LAPORAN PRAKTIKUM
Disusun Untuk Memenuhi Laporan Praktikum Biologi Perikanan
Disusun Oleh :
Kelompok 7/Perikanan A
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2023
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui :
PJ Asisten Laboratorium
Ayja Khayrurraja
NPM. 230110190052
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan usulan riset.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
beserta keluarga, sahabat, dan umatnya hingga akhir zaman.
Laporan yang berjudul Analisi Aspek Biologi Ikan Mas Hasil Tangkapan di
Waduk Jati Gede dibuat untuk memenuhi laporan praktikum mata Kuliah Biologi
Perikanan pada Program Studi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Padjadjaran. Penulis ucapkan terimakasih kepada dosen dan asisten mata
kuliah Biologi Perikanan atas segala bimbingan dan masukannya.
Penulis telah berusaha sebaik mungkin dalam menyusun laporan praktikum, oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan masukan yang membangun bagi
penulis. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan praktikum yang telah disusun dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB Halaman
KATA PENGANTAR 3
DAFTAR ISI 4
DAFTAR TABEL 5
DAFTAR GAMBAR 6
DAFTAR LAMPIRAN 7
I PENDAHULUAN 8
1.1 Latar Belakang 8
1.2 Tujuan 8
1.3 Manfaat 9
II KAJIAN PUSTAKA 10
2.1 Biologi Ikan 10
2.1.1 Taksonomi 10
2.1.2 Morfologi 10
2.1.3 Habitat 11
2.1.4 Pertumbuhan 12
2.1.5 Reproduksi 12
2.1.6 Kebiasaan Makanan 14
2.2 Pertumbuhan 14
2.2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan 14
2.2.2 Pola Pertumbuhan 15
2.2.3 Faktor Kondisi 16
2.3 Reproduksi 16
2.3.1 Rasio Kelamin 17
2.3.2 Tingkat Kematangan Gonad (TKG) 17
2.3.3 Indeks Kematangan Gonad (IKG) 18
2.3.4 Hepato Somatik Indeks (HIS) 18
2.3.5 Fekunditas 18
2.3.6 Tingkat Kematangan Telur (TKT) 18
2.4 Kebiasaan Makan 18
2.4.1 Indeks Bagian Terbesar 18
2.4.2 Indeks Ivlev 18
2.4.3 Tingkat Trofik 18
III BAHAN DAN METODE 19
3.1 Tempat dan Waktu 19
3.2 Alat dan Bahan 19
3.2.1 Alat Praktikum 19
3.2.2 Bahan Praktikum 19
3.3 Prosedur Praktikum 19
3.3.1 Prosedur Analisis Pertumbuhan 19
3.3.2 Prosedur Analisis Reproduksi 19
3.3.3 Prosedur Analisis Kebiasaan Makanan 20
3.4 Parameter Praktikum 20
3.4.1 Hubungan Panjang Bobot 20
3.4.2 Faktor Kondisi (Indeks Ponderal) 22
3.4.3 Rasio Kelamin 22
3.4.4 Indeks Kematangan Gonad (IKG) 22
3.4.5 Hepato Somatik Indeks (HSI) 24
3.4.6 Fekunditas 24
3.4.7 Diameter Telur 24
3.4.8 Tingkat Kematangan Telur 25
3.4.9 Indeks Bagian Terbesar (Index of Preponderance) 26
3.4.10 Indeks Ivlev (Index of Electivity) 26
3.4.11 Tingkat Trofik 26
3.5 Analisis Data 28
3.5.1 Analisis Data Hubungan Panjang Bobot 28
3.5.2 Analisis Data Rasio Kelamin 28
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan laporan hasil praktikum ini yaitu diantaranya
untuk:
1. Menganalisis aspek pertumbuhan pada ikan mas seperti aspek morfometrik atau
distribusi ukuran, hubungan panjang bobot pada ikan mas, dan faktor kondisi.
2. Menganalisa aspek reproduksi pada ikan mas meliputi Rasio Kelamin, Tingkat
Kematangan Gonad (TKG), Indeks Kematangan Gonad (IKG), Hepato Somatik
Indeks (HSI), Fekuinditas, Diameter Telur dan Tingkat Kematangan Telur.
3. Menganalisa aspek kebiasaan makan pada ikan mas meliputi indeks bagian
terbesar, indeks ivlev dan tingkat trofik.
1.3 Manfaat
Praktikum ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan masyarakat
dikarenakan dapat mengetahui bagaimana aspek kebiasaan makan, aspek pertumbuhan
dan aspek reproduksi terhadap ikan Mas yang dimana ketiga aspek tersebut sangat
bermanfaat apabila ingin memulai budidaya Ikan Mas.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1.5 Reproduksi
Reproduksi adalah kemampuan individu untuk menghasilkan keturunanya sebagai
upaya untuk melestarikan jenisnya atau kelompoknya. Tidak setiap individu mampu
menghasilkan keturunan, tetapi setidaknya reproduksi akan berlangsung pada sebagian
besar individu yang hidup dipermukaan bumi ini. Kegiatan reproduksi pada setiap jenis
hewan air berbeda-beda, tergantung kondisi lingkungan. Ada yang berlangsung setiap
musim atau kondisi tertentu setiap tahun (Yushinta Fujaya 2004).
Gonad adalah bagian dari organ reproduksi pada ikan yang menghasilkan telur
pada ikan betina dan sperma pada ikan jantan. Ikan pada umumnya mempunyai sepasang
gonad dan jenis kelamin umumnya terpisah (Sukiya 2005). Ikan memiliki ukuran dan
jumlah telur yang berbeda, tergantung tingkah laku dan habitatnya. Sebagian ikan
memiliki jumlah telur banyak, namun berukuran kecil sebagai konsekuensi dari
kelangsungan hidup yang rendah. Sebaliknya, ikan yang memiliki jumlah telur sedikit,
ukuran butirnya besar, dan kadang-kadang memerlukan perawatan dari induknya, misal
ikan Tilapia (Fujaya 2004).
Perkembangan gonad pada ikan menjadi perhatian para peneliti reproduksi
dimana peninjauan perkembangan tadi dilakukan dari berbagai aspek termasuk proses-
proses yang terjadi di dalam gonad baik terhadap individu maupun populasi.
Perkembangan gonad yang semakin matang merupakan bagian dari reproduksi ikan
sebelum terjadi pemijahan. Selama itu sebagian besar hasil metabolisme tertuju kepada
perkembangan gonad. Dalam individu telur terdapat proses yang dinamakan
vitellogenesis yaitu terjadinya pengendapan kuning telur pada tiap individu-individu
telur. Hal ini menyebabkan perubahan-perubahan pada gonad. Umumnya pertambahan
berat gonad pada ikan betina sebesar 10-25% dari berat tubuh dan pada ikan jantan
sebesar 5-10%.
Dalam biologi perikanan, pencatatan perubahan atau tahap-tahap kematangan
gonad diperlukan untuk mengetahui perbandingan ikan-ikan yang akan melakukan
reproduksi dan yang tidak. Dari pengetahuan tahap kematangan gonad ini juga akan
didapat keterangan bilamana ikan itu akan memijah, baru memijah, atau sudah selesai
memijah. Mengetahui ukuran ikan untuk pertama kali gonadnya menjadi masak, ada
hubungannya dengan pertumbuhan ikan itu sendiri dan faktor-faktor lingkungan yang
mempengaruhinya. Tiap-tiap spesies ikan pada waktu pertama kali gonadnya masak
menjadi masak tidak sama ukuranya. Demikian dengan ikan yang sama spesiesnya.
Lebih-lebih bila ikan yang sama spesiesnya itu tersebar pada lintang yang perbedaanya
lebih dari lima derajat, maka akan terdapat perbedaanya ukuran dan umur ketika
mencapai kematangan gonad untuk pertamakalinya. Sebagai contoh ikan large mouth
bass yang terdapat di Amerika Serikat. Ikan tersebut yang terdapat dibagian Selatan pada
waktu berumur satu tahun dengan berat 180 gram, gonadnya sudah masak dan dapat
bereproduksi. Ikan yang sama spesiesnya yang terdapat di bagian Utara pada umur satu
tahun., ukuranya lebih besar yaitu panjangnya 25 cm dan beratnya 230 gram tetapi di
dalam gonadnya tidak didapatkan telur yang masak, demikian juga spermanya. Ikan blue
gill yang beratnya 42 gram, gonadnya masak dan dapat berpijah pada umur satu tahun.
Tetapi ikan yang sama spesiesnya dalam keadaan banyak makan, dalam waktu 5 bulan
beratnya dapat mencapai 56 gram dan gonadnya masak dan dapat berpijah.
Jadi faktor utama yang mempengaruhi kematangan gonad ikan di daerah
bermusim empat antara lain ialah suhu dan makanan. Tetapi untuk ikan di daerah tropik
faktor suhu secara relatif perubahannya tidak besar dan umumnya gonad dapat masak
lebih cepat (Effendie 1997: 8).
2.2 Pertumbuhan
Pertumbuhan berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau
keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. Pertumbuhan
berkaitan dengan perubahan dalam jumlah, ukuran dan fungsi tingkat sel, organ maupun
individu (Kemenkes RI 2012).
2.3 Reproduksi
Sistem reproduksi ikan Mas (Cyprinus carpio) yaitu ovipar dimana
perkembangbiakan seksual yang ditandai dengan pelepasan sel telur jantan dan betina,
dimana spermatozoa diluar tubuh dan fertilisasi terjadi diluar tubuh. Ciri-ciri lain adalah
sel telur berukuran besar karena banyak mengandung kuning telur yang dapat menjadi
bekal bagi anak-anaknya dalam mengawali hidupnya diluar tubuh. Sifat telur ikan Mas
adalah menempel pada substrat. Telur ikan Mas berbentuk bulat, berwarna bening,
berdiameter 1,5-1,8 mm, dan berbobot 0,17-0,20 mg. Ukuran telur bervariasi, tergantung
dari umur dan ukuran atau bobot induk. Embrio akan tumbuh di dalam telur yang telah
dibuahi oleh spermatozoa (Susanto 2007).
Antara 2-3 hari kemudian, telur-telur akan menetas dan tumbuh menjadi larva.
Larva ikan Mas mempunyai kantong kuning telur yang berukuran relatif besar sebagai
cadangan makanan bagi larva. Kantong kuning telur tersebut akan habis dalam waktu 2-4
hari. Larva ikan Mas bersifat menempel dan bergerak vertikal. Ukuran larva antara 0,5-
0,6 mm dan bobotnya antara 18-20 mg. Larva berubah menjadi kebul (larva stadia akhir)
dalam waktu 4-5 hari. Pada stadia kebul ini, ikan Mas memerlukan pasokan makanan dari
luar untuk menunjang kehidupannya. Pakan alami kebul terutama berasal dari
zooplankton, seperti rotifera, moina, dan daphnia. Kebutuhan pakan alami untuk kebul
dalam satu hari sekitar 60-70% dari bobotnya (Susanto 2007).
Siklus hidup ikan Mas dimulai dari perkembangan di dalam gonad (ovarium pada
ikan betina yang menghasilkan telur dan testis pada ikan jantan yang menghasilkan
sperma). Sebenarnya, pemijahan ikan Mas dapat terjadi sepanjang tahun dan tidak
tergantung pada musim. Namun, di habitat aslinya ikan Mas sering memijah pada awal 9
musim hujan, karena adanya rangsangan dari aroma tanah kering yang tergenang air.
Secara alami, pemijahan terjadi pada tengah malam sampai akhir fajar. Menjelang
memijah, induk-induk ikan Mas aktif mencari tempat yang rimbun, seperti tanaman air
atau rerumputan yang menutupi permukaan air. Substrat inilah yang nantinya akan
digunakan sebagai tempat menempel telur sekaligus membantu perangsangan ketika
terjadi pemijahan (Suseno 2000).
Nilai IKG pada jantan umumnya memiliki nilai lebih rendah dibandingkan dengan
ikan betina. Perbedaan IKG terjadi dikarenakan adanya perbedaan ukuran gonad ikan
jantan dan betina, dimana pada ukuran gonad ikan betina lebih besar dibanding dengan
gonad ikan jantan. Gonad ikan betina memiliki ukuran lebih besar dikarenakan berisi sel
telur, sel telur pada gonad ikan akan semakin membesar diikuti dengan kenaikan Tingkat
Kematangan Gonad (TKG) sampai pada waktu pemijahan (Nurdiansyah dkk. 2017)
Keterangan :
W = bobot ikan (gram)
L = panjang total (mm)
a = intercept
b = slope
3.4.2 Faktor Kondisi (Indeks Ponderal)
Menurut (Muack dan Summerfelt 1970) Perhitungan faktor kondisi atau
indek ponderal menggunakan sistem metrik (K). Mencari nilai K digunakan
rumus :
W
K=
a . Lb
Keterangan :
K = kaktor kondisi
W = bobot ikan (gram) L =
panjang total (mm) a = intercept,
b = slope
X=J:B
Keterangan :
X = nisbah kelamin
J = jumlah ikan jantan (ekor)
B = jumlah ikan betina (ekor)
Bg
Keterangan : × 100%
IKG = Bt
IKG = indeks kematangan gonad (%)
Bg = bobot gonad dalam gram
Bt = bobot tubuh dalam gram
3.4.5 Hepato Somatik Indeks (HSI)
Menurut (Tang et al 2001) HSI dihitung dengan rumus sebagai berikut :
B
ht Bt
HSI = × 100%
Keterangan :
HSI = Hepato somatic index
(%) Bht = Bobot hati ikan (gram)
3.4.6 Fekunditas
Menurut (Bagenal 1978) fekunditas ikan ditentukan dengan menggunakan
metode gravimetrik dengan rumus :
Bg
F=
B
s
Keterangan :
Ds = √D × d
Keterangan :
Ds = diameter telur sebenarnya (mm);
D = diameter telur terbesar (mm);
d = diameter telur terkecil (mm)
3.4.8Tingkat Kematangan Telur
Menurut (Freyhofe 2008) Persentase tahap kematangan telur dihitung
berdasarkan kriteria sebagai berikut :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑙𝑢𝑟 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑡𝑖 𝑑𝑖 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ
TKT fase
vitelogenik =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑙𝑢𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔
𝑑𝑖𝑎𝑚𝑎𝑡𝑖
TKT fase awal
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑙𝑢𝑟 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑡𝑖
matang =
𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑑𝑖 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ
× 100%
× 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑙𝑢𝑟 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑡𝑖
TKT fase akhir 𝑚𝑒𝑙𝑒𝑏𝑢𝑟 × 100%
matang =
Keterangan :
Ii = Indeks Bagian Terbesar (Index of Preponderance)
Vi = Persentase volume satu macam makanan
Oi = Persentase frekuensi kejadian satu macam makanan
∑(Vi x Oi) = Jumlah Vi x Oi dari semua jenis makanan
𝐸= r
Keterangan : r i
i
+
–
p
p i
i
E = Indeks Ivlev (Index of Electivity)
ri = Jumlah relatif macam-macam organisme yang dimanfaatkan
pi = Jumlah relatif macam-macam organisme dalam perairan
Sb = standar deviasi
𝟑
Keterangan : –𝒃
t = nilai t hitung b = slope 𝒕=|
𝑺𝒃
4.2.5 Fekunditas
Fekunditas merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tingkat
produktivitas ikan. Fekunditas adalah jumlah telur matang yang dikeluarkan oleh
induk betina atau jumlah telur yang dikeluarkan pada waktu pemijahan (Nikolsky
1969 dalam Rose et al 2001).
Berdasarkan data ukuran panjang dan bobot ikan angkatan yang tertera
pada pembahasan distribusi ukuran, dapat diketahui bahwa setiap ikan yang
dijadikan sampel memiliki bonot dan ukuran tubuh yang berbeda-beda. Karena
adanya perbedaan ukuran ikan tersebut, maka fekunditas setiap ikan pun berbeda.
Hal ini selaras dengan pernyataan Effendie (2002) bahwa variasi jumlah telur ikan
dapat disebabkan karena adanya variasi ukuran ikan. Hal ini juga selaras dengan
penelitian Bardach (1972) bahwa fekunditas meningkat secara logaritmik seiring
pertambahan panjang atau bobot
Grafik tersebut menampilkan data mengenai jenis pakan yang dikonsumsi oleh
ikan mas yang dipraktikumkan. Data tersebut terbagi menjadi 10 kelas yang
berdasarkan jenis pakan. Pada kelas pertama phytoplankton menunjukkan indeks
propenderan persentase sebesar 30%. Pada kelas kedua yaitu zooplankton
menunjukkan indeks propenderan dengan persentase sebesar 5%. Pada kelas
ketiga yaitu animal fraction menunjukkan persentase sebesar 2%. Pada kelas
keempat yaitu plants menunjukkan persentase sebesar 20%. Pada kelas kelima
yaitu benthos menunjukkan persentase sebesar 1%, menunjukkan sebagai jenis
pakan yang paling sedikit oleh ikan mas yang kami teliti. Pada kelas keenam yaitu
detritus menjadi jenis pakan yang paling banyak dikonsumsi yaitu dengan
persentase 41%. Pada kelas ketujuh yaitu mollusca menunjukkan ikan mas yang
kami teliti tidak ada yang mengonsumsi mollusca. Pada kelas kedelapan yaitu
insecta juga menunjukkan hal yang sama seperti kelas ketujuh, yaitu tidak adanya
ikan mas dari praktikum kami yang memakan insecta. Pada kelas kesembilan
yaitu worm menunjukkan persentase sebesar 2%. Pada kelas terakhir kelas
kesembilan yaitu fish menunjukkan tidak adanya ikan mas dari praktikum kami
yang mengonsumsi fish sehingga tidak adanya data pada kelas tersebut.