SISTEMATIKA CRYPTOGAMAE
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK VI
1.4 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari praktikum Lapangan Cryptogamae acara jamur
makroskopis adalah dapat melakukan identifikasi terhadap jenis jenis jamur
makroskopis serta morfologinya yang dapat dijadikan referensi atau bahan kajian
untuk penelitian selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Famili Exobasidiaceae ciri-ciri jamur ini tidak memiliki tubuh buah. Hidup
endoparasitik pada tumbuhan lain serta basidiumnya dapat keluar diantara sel
epidermis. Famili Corticeae ciri-ciri jamur ini mempunyai tubuh buah rata dan
merekat pada substrat. Kebanyakan hidup parasit dan himenofora datar atau
berkerut sedikit. Famili Thelephoraceae mempunyai tubuh buah seperti kipas di
samping atau tegak dengan substrat. Himenium di lapisan bawah tubuh buah.
Famili Clavariceae dengan tubuh buah berbentuk gada atau bercabang tegak
dengan seluruh tubuh buah ditutupi lapisan himenium. Famili Hydnaceae
kelompok fungi dengan himenofora seperti tonjolan berupa spina atau duri.
Himenium terletak di sisi bawah tubuh buah seperti kipas atau payung dengan
tangkai di tengah. Famili Polyporaceae ini dengan tubuh buah berbentuk kipas,
himenofora seperti buluh atau pori berupa lubang. Sisi dalam lubang dilapisi oleh
himenium. Fungi ini mempunyai tubuh buah yang berumur beberapa tahun saat
pembentukan lapisan himenofora (Tjirtrosoepomo, 1998).
Ordo Hymenochactales merupakan ordo jamur yang umumnya saprofit di
kayu lapuk. Sebagian besar setanya sederhanaberwarna gelap dengan dinding
yang tebal. Basidocarp berwarna coklat emas sampai coklat kemerahan. Genus
dari ordo ini yaitu Phellinus, Hymenochata,Coltricia (Sastrahidayat, 2011).
Ordo Gomphales memiliki tipe badan buah yang banyak. Genusnya yaitu
Gomphus dengan basidiocarp berkerut dan spora berwarna kuning (Sastrahidayat,
2011).
Gambar 2.4 Gomphus sp.
2. Gasteromycetes mempunyai basidia dengan hymenia tidak saling membuka
basidium, basidiospore bebas dari basidum. Ordo dari kelompok ini yaitu Lycoperdales-
puffballs (jamur bintang bumi), Tulostomatales-stalked puffballs (jamur bola bertangkai),
Phallales-stink horns(jamur tanduk) dan Nidulariales-bird’s nest fungi (jamur sarang
burung) (Sastrahidayat, 2011).
Ordo Lycoperdales mempunyai spora dewasa membuat tubuh buah terbuka.
Gleba serbuk meliputi spora-spora, mempunyai benag kepitalium dengan dinding
dua sampai empat lapisan. Dua lapisan pembungkus tubuh buah. Contoh spesies
yaitu Calvatia gigantean, Lycoperdon pretense dan Geastrum sp (Dwidjoseputro,
1976).
Ordo Sclerodermatales dengan tubuh buah tertutup dengan peridium keras dan
tebal, gleba gelap serta himenium tidak jelas. Ada tiga famili antara lain
Sclerodermatacea, Astraceae, Tulostumataceae dan Calostomataceae (Dwidjoseputro,
1976).
A B
Gambar 2.9 A). Cyathus sp. B). Crucibulum sp. (Ediriweera et al., 2014).
Famili Puccniacea teliospore bertangkai dengan spora ada yang terlepas ada
yang berkelompok dalam satu tangkai. Genus yang berperan penting yaitu
Gymonosporangium, Phakospora dan Physopella (Melisa, 2012).
Rona lingkungan pada area terestrial umumnya dengan kondisi yang cerah
berawan. Banyak permukiman warga serta ditemukan vegetasi khusus tiap 8
stasiun. Berikut tabel kondisi rona lingkungan di beberapa stasiun (Tabel 3.1)
Tabel 3.1 Stasiun titik koordinat dan rona lingkungan di kawasan terrestrial
Stasiun Titik Koordinat Rona lingkungan
I N 00O51’44,53” Kondisi lingkungan dan cuaca cerah berawan
E 108 O54’19.37” lokasi banyak terdapat rumput dan cuaca cerah
berawan lokasi banyak terdapat rumput dan
pohon tumbang. Lingkungan didominasi paku
pakuan. Vegetasi didominasi pohon pisang dan
rerumputan.
3.3.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum lapangan jamur makroskopis adalah
Alkohol 70 %.
4.1 Hasil
Total 1 3 8 16 16
Anggota Famili Cortinariaceae terdapat 1 spesies yaitu Gymnopilus sp.
ditemukan pada titik 2,1 dan 8 (Gambar 4.1)
1 2
Gambar 4.2 Famili Marasmiaceae (1) Campanella sp. (2) Marasmius sp.
a). Pileus b). Lamella c). Stipe
Anggota Famili Pluteaceae terdapat 2 spesies yaitu Pluteus sp. yang ditemukan
pada titik 3 dan Volvariella sp.yang ditemukan pada titik 1, dan 5 (Gambar 4.3).
1 2
Gambar 4.3 Famli Marasmiaceae (1) Pluteus sp. (2) Volvariella sp. a).
Pileus b). Fruit body c). Stipe
Gambar 4.4 Schizophyllum sp. a). Lamella b). Stipe c). Fruit body
Anggota Famili Tricholomataceae terdapat 2 spesies yaitu Pleurotus sp. yang
ditemukan pada titik 7 dan Tricholomopsis sp. yang ditemukan pada titik 7 (Gambar
4.5).
1 2
Gambar 4.5 famli Tricholomataceae (1) Pleurotus sp. (2) Tricholomopsis
sp. a). Pileus b). Fruit body c). Stipe
Gambar 4.6. Auricularia sp. a). Margin b). Pileus c). Pileus d). Fruit body
4 5 6
Gambar 4.9 Famili Polyporaceae (1) Favolus sp (2) Fomes sp. (3) Hexagonia sp. (4)
Pycnoporus sp. (5) Rigidoporus sp. (6) Trametes sp. a). Margin b). Garis Pertumbuhan c).
Fruit body d). Base e). Pori-pori
4.2 Pembahasan
a. Pluteus sp.
Jamur ini memiliki bentuk tubuh buah berupa tudung (cap) berlamela dan
bertangkai (stipe). Tudung berwarna krem coklat dengan diameter 2,1 cm dan
bentuk bagian atas convex dan bentuk bagian bawah bundar (ovoid). Tubuh
berwarna cream kecoklatan dengan tudung bagian tengah berwarna lebih gelap.
Bentuk tudung berbentuk kerucut dengan tangkai pendek. Tubuh buah sangat halus
dengan tangkai padat.
Habitat Pluteus sp. tumbuh sendiri-sendiri (soliter) pada substrat berupa kayu
atau akar pohon besar. Waktu pertumbuhan jamur ini pada musim semi dan gugur.
Jamur ini ditemukan di batang kayu busuk, tunggul serta puingpuing kayu pohon
dengan daun yang lebar (Minnis et al., 2006).
Peran jamur Pluteus sp. sebagai bahan makanan dalam jenis Pluteus cervinus
merupakan salah satu jenis jamur makro yang dapat dimakan dan sangat potensial
untuk dikembangkan dalam bentuk budi daya. Potensi pengembangan budidaya
jamur Pluteus sp. dapat dilakukan lebih lanjut (Noverita et al., 2017).
b. Volvariella sp.
Volvariella sp. atau dikenal dengan jamur merang merupakan jamur yang
mempunyai spora berwarna merah muda, volva terdapat dibagian batang. Volva
dianggap penting untuk identifikasi jamur ini. Jamur ini mempunyai volva coklat
muda. Tudung berkembang seperti cawan berwarna coklat tua keabu-abuan dan
bagian batang berwarna coklat.
Persebaran jamur ini secara kosmpolitan yang hidup di tanah, kayu, kulit padi
dan dapat dibudidayakan. Jamur ini terdapar di daerah tropis dan subtropic terutama
masyarakat Asia Tenggara. Jamur ini dikenal warm mushroom hidup di suhu
relative tinggi antara 30-38 ˚C dengan suhu optimum pada 35 ˚C (Irawati, 2017).
Volvariella sp. dapat dikonsumsi atau sebagai bahan obat-obatan sehingga
banyak dibudidayakan. Jamur ini mengandung sumber berbagai macam enzim
khususnya tripsin yang berguna untuk membantu pencernaan. Jamur ini bermanfaat
untuk Kesehatan dalam menurunkan kolestrol, meningkatkan kekebalan tubuh
(Oktarina et al., 2011).
a. Schizophyllum sp.
Schizophyllum sp. merupakan jamur makroskopis yang mempunyai tubuh buah
yang banyak dan berukuran kecil. Jamur ini berwarna putih kusam seperti kipas.
Bentuk badan buahnya mengipas dan memiliki bilah serta berwarna putih hingga
kelabu atau abu kecokelatan. Jumlah tubuh buah banyak lebarnya sekitar 2,5-23,25
cm. Permukaan atas berwarna keabu-abuan dan insang-insang kelabu seperti garpu
pada permukaan bawahnya. Insang yang menggulung keatas merupakan ciri khas
Schizophyllum sp. (Arif et al., 2007). Permukaan tudung bertepung hingga berbulu
(hairy), tepi tudung bergelombang (undulated). Tipe himenofor berupa lamella
menempel pada tangkai, lamella berwarna coklat cerah. Tangkai berbentuk silinder
dengan permukaan yang kasar dan berwarna putih hingga krem. Tekstur buahnya
berdaging.
Schizophyllum sp. tumbuh berkelompok pada batang kayu (lobe-lobe) yang
sudah mati dan kayu lapuk. Habitat umumnya ditemukan pada bagian jaringan yang
mati pada pohon yang masih hidup, kayu lapuk atau pada pohon jarum. Hidup
sebagai saprofit dengan menempel pada substrat selain itu juga bersifat
kosmopolitan (Meliawati & Kuswytasari, 2013).
Schizophyllum sp. mengandung Beta-carotene yang tinggi yang berguna untuk
penglihatan, pertumbuhan dan imunitas. Jamur ini juga berperan sebagai bahan
obat-obatan karena mampu menghasilkan senyawa bioaktif dalam menghambat sel
kanker seperti HeL a, MCF7, T47D dan WiDr. Kandungan lain seperti
exopolysaccharide (EPS) dapat mencegah sel tumor (Joshi et al., 2013).
a. Pleurotus ostreatus
Pleurotus ostreatus mempunyai bentuk tubuh seperti kipas, berwarna putih
kecoklatan. Bentuk bagian tengah menyerupai corong. Tubuh buah jamur ini licin,
lunak dan bertangkai pendek. Tangkai terletak di tepi tudung dan tumbuh
membentuk banyak tangkai. Jamur ini mempunyai bilah secara eksentrik.
Pleurotus ostreatus mudah dikenali di lapangan, karena cara tumbuh badan buah
yang khas. Tumbuh secara berkelompok di kayu yang sudah lapuk. Pleurotus
ostreatus dapat ditemukan di daerah beriklim tropis dan panas (Susan & Retnowati,
2017).
Peranan jamur Pleurotus ostreatus digunakan sebagai bahan makanan karena
kandungan nutrisinya. Jamur ini dapat meningkatkan metabolism sel dan
menurunkan kadar kolesterol. Jamur ini juga berperan sebagai anti-tumor dan anti-
bakteri dalam mengobati berbagai penyakit seperti diabetes, lever dan sebagainya
(Wiardani, 2010).
b. Tricholomopsis sp.
Tricholomopsis sp. merupakan jamur dengan tubuh buah berbentuk menyerupai
payung yang berwarna kuning keemasan. Tipe hymenium tersusun rapi dibawah
tudung. Tangkainya panjang dan kurus. Bentuk tudung melebar (Broadly Convex),
permukaan tudung mempunyai bercak (Areolate/Cracked), tipe tudung terbelah
(Rimos), perlekatan bilah menempel (Adnaxed), tepi bilah terkikis (Eroded). Jamur
ini mempunyai tudung seperti fibril. Konteks berwarna kuning krem pada pileus
dan bersambung dengan stipe. Cetakan spora berwarna putih dan diitutupi tebal
dengan sisik fibrillose berwarna cokelat kecil. Lamella ramai, adnate atau sinuate.
Habitat Tricholomopsis sp. jamur ini ditemukan pada awal musim penghujan.
Hidup soliter Banyak ditemukan menempel pada substrat dapat berupa kayu dan
batang pohon di pegunungan serta tanah berpasir dan bekas terbakar. Hidup pada
tempat yang lembab seperti kayu lapuk (Polese, 2005).
Peranan Tricholomopsis sp. dalam bidang ekologi dalam ekosistem hutan. Jamur
ini berperan sebagai pengurai bahan-bahan organik mati seperti kayu mati atau kayu
lapuk dan serasah. Jamur ini dikenal dengan jamur kayu yang dapat digunakan
sebagai bioremidiasi (Limaryadi & Sumaryati, 2021).
4.2.7 Ganodermataceae
a. Ganoderma sp.
Ganoderma sp. memiliki tubuh buah berbentuk setengah lingkaran dengan
ukuran diameter 10 cm. Tekstur tubuh buah keras dan kaku, bagian atas memiliki
garis radial berwarna cokelat kehitaman, bagian bawah terdapat himenofor atau
pori-pori kecil. Bagian tepi berwarna putih sampai abu-abu. Batang kecil dan halus.
Jamur ini langsung melekat pada substrat atau tidak mempunyai tangkai buah
(stipe), mempunyai tipe akar semu (rhizoid) dan miselia sebagai perekat mycelia
pad.
Habitat hidup pada pohon lapuk dan hidup berkelompok dengan jarak antar
jamur berdekatan. Tumbuh menempel langsung pada substrat (sesil) berupa kayu
mati dan bersifat saprofit (Hapuarachchi et al., 2018).
Peranan jamur ini sebagai dekomposer/ pengurai bahan organik. Jamur ini tidak
disarankan untuk dikonsumsi. Jamur ini bersifat parasit fakultatif yang
mengakibatkan penyakit busuk pada akar yang telah mati, beberapa jamur ini dapat
dimanfaatkan sebgaai obat (Hapuarachchi et al., 2018).
4.2.8 Polyporaceae
a. Favolus sp.
Favolus sp atau dikenal dengan jamur sarang lebah. Bentuk tubuh buah seperti
kipas, melekat lateral pada tangkai dan berwarna kuning kecoklatan sampai cokelat
muda. Bentuk tubuh buah yang keras dengan tekstur permukaan yang halus.
Permukaan pori berwarna coklat muda dan tidak bertangkai sejati.
Sebaran habitat jamur ini di kayu yang sudah mati. Persebarannya endemik di
Asia dan Australia. Jamur ini dapat tumbuh di suhu lembab seperti pegunungan.
Tumbuh secara alami di daerah tropis (Susan dan Retnowati, 2017).
Favolus sp. digunakan sebagai antioksidan sekaligus meningkatkan kinerja
enzim nitric oksida sintase (NOS) berguna untuk memelihara tubuh dari penyakit
misalnya hipertensi, diabetes melitus, aterosklerosis, serangan jantung, ischemia,
stroke, hypoksia, kanker, gagal ginjal (Rai, 2007). Favolus sp. berperan dalam
farmakologi seperti imunomodulator, antitumor, antiviral dan antihiperlipidemik
(Zmitrovich dan Kovalenko, 2016).
b. Fomes sp.
Fomes sp. mempunyai tekstur tubuh buah kaku dengan ukuran lebar sekitar 4
cm. Tudung jamur berwarna hitam dengan bentuk tubuh buah seperti kipas tetapi
tidak bertangkai. Bentuk tudung setengah lingkaran dengan zona bervariasi, dan
berkuku. Jamur ini tidak mempunyai cincin dan cawan dengan akar semu yang
menempel pada tumbuhan.
Habitat di kayu lapuk dan bersifat soliter. Tumbuh pada pohon yang mati dan
bersifat parasit pada pohon. Fomes sp. menempel pada pohon-pohon besar baik
keadaan hidup maupun mati yang terdapat di hutan tropis dengan intensitas cahaya
yang rendah. Jamur ini mempunyai adaptasi yang baik terhadap ketingggian suatu
daerah dengan tingkat kelembaban (Tampubolon et al., 2013).
Peranan Fomes sp. sebagai bahan obat-obatan. Kandungan triterpenoid dan
polisakarida dalam jamur ini digunakan sebagai pengobatan kanker. Senyawa
didalam jamur ini dapat meningkatkan kekebalan tubuh serta sebagai antimikroba,
antitumor dan antioksidan (Tristina et al., 2022).
c. Hexagonia sp.
Hexagonia sp. mempunyai tubuh buah berwarna coklat. Bentuk jamur ini seperti
kerang dengam diameter sekitar 4 cm. Jamur ini dalam keadaan kering akan
berkerut. Bentuknya hampir bulat dan agak membungkuk. Pori-pori permukaan
berwarna putih hingga keabu-abuan.
Habitat Hexagonia sp. tumbuh pada lingkungan lembab tetapi saat kemarau
tubuhnya akan membungkuk dapat beradaptasi terhadap perubahan suhu.
Penyebaran jamur ini secara berkelompok. Jamur ini melekat pada batang yang
ditumbuhi oleh tumbuhan lain. Jamur ini sering ditemui pada kayu yang masih
hidup (Hasanudin, 2014).
Peranan Hexagonia sp. dapat dikonsmsi namun ada beberapa yang beracun.
Jamur yang dapat dikonsumsi mempunyai nilai gizi tinggi. Jamur yang beracun
dimanfaatkan sebagai pengurai dalam ekosistem hutan sebab jamur mengubah
bahan organik menjadi senyawa yang diserap dan digunakan untuk
pertumbuhannya (Hasanudin, 2014).
d. Pycnoporus sp.
Pycnoporus sp. memiliki pileus dengan tekstur keras dan tebal. Bentuk tubuh
buah setengah lingkaran dengan permukaan pileus yang halus dan tepi yang
berlekuk teratur. Tubuh buah berbentuk spathulate seperti kipas, berwarna putih
kekuningan, bentuk tudung buah lebar (plane), permukaan tudung warty (butir
kasar) dengan tepi tudung bergerigi (serrate). Memiliki pori dibawah tudung
berbentuk bulat. Jamur tidak mempunyai bilah, tangkai, cincin serta volva.
Habitat Pycnoporus sp. tumbuh di kayu yang lapuk dan hidup secara soliter
maupun berkelompok. Jamur ini dapat ditemukan menempel di kayu yang mati.
Penyebaran jamur ini pada batang yang keras atau khusunya di pohon mangga
(Mangifera indica) yang telah mati (Fauzi, 2021).
Peranan jamur Pycnoporus sp. tidak dapat digunakan sebagai makanan. Jamur
ini berperan sebagai fungi pelapuk pada saat kondisi lembab. Fungi pelapuk ini
dapat berperan dengan memanfaatkan sisa tumbuhan hidup untuk diuraikan
menjadi komponen kimia sederhana. Komponen kimia tersebut akan digunakan
dalam merombak sisa-sisa limbah (Djarwanto et al., 2008). Pycnoporus sp.
mengandung efek bakteriostatik serta bakterisida yang kuat terhadap Escherichia
coli dan Staphylococcus aureus berasal dari senyawa phenoxazine tipe I yaitu
cinnabarine atau asam cinnabarinic (Diaz-Godiez et al., 2016).
e. Rigidoporus sp.
Jamur Rigidoporus sp. ini mempunyai ciri-ciri tubuh buahnya yang keras seperti
kayu. Jamur ini tidak memiliki tudung tapi umumnya memiliki tudung, duduk atau
melekat, sering menyirap, rapuh ketika segar, namun keras setelah kering. Tudung
berwarna cokelat kemerahan dan kusam, pinngir tidak merata atau bergerigi.
Permukaan pori berwarna jingga hingga cokelat kemerahan, cokelat muda hingga
kelabu, pori bulat hingga bersegi.
Habitat Rigidoporus sp. tumbuh baik didalam hutan. Pola penyebaran jamur ini
secara berkelompok dan menyebar. Jamur ini dapat hidup di tingkat kelembaban
yang tinggi agar dapat beradaptasi serta melekat pada substrat berupa tanah, kayu
lapuk dan serasah (Annisa et al., 2017).
Peranan Rigidoporus sp. dalam bidang ekologis di ekosistem hutan yaitu
dekomposer. Hidup sebagai saprofit dengan menggunakan bahan-bahan organik
dari sisa organisme mati. Jamur ini tidak dimanfaatkan sebagai makanan karena
mengandung senyawa racun (Annisa et al., 2017).
f. Trametes sp
Trametes sp merupakan jamur dengan struktur pileus agak keras, bagian tepi
bergelombang dan melengkung. Pileus jamur ini berwarna putih kecoklatan dengan
garis berwarna kuning kecoklatan. Jamur ini mempunyai lamella yang berpori-pori
dengan stipe yang lateral. Permukaan pileus halus dan diameter 7 cm. Tipe margin
halus (entire) dengan himenofor bertipe porus berbentuk bulat. Tubuh buah
berbentuk seperti kipas dengan garis konsentris berwarna coklat kemerahan. Jamur
ini mempunyai tangkai yang pendek panjangnya sekitar 1 cm dan tidak memiliki
cincin.
Trametes sp hidup berkelompok dengan habitat alami akar pohon. Habitat jamur
ini dapat di tanah, serasah kayu, kayu yang lapuk sebagai saprofit. Jamur ini tumbuh
dengan posisi tumpang tindih dan menyerap nutrisi dari akar pohon (Norfajrina et
al., 2021).
Trametes sp ini tidak dapat dikonsumsi karena mengandung racun. Jamur ini
berperan sebagai saprofit dilingkungan karena berperan dalam proses pelapukan
kayu. Jamur ini juga mempunyai kemampuan dalam merombak lignin dan selulosa
serta sebagai dekomposer dalam menguraikan sisa organisme yang telah mati
(Norfajrina et al., 2021). Trametes versicolor dimanfaatkan sebagai bahan obat
tradisional oleh masyarakat China kuno sebagai anti-inflamasi, imuno-modulator,
antikanker dan antivirus (Pop et al., 2018).
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan di Kelurahan Sedau Kecamatan
Singkawang Selatan Kalimantan Barat terdapat divisi Basidiomycota yang terdiri
dari 3 ordo yaitu Agaricales, Auriculariales dan Polyporales, 9 Famili terdiri dari
Auriculariaceae, Cortinariaceae, Ganodermataceae, Hygrophoraceae,
Marasmiacea, Polyporaceae, Pluteacea, Schizophyylaceae, dan Tricholomataceae,
17 Spesies yaitu Auricularia sp., Campanella sp., Favolus sp., Fomes sp.,
Ganoderma sp., Gymnopilus sp., Hexagonia sp., Hygrocybe sp., Marasmius sp.,
Pycnoporus sp., Pleurotus osteratus, Pluteus sp., Rigidoporus sp., Schzophyllum
sp., Trametes sp., Tricholomopsis sp dan Volvariella sp., Habitat jamur ini dapat
menempel pada substat berupa kayu lapuk, serasah daun dan sebagainya serta
mempunyai peranan penting sebagai bahan pangan, obat-obatan dan keseimbangan
ekosistem terutama di hutan.
5.2 Saran
Saran yang dapat dilakukan untuk praktikum lapangan sistematika
cryptogamae mengenai jamur makroskopis selanjutnya yaitu sebaiknya dilakukan
di 2 lokasi yang berbeda-beda untuk mengetahui keanekaragaman jenis jamur
yang ada disana tetapi masih didalam kecamatan singkawang selatan selain itu
juga dapat dilakukan pada musim penghujan dan kemarau karena perbedaan
musim dapat mempengaruhi pertumbuhan spora jamur yang akan berdampak pada
keanekaragaman jenis disana.
DAFTAR PUSTAKA
No Gambar Klasifikasi
1 Kingdom: Fungi
Divisi: Basidiomycota
Kelas:Agaricomycetes
Ordo:Agaricales
Famili:Cortinariaceae
Genus: Gymnopilus
Spesies: Gymnopilus sp.
Kingdom: Fungi
2 Divisi: Basidiomycota
Kelas:Agaricomycetes
Ordo:Agaricales
Famili: Marasmiaceae
Genus: Campanella
Spesies: Campanella sp.
Kingdom: Fungi
Divisi: Basidiomycota
3 Kelas:Agaricomycetes
Ordo:Agaricales
Famili: Marasmiaceae
Genus: Marasmius
Spesies: Marasmius sp.
Kingdom: Fungi
Divisi: Basidiomycota
Kelas: Agaricomycetes
4 Ordo: Agaricales
Famili: Pluteaceae
Genus: Pluteus
Spesies: Pluteus sp.
Kingdom: Fungi
5 Divisi: Basidiomycota
Kelas:Agaricomycetes
Ordo:Agaricales
Famili: Pluteaceae
Genus: Volvariella
Spesies: Volvariella sp.
Kingdom: Fungi
6 Divisi: Basidiomycota
Kelas:Agaricomycetes
Ordo:Agaricales
Famili: Schizophyllaceae
Genus: Schizophyllum
Spesies: Schizophyllum sp.
Kingdom: Fungi
7 Divisi: Basidiomycota
Kelas:Agaricomycetes
Ordo:Agaricales
Famili: Tricholomataceae
Genus: Pleurotus
Spesies: Pleurotus sp.
Kingdom: Fungi
Divisi: Basidiomycota
8 Kelas:Agaricomycetes
Ordo:Agaricales
Famili: Tricholomataceae
Genus: Tricholomopsis
Spesies: Tricholomopsis sp.
Kingdom: Fungi
9 Divisi: Basidiomycota
Kelas:Agaricomycetes
Ordo: Auriculariales
Famili: Auriculariaceae
Genus: Auricularia
Spesies: Auricularia sp.
10 Kingdom: Fungi
Divisi: Basidiomycota
Kelas:Agaricomycetes
Ordo: Polyporales
Famili: Ganodermataceae
Genus: Ganoderma
Spesies: Ganoderma sp.
11 Kingdom: Fungi
Divisi: Basidiomycota
Kelas:Agaricomycetes
Ordo: Polyporales
Famili: Polyporaceae
Genus: Favolus
Spesies: Favolus sp.
12 Kingdom: Fungi
Divisi: Basidiomycota
Kelas:Agaricomycetes
Ordo: Polyporales
Famili: Polyporaceae
Genus: Fomes
Spesies: Fomes sp.
13 Kingdom: Fungi
Divisi: Basidiomycota
Kelas:Agaricomycetes
Ordo: Polyporales
Famili: Polyporaceae
Genus: Hexagonia
Spesies: Hexagonia sp.
14 Kingdom: Fungi
Divisi: Basidiomycota
Kelas:Agaricomycetes
Ordo: Polyporales
Famili: Polyporaceae
Genus: Pycnoporus
Spesies: Pycnoporus sp.
15
Kingdom: Fungi
Divisi: Basidiomycota
Kelas:Agaricomycetes
Ordo: Polyporales
Famili: Polyporaceae
Genus: Rigidoporus
Spesies: Rigidoporus sp.
16 Kingdom: Fungi
Divisi: Basidiomycota
Kelas:Agaricomycetes
Ordo: Polyporales
Famili: Polyporaceae
Genus: Trametes
Spesies: Trametes sp.
Lampiran 2. Pengambilan Sampel Jamur Makroskopis Divisi Basidiomycota Kelas
Agaricomycetes di Kelurahan Sedau Kecamatan Singkawang Selatan
Kalimantan Barat