Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Struktur Perkembangan Tumbuhan

No.1 Vol.2

Cork Cell dan Long Cell pada Beberapa Jenis Famili Gramineae

Annisa lorenza (1710423005)*, Ikrima Asrori (1710421021), Jefri Wiranda WR (1710422013), Titiek Rukmini
(1710421027)
, Yoseca Aulia (1710423025) , Zalmi Sintia (1710422001)
1)
Laboratorium Riset Struktur Perkembangan Tumbuhan, Jurusan Biologi, FMIPA Universitas
Andalas

*Koresponden : annisalorenzakpop@gmail.com

ABSTRAK

Pengamatan cork cell dan long cell ini dilakukan pada 13 April 2018 di Laboratorium Riset Struktur
Perkembangan Tumbuhan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Andalas. Adapun metode yang digunakan adalah sayatan paradermal. Pengamatan ini
bertujuan untuk mengetahui perbandingan cork cell dan long cell pada beberapa spesies tumbuhan
Gramineae, yaitu Imperata cylindrica, Themeda gigantea, dan Zea mays. . Dari pengamatan yang
telah dilakukan didapatkan hasil bahwa cork cell dan long cell ditemukan pada tumbuhan gramineae
diantaranya Zea mays, Imperata cylindrica dan Themeda gigantea dengan sayatan paradermal karena
cork cell berada di bagian luar yang merupakan derivat epidermis.

Kata kunci : Cork cell, Gramineae, I. cylindrica, Long cell, T. gigantea, Z. mays.

PENDAHULUAN itu masih hidup (Sutrian, 2004). Di antara sel-


Famili Gramineae didunia diperkirakan sel epidermis terdapat derivatnya antara lain
mempunyai kurang lebih 10.000 spesies. Jenis yang disebut stomata, trikoma, sel kipas, sel
famili ini lebih dikenal dengan nama rumput- silika dan sel gabus (Hidayat, 1995).
rumputan atau graminae. Perbedaan antara Tebal dinding sel epidermis setiap
genera rumput terutama terletak pada susunan tumbuhan berbeda-beda. Dinding sel
bentuk dan modifikasi sisik yang berbentuk epidermis yang berbatasan pada bagian luar
seperti daun kecil yang membungkus bunga, terdapat penebalan oleh zat kutin sehingga
sedangkan spesies-spesies pada umumnya membentuk lapisan kutikula. Lapisan ini
dibedakan bedasarkan ketidaksamaan dalam membatasi ruang interselular yang membentuk
hal umur pertumbuhan (Tjitrosoepomo, 2000). sistem sehingga berhubungan langsung dengan
Epidermis ini biasanya tersusun dari stomata (Sutrian, 2004). Tahap awal
satu lapisan sel saja dan pada irisan permukaan perkembangan epidermis secara ontogenetik
sel-selnya tampak berbentuk macam-macam, tidak sama antara yang terdapat pada akar
seperti misalnya isodeamitris yang dengan yang ada pada pucuk. Epidermis
memanjang, berlekuk-lekuk atau biasanya terdapat pada seluruh kehidupan
menampakkan bentuk lainnya. Letak dari sel organ-organ tumbuhan yang tidak mengalami
sel epidermis kenyataannya begitu rapat penebalan sekunder (Iserep, 1993). Permukaan
sehingga karenanya diantara sel-sel tidak kutikula bila dilihat dari atas akan
terdapat ruang-ruang antar sel. Kenyataan menampakkan bentuk kasar, bergerigi, seakan-
bahwa adanya protoplasma yang walaupun akan menunjukkan adanya garis-garis (Sutrian,
hanya sedikit yang melekat pada dinding 1992).
selnya, menandakan bahwa sel-sel epidermis
Jurnal Struktur Perkembangan Tumbuhan
No.1 Vol.2

Pada Gramineae diantara sel ekstrim seperti kekeringan dan unsur hara
epidermis batang ada yang panjang ada 2 tipe yang miskin, namun tidak toleran terhadap
sel pendek, yaitu sel silika dan sel gabus. Sel genangan dan naungan. Alang-alang dapat
silika berkembang penuh berisi badan silika tumbuh pada daerah tropik dan subtropik
yang merupakan massa isotrop dengan silika hingga ketinggian 2.700 meter di atas
di bagian pusat yang berupa bulatan kecil. permukaan laut (Damaru, 2011).
Pada penampang melintang, badan silika ada Tanaman ini dapat berkembang biak
yang tampak bundar, elips, seperti halter, atau dengan biji dan rhizoma. Biji alang-alang yang
seperti pelana. Dinding sel gabus mengandung sangat ringan dapat menyebar ketempat lain
zat gabus (suberin) dan banyak berisi bahan melalui angin, air, hewan dan manusia. Proses
organik pada. Di atas sel pendek seringkali pembungaannya sering terjadi pada musim
terdapat papila, duri, atau rambut. Sel gabus kemarau dan sering terjadi akibat stress oleh
kebanyakan pada kebanyakan tumbuhan berisi adanya pembakaraan, pembabatan hutan atau
badan silika, dan pada rerumputan tertentu, kekeringan (Murniati, 2002).
badan silika juga terdapat pada beberapa sel Pimping atau rumput riang-riang
panjang. Badan silika juga terdapat dalam sel (Themeda gigantea) adalah sejenis rumput
epidermis khusus dari Cypereae dan beberapa yang mirip gelagah, anggota dari suku padi-
Monocotyledonae (Fahn, 1995). padian.
Tanaman jagung (Zea mays L.) Adapun tujuan penelitian ini adalah
merupakan salah satu tanaman pangan biji- untuk mengetahui karakteristik cork cells dan
bijianyang berasal dari Amerika. Jagung long cells pada beberapa anggota famili
tersebar ke Asia dan Afrika melalui gramineae yaitu Zea mays, Themeda gigantea,
kegiatanbisnis orang-orang Eropa ke Amerika. dan Imperata cylindrica.
Di Indonesia, daerah-daerah penghasilutama
tanaman jagung adalah Jawa Tengah, Jawa METODE PENELITIAN
Barat, Jawa Timur, Madura,Yogyakarta, Nusa Penelitian tentang cork cells dan long cells
Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi pada beberapa jenis Gramineae yang
Selatan, danMaluku (Tim Karya Tani Mandiri, dilaksanakan hari Jumat, 13 April 2018 di
2010). LaboratoriumRiset Struktur Perkembangan
Tanaman jagung (Zea mays L.) Tumbuhan, Jurusan Biologi, Fakultas
merupakan salah satu tanaman pangandunia Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
yang cukup penting selain gandum dan padi. Universitas Andalas. Adapun alat yang
Jagung pertama kali dibudidayakan di digunakan pada penelitian ini adalah
Meksiko Tengah atau Meksiko Selatan. mikroskop, cover glass, object glass,pipet
Budidaya jagung kemungkinan dimulai pada tetesdan cutter atau silet. Sedangkan bahan
era penyebaran Agama Kristen dan ditemukan yang digunakan adalah Themeda gigantea, Zea
pada saat Columbus menemukan Benua mays dan Imperata cylindrica. Prosedur kerja
Amerika (Wolfe dan Kipps, 1959). Tanaman pada penelitian ini adalah dengan dibuat
ini pertama kali dibawa oleh Bangsa Portugis sayatan tipis pada bagian epidermis batang
[‘dan Spanyol keIndonesia sekitar empatratus beberapa jenis tumbuhan Gramineae kemudian
tahun lalu (Suprapto dan Rasyid, 1998). sayatan diletakkan pada kaca preparat lalu
Alang-alang (Imperata cylindrica) ditambahkan sedikit air dan ditutup dengan
merupakan gulma berdaun sempit yang cover glass. Setelah itu diletakkan di meja
tumbuh tegak dan berumpun. Alang-alang objek pada mikroskop. Lalu diatur focus dan
merupakan jenis tumbuhan pionir yang banyak perbesaran objek. Amati karakteristik cork cell
tumbuh pada lahan yang habis terbakar, sangat dan long cells nya.
toleran terhadap faktor lingkungan yang
Jurnal Struktur Perkembangan Tumbuhan
No.1 Vol.2

HASIL DAN PEMBAHASAN

b b
a

b a
a

A. a. Long cell dan b. Cork cell B. a.Long cell dan b.Cork cell C. a.Long cell dan b.Cork cell
Themeda gigantea Zea mays Imperata cylindrica
Pada pengamatan sayatan paradermal terdapat cork cell dan long cell yang terdapat
batang Zea mays, Themeda gigantea, dan diantara sel-sel epidermis.
Imperata cylindrica, terlihat bahwa pada Pada sel gabus dinding selnya disisipi
ketiganya ada cork cell dan long cell yang suberin (gabus) dan sering mengandung bahan
terdapat diantara sel-sel epidermis. Yang organik yang padat. Distribusinya
bentuknya memanjang disebut sel panjang menyebabkan pengerasan pada kulit batang.
(long cell) dan sel yang pendek disebut sel Bentuknya segitiga, segiempat, tidak teratur,
pendek (cork cell). Dari gambar, terlihat angka 8, membulat, dll. Fungsi sel gabus dan
bahwa pada Themeda gigantea, cork cell sel silika memperkuat batang, kulit batang
terlihat memiliki ukuran yang lebih besar dan menjadi keras dan untuk melindungi jaringan
lebih panjang dibandingkan dengan Zea mays lain agar tidak kehilangan banyak air,
dan Imperata cylindrica. Dan Zea mays mengingat sel-sel gabus yang bersifat kedap
memiliki long cell yang lebih panjang dari air (Pranita, 2016).
Imperata cylindrica dan Themeda gigantea .
Dari ketiga contoh tumbuhan KESIMPULAN
graminae ini, terlihat bahwa ketiganya Tumbuhan gramineae memiliki cork cell dan
memiliki susunan cork cell dan long cell yang long cell yang merupakan derivat dari
yang tersusun rapi dan memiliki ukuran yang epidermis. Bagian dari batang tumbuhan yang
teratur pada masing-masing spesiesnya. Pada menyebabkan batang menjadi mengeras,
pengamatan sayatan paradermal batang Zea karena cork cell tersebut terdiri dari sel silika
mays, Themeda gigantea, dan Imperata dan sel gabus yang mengandung suberin serta
cylindrica, terlihat bahwa pada ketiganya bahan organik padat. Pada zea mays , Imperata
cylindrica, dan Themeda gigantea memiliki dan lebih panjang dibandingkan dengan Zea
bentuk cork cell dan long cell yang berbeda. mays dan Imperata cylindrica. Dari ketiga
Bentuknya memanjang disebut sel contoh tumbuhan graminae ini, terlihat bahwa
panjang (long cell) dan sel yang pendek ketiganya memiliki susunan cork cell dan long
disebut sel pendek (cork cell). Dari gambar, cell yang yang tersusun rapi dan memiliki
terlihat bahwa Imperata cylindrica memiliki ukuran yang teratur pada masing-masing
cork cell yang ukurannya lebih pendek spesiesnya.
dibandingkan dengan Zea mays dan Themeda
gigantea. Dan pada Themeda gigantea, cork UCAPAN TERIMA KASIH
cell terlihat memiliki ukuran yang lebih besar
Jurnal Struktur Perkembangan Tumbuhan
No.1 Vol.2

Ucapan terima kasih ditujukan kepada Bapak


Dr. Tesri Maideliza M.Sc. ,Bapak Ahmad
Taufik, M.Si., Selaku dosen pembimbing mata
kuliah Struktur Perkembangan Tumbuhan
Uda Alponsin S.Si. selaku Koordinator
praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Damaru. 2011. Alang-alang. Makalah Ekologi


Tumbuhan. Medan : Universitas
Sumatera Utara.
Fahn, A. 1995. Anatomi Tumbuhan. Edisi
Ketiga. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
Hidayat, E. B. 1995. Anatomi Tumbuhan
Berbiji. Cetakan ke-1. Bandung : Institut
Teknologi Bandung. 275 hal.
Iserep, Sumardi. 1993. Struktur dan
Perkembangan Tumbuhan. Bandung :
ITB.
Pramono, S, Katno. 2002. Tingkat Manfaat
dan Keamanan Tanaman Obat dan Obat
tradisional. Balai Penelitian Tanaman
Obat Tawangmangu. Yogyakarta :
Fakultas Farmasi UGM
Pranita, Rani. 2016. Epidermis Pada
Tumbuhan, diakses pada dari jurnal pada
tanggal 23 april 2018
Sutrian, Y. 1992. Pengantar Anatomi Tumbuh-
Tumbuhan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Sutrian, Y. 2004. Pengantar Anatomi Tumbuh-
Tumbuhan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Tim Karya Tani Mandiri. 2010. Pedoman
Bertanam Jagung. CV Nuansa Aulia.
Bandung.
Tjitrosoepomo, G. 2000. Morfologi
Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press

Anda mungkin juga menyukai