Anda di halaman 1dari 19

Laporan Praktikum Botani

“Stomata”

Disusun Oleh:
Nama : Salsabila Putri Mazaya
NIM : 215040207111132
Kelas :M
Asisten : Valentcia Pradipta Yudhi

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tumbuhan merupakan suatu hal penting yang hidup berdampingan
dengan manusia. Tumbuhan juga dikenal mampu membuat makanan sendiri
dengan dibantu oleh cahaya matahari. Proses pembuatan makanan pada
tumbuhan itulah disebut dengan fotosintesis. Salah satu organ pada daun yang
berperan dalam kegiatan fotosintesis ini adalah stomata. Stomata merupakan
lubang atau mulut yang terususun atas sel-sel epidermis. Peranana stomata
dalam kegiatan fotosistensis adalah sebgaia pengatur penguapan, masuknya
CO2 , dan keluarnya O2 ke udara selama proses fotosintesis. Bentuk stomata
pada tiap-tiap jenis tumbuhan tak selalu sama. Perbedaan tersebut dapat baik
dari tanaman monokotil maupun tanaman dikotil.

1.2 Tujuan
Berikut ini adalah tujuan pelaksanaan pengamatan praktikum stomata.
1. Mengetahui definisi stomata dari beberapa ahli
2. Mengetahui fungsi dan bagian stomata
3. Mengetahui faktor yang memengaruhi membuka dan menutupnya stomata
4. Mengetahui perbedaan stomata dari berbagai tumbuhan

1.3 Manfaat
Berikut ini adalah manfaat dari pelaksanaan pengamatan praktikum stomata.
1. Memahami arti stomata pada tumbuhan
2. Memahami fungsi-fungsi tiap bagian stomata
3. Memahami mengapa stomata mampu membuka dan menutup
4. Memahami perbedaan pada beberapa jenis stomata
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Stomata


Stomata merupakan organ tumbuhan yang memiliki peran besar dalam
kelangsungan hidup tumbuhan yang berasal dari modifikasi jaringan epidermis
dan berperan dalam keluar dan masuknya udara serta air pada daun. Stomata
juga merupakan salah satu organ dalam tumbuhan yang mengatur kadar
kehilangan air pada tumbuhan. Stomata merupakan celah di antara epidermis
yang diapit oleh sel penjaga di mana dekat sel penjaga tersebut ada sel yang
mengelilinga yang disebut sebagai sel tetangga. (Sarjani et al., 2017).
Stomata dapat diartikan sebagai celah dalam epidermis yang dibatasi
dengan dua sel epidermis, yaitu sel penutup dan organ yang ikut serta dalam
aktivitas transpirasi. Letaknya tak hanya pada satu lokasi saja, tetapi tersebar
pada hampir semua bagian tumbuhan. Namun, sebagian besar stomata terletas
pada daun (Izza dan Laily, 2015)
Stomata is pores which opened and closed by guard cells. The stomata
assists in gas exchange, cooling and water transpiration (Shipunov, 2021).
Terjemahan dari pengertian tersebut, stomata adalah pori-pori yang dibuka dan
ditutup oleh sel penjaga. Stomata membantu pertukaran gas, pendinginan dan
transpirasi air (Shipunov, 2021)
The stomata are the valves limiting diffusion, regulated by processes in
the leaf and in the roots, and by conditions in the environment (Schulze, 2019).
Stomata adalah katup yang membatasi difusi, diatur oleh proses di daun dan di
akar, dan oleh kondisi di lingkungan (Schulze, 2019).

2.2 Fungsi Stomata


Stomata berfungsi sebagai tempat bertukarnya karbondioksida dan
oksigen serta menjadi pengendali atas kehilangan air pada tumbuhan.
Pernyataan tersebut dapat didukung oleh pendapat Sarjani (2017), bahwa
stomata berfungsi sebagai tempat pertukaran CO2 dan O2 melalui proses difusi.
Selain itu, stomata merupakan organ yang berfungsi untuk mengatur kehilangan
air pada tumbuhan.
2.3 Bagian-Bagian Stomata

Gambar 1. Bagian-Bagian Stomata

Sumber: Meriko dan Abizar (2017)

Setiap organ pasti terdiri atas bagian-bagian penyusunnya. Berikut ini


adalah bagian-bagian penyusun stomata menurut pendapat Wardhani (2019).
1. Sel penjaga atau sel penutup
Ciri-ciri:
a. Terdiri atas sel yang nampak simetris dan berbentuk seperti ginjal
b. Merupakan sel aktif
c. Terdapat kloroplas
2. Celah atau aperture
Ciri-ciri:
a. Berbentuk seperti lubang kecil
b. Menutup dan membukanya celah berdasarkan perubahan osmosis sel
penjaga
3. Sel tetangga
Ciri-ciri:
a. Berada di sekitar sel penjaga
b. Berjumlah dua atau lebih
c. Mengatur lebar celah dan gerakan sel penutup
4. Ruang udara dalam
Ciri-ciri:
a. Ruang antar sel yang besar
b. Memiliki fungsi ganda dalam fotosintesis, transpirasi, dan respirasi
2.4 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Membuka dan Menutupnya Stomata
Membuka dan menutupnya stomata dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Menurut pendapat Setiawati dan Syamsi (2017), membuka dan
menutupnya stomata dipengaruhi oleh cahaya matahari sebab mampu
merangsang sel penutup untuk menyerap air dan ion K + dan menyebabkan
stomata terbuka. Selain itu, waktu juga memengaruhi membuka dan
menutupnya stomata. Jika pagi hari stomata membuka dan malam hari stomata
tertutup. Stomata yang membuka dan menutup juga dipengaruhi oleh tekanan
turgor sel tanaman, perubahan konsentrasi karbondioksida, berkurangnya
cahaya atau asam absisat.
Adapun faktor membuka dan menutupnya stomata menurut pendapat
Firdaus dan Maasawet (2015), yaitu dipengaruhi oleh faktor eksternal dan
faktor internal. Faktor ekstral dapat berupa konsentrasi CO2 , hormon asam
absisat, dan intensitas cahaya matahari. Kemudian, faktor internal dapat berupa
jam biologis yang memacu serapan ion pada pagi hari sehingga stomata terbuka
dan pada malam hari terjadi pembebasan ion sehingga stomata akan tertutup.

2.5 Perbedaan Stomata Tanaman Monokotil dan Tanaman Dikotil


Tumbuhan terdiri atas dua jenis, yaitu tumbuhan dikotil dan tumbuhan
monokotil. Terdapat perbedaan pada kedua tumbuhan tersebut, salah satunya
perbedaan pada stomata. Menurut pendapat Sarjani et al. (2017), pada
umumnya tanaman dikotil memiliki stomata dengan bentuk yang beragam, sel
penutup pada tumbuhan dikotil berbentuk seperti ginjal sedangkan pada
monokotil memiliki bentuk yang seragam dan terlihat sempit pada bagian
tengah, tetapi besar pada ujungnya.
Sementara itu, menurut pendapat Papuangan et al. (2014), pada
tumbuhan dikotil stomata terletak secara tersebar dengan pertulangan daun yang
menyirip. Pada tumbuhan monokotil yang memiliki pertulangan daun sejajar
memiliki sebaran stomata yang lebih tersusun dan berderet sejajar.

2.6 Perbedaan Stomata Tanaman Darat dan Tanaman Air


Pada tanaman air diketahui memiliki stomata yang terletak pada bagian
atas supaya mempercepat laju transpirasi. Selain itu, tanaman air juga memiliki
jumlah stomata yang lebih banyak dibandingkan dengan tanaman darat.
Sementara itu, pada tanaman darat diketahui bahwa memiliki stomata dengan
ukuran yang lebih kecil bahkan mengecil dibandingkan dengan tanaman air,
sebab berfungsi apabila saat kekeingan, tumbuhan masih mampu untuk
bertahan hidup. Hal yang menjadi pembeda stomata tanaman air dan tanaman
darat adalah tipe stomata yang dimiliki. Pada stomata tanaman air memiliki tipe
stomata yang menonjol, phaneropore, graminae, amarylidaceae, dan kriptopor.
Pada stomata tumbuhan dara memiliki tipe stomata parasitik, anomositik,
anisositik, diasitik, graminae, dan diasitik (Firdaus dan Maasawet, 2015).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Adapun alat-alat yang digunakan untuk menunjang pengamatan
praktikum stomata adalah sebagai berikut.
Tabel 1. Alat-Alat dan Fungsinya

Alat Fungsi
Mikroskop Untuk mengamati objek
Selotip Sebagai penutup spesimen
Kutek bening Sebagai pelapis spesimen
Cutter atau silet Untuk memotong
Kaca preparat Tempat objek pengamatan

3.1.2 Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan untuk menunjang pengamatan
praktikum stomata adalah sebagai berikut.
Tabel 2. Bahan-Bahan dan Fungsinya

Bahan Fungsi
Daun mangga Sebagai objek pengamatan
Daun jagung Sebagai objek pengamatan
Daun teratai Sebagai objek pengamatan
3.2 Cara Kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Melapisi spesimen dengan kutek bening dan


tunggu hingga kering

Setelah kering, tutup bagian yang dilapisi kutek


dengan selotip

Lepaskan selotip dari spesimen

Letakkan selotip pada kaca preparat dan amati di


bawah mikrosop

Mencatat hasil dokumentasi

3.3 Analisa Perlakuan


Adapun langkah-langkah yang perlu ditempuh untuk melakukan
pengamatan yaitu yang pertama dengan menyiapkan alat dan bahan. Setelah alat
dan bahan siap, mulai lapisi spesimen, seperti daun mangga, daun jagung, dan
daun teratai dengan menggunakan kutek bening lalu tunggu hingga kering.
Setelah kering, pada bagian yang dilapisi kutek ditutup dengan menggunakan
selotip. Jika sudah dirasa cukup, lepas selotip dan letakkan pada kaca preparat
kemudian amati dengan menggunakan mikroskop. Langkah terakhir adalah
catat dan dokumentasikan hasil pengamatan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Klasifikasi Tanaman


Berikut ini adalah klasifikasi tanaman yang menjadi objek pengamatan
pada praktikum stomata.
Tabel 3. Klasifikasi Tanaman

Klasifikasi Gambar Literatur


Mangga
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnollophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Keluarga : Anarcadiaceae
Genus : Mangifera Gambar 2. Tanaman Mangga
Spesies : Mangifera indica
Linn. Sumber: Sadri et al. (2017)

Suharyanti (2017)
Jagung
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledone
Ordo : Poales
: Poaceae/
Famili
Gramineae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.
Gambar 3. Tanaman Jagung
Fitrianti (2016)
Sumber: Wawo et al. (2019)

Teratai
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermathophyta
Kelas : Monocotyledone
Ordo : Nymphaeales
Famili : Nymphaeaceae
Gambar 4. Tanaman Teratai
Genus : Nymphaea
Spesies : Nymphaea alba Sumber: Budiwati dan Kriswiyanti
Istria (2018) (2014)
4.2 Perbedaan Stomata Tanaman Monokotil dan Tanaman Dikotil
1. Stomata Tanaman Monokotil

Gambar Literatur Gambar Tangan

Gambar 5. Stomata Tanaman


Monokotil (Jagung) Gambar 6. Stomata Tanaman

Sumber: Agustamia (2016) Monokotil (Jagung)

Sumber: Dokumentasi Pribadi


(2021)

2. Stomata Tanaman Dikotil

Gambar Literatur Gambar Tangan

Gambar 7. Stomata Tanaman


Dikotil (Mangga)
Gambar 8. Stomata Tanaman
Sumber: Mutaqin et al. (2016) Dikotil (Mangga)

Sumber: Dokumentasi Pribadi


(2021)
Pada pengamatan kali ini, tanaman monokotil diwakili oleh tanaman
jagung dan tanaman monokotil diwakili oleh tanaman mangga. Berdasarkan
hasil pengamatan, dapat dilihat bahwa stomata miliki tanaman jagung tersusun
rapi dan sejajar. Selain itu, terlihat bahwa stomata jagung memiliki bentuk yang
memanjang. Hal tersebut dapat diperkuat oleh pendapat Lamahala et al. (2018),
yaitu jagung memiliki stomata yang berbentuk panjang dengan ujung membesar
dan bagian tengah mengecil, serta berdinding tipis. Hal itu cukup membuktikan
bahwa stomata merupakan hasil dari modifikasi epidermis.

Perbedaan yang cukup terlihat antara tanaman monokotil dan dikotil


adalah persebaran stomatanya. Pada tanama dikotil, letak stomata tidak
beraturan dan lebih tersebar. Hal tersebut berbanding terbaling dengan letak
stomata tanaman monokotil yang lebih sejajar. Hal tersebut dapat diperkulat
lagi dengan pendapat yang dikeluarkan menurut Anu et al. (2017), yaitu
tumbuhan dikotil dengan tulang daun yang menyirip memiliki stomata yang
tersebar.

4.3 Perbedaan Stomata Tanaman Darat dan Tanaman Air


1. Stomata Tanaman Darat

Gambar Literatur Gambar Tangan

Gambar 9. Stomata Tumbuhan


Darat (Glodokan)

Sumber: Munir et al. (2019) Gambar 10. Stomata Tumbuhan


Darat (Glodokan)

Sumber: Dokumentasi Pribadi


(2021)
2. Stomata Tanaman Air

Gambar Literatur Gambar Tangan

Gambar 11. Stomata Tanaman Gambar 12. Stomata Tanaman Air


Air (Teratai) (Teratai)

Sumber: Saputri (2016) Sumber: Dokumentasi Pribadi


(2021)

Pada dasarnya sel penutup pada stomata memiliki kesamaan antara


stomata tanaman air dan tanaman darat, yaitu berbentuk seperti ginjal. Hal yang
sama diungkapkan leh Saputri (2016) dan Lubis (2014), bahwa sel penutup
stomata memiliki bentuk yang seperti ginjal. Namun, yang membedakan dari
keduanya adalah menurut Saputri (2016), bahwa pada tanaman air teratai,
stomatanya memiliki tipe anomositik dan letak stomata melebar tak tentu.
Sementara itu, menurut Lubis (2014), tanaman darat pada umumnya memiliki
stomata pada permukaan daun bagian bawah. Namun, hal tersebut tak menutup
kemungkinan apabila stomata juga terletak pada bagian atas atau atas dan
bawah.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Stomata merupakan lubang tak terdapat pada daun, batang, dan bagian
tumbuhan lainnya yang terbentuk dari epidermis. Keberadaan stomata ikut serta
berperan dalam proses fotosintesis sebagai pengatur penguapan. Selain itu,
stomata juga berfungsi sebagai pengatur kehilangan air pada tumbuhan.
Stomata tersusun atas beberapa bagian, yaitu sel penjaga, celah, sel tetangga,
ruang udara dalam. Masing-masing dari bagian tersebut bekerja sesuai dengan
perannya masing-masing. Stomata memiliki kemampuan untuk membuka dan
menutup yang dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu faktor eksternal dan
faktor internal. Perbedaan tipe atau bentuk stomata dapat dibedakan
berdasarkan jenis tanamannya, seperti pada tanaman monokotil dan tanaman
dikotil.

5.2 Saran
Dengan dilaksanakannya pengamatan praktikum daring seperti ini
diharapkan praktikan mampu menjalaninya dengan sungguh-sungguh. Selian
itu, perlu adanya sumber literatur yang cukup banyak untuk menunjang kegiatan
praktikum ini sehingga praktikan juga perlu membaca jurnal, artikel, atau
literatur lain lebih banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Agustamia, C., Widiastuti, A., & Sumardiyono, C. (2016). Pengaruh stomata dan
klorofil pada ketahanan beberapa varietas jagung terhadap penyakit
bulai. Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia, 20(2), 89-94.

Anu, O., Rampe, H. L., & Pelealu, J. J. (2017). Struktur sel epidermis dan stomata
daun beberapa tumbuhan suku euphorbiaceae. Jurnal MIPA, 6(1), 69-73.

Budiwati, G. A. N., & Kriswiyanti, E. (2014). Manfaat tanaman teratai (Nymphaea


sp., Nymphaeaceae) di Desa Adat Sumampan, Kecamatan Sukawati,
Kabupaten Gianyar, Bali. Jurnal Simbiosis, 2(1), 122-134.

Firdaus, M., & Maasawet, E. T. (2015). Perbedaan Ukuran Dan Bentuk Stomata
Tumbuhan Air Dan Tumbuhan Darat. In Seminar Nasional I Biologi, Sains,
Lingkungan, Dan Pembelajaran Pendidikan Biologi FKIP Universitas
Mulawarman (pp. 81-92).

Fitrianti, I. (2016). Uji Konsentrasi Formulasi Bacillus Subtilis Bnt8 Terhadap


Pertumbuhan Benih Jagung (Zea Mays L.) Secara In Vitro.[Skripsi].
Universitas Islam Alauddin: Makassar.

Istria, L. (2018). Tumbuhan Teratai Sebagai Ide Penciptaan Perhiasan Paduan Perak
Dan Kayu (Doctoral dissertation, Fakultas Seni Rupa Dan Desain). ISI
Surakarta.

Izza, F. (2015). Karakteristik stomata tempuyung (Sonchus arvensis L.) dan


hubungannya dengan transpirasi tanaman di Universitas Islam Negeri (UIN)
Maulana Malik Ibrahim Malang. Prosiding KPSDA, 1(1).

Lamahala, M. H., & Lamen, S. (2018). Pengembangan Media Jaringan Epidermis


Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Yang Tumbuh Di Kota Kupang Sebagai
Sumber Belajar Tambahan Pembelajaran IPA SD Berbasis Kearifan
Lokal. Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra Bakti, 5(2), 15-25.

Lubis, N. (2014). Analisis Stomata Pada Herbarium Tumbuhan Gandaria Spesies


Bouea Macrophylla Dan Bouea Oppositifolia (Doctoral dissertation,
UNIMED).
Meriko dan Abizar. (2018). Struktur stomata daun beberapa tumbuhan kantong
semar (Nepenthes spp.).Jurnal: Berita Biologi, 16(3), 325-330.

Munir, A., Darlian, L., & Nurjaya, S. (2019). Studi Morfologi Stomata Daun
Glodokan (Polyalthia longifolia Sonn) pada Lingkungan
Berbeda. bionature, 20(2), 109-115.

Munir, A., Darlian, L., & Nurjaya, S. (2019). Studi Morfologi Stomata Daun
Glodokan (Polyalthia longifolia Sonn) pada Lingkungan
Berbeda. bionature, 20(2), 109-115.

Mutaqin, A. Z., Budiono, R., Setiawati, T., Nurzaman, M., & Fauzia, R. S. (2016).
Studi anatomi stomata daun mangga (Mangifera indica) berdasarkan
perbedaan lingkungan. Jurnal Biodjati, 1(1), 13-18.

Papuangan, N., & Djurumudi, M. (2016). Jumlah dan distribusi stomata pada
tanaman penghijauan di kota ternate. Jurnal: Bioedukasi, 3(1).

Sadri, M., Adelina, E., & Samudin, S. (2017). Identifikasi Karakter Morfologi dan
Anatomi Mangga Lokal (Mangifera spp.) Morowali di Desa Bente dan Desa
Bahomoleo Kecamatan Bungku Tengah. Agroland: Jurnal Ilmu-ilmu
Pertanian, 24(2), 138-145.

Saputri, N. W. (2016). Struktur dan Distribusi Stomata pada Tanaman Marga


Nymphaea. Artikel skripsi. Universitas Nusantara PGRI Kediri.

Sarjani, T. M., Mawardi, M., Pandia, E. S., & Wulandari, D. (2017). Identifikasi
Morfologi Dan Anatomi Tipe Stomata Famili Piperaceae Di Kota Langsa.
Jurnal IPA & Pembelajaran IPA, 1(2), 182-191.

Schulze, Ernst-Detlef; Beck, Erwin; Buchmann, Nina; Clemens, Stephan; Müller-


Hohenstein, Klaus; Scherer-Lorenzen, Michael (2019). Plant Ecology || . ,
10.1007/978-3-662-56233-8(), –. doi:10.1007/978-3-662-56233-8

Setiawati, T., & Syamsi, I. F. (2019). Karakteristik Stomata Berdasarkan Estimasi


Waktu dan Perbedaan Intensitas Cahaya Pada Daun Hibiscus tiliaceus Linn.
Di Pangandaran, Jawa Barat. Jurnal Pro-Life: Jurnal Pendidikan Biologi,
Biologi, dan Ilmu Serumpun, 6(2), 148-159.
Shipunov, A. (2021). Introduction to Botany. Minot State University.

Suharyanti, S. (2017). Analisis Kandungan Pigmen Flavonoid Pada Ekstrak


Mangga (Mangifera indica L) (Doctoral dissertation, Universitas Negeri
Semarang).

Wardhani, S. P. R. (2019). Intisari Biologi Dasar. Yogykarta: Diandra Kreatif.

Wawo, A. H., Lestari, P., & Setyowati, N. (2019). Eksplorasi Jagung Lokal di
Sulawesi Selatan dan Studi Pertumbuhannya di Kebun Penelitian Puslit
Biologi, LIPI, Cibinong. Biota: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, 4(2), 79-
93.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai