udara sampai beberapa lama, tetapi yang berukuran besar segera jatuh ke lantai
atau permukaan benda lain (Irianto, 2006).
Kontaminasi oleh mikroorganisme dapat terjadi setiap saat dan
menyentuh setiap permukaan seperti tangan atau alat/wadah. Sanitasi
lingkungan sangat perlu untuk diperhatikan terutama bagi pekerja dan alat yang
digunakan dalam bidang mikrobiologi atau pengolahan produk makanan atau
industri. Sanitasi memegang peranan dalam pangan untuk mencegah terjadinya
perpindahan penyakit pada makanan.Penerapan sanitasi yang baik dapat
menjamin produk makanan yang aman untuk dikonsumsi (Hidayat, 2006).
Menurut Giyatmi dan Irianto (2000) sanitasi merupakan usaha manusia untuk
memanipulasi lingkungan untuk memberi manfaat bagi manusia dan untuk
mengelola lingkungan dengan cara memperbaiki, menjaga atau memulihkan
kesehatan lingkungan. Permasalahan yang banyak berhubungan dengan sanitasi
adalah aspek yang berhubungan dengan mikroba khususnya bakteri, protozoa
dan virus. Hal ini terjadi karena adanya kontak dengan lingkungan di dalam
proses produksi, pengolahan, penyimpanan dan pemasaran makanan.
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari
campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk
pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekulmolekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media
pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan
juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya. Media biakan adalah
bahan atau campuran bahan yang dapat digunakan untuk membiakkan
mikroorganisme, karena memiliki daya duang yang tinggi terhadap tumbuhan
dan perkembang biakkannya (Dian, 2012). Mikroorganisme dapat ditumbuhkan
dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium. Medium yang
digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme
tersebut harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme
yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium
yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anargonik di tambah
sumber karbon organik seperti gula. Sedangkan mikroorganime lainnya
memerlukan suatu medium yang sangat kompleks yaitu berupa medium
ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya. Akan tetapi yang
terpenting medium harus mengandung nutrien yang merupakan substansi
dengan berat molekul rendah dan mudah larut dalam air. Nutrien ini adalah
degradasi dari nutrien dengan molekul yang kompleks. Nutrien dalam medium
harus memenuhi kebutuhan dasar makhluk hidup, yang meliputi air, karbon,
energi, mineral dan faktor tumbuh. Untuk menelaah bakteri di dalam
laboratorium, pertama-tama kita harus dapat menumbuhkan bakteri tersebut di
dalam suatu biakan murni. Untuk melakukannya haruslah dimengerti jenis-jenis
nutrient yang disyartakan oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang
mana dapat menyebabkan kondisi yang optimum bagi pertumbuhannya
tersebut. Agar mendapatkan satu spesies saja dalam satu piaraan, maka
perlulah diadakan suatu piaraan murni. Menurut Dwidjoseputro (1985), piaraan
murni dapat diperoleh dari piaraan campuran. Dan menurut Michael (2008),
semua bentuk kehidupan, dari mikroorganisme sampai kepada manusia
mempunyai persamaan dalam hal persyaratan nutrisi tertentu dalam bentuk zatzat kimiawi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan fungsinya yang normal.
Agar EMB (levine) merupakan media padat yang dapat digunakan untuk
menentukan jenis bakteri coli dengan memberikan hasil positif dalam tabung.
EMB yang menggunakan eosin dan metilin bklue sebagai indikator memberikan
perbedaan yang nyata antara koloni yang meragikan laktosa dan yang tidak.
Medium tersebut mengandung sukrosa karena kemempuan bakteri koli yang
lebih cepat meragikan sukrosa daripada laktosa. Untuk mengetahui jumlah
bakteri coli umumnya digunakan tabel Hopkins yang lebih dikenal dengan nama
MPN (most probable number) atau tabel JPT (jumlah perkiraan terdekat), tabel
tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah bakteri coli dalam 100
ml dan 0,1 ml contoh air.
Dwyana, Zaraswaty dan Nur Haedar. 2009. Penuntun praktikum Mikrobiologi Pangan.
Jurusan Biologi. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Hidayat, N. 2006. Mikrobiologi Industri. Penerbit Andi, Yogyakarta.
Irianto, K. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 1. CV. Yrama Widya,
Bandung.
Giyatmi dan H. E. Irianto. 2000. Teknik Sanitasi Pada Industri Makanan.
Depertemen Pendidikan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Jurusan Teknologi
Pangan Universitas Sahid, Jakarta.