Anda di halaman 1dari 17

Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan Ke-3, Kelompok4

EPIDERMIS DAN DERIVATNYA


Hilda Salima1) , Nadhir Raihan Anwar1) , Nenden Nur Amalia1) ,Raihan
Setiawati1)Restu Anugrah1) , Sofia Sabila1), Syifa Nur Hamidah1) , Rahmat Taufiq
Mustahiq Akbar 2) , Novita Awali3)
JurusanBiologi
FakultasSains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri SunanGunungDjati Bandung
Email : hildasalima3@gmail.com

Abstract:
The epidermis is a network consisting of layers of the outermost cells that cover the surface
of leaves, flowers, fruits, seeds, and stems and roots that have not undergone secondary thickening.
In this lab, 5 plants were used, namely Pteris vittata, Zea mays, Solanum torvum, Sida rhombifolia,
and Ageratum conyzoides. With the aim to identify different types of epidermal cells and their
derivatives in various types of plants. The epidermis develops and undergoes modifications such
as root hair cells, cover cells in the stomata and spina.
Keywords: Epidermis, Tissue, Modification, Cells
Abstrak :
Epidermis merupakan suatu jaringan yang terdiri atas lapisan sel-sel paling luar yang
menutupi permukaan daun, bunga, buah, biji, serta batang dan akar yang belum mengalami
penebalan sekunder. Pada praktikum kali ini memakai sebanyak 5 tanaman yaitu Pteris vittata,
Zea mays, Solanum torvum, Sida rhombifolia, dan Ageratum conyzoides. Dengan tujuan untuk
mengidentifikasi macam-macam sel epidermis dan derivatnya pada berbagai macam tumbuhan.
Epidermis berkembang dan mengalami modifikasi seperti sel rambut akar, sel penutup pada
stomata dan spina.
Kata Kunci :Epidermis, Jaringan, Modifikasi, Sel

I. PENDAHULUAN dari sel epidermis memiliki bentuk yang tidak


Tumbuhan tersusun atas beberapa seragam, bahkan sel-sel epidermis juga
jaringan, salah satunya adalah jaringan berkembang menjadi sel penutup pada
epidermis. Jaringan epidermis merupakan stomata, sel rambut (trikoma), serta sel lain
lapisan paling luar dari tumbuhan yang yang merupakan derivatnya
berfungsi sebagai pelindung jaringan di (Soerodikoesoemo & Santosa, 1987).
sebelah dalamnya. Morfologi maupun fungsi

PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN 1


Epidermis merupakan suatu jaringan perubahan bentuk dan fungsi. Sel penutup ini
yang terdiri atas lapisan sel-sel paling luar berperan dalam mengatur besarkecilnya
yang menutupi permukaan daun, bunga, porus. pasangan sel penutup satu sama lain
buah, biji, serta batang dan akar yang belum simetris dan keduanya mengandung
mengalami penebalan sekunder. Dinding kloroplas. Sel penutup ada yang berbentuk
epidermis yang berhadapan dengan udara halter atau seperti tulang paha, misalnya pada
luar pada umumnya dilapisi kutikula yang Graminae dan Cyperaceae tetapi umumnya
dapat menghambat penguapan air berbentuk ginjal. Sel epidermis yang
(transpirasi). Letak epidermis secara umum berdampingan atau mengelilingi sel penutup
sama, yaitu rapat dan tidak memiliki ruang dinamakan sel tetangga. Sel tersebut terdiri
antar sel. Pada tumbuhan tinggi, epidermis dari dua sel atau lebih (Rustaman, 2017).
umumnya tersusun atas satu lapis sel, kecuali
Stoma umumnya ditemukan pada
pada Famili Moracae yang memiliki
bagian tumbuhan di atas tanah, terutama di
beberapa lapis sel . Bentuk, ukuran, susunan
daun, batang, dan kadang-kadang pada
dan fungsi sel epidermis berbeda-beda pada
rizoma. Stoma juga ditemukan pada
berbagai jenis tumbuhan dan organnya. pada
perhiasan bunga, bakal buah atau biji, tetapi
irisan permukaan, sel-sel epidermis memiliki
tidak berfungsi. Stoma dapat dijumpai
bentuk isodiametris memanjang, berlekuk-
dikedua permukaan atau hanya dipermukaan
lekuk dan bentuk-bentuk lainnya. Pada
bawah. Tumbuhan daun yang daunnya
Graminae, sel epidermis di atas tulang daun
terapung, stomanya hanya terdapat di
ada yang panjang dengan dinding mengalami
permukaan atas yang menghadap udara.
penebalan silika (sel silika) dan ada yang
Daun yang bertulang menjala stomanya
pendek dengan dinding penebalan suberin
tersebar, sedangkan daun yang tulangnya
(sel gabus) (Rustaman, 2017).
sejajar stomanya tersusun berderet. Atas
Di antara sel-sel epidermis, kecuali dasar susunan sel tetangganya stoma
epidermis akar, terdapat stoma (jamak: tumbuhan dikotil, dibedakan atas tipe: (1.)
stomata). Stoma terdiri dari satu porus atau Anomositik, bila sel tetangga serupa dengan
celah dan dua sel penutup yang mengapitnya. sel epidermis lainnya; (2.) Anisositik, bila sel
Stoma berperan penting dalam proses penutup dikelilingi tigas sel tetannga yang
respirasi dan transpirasi tumbuhan. Sel tidak sama; (3.) Parasitk, bila tiap sel
penutup adalah epidermis yang mengalami menutup didampingi satu atau lebih sel

PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN 2


tetangga yang sumbu memanjangnya sejajar glalndular (bukan rambut kelenjar). Trikoma
dengan sumbu sel penutup; (4.) Diasitik, bila glandular memiliki sel kelenjar yang dapat
tiap sel stoma dikelilingi oleh dua sel mengeluarkan zat seperi garam, gula, dan
tetangga yang dinding bersamanya tegak terpen. Trikoma non glandular tidak memiliki
lurus pada sumbu sel penutup; 5. Aktinositik, sel kelenjar, bentuknya dapat berupa rambut
bila stoma dikelilingi oleh beberapa sel tunggal, rambut bercabang, rambut bintang,
tetangga yang tersusun melingkar dan rambut sisik. Trikoma dan stoma
(Rustaman, 2017). terbentuk dari protoderm. Keduanya
merupakan epidermis (Rustaman, 2017).
Klorofil berfungsi mengumpulkan
cahaya dan mentransfer energi ke pusat Trikoma adalah rambut-rambut yang
reaksi pada proses fotosintesis, sehingga tumbuh dari sel-sel epidermis dengan bentuk,
disebut sebagai pigmen pusat reaksi susunan serta fungsinya bervariasi. Trikoma
fotosintesis. Proses fotosintesis biasanya muncul pada permukaan luar
menghasilkan karbohidrat yang dibutuhkan hampir seluruh organ tumbuhan baik organ
tanaman untuk tumbuh dan berproduksi. vegetatif seperti daun, cabang, daun
Proses fotosintesis menghasilkan pelindung dan akar maupun organ
karbohidrat yang diubah menjadi protein, reproduksi seperti sepal, petal, stamen,
lemak, asam nukleat dan molekul organik ginosium, biji dan buah. Trikoma dapat
lainnya. Kandungan klorofil dapat dipakai diklasifikasikan menjadi 2 golongan yaitu
sebagai indikator yang terpercaya untuk trikoma non glandular yang tidak mempunyai
mengevaluasi ketidak seimbangan sekresi dan trikoma glandular yang
metabolisme antara fotosintesis dan produksi mempunyai hasil sekresi. Berdasarkan
pada saat kekurangan air (Nuraini, 2015). jumlah sel yang membangunnya, trikoma
dapat dibedakan menjadi uniseluler dan
Trikoma (jamak: trikomata) adalah
multiseluler. Trikoma uniseluler merupakan
tonjolan epidermis yang terdiri dari satu atau
trikoma yang terdiri dari satu sel, sedangkan
lebih sel yang terdapat pada organ tumbuhan
multiseluler merupakan trikoma yang bersel
selain akar. Sel-sel trikoma dapat
banyak (Laila, 2013).
mengadakan penebalan sekunder. Trikoma
dapat digolongkan atas trikoma glandular Stomata merupakan modifikasi dari
(rambut berkelenjar) dan trikoma non sel epidermis daun berupa sepasang sel

PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN 3


penjaga yang bisa menimbulkan celah II. BAHAN DAN METODE
sehingga uap air dan gas dapat dipertukarkan 2.1 Alat dan Bahan
antara bagian dalam dari stomata dengan Alat-alat yang digunakan pada
lingkungan. Stomata biasanya ditemukan praktikum kali ini adalah mikroskop, pipet
pada bagian tumbuhan yang berhubungan tetes, kaca objek, kaca penutup, kuas halus,
dengan udara terutama di daun, batang dan jarum preparat, dan silet.
rizoma. Stomata umumnya terdapat pada
Lalu, bahan-bahan yang digunakan
bagian bawah daun, tetapi ada beberapa jenis
pada praktikum kali ini yaitu akar dan daun
tumbuhan, stomata dapat dijumpai pada
Pteris vittata, daun jagung (Zea mays), daun
permukaan atas dan bawah daun. Ada pula
takokak (Solanum torvum), daun sidaguri
tumbuhan yang hanya mempunyai stomata
(Sida rhombifolia) dan daun babandotan
pada permukaan atas daun, yaitu pada bunga
(Ageratum conyzoides L.)
lili air. Bentuk atau tipe stomata dibedakan
atas empat yaitu anomositik, anisositik, 2.2 Cara Kerja
parasitik dan diasitik. Menurut fungsi, Langkah awal yang dilakukan adalah
bentuk, ukuran dan susunan sel-sel epidermis helaian daun yang akan diamati dibersihkan
tidaklah sama atau berbeda pada berbagai terlebih dahulu. Lalu, dioleskan secara tipis
jenis tumbuhan, demikian juga dengan kutek bening pada helaian daun atas dan juga
bentuk atau tipe stomata (Oktarin, 2017). helaian daun bawah setiap spesimen.
Ditunggu olesan kutek tersebut hingga
Praktikum ini bertujuan untuk
kering. Setelah kering, diangkat kutek
mengidentifikasi macam-macam bentuk sel
tersebut secara perlahan, jika perlu digunakan
epidermis dan derivatnya pada berbagai
jarum atau benda runcing lainnya. Hasil
macam tumbuhan.
cetakan daun tersebut diletakkan secara
merata pada object glass. Kemudian ditutup
dengan cover glass dan diolesi tepi cover
glass dengan kutek. Pada setiap prepata
diberi label. Lalu diamati dengan mikroskop
yaitu struktur sel epidermisnya dan tipe
trikomata dan stomata pada masing-masing
tumbuhan.

PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN 4


III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.Tabel Rhizome dan Daun Pteris vittata L.

Foto Literature
Pteris vittata L. Rhizome (10x)

(Sumber: Dok. Pribadi, 2019)


(Sumber: Alfawwaz, 2016)
Pteris vittata L. Daun Adaksial (40x)

(Sumber: Dok. Pribadi, 2019) (Sumber: Alfawwaz, 2016)


Pteris vittata L. Daun Abaksial (40x)

PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN 5


A

(Sumber: Alfawwaz, 2016)


(Sumber: Dok. Pribadi, 2019)
Keterangan:
1. Pteris vittata L. Rhizome
A. Rambut akar
2. Pteris vittata L. Daun Abaksial

3. Pteris vittata L. Daun Adaksial


A. Stomata

3.2.Tabel Daun Zea mays (Jagung)


Foto Literature
Daun Zea mays Adaksial (40x)

(Sumber: Dok. Pribadi, 2019) (Sumber: Alfawwaz, 2016)


Daun Zea mays Abaksial (40x)

PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN 6


A

(Sumber: Dok. Pribadi, 2019) (Sumber: Alfawwaz, 2016)


Keterangan:
1. Daun Zea mays Adaksial
A. Stomata
2. Daun Zea mays Abaksial
A. Stomata

3.3. Tabel Daun Solanum torvum (Takokak)


Foto Literature
Daun Solanum torvum Adaksial
(40x)

B
A

(Sumber: Dok. Pribadi, 2019) (Sumber: Kiriaki, 2011)


Daun Solanum torvum Abaksial
(40x)

PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN 7


A
B

(Sumber: Kiriaki, 2011)


(Sumber: Dok. Pribadi, 2019)
Keterangan:
1. Daun Solanum torvum Adaksial
A. Stomata
B. Trikoma
2. Daun Solanum torvum Abaksial
A. Stomata
B. Trikoma

3.4. Tabel Daun Sida rhombifolia (Sidaguri)


Foto Literature
Daun Sida rhombifolia Adaksial
(40x)

(Sumber: Dok. Pribadi, 2019) (Sumber: Hidayat, 2000)


Daun Sida rhombifolia Abaksial
(40x)

PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN 8


B

(Sumber: Dok. Pribadi, 2019) (Sumber: Alfawwaz, 2016)


Keterangan:
1. Daun Sida rhombifolia Adaksial
A. Stomata
B. Trikoma
2. Daun Sida rhombifolia Abaksial
A. Stomata
B. Trikoma

3.5. Tabel Daun Ageratum conyzoides L. (Babadotan)


Foto Literature
Daun Ageratum conyzoides Adaksial
(40x)

(Sumber: Dok. Pribadi, 2019) (Sumber: Alfawwaz, 2016)


Daun Ageratum conyzoides Abaksial
(40x)

PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN 9


A

(Sumber: Dok. Pribadi, 2019) (Sumber: Alfawwaz, 2016)


Keterangan:
1. Daun Ageratum conyzoides Adaksial
A. Stomata
2. Daun Ageratum conyzoides Abaksial
A. Stomata

Dalam praktikum untuk pengamatan Sub familia : Pteridaceae


epidermis dan derivatnya, kami Genus : Pteris
menggunakan beberapa jenis tumbuhan Species : Pteris vitata
yaitu, Rhizome dan daun Pteris vittata L, Pteris vitata termasuk paku tanah.
daun Zea mays (jagung), daun Solanum Daunnya sporofit (daun fertil) yaitu daun
torvum (takokak), daun Sida rhombifolia yang berfungsi menghasilkan spora, sebagai
(sidaguri), dan daun Ageratum conyzoides L. organ fotosintesis. Daun muda menggulung
(babandotan). dan akan membuka jika telah dewasa. Bentuk
daunnya memanjang, tepinya rata, ujung
A. Pteris vitata
daunnya setengah meruncing, daunnya
Menurut Riani, dkk (2012),
berhadapan bersilang, teksturnya selaput
klasifikasi Ilmiah untuk Pteris vitata sebagai
berupa helaian, dan permukaan daunnya
berikut.
kasar. Daun berwarna hijau, karena
Kingdom : Plantae
mengandung klorofil. Batang berupa
Divisi : Pteridophyta
rimpang, karena pada umumnya arah
Classis : Filicinae
tumbuhnya menjalar atau memanjat,
Sub classis : Leptosporangiatae
meskipun ada yang tegak. Bentuk batang
Ordo : Filicales
tumbuhan paku ini panjang dan ramping.
Familia : Polypodiaceae

PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN 10


Permukaannya kasar dan ditumbuhi rambut- celah-celah batu. Tumbuh paku ini banyak
rambut halus. Batang berwarna coklat sampai ditemukan liar di bagian-bagian dari dunia,
coklat kehitaman dan bercabang. Akar pada seperti Amerika tropis, Asia tropis, India,
pangkal rimpang yang tegak dan bentuk Negeri China, Jepang, Barat Indies, Afrika
akarnya tipis, kasar, serta akar berwarna selatan, Australia Austria, Selandia Baru dan
coklat tua. Struktur organ terdiri dari akar, Eropa (Riani, 2012).
batang, daun, sorus, indisium, dan Setelah dilakukan pengamatan pada
percabangan. Habitat hidup di tanah, tembok, spesimen Pteris vittata, ditemukan trikoma
dan tebing terjal. Kebanyakan menempel dan stomata sebagai bagian dari derivat
pada substrat berupa batu atau tebing pada epidermis. Trikoma terdapat pada daun dan
tebin sungai, yang menyukai kelembapan. rizom. Namun bentuknya berbeda, pada
Rimpangnya menjalar pada permukaan rizom, trikoma hadir sebagai sisik dan pada
batuan dan akarnya masuk ke celah-celah daun adaksial dan abaksial daun hadir
batu. Tumbuhan paku ini berkembangbiak perti bulu-bulu halus. Stomata hadir
dengan cara vegetative dan generative. pada permukaan adaksial dan abaksial daun
Perkembangbiakan generative dimulai dengan kerapatan 22,2 berjenis anomositik.
dengan pembentukan spora yang dihasilkan Epidermis pada Pteris vittata tersusun atas
oleh sporangium. Jika spora tersebut jatuh di sel epidermis yang berdiferensiasi menjadi
tempat yang sesuai, maka spora akan tumbuh bentuk lain yang pada dasarnya memiliki
dan berkembang menjadi protalus fungsi perlindungan. Tapi ada pula sel
(protalium) atau gametofit. Spora epidermis yang masih mempertahankan
berkecambah membentuk gametofit yang bentuk dasarnya. Sel epidermis dengan
homotalus (berumah satu), di luar batas bentuk dasar ini ada dilapisan setelah
dinding spora (Riani, 2012). trikoma. Sel epidermis dasar berbentuk
Pteris vittata termasuk paku tanah memanjang seperti puzzle pada permukaan
yaitu paku-pakuan yang hidup di tanah, abaksial lebih rapat daripada permukaan
tembok, dan tebing terjal. Kebanyakan jenis adaksial. Sel epidermis tersebut juga
paku ini banyak tumbuh pada batu-batu atau terkadang dapat ditemukan pada batang
pada tebing sungai, yang menyukai (Maryati, 2015).
kelembapan. Rimpangnya menjalar pada
pemukaan batuan dan akar-akarnya masuk ke

PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN 11


B. Sidaguri (Sida rhombifolia) bawah warnanya lebih muda. Bunga Sida
Pengamatan selanjutnya adalah daun rhombifolia L. merupakan bunga tunggal

sidaguri. Pada tumbuhan sidaguri diamati berbentuk corong dan berwarna kuning cerah

bagian daunnya dengan dilakukan pengirisan yang keluar dari ketiak daun, mekar ketika pukul
12 siang dan layu sekitar tiga jam kemudian,
tipis pada permukaan adaksial maupun
berkelamin 2 (banci) karena terdapat putik dan
abaksial. Berikut taksonomi ilmiahnya
benang sari, 5 kelopak yang berlekatan, 5
menurut Lestari (2012):
mahkota yang tidak berlekatan, jumlah benang
Kingdom : Plantae
sari tak terhingga, jumlah putik 5, simetri banyak
Divisi : Spermatophyta dan posisi ovarium menumpang (superior).
Buahnya berupa buah kendaga, buah muda
Sub Divisi : Angiospermae
berwama hijau, buah tua berwarna hitam. Dan
Kelas : Dicotyledoneae Bijinya berbentuk bulat, kecil dan berwarna

Sub kelas : Choripetalae gol. Dialypetalae hitam (Lestari , 2012).

Ordo : Malvales Habitat Tanaman Sida rhombifolia L.


tumbuh liar di tepi jalan, halaman berumput,
Familia : Malvaceae
hutan, ladang, dan tempat-tempat dengan sinar
Genus : Sida matahari cerah atau sedikit terlindung. Tanaman
ini tersebar pada daerah tropis di seluruh dunia
Spesies : Sida rhombifolia L.
dari dataran rendah sampai 1.450 m dpl. Tanaman
Akar Sida rhombifolia L mempunyai ini tumbuh subur dengan sinar matahari yang
sistem perakaran tunggang yang berwarna cukup (Lestari , 2012).
cokelat. Batangnya berkayu (lignosus) yang
berupa semak, berbentuk bulat, sifat permukaan
Menurut Maryati (2015), stomata

memperlihatkan berkas-berkas daun, arah ditemukan pada permukaan abaksial daun


tumbuh tegak lurus, percabangan monopodial, dengan kerapatan 11,2. Stomata dari
sifat cabang sirung pendek, arah tumbuh cabang tumbuhan sidaguri bertipe anomositik
condong ke atas. Adapun Daun Sida dengan 3 hingga 4 sel penjaga atau
rhombifolia L. merupakan daun tunggal, susunan anisositik.
duduk daun berhadapan berseling (folia disticha),
bangun daun (ovatus), ujung daun runcing, tipe
pangkal daun tumpul, tepi bergerigi, pertulangan
menyirip, panjang 1,5-4 cm, lebar 1-1,5,
permukaan atas berwarna hijau, permukaan

PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN 12


C. Jagung (Zea mays) dari produksi tanaman mutlak merupakan
Selanjutnya adalah daun tanaman konversi energi radiasi surya, air dan Kara
Jagung (Zea mays), taksonomi ilmiah dari didalam tanah ke dalam produk akhir
jagung menurut Novi (2011), sebagai berikut: (biomasa) yang bernilai ekonomi, di daerah
Kingdom : Plantae tropis dan subtropis, kecuali pada elevasi
Divisi : Magnoliophyta tinggi (Bertani, 2019).
Tipe stomata pada daun adalah
Kelas : Liliopsida
jagung (Zea mays ) diasitik. Tipe stomata
Ordo : Poales pada daun adalah jagung (Zea mays ) diasitik.

Famili : Poaceae Stomata pada jagung tersusun dengan jarak


rapi, tidak tersebar tanpa pola. Pada daun
Genus : Zea
jagung terdapat stomata yang berbentuk
Spesies : Zea mays L. diantgus-diasthik seperti bulat telur, pada
stomata terdapat bagiam-bagian diantaranya
Secara morfologi, daun
sel tetangga, sel penutup, inti sel, pada bagian
jagung adalah daun tidak sempurna. Daun
dorsal terdapat jaringan epidermis. Epidermis
jagung muncul dari buku-buku batang.
ini berfungsi sebagai pelindung jaringan
Bentuknya seperti pita,
dibawahnya (Maryati, 2015).
antara pelepah dan helai
Pada daun jagung stomata terdapat di
daun terdapat ligula. Pelepah daun
dua sisi daun adaksial dan abaksial dengan
menyelubungi ruas batang. Tulang daun
kerapatan 12,2. Stomata umumnya terdapat
sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan
pada permukaan bawah daun, tetapi ada
daun berambut. Daging daun seperti
beberapa spesies tumbuhan dimana stomata
perkamen, dengan tepi daun rata (Novi,
dapat dijumpai pada kedua permukaan
2015).
daunnya (ventral dan dorsal) (Maryati, 2015).
Habitat tanaman jagung bergantung
Fungsi stomata sendiri sebagai alat
pada proses fisiologi yang berlangsung di
respirasi, dimana terdapat pertukaran gas
dalamnya, proses fisiologi tersebut bisa
oksigen dengan karbondioksida pada saat
dipengaruhi oleh faktor-faktor iklim seperti
terjadi respirasi dan fotosintesis. Hal ini
suhu, air (hujan), radiasi surya, serta
disebabkan oleh adanya klorofil pada
kelembaban, dengan demikian maka hasil
stomata. Juga mengatur berlangsungnya

PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN 13


penguapan, dalam pengertian mengatur agar berbentuk bulat telur dengan ukuran 27-30 x
tidak terjadikekurangan air pada tumbuhan. 20-24 cm, bercangap, bersisi tidak seimbang,
Pengaturan ini dilangsungkan melalui porus. bagian pangkal runcing, bagian ujung
Gerakan-gerakan sebenarnya berasal dari sel runcing, bagian tepi rata, berwarna hijau pada
penutup yang mampu melakukan perubahan permukaan atas. Ibu tulang daun menonjol di
bentuk,karena mempunyai dinding sel yang bagian bawah, berduri tempel, tulang daun
bersifat elastis dan tidak sama tebalnya sekunder menyirip. Perbungaan majemuk
(Maryati, 2015). dengan bungabunga kantong yang putih
D. Takokak (Solanum berbentuk bintang, tangkai karangan bunga
torvum) 0-0,5 cm, berbulu bintang padat, bertaju,
Menurut Pratiwi (2012), Klasifikasi takokak berbintik ungu ketika kuncup. Kelopak
adalah sebagai berikut: berbulu, bertaju 5, runcing bintang, sisi luar
Kingdom : Plantae berbulu bintang, bertaju 5, taju dihubungkan
Divisi : Angiospermae dengan selaput tipis. Benangsari berjumlah 5,
Class : Dicotyledone bertangkai dengan panjang ± 1 cm. Kepala
Ordo : Solanales putik berwarna putih atau hijau. Buah bertipe
Famili : Solanaceae buni, berbentuk bulat dengan diameter 12-15
Genus : Solanum mm, berwarna hijau ketika muda, dan jingga
Spesies : Solanum torvum Swartz setelah tua. Biji berbentuk pipih, kecil, licin,
Habitusnya berupa perdu yang dan berwarna kuning pucat (Pratiwi, 2012).
seluruhnya dilapisi dengan bulu bintang yang Tumbuhan ini banyak tumbuh di
putih kuning dengan tinggi 2-4 m. Sistem hutan-hutan, di tepi sungai, di ladang, di
perakaran berupa akar tunggang berwarna kebun, kadang-kadang dibudidayakan di
kuning cokelat. Batang berbentuk bulat, halaman. Tumbuh dengan baik di berbagai
berkayu, berwarna putih kotor atau jenis tanah dengan karakteristik lahan yang
keunguan, berduri tajam serta tegak, berbulu tidak terlalu berair, ternaungi sedang atau
pada waktu muda. Cabang berbentuk bulat. tersinar matahari, dan pada ketinggian tempat
Tanaman ini berdaun tunggal, tersebar, dan 1-1800 mdpl. Tumbuhan ini selalu tumbuh
bertangkai. Panjang tangkai 1,5-10,5 cm, secara tersebar (Pratiwi, 2012).
tangkai berbulu bintang rapat, sering Berdasarkan hasil pengamatan daun
mempunyai duri tempel. Helaian daun Solanum torvum, ditemukan adanya trikoma

PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN 14


dan stomata. Solanum torvum trikomanya 10 cm, kedua sisi daun berambut panjang, sisi
non glandular, yaitu Trikoma yang tidak bagian bawah mempunyai kelenjar. Bongkol
menghasilkan sekret. Bentuk trikomata bunga berkelamin satu macam. Tiga atau
Solanum torvum adalah Stellata (Dewi dkk, lebih bongkol bunga berkumpul menjadi
2015). karangan bunga berbentuk malai rata yang
terminal. Daun pembalut 2 atau 3 lingkaran,
E. Babandotan (Ageratum berbentuk runcing dengan ukuran yang tidak
conyzoides) sama, berambut sangat jarang atau gundul.
Klasifikasi ilmiah babandotan Bunga sama panjang dengan pembalut.
menurut Rahmawati (2013) adalah Mahkota dengan tabung sempit dan
Divisi : Spermatophyta pinggiran sempit berbentuk lonceng,
Kelas : Dicotyledonae berlekuk lima dengan panjang 1-1,5 mm.
Ordo : Asterales Buah termasuk jenis buah padi. Biji kecil,
Famili : Asteraceae berwana hitam. Tanaman ini berakar
Marga : Ageratum tunggang berwarna putih kotor (Rahmawati,
Spesies: Ageratum conyzoides L. 2013).
Tumbuhan ini berasal dari darah Setelah dilakukan pengamatan
tropis benua Amerika. Di Indonesia terhadap daun adaksial dan abaksial serta
merupakan salah satu tanaman pengganggu batang tumbuhan Ageratum conyzoides
yang terkenal. Banyak tumbuh di ladang, ditemukan beberapa derivat dari sel
semak belukar, halaman, kebun, tepi jalan, epidermis. Bagian adaksial daun terbiri dari
dan tanggul tepi saluran air. Tumbuh dengan sel epidermis dasar yang bentuknya tidak
baik pada ketinggian 1-2100 m di atas beraturan, memiliki trikoma non glandular
permukaan air laut (Rahmawati, 2013). yang multiseluler bentuknya seperti rambut
Tanaman bandotan merupakan herba berukuran antara 279.30 μm - 470.00 μm dan
satu tahun, tegak atau berbaring, dan dari terdapat stomata dipermukaan adaksial. Pada
bagian batangnya keluar akar. Tinggi permukaan abaksial sel epidermis dasar
tumbuhan ini antara 0,1-0,2 m. Batang berukuran tidak beraturan dan susunannya
berbentuk bulat dan berambut jarang. Daun tidak beraturan dan beraneka ragam.
bagian bawah berhadapan dan berbentuk Terdapat stomata pada permukaan abaksial.
bulat telur, beringgit, dengan ukuran daun 1- Dan juga terdapat trikoma non glandular pada

PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN 15


permukaan abaksial yang panjangnya 117.00 ada trikoma dan jaringan pengangkut
μm - 441.00 μm. Jenis stomata yang serta batang tidak berkambium (Maryati,
terdapat pada permukaan abaksial dan 2015).
adaksial adalah stomata anomositik. Bentuk KESIMPULAN
stomata elips hingga bulat. Pada batang tidak Sel epidermis merupakan lapisan
terdapat stomata, hanya ada sel epidermis terluar yang berfungsi sebagai lapisan
dasar dan sel trikoma. Hal ini perkuat oleh pelindung dan melawan kerusakan fisik dan
pernyataan Folorunso dan Awosode serangan patogen. Epidermis berkembang
(2013), bahwa batang dari Ageratum dan mengalami modifikasi seperti sel rambut
conyzoides tidak memiliki stomata, hanya akar, sel penutup pada stomata dan spina.

Hidayat. 2000. Anatomi Tumbuhan. Bandung


DAFTAR PUSTAKA : ITB.

Alfawwaz, D. 2016. Sel Epidermis dan Kiriaki, N, et al. 2011. A Pharmacobotanical


Derivatnya. Study of Vegetative Organs of
[https://vdokumen.com/lap-3- Solanum torvum. Journal of
anpertum.html] [Diakses pada Pharmacognosy. Vol 21(4):
21 oktober 2019 pukul 16:43]. 568-574.

Bertani. 2019. Tanaman Jagung. Diakses Laila. 2015. Tipe Trikoma dan Stomata pada
dari https://www.bertani.co.id. Pada Beberapa Spesies Hyptis (Labiatae).
tanggal 25 Oktober 2019. Pukul 15:19 Eksakta. Vol 1(1). Hal : 1-6.
WIB.
Dewi, Hindun, dan Wahyuni. 2015. Studi Lestari. 2012. Sida rhombifolia .L (sidaguri).
Diakses dari http://a-
Trikoma Daun pada Famili Solanacea
lestari.blogspot.com. Pada tanggal 25
sebagai Sumber Belajar Biologi. Oktober 2019. Pukul 14:52 WIB.
Malang: Universitas Muhammadiyah Maryati. 2015. Sel Epidermis dan
Malang. Derivatnya. Bandung: UIN Sunan
Gunung Djati Bandung.

PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN 16


Novi. 2015. Klasifikasi Tumbuhan Berbiji. Soerodikoesoemo & Santosa. 1987. Anatomi
Diakses dari novi-biologi- Tumbuhan. Jakarta : Karunika.
blogspot.com. Pada Tanggal 24
Oktober 2019. Pukul 22:00 WIB.
Nuraini. 2015. Karakteristik Fisiologi Daun
Aren Varietas Akel Toumuung
Physiology Character istic of
Toumuung Sugar Palm Lea. B Palma.
Vol 16(1). Hal 49-56.

Oktarin. 2017. Struktur Sel Epidermis dan


Stomata Daun Beberapa Tumbuhan
Suku Euphorbiaceae. Jurnal Mipa
Unsrat Online. Vol 6(1). Hal 69-73.

Pratiwi. 2012. Pelestarian Pemanfaatan


Buah Takokak (Solanum torvum
swartz) Di Kampung Gunung Leutik
Ciampea. Bogor: Institut Pertanian
Bogor.

Rahmawati A. 2013. Uji Aktivitas


Antimikroba dan Antibiofilm Ekstrak
Daun Babandotan (Ageratum
conyzoides L.) Terhadap Candida
albicans ATCC 10231 Dan
Methicillin Resistant Staphylococcus
aureus Secara In Vitro. Yogyakarta:
UGM.
Riani, Husnul, Sidiq, dan Indriyani. 2012.
Laporan Praktikum Kerja Lapangan
Sistematika Tumbuhan Cryptogamae.
Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Rustaman. 2017. Petunjuk Praktikum


Anatomi Tumbuhan. Bandung : UPI
Press.

PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN 17

Anda mungkin juga menyukai