PENDAHULUAN
Kota pariaman adalah sebuah kota yang terletak di provisi sumatera barat,
permukaan laut dengan luas daratan 73,36 km2 dengan panjang pantai ± 12,7 km
serta luas perairan laut 282,69 km2 dengan 6 buah pulau kecil diantara nya pulau
ujung, pulau bando, pulau gosong, pulau tangah, pulau angso duo, dan pulau
konservasi penyu selain itu UPTD ini juga menjadi salah satu objek eko – wisata
konservasi dan penangkaran penyu dimana titik sampel yang diambil adalah di
Laut adalah kumpulan air asin yang sangat luas yang memisahkan benua
yang satu dengan benua yang lainnya, dan juga memisahkan pulau yang satu
dengan yang lainnya (Tahar, 2007). Laut adalah kumpulan air asin dalam jumlah
yang banyak dan luas yang menggenangi dan membagi daratan atas benua atau
pulau.
Laut adalah salah satu dari 17 tujuan dari Sustainable Development Goals
penampungan akhir dari segala jenis limbah air yang dihasilkan dari aktivitas
bahan yang terbawa oleh air dari daerah pertanian, limbah rumah tangga, sampah,
bahan buangan dari kapal, tumpahan minyak, dan bahan buangan lainya.
namun hal itu diabaikan oleh manusia karena laut memiliki volume air yang
cukup besar dan memiliki kemapuan untuk mengencerkan segala jenis zat yang
dirasa tidak akan menimbulkan dampak sama sekali. Terdapat suatu ekosistem
Kelestarian air laut apabila tercemar oleh zat-zat yang ditimbulkan oleh limbah
manusia secara terus-menerus dengan volume yang besar dalam konsentrasi yang
keseimbangan laut dapat berdampak pada kelestarian alam dan terjadi dampak
lain-lain penggunaan laut yang wajar, pemburukan dari kwalitas air laut dan
bentuk – bentuk pencemaran yang ada dilaut, baik dari limbah padat, logam berat,
pencemaran oleh limbah padat, logam berat, dan bahan organik dari sedimen serta
2.1. PKA
(Fajri, 2013).
1. Parameter Fisika
A. Suhu
Suhu air adalah parameter fisika yang dipengaruhi oleh kecerahabn dan
kedalaman. Air yang dangkal dan daya tembus cahaya matahari yang tinggi dapat
meningkatkan suhu perairan. Suhu suatu badan air dipengaruhi oleh musim,
lintang (attitude), waktu dalam air, sirkulasi udara, penutupan awan dan aliran air,
evaporasi, dan volansiasi. Peningkatan suhu ini disertai dengan penurunan kadar
respirasi ikan akan mengalami kerentanan terhadap penyakit pada suhu yang
kurang optimal. Fluktuasi suhu yang terlalu besar akan ikan stress yang dapat
B. Kecerahan
daya tembus cahaya matahari yang jauh ke dalam perairan begitu juga sebaliknya
(Erikarianto,2008). Menurut (Ariz,2012) kecerahan adalah jarak yang bisa
C. Kedalaman
akan masuk ke perairan dan ketersediaan oksigen diperairan tersebut, jika disuatu
perairan kekurangan cahaya masuk kedalamnya maka ikan tersebut akan stress.
2. Parameter kimia
A. pH
pH adalah suatu ukuran keasaman dan kadar alkali dari sebuah contoh cairan.
Kadar pH dinilai dengan ukuran antara 0-14. Sebagian besar persediaan air
memiliki pH antara 7,0-8,2 namun beberapa air memiliki pH di bawah 6,5 atau
diatas 9,5. Air dengan kadar pH yang tinggi pada umumnya mempunyai
konsentrasi alkali karbonat yang lebih tinggi. Alkali karbonat menimbulkan noda
(iCLEAN, 2007).
kehidupan jasad renik. Perairan asam akan kurang produktif, malah dapat
aktivitas naik dan selera makan akan berkurang. Hal ini sebaliknya terjadi pada
suasana basa. Atas dasar ini, maka usaha budidaya perairan akan berhasil baik
dalam air dengan pH 6,5 – 9.0 dan kisaran optimal adalah ph 7,5 – 8,7(Kordi dan
Andi,2009).
B. Oksigen terlalut / DO
paling kritis dalam budidaya ikan, oleh karena itu budidayawan ikan seharusnya
oksigen terlarut akan menurunkan atau bertambah kecil apabila tekanan atmosfir
(tekanan barometer) turun. Kelarutan oksigen dalam air juga bertambah kecil
kelarutan oksigen bertambah kecil kira-kira sekitar 0,008 mg/l untuk tiap
kenaikan salinitas sebesar 210 mg/l (Idris, 2013). Keberadaan oksigen terlarut ini
untuk kehidupan, antara lain pada proses respirasi dimana oksigen diperlukan
Meurut (Kordi dan Andi,2009) Oksigen yang diperlukan biota air untuk
pernafasannya harus terlarut dalam air. Oksigen merupakan salah satu faktor
C. Karbondioksida CO2
tumbuhan air renik maupun tinhkat tinggi untuk melakukan proses fotosintesis.
Andi, 2009). Adanya arus dan angin diduga menyebabkan bergerakny massa CO2
terlrut ini. Selain faktor cuaca seperti kecepatan angin, arah angin dan curah
Logam secara alami berasal dari kerak bumi. Proses pelapukan secara
kimiawi dan geokimiawi melepaskan berbagai unsur, salah satunya logam, yang
ada di kerak bumi ke dalam perairan. Dalam sistem skala periodik, dari 106 unsur
terdapat 94 unsur logam. Logam digolongkan ke dalam dua golongan yaitu logam
ringan dan logam berat. Menurut Darmono (1995), logam yang mempunyai berat
5 gram atau lebih untuk setiap cm3 atau setara dengan lima kali berat air disebut
logam berat.
Definisi logam berat menurut Murphy 1981 in Connell dan Gregory (1995)
didasarkan kepada gaya berat spesifik logam (lebih besar dari 4 atau 5), jumlah
atom unsur pada tabel periodik antara 22-34 dan 40-52 serta lantanida dan
aktinida dan tanggapan spesifik biokomiawi di dalam tubuh hewan dan tumbuhan.
Logam berat yang terdapat di perairan berasal dari proses erosi, buangan aktivitas
penyebab utama logam berat menjadi bahan pencemar berbahaya yaitu sifat
logam berat yang tidak dapat dihancurkan (non degradable) oleh makhluk hidup
serta logam berat dapat terakumulasi dalam sedimen sungai dan laut karena dapat
(Effendi, 2003).
dari konsentrasi logam dan air. Disamping itu sedimen mudah tersuspensi
karena pergerakan massa air yang akan melarutkan kembali logam yang
Timbal, kadmium dan merkuri merupakan logam berat yang mendapat perhatian
dampaknya pada sebagian besar orang karena sifat toksisitasnya yang tinggi.
Menurut Murtini et al. (2003), logam berat Hg, Cd dan Pb sangat berbahaya
karena bersifat biomagnifikasi yang artinya dapat terakumulasi dan tinggal dalam
jaringan tubuh organisme dalam jangka waktu lama sebagai racun terakumulasi.
gigi (Nordberg 2004). Logam Pb memiliki half-life yang relatif singkat di darah
yaitu 28 hari sedangkan untuk logam merkuri selama 45-70 hari (WHO 2008).
Lain halnya dengan logam Cd yang memiliki half-life relatif lebih lama yaitu 20
Alumunium (Al), Bismuth (Bi), Galium (Ga), Emas (Gold-Au), Litium (Li),
Platanium (Pt).
(Ba), Indium (In), Mangan (Mn), Perak (Silver-Ag), Telurium (Te), Timah
1. Kadmium (Cd)
Kadmium memiliki nomor atom 49, dengan berat atom 112,41 g/mol,
memiliki titik didih dan titik leleh masing-masing 765 ⁰C dan 320,9 ⁰C. Kadmium
Timbal atau sering disebut juga timah hitam dalam bahasa latin dikenal dengan
nama plumbum, disingkat dengan Pb. Menurut Darmono (1995) dan Fardiaz
bentuk.
c) Timbal dapat membentuk alloy dengan logam lainnya, dan alloy yang
d) Memiliki densitas yang tinggi dibanding logam lain; kecuali emas dan
e) Sifat kimia timbal menyebabkan logam ini dapat berfungsi sebagai pelindung
Bahan organik merupakan salah satu bagian penyusun sedimen atau substrat
perairan yang telah mati. Sumber penting bahan organik sebagian besar berasal
dari masukan dari daratan melalui aliran sungai. Hal ini menyebabkan di daerah
pesisir yang berdekatan dengan muara sungai, biasanya terdapat kandungan bahan
yang penting, yang sangat dibutuhkan oleh organisme laut. Melalui proses
dekomposisi oleh organisme pengurai, bahan organik di perairan akan dirombak
nutrient tersebut akan dipergunakan dalam proses produksi oleh produsen perairan
organik selain dari daratan juga merupakan hasil metabolisme organisme laut.
Proses produksi fitoplankton, rumput laut atau organisme laut lainnya merupakan
Bahan organik disuatu perairan lebih banyak terdapat dalam bentuk terlarut
disebabkan buangan dari rumah tangga, pertanian, industri, hujan, dan aliran air
sehingga akan meningkatkan pula kandungan unsur hara perairan dan sebaliknya
pada musim hujan akan terjadi penurunan karena adanya proses pengenceran
(Hadinafta, 2009)
akibat transportasi dari angin, air dan pengendapan langsung (Hadinafta, 2009).
pada perairan yang akan mengahasilkan material organik dan anorganik yang
manusia maupun binatang yang biasanya berbentuk padat dan secara umum sudah
dibuang, tidak bermanfaat dan tidak dibutuhkan lagi. Sampah secara sederhana
dapat diartikan sebagai sesuatu yang tidak dapat difungsikan lagi sebagaimana
sampah yaitu: (1) merupakan bahan sisa, baik bahan-bahan yang sudah tidak
digunakan lagi (barang bekas) maupun bahan yang sudah tidak diambil bagian
utamanya; (2) merupakan bahan yang sudah tidak ada harganya; (3) bahan
buangan yang tidak berguna dan banyak menimbulkan masalah pencemaran dan
diproses secara langsung atau tidak langsung, sengaja atau tidak sengaja, dibuang
atau ditinggalkan di dalam lingkungan laut (CSIRO, 2014). Marine debris pada
sampah laut sangat memprihatinkan yaitu 14 miliar ton sampah dibuang setiap
plastik akan mencemari lingkungan dan menjadi sampah laut (Wang.et al, 2016).
yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau
yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah
organik, misalnya sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran, kulit buah dan daun.
Sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari
proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan
aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh
alam, sedangkan sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang
sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol,
botol plastik, tas plastik, dan kaleng. Kertas, koran bekas dan karton merupakan
perkecualian. Berdasarkan asalnya, kertas, koran, dan karton termasuk sampah
organik. Tetapi karena kertas, karton dan koran dapat didaur ulang seperti sampah
anorganik lain (misalnya gelas, kaleng, dan plastik), maka dimasukan kedalam
Otley dan Ingham 2003, Edyvane et al 2004 dalam Cheshire and Adler, 2009).
ukuran yaitu :
permukaan perairan.
3. Meso-debris merupakan sampah laut yang berukuran >5 mm sampai < 2,5 cm.
dengan sedimen.
ukuran 0,33 sampai 5,0 mm. Sampah yang berukuran seperti ini sangat mudah
terbawa oleh arus, selain itu sangat berbahaya karena dapat dengan mudah
5. Nano-debris, merupakan jenis sampah laut yang ukurannya dibawah <1 µm.
sama halnya dengan Micro-debris sampah jenis ini sangat berbahaya karena
1. Wisata Pantai
satu faktor meningkatnya sampah laut. Hal ini dibarengi banyaknya pengunjung
seperti makanan, botol, puntung rokok, dan lain sebagainya. Sampah yang
dibuang nantinya terbawa arus laut dan selanjutnya meningkatkan jumlah dan
2. Nelayan
perairan laut. Hal ini dikarenakan banyaknya nelayan dengan sengaja membuang
alat tangkat yang tak terpakai di laut. Berdasarkan laporan NOAA (2015), bahwa
3. Daratan
di laut, hal ini dikarenakan sampah akan terbawa oleh aliran hujan yang
4. Industry
Plastik merupakan salah satu bahan baku yang sering digunakan dalam
adanya tanggung jawab terhadap sisa bahan baku, maka pada akhirnya plastik
sampel dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 17 november 2018 pukul 14.00
WIB – 17.00 WIB bertempat di UPTD. konservasi dan penangkaraan penyu kota
dilaksanakan pada hari Senin, 19 November 2018 pukul 10.00 WIB sampai
Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah sampel sedimen, sampel air
Sedangkan alat yang dipakai saat analisis data dilaboratorium adalah cawan
penguap, oven, nampan, penjepit, furnes, timbangan analitik, kain lap, sendok,
dan AAS.
sebagai berikut.
dengan masing – masing titik mengambil ± 500 gr sampel sedimen dengan cara
dilakukan di sepanjang perjalanan dari pantai Gandoria menuju pulau Angso Duo
dibagi dalam 6 titik setiap titik mengambil ± 250 ml air dengan cara diciduk
langsung dari atas perahu, sampel air yang diambil adalah sampel dibagian
1. Kecerahan
secchi disc. Adapun cara pengukuran nya adalah masukkan pinggang secchi disc
ke dalam perairan sampai jarak nya tidak tampak lagi, maka itu dikatakan dengan
jarak hilang. Lalu angkat tongkat secchi disc sampai namak pinggang secchi disc
disebut dengan jarak tampak, kemudian hasil dari jarak tampak dan jarak hilang
memegang tali penggantung nya kemudian tunggu beberapa menit sampai suhu
3. Ph
perairan, angkat lalu sedikit di angin – angin kan selanjutnya kertas ph tersebut
4. Salinitas
refractometer kemudian bersihkan dengan tissue. Setelah itu teteskan satu tetes air
yang dilakukan setelah kita mengukur salinitas adalah kalibrasi kembali alat yang
kita gunakan, agar alat tersebut tidak rusak saat digunakan kembali.
Analisis kandungan logam berat Cu, Pb, dan Zn menggunakan campuran udara
dan asitilen sebagai sumber energi, sedangkan panjang gelombang Cu (324,8 nm),
terlebih dahulu di destruksi. Adapun caranya adalah sengan mengambil air sampel
sebanyak 100ml kemudian di panaskan di hot plate(dengan suhu 100 C), hingga
volume sampel menjadi 20ml. selanjutnya ambil 1ml sampel dan pindahkakn ke
tabung reaksi tambahkan larutan HNO3. Setelah itu masukkan ke lemari asam
selama 1 jam dengan suhu awal 40 derajat celcius. Setelah satu jam kemudian
naikkan suhu dari 40 derajat celcius menjadi 140 selama 2 jam. Setelah di
mengambil sampel seberat 500 gram kemudian dikeringkan dalam oven pada
O
suhu 80-100 C sampai dicapai berat konstan. Sedimen yang telah kering
disaring dengan menggunakan saringan berukuran 63 mikron. Antara 0,5 dan 1,0
(AnalaR grade, R&M 65%) and HClO4 (AnalaR grade, R%M 70%) dengan
perbandingan 4:1, menggunakan”blok digester” pada suhu rendah (40 OC) selama
1 jam dan kemudian suhu dinaikkan menjadi 140 OC selama 3 jam. Setelah
No. 1 (untuk menghindari penyumbatan pipa kapiler pada saat analisis sampel
dengan AAS) dan disimpan dalam botol sampel. Selanjutnya larutan sampel
4. Hidupkan AAS
5. Nyalakan Komputer
- Icon Result-calib-manual-window-file
alat AAS)-close
sampe 1 dan seterusnya- tekan analize sampel dan seterusnya sampai habis
report.
- Icon calib(grafik)-file-print-grafik-enter
gelombang(AAS)-set up-close
- Matikan AAS.
3. Sampel dalam cawan dibakar dengan furnes pada suhu 5500C selama 15 –30
diantara kedua ujung tali tersebut pada batas pasang tertinggi dan surut
terendah.
3. Limbah padat yang ditemukan misalnya jenis metal, plastic, paper, dan glass
dalam plot tersubut diamati, dicatat jenisnya dan ditimbang berdasarkan jenis
nya.
persentasenya.
Keterangan:
(𝑑 − 𝑎) 𝑥 100%
𝑍𝑎𝑡 𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 =
𝐶
Keterangan:
C = Berat sampel
𝐵
A= 𝑥 100%
𝐶
Dengan :
Sedimen perairan yang mempunyai prosentase ukuran butir yang berbeda akan
sedimen yang mempunyai ukuran partikel yang lebih halus (dalam penelitian ini
prosentase lumpur lebih tinggi) akan diikuti dengan kenaikan jumlah bahan
1. Sampel sedimen dan Air yang diambil telah dianggap mewakili setiap
praktikum.
4.1. Hasil
konservasi penyu kota Pariaman dan juga analisis di laboratorium kimia laut.
Kondisi umum perairan pantai UPTD Konservasi penyu dan juga pulau
Angso Duo memiliki jenis pantai yang curam, emmiliki arus dan gelombang ynag
sangat kuat. Pengambilan sampel dilakukan di kawasan muara UPTD dan juga
pulau Angso Duo. Memiliki titik koordinat pada area muara UPTD yaitu
berpasir dimana pada kawasan UPTD pasir nya berwarna hitam sedangkan pada
Hasil data pengukuran kualitas air di muara pantai UPTD adalah sebagai
berikut :
Adapun hasil yang didapat dari analisis logam pada sedimen dan air yang
Adapun hasil yang didapatkan dari analisis bahan organik sedimen yang
2.5
2
Axis Title
0
0 0.2 0.4 0.6
Axis Title
4.2. Pembahasan