Anda di halaman 1dari 3

Nama: Eka Wati

Nim: 1810119120016
Kelas: B
Tugas Resume Pengembangan Kurikulum

A. Proses Pengembangan Kurikulum


Dalam perencaan kurikulum dimulai dengan merumuskan ide yang akan dikembangkan
menjadi program. Dari ide di atas kemudian dikembangkan rancangan program dalam bentuk
dokumen seperti format silabus. Rancangan tersebut dikembangkan lagi dalam bentuk
rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan seperti RPP atau SAP. Rencana tersebut berisi
tentang langkah pembelajaran untuk siswa. Setelah rencana tersebut diterapkan kemudian
dievaluasi sehingga dapat diketahui tingkat efektivitasnya. Dari hasil evaluasi ini akan
diperoleh bekal untuk menyempurnakan kurikulum berikutnya.
Dari penjelasan di atas proses pengembangan kurikulum secara umum terdiri dari
perencanaan, implementasi, serta evaluasi. Selain proses kurikulum secara umum diatas, ada
empat tahap pengembangan kurikulum dilihat dari tingkatannya antara lain:

1. Pengembangan kurikulum pada tingkat nasional.


2. Pengembangan kurikulum pada tingkat institusi
3. Pengembangan kurikulum pada tingkat mata pelajaran Silabus merupakan bentuk
4. Pengembangan kurikulum pada tingkat pembelajaran di kelas. Pada tingkat pembelajaran

B. Tahapan Pengembangan Kurikulum


Tahapan pengembangan kurikulum menurut hamalik, tahapan pengembangan kurikulum
ada7 yaitu:

1. Tahap pertama studi kelayakan dan kebutuhan


2. Tahap kedua penyusunan konsep awal perencanaan kurikulum
3. Tahap ketiga pengembangan rencana untuk melaksanakan kurikulum
4. Tahap keempat pelaksanaaan uji coba kurikulum di lapangan.
5. Tahap kelima pelaksaan kurikulum
6. Tahap keenam pelaksaan penilaian dan pemantauan kurikulum
7. Tahap ketujuh pelaksanaan perbaikan dan penyesuaian.

C. Faktor yang Mempengaruhi Proses Pengembangan Kurikulum


Dalam pengembangan kurikulum ada beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain:
 Perguruan Tinggi
 Masyarakat
 Sistem Nilai
Selain faktor-faktor diatas ada pula hambatan-hambatan pengemabngan kurikulum,
hambatan yang pertama terletak pada pendidik. Pendidik atau guru yang menjadi pelaksana
kurikulum kurang berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum. Hal tersebut
dikarenakan beberapa hal yaitu , kurang waktu, kekurangan sesuaian pendapat, baik antara
sesama guru maupun dengan kepala sekolah dan administrator. Dan juga dikarenakan
kemampuan dan tingkat pengetahuan guru. Hambatan yang lain datang dari masyarakat.

D. Kurikulum Asia dan Eropa


1. Kurikulum Asia (Singapura)
Kurikulum di Singapura menetapkan perbedaan disetiap tingkat pendidikannya yaitu:
 Kurikulum taman kanak-kanak menyelenggarakan dua sesi sehari dengan tiap sesi
pelatihan dari 2, 5 sampai 4 jam jam selama 5 hari setiap minggunya. Pada
umumnya kurikulum termasuk program berbahasa Inggris dan bahasa asing dengan
pengecualian terhadap sistem luar negeri yaitu pada sekolah internasional.
 Kurikulum tahap dasar, terdiri dari pengajaran bahasa Inggris, bahasa daerah dan
matematika. Dengan mata pelajaran tambahan seperti musik kesenian dan kerajinan
tangan, pendidikan fisik dan pembelajaran sosial. Ilmu pengetahuan sudah
diajarkan sejak kelas 3 sekolah dasar.
 Kurikulum pendidikan menengah bahasa Inggris, bahasa daerah, matematika, ilmu
pengetahuan dan kemanusiaan. pada tingkat lanjutan ketiga siswa dapat memilih
pilihan mereka sendiri tergantung keinginan dan minat mereka yaitu seni, ilmu
pengetahuan atau teknik terapan.
 Kurikulum pada sekolah lanjutan di Singapura dikenal di seluruh dunia atas
kemampuannya untuk mengembangkan siswa melalui pemikiran yang kritis dan
keterampilan intelektual. Bicara soal silabus dan kurikulum departemen Pendidikan
di Singapura setiap kali bekerja untuk melakukan evaluasi titik setiap
perkembangan baru selalu disisipkan pada silabus baru. Jadi itulah pendidikan
Singapura bukan sekedar menyediakan sarana prasarana yang memadai tetapi juga
selalu mengupdate perkembangan pendidikan dari tahun ke tahun.
2. Kurikulum Eropa (Prancis)
Kurikulum pada Negara Prancis Yaitu:    
 Di Prancis sistem pendidikan bersifat sentralistis, maka pengembangan kurikulum
sekolah diatur oleh sebuah komisi nasional. Kurikulum dirancang oleh Departemen
Pendidikan Nasional dan berlaku untuk semua sekolah di Perancis. Sedangkan
kurikulum di indonesia bersifat desentralisasi, walaupun masih ada hal-hal tertentu
yang bersifat sentralisasi seperti contohnya ujian nasional. Namun, pelaksanaan
kegiatan pendidikan dalam satuan pendidikan didasarkan atas kurikulum yang
berlaku secara nasional dan kurikulum yang disesuaikan dengan keadaan, serta
kebutuhan lingkungan dan ciri khas satuan pendidikan yang bersangkutan.
 Kurikulumnya di Prancis sudah terspesifikasi dalam satu bidang ilmu yang akan
digeluti sesuai dengan kemampuan siswa itu sendiri. Sementara di Indonesia ada
dua pendidikan menengah yang bisa dippilih siswa sesuai dengan kemampuannya,
baik untuk pendidikan umum maupun pendidikan kejuruan.
 Kurikulum pendidikan rendah di negara perancis terdiri atas: bahasa Prancis,
membaca dan menulis, berhitung, sejarah dan ilmu bumi, pelajaran budi pekerti dan
kewarganegaraan, dasar-dasar ilmu pasti dan alam, dasar-dasar menggambar,
pekerjaan tangan, bernyanyi dan gerak badan sedangkan di Indonesia Kurikulum
pendidikan dasar dan menengah wajib memuat; pendidikan agama, pendidikan
kewarganegaraan, bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan
sosial, seni dan budaya, pendidikan jasmani dan olah raga, keterampilan/kejuruan
dan muatan lokal.
 Di negara perancis tidak ada yang namanya ujian Akhir Nasional tetapi ujian
diselenggarakan oleh lembaga sekolah masing-masing serta standart nilai juga
diserahkan kepada sekolah yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai