PENDAHULUAN
Latar Belakang
Daun merupakan organ yang amat beragam, baik dari segi morfologi
maupun anatomi. Struktur jaringan pembuluh dalam tangkai dan tulang daun
utama biasanya mirip dengan dalam batang. Ciri paling penting pada daun adalah
bahwa pertumbuhan apeksnya segera terhenti. Pada beberapa tumbuhan paku,
meristem tersebut tetap aktif selama waktu yang cukup lama. Pada paku lain,
seperti Ophioglossum, dan pada Spermatophyta, aktivitas meristem apeks daun
segera terhenti, sementara bentuk and ukuran daun ditentukan oleh pertumbuhan
interkalar dan marginal (Rosanti, 2011).
Istilah bagi seluruh daun pada tanaman adalah phyllom. Namun, dikenal
juga istilah daun hijau, katafil, hipsofil, kotiledon (keping biji), profil dan lain-
lain. Daun hijau berfungsi khusus untuk fotosintesis dan biasanya berbentuk pipih
mendatar sehingga mudah memperoleh sinar matahari dan gas CO 2. Katafil dalah
sisik pada tunas atau pada batang di bawah tanah dan berfungsi sebagai pelindung
atau tempat menyimpan cadangan makanan. Daun pertama pada cabang lateral
disebut prophyll, pada monokotil hanya ada satu helai prophyll, pada dikotil ada
dua helai. Hipsofil berupa berbagai jenis brakte yang mengiringi bunga dan
berfungsi sebagai pelindung. Kadang-kadang hipsofil berwarna cerah dan
berfungsi serupa dengan mahkota bunga. Kotiledon merupakan daun pertama
pada tumbuhan (Rosanti, 2011).
Daun merupakan struktur pokok tumbuhan yang tak kalah pentingnya
dengan akar. Setiap tumbuhan pada umumnya memiliki daun. Daun dikenal
dengan nama ilmiah folium. Secara umum, daun memiliki struktur berupa helaian,
berbentuk bulat atau lonjong dan berwarna hijau (Rosanti, 2013).
Fungsi utama daun adalah menyintesis bahan organik dengan
menggunakan sinar sebagai sumber energi melalui proses fotosintesis. Perubahan
energi ini terjadi di dalam organel sel khusus yang disebut kloroplas, yang di
dalamnya terdapat pigmen klorofil. Struktur luar dan dalam daun berkaitan
dengan perannya dalam proses fotosintesis dan transpirasi, dan biasanya rata dan
2
Tujuan
Manfaat
yang penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun
(Tjitrosoepomo, 2003).
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Alismatelas
Famili : Araceae
Genus : Colocasia
Spesies : Colocasia esculenta
Tanaman mangga terdiri dari akar, batang, daun, bunga dan buah. Batang
tanaman manga yang masih muda terbentuk dari kulit yang amat tipis disebut
kulit ari atua epidermis kemudian kulit ini dirubah menjadi lapisan gabus. Bila
ohon bertambah tua, lapisan ini tidak tumbuh lagi, melainkan pecah-pecah karena
dibagian sebelah dalam kulit timbul lapisan gabus baru (Nilasari, 2013).
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Family : Anacardiaceae
Genus : Mangifera
Spesies : Mangifera indica
Menurut Sudarminto (2015), tanaman tebu (Saccharum officinarum)
adalah tanaman yang termasuk ke dalam rumput-rumputan. Tebu banyak
ditemukan di wilayah dengan iklim tropis. Klasifikasi tanaman tebu sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Cyperales
Famili : Poaceae
Genus : Saccharum
Spesies : Saccharum officinarum
Menurut Hafiz (2017), tanaman belimbing (Averrhoa carambola) adalah
tanaman yang memiliki sistem perakaran tunggang dan diameter batangnya
8
Kingdom : Plantae
Divisi : Magniliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Geraniales
Famili : Oxalidaceae
Genus : Averrhoa
Spesies : Averrhoa carambola
Tanaman karet (Hevea Brasiliensis) merupakan tanaman perkebunan yang
bernilai ekonomis tinggi. Tanaman tahunan ini dapat disadap getah karetnya
pertama kali pada umur tahun ke-5. Dari getah tanaman karet (lateks) tersebut bias
diolah menjadi lembaran karet (sheet), bongkahan (kotak), atau karet remah
(crumb rubber) yang merupakan bahan baku industri karet (Purwanta, 2008).
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Family : Euphorbiaceae
Genus : Hevea
Species : Hevea brasiliensis
Jeruk (atau limau/limo) purut (Citrus hystrix) merupakan
tumbuhan perdu yang dimanfaatkan terutama buah dan daunnya sebagai
bumbu penyedap masakan. Dalam perdagangan internasional dikenal
sebagai kaffir lime (Munawaroh et al,. 2010).
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Geraniales
Famili : Rutaceae
Genus : Citrus
Species : Citrus hystrix
Singkong berasal dari benua Amerika, tepatnya Brazil dan Paraguay.
penyebarannya hampir ke seluruh negara termasuk Indonesia. Singkong ditanam
10
di wilayah Indonesia sekitar tahun 1810 yang diperkenalkan oleh orang Portugis
dari Brazil. Singkong merupakan tanaman yang penting bagi negara beiklim
tropis seperti Nigeria, Brazil, Thailand, dan juga Indonesia. Ke empat negara
tersebut merupakan negara penghasil singkong terbesar di dunia (Soelistijono,
2006).
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
Species : Manihot utilisima
Tanaman lidah buaya (Aloe vera L.) merupakan tanaman yang
banyak tumbuh pada iklim tropis ataupun subtropis dan sudah digunakan
sejak lama karena fungsi pengobatannya. Lidah buaya dapat tumbuh di
daerah beriklim dingin dan juga di daerah kering, seperti Afrika, Asia dan
Amerika. Hal ini disebabkan bagian stomata daun lidah buaya dapat
tertutup rapat pada musim kemarau karena untuk menghindari hilangnya
air daun. Lidah buaya dapat tumbuh pada suhu optimum untuk
pertumbuhan berkisar antara 16 – 33 oC dengan curah hujan 1000-3000
mm dengan musim kering agak panjang, sehingga lidah buaya termasuk
tanaman yang efisien dalam penggunaan air (Furnawanthi, 2004).
Klasifikasi tanaman lidah buaya menurut Maryam, (2013). Adalah
sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Mangnoliophyta
Ordo : Lilieropsida
Kelas : Asparagales
Genus : Aloe
Species : Aloe vera
11
III. BAHAN DAN METODE
Bahan
Alat
18
Alat tulis. Alat tulis digunakan sebagai alat untuk menuliskan dan
menggambar hasil pengamatan
Laporan sementara. Laporan sementara digunakan sebagai tempat
untuk menuliskan dan mengambarkan hasil pengamatan
Kamera. Kamera digunakan sebagai alat dokumentasi hasil
pengamatan.
12
Pelaksaan Praktikum
Hasil praktikum ini berupa data pengamatan yang dapat dilihat pada
beberapa tabel berikut :
Tabel 1. Hasil pengamatan morfologi daun talas
Gambar Sketsa
Daun Talas
(Colocasia esculenta)
Identifikasi
daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk seperti
perisai, ujung daun dari daun keladi adalah meruncing. Tepi daunnya agak
berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus). Pertulangan
daunnya menyirip. Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan
berwarna hijau tua, sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau
muda dan juga terasa licin (laevis).
Daun mangga
(Mangifera indica).
Identifikasi
Daun tebu
(Saccharum officinarum)
Identifikasi
antara 4-6 cm dan lebar 6 cm. Daun tebu berbentuk seperti pita, tidak bertangkai
dan memiliki pelepah seperti daun jagung muncul berselingan pada bagian kanan
dan kiri. Tepi daun kadang-kadang bergelombang serta berbulu keras
(Indrawanto, 2010).
Daun belimbing
(Averrhoa carambola)
Identifikasi
sekitar 18 cm, pada setiap daun terdapan 1-2 anak daun yang letaknya
selang seling secara berlawanan. Anak daun panjangnya sekitar 1,5–9 cm,
lebar 1–4,5 cm, berbentuk lonjong, bagian pangkalnya bulat dan ujungnya
runcing. Setiap anak daun mempunyai 3–10 pasang tulang daun lateral
(Rukmana, 2006).
17
panjangnya sekitar 1,5 – 9 cm, lebar 1 – 4,5 cm, berbentuk lonjong, bagian
pangkalnya bulat dan ujungnya runcing. Setiap anak daun mempunyai 3-10
pasang tulang daun lateral (Rukmana, 2006).
Daun karet
(Hevea brasiliensis)
Identifikasi
daun. Daun tanaman karet akan menjadi kuning atau merah pada saat musim
kemarau. (Setiawan & Andoko, 2005).
18
tanaman karet akan menjadi kuning atau merah pada saat musim kemarau.
(Setiawan & Andoko, 2005).
Daun jeruk purut termasuk daun tidak lengkap, karena hanya terdapat
tangkai daun (petiole) dan helaian daun (lamina) sehingga disebut daun
bertangkai. Daun jeruk purut juga termasuj daun majemuk beranak satu, karena
terlihat seperti daun tunggal tetapi bukan, karena ada persendian (articulation)
pada tangkai daun sehingga helaian daun tidak langsung terdapat pada ibu
tangkai.
Daun ieruk purut (Citrus hystrix) merupakan daun tidak lengkap karena
hanya memiliki tangkai daun (petiole), dan helaian daun (lamina) jadi, daun jeruk
purut disebut juga sebagai daun bertangkai. Berdasarkan jumlah daun pada
tangkai termasuk ke dalam daun majemuk beranak satu karena terlihat seperti
daun tunggal tetapi bukan, karena ada persendian pada tangkai daun sehingga
helaian daun tidak langsung terdapat pada ibu tangkai selain itu juga tidak
memiliki upih/pelepah daun (vagina).
19
Jeruk purut memiliki daun majemuk menyirip beranak daun satu dan
tangkai daun sebagian melebar menyerupai anak daun. Helaian anak daun
berbentuk bulat telur sampai lonjong, pangkal membundar atau tumpul, ujung
tumpul sampai meruncing, tepi beringgit, panjang 8 – 15 cm, lebar 2 – 6 cm,
kedua permukaan licin dengan bintik-bintik kecil berwarna jernih, permukaan atas
warnanya hijau tua agak mengkilap, permukaan bawah hijau muda atau hijau
kekuningan, buram, dan jika diremas baunya harum. Bunganya berbentuk bintang
dan berwarna putih kemerah-merahan atau putih kekuning-kuningan. Bentuk
buahnya bulat telur, kulitnya hijau berkerut, berbenjol-benjol, dan rasanya asam
agak pahit (Soepomo, 2012).
Daun singkong
(Manihot utilisima)
Identifikasi
Identifikasi
Daun lidah buaya termasuk daun tidak lengkap, karena hanya memiliki
helaian daun (lamina) sehingga disebut daun duduk. Daun lidah buaya juga
termasuk daun tunggal, karena hanya memiliki satu helaian daun saja yang
disebut folium complex.
Tabel 9. Lanjutan hasil pengamatan morfologi daun lidah buaya
Saran
Saran untuk praktikum ini adalah agar para praktikan harus bekerja sama
dalam mengikuti praktukim agar mendapatkan hasil yang memuaskan.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI................................................................................................ i
DAFTAR TABEL........................................................................................ 1 ii
I. PENDAHULUAN................................................................................. 1
Latar belakang.................................................................................. 1
Tujuan.............................................................................................. 2
Manfaat............................................................................................ 2
Kesimpulan...................................................................................... 22
Saran................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 23
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Hasil pengamatan morfologi daun talas........................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
Furnawanthi, I. (2004). Khasiat dan Manfaat Lidah Buaya Si Tanaman Ajaib.
Jakarta: Agromedia Pustaka
Hartati, N. S & Prana, T. K. (2003). Analisis kadar pati dan serat kasar tepung
beberapa kultifar talas (Colocasia esculenta L.). Natur Indonesia. 6 (1):
29-33.
Heddy. (2010). Penuntun Praktikum Botani. FAPERTA UIN Suska Riau. Pekan
Baru.
Munawaroh, S., Handayani, & Astuti P. (2010). Ekstraksi Minyak Daun Jeruk
Purut (Citrus hystrix D.C.) Dengan Pelarut Etanol dan N-Heksana. Jurnal
Kompotensi Teknik. 2(1): 73-78.
Setiawan & Andoko. (2005). Petunjuk Lengkap Budidaya Karet. PT. Agromedia
Pustaka Tanggerang.
Yuzammi, J., Suwastika, N., & Pitopang, R., (2015). Studi Beberapa Aspek
Botani Amorphophallus paeoniifolius Dennst. Nicolson (Araceae) di
Lembah Palu. Palu: Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Tadulako
Palu Indonesia. Online Jurnal of Natural Science ISSN: 2338-0950,
4(1) :17-31.