1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
permukaan bumi yang secara permanen atau berkala digenangi oleh air.
rawa dan genangan air lainnya. Sekitar 75% dari permukaan bumi ditutupi
perairan. Ekologi perairan adalah hubungan timbal balik antara makhluk hidup
yang ada dalam perairan dengan lingkungan perairan tersebut. Air merupakan
kebutuhan mutlak bagi makhluk hidup, termasuk plankton, benthos dan nekton.
Sehingga jika suatu perairan terjaga ekologinya, maka makhluk hidupnya juga
perubahan. Air merupakan pelarut yang sangat baik, sehingga berbagai bahan
(kecuali yang memiliki sifat seperti lemak) akan mudah terlarut. Sifat air tersebut
perairan. Bukan hanya fisika-kimia yang berubah, bagian ekosistem perairan lain
pun akan terpengaruh oleh sifat air tersebut. Bagian ekosistem perairan yang
juga dapat mengalami perubahan adalah sedimen (dasar perairan) (Riani, 2012
penting dalam kehidupan setiap makhluk hidup. Dengan perannya, air akan
mempunyai kapasitas tertentu dan ini dapat berubah karena aktivitas alami
berjalan sesuai dengan fungsinya. Kualitas air sungai dapat menurun akibat
aktivitas manusia, seperti akibat kegiatan industri. Tidak sedikit masyarakat yang
seperti faktor biotik serta abiotik. Faktor abiotik berasal dri organisme mati.
lingkungan adalah faktor fisika salah satunya seperti kecerahan, suhu, arus dan
lain-lain.
perairan Sumberrawan.
2 Mengetahui hasil pengukuran parameter kimia yang mempengaruhi
perairan Sumberrawan.
3 Mengetahui hasil pengukuran parameter biologi yang mempengaruhi
perairan Sumberrawan.
4 Menentukan kualitas perairan sumberrawan berdasarkan hasil
3 Bagi peneliti atau lembaga ilmiah sebagai sumber informasi keilmuan dan
Malang.
4
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Ekologi Perairan
permukaan bumi yang secara permanen atau berkala digenangi oleh air.
rawa dan genangan air lainnya. Sekitar 75% dari permukaan bumi ditutupi
perairan, terutama perairan asin. Sedangkan sisanya adalah perairan tawar dan
perairan payau. Ekologi perairan adalah hubungan timbal balik antara makhluk
hidup yang ada dalam perairan dengan lingkungan perairan tersebut. Air
dan nekton.
Menurut Hermanto, et al. (2013), air tawar dapat dibedakan atas dua
golongan yaitu perairan menggenang atau lentik, misalnya: danau, kolam dan
rawa, dan perairan mengalir atau habitat lotik, misalnya mata air dan sungai. Air
plankton, benthos dan lainnya. Perairan lotik memiliki aliran tetapi aliranaliran
tersebut tidak memiliki peranan penting karena alirannya tidak besar dan tidak
mengalir (lotic waters) adalah mata air dan sungai. Aliran air pada perairan ini
biasanya terjadi karena perbedaan ketinggian tempat dari daerah yang lebih
Hampir seluruh permukaan bumi, kurang lebih 75% terdiri dari air. Air
sendiri memiliki berbagai jenis variasi mulai air tawar yang memiliki salinitas
rendah hingga air laut yang salinitasnya tinggi. Perairan air tawar berada pada
5
perairan aliran sungai hingga perbatasan bertemunya dengan air laut. Air
yang mengalir secara terus-menerus pada arah tertentu, sumber air tersebut
berasal dari tanah, air hujan dan air permukaan yang menjadi semakin besar,
bergabung dan akhirnya bermuara ke laut atau ke perairan terbuka yang luas.
Sungai juga merupakan habitat lotik, tempat aneka jenis ikan, mollusca,
termasuk gastropoda dan pelecypoda dan sebagian vermes (cacing) yang hidup
disebabkan oleh tinggi rendah dan halus kasar dasar sungai dan kedalaman
serta luas badan air. Sungai sebagai penampung dan penyalur air yang datang
dari daerah hulu atas, akan sangat terpengaruh oleh tata guna lahan dan
luasnya daerah aliran sungai, sehingga pengaruhnya akan terlihat pada kualitas
air sungai.
Menurut Effendi (2003) dalam Anggraini (2012), sungai dicirikan oleh arus
yang searah dan relatif kencang, dengan kecepatan berkisar antara 0,11,0
m/detik, serta sangat dipengaruhi oleh waktu, iklim dan pola drainase. Perairan
sungai biasanya terjadi percampuran massa air secara menyeluruh dan tidak
6
terbentuk stratifikasi vertikal kolom air pada perairan lentik (perairan tergenang).
Kecepatan arus, erosi, dan sedimentasi merupakan fenomena yang biasa terjadi
di sungai sehingga kehidupan flora dan fauna sangat dipengaruhi ketiga variable
dan perbedaan suhu air. Kecepatan arus dan pergerakan air sangat dipengaruhi
leh jenis bentang alam, jenis batuan dasar, dan curah hujan. Semakin rumit
bentang alam, semakin besar ukuran batuan dasar, dan semakin banyak curah
hujan, pergerakan semakin kuat dan kecepatan arus semakin cepat. Sedimen
sedimen dasar ini mempengaruhi karakteristik kimia air sungai, pergerakan air,
dan porositas dasar sungai. Sedimen dasar sungai dapat diklasifikasikan menjadi
batu kali (bedrock), bulder (boulder), kobel (cobble), pebel (pebble), kerikil
Sungai dapat diartikan sebagai saluran air yang berasal dari sumber mata
air yang terbentuk secara alamiah yang melalui saluran itu air dari darat
mengalir ke arah laut. Sungai memiliki panjang yg tidak terkira mulai dari
dataran tinggi sampai ke estuari . Sungai sendiri memiliki arus yang dapat
setiap organisme menetap pada badan sungai. Dibeberapa sungai ada yang
organisme dapat bertahan hidup menetap yang merupakan pribumi dari perairan
tersebut. Contoh salah satu organisme yang dapat bertahan hidup pada badan
Menurut Yadav, et al. (2013), kolam merupakan badan air yang relatif
dangkal. Kolam merupakan habitat yang potensial bagi tanaman dan hewan
makrokopis yang terdiri dari plankton, perifiton, nekton, neuston, benthos, ikan
7
bersirip dan kerang. Kolam umumnya merupakan ekosistem semi alami yang
dibangun manusia yang digunakan untuk menghentikan laju aliran air. Suhu
permukaan air erat tercemin dari suhu udara, hal ini berlaku terutama pada
danau dangkal atau kolam. Cahaya matahari juga dapat melampaui dasar kolam
yang dangkal.
ditandai oleh adanya bagian perairan yang tidak dalam yang kedalamannya tidak
lebih dari 4-5 meter. Ekosistem kolam ditandai oleh adanya bagian perairan yang
tidak dalam (dangkal). Kolam dapat terbentuk dari aliran air yang berpindah,
dapat dijumpai dikebanyakan daerah dengan curah hujan yang cukup. Kolam
banyak. Kolam dapat digunakan sebagai tempat bididaya ikan guna sebagai
sebagian tempat hidup atau habitat nya. Kolam memiliki sifat arus yang tenang
( tidak berarus) dan menggenangi suatu lapisan seperti tanah ataupun dinding
kolam. Cahaya matahari dapat menembus air hingga mencapai dasar kolam
yang dangkal. Suhu air kolam cerminan dari suhu udara sekitar kolam. Dapat
dikatakan suhu air pada kolam rata rata memiliki suhu yang relative sama
dengan udara di sekitarnya. Derajat keasaman pada air kolam mengikuti kondisi
antara air hujan, air permukaan, dan air bawah tanah (air tanah). Air yang
harusnya meresap sebagai infltrasi dan menjadi imbuhan bagi air tanah bila
genangan air bila tidak diarahkan masuk ke badan air. Siklus hidrologi
merupakan konsep dasar tentang keseimbangan air secara global di bumi. Siklus
ini juga menunjukkan semua hal yang berhubungan dengan air. Dengan
keseimbangan hidrologi.
menjelaskan keberadaan air di bumi akan selalu dalam jumlah yang tetap.
(ketersediaan air sedikit), di waktu yang sama, di daerah bumi yang lain jumlah
air akan melimpah. Contoh yang lain adalah lapisan es yang mengalami
pengikisan akan diimbangi dengan naiknya permukaan air laut. Siklus hidrologi
merupakan salah satu kunci dari siklus hidrologi ini. Siklus hidrologi dapat dilihat
pada gambar 1.
9
Siklus hidrologi merupakan siklus atau lebih jelasnya sirkulasi air dari
bumi dataran atau lautan yang naik ke atmosfer dan kembali lagi ke bumi atau
dataran tersebut yang berlangsung secara terus menerus tanpa henti. Siklus
bumi. Dengan adanya siklus ini, maka ketersediaan air di daratan bumi dapat
tetap terjaga. Dari adanya suatu siklus hidrologi maka air dapat berpindah dari
lau ke arah dataran tinggi yang nantinya akan mengalir melalui sungai. Proses
perjalanan air di daratan membentuk sistem Daerah Aliran Sungai (DAS). Jumlah
air di bumi secara keseluruhan relatif tetap dikarenakan adanya slaha satu faktor
seperti siklus hidrologi , tetapi yang menyebabkan keadaan fisik yang berubah
mempunyai peran yang sangat besar dalam ekosistem perairan, karena sebagai
dipengaruhi oleh ketersediaan cahaya dalam perairan atau tersebar dalam zona
eufotik. Kemampuan membentuk zat organik dari zat anorganik dalam perairan
produsen utama (primary producer) zat-zat organik dan zooplankton yang tidak
yang berperan besar dalam menjembatani transfer energi dari produsen primer
(fitoplankton) ke jasad hidup yang berada pada tropik level lebih tinggi (golongan
ikan dan udang). Zooplankton terutama dimangsa hewan karnivor yang lebih
besar sebagai produsen tersier. Proses ini akan berlangsung dari produsen
tingkat IV, tingkat V, dan seterusnya, yang dapat digambarkan dalam rantai
bahan kajian untuk mengetahui kualitas dan kesuburan suatu perairan yang
disebut sebagai rantai makanan (food chain). Pada daerah tropis yang banyak
terkena cahaya bulu babi memangsa rumput laut atau algae sebagai
makanannya. Rumput laut dalam hal ini berperan sebagai produsen primer yang
akan dimangsa oleh bulu babi tersebut. Selanjutnya siput atau sejenit molusca
yang lainnya memakan bulu babi tersebut. Bulu babi disini berkedudukan
sebagai produsen tingkat 1 atau utama. Hal tersebut merupakan salah satu
contoh dari rantai makanan. Konsep rantai makanan berperan penting dalam
dari komponen biotik dan abiotik yang berinteraksi melalui arus energi dan daur
hara. Bila interaksi keduanya terganggu maka akan terjadi perubahan yang
rumah tangga, pertanian, industri bila tidak dikelola dengan baik akan berdampak
negatif terhadap sumber daya air, yaitu menurunnya kualitas air. Kondisi ini dapat
bergantung pada sumber daya air. Konsentrasi klorofil di suatu perairan dapat
tingkat tropik.
lainnya. Daur energy tersalurkan melalui rantai makanan pada suatu ekosistem.
Dalam sebuah ekosistem perairan terdapat dua kelompok rantai makanan yang
yaitu rantai makanan grazing dan detrital. Kedua jenis rantai makanan tersebut
2.7.1. Fisika
Suhu atau temperature disuatu sungai akan berfluktuasi mengikuti aliran
air mulai dari hulu menuju hilir atau muara. Daerah hulu (rithal) mempunyai
fluktuasi tahunan akan semakin besar dan mencapai maksimum didaerah hilir
penaungan dan kondisi internal perairan seperti kekeruhan, kecepatan arus dan
akan meningkatkan laju metabolisme sebesar 2-3 kali lipat. Naiknya suhu
menyebabkan kelarutan oksigen dalam air menurun, sehingga organisme air sulit
untuk respirasi. Suhu udara yang baik untuk perkembangan organisme akuatik
kondisi yang menunjukan kemampuan cahaya untuk menembus lapisan air pada
kedalaman tertentu. Pada perairan alami kecerahan sangat penting karena erat
proses fotosintesa dan produksi primer dalam suatu perairan. Parameter fisika
yang berpengaruh lainnya adalah suhu yang memegang peranan penting dalam
berbagai proses kimia dan aktifitas biologi perairan. Perubahan suhu sangat
berpengaruh terhadap proses fisika, kimia, dan biologi badan air. Suhu juga
suhu. Fitoplankton sendiri dapat bertumbuh optimal pada tingkatan suhu 20-30C.
Disamping itu ada juga faktor fisika lain yang mempengaruhi kehidupan
Semakin optimal cahaya yang masuk kedalam perairan maka semakin optimal
2.7.2. Kimia
adalah pH, DO, BOD, COD, nitrat, dan salinitas. BOD merupakan banyaknya
pencemar organik menjadi karbondioksida (CO 2) dan air (H2O), sedangkan COD
secara kimiawi menjadi CO2 dan H2O. Tingginya nilai BOD dan COD yang
terkandung dalam air sungai, menunjukan banyaknya bahan organik yang dapat
14
seperti tumbuhan dan hewan yang telah mati, hasil buangan limbah domestik
dan industri. Kadar nitrat yang melebihi baku mutu merupakan gambaran dari
adanya pencemaran perairan oleh aktifitas manusia, sisa pupuk, dan tinja
tinggi nilai pH maka nilai alkalinitas semakin tinggi dan kadar karbondioksida
semakin rendah.
Menurut Nasim (2016), parameter kimia perairan antara lain pH, DO,
keasaman yang diukur dari jumlah ion hidrogen menggunakan rumus pH = - log
(H+). Konsentrasi gas oksigen sangat dipengaruhi oleh suhu, makin tinggi suhu,
makin berkurang tingkat kelarutan oksigen. Oksigen yang diperlukan biota air
untuk pernafasannya harus terlarut dalam air. Oksigen merupakan salah satu
yaitu DO, karbondioksida, pH, BOD, dan COD. DO adalah kandungan oxygen
yang terlarut didalam air, maka DO sangat lah penting untuk pernapasan
karbondioksida sendiri merupakan hasil difusi dari udara serta hasil dari proses
respirasi. pH adalah tingkat atau nilai keasaman pada suatu perairan. Semakin
2.7.3. Biologi
Menurut Nangin, et al. (2015), penurunan kualitas air sungai akan diikuti
dengan perubahan kondisi fisik, kimia dan biologis sungai. Perubahan yang
Makrozoobentos terdapat diseluruh badan sungai mulai dari hulu sampai ke hilir.
dasar perairan, yang memiliki pergerakan relatif lambat serta dapat hidup relatif
sungai.
Kondisi perairan tentunya tidak lepas dari faktor fisik, kimia, dan biologi
lingkungannya. Adanya interaksi antar faktor fisik dan kimia mempengaruhi faktor
bilogi uji organisme yang ada dilingkungan perairan. Biota yang memiliki
faktor biologi penentu kualitas lingkungan. Salah satu kelompok organisme yang
atau bahkan pada sedimen. Zoobentos tersebar luas dan terdiri atas organisme
Faktor biologi yang ada pada suatu perairan adalah adanya plankton
dikatakan perairan tersebut subur akan tetapi ada batasannya. Apa bila jumlah
maka akan menjadi kompetisi spesies fitoplankton di perairan tersebut. Selain itu
makanannya.
2.8.1. Fisika
meliputi kekeruhan, suhu, kandungan padatan terlarut, rasa, bau, warna dan
sebagainya. Parameter fisika yang biasa digunakan adalah suhu dan padatan
yang dapat meningkatkan kekeruhan air, tidak terlarut dan tidak dapat
regenerasi oksigen dalam proses fotosintesa. Jadi, parameter fisika yang biasa
kegiatan pemantauan perkembangan. Faktor fisika kolam ada dua yaitu suhu
dan kecerahan. Faktor fisika perairan perlu dilakukan untuk mengetahui sejauh
mana daya dukung kualitas air untuk kegiatan budidaya. Kisaran suhu untuk
kegiatan budidaya air tawar adalah deviasi 3 sedangkan toleransi suhu perairan
yang baik untuk menunjang pertumbuhan optimal dari beberapa ikan budidaya
air tawar seperti mas dan nila adalah 28C. Suhu mempunyai peranan penting
17
pada faktor biologis. Hal ini dicontohkan oleh adanya cahaya dengan daya
tembus atau penetrasinya. Semakin optimal cahaya menembus badan air maka
dan lainnya. Dari sini kita pelajarai bahwa setiap faktor saling mempengaruhi
2.8.2. Kimia
DO, Nitrat, Amoniak, Fosfat, dan BOD. pH yang ideal bagi kehidupan biota air
tawar adalah antara 6,8-8,5. Kisaran oksigen terlarut untuk kegiatan budidaya
ikan yaitu> 4mg/l. Pada siang hari oksigen dihasilkan melalui proses fotosintesa
sedangkan pada malam hari oksigen yang terbentuk akan digunakan kembali
oleh alga untuk proses metabolisme pada saat tidak ada cahaya. Kadar oksigen
maksimum terjadi pada sore hari dan minimum menjelang pagi hari.
yang diukur pada perairan kolam. Nilai pH pada perairan umumnya berkisar
antara 6.5 sampai 9.0. Nilai-nilai pH normal sekitar 6-8. Seperti yang kita ketahui,
siklus hidro-ekologis yang tentunya antara faktor lingkungan dan plankton saling
berinteraksi. Sifat plankton yang aerob akan mempengaruhi BOD dan COD yang
berada dalam perairan. Faktor lingkungan pada ekosistem air dalam kolam akan
Faktor kimia dalam perairan kolam ialah DO, pH, CO2, Alkalinitas, TOM,
buangan yang bersifat asam. Kandungan karbon dioksida yang optimal bagi
yang maksimal yaitu sebesar 8. Faktor kimia ini semua dapat dipengaruhi oleh
faktor fisika. Selain itu faktor kimia ini akan mempengaruhi keberadaan
2.8.3. Biologi
biologi dari ekosistem kolam. Perairan yang subur tentunya dapat mendukung
diantaranya unsur hara, kondisi cahaya, suhu, pH, serta pemangsaan oleh
perairan baik berupa perubahan pada kelimpahan jumlah jenis, maupun struktur
komunitas fitoplankton.
satu faktor biologis yang paling nerperan ialah plankton. Plankton sendiri dapat
berasal dri perairan kolam itu sendiri ataupun dri luar perairan kolam itu.
Kesetabilan suatu perairan kolam sendiri tergantung pada jumlah jenis plankton
19
pada perairan kolam itu. Kestabilan ekositem pada kolam juga dapat dipengaruhi
oleh organisme lain selain plankton. Semua yang tinggal didalam sebuah
2.9. Benthos
dapat dibedakan menjadi 3 yaitu makro bentos, meso bentos dan mikro bentos.
Hewan yang hidup didasar dan ukurannya 3-5 mm termasuk dalam makro
menentukan indikator kualitas perairan karna sifat bentos yang diam atau
menetap dan tidak banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan baik arus ataupun
gelombang.
Salah satu biota yang ekonomis penting adalah bentos. Bentos memiliki
sebaran atau distribusi yang sangat luas. Bentos adalah organisme yang hidup di
jenis bentos, akan diketahui berbagai jenis mahluk hidup yang ada di perairan
laut. Kehidupan bentos dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Adapun faktor
Bentos selama hidupnya menetap pada wilayah yang disebut zona bentik,
maupun dasar daerah tepian. Benthos berbeda dengan plankton yang hidupnya
20
arus. Berbeda dengan plankto yang hidupnya selalu dipengaruhi oleh arus.
Benthos hidup di dekat sedimen seperti lumpur atau pasir dan lainnya. Benthos
dapat beradaptasi pada tekanan air yang tinggi. Seluruh siklus hidup benthos
ada yang bersifat sesil, merayap maupun menggali lubang. Salah satu
makro bentos, meso bentos dan mikrobentos. Hewan yang hidup didasar dan
sebagian atau seluruh siklus hidupnya berada di dasar perairan, baik yang sesil,
kisaran toleransi yang luas akan memiliki penyebaran yang luas juga. Sebaliknya
sempit.
(epifauna) atau di dalam (infauna) substrat dasar. Bentos dibagi dalam tiga
adalah semua organisme bentos yang berukuran lebih besar dari 1,0 mm,
21
organisme bentos yang berukuran lebih kecil dari 0,1 mm. Makrozoobentos,
akuatik yang hidup maupun yang mati dan serasah yang masuk ke dalam
et al., 2013).
Benthos terdiri dari hewan dan tumbuhan. Benthos hidup di atas dasar
laun atau dibawah dasar laut. Wilayah yg ditempatti oleh benthos dinamakan
zona bentik. Zona bentik biasanya berada di daerah laut dengan kedalaman
200m. Daerah atau zona bentak sangat sedikit cahaya atau bahkan ada yang
tidak ada cahaya. Tetapi ada juga benthos yang dapat hidup didaerah dekat
pantai.
komponen dalam rantai makanan yakni sebagai konsumen pertama dan kedua.
Atau sebagai sumber makanan dari level trofik yang lebih tinggi seperti ikan.
besar menjadi potongan yang lebih kecil sehingga mikroba lebih mudah
menguraikannya.
menentukan indikator kualitas perairan. Karena sifat benthos yang diam atau
menetap dan tidak banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan, baik arus ataupun
22
mati. Bentos memiliki banyak jenis dengan daya adaptasi yang berbeda. Disetiap
perairan yang berbeda pasti jenis nya berbeda. Salahsatu penyebabnya yaitu
Menurut Sinyo dan Idris (2013), bentos adalah organisme yang hidup di
oleh berbagai macam faktor. Adapun faktor yang mempengaruhi yaitu tipe
Bintang ular. Indeks keanekaragaman ditentukan oleh dua faktor penting yaitu
jumlah individu dan jumlah individu dari masing-masing spesies sehingga jumlah
dibedakan menjadi tiga yaitu makro bentos, mesobentos dan mikrobentos. Pada
sworbyii, dan Imature tubuficids. Ke-4 genera ini termasuk dalam kelas
Oligochaeta dan jenis lain tidak ada maka mengindikasikan daerah tersebut
mulai tercermar.
,maka kita akan mengetahui berbagai jenis mahluk hidup yang ada di perairan
23
kita juga dapat mengetahui keadaan perairan dari nilai kualitas perairan . semua
ini disebabkan bentos merupakan salah satu indikator penting dari banyak
indikator lainnya seperti plankton dll. Dapat dikatakan juga semakin banyak jenis
spesies bentos pada suatu perairan. Maka bisa dikatakan semakin baik kondisi
perairan tersebut. berikut salah satu contoh bentos (Holothuria sp.). Holothuria
sendiri tidak bias hidup pada perairan yang keruh, ini menujukan kondisi
perariran tersebut bagus. Gambar jenis benthos dapat dilihat pada gambar 3.
1. Kelimpahan Jenis
Cara menghitung kelimpahan jenis sebagai berikut :
10000 x a
Dengan keterangan : K= b
K : Jumlah organisme makrozoobenthos (individu/m2)
2. Kelimpahan Relatif
24
R= x 100
N
Dengan keterangan :
R = Kelimpahan Relatif (%)
Ni = Jumlah individu dari spesies ke-I (individu)
N = Jumlah individu dari seluruh spesies (individu)
berikut :
Kl ( ind
m 3)
=a x
Dengan keterangan :
Ki = Kelimpahan jenis (individu/m3)
Ni = Jumlah individu dari spesies ke-I (individu)
stasiun dalam satuan kubik yang cukup banyak. Kelimpahan individu makro-
sungai berbedabeda. Ini semua dapat dipengaruhi juga dengan adanya arius
yang selalu mengalir. Suatu perairan yang sehat atau dapat dikatakan tidak
seimbang dari hampir semua spesies organisme yang ada. Sebaliknya suatu
25
perairan tercemar, penyebaran jumlah individu tidak merata dan cenderung ada
2.10. Perifiton
yang hidup di bawah permukaan air, sedikit bergerak, melekat pada batu-batu,
ranting, tanah atau substrat lainnya. Perifiton adalah campuran kompleks dari
menempel). Pada perairan lotik (mengalir) alga perifiton lebih berperan sebagai
selalu terbawa arus, sedangkan alga perifiton relatif tetap pada tempat hidupnya.
Alga perifiton juga penting sebagai makanan beberapa jenis invertebrata dan
ikan, karena perifiton relatif tidak bergerak, maka kelimpahan dan komposisi
habitatnya, dan substrat sebagai habitat perifiton juga ikut menentukan proses
berjenis hewan umumnya terdiri dari protozoa dan rotifera, sedangkan perifiton
yang berjenis tumbuhan terdiri dari mikroalga. Keberadaan protozoa dan rotifera
memiliki bagian penting dalam trophic level baik secara langsung ataupun tidak
26
langsung. Peranan ganda yang dimiliki perifiton dalam habitat makroalga adalah
penguraian dekomposer.
Perifiton adalah organisme yang melekat pada batang tumbuhan atau akar
tanaman yang bergerak lurus ke dasar laut. Perifiton memiliki beberapa tipe
substrat tergantung dari jenis inang yang dihinggapinya. Perifiton lebih sering
telihat melekat pada batuan sedimen, batang tumbuhan, hewan laut, atau
permukaan pasir. Bentuk perifiton menyerupai ganggang atau alga yang ada
pada dasar lautan.Terkadang perifiton sering terlihat seperti lumut kecil yang
Ciri-Ciri Perifiton
biologi yang baik untuk mengetahui tingkat pencemaran yang terjadi pada suatu
badan air. Perubahan kandungan senyawa kimia yang masuk ke dalam suatu
diatom perifiton. Peran penting diatom perifiton dapat dilihat dalam ekosistem
perairan, hal ini berhubungan dengan fungsi diatom perifiton sebagai produsen
atau pada permukaan tumbuhan air yang terpendam, tidak menembus substrat,
perifiton umumna terdiri dari alga mikroskopis yang menempel, baik satu sel
maupun alga benang terutama dari jenis diatom, jenis alga Conjugales,
organik dan anorganik. Perifiton hidup secara berkoloni yang menempel pada
subtrat. Parameter kualitas air pun menjadi faktor yang tidak kalah penting
apabila kualitas airnya optimal maka perifiton dapat hidup dengan stabil sehingga
indikator biologi yang baik untuk mengetahui tingkat pencemaran yang terjadi
pada suatu badan air. Fungsi diatom perifiton sebagai produsen dalam rantai
kualitas air. Parameter tersebut dipengaruhi oleh tata guna lahan dan intensitas
28
sebagai produsen atau penghasil energi utama selain plankton. Hal ini
relatif tetap pada tempat hidupnya. Karena hidupnya menempel pada substrat,
divisi yaitu (1) divisi Chrysophyta sebanyak 4 genus, (2) Divisi Chlorophyta 4
genus, (3) divisi Charophyta 1 genus dan (4) divisi Cyanophyta 2 genus
lebih banyak dari divisi lain. Hal ini dikarenakan umumnya divisi Chrysophyta
yang mendukung untuk pertumbuhannya. Pada perairan yang berarus 0.5-1 m/s
(Eichornia crassipes) ada 24 jenis yang terdiri dari 4 kelas yaitu Chlorophyceae
tinggi, sebaran individu dan kestabilan komunitas tinggi serta tidak ada individu
yang mendominasi. Secara umum kualitas air yang diukur masih mampu
konsentrasi fosfat 0,21-0,05 mg/l; kesuburan baik jika konsentrasi fosfat 0,05-
0,10 dan kesuburan sangat baik, konsentrasi fosfat 0,01-0,20 mg/l. Dengan nilai
kesuburan yaitu 0,06 maka secara umum perairan masih mampu mendukung
Pada suatu perairan terdapat 5 jenis kelas perifiton yang biasa hidup
permukaan substrat mulai dari yang alami dan buatan. Berdasar substrat
menempelnya, dibedakan atas perifiton tumbuh pada batu, perifiton tumbuh pada
permukaan sedimen, perifiton tumbuh pada batang dan daun tumbuhan dan
perifiton yang tumbuh pada hewan. Apabila indeks keragaman perifiton cukup
tumbuhan maupun hewan yang hidup menempel, bergerak bebas atau melekat
pada permukaan benda-benda yang ada di sungai seperti batu, kayu, batang-
batang tumbuhan air dan sebagainya. Karena perifiton relatif tidak bergerak
sedimentasi yang terjadi terutama dalam bentuk organik yang berpengaruh pada
dalam suatu perairan dengan perairan lainnya tidaklah sama. Beberapa faktor
yang mempengaruhi keadaan perifiton dalam suatu perairan adalah kondisi fisik,
T P
K= L x p x
(mm2), V adalah volume sampel pada botyol contoh (ml), v adalah volume
dikerik (cm2).
Salah satu biota yang rentan terhadap perubahan kualitas air adalah
perifiton. alah satu komunitas biota yang teradaptasi untuk dapat berkembang
penempel. perifiton pada umumnya berukuran mikro akan tetapi lebih besar dri
2.11. Plankton
melayang didalam air. Organisme ini mempunyai kemampuan gerak yang sangat
terbatas, sehingga sebaran organisme ini dipengaruhi oleh kondisi arus perairan.
pergerakan massa air dan kimia misalnya nutrien. Plankton dapat dibagi menjadi
perairan lainnya.
kontribusi lebih besar. Oleh karena itu, fitoplankton memiliki peran sebagai
produsen primer. Plankton sebagai sumber makanan bagi organisme yang hidup
di perairan.
dan mengikuti arus. Plankton sangat berperan sebagai produsen primer dan
adanya aus dan ombak. Terkadang penyebaran tidak merata faktor penyebabnya
ialah arus. Plankton juga sering digunakan sebagai tolok ukur kesuburan
perairan.
Ciri-Ciri Plankton
kalaupun ada sangat terbatas hingga organisme tersebut selalu terbawa arus.
dari dua kelompok besar, yaitu diatom dan dinoflagelata. Sedangkan zooplankton
terdiri dari bermacam larva dan bentuk dewasa yang mewakili hampir seluruh
filum hewan.
yang dapat menggambarkan kondisi suatu perairan. Salah satu ciri khas dari
organisme fitoplankton yaitu merupakan dasar dari mata rantai pakan di perairan.
karakteristik suatu perairan apakah berada dalam keadaan subur atau tidak.
oleh gerakan air. Fitoplankton dapat ditentukan di seluruh massa air mulai dari
dalam air. Plankton terbagi menjadi dua yaitu Fitoplankton dan zooplankton.
Fitoplankton merupakan salah satu jenis plankton tumbuhan atau nabati yang
beranekaragam dan terdiri dari bermacam larva dan bentuk dewasa yang
mewakili hampir seluruh filum hewan. Ada beberapa plankton yang memiliki
dalam perairan. Salah satunya plankton bersifat autotroph yaitu merubah unsur
hara anorganik menjadi organik. Selain itu plankton sebagai penghasil oksigen
dari proses fotosintesis. Plankton juga berperan sebagai sumber makanan yang
sangat mutlak bagi kehidupan makhluk hidup yang lebih tinggi tingkatannya.
dari rantai makanan dan disebut produsen primer. Plankton dapat membentuk
secara langsung oleh organisme lainnya. Selain itu plankton juga menghasilkan
secara langsung maupun tidak langsung merupakan faktor yang begitu penting
bagi kehidupan ikan dan segala macam biota yang hidup didalam air. Plankton
makanan yang pertama dalam siklus rantai makanan. Plankton dapat dibagi
menjadi dua golongan yaitu fitopankton terdiri dari tumbuhan yang bebas
macam ukuran. Macam ukuran plankton yaitu makroplankton (lebih besar dari 1
Menurut Jhon, et al. (2002) dalam Maresi, et al. (2015), disuatu perairan
sebagai indikator perairan yang tercemar. Jenis ini memiliki protective cyste yang
merupakan fase dari organisme uniseluler yang dilindungi oleh lapisan tebal
sehingga dapat bertahan hidup lebih lama pada kondisi yang tidak
perairan.
dua kelompok besar yaitu fitooplankton dan zoo plankton. Dimana fitooplanktonn
perairan dapat dijadikan sebagai ukuran apakah suatu lingkungan atau perairan
Kelimpahan fitoplankton akan mengalami peningkatan pada saat siang hari dan
sebagai berikut :
a v 1
N=n x x x
A vc V
Keterangan :
N = Kelimpahan plankton (sel/l
n = Jumlah plankton tercacah (sel)
a = Luas gelas penutup (mm2 )
v = Volume air terkonsentrasi (ml)
A = Luas satu lapangan pandang (mm2)
vc = Volume air di bawah gelas penutup (ml)
V = Volume air yang disaring (l)
sebagai salah satu dari parameter ekologi yang dapat menggambarkan kondisi
DAFTAR PUSTAKA
Agustira, R., K. S. Lubis dan Jamilah. 2013. Kajian karakteristik kimia air, fisika
air dan debit sungai pada kawasan DAS Padang akibat pembuangan
limbah tapioka. Jurnal Online Agroekoteknologi. 1(3): 615-625.
Anggraini, R. 2012. Kandungan Logam Air Sumur dan Air PDAM dengan Sistem
Pendeteksi Kelayakan Air Minum (Elektrolizer Air) di Kecamatan
Sumbersari. Skripsi. Jember: Fakultas Kedokteran Gigi. Universitas
Jember. 72 hlm.
Asriani, W. O., Emiyarti dan E. Ishak. 2013. Studi kualitas lingkungan di sekitar
pelabuhan bongkar muat nikel (Ni) dan hubungannya dengan struktur
komunitas makrozoobentos di Perairan Desa Motui Kabupaten Konawe
Utara. Jurnal Mina Laut Indonesia. 3(11): 22-35.
Fajri, N. E dan A. Kasry. 2013. Kualitas perairan muara sungai siak ditinjau dari
sifat fisik-kimia dan makrozoobentos. Berkala perikanan terubuk. 41(1):
37-52.
Hermanto, W., S. Nursinar dan Mulis. 2013. Struktur komunitas ikan di perairan
danau limboto desa Pentadio kecamatan Telaga Biru kabuoaten
Gorontalo. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. 1(3): 168-176.
Hermawan, A. T., Iskandar dan U. Subhan. 2012. Pengaruh padat tebar terhadap
kelangsungan hidup pertumbuhan lele dumbo (Clarias gariepinus Burch.)
di kolam kali Menir Indramayu. Jurnal Perikanan dan Kelautan. 3(3): 85-
93.
Imansyah, M. F. 2012. Studi umum permasalahan dan solusi DAS Citarum serta
analisis kebijakan pemerintah. Jurnal Sosioteknologi. 25(11): 17-31.
Karleskint, G., R. Turner, James, and W. Small. 2010. Marine Biology Third
Edition. Brooks Belomnt.
Maghfirah. 2015. Analisis Terumbu Karang Buatan (TKB) dalam Habitat Perifiton
Menggunakan Correspondence Analisis dan Detrended Correspondence
Analysis. Skripsi. Jember: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam. Universitas Jember. 29 hlm.
Nasim, Uddin. 2016. Pembuatan system aplikasi basis data kualitas air sungai
(Data Environmen) berbasis web di Kecamatan Weda Tengah.
Indonesian Journal on Networking and Security. 5(4): 19-28.
Sari, T. E. Y dan Usman. 2012. Studi parameter fisika dan kimia daerah
penangkapan ikan perairan selat asam kabupaten Kepulauan Meranti
Provinsi Riau. Jurnal Perikanan dan Kelautan. 17(1): 88-100.
Siagian, M. 2012. Kajian jenis dan kelimpahan perifiton pada eceng gondok
(Eichornia crassipes) di zona literal waduk Limbungan, Pesisir Rumbai,
Riau. Jurnal Akuatika. 3(2): 95-104.