Anda di halaman 1dari 3

BAB II

LANDASAN TEORI
2.1 PENGERTIAN EKOSISTEM
Ekosistem adalah satuan fungsional dasar ekologi karena terdiri dari organisme biotik
maupun abiotik. Dari segi fungsional, ekosistem dapat dianalisir dari segi sirkuit-sirkuit
energi, rantai makanan, pola keanekaragaman dalam ruang dan waktu, daur makanan
(biogeokimia), perkembangan dan evolusi serta pengendalian (Odum, 1983)

2.2 EKOSISTEM PANTAI


Ekositem pantai merupakan ekosistem yang ada di wilayah perbatasan antara air laaut
dan daratan, yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik dari pantai
terdiri dari tumbuhan dan hewan yang tumbuh di pantai, sedangkan komponen abiotik pantai
terdiri dari gelombang pantai, arus,angin, pasir batuan, dan sebagainya. Istilah pantai sering
salah di artikan atau rancu dalam pemakaiannya dengan pesisir pantai dan pantai sendiri
(Soedjiran, 1985)
Ekosistem pantai meliputi:
1. formasi pes-caprae, yaitu vegetasi pantai yang sedang mengalami proses
peninggian
2. formasi barringtonia, yaitu vegetasi pantai yang sedang mengalami proses
pengikisan formasi
3. dunes
4. pantai yang berbatu-batu
5. hutan air payau

2.3 LAGUNA
laguna merupakan tubuh air dangkal di tepi pantai yang dihubungkan dengan laut oleh
alur sempit. Laguna merupakan tubuh perairan laut dangkal yang terletak diantara pulau
penghalang atau terumbu penghalang dengan daratan pantai. Laguna terbentuk dari proses
sedimentasi. Laguna berfungsi sebagai tempat berkumpulnya air untuk sementara jika pasang
air laut tinggi. Laguna juga bisa berfungsi sebagai peredam gelombang jika terjadi tsunami.
Laguna tersebut mengalami perubahan luas setiap tahunnya karena sedimentasi, pasang surut,
angin, gelombang dan arus sepanjang pantai, sehingga dipandang perlu untuk melakukan
pengamatan menggunakan parameter-parameter tersebut. (Setiyono ,1996)

2.4 MUARA
Muara sungai adalah bagian hilir dari sungai yang berhubungan dengan laut.
Permasalahan di muara sungai dapat ditinjau di bagian mulut sungai (river mouth) dan
estuari. Mulut sungai adalah bagian paling hilir dari muara sungai yang langsung bertemu
dengan laut. Sedang estuari adalah bagian dari sungai yang dipengaruhi pasang surut
(Triatmojo, 1999 : 277).

2.5 SUHU
Suhu merupakan salah satu faktor yang berpengaruh penting bagi kehidupan
organisme dilautan. Suhu mempengaruhi aktivitas metabolisme maupun perkembangan dari
organisme tersebut. Oleh karena itu banyak dijumpai bermacan-macam jenis hewan yang
terdapat di dunia. (hutabarat, 2012)
Suhu air di permukaan dipengaruhi oleh kondisi meteorologi seperti: curah hujan,
penguapan, kelembaban udara, suhu udara, kecepatan angin dan tensitasradiasi matahari
(Nontji, 2007)

2.6 PH
Derajat keasaman (pH) adalah nilai konsentrasi ion hidrogen dalam suatu larutan atau
jika dinyatakan secara matematis didefinisikan sebagai logaritma resiprokal ion hydrogen
(pH : log 1/H). Kemampuan air untuk mengikat atau melepaskan sejumlah ion H akan
menunjukkan apakah bersifat asam atau basa. Aspek yang diukur adalah kemampuan suatu
larutan dalam memberikan ion hydrogen. Nilai pH yang lebih rendah menunjukan keasaman
yang lebih tinggi. Apabila angka pH kurang dari 7 menunjukkan air bersuasana asam,
sedangkan jika lebih dari itu menunjukkan air dalam suasana basa. (Agustiawan, 2011: 13)

2.7 SALINITAS
Salinitas merupakan konsentrasi dari total ion yang terdapat di dalam perairan.
Pengertian salinitas air yang sangat mudah dipahami adalah jumlah kadar garam yang
terdapat pada 11 suatu perairan. Hal ini dikarenakan salinitas air ini merupakan gambaran
tentang padatan total didalam air setelah semua karbonat dikonversi menjadi oksida, semua
bromida dan iodida digantikan oleh khlorida dan semua bahan organik telah dioksidasi.
Satuan untuk pengukuran salinitas air adalah satuan gram per kilogram (ppt) atau permil (‰).
Nilai salinitas air untuk perairan tawar biasanya berkisar antara 0–0,5 ppt, perairan payau
biasanya berkisar antara 0,5–30 ppt (Salinitas air payau) dan salinitas perairan laut lebih dari
30 ppt (Johnson, 2005: 16-17). 2)
DAFTAR PUSTAKA
Odum, E.P. 1983. Dasar-dasar Ekologi. Edisi ketiga. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Soedjiran, R., dkk. 1987. Pengantar Ekologi. Remaja Karya. Bandung

Setiyono, R.T. dan Subandi.1996. Analisis heterosis dan daya gabung jagung. Penelitian
Pertanian Tanaman Pangan. 15 (1): 30-34.

Agustiawan. 2011. “Kualitas Air dan Jenis-Jenis Ikan yang Hidup Di Daerah Rithral Sungai
Khayangan Kalimantan Tengah”. Skripsi.  Jurusan Pendidikan Biologi. FMIPA: UNY

Nontiji, Anugerah. 2007. Laut Nusantara. Jakarta : Djambatan.

Bambang Triatmodjo, 1999, Teknik Pantai, Beta Offset, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai