Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM IV

BOTANI TUMBUHAN RENDAH


(ABKC-2307)

ALGA MIKROSKOPIS

Oleh:
Eka Wati
(1810119120016)
Kelompok V B

Asisten Dosen:
M. NofiarHadi, S.Pd., M.Sc.
Noor Syifa
Nur Aulia Rahmah

Dosen Pengasuh:
Dra. Hj. Sri Amintarti, M.Si
Dra. Aulia Ajizah, M.Kes.
Nurul Hidayati Utami, S.Pd.,M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
OKTOBER
2019
PRAKTIKUM II

Topik : Alga Makroskopis


Tujuan : Untuk mengamati morfologi makrokopis
Hari/Tanggal : Jumat/ 27 September 2019
Tempat : Laboratorium Biologi FKIP PMIPA ULM Banjarmasin

I. ALAT DAN BAHAN


A. Alat yang digunakan:
1. Lup
2. Penjepit
3. Kaca arloji
4. Baki
5. Pinset
6. Penggaris
7. Milimeterblok
8. Alat dokumentasi

B. Bahan yang digunakan:


1. Gigartina papilata
2. Eucheuma spinosum
3. Sargassum sp.
4. Padina sp.
5. Carollina sp.
6. Enteromorpha sp.
7. Codium sp.
8. Gracilaria sp.
9. Ulva sp.
II. CARA KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengambil awetan dengan menggunakan penjepit dan meletakkan
pada cawan petri.
3. Mengamati awetan dengan menggunakan lup.
4. Menggambar awetan dan memberi nama pada setiap awetan serta
keterangan.

III. TEORI DASAR


Alga pada umumnya hidup di air, baik di air tawar maupun di air
laut serta tempat-tempat lembab. Tubuh alga menunjukkan
keanekaragaman yang sangat banyak tetapi semua selnya selalu jelas
memiliki plastida dan inti. Dalam plastida terdapat klorofil dan pigmen
lain yang kadang-kadang lebih menonjol, sehingga memudahkan untuk
mengelompok dan memberi nama berdasarkan pigmen tersebut.
Sehingga kita mengenal istilah ganggang hijau, ganggang merah,
ganggang biru, ganggang coklat, dan ganggang keemasan. Hampir
semua ganggang termasuk plantae kecuali ganggang biru.
Alga merupakan sumber daya nabati berbagai bahan kebutuhan
manusia, ada yang langsung dipakai sayuran dari jenis alga hijau. Ada
yang menghasilkan bahan obat dari jenis alga pirang dan merah. Selain
itu sebagai bahan makanan dari alga (Amintarti, 2019).
Alga termasuk ke dalam division Thalophyta, karena tubuhnya
tidak dapat dibedakan mana bagian akar, batang maupun daun. Alga
ada yang tersusun dari satu sel dan ada juga yang tersusun dari banyak
sel. Setiap selnya sudah memiliki plastida, dan inti sel dalam plastida
terhadap zat-zat warna derivat klorofil, dengan adanya derivat klorofil
maka tumbuhan alga berasimilasi sehingga bersifat autotrof.
Alga selalu menempati habitat yang lembab atau basah, jenis
alga yang hidup diair terutama tubuhnya terdiri atas satu sel dan dapat
bergerak aktif, yang merupakan penyusun plankton/fitoplankton.
Sedangkan yang melekat pada suatu benda yang ada didalam air misal
kayu, batu maka disebut bentos. Jenis alga ynag bergerak aktif
dilengkapi dengan alat untuk bergerak yaitu berupa bulu cambuk atau
flagel. (Yudianto, 1992).

Klasifikasinya antara lain didasarkan pada morfologi sel-sel


reproduksi. Pigmen dalam plastida dari sel yang vegetatif dan macam
cadangan makanan. Disamping klorofil alga juga dapat mengandung
pigmen lain yang berbeda-beda tergantung pada divisionya dan
pigmen-pigmen ini terkandung dalam plastida.

Kelompok alga terbagi menjadi dua divisi yaitu :

a. Alga Prokariotik
Alga biru-hijau kini dimasukkan sebagai bakteri sehingga dinamakan
Cyanobacteria (bakteri biru-hijau,dulu disebut Cyanophyceae) dengan
demikian,sebutan “alga’’ menjadi tidak valid, Cyanobacteria memiliki
struktur sel prokariotik seperti halnya bakteri, namun mampu
melakukan fotosintesis langsung karena memiliki klorofil.

b. Alga Eukariotik
Jenis- jenis alga lainnya memiliki struktur sel eukariotik dan mampu
berfotosintesis,entah dengan klorofil maupun dengan pigmen-
pigmen lain yang membantu dalam asimilasi energi. (Yudianto, 1992).
IV. HASIL PENGAMATAN
A. Tabel Hasil Pengamatan
No. Nama Alga Keterangan Gambar Pengamatan
1. Gigartina papilata Panjang : 3 cm
Warna : putih
kekuningan
Bentuk : lembaran
Permukaan : licin
Tekstur : lunak
Habitat : menempel
pada karang

2. Eucheuma spinosum Panjang : 7 cm


Warna : Putih
Bentuk : Thallus
Permukaan : agak kasar
Tekstur : lunak
Habitat : menempel
pada karang
yang mati

3. Sargassum sp. Panjang : 3,5 cm


Warna : coklat tua
Bentuk : lembaran
Permukaan : licin
Tekstur : lunak
Habitat : batu karang

4. Padina sp. Panjang : 6,6 cm


Warna : kuning
Bentuk : lembaran
Permukaan : licin
Tekstur : lunak
Habitat : air laut

5. Corallina sp. Panjang : 6,9 cm


Warna : hijau
Bentuk : silinder
dengan
percabangan
Permukaan : licin
Tekstur : lunak
Habitat : air laut
6. Enteromorpha sp. Panjang : 8,8 cm
Warna : hijau muda
Bentuk : lembaran
Permukaan : licin
Tekstur : rapuh
Habitat : air laut
7. Codium sp. Panjang : 5,5 cm
Warna : putih kusam
Bentuk : silinder
Permukaan : licin
Tekstur : lunak
Habitat : air laut

8. Gracilaria sp. Panjang : 9,1 cm


Warna : putih kusam
Bentuk : thallus
Permukaan : licin
Tekstur : lunak
Habitat : air laut

9. Ulva sp. Panjang : 4 cm


Warna : kuning
kecoklatan
Bentuk : lembaran
Permukaan : licin
Tekstur : rapuh
Habitat: air laut
B. Foto Hasil Pengamatan
a. Foto pengamatan
1. Gigartina papillata

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019)

2. Eucheuma spinossum

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019)

3. Sargassum sp.

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019)


4. Padina sp.

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019)

5. Carollina sp.

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019)

6. Enteromorpha sp.

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019)


7. Codium sp.

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019)

8. Gracilaria sp.

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019)


b. Foto Literatur

1. Gigartina papillata

(Sumber: Deska, 2012)

2. Eucheuma spinossum

(Sumber: Alam, 2011)

3. Sargassum sp.

(Sumber: Ariyantilisa, 2014)


4. Padina sp.

(Sumber: Amijaya, 2016)

5. Corallina sp.

(Sumber: Deska. 2012)

6. Enteromorpha sp.

(Sumber:Anisa, 2013)
7. Codium sp.

(Sumber: Aditya, 2010)

8. Gracilaria sp.

(Sumber: Lugtyastyono, 2014)

9. Ulva sp.

(Sumber: Yunanda, 2012)


V. ANALISIS DATA
1. Gigartina papillata
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Thallophyta
Kelas : Rhodophyceae
Ordo : Gigartinales
Famili : Gigartinaceae
Genus : Gigartina
Spesies : Gigartina papillata
Sumber : (Gupta, 1981)
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, terlihat alga
Gigartina papillata memiliki panjang ukuran 3 cm dengan bentuk
bercabang yang permukaannya licin dan teksturnya lunak. Warna
dari Gigartina papillata putih kekuningan. Gigartina papillata
biasanya dapat hidup di air laut dan menempel pada karang.
Menurut literatur alga ini berwarna kemerahan dan
thallusnya bercabang-cabang beraturan, mempunyai bentuk seperti
lembaran-lembaran, terdiri atas serabut medula yang bebas,
korteksnya kecil dan sel-selnya berpigmen banyak. Tipe
percabangannya menyirip atau menggarpu. Permukaan tubuhnya
terasa lembut. Habitat pada air laut, tempat melekat pada batuan
pantai. Perkembangbiakan seksual berlangsung dari ujung sel-sel
cabang thallus terbentuk dua anteridium yang masing-masing
terdiri dari satu sel saja.

2. Eucheuma spinossum

Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Rhodophyta
Kelas : Rhodophyceae
Ordo : Gigartinales
Famili : Solieriaceae
Genus : Eucheuma
Spesies : Eucheuma spinosum
Sumber : (Anggadiredja, dkk. 2010)
Berdasarkan pengamatan yang dlakukan, Eucheuma
spinosum memiliki warna putih kekuningan. Dengan panjang 7 cm
dengan bentuk panjang bercabang yang permukaannya agak keras.
Bila di sentuh, tekstur yang dirasakan sedikit keras. Habitat dari
Eucheuma spinosum di air laut, biasanya menempel pada karang-
karang.
Eucheuma spinosum adalah salah satu jenis rumput laut
dari kelas Rhodophyceae yang biasanya menghasilkan metabolit
primer senyawa hidrokoloid yang disebut karaginan. Rumput laut
yang menghasilkan keraginan disebut karaginofit. (Anggadiredja
dkk, 2010).

3. Sargassum sp.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Thallophyta
Kelas : Phaeophyceae
Ordo : Fucales
Famili : Sargassumceae
Genus : Sargassum
Spesies : Sargassum sp
Sumber : (Anggadiredja, dkk. 2010)
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, terlihat alga
Sargassum sp. memiliki panjang ukuran 3,5 cm dengan bentuk
lembaran yang permukaannya licin dan teksturnya lunak. Warna
dari Sargassum sp. adalah coklat tua. Sargassum sp. Biasanya
ditemukan di tumpukan-tumpukan karang.
Berdasarkan literatur Sargassum sp mampu menghasilkan
metabolit primer senyawa hidrokoloid yang disebut sebagai
alginate. Rumput laut yang menghasilkan alginate biasanya disebut
sebagai alginofit. Alga ini termasuk dalam kelas Phaeophyceae
yaitu Alga Coklat. Alga Sargassum sp. tumbuh berumpun dengan
untaian cabang-cabang. Ukuran tubuhnya bervariasi dari yang
pendek sampai beberapa meter. Panjang thallus utama mencapai 1-
3 m dan tiap-tiap percabangan terdapat gelembung udara berbentuk
bulat yang disebut Bladder, berguna untuk menopang cabang-
cabang thallus terapung ke arah permukaan air untuk mendapatkan
intensitas cahaya matahari. Kebanyakan alga ini tumbuh menempel
sepanjang pantai berbatu di daerah tropika. Kawasan yang
ditumbuhi ganggang ini di sebut laut Sargasso. Tubuh alga ini
didominasi oleh warna coklat kekuningan. (Anggadiredja dkk,
2010).

4. Padina sp.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Thallophyta
Kelas : Phaeophyceae
Ordo : Dictyotales
Famili : Dictyotaceae
Genus : Padina
Spesies : Padina sp.
Sumber : (Gupta, 1981)
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, terlihat alga
Padina sp. memiliki panjang ukuran 6,6 cm dengan bentuk
lembaran yang permukaannya licin dan teksturnya lunak. Warna
dari Padina sp. adalah kuning. Padina sp. biasanya ditemukan
menempel pada batu karang.
Menurut literatur, Padina sp. merupakan species lumut laut
dari filum Phaeyophyta (ganggang coklat) yang pada umumnya
tersebar di daerah perairan laut, mulai perairan laut dangkal hingga
perairan dalam. Ganggang ini memiliki bentuk lembaran dan
filament yang lebar yang berwarna coklat transparan. Ganggang ini
berwarna coklat karena di dalam talusnya, terkandung pigmen
fikosantin (coklat) dan xantrofil.
Padina sp. termasuk bentuk yang banyak ditemukan di laut
tropik dan subtropik. Bentuknya seperti kipas, tubuhnya yang
tercabik dapat menjadikannya tumbuh lebih banyak atau
berkembang biak. Perkembang biakan seksualnya dengan oogami.
Anteridium berkotak-kotak dan oogonium terdapat pada tumbuhan
lain dan tersusun secara berkelompok. Peranan Padina sp banyak
digunakan untuk bahan kosmetik dan obat-obatan. (Bold, 1985).

5. Coralina sp.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Rhodophyta
Kelas : Rhodophyceae
Ordo : Cryptonemiales
Genus : Coralina
Spesies : Coralina sp.
Sumber : (Gupta, 1981)
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, terlihat alga
Coralina sp. memiliki panjang ukuran 6,9 cm dengan bentuk
silinder dengan percabangan yang permukaannya licin dan
teksturnya lunak. Warna dari Coralina sp. adalah hijau. Coralina
sp. biasa hidup di air laut.
Menurut literatur, Carollina sp. memiliki habitat di
perbatuan laut iklim sedang sampai dingin, serta dapat pula hidup
di perairan dangkal yang umumnya terdapat di bumi bagian utara.
Cara hidup Carollina sp. bersifat autotrof. Fotosintesis terjadi di
helaian yang menyerupai daun. Gula yang dihasilkan
ditransportasikan ke tangkai yang menyerupai batang. (Lisnati,
2011).
Dinding sel Carollina sp. terdiri dari kalsium karbonat.
Thalusnya terbagi dalam dua tipe yaitu bersambung dan tidak
bersambung. Thalus yang bersambung berbentuk tetap yaitu tegak
dan tumbuhnya disebelah kiri bagian dasar thalus. Sementara itu
thalus yang tidak bersambung strukturnya bersegmen dan
genikulanya tidak ada. Perkembangbiaknnya dapat secara aseksul
yaitu dengan cara pembentukan spora dan seksual dengan cara
oogami.

6. Enteromorpha sp.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Thallophyta
Kelas : Clorophyceae
Ordo : Ulotricales
Famili : Ulvaceae
Genus : Enteromorpha
Spesies : Enteromorpha sp.
Sumber : (Gupta, 1981)
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, terlihat alga
Enteromorpha sp. memiliki panjang ukuran 8,8 cm dengan bentuk
lembaran, permukaannya licin dan teksturnya rapuh. Warna dari
Enteromorpha sp. adalah hijau muda. Enteromorpha sp. Bisa di
temukan di perairan laut.
Enteromorpha sp memiliki kloroplas yang berwarna hijau.
Kloroplas ini mengandung klorofil a, klorofil b, dan karotenoid.
Koloni berbentuk pipa atau pita. Sel-selnya memiliki satu inti.

7. Codium sp.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Thallophyta
Kelas : Rhodophyceae
Ordo : Gelidiales
Famili : Codiaceae
Genus : Codium
Spesies : Codium sp.
Sumber : (Gupta, 1981)
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, terlihat alga
Codium sp. memiliki panjang ukuran 5,5 cm dengan bentuk
silinder, permukaannya licin dan teksturnya lunak. Warna dari
Codium sp.. adalah putih kusam. Codium sp. Biasa hidup di
perairan laut, sekitar terumbu karang.
Codium sp. tumbuh mendatar pada substratnya dan bagian
atasnya yang bercabang merupakan alat reproduksinya. Pada
bagian tubuhnya yang lunak berbentuk lembaran yang tidak
berpori. Codium sp. banyak megandung bahan agar-agar. Alga
yang menghasilkan agar-agar, biasa disebut agarofit
(Anggadiredja, dkk. 2010)
8. Gracilaria sp.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Thallophyta
Kelas : Rhodophyceae
Ordo : Nemastomales
Famili : Sphaerococcaceae
Genus : Gracillaria
Spesies : Gracillaria sp.
Sumber : (Gupta, 1981)
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, terlihat alga
Gracillaria sp. memiliki panjang ukuran 9,1 cm dengan bentuk
thallus, permukaannya licin dan teksturnya lunak. Warna dari
Gracillaria sp. adalah putih kusam. Gracillaria sp. biasa hidup di
perairan laut, sekitar terumbu karang. Tempat hidup Gracillaria sp
di perairan, tepatnya banyak ditemukan di air laut.
Gracilaria sp merupakan jenis alga merah yang dapat
dijumpai hampir di semua perairan tropik. Berperanan besar dalam
bidang industri dan farmasi diantaranya dalam pembuatan agar-
agar. Banyak dijumpai pada kedalaman kurang lebih 3–12 m. Alga
jenis ini sekarang merupakan tanaman budidaya di tambak yang
banyak dijumpai di daerah Takalar, Sulawesi Selatan. Bentuk talus
Gracilaria sp silindris dengan garis tengah 2–3 cm dan bercabang-
cabang tinggi kurang lebih 10–20 cm. Bentuk lancip agak
transparan, dinding talusnya terdapat lendir yang liat. Warna talus
putih bercampur merah muda dan ada yang seperti lem.
Berkembang biak secara aseksual (pembentukan spora) yaitu
dengan cara membentuk macam-macam spora. Gracilaria sp.
Berkembang biak secara seksual (oogami). (Anggadiredja, dkk.
2010).
9. Ulva sp.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Thallophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Ulvales
Famili : Ulvaceae
Genus : Ulva
Spesies : Ulva sp
Sumber : (Gupta, 1981)
Dari hasil pengamatan Ulva sp. memiliki ukuran panjang 4
cm dengan bentuknya yang berupa lembaran. Permukaannya licin
dan teksturnya lembaran serta berwarna coklat kekuningan. Ulva
sp. dapat ditemukan di sekitar dasar pantai.
Berdasarkan literatur, Ulva sp. atau selada laut termasuk ke
dalam divisi Chlorophyta karena sel-selnya mengandung banyak
klorofil a, sehingga memberikan warna hijau pada rumput laut ini.
Morfologinya berupa thallus tipis dan gepeng seperti pedang yang
terdiri atas 2 lapis sel. Tidak ada diferensiasi jaringan dan seluruh
sel memiliki bentuk yang kurang lebih identik, kecuali pada sel-sel
basal yang mengalami elongasi membentuk rhizoid penempel.
Masing-masing sel pada spesies ini terdiri atas sebuah nukleus,
dengan kloroplas berbentuk cangkir, dan sebuah pirenoid. (Guiry,
2007).
VI. KESIMPULAN
1. Gigartina papillata memiliki bentuk berupa thallus, warna putih
kekuningan, permukaan licin, serta tekstur yang lunak.
2. Eucheuma spinossum memiliki bentuk thallus, permukaan licin,
dan tekstur lunak.
3. Sargassum sp. memiliki bentuk seperti lembaran, warna
kecoklatan, permukaan licin serta tekstur yang lunak.
4. Padina sp memiliki bentuk lembaran, warna kuning, permukaan
tipis, dan tekstur yang lunak.
5. Carollina sp. memiliki bentuk yaitu silinder, warna hijau,
permukaan licin, dan tekstur yang lunak.
6. Enteromorpha sp memiliki bentuk berupa lembaran, warna hijau
muda, permukaan licin, dan tekstur yang lunak.
7. Codium sp. memiliki bentuk tubuh silinder, warna putih kusam,
permukaan licin, dan tekstur yang lunak.
8. Gracilaria sp. memiliki bentuk seperti thallus, warna putih kusam,
permukaan licin, dan tekstur yang lunak.
9. Ulva sp. memiliki bentuk berupa lembaran, warna coklat kusam,
permukaan licin, serta tekstur yang rapuh.
VII. DAFTAR PUSTAKA

Aditya. 2010. Penelitian Alga di Kondang Merak.


http://mushoffaditya.blogspot.com/2010/06/laporan-penelitian-alga-
di-kondang.html. Diakses pada 29 September 2019.

Amintarti, Sri. 2019. Penuntun Praktikum Botani Tumbuhan Rendah.


Banjarmasin: FKIP ULM.

Anggadiredja T. dkk. 2010. Rumput Laut. Jakarta: Penerbit Penebar Surya

Anisa, Novalia. 2013. https://novaliaanisa.wordpress.com/2013/05/. Diakses


pada 27 September 2019.

Deska. 2012. http://adventuredeska.blogspot.com/2012/11/klasifikasi-dari-


laminaria-sp-fucus-sp.html. Diakses pada 29 September 2019.

Fajar, Surya. 2014. http://syfajaar.blogspot.com/2014/04/rumput-laut-


padina-sp.html. Diakses pada 29 September 2019.

Guiry, M. D. 2007. AlgaeBase version 4.2. World-wide electronic


publication (online). National Universty of Ireland, Galway, Ireland

Gupta, J.S. 1981. Textbook of Algae. Oxford & IBH Publishing Co., New
Delhi.

Rivany. 2015. http://rivani19story.blogspot.com/2015/06/phaeophyta. html.


Diakses pada 29 September 2019.

Tjitrosoepomo, Gembong. 2014. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah


Mada University Press.

Yunanda. 2012. Ulva Lactuca. https://www.scribd.com/doc/115933657


/ULVA-LACTUCA. Diakses pada 29 September 2019.

Anda mungkin juga menyukai