategori D adalah:
• Kapal sedang berlayar di luar daerah khusus.
• Kapal berada lebih dari 12 mil dari dengan kedalaman
tidak kurang dari 25 meter.
• Kecepatan kapal tidak kurang dari 7 knots bagi yang
bermesin dan 4 knot untuk yang digandeng.
Jawaban: c
18. kapal baru >507 GT bukan ukuran kapal yang diberlakukan
dalam Annex IV.
Jawaban: c
19. Kandungan belerang dari setiap bakan bakar yang dipakai
di kapal tidak boleh lebih dari 4,5% m/m.
Jawaban: a
20. Sertifikat yang harus dimiliki pada setiap kapal yang
mengangkut kotoran adalah ISPPCC.
Jawaban: e
21. Salah satu penyebab terjadinya tumpahan minyak adalah
proses perbaikan kapal yang berada di dekat dramaga
biasa dikenal dengan docking.
Jawaban: c
22. Batas toleransi minyak dalam perairan laut adalah
0,002–0,05 ppm.
Jawaban: a
23. Dalam bidang kimia, hidrokarbon adalah sebuah senyawa
yang terdiri dari unsur karbon dan hidrogen.
Jawaban: b
Kunci Tata Laksana Perikanan ... SMK/MAK Kelas X
24. Imidazol bukan senyawa yang terkandung dalam
hidrokarbon.
Jawaban: d
25. Hal yang merupakan kerusakan mekanis sehingga terjadi
tumpahan minyak di laut adalah:
• Kebocoran badan kapal.
• Kerusakan selang muatan.
• Kerusakan sistem peralatan kapal.
Jawaban: b
26. Dampak langsung terhadap organisme karena pencemaran
minyak di laut adalah lethal.
Jawaban: e
27. Suatu campuran 2.000 ton kalsium karbonat ditambahkan
dengan 1% sodium stearat pernah dicoba untuk
menenggelamkan 20.000 ton minyak.
Jawaban: b
28. Berikut ini yang bukan merupakan faktor yang berperan
dalam proses pencemaran minyak di laut adalah
penumpang.
Jawaban: e
29. Scrapping kapal adalah pemotongan kapal untuk menjadi
besi tua.
Jawaban: a
30. Faktor yang memengaruhi tingkat keparahan tumpahan
minyak adalah
• Jenis kotoran hewan
• Jenis bahan kimia
Jawaban: c
II.
1. • Pembuangan limbah industri
• Pertambangan di lepas pantai
• Eutrofikasi
• Tumpukan sampah
• Eksploitasi ikan
2. a) Kapal baru, >400 GT.
b) Kapal baru, <400 GT yang disertifikasi untuk
mengangkut >15 orang.
c) Kapal lama, >400 GT, 5 tahun setelah diberlakukan
Annex ini.
d) Kapal lama, <400 GT yang disertifikasi untuk
mengangkut >15 orang, 5 tahun setelah tanggal
diberlakukan Annex yang terlibat dalam pelayaran
internasional.
3. a) Akаn terjadi penguapan kira-kira di atas 20 sampai
24 jam, іnі tergantung dаrі angin, kondisi laut, dan jenis
minyak.
b) Oksidasi dan biodegradasi tergantung dаrі suhu dan
kadar garam di laut.
c) Penyebaran (spreading) kecepatannya tergantung dаrі
kepadatan relatif (kadar lilin dan aspal).
4. Karena alga merupakan tumbuhan yang hidup dan hanya
bernapas dari oksigen, terjadi penipisan kadar oksigen di
laut.
5. Air digunakan sebagai indikator pencemaran logam berat
karena memiliki ciri-ciri tertentu apabila sudah terjadi
pencemaran, seperti terdapat warna pada air, terdapat
bau aneh pada air, air mempunyai rasa, derajat keasaman
atau pH air tidak netral, terdapat perubahan pada suhu air,
terdapat endapan atau bahan terlarut, kelebihan jumlah
mikroorganisme, dan meningkatnya radioaktivitas air.
6. a. Karakterisik fisika minyak, khususnya specific gravity,
viskositas, dan trayek didih.
b. Komposisi dan karakteristik kimiawi minyak.
c. Kondisi meteorologi (sinar matahari (fotooksidasi),
kondisi oseanografi dan temperatur udara.
d. Karakteristik air laut (pH, specific gravity, arus,
temperatur, keberadaan bakteri, nutrien, dan oksigen
terlarut serta padatan tersuspensi).
K-13 P464
5
7. Penggunaan detergen secara besar-besaran juga
meningkatkan senyawa fosfat pada air yang merangsang
pertumbuhan ganggang. Pertumbuhan ganggang yang
tidak terkendali menyebabkan permukaan air tertutup
sehingga menghalangi masuknya cahaya matahari dan
mengakibatkan terhambatnya proses fotosintesis. Jika
tumbuhan air ini mati, akan terjadi proses pembusukan
yang menghabiskan persediaan oksigen dan pengendapan
bahan-bahan yang menyebabkan pendangkalan.
8. • Air raksa biasanya masuk ke dalam tubuh manusia
lewat pencernaan, baik melalui ikan maupun air itu
sendiri. Air raksa (Hg) dalam bentuk logam sebagian
besar dapat disekresikan, sisanya akan menumpuk
pada ginjal dan sistem saraf yang suatu saat akan
mengganggu bila akumulasinya makin banyak.
Keracunan raksa (Hg) mengakibatkan terganggunya
fungsi ginjal dan hati, terganggunya sistem enzim
dan mekanisme sintetik apabila berupa ikatan dengan
kelompok sulfur di dalam protein dan enzim. Raksa (Hg)
organik jenis metil merkuri dapat memasuki plasenta
dan merusak janin pada wanita hamil, mengganggu
saluran darah ke otak, serta menyebabkan kerusakan
otak.
• Kadmium (Cd) merupakan salah satu logam berat yang
bersifat racun dan merugikan bagi semua organisme
hidup, bahkan juga berbahaya untuk manusia. Dalam
perairan, apabila terdapat Cd dalam konsentrasi
tertentu dapat membunuh biota perairan. Biota-biota
yang tergolong bangsa udang-udangan (Crustacea)
akan mengalami kematian dalam selang waktu tertentu,
biota-biota perairan yang tergolong dalam Oligochaeta
akan mengalami kematian dalam selang waktu 24-96
jam bila di dalam badan perairan terlarut logam Cd atau
persenyawaannya dengan rentang konsentrasi antara
0,0028–4,6 ppm.
• Tembaga (Cu) yang larut dalam air laut sebesar
0,01 ppm akan mengakibatkan kematian pada
fitoplankton, crustaceae, molusca, dan ikan-ikan.
Kematian tersebut disebabkan oleh racun Cu yang
telah menghambat aktivitas enzim dalam pembelahan
fitoplankton. Molusca akan mati apabila kadar Cu
sebesar 0,16–0,5 ppm, dan sebesar 2,5–3,0 ppm
menyebabkan kematian pada ikan.
• Timbal (Pb) yang kadarnya tinggi mengakibatkan
bahaya bagi kehidupan biota laut. Salah satunya, yaitu
menyebabkan keracunan pada jenis ikan tertentu,
dapat membunuh ikan-ikan, dan crustacea akan
mengalami kematian, bila pada badan perairan di
mana biota terlarut Pb pada konsentrasi 2,75–49 ppm.
• Seng (Zn) dengan kadar tinggi sebesar 60 ppm akan
dapat mematikan embrio dan larva kerang. dan nikel
(Ni) bersifat racun terhadap organisme perairan. Nikel
juga dapat mengakibatkan terganggunya organisme di
perairan, dapat mematikan ikan maupun jenis kerang-
kerangan.
9. o Catatan penerimaan bahan bakar untuk 3 tahun.
o Sertifikat EIAPP, Technical Fle, dan Sertifikat IAPP.
o Record book of engine parameters.
o Operation Manual for inboard measurement and
monitoring methods.
o Operaion Manual for Vapour collecting system.
o Operation Manual for Shipboard Incinerator.
o Buku harian (log book).
10. Ekosistem pesisir dan laut (mangrove, delta sungai,
estuari, padang lamun, dan terumbu karang) memiliki
fungsi dan peran yang penting secara ekologis, ekonomi,
dan juga sosial budaya. Secara ekologi, ekosistem tersebut
merupakan daerah perkembang biakan, penyedia habitat
dan makanan untuk organisme dewasa serta mendukung
jejaring makanan (contoh input nutrient dari daun-daun mati)
bagi ekosistem ataupun habitat lain di sekitarnya. Tekanan
K-13 P464
6 Kunci Tata Laksana Perikanan ... SMK/MAK Kelas X
dari masuknya limbah B3 akan memengaruhi peruntukan
sistem-sistem tersebut, ditambah lagi vulnerabilitas dari
ekosistem-ekosistem tersebut sangat tinggi terhadap
bahan beracun berbahaya di samping natural attenuation
(dispertion and dilution) pada beberapa ekosistem, seperti
mangrove, estuari, padang lamun, dan daerah dangkal di
pantai relatif lebih lambat.
Bab 4
Uji Kompetensi
I.
1. Segala tindakan yang dilakukan secara cepat, tepat,
dan terpadu serta terkoordinasi untuk mengendalikan,
mengurangi, dan membersihkan tumpahan minyak
atau bahan cair beracun dari kapal ke perairan untuk
meminimalisasi kerugian masyarakat dan kerusakan
lingkungan laut merupakan salah satu pengertian dari
penanggulangan pencemaran dari kapal.
Jawaban: c
2. Salah satu peraturan yang berlaku dalam mengatur
tindakan penanggulangan pencemaran di lingkungan laut
dan perairan adalah Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun
2010.
Jawaban: d
3. Dalam melakukan pelaporan bahwa ada tindakan yang
dapat mencemari lingkungan laut, informasi yang harus
dimuat terdiri dari:
• Tanggal dan waktu kejadian
• Jenis pencemaran
• Kondisi cuaca
Jawaban: e
4. Dari gambar pada soal, pencemaran perairan tersebut
terjadi akibat adanya tumpahan oli.
Jawaban: c
5. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2006
telah ditetapkan bahwa Menteri Perhubungan selaku
Ketua Tim Nasional Penanggulangan Keadaan Darurat
Tumpahan Minyak di Laut terdapat beberapa tingkatan
yaitu Tier 1, 2, dan 3.
Jawaban: a
6. Salah satu upaya pembersihan atau penanggulangan dari
pencemaran tumpahan minyak di laut adalah dispersant.
Jawaban: c
7. Setiap pelabuhan yang dioperasikan wajib memenuhi
persyaratan untuk mencegah timbulnya pencemaran yang
bersumber dari kegiatan di pelabuhan termasuk di terminal
khusus. Kegiatan di pelabuhan termasuk di terminal khusus,
yaitu meliputi kegiatan kepelabuhanan, pembangunan,
perawatan, dan perbaikan kapal. Persyaratan tersebut
meliputi tersedianya fasilitas penampungan limbah dan
sampah.
Jawaban: b
8. Kasus penanggulangan pencemaran akibat meledaknya
Montara Wellhead Platform di Perairan Australia serta
kasus penanggulangan pencemaran dari kapal MT dan
Alyarmouk di Perairan Selat Singapura akibat tubrukan
dengan kapal MV merupakan kejadian yang pernah
ditangani oleh Tier 3.
Jawaban: a
9. Penyelam bukan pelaku maupun personel penanggulangan
pencemaran yang terdapat dalam peraturan pemerintah
Nomor 21 tahun 2010 berdasarkan tingkat kompetensinya.
Jawaban: b
10. Proses penguraian limbah organik/anorganik polutan
secara biologi dalam kondisi terkendali dengan tujuan
mengontrol, mereduksi, atau bahkan mereduksi bahan
pencemar dari lingkungan disebut bioremediasi.
Jawaban: c
11. Bahan-bahan zat penetral yang berfungsi untuk
menetralisasi atau menceraiberaikan/dispersi material
pencemaran minyak sangat tergantung dari:
• Jenis minyak dan kerapatan
• Kepekatan
• Kadar lilin dan aspal
Jawaban: e
12. Salah satu kesuksesan dalam upaya penanggulangan
pencemaran bahan berbahaya dan beracun di laut
Indonesia adalah politik hukum.
Jawaban: c
13. Salah satu langkah-langkah dalam penanggulangan
pencemaran, yaitu menerapkan pengelolaan lingkungan
berbasis masyarakat yang biasa disebut community based
management.
Jawaban: a
14. Pernyataan termasuk dalam pemulihan fungsi lingkungan
hidup agar lebih baik adalah sebagai berikut.
• Rehabilitasi (upaya pemulihan untuk mengembalikan
nilai, fungsi, dan manfaat dan upaya pencegahan
kerusakan lahan).
• Remediasi (upaya untuk memperbaiki mutu lingkungan
hidup).
• Restorasi (upaya pemulihan untuk dapat berfungsi
kembali).
Jawaban: d
15. Oil record bukan merupakan beberapa teknik
penanggulangan minyak yang telah ada.
Jawaban: e
16. Laut lepas bukan merupakan pembuangan limbah di
perairan yang tidak diperbolehkan di beberapa kawasan
berikut berdasarkan peraturan yang telah ditetapkan.
Jawaban: a
17. Dalam penanggulangan pencemaran di laut dapat
dilakukan beberapa pelatihan adalah:
• Komunikasi dan pelaporan
• Kering (table top exercise)
• Penggelaran peralatan (deployment equipment
exercise)
• Gabungan dan terpadu
Jawaban: c
18. Tangki khusus air balas yang sama sekali terpisah dari
tangki muatan minyak maupun tangki bahan bakar minyak
disebut Segregated Ballast Tanks (SBT).
Jawaban: b
19. Dalam melaksanakan kegiatan, pengusaha diwajibkan
mencegah dan menangulangi terjadinya gangguan dan/
atau pencemaran terhadap tata lingkungan hidup. Dalam
rangka mendapatkan izin usaha, pengusaha diwajibkan
untuk memasukkan, kecuali daftar hadir seluruh awak
kapal dengan syarat terdapat alat tangkap, alat bantu,
perbekalan, dan pembayaran retribusi pelabuhan.
Jawaban: c
20. Tindakan-tindakan penangulangan untuk membatasi,
membersihkan, serta meniadakan pencemaran oleh
bahan/zat yang berbahaya dicantumkan dalam rencana
keadaan darurat.
Jawaban: d
II.
1. Peraturan pencegahan pencemaran laut dari kapal tanker
meliputi:
• Pengadaan tangki balas terpisah (SBT) atau COW
pada ukuran kapal-kapal tertentu ditambah dengan
peralatan-peralatan tertentu.
• Batasan-batasan jumlah minyak yang dapat dibuang
ke laut.
• Daerah-daerah pembuangan minyak.
• Keharusan pelabuhan-pelabuhan, khususnya pelabuhan
muat untuk menyediakan tangki pembuangan slop (balas
kotor).
Kunci Tata Laksana Perikanan ... SMK/MAK Kelas X
2. • Penanganan secara kimia
Metode dengan menggunakan bahan kimia dispersan
yang bersifat racun. Dispersan menunjukkan hasil yang
sangat baik untuk membersihkan tumpahan minyak
dari tabrakan kapal tanker.
• Penanganan secara biologi
Merupakan penanganan dengan melakukan
bioremediasi, yaitu sebagai proses penguraian
limbah organik/anorganik polutan secara biologi
dalam kondisi terkendali dengan tujuan mengontrol,
mereduksi, atau bahkan mereduksi bahan pencemar
dari lingkungan. Kelebihan teknologi ini ditinjau dari
aspek komersial adalah relatif lebih ramah lingkungan,
biaya penanganan yang relatif lebih murah, dan
bersifat fleksibel. Teknik pengolahan limbah jenis B3
dengan bioremediasi ini umumnya menggunakan
mikroorganisme (khamir, fungi, dan bakteri) sebagai
agen bioremediator.
3. Penanggulangan pencemaran dari pengoperasian kapal
adalah segala tindakan yang dilakukan secara cepat, tepat,
dan terpadu serta terkoordinasi untuk mengendalikan,
mengurangi, dan membersihkan tumpahan minyak
atau bahan cair beracun dari kapal ke perairan untuk
meminimalisasi kerugian masyarakat dan kerusakan
lingkungan laut.
4. Untuk mengurangi jumlah limbah industri yang dihasilkan,
yaitu dengan melakukan moratorium tambang terutama
terhadap tambang besar, melakukan peninjauan ulang
terhadap kontrak karya, bahkan sampai pada tahap
menghentikan pendirian industri ekstratif yang mengeruk
SDA dan menghasilkan limbah yang besar dengan manfaat
yang tidak seberapa bagi rakyat.
5. Dalam melakukan pencegahan pencemaran, awak kapal
dengan jenis dan ukuran tertentu harus memastikan
beberapa hal berikut:
• Tersedianya buku catatan minyak untuk ruang mesin
dan buku catatan minyak untuk ruang muat bagi kapal
tangki minyak.
• Tersedianya tangki penampungan minyak kotor dengan
baik.
• Tersedianya manajemen pembuangan sampah dan
bak penampungan sampah.
• Jenis bahan bakar yang digunakan tidak merusak
lapisan ozon.
• Terpasangnya peralatan pencegahan pencemaran yang
berfungsi dengan baik untuk kapal dengan ukuran tertentu.
• Tersedianya tangki penampungan atau alat penghancur
kotoran untuk kapal dengan pelayar 15 orang atau lebih.
• Tersedianya sistem pengemasan, penandaan
(pelabelan), pendokumentasian yang baik, dan
penempatan muatan sesuai dengan tata cara dan
prosedur untuk kapal pengangkut bahan berbahaya
dalam bentuk kemasan.
• Tersedianya prosedur tetap penanggulangan
pencemaran.
• Tersedianya bahan kimia pengurai dan alat pelokalisir
minyak.
Bab 5
Uji Kompetensi
I.
1. Kapal dengan mesin penggerak utama 200 HP (dua ratus
horse power) atau lebih paling sedikit harus memiliki
peralatan pencegahan pencemaran oleh minyak adalah
kapal yang berukuran 100 GT.
Jawaban: a
2. Tangki penampungan minyak kotor (sludge tank) harus
dilengkapi pompa tertentu yang mampu membuang minyak
kotor dari tangki penampungan dan melalui langsung ke
sambungan pembuangan standar.
Jawaban: e
K-13 P464
7
3. Memudahkan penyaluran pembuangan dari sisa-sisa bilga
permesinan dan minyak dari tangki penampungan minyak
kotor (sludge tank) ke darat umumnya biasa disebut
connection.
Jawaban: b
4. Alat yang digunakan untuk memonitor dan mengontrol
pembuangan balas di kapal tanker yang disesuaikan
dengan peraturan adalah oil discharge monitoring.
Jawaban: a
5. Dalam pencegahan pencemaran yang bersumber dari
barang dan bahan berbahaya yang ada di kapal harus
memiliki berikut:
• Pengendalian anti teritip (Anti-Fouling System/AFS).
• Manajemen air balas di kapal (Ballast Water
Management/BWM).
• Standar daya tahan pelindung cat anti karat
(Performance Standard for Protective Coating/PSPC).
• Penutuhan kapal (ship recycling).
Jawaban: b
6. Buku catatan yang ditempatkan di atas kapal untuk
mencatat semua kegiatan menangani pembuangan sisa-
sisa minyak serta campuran minyak dalam Annex I biasa
disebut oil record book.
Jawaban: c
7. Peralatan yang dilengkapi dengan two way valve dan laser
detector, two way valve untuk mengatur mekanisme aliran
digerakkan oleh pneumatic sesuai perintah dari computer
laser detector berfungsi untuk mendeteksi konsentrasi
minyak adalah ballast skid.
Jawaban: b
8. Tempat di mana pipa hisap menembus discharge dari slop
tank/tangki muat untuk pengambilan contoh air sampling
biasa disebut sampling probe.
Jawaban: e
9. Peralatan dan perlengkapan pencucian tangki kapal
adalah:
1) blower
2) kompresor udara
3) detektor gas
4) pakaian tahan api dan perlengkapannya
5) masker gas
Jawaban: e
10. Setiap pelabuhan yang dioperasikan wajib memenuhi
persyaratan untuk mencegah timbulnya pencemaran yang
bersumber dari kegiatan di pelabuhan termasuk di terminal
khusus. Persyaratan tersebut meliputi tersedianya fasilitas
penampungan limbah.
Jawaban: c
11. Sertifikat yang harus dimiliki pada setiap kapal yang
mengangkut kotoran adalah ISPPCC.
Jawaban: e
12. Hal yang termasuk ke dalam struktur dan bagian dari oil
boom adalah:
• skirt
• float
• skimmer
Jawaban: c
13. Endapan dari bahan bakar atau minyak peIumas, limbah
minyak pelumas dari mesin utama atau bantu, atau
limbah minyak hasil pemisahan air bilga kapal, peralatan
penyaringan minyak atau sisa minyak yang ditampung
disebut minyak kotor.
Jawaban: c
14. Tipe oil boom yang menggunakan ruang udara sebagai
pelampungnya. Ruang udara ini dapat mengembang
dengan cara ditiup menggunakan peniup udara (air
blower) atau mengembang secara otomatis. Hal tersebut
merupakan tipe pelampung solid floatation boom.
Jawaban: b
K-13 P464
8 Kunci Tata Laksana Perikanan ... SMK/MAK Kelas X
15. Dalam kapal tangki untuk membersihkan sisa minyak
mentah yang tersisa dalam ruang muat dapat menggunakan
alat crude oil.
Jawaban: b
16. Record book oil bukan merupakan sertificate dan dokumen
yang harus ada di dalam kapal yang telah berlaku dalam
Annex VI.
Jawaban: d
17. Sertifikat yang harus dimiliki jika kapal mengangkut sampah
adalah IAPPC.
Jawaban: a
18. Sistem instalasi pembuangan minyak harus dilengkapi
dengan peralatan monitoring supaya kandungan minyak
tidak melebihi 15 ppm.
Jawaban: e
19. Tangki harus memiliki instalasi pipa pembuangan secara
khusus, pipa pembuangan ini dihubungkan dengan flens
pembuangan khusus yang mempunyai ukuran standar
international. Hal tersebut merupakan suatu sistem dari
pembuangan sisa minyak.
Jawaban: d
20. Suatu alat yang merupakan tungku pembakaran, selain
sebagai kelengkapan dari peralatan oily water separator
(OWS) atau sebagai alat pencegah pencemaran di luar
adalah incinerator.
Jawaban: c
II.
1. Pada pengoperasian harus dipastikan bahwa sistem pipa
berada pada posisi piping arangement dan sambungan
kabel untuk otomatis oil level controller sudah benar. Untuk
hal pertama adalah pengisian air laut di separation tank,
maka proses pemisahan minyak pada got berlangsung
dan segera dilakukan pembuangan. Limbah minyak yang
terdapat di pompa got mengalir ke dalam coarse separating
chamber melalui oily water inlet pada primary coloum dan
berputar-putar perlahan dalam ruangan pemutar yang
mana hasilnya banyak minyak mengalir ke oil collecting
chamber. Limbah minyak ini masuk ke line separating
chamber pada bagian tengah bufle plate ke water collecting
pipe melalui celah di antara pelat-pelat penangkap minyak,
dalam proses ini limbah minyak mengapung dan menempel
pada kedua sisi dari masing–masing plat penangkap,
minyak dan air sudah dipisahkan. Air yang sudah terpisah
mengalir pada lubang kecil pada water collecting pipe dan
ke secondary separation coloumn dengan cara melalui
tempat keluar air.
2. Sesuai dengan persyaratan, di kapal harus dilengkapi
dengan fasilitas untuk pembuangan sisa sisa minyak.
Peralatan ini juga harus disesuaikan dengan jumlah sisa
minyak yang dihasilkan.
• Incenerator, adalah suatu alat khusus untuk membakar
sisa minyak kotor yang dihasilkan dari OWS yang
sudah tidak dapat dipakai lagi.
• Boiler, jenis ketel bantu yang dapat membakar sisa
minyak.
• Tangki khusus yang dapat mencampur sisa minyak
dengan bahan bakar yang lain.
• Tangki khusus untuk menampung minyak kotor yang
kemudian akan dibuang ke darat.
• Tangki untuk menampung minyak kotor disebut sludge
tank, tangki ini merupakan tangki khusus yang tersedia
dikapal.
• Tangki ini harus secara jelas dan tepat penempatannya
(pada umumnya disekitar kamar mesin) serta memiliki
kapasitas yang mencukupi dan tercatat isinya setiap
saat.
• Tanki harus memiliki instalasi pipa pembuangan secara
khusus, pipa pembuangan ini dihubungkan dengan
flens pembuangan khusus yang mempunyai ukuran
standard international (standard discharge connection).
3. Prinsip pendeteksian sistem ODM
a. Sampling water
Dialirkan melalui detektor dideteksi sinar masuk = sinar
keluar.
b. Partikel minyak
Dideteksi, sinar keluar dengan dua. Segaris dengan
sinar masuk atau tidak segaris dengan sinar masuk.
c. Partikel minyak lagi dideteksi sinar keluar dari detektor
sama dengan sebelumnya hanya intensitasnya yang
berubah.
d. Partikel padat.
4. Peralatan dan sarana yang digunakan dalam pencegahan
dan penanggulangan pencemaran:
• Oil boom (melokalisasi tumpahan minyak).
• Skimmer (penghisap/penyedot minyak).
• Oil dispercant (zat kimia pelarut minyak).
• Oil bag (kantung minyak).
• Sorbent (penyerap).
• Sarana komunikasi (VHF, UHF, HF).
• Spaying unit.
• Tangki penampungan.
• Saw dust (serbuk gergajian).
• Incenerator.
• Portable pump.
• Cotion rags dan sebagainya.
5. • Telah dimurnikan/dibasmihamakan.
• Persyaratan operasional ”STP” (sewage treat plan).
• Hasil tes instalasi dituliskan dalam sertifikat ISSP
(1973).
• Aliran tidak menghasilkan bagian padat yang nampak
mengapung (harus dihancurkan).
• Kapal berada dalam perairan yuridiksi (teritorial)
suatu negara, pembuangan kotoran sesuai dengan
persyaratan negara tersebut.
• Bila kotoran dicampur dengan limbah yang memiliki
persyaratan pembuangan berbeda, maka persyaratan
akan lebih ketat.
• Dampak yang terkena dari pencemaran di laut.
• Dapat menimbulkan korban jiwa manusia.
• Dapat merusak ekosistem laut termasuk ikan, karung,
reptile.
• Berpengaruh erhadap ekonomi perdagangan, politik.
• Berpengaruh terhadap sektor pariwisata.
• kualitas lingkungan laut menurun.
Penilaian Akhir Semester 2
I.
1. Kemampuan perairan untuk membersihkan diri dari zat-
zat atau bahan yang merugikan sehingga kondisi sungai
tersebut dapat kembali seperti kondisi sebelumnya dapat
diartikan sebagai self purification.
Jawaban: c
2. Tempat di mana pipa hisap menembus discharge dari slop
tank/tangki muat untuk pengambilan contoh air sampling
biasa disebut sampling probe.
Jawaban: e
3. Peralatan dan perlengkapan pencucian tangki kapal
adalah:
1) blower
2) kompresor udara
3) detektor gas
4) pakaian tahan api dan perlengkapannya
5) masker gas
Jawaban: e
4. KepMen LH Nomor 45 Tahun 1996 berisi tentang program
pantai lestari.
Jawaban: d
5. record book oil bukan merupakan sertificate dan dokumen
yang harus ada di dalam kapal yang telah berlaku dalam
Annex VI.
Jawaban: a
Kunci Tata Laksana Perikanan ... SMK/MAK Kelas X
6. Semua jenis plastik, tali plasik, jaring plastik, kantong
plastik, nylon, dan sisa pembakaran plastik dari incinerator
merupakan sampah (garbage).
Jawaban: b
7. Dalam penanggulangan pencemaran di laut dapat
dilakukan beberapa pelatihan adalah:
• Komunikasi dan pelaporan
• Kering (table top exercise)
• Penggelaran peralatan (deployment equipment
exercise)
• Gabungan dan terpadu
Jawaban: e
8. Salah satu kesuksesan dalam upaya penanggulangan
pencemaran bahan berbahaya dan beracun di laut
Indonesia adalah politik hukum.
Jawaban: b
9. Kasus penanggulangan pencemaran akibat meledaknya
Montara Wellhead Platform di Perairan Australia serta
kasus penanggulangan pencemaran dari kapal MT dan
Alyarmouk di Perairan Selat Singapura akibat tubrukan
dengan kapal MV merupakan kejadian yang pernah
ditangani oleh tier 3.
Jawaban: d
10. Endapan dari bahan bakar atau minyak peIumas, limbah
minyak pelumas dari mesin utama atau bantu, atau
limbah minyak hasil pemisahan air bilga kapal, peralatan
penyaringan minyak atau sisa minyak yang ditampung
disebut minyak kotor.
Jawaban: e
11. Tempat di mana pipa hisap menembus discharge dari slop
tank/tangki muat untuk pengambilan contoh air sampling
biasa disebut sampling probe.
Jawaban: c
12. Pencemaran tumpahan minyak yang paling banyak
disebabkan dari sektor industri.
Jawaban: d
13. Proses pemotongan badan kapal untuk menjadi besi tua
banyak dilakukan di Asia Tenggara disebut scrapping.
Jawaban: a
14. Pencegahan pencemaran oleh bahan kimia beracun dalam
bentuk curah terkandung dalam Annex II Marpol 73/78.
Jawaban: d
15. Peraturan yang di dalamnya mengatur tentang pengelolaan
limbah di pelabuhan adalah Permen LH No. 05 Tahun 2009.
Jawaban: c
16. Suatu permasalahan yang ada di beberapa negara
membutuhkan penanganan yang serius dalam menjaga
wilayah maritimnya merupakan salah satu pengertian dari
polusi laut.
Jawaban: d
17. Masalah pencemaran yang paling besar di banyak tempat
di Indonesia adalah limbah cair domestik dan industri.
Jawaban: e
18. GESAMP (Group of Expert on the Scientific Aspect of
Marine Pollution) ahli di bidang ilmu pencemaran lingkungan
laut menyatakan bahwa pencemaran didasarkan atas
pengaruh pada:
• Kehidupan bila terakumulasi
• Bahaya pada kesehatan manusia (bila tertelan)
Merupakan hal yang termasuk ke dalam kelompok bahan-
bahan penyebab pencemaran.
Jawaban: b
19. Berikut ini penyebab terjadinya pencemaran laut.
1. Pembukaan lahan untuk pertanian.
2. Pengembangan perkotaan dan industri.
3. Penebangan kayu.
4. Penambangan di daerah tangkapan ikan.
5. Limbah rumah tangga.
Dari pernyataan di atas merupakan salah satu akibat dari
aktivitas manusia.
Jawaban: b
K-13 P464
9
20. Salah satu sumber pencemaran laut menurut Marpol 73/78
sesuai dengan Annex, yaitu pencemaran oleh minyak.
Jawaban: d
21. Penanggulangan oil spill dengan menggunakan peralatan
mekanik adalah penanganan secara fisika.
Jawaban: c
22. Zat untuk mengabsorb minyak disebut absorben.
Jawaban: a
23. Setiap awak kapal wajib mencegah dan menanggulangi
terjadinya pencemaran lingkungan yang bersumber dari
kapalnya. Hal itu diatur dalam PP Nomor 21 Tahun 2010
pasal 3.
Jawaban: a
24. Yang tidak termasuk usaha untuk menjaga dari pencemaran
laut, yaitu membuang puntung rokok ke laut saat berada di
kapal.
Jawaban: b
25. penumpang bukan merupakan pelaku maupun personel
penanggulangan pencemaran yang terdapat dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 yaitu
berdasarkan tingkat kompetensinya.
Jawaban: e
26. Pemisah air dan minyak yang dipasang di ruang mesin
dengan kadar pembuangan tidak melebihi 15 ppm dan
memiliki kapasitas minimum, yaitu 0,10 m3/jam untuk kapal
dengan mesin penggerak utama kurang dari 500 PK.
Jawaban: a
27. Peralatan pencegahan dan bahan penanggulangan
pencemaran untuk kapal dengan jenis dan ukuran tertentu
dalam PP Nomor 21 Tahun 2010 pasal 7, yaitu oil boom.
Jawaban: c
28. Absorben bukan bagian dari Oil Discharge Monitoring
(ODM).
Jawaban: d
29. Alat untuk mengukur jumlah air yang dibuang dan dipasang
pada pipa pembuangan dengan menggunakan jenis orifise
serta dipasang alat pengukur tekanan adalah flow meter.
Jawaban: d
30. Oil discharging monitoring adalah alat yang berfungsi untuk
mengontrol buangan sisa ke laut yang dilengkapi dengan
alat control.
Jawaban: e
II.
1. • Pada jarak 3 mil dari daratan terdekat, boleh dibuang
sampah sisa-sisa makanan apabila telah dihancurkan
dan dapat melewati saringan 26 mm.
• Pada jarak 12 mil dari daratan terdekat, boleh dibuang
sisa-sisa makanan pada jarak 500 m dari platform,
dengan syarat telah dihancurkan.
• Pada jarak >12 mil dari daratan terdekat, boleh dibuang
kertas, kain gosok, metal, botol, dan sisa makanan.
• Pada jarak >25 mil dari daratan terdekat, boleh dibuang
dunnage, bahan-bahan tali dan packing yang terapung.
2. - Pencemaran laut diartikan sebagai adanya kotoran atau
hasil buangan aktivitas makhluk hidup yang masuk ke
daerah laut. Pencemaran lingkungan laut merupakan
masalah yang dihadapi oleh masyarakat bangsa-
bangsa. Pengaruhnya dapat menjangkau seluruh
aktivitas manusia di laut dan karena sifat laut yang
berbeda dengan darat, maka masalah pencemaran
laut dapat memengaruhi semua negara pantai baik
yang sedang berkembang maupun negara-negara
maju sehingga perlu disadari bahwa semua negara
pantai mempunyai kepentingan terhadap masalah
pencemaran laut.
- Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.19/1999,
pencemaran laut diartikan dengan masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau
komponen lain ke dalam lingkungan laut oleh kegiatan
manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat
K-13 P464
10
tertentu yang menyebabkan lingkungan laut tidak
sesuai lagi dengan baku mutu dan/atau fungsinya.
Pencemaran juga dapat diartikan sebagai bentuk
environmental impairment, yakni adanya gangguan,
perubahan, atau perusakan.
3. Peraturan pencegahan pencemaran laut dari kapal tanker
meliputi:
• Pengadaan tangki balas terpisah (SBT) atau COW
pada ukuran kapal-kapal tertentu ditambah dengan
peralatan-peralatan tertentu.
• Batasan-batasan jumlah minyak yang dapat dibuang
ke laut.
• Daerah-daerah pembuangan minyak.
• Keharusan pelabuhan-pelabuhan, khususnya
pelabuhan muat untuk menyediakan tangki
pembuangan slop (balas kotor).
4. Penanggulangan pencemaran dari pengoperasian kapal
adalah segala tindakan yang dilakukan secara cepat, tepat,
dan terpadu serta terkoordinasi untuk mengendalikan,
mengurangi, dan membersihkan tumpahan minyak
atau bahan cair beracun dari kapal ke perairan untuk
meminimalisasi kerugian masyarakat dan kerusakan
lingkungan laut.
5. • Akibat jangka pendek
Molekul hidrokarbon minyak dapat merusak membran
sel biota laut, mengakibatkan keluarnya cairan sel dan
berpenetrasinya bahan tersebut ke dalam sel. Berbagai
jenis udang dan ikan akan beraroma dan berbau
minyak sehingga menurun mutunya. Secara langsung
minyak menyebabkan kematian pada ikan karena
kekurangan oksigen, keracunan karbon dioksida, dan
keracunan langsung oleh bahan berbahaya.
• Akibat jangka panjang
Lebih banyak mengancam biota muda. Minyak di dalam
laut dapat termakan oleh biota laut. Sebagian senyawa
minyak dapat dikeluarkan bersama-sama makanan,
sedang sebagian lagi dapat terakumulasi dalam
senyawa lemak dan protein. Sifat akumulasi ini dapat
dipindahkan dari organisme satu ke organisme lain
melalui rantai makanan. Jadi, akumulasi minyak di dalam
zooplankton dapat berpindah ke ikan pemangsanya.
Demikian seterusnya bila ikan tersebut dimakan ikan
yang lebih besar, hewan-hewan laut lainnya, dan
bahkan manusia. Secara tidak langsung, pencemaran
laut akibat minyak mentah dengan susunannya yang
kompleks dapat membinasakan kekayaan laut dan
mengganggu kesuburan lumpur di dasar laut. Ikan yang
hidup di sekeliling laut akan tercemar atau mati dan
banyak pula yang bermigrasi ke daerah lain.
6. Untuk mengurangi jumlah limbah industri yang dihasilkan,
yaitu dengan melakukan moratorium tambang terutama
terhadap tambang besar, melakukan peninjauan ulang
terhadap kontrak karya, bahkan sampai pada tahap
menghentikan pendirian industri ekstratif yang mengeruk
SDA dan menghasilkan limbah yang besar dengan manfaat
yang tidak seberapa bagi rakyat.
7. a. Menghilangkan minyak secara mekanik
Memakai bom atau barier. Pemakaian bom ini akan
baik pada laut yang tidak berombak, dan arusnya tidak
kuat (maksimum 1 knot). Juga tebal minyak yang tidak
melampaui tinggi bom.
b. Absorben
Zat untuk mengabsorb minyak, ditaburkan di atas
tumpahan minyak kemudian zat tersebut diangkut yang
berarti minyak akan turut terangkut bersamanya.
c. Menenggelamkan minyak
Suatu campuran 3.000 ton kalsium karbonat yang
ditambah dengan 1% natrium pernah dicoba dan
berhasil menenggelamkan 20.000 ton minyak. Setelah
14 bulan kemudian tidak lagi ditemui tanda-tanda
adanya minyak di dasar laut tersebut.
Kunci Tata Laksana Perikanan ... SMK/MAK Kelas X
 d. Dispersan
Fungsi dipersan adalah guna pencampuran dengan
2 komponen yang lain dan masuk ke lapisan minyak
kemudian membentuk emulsi. Stabilizer akan menjaga
polusi tadi tidak pecah. Dispersan ini menenggelamkan
minyak dari permukaan air. Keuntungan cara ini adalah
mempercepat hilangnya minyak dari permukaan dan
mempercepat proses penghancuran secara mikroba.
e. Pembakaran
Pembakaran minyak di atas laut umumnya sedikit
sekali dapat berhasil karena minyak yang terkandung
telah menguap secara cepat. Juga panas yang
dibutuhkan guna menahan api cepat sekali diserap
oleh air sehingga panas tidak cukup untuk mendukung
pembakaran tersebut. Banyak teknik baru yang
dikembangkan, contohnya adalah menaburkan zat-zat
ringan di atas lapisan minyak.
8. • Penanganan secara kimia
Metode dengan menggunakan bahan kimia dispersan
yang bersifat racun. Dispersan menunjukkan hasil yang
sangat baik untuk membersihkan tumpahan minyak
dari tabrakan kapal tanker.
• Penanganan secara biologi
Merupakan penanganan dengan melakukan
bioremediasi, yaitu sebagai proses penguraian
limbah organik/anorganik polutan secara biologi
dalam kondisi terkendali dengan tujuan mengontrol,
mereduksi, atau bahkan mereduksi bahan pencemar
dari lingkungan. Kelebihan teknologi ini ditinjau dari
aspek komersial adalah relatif lebih ramah lingkungan,
biaya penanganan yang relatif lebih murah, dan
bersifat fleksibel. Teknik pengolahan limbah jenis B3
dengan bioremediasi ini umumnya menggunakan
mikroorganisme (khamir, fungi, dan bakteri) sebagai
agen bioremediator.
9. • Sampling pump
Mengambil contoh air balas, air cucian tangki dari
pipa pembuangan dikirim melalui tabung detector, dan
sebagai tempat pembilasan pipa-pipa ODM dengan air
tawar, sebelum atau sesudah proses monitoring.
• Ballast skid
Peralatan ini dilengkapi dengan two way valve dan laser
detector, two way valve untuk mengatur mekanisme
aliran digerakkan oleh pneumatic sesuai perintah dari
computer laser detektor berfungsi untuk mendeteksi
konsentrasi minyak partikel padat untuk dikirim ke
computing unit.
• Optical/pneumatic cabinet
Terdapat peralatan laser generator, photo cell, susunan
valve pneumatic yang berfungsi untuk menangkap
sinar untuk diubah menjadi getaran arus listrik.
Kunci Tata Laksana Perikanan ... SMK/MAK Kelas X
• Control box
Menerima arus listrik dan mengubah data input untuk
computing unit yaitu oil discharge dan total jumlah oil
yang dibuang.
• Control panel
Merupakan computer unit mengakses data yang
masuk dan menyajikan dalam display tentang hasil
perhitungan dan data-data, serta dilengkapi keyboard
untuk memasukkan data secara manual.
• Sampling probe
Tempat pipa hisap menembus discharge dari slop tank/
tangki muat untuk pengambilan contoh air sampling.
• Flow meter
Alat untuk mengukur jumlah air yang dibuang
dan dipasang pada pipa pembuangan dengan
menggunakan jenis orifise serta dipasang alat
pengukur tekanan.
• Solenaide valve
Alat untuk mengatur buka/tutup valve buangan dengan
menggunakan angin dari compressor sebagai tenaga
penggerak, interlock sistem.
• Interface cabinet
Sebagai panel listrik, dan tempat sekering-sekering.
• Tangki freshwater
Penampungan air tawar sebagai pembilas pada
instalasi sampling.
10. Limbah minyak yang terdapat di pompa got mengalir ke
dalam coarse separating chamber melalui oily water inlet
pada primary coloum dan berputar-putar perlahan dalam
ruangan pemutar yang mana hasilnya banyak minyak
mengalir ke oil collecting chamber. Limbah minyak ini
masuk ke line separating chamber pada bagian tengah
bufle plate ke water collecting pipe melalui celah di
antara pelat-pelat penangkap minyak. Dalam proses ini
limbah minyak mengapung dan menempel pada kedua
sisi dari masing-masing plat penangkap, minyak dan air
sudah dipisahkan. Air yang sudah terpisah mengalir pada
lubang kecil pada water collecting pipe dan ke secondary
separation coloumn dengan cara melalui tempat keluar
air. Untuk minyak menempel pada pelat dari bentuk
gumpalan kecil menjadi gumpalan besar dan mengapung
dan mengalir ke bufle plate dan oil collecting chamber yang
dideteksi oleh detector pada automatic oil level controller,
jika jumlah minyak melampaui batas valve solenaide
pada separated oil outlet bekerja secara automatis untuk
membuka sesuai dengan tanda. Dan untuk udara dibuang
secara otomatis melalui air vent valve. Pemisahan di atas
adalah permisahan secara gravity dengan menggunakan
berat jenis minyak dan air.
K-13 P464
11