Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

buDidAYA IKAN BAWAL

NAMA : TIKA NELLY


KELAS : IX 4

SMP NEGERI 1 LUBUK DALAM


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini
berjudul “Budidaya Ikan Bawal ” yang membahas tentang proses budidaya Ikan Bawal.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan mendidik
untuk perbaikan selanjutnya. Walaupun demikian penulis tetap berharap makalah ini dapat bermanfaat
bagi semua yang membacanya. Terima kasih.

Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara dengan potensi sumber kekayaan alam terbesar diseluruh
dunia, salah satunya dibidang kelautan dan perikanan, namun dari segi pemanfaatan belum
terlihat upaya maksimal dari masyarakat indonesia untuk mengoptimalkan sumberdaya
perikanan dan kelautan ini. Sektor kelautan dan perikanan mempunyai andil besar dalam
menciptakan ketahanan pangan lokal jika mampu dioptimalkan sebaik mungkin (Dahuri, 2006).

Potensi lahan perikanan budidaya secara nasional diperkirakan sebesar 17,74 juta Ha, yang
terdiri atas lahan budidaya air tawar 2,23 juta Ha, budidaya air payau 2,96 juta Ha dan budidaya
laut 12,55 juta Ha. Sedangkan pemanfaatannya hingga saat ini masing-masing baru mencapai
16,62 % untuk budidaya air tawar, 50,06 % untuk budidaya air payau dan 2,09 % untuk budidaya
laut. (Anonim, 2014)

Menurut Daryanto (2007), sumber daya pada sektor perikanan merupakan salah satu sumber
daya yang penting bagi hajat hidup masyarakat dan memiliki potensi dijadikan sebagai
penggerak utama (prime mover) ekonomi nasional. Hal ini didasari pada kenyataan bahwa
pertama, Indonesia memiliki sumber daya perikanan yang besar baik ditinjau dari kuantitas
maupun diversitas. Kedua, Industri di sektor perikanan memiliki keterkaitan dengan sektor-
sektor lainnya. Ketiga, Industri perikanan berbasis sumber daya nasional atau dikenal dengan
istilah national resources based industries, dan keempat Indonesia memiliki keunggulan
(comparative advantage) yang tinggi di sektor perikanan sebagaimana dicerminkan dari potensi
sumber daya yang ada.

Salah satu sektor yang perlu mendapatkan perhatian adalah sektor budidaya perikanan air tawar.
Saat ini budidaya perikanan air tawar telah muncul menjadi alternatif utama budidaya ikan di
masyarakat. Hal ini dapat terlihat dari peningkatan jumlah Rumah Tangga Pembudidayaan Ikan
(RTP) dari tahun-ke tahun dengan kenaikan rata-rata sebesar 5,32%. (Anonim, 2014)
Jenis-jenis ikan air tawar yang pada saat ini sudah dibudidayakan cukup banyak. Namun
demikian, masih terdapat berbagai jenis ikan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat, namun
belum populer dibudidayakan Hal ini karena informasi potensi dan peluang budidayanya masih
sangat sedikit. Perairan tawar (fresh water) dIndonesia memiliki potensi sangat besar untuk
dimanfaatkan sebagai lahan budidaya ikan air tawar. Jenis-jenis yang sudah umum
dibudidayakan, antara lain ikan nila, ikan tombro, lele, gurameh, tawes, dan ikan bawal. Jenis-
jenis ikan tersebut sudah secara luas dibudidayakan oleh masyarakat. Apabila dibandingkan
dengan luas perairan yang ada, hasil budidaya perikanan tawar di Indonesia masih belum
optimal. Budidaya ikan air tawar ini masih sangat potensial untuk dikembangkan (Cahyono,
2000)

Salah satu jenis ikan air tawar yang sangat digemari oleh masyarakat adalah ikan Bawal
(Colossoma macropomum).Ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum), merupakan ikan
introduksi yang berasal dari wilayah Amazon negara bagian Amerika Serikat. Di negara asalnya
ikan ini telah dibudidayakan secara luas karena mempunyai keunggulan seperti pertumbuhannya
cepat, nafsu makan yang baik dan relatif tahan terhadap penyakit. keunggulan yang lain,
merupakan salah satu komoditas ikan air tawar yang mempunyai nilai ekonomis tinggi baik
sebagai ikan konsumsi maupun ikan hias. Sebagai ikan konsumsi, ikan bawal air tawar memiliki
rasa daging enak dan gurih. Keistimewaan tersebut membuat banyak petani ikan
membudidayakan dan menjadi peluang usaha yang menjanjikan dalam usaha budidaya ikan
bawal air tawar (Arie, 2009). Informasi mengenai budidaya ikan bawal. sangat penting untuk di
ketahui, oleh karena itu, pada kesempatan kali ini, saya akan menyusun sebuah makalah
mengenai  budidaya ikan Bawal(Colossoma macropomum).

B. Tujuan Dan Manfaat


Adapun tujuan dan manfaat penyusunan makalah ini yaitu untuk mengetahui dan memberikan
informasi ilmiah mengenai kegiatan budidaya ikan Bawal (Colossoma macropomum).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Klasifikasi Ikan Bawal (Colossoma macropomum)
Menurut Bryner dalam Arie (2006), mengemukakan sistematika ikan bawalair tawar sebagai
berikut :
Filum   : Chordata
Sub filum  : Craniata
Kelas  : Pisces
Sub kelas  : Neopterygii
Ordo  : Cypriniformes
Sub ordo  : Cyprinoida
Famili  : Characidae
Genus  : Colossoma
Spesies  : Colossoma macropomum

B. Morfologi Ikan Bawal (Colossoma macropomum)


Ikan bawal air tawar mempunyai bentuk badan agak bulat pipih dan ukuran sisiknya kecil-kecil.
Bentuk kepalanya membulat dengan lubang hidung agak besar. Sirip dadanya terletak di bawah
tutup insang, sedangkan sirip perut dan sirip duburnya terpisah. Bagian ujung siripnya berwarna
kuning sampai merah, lalu punggungnya berwarna abu-abu tua. Bagian perut berwarna putih
abu-abu dan merah (Khairuman & Amri, 2008).
Morfologi ikan Bawal (Anonim, 2018)

C. Habitat Ikan Bawal (Colossoma macropomu)


Habitat asli ikan bawal air tawar hidup di perairan tawar, seperti danau, waduk, sungai, rawa,
serta dapat hidup dan berkembang biak di air payau. Selain itu, ikan bawal air tawar mempunyai
toleransi yang besar terhadap lingkungan yang kurang baik dibandingkan ikan air tawar lainnya.

D. Kebiasaan Makan Ikan Bawal (Colossoma macropomu)


Kebiasaan makan ikan bawal air tawar termasuk ke dalam kelompok ikan pemakan semuanya
(omnivora), tetapi ada pula yang menyebutkan bahwa ikan ini cenderung menjadi karnivora
(pemakan daging). Hal tersebut terlihat dari bentuk giginya yang tajam. Saat masih kecil, ikan ini
menyukai plankton serta tumbuhan air, namun setelah dewasa, selain pakan yang disebutkan
tadi, ikan ini juga memangsa hewan seperti ikan kecil, udang kecil atau serangga air. Apabila
dibudidayakan dikolam, bawal air tawar dapat diberi pakan alami dan pakan tambahan berupa
pakan buatan seperti pelet. Pakan yang baik adalah pakan yang mempunyai gizi seimbang, baik
protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Untuk itu, pelet yang diberikan sebagai pakan
tambahan adalah pelet komersial dengan kandungan protein 30-40% (Azam et al., 2010).

E. Budidaya Ikan Bawal(Colossoma macropomu)


1. Pembenihan Ikan Bawal (Colossoma macropomu)
Proses produksi pembenihan ikan bawal air tawar terdiri dari beberapa tahap yaitu persiapan
kolam, pemeliharaan induk, penjaringan dan seleksi induk, penyuntikan, pemijahan induk,
penetasan telur, pemeliharaan larva, pencegahan dan pengobatan penyakit, pemanenan larva dan
pengepakan. 

Persiapan Kolam
Ada beberapa tahap untuk mempersiapkan kolam induk, yaitu :
a. Pengeringan
Pengeringan dan penjemuran dasar kolam dengan bantuan sinar matahari ini bertujuan untuk
mengoksidasi bahan organik yang terkandung di dalam lumpur dasar tersebut menjadi mineral
(hara). Proses pengeringan tersebut berlangsung hingga tanah dasar kolam retak-retak, adanya
retak-retak pada dasar kolam memungkinkan udara (mengandung oksigen) dapat masuk ke
dalam lapisan tanah lumpur yang lebih dalam untuk mengoksidasi bahan organik di dalamnya.
Selain untuk oksidasi tanah dasar, pengeringan dan penjemuran ini dimaksudkan juga untuk
membunuh bakteri patogen dan membunuh telur dan benih organisme hama yang kelak bisa
menjadi kompetitor (penyaing makanan) atau predator ikan kultur. 
b. Pengapuran
Sarana produksi lainnya yang cukup penting adalah kapur. Pengapuran pada umumnya memiliki
beberapa tujuan, untuk meningkatkan pH tanah serta membunuh bakteri patogen dan organisme
hama (eradiksi). Kapur yangdigunakan pekerjaan ini adalah kapur pertanian (CaCo3), kapur
tohor (CaOH2) dan dolomit. Dosis yang digunakan tergantung pada kondisi pH tanah. Semakin
rendah pH tanah maka kebutuhan kapur untuk pengapuran semakin banyak
c. Pemupukan
Pupuk adalah bahan yang digunakan untuk menyuburkan air kolam. Pemupukan bertujuan untuk
meningkatkan kandungan hara bagi kebutuhan fitoplankton untuk berfotosintesis. Kolam yang
subur akan banyak mengandung pakan alami yang bermacam-macam jenisnya dan beragam
ukurannya. Salah satu cara untuk menyuburkan kolam adalah dengan mengadakan pemupukan,
pupuk yang digunakan biasanya pupuk organik (kotoran ayam dan ternak lainnya, kompos) dan
anorganik (urea, TSP, NPK, KCL). Pupuk organik yang diberikan ke kolam harus diurai terlebih
dahulu oleh bakteri sebelum haranya dimanfaatkanoleh fitoplankton sehingga berpotensi
menurunkan kandungan oksigen terlarut air kolam.

Pemeliharaan Induk
Pemeliharaan induk bertujuan untuk menumbuhkan dan mematangkan gonad (sel telur dan
sperma) ikan. Penumbuhan dan pematangan gonad ikan dapat dipacu melalui pendekatan
lingkungan, pakan dan hormonal. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang sangat penting dari
pembenihan. Karena pemeliharaan induk akan mempengaruhi daya tetes telur bawal yang akan
dipijahkan.

Penjaringan dan Seleksi Induk


Penjaringan dan seleksi induk dilakukan langsung di dalam kolam pemeliharaan induk. Ciri-ciri
induk betina yang baik untuk dipijahkan adalah perut ikan yang buncit dan kelamin ikan yang
berwarna kemerahan. Penyeleksian atau pemilihan induk jantan hasil penjaringan dilakukan
dengan memeriksa dan memencet perlahan di alat kelamin agar keluar cairan sperma berwarna
putih susu, jika sperma keluar maka ikan tersebut siap untuk dipijahkan. Perbandingan seleksi
induk ikan jantan untuk pemijahan adalah tiga ekor untuk setiap satu induk ikan betina. 
Tujuan kegiatan seleksi induk dilakukan untuk mendapatkan induk betina yang matang telur dan
siap untuk dipijahkan. Seleksi induk dilakukan dengan cara pemeriksaan kondisi telur induk
dengan selang kateter, yaitu selang kecil berdiameter 3 mm yang akan dimasukaan ke dalam
lubang kelamin induk betinauntuk diambil beberapa telurnya yang akan diperiksa. Telur yang
baik adalah warna telur kebiruan dan sedikit lengket jika dipegang. 
Penyuntikan 
Penyuntikan merupakan kegiatan memasukkan hormon perangsang ke dalam induk dengan
menggunakan alat suntik. Penyuntikan bertujuan untuk merangsang kematangan gonad.Hormon
untuk perangsang pemijahan antara lain golongan gonadotropin, LHRH-a dan steroid. LHRH
(luteinizing hormone releasing hormone) adalah hormon dari golongan protein yang dihasilkan
oleh hipotalamus seperti Hipofisa dan Ovaprim.

Pemijahan Induk
Pemijahan induk adalah proses pembuahan telur oleh sperma. Pemijahan dapat secara alami.
Menurut Sunarma (2004), pemijahan alami dilakukan dengan cara memilih induk  jantan  dan
induk betina yang  benar-benar  matang gonad kemudian dipijahkan secara alami dalam 
bak/wadah pemijahan dengan pemberian kakaban. Pemijahan dengan perbandingan 1 indukan
betina dengan 3 indukan jantan.

Seleksi &Penetasan Telur


Kakaban kemudian dipindahkan ke wadah penetasan yang telah di siapkan dan ditreatmen wadah
serta airnya. Telur-telur yang tidak dibuahi warna kuning susu dan tidak akan menetas serta akan
membusuk. Telur-telur yang dibuahi terlihat kuning transparan dan akan menetas.Penetasan
telur-telur menjadi larva ikan bawal air tawar biasanya dalam waktu 16-24 jam.

Pemeliharaan Larva
Pemeliharaan larva adalah kegiatan untuk merawat telur-telur yang baru menetas (larva) sampai
siap untuk di masukkan ke tempat pemeliharaan. Yang dilakukan dalam proses pemeliharaan
larva yaitu pemeliharaan dan pengontrolan larva, penyiponan dan penggantian air akuarium larva
dan pemberian pakan artemia.

Air pemeliharaan larva perlu dijaga kualitasnya agar derajat kehidupan tinggi dan bebas dari
penyakit. Parameter kualitas air yang perlu diperhatikan yaitu suhu dengan kisaran 28-30ºC, pH
6,5-7,5 , DO lebih dari 3 ppm.
Pendederan
Larva ditebar pada pagi hari dengan kepadatan 50-100 ekor/m2. Setiap hari diberi pakan alami
sampai larva siap diberikan pakan tambahan berupa pellet5% dari berat tubuh dengan frekuensi
tiga kali sehari. Pemeliharaan dikolam pendederan selama satu bulan dengan ukuran benih ikan
bawal 1,5-3 cm dan siap di besarkan.

2. Pembesaran Ikan Bawal (Colossoma macropomu)


Usaha pembesaran dilakukan dengan maksud untuk memperoleh ikan ukuran konsumsi atau
ukuran yang disenangi oleh konsumen. Pembesaran ikan bawal dapat dilakukan di kolam tanah
maupun kolam permanen maupun KJA.Apabila menggunakan kolam maka, perlu dilakukan
persiapan kolam seperti pada kegiatan penbenihan. Persiapan kolam tersebut meliputi
pengeringan, pengkapuran, pemupukan.

Penebaran
Sebelum benih dari pendederan ditebar perlu diadaptasikan terlebih dahulu, dengan tujuan agar
ikan tidak dalam kondisi stres saat berada dalam Kolam atau KJA. Cara adaptasi : ikan yang
masih terbungkus dalam plastik yang masih tertutup rapat dimasukkan kedalam kolam, biarkan
sampai dinding plastik mengembun. Ini tandanya air kolam dan air dalam plastik sudah sama
suhunya, setelah itu dibuka plastiknya dan air dalam kolam masukkan sedikit demi sedikit
kedalam plastik tempat benih sampai benih terlihat dalam kondisi baik. Selanjutnya benih
ditebar/dilepaskan dalam kolam secara perlahan-lahan, padat tebar benih yaitu 30-50 ekor/m2.

Pemberian Pakan
Karena ikan bawal bersifat omnivora maka makanan yang diberikan bisaberupa daun-daunan
maupun berupa pelet. Pakan diberikan 3-5 % dari beratbadan (perkiraan jumlah total berat ikan
yang dipelihara). Pemberian pakan dapat ditebar secara langsung. Pakan diberikan 3 kali sehari,
pagi (07.30), siang (12.30)dan sore (17.00). Selain pemberiaan pakan pengontrolan
terhadapkolam dan ikan serta airpun harus terus dilakukan agar ikan tetap terjaga.

Manajemen Kualitas Air


Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) (1999) kualitas air yang sesuai untuk benih ikan
adalah,suhu 25-30°C, pH 6.5-8.5, oksigen terlarut lebih dari 5 mg/L, amoniak kurang dari 0.02
mg/L, dan kecerahan lebih dari 30 cm

Pemanenan
Pemungutan hasil usaha pembesaran dapat dilakukan setelah ikan bawaldipelihara 4-5 bulan,
waktu tersebut ikan bawal telah mencapai ukuran kuranglebih 500 gram/ekor,

F. Manajemen Penyakit Ikan Bawal (Colossoma macropomu)


Berikut ini penyakit yang menyerang ikan bawal (Anonim, 2017) :
a. Penyakit Jamur
Penyebab : jamur Sprologniasp dan Achlyasp.
Gejala : ikan akan terdapat jamur berwarna keputihan hingga ke abu-abuan, bobot berkurang,
gerakan lambat, dan juga akan mengakibatkan angka kematian yag tinggi.

Pengendalian :

 Menjaga kualitas air, memberikan pakan tambahan yang bergizi dan juga menjaga
kualitas kolam.
 Ikan terserang harus di lakukan perendaman dengan larutan formalin atau Malacyte green
sesuai dengan petunjuk.

b. Penyakit bintik putih


Penyebab : protozoa Ichthyopthirusmultifliis.
Gejala : permukaan kulit terdapat bintik putih, ikan berwarna pucat dan juga gerakan sangat
lambat. Serta nafsu makan berkurang.

Pengendalian :

 Menjaga kualitas air, dan juga melakukan pembersihan kolam dengan baik.
 Melakukan perendaman ikan terserang dengan larutan formalin atau garam selama 1-2
jam.

c. Trichodiniasis
Penyebab : Trichodinasp
Gejala : ikan terserang akan pucat, terdapat pendarahan pada ikan di bagian insang, sirp dan kulit
yang di serang penyakit ini.

Pengendalian :

 Menjaga kualitas air, memberikan pakan tamabahan bernutrisi dan juga menaikan suhu
air.
 Melakukafilterisasi dan perendaman ikan terserang dengan garam atau vaksinasi sesuai
petunjuk.

d. Bakteri
Penyebab : Bakteri Aeromonas dan Pseudomonas.
Gejala : nafsu makan ikan berkurang, ikan berwarna pucat, gerakan lambat dan bobot badan
menurun.

Pengendalian :

 Melakukan pergantian air secara teratur.


 Melakukan perendaman ikan terserang dengan larutan formalin, bakterisida dan juga
vaksinasi sesuai petunjuk.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah menyusun makalah ini, dapat saya simpulkan bahwa terdapat dua kegiatan budidaya
ikan bawal yaitu pembenihan dan pembesaran. Pembenihan ikan bawal dimulai dari persiapan
kolam hingga sampai ke tahapan pendederan. Pembesaran ikan bawal bertujuan untuk
mendapatkan ikan dengan ukuran komsumsi yang dimulai dari persiapan wadah hinggah
pemanenan.

B. Saran
Manusia tidak luput dari keslahan dan rasa khilaf. Barangkali hanya ini yang dapat kami
ungkapkan. Jika ada kesalahan materi maupun merugikan pihak - pihak tertentu kami meminta
kritik dan sarannya, kritik maupun sarannyan sangatlah penting untuk pengintrospesikan diri
melengkapi makalah ini. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2014. Peran sub sektor perikanan budidaya dalam perekonomian nasional.
http://bpblambon-kkp.org/peran-sub-sektor-perikanan-budidaya-dalamperekonomian-nasional
diakses tanggal 5 mei 2018.

Anonim. 2017. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan Bawal. Dalam


http://fredikurniawan.com/pengendalian-hama-dan-penyakit-ikan-bawal/. Di akses pada 5 mei
2018.

Anonim. 2018. Mengenal Umpan Jitu Mancing Ikan Bawal. Dalam


https://umpanmancingikan.blogspot.com/2014/10/umpan-jitu-mancing-ikan-bawal.html. Di
akses pada 5 mei 2018.

Arie U. 2006. Budidaya Bawal Air Tawar Untuk Konsumsi dan Hias. Jakarta : Penebar
Swadaya.

Arie, U. 2009. Panen Bawal 40 Hari. PT. Penebar Swadaya. Jakarta

Azam, A., Alfian, R, Barkah, S, Muhammad, Y dan Sungging, P. 2010. Pengaruh Kunyit
Terhadap Pertumbuhan dan Kelulusan Hidup (SR) Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma
macropomum) dengan Sistem Resirkulasi Tertutup. Universitas Airlangga, Surabaya.

Cahyono, B. 2000. Budidaya Ikan Air Tawar: Ikan Gurami, Ikan Nila, Ikan Mas. Penerbit
Kanisius. Yogyakarta.

Dahuri, R. 2006. Optimalisasi Pengelolaan Sumberdaya Laut, Pesisir dan Pulau Pulau Kecil
secara berkelanjutan. Materi Presentasi pada Konprensi Nasional V Pesisir dan Pulau-Pulau
kecil. Batam.
Daryanto, Arief. 2007. Dari Klaster Menuju Peningkatan Daya Saing Industri Perikanan. Buletin
Craby & Starky, Edisi Januari 2007.

Khairuman. & K. Amri. 2008. Buku Pintar Budidaya 15 Ikan Konsumsi. Jakarta:PT Agro Media
Pustaka.

Sunarma, A. 2004. Peningkatan produktivitas usaha lele Sangkuriang (Clarias sp.). Makalah
disampaikan pada Temu Unit Pelaksana Teknis (UPT) dan Temu Usaha Direktorat Jenderal
Perikanan Budidaya. Departemen Kelautan dan Perikanan. 4-7 Oktober 2004. Bandung, 13 hl

Anda mungkin juga menyukai