PNDAHULUAN
A. Latar Belakang
oksigen dan pelepasan karbon dioksida oleh suatu organisme hidup. Untuk
seluler ialah proses penggunaan oksigen oleh sel tubuh dan pembuangan zat
didukung oleh alat pernapasan yang sesuai, yaitu alat yang dapat digunakan
oleh hewan untuk melakukan pertukaran gas dengan lingkungannya. Alat yang
anaerob. Akan tetapi, proses tersebut tidak dapat menghasilkan ATP dalam
jumlah banyak. Respirasi yang dapat menghasilkan ATP dalam jumlah banyak
ialah respirasi aerob. Dalam proses anaerob, sebuah molekul glukosa hanya
menghasilkan dua molekul ATP, sementara dalam proses aerob, molekul yang
sama akan menghasilkan 36 atau 38 molekul ATP. Oleh karena itu, hampir
1
semua hewan sangat bergantung pada proses respirasi secara aerob untuk
menghasilkan ATP. Respirasi sel (internal) akan menghasilkan zat sisa berupa
makalah ini untuk mengetahui lebih lanjut tentang sistem-sistem respirasi pada
hewan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
dan trakeolus. Spirakel atau stigma merupakan jalan keluar masuknya udara
trakea.
spirakel depan dan keluar melalui enam pasang spirakel belakang. Oksigen
berhubungan langsung dengan jaringan tubuh dan tidak berlapis zat kitin.
3
Mekanisme pernapasan pada belalang diatur oleh otot perut
volume trakea mengecil sehingga udara keluar. Jalur yang dilalui udara
=> trakeolus => jaringan tubuh. Jadi, sistem trakea berfungsi mengangkut
darah pada serangga hanya berfungsi mengangkut sari makanan dan bukan
respirasi aerob terjadi oksidasi dengan O2 yang masuk dalam tubuh dengan
cara difusi dan osmosis melalui seluruh permukaan tubuh, sedang pada
Hasil kedua peristiwa itu akan sama yakni dihasilkan energi dan zat sisa-sisa
4
3. Pernapasan Hewan pada Filum Porifera (Hewan Spons)
tetapi dalam hal respirasi mereka bersifat aerobik. Dalam hal ini yang
sedangkan pada jajaran dalam yang bertugas adalah sel-sel leher (khoanosit)
selanjutnya oksigen yang telah berdifusi ke dalam kedua jenis sel tersebut
(oksigen, partikel makanan) dari air yang merupakan medianya, maka ketika
Porifera masih dalam fase larva yang sanggup mengadakan pergerakan yaitu
akan memilih tempat yang strategis dalam arti yang kaya akan kandungan
5
Porifera yang bersangkutan, artinya tubuhnya juga akan mengalami
pada permukaan tubuhnya. Hal ini karena Hydra tidak mempunyai organ
mempunyai darah serta sistem peredaran darah. Semua organ-organ itu bagi
Hydra tidak diperlukan, sebab tubuhnya tersusun atas deretan sel-sel yang
sebagian besar masih bebas bersentuhan langsung dengan air yang ada di
tipis, oleh sebab itu pertukaran gas oksigen dan karbondioksida maupun zat-
zat sampah dari bahan nitrogen tidak menjadi persoalan bagi tubuh Hydra.
luar secara difusi dan osmosis melalui membran dari masing-masing sel.
6
Dengan perkataan lain proses pernafasan maupun pembuangan sisa
bersangkutan.
Ikan adalah hewan yang hidupnya di air. Ikan bernafas dengan cara
dari air ikan menggunakan insang yang terletak di bagian lehernya. Insang
pada ikan berjumlah 4 pasang. Dua di kanan dan 2 di kiri. Khusus ikan yang
tipis berwarna merah muda yang disebut sebagai lembaran insang. Tiap
7
lapisan tipis yang disebut lamela. Pada lamela terdapat pembuluh kapiler
dioksida. Insang pada ikan bertulang sejati memiliki penutup yang disebut
operkulum.
inspirasi dan ekspirasi. Bagian terluar dari insang berhubungan dengan air,
mengalir melalui rongga mulut menuju lembaran insang dan keluar melalui
tutup insang. Ketika air melewati lembaran insang, oksigen diikat oleh Hb
yang terlarut dalam air. Setelah berumur lebih kurang 12 hari, insang luar
8
Oksigen pada katak dewasa berdifusi melalui kulit dan paru-paru.
Kecuali pada fase berudu bernapas dengan insang karena hidupnya di air.
Selaput rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat pernapasan karena tipis
neres externa dan neres interna. Selanjutnya terjadi kontraksi dari otot-otot
rahang bawah sehingga udara masuk kedalam paru-paru melalui glottis yang
sehingga udarah keluar. Selain bernapas dengan selaput rongga mulut, katak
bernapas pula dengan kulit, ini dimungkinkan karena kulitnya selalu dalam
mudah berdifusi.
9
3. Pernapasan pada Reptil
10
mencegah kedinginan dan mengubah massa jenis tubuh pada burung-burung
perenang.
(servikal), ruang dada bagian depan (toraks anterior), antar tulang selangka
tempat ini, udara masuk kemudian diteruskan pada celah tekak yang
berupa pipa bertulang rawan yang berbentuk cincin, dan bagian akhir trakea
bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri.
Dalam bronkus pada pangkal trakea terdapat sirink (alat suara yang terletak
pada bagian bawah trakea) yang pada bagian dalamnya terdapat lipatan-
lebih).
11
pneumatikus) yang menyebar sampai ke perut, leher, dan sayap. Pundi-
pundi hawa tidak terjadi difusi gas pernapasan, pundi-pundi hawa hanya
efisien. .
sayapnya. Saat sayap mengepak atau diangkat ke atas maka kantung hawa
di tulang korakoid terjepit sehingga oksigen pada tempat itu masuk ke paru-
tulang rusuk dan tulang dada kembali ke posisi semula, sehingga rongga
dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar dari tekanan di udara luar
dan ke arah bawah. Akibatnya, rongga dada membesar dan paru-paru akan
12
ekspirasi sehingga fungsi paru-paru burung lebih efisien daripada paru-paru
Urutan jalan yang di lalui oleh udarah adalah hidung, faring, laring, trakea
atas laring di jumpai alat yang namanya epiglithis yang berfungsi untuk
Dinding alveolus tipis, terdiri dari satu lapis sel dengan berimpitan dengan
dinding kapiler darah yang juga terdiri dari satu lapis sel. Melalui kedua
13
Fisiologi Pernapasan
vertebara adalah sama. Respirasi pada hewan merupakan proses yang diatur oleh
saraf untuk mencukupi kebutuhan akan oksigen dan membuang CO2 secara
Faktor utama pemicu inspirasi dan ekspirasi pada pernapasan adalah kadar
karbondioksida (CO2) di dalam tubuh. Pada saat kadar ion bikarbonat meningkat
sepanjang serabut eferen ke organ efektor (otot dada, jantung, dan pembuluh
darah). Impuls yang sampai pada organ efektor tersebut menimbulkan proses
Impuls yang sampai ke jantung dan pembuluh darah pada jaringan yang
dirangsang oleh adanya peningkatan kadar CO2 dalam darah dari pada oleh
sekelompok sel saraf pada pons varolli dan medula oblongata. Pada pons bagian
atas terdapat pneumotaxic center, yaitu pusat pernapasan yang berfungsi sebagai
pengatur kerja pusat saraf yang lebih rendah, yang terdapat di medula oblongata.
Pusat saraf yang lebih rendah tersebut ialah pusat inspiratori dan pusat ekspiratori,
14
yang mengendalikan inspirasi dan ekspirasi yang dilakukan hewan. Selain ketiga
pusat tersebut, pengaturan respirasi juga dilakukan oleh strech receptor (reseptor
regangan) dan saraf vagus, yang membawa rangsang dari organ pernapasan ke
pusat ekapiratori. Strech receptor yaitu reseptor yang terdapat pada bronkhus dan
Hal ini terpenting yang harus diatur dan berkaitan langsung dengan
cairan tersebut merupakan cermin yang tepat bagi adanya peningkatan pCO2 di
arteri. Peningkatan pCO2 di arteri akan menjadi sumber rangsang bagi dimulainya
tubuh hewan, yang dari waktu ke waktu dapat sangat bervariasi. Pada saat laju
juga meningkat. Apabila saat tersebut darah tidak mengandung cukup oksigen
bahkan asfiksia (keadaan tidak terdapat oksigen dalam jaringan tubuh). Sementara
15
itu, timbunan karbondioksida dalam tubuh dapat meninbulkan berbagai gangguan
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
permukaan tubuhnya.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan oleh kelompok kami adalah mari kita
16
DAFTAR PUSTAKA
17