Anda di halaman 1dari 21

“ SISTEM RESPIRASI INVERTEBRATA

Oleh:

1.Hanipa (1984105009)
2.Rinia Surya Nita (1984105011)
3.Tris Sutrisno (1984105000)
A.Sistem Respirasi pada Mollusca

Filum Mollusca merupakan salah satu anggota hewan invertebrata.


Anggota filum Mollusca antara lain remis, tiram, cumi-cumi, octopus, dan siput.
Berdasarkan habitatnya Mollusca memiliki rentangan habitat yang cukup lebar
mulai dari dasar laut sampai garis pasang surut tertinggi. Selain itu, ada yang
hidup di air tawar, bahkan terkadang ditemukan dihabitat terrestrial, khususnya
yang memiliki kelembaban tinggi. Sifat hidup Mollusca bervariasi, ada yang
hidup bebas namun beberapa spesies lainnya bersifat parasit pada organisme lain.
Ciri mollusca dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Anatomi Pada Tubuh Mollusca


1.Sistem Respirasi Gastropoda

gastropoda dibagi menjadi tiga subkelas, yaitu:

a.Subkelas Prosobrancia
Alat pernapasannya berupa insang yang umumnya terletak di bagian depan
tubuh (anterior). Pada bagian kaki terdapat operculum (semacam lempeng
penutup) yang berfungsi sebagai penutup lubang cangkang, ketika hewannya
masuk kedalam cangkang. anggota prosobrancia bersifat dioecious (alat
kelamin terpisah). Sebagian besar hidup di laut, kecuali family Cyclophoridae
dan Pupunidae yang hidup didarat dan Thiaridae hidup di air tawar.

b.Subkelas Opistobbranchia
Alat pernapasannya sama seperti opistobranchia, yaitu insang, tetapi ciri yang
membedakannya adalah insang terletak pada bagian belakang tubuh atau
(posterior). Semua individu bersifat hemaprodit (satu individu, dua jenis
kelamin) hidupnya di laut dengan cangkang yang relative tipis. Bahkan
beberapa spesies cangkangnya mereduksi dan hilang, seperti nudibranch.
a. Subkelas Pulmonata
Alat pernapasannya berupa rongga mantel yang berfungsi seperti paru-
paru. Pertukaran udara pernapasan berlangsung tanpa menggunakan media air.
Oleh karena itu, umunya anggota Pulmonata hidup di darat. Semua Pulmonata
Bersifat hemaprodit. Ada yang mempunyai cangkang , ada pula yang tidak
bercangkang (siput telanjang) Gambar 2 dan 3.

Gambar 2. Letak insang pada siput air Gambar 2. Letak paru – paru pada bekicot
2.Sistem Respirasi Pada Cephalopoda

Cephalopoda memiliki arti bahwa kaki bergabung dengan kepala dalam


bentuk tangan, tentakel dan atau sifon. untuk melakukan lokomosi
dilakukan dengan cara menyemprotkan air melalui sifon, sedangkan
tentakel dan tangan digunkan untuk mencari makan. Cephalopoda
teradap tasi dengan kebiasaan berenang. cephalopoda memiliki ukuran
tubuh terbesar dibandingkan hewan invertebrate lainnya. Berbagai
spesies gurita dan cumi-cumi juga nautilus beruang termasuk dalam
kelas Cephalopoda semua organism ini mempunyai kepala yang besar,
yang telah berkembangbiak denagn mata menonjol dan dikelilingi oleh
lingkaran tangan (delapan pada gurita dan sepuluh pada cumi-cumi)
yang membantu dalam lokomosi dan penangkapan mangsa
Gambar 4. Letak insang, rongga mantle, funnel, dan jantung

Organ respirasi terdiri atas sepasang insang berbentuk bulu terdapat


dirongga mantel. Untuk proses respirasi, air keluar masuk melalui tepi
lingkaran ujung badan. Kontraksi dan relaksasi mantel menyebabkan
sirkulasi air dalam rongga mantel sehingga terjailah pertukaran gas.
Sistem sirkulasi berkembang baik dan sirkulasi darah melalui sistem
pembuluh darah.
3.Sistem Pernapasan Bivalvia

Bivalvia atau kerang mempunyai dua cangkang yang bertangkup,


dimana binatangnya berada di antara dua cangkang tersebut.
Pada asalah satu sisi, kedua cangkang saling berhubungan
membentuk persendian, sehingga bias membuka dan menutup.
Pada persendian tersebut, terdapat engsel elastis yang disebut
ligamen, dilengkapi dengan pergerakan aktif, berupa satu atau dua
buah otot addubtor yang sangat kuat.

Organ respirasi Bivalvia adalah insang (branchia atau stenidia)


yang menggelantung dalam rongga mantel yang terletak disetiap
sisi kaki. Setiap insang tersusun dari dua lamela dibagian dorsal
yang saling berhubungan dengan bantuan penghubung intermela
yang membagi insang bagian dalam menjadi bulu air yang terletak
vertikal.
Sedangkan bagian dorsal buluh air dari setiap insang berhubungan dengan
kamar suprabrankhial yang menuju posterior dan bermuara pada sifon dorsal
Gambar 5.

Gambar 5. Anatomi Dalam Bivalvia


B.Sistem Respirasi pada Arthropoda

1.Sistem Pernapasan Insecta Serangga

Insecta bernapas menggunakan sistem trakea. Sistem trakea pada serangga,


misalnya belalang terdiri atas spirakel, saluran (pembuluh trakea), dan
trakeolus. Spirakel atau stigma merupakan jalan keluar masuknya udara dari
dan ke dalam sistem trakea, terdapat di kerangka luar (eksoskeleton),
berbentuk pembuluh silindris yang berlapis zat kitin, terletak berpasangan
pada setiap segmen tubuh, dan merupakan tempat bermuaranya pembuluh
trakea.

Pada umumnya spirakel terbuka selama serangga terbang, dan tertutup saat
serangga beristirahat. Udara masuk melalui empat pasang spirakel depan
dan keluar melalui enam pasang spirakel belakang. Oksigen dari luar masuk
lewat spirakel, kemudian menuju pembuluh-pembuluh trakea, selanjutnya
pembuluh trakea bercabang lagi menjadi cabang halus yang disebut trakeolus
Dengan demikian, oksigen dapat mencapai seluruh jaringan dan alat tubuh bagian
dalam. Trakeolus merupakan cabang-cabang terkecil berukuran ± 0,1 mµ dari
saluran pembuluh trakea yang berhubungan langsung dengan jaringan tubuh dan
tidak berlapis zat kitin. Trakeolus ini merupakan tempat terjadinya pertukaran
udara pernapasan. Trakeolus mempunyai fungsi sama dengan kapiler pada sistem
pengangkutan (transportasi) pada Vertebrata. Perhatikan Gambar 6.

Gambar 6. Trakea pada belalang


2.Sistem Pernapasan Arthropoda Lain (Laba-
Laba, Kalajengking & Udang)

Laba-laba (Arachnida) dan kalajengking (Scorpionida) bernapas dengan


paru-paru buku. Paru-paru buku ini merupakan invaginasi (pelekukan ke dalam)
abdomen. Paru-paru buku memiliki banyak lamela seperti halaman buku yang
dipisahkan oleh batang-batang sehingga udara dapat bergerak bebas (Gambar 7).
Udara dari luar, masuk melalui spirakel secara difusi. Selanjutnya, udara masuk di
antara sel-sel lamela dan berdifusi dengan pembuluh darah di sekitar lamela.

Gambar 7. Sayatan melauli paru-paru pada laba-laba


Pada udang, air masuk ke dalam ruang brankial di belakang karapaks dan
di antara kaki. Selanjutnya, saluran di dalam sumbu insang membawa darah ke
dan dari ruang di dalam lamela, pertukaran udara pernapasan berlangsung melalui
dinding tipis lamela. Keluar masuknya udara disebabkan oleh gerakan otot yang
terjadi secara teratur. Baik paru-paru buku maupun insang buku, keduanya
mempunyai fungsi yang sama seperti fungsi paru-paru pada Vertebrata.
C.Sistem Respirasi Chelicerata dan Insecta

1.Sistem Respirasi Chelicerata

Dilakukan melalui enam pasang pelengkap melekat pada bagian bawah


perut yang disebut buku insang.

2.Sistem Respirasi pada Insekta (Lebah


Madu)
Salah satu ciri utama metabolisme pada insekta adalah kemampuannya
melangsungkan aktivitas muskuler berkecepatan tinggi pada kondisi
aerobik. Laju metabolisme yang tinggi ini dengan sendirinya memerlukan
suplai oksigen yang cepat pula. Darah pada insekta hanya sedikit
berperan dalam transport udara pernapasan. Sebagai gantinya, oksigen
langsung dibawa ke berbagai jaringan tubuh oleh suatu sistem tabung-
tabung internal yang disebut trakhea. Trakhea berkembang dari invaginasi
epidermis, terdiri dari tabung-tabung sel epitel yang mensekresikan
lapisan kutikula tipis yang menebal pada bagian tertentu membentuk
taenidium, suatu pembengkakan yang berderet secara spiral (spiral-
running-ridge).
Taenidium mencegah pelipatan atau pengempisan tabung, tetapi
berkurang jumlahnya atau tidak ada di tempat-tempat tertentu di
dinding trakhea yang membentuk kantong-kantong udara. Trakhea
berhubungan dengan dunia luar melalui pintu-pintu yang disebut
spirakel (spiracles), biasanya pada bagian lateral tubuh. Menjauh
dari spirakel, trakhea membentuk percabangan untuk
berhubungan dengan bagian-bagian lain sistem trakhea dan pada
akhirnya membentuk trakheol-trakheol halus (tracheoles) di
jaringan-jaringan tubuh. Ujung buntu trakheol berakhir di dalam
sebuah sel palmat (palmate) tunggal; dengan demikian oksigen
(O2) dibawa mendekat hingga ke mitokhondria (Sihombing, 2005).
Spirakel pada lebah madu terdapat sepanjang sisi tubuh, 3 pada sisi dada
dan 6 pada perut (Gambar 8). Lebah jantan mempunyai sepasang spirakel ekstra
abdominal. Ujung-ujung trakheol mengandung semacam cairan yang menyerap
oksigen (O2) dan memompanya ke plasma sel. Karbondioksida (CO2) diambil
oleh darah dan didifusikan melalui dinding trakhea dan dinding tubuh lunak yang
lain (Sihombing, 2005).

Gambar 8. Skema sistem trakheal pada insekta; bagian trakhea tersier


diperbesar.
D.Sistem Respirasi Arthropoda-Crustacea

Berbagai bentuk organ yang dikhususkan sebagai alat pertukaran


gas pada arthropoda telah berkembang dengan baik. Organ-organ
tersebut arus memungkinkan terjadinya difusi gas saat respirasi
meskipun terdapat eksoskeleton. Pada sebagian besar spesies
aquatik, terdapat insang dengan penjuluran tupis berbulu sehingga
memungkinkan permukaan tubuhnya untuk mengadakan kontak
yang luas dengan air. Salah satu contoh hewan arthropoda adalah
kelas crustacea. Hewan aquatik ini melakukan pertukaran gas
dengan melewati daerah tipis pada kutikulannya. Pada beberapa
spesies crustacea yang berukuran lebih besar, umumnya sudah
terdapat insang (Campbell et al., 2003).
Pada golongan Crustacea, seperti: udang dan ketam, bernapas dengan
insang buku. Insang buku ini tumbuh dari dasar anggota tubuh dan dinding
tubuh yang berdekatan, dan menjulur ke atas ke dalam ruang brankial.
Tiap insang terdiri atas sumbu sentral tempat pertautan lamela atau
filamen. Aliran air dihasilkan oleh gerakan mendayung dari insang timba,
yaitu suatu penjuluran berbentuk bulan sabit dari salah satu penjuluran
mulut.

Pada udang, air masuk ke dalam ruang brankial di belakang karapaks dan
di antara kaki. Selanjutnya, saluran di dalam sumbu insang membawa
darah ke dan dari ruang di dalam lamela, pertukaran udara pernapasan
berlangsung melalui dinding tipis lamela. Keluar masuknya udara
disebabkan oleh gerakan otot yang terjadi secara teratur. Baik paru-paru
buku maupun insang buku, keduanya mempunyai fungsi yang sama
seperti fungsi paru-paru pada Vertebrata (Korpinen, 2010).

Arthropoda tersterial umumknya memiliki permukaan internal yang


dikhususkan untuk pertukaran gas. Misalnya, sebagian besar serangga
memiliki sistem trakea saluran udara yang bercabang yang menuju ke arah
bagian dalam dari pori-pori yang ada pada kutikula (Campbell et al., 2003).
kesimpulan

Sistem respirasi merupakan proses pengambilan oksigen molekuler (O2)


dari lingkungan diikuti oleh proses pelepasan karbon dioksida (CO2).
Pada hewan-hewan spons, cnidaria dan cacing pipih mereka
menggunakan membran plasma yang terdiri pada setiap sel tubuhnya
untuk berespirasi.

Beberapa hewan menggunakan seluruh kulit luarnya sebagai organ


respirasi. Bagi sebahagian besar hewan besar, permukaan tubuhnya
secara umum tidak memiliki luasan yang cukup untuk melakukan
pertukaran gas. Penyelesaian berupa adanya bagian-bagian tubuh yang
mengalami pelipatan atau percabangan secara ekstensif sehingga akan
memperbesar luas permukaan respirasi untuk pertukaran gas.
Proses respirasi dengan menggunakan permukaan tubuhnya, seperti
pada protozoa, cnidaria dan nematoda. Dimana oksigen (O2) masuk
dengan cara menembus membran sel menuju sitoplasma. Difusi dan
gerakan sitoplasma akan mengantarkan oksigen menuju mitokondria.
Pada porifera proses respirasinya secara difusi melalui permukaan tubuh.
Sistem pernafasan yang dimilikipun sangat sederhana. Oksigen diambil
langsung dari air oleh sel-sel koanosit secara absorpsi. Karbondioksida
hasil pernafasan dikeluarkan langsung dari dalam sel ke lingkungan. Ada
juga hewan invertebrata, platyhelminthes kulitnya dijadikan sebagai organ
pernapasan atau tepatnya sebagai tempat pertukaran gas. Melalui
kulitnya, oksigen dari luar berdifusi ke dalam tubuh. Hemoglobin yang
terkandung dalam darah akan mengikat oksigen tersebut untuk dialirkan
ke seluruh tubuh.

Pada Ctenophora tidak mempunyai struktur pernafasan. Tetapi


ctenophora memiliki excretory, yang dapat membantu mengatur cairan
tubuh, atau dapat membantu untuk menyalurkan makanan ke mesogloea.
Beda lagi halnya pada abalone dari filum mollusca, dimana terdapat
lubang pada cangkang abalone (Haliotis asinina) yang berfungsi sebagai
jalan air. Air akan masuk melalui bukaan cangkang anterior seterusnya
melalui insang yang bekerja mengambil O2 dan mengeluarkan CO2. Pada
hewan echimodermata terdapat sistem yang khas
berupa sistem pembuluh air (water vascular system). Sistem
pembuluh air ini merupakan suatu jaringan saluran hidrolik yang
bercabang membentuk penjuluran berupa kaki tabung (tube feet).
Sedangkan pada cacing tanah dari filum Annelida dalam proses
peredaran darah pada hewan ini, terjadi pula proses pernafasan.
Pengangkutan oksigen menuju ke sel atau jaringan tubuh dan
melepaskan CO¬2 ke udara.

Darah yang mengandung oksigen akan masuk kembali ke dalam


jantung. Proses pernafasan pada antrophoda pada golongan
crustaceae bernapas dengan insang buku. Insang buku ini tumbuh
dari dasar anggota tubuh dan dinding tubuh yang berdekatan, dan
menjulur ke atas ke dalam ruang brankial. Tiap insang terdiri atas
sumbu sentral tempat pertautan lamela atau filamen. Terakhir adalah
respirasi pada insekta (lebah madu) yang sistem respirasinya dengan
trakhea.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai