Anda di halaman 1dari 18

Rina Rajagukguk

Selasa/10.30/Kelompok 8

LAPORAN PRAKTIKUM IKHTIOLOGI

IDENTIFIKASI IKAN BAUNG (Mystus nemurus)


OLEH
SELAMAT ARIYADIN
1804124261
TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
MUNA MUFIDAH
KAMIS/KELOMPOK 1
10.30-12.30

LABORATORIUM BIOLOGI PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2019
i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan

rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum ikhtiologi ini dengan

judul “ Identifikasi Ikan” dengan baik dan lancar. Penulis ucapkan terima kasih

kepada asisten labor ikhtiologi kak Muna Mufidah yang telah membantu penulis

selama praktikum dan penulisan laporan ini.

Dilatar belakangi oleh keterbatasan wawasan serta ilmu pengetahuan yang

penulis miliki, maka dengan kerendahan hati penulis sangat mengharapkan kritikan

dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata penulis

mengucapkan terima kasih, semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Pekanbaru, April 2019

Selamat ariyadin
ii

DAFTAR ISI

ISI Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................... i

DAFTAR ISI .............................................................................................. ii

DAFTAR TABEL .................................................................................... iii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. iv

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................... 1
1.2 Tujuan dan Manfaat ............................................................. 2

II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 3

III. METODE PRAKTIKUM


3.1 Waktu dan Tempat .............................................................. 6
3.2 Alat dan Bahan .................................................................... 6
3.3 Metode Praktikum ............................................................... 6
3.4 Prosedur Praktikum ............................................................. 6

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil .................................................................................... 7
4.2 Pembahasan ......................................................................... 8

V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan.......................................................................... 9
5.2 Saran .................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Ikan Baung .............................................................................................. 7


iv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Alat dan Bahan ........................................................................................ 12


1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia mempunyai kekayaan alam yang melimpah contohnya flaura dan

fauna, dan Indonesia mempunyai banyak jenis ikan yang terdapat di laut dan air

tawar. kita sebagai manusia hendaknya memanfaatkan kekayaan alam tersebut

terutama pada ikannya. Ikan yang banyak di Indonesia harus di manfaatkan dengan

sebaik-baiknya agar bias laku terjual di pasaran.

Ikan merupakan hewan bertulang belakang yang hidup dalam air dan mimiliki

insang yang berfungsi mengambil oksigen yang terlarut dari air dan sirip di gunakan

untuk berenang(adrim,2010)

Kata “sistematika” berasal dari bahasa Latin, yaitu systema. Kata systema

biasa digunakan sebagai suatu cara atau sistem untuk mengelompokan tumbuhan dan

binatang. (Carolus1773). Selain istilah sistematika, juga dikenal

istilah “taksonomi” yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu taxis yang berarti

susunan dan nomos yang berarti hukum. Istilah ini diusulkan oleh Candolle pada

tahun 1813 yang dimaksudkan sebagai teori mengklasifikasikan tumbuhan. Salah satu

bagian dari ilmu taksonomi adalah identifikasi. Identifikasi adalah tugas untuk

mencari dan mengenal ciri-ciri taksonomi individu yang beranekaragam dan

memasukannya kedalam suatu takson. Identifikasi berkaitan dengan ciri-ciri

taksonomi yang akan menuntun suatu sampel kedalam suatu urutan kunci

identifikasi. Dalam identifikasi, jasad yang beranekaragam di alam dikelompokan


2

dalam kelompok yang mudah dikenal, kemudian ditetapkan ciri-ciri penting dan

senantiasa dicari pembeda yang tetap antara kelompok itu, kemudian diberi nama

ilmiah. Identifikasi penting artinya bila ditinjau dari sudut ilmiah seluruh urutan

pekerjaan selanjutnya sangat bergantung dari hasil identifikasi yang benar dari suatu

spesies.

1.2 Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui klasifikasi dari

berbagai jenis ikan.

Adapun manfaat dari praktikum ini adalah gar mahasiswa mampu mengetahui

cara melakukan mengidentifikasi dari semua spesies ikan baik dari perairan laut

maupun dari perairan tawar.


3

II. TINJAUAN PUSTAKA

Identifikasi merupakan kegiatan untuk mencari dan mengenal ciri-ciri yang

beraneka ragam dari individu-individu. Kemudian mencari perbedaan-perbedaan

yang mantap sifatnya diantara individu-individu yang nampaknya sama. Identifikasi

Ikan mungkin menjadi cukup sulit dilakukan oleh orang kebanyakan. Saat identifikasi

hanya mengandalkan pola warna (colour pattern) hal ini tidak dapat dijadikan sebagai

acuan, mengingat warna dapat saja berubah berdasarkan atas umur individu, maupun

kondisi phisiologis dari ikan tersebut. Karakter penting untuk identifikasi ikan juga

meliputi jumlah dari spine,dan rays pada sirip yang berbeda, jumlah sisik sepanjang

linea lateralis, bentuk kepala, bentuk sirip, dan lain sebagainya (Taufik, 2011).

Identifikasi ikan didasarkan atas morfometrik dan meristik yang dilakukan

sesuai petunjuk identifikasi. Langkah-langkah penggunaan kunci identifikasi yaitu,

pada setiap nomor terdapat lebih dari dua alternatif atau dari dua pernyataan yang

berbeda. Pengidentifikasi diharuskan memilih salah satu alternatif yang sesuai dengan

ciri spesies ikan. Jika alternatif pertama tidak sesuai maka diharuskan memilih pada

alternatif yang lainnya pada nomor terpilih berikutnya terdapat 2 alternatif. Seperti

apa yang telah dikerjakan pada nomor sebelumnya, pada nomor ini pun kita harus

memilih alternatif yang sesuai dengan ciri spesies ikan yang sedang diidentifikasi.

Identifikasi dimulai dari kunci untuk menetapkan subordo dan seterusnya sampai

pada genus dan spesies. (Saanin, 1984).

Identifikasi atau determinasi pada umumnya dilakukan dengan urutan sebagai

berikut : (1) Penggunaan kunci pendahuluan untuk mencari sub-kelas, ordo dan
4

familia; (2) Penggunaan kunci untuk mencari genus dan species, apabila dapat

memperoleh monografi atau publikasi fauna yang mutakhir; (3) Pencocokan atau

penyesuaian dengan katalog dan bibliografi (sumber literatur) lain yang diterbitkan

paling mutakhir; (4) Pencocokan dengan deskripsi yang asli; dan (5) Pembandingan

dengan tipe specimen yang ada (Taufik, 2011).

Pekerjaan mencari dan mengenal ciri-ciri taksonomi individu yang beraneka

ragam dan memasukannya dalam suatu takson merupakan cara untuk

mengidentifikasi suatu spesies. Identifikasi ini ditinjau dari segi ilmiah, sebab seluruh

pekerjaan berikutnya sangat tergantung dari hasil identifikasi yang benar dari suatu

spesies yang sedang diteliti. Dalam melakukan identifikasi ikan, buku kunci

identifikasi ikan mutlak diperlukan.Agar mudah dalammenggunakan buku kunci

identifikasi, terlebih dahulu harus memahami istilah-istilah yang biasa digunakan

dalam identifikasi. Identifikasi ikan didasarkan atas morfometrik dan meristik yang

dilakukan sesuai dengan petunjuk identifikasi (Rifai, 1983).

Pengidentifikasian ikan, diperlukan beberapa karakteristik yang perlu diamati.

Antara lain yaitu, jumlah sirip, panjang sirip, tinggi badan, lebar badan, bentuk sisik,

bentuk mulut dan ekor, serta masih banyak lagi karakteristik yang dapat diamati

untuk pengidentifikasian ikan. Pengetahuan mengenai bentuk dan struktur bagian-

bagian tubuh ikan akan membantu seseorang dalam mendeterminasinya, sehingga

diperoleh klasifikasi ikan secara lebih cepat dan mudah (Rifai, 1983).

Deskripsi terhadap setiap jenis yang ditemukan dilakukan berdasarkan metoda

konvensional. Pengukuran menggunakan kaliper digital meliputi panjang standar


5

(SL), panjang total (TL), panjang sebelum sirip punggung, panjang sebelum sirip

perut, panjang sebelum sirip dubur, dan sebagainya (Haryono, 2009).

Data meristik yang dihitung meliputi jumlah sisik pada bagian tubuh tertentu

dan jumlah jari-jari sirip, diantaranya jumlah sisik pada gurat sisi, jumlah sisik

sebelum sirip punggung, jumlah sisik melintang badan, jumlah sisik pada pangkal

ekor; jumlah jari-jari pada sirip punggung, sirip dubur, sirip dada dan yang lainnya

(Haryono, 2009).
6

III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu Dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 18 April 2019 jam 10.30-12.30 WIB

yang bertempat di Laboratorium Biologi Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan

Universitas Riau.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat alat yang dugunakan pada praktikum yaitu nampan, buku saanin.

Adapun bahan yang di gunakan pada saat praktikum yaitu ikan Baung (Mystus

nemurus).

3.3 Metode Praktikum

Praktikum ini menggunakan metode objekti yaitu metode yang mengamati

objek secara lansung oleh peneliti, sehingga peneliti dapat memberikan gambaran

bagaimana gambaran objek yang di teliti secara jelas.

3.4 Prosedur Praktikum

Prosedur praktikum tentang identifikasi ikan.

o Pertama praktikan dapat menyaipkan ikan pada nampan

o Lalu praktikan membuka buku saanin halaman 74 untuk mengidentifikasi

bagian kelas pada ikan yang di amati

o Kemudian praktikan dapat menelusuri cara pengidentifikasian sesuai

dengan ikan yang ada pada nampan praktikan masing masing.


7

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berikut adalah klasifikasi ikan sepat siam menurut (Saanin, 1968) sebagai

berikut:

1. Ikan Baung (Mystus nemurus)

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Siluriformes

Famili : Bagridae

Genus : Mystus

Spesies : Mystus nemurus

Berikut merupakan gambar ikan sepat siam yang diamati pada saat praktikum:

Gambar 1. Ikan Baung


8

4.2 Pembahasan

4.2.1 ikan Baung (Mystus nemurus)

ikan baung termasuk ke dalam grup gnathostomata (ikan yang memiliki

rahang), termasuk kedalam kelas Osteichthyes. Ikan baung memiliki bentuk

bilateral simetris, memiliki bentuk tubuh badan pipih dan bentuk kepala picak,

memiliki bentuk mulut terminal, memiliki sungut, memiliki siril dorsal, ventral,

pectoral, anal dan caudal.

ikan baung memiliki bentuk mulut non pectactile, yaitu mulut tidak dapat si

sembulkan ke depan, memiliki bentuk ukuran mulut sedang, ikan baung terdapat

pada perairan tawar dan biasanya di jual di pasaran.


9

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari hasil praktikum mengenai identifikasi ikan yaitu ikan

baung hidup di peraiaran air tawar. Memiliki sirip punggung, sirip ekor terpisah

dengan sirip perut, memiliki sungut, posisi sirip dada dibawah linea lateralis.

5.2 Saran

Agar pratikum ikhtiologi yang dapat berjalan dengan baik dan lancar maka

diharapkan para asisten untuk selalu mendampingi praktikan dalam melakukan

pratikumnya supaya apabila terjadi kekeliruan langsung dapat dibantu oleh asisten

agar praktikum dapat mencapai hasil yang maksimal untuk kedepannya.


10

DAFTAR PUSTAKA

Burhanudin, I.A. 2014. Ikhtiologi ikan dan segala aspek kehidupannya. Depublisher.
Yogyakarta

Naria, E. 2015. Mewaspadai bahan pencemar timbal dilingkungan terhadap kesehatan


ikan. Jurnal ikhtiologi. Vol 17. No 4: (66-72)

Mudjiman. 2010. Biological Oceanography: An Introduction. Pergamon Press,


Columbia.

Rajabnadia, L. Abdul. 2009. Buku Ajar Ichtyology. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Haluoleo. Kendari

Rahardjo.M.F dkk, 2011. Ikhtiology, Lubuk Agung, Jakarta.

Saanin, H. 1968. Taksonomi dan kunci identifikasi ikan 1 dan ikan 2. Balai
penyelidikan perikanan. Jakarta.

Wijayanti, H. 2012. Pengaruh indosulfatterhadap organ reproduksi ikan lele (Clarias


gariepinus). Prosiding SNSMAIP. Vol 01. No 01: (11-13)

Yushinta Fujaya. (2004). Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknologi Perikanan.


Jakarta: Rineka Cipta
11

LAMPIRAN
12

Lampiran 1. Alat praktikum

1.Serbet 2 . Meja kaca dan lampu

3. Kain merah 4. Nampan plastik


13

Lampiran 2. Bahan praktikum

Ikan Baung (Mystus nemurus)

Anda mungkin juga menyukai