Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN

JARINGAN PENGUAT

Laporan ini disusun guna memenuh tugas mata kuliah

Praktikum Struktur Perkembangan Tumbuhan.

Disusun oleh:

Nama : Nurul Hafidhoh

NIM : 1908086092

Kelas / Keloter : Pendidikan Biologi 3 C / 2

Dosen Pengampu : 1) Rita Ariyana Nur Khasanah, M. Sc

: 2) Hafidha Asni Akmalia, M. Sc

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN WALISONGO SEMARANG

SEPTEMBER 2020
ACARA 5

JARINGAN PENGUAT

25 September 2020
A. Tujuan Praktikum
1. Mempelajari bentuk sel penyusun jaringan kolenkim dan sklerenkim
B. Dasar Teori
Jaringan penyokong merupakan jaringan yang berfungsi untuk
menyokong agar tanaman dapat berdiri dengan kokoh dan kuat.
Jaringan penyokong dibagi menjadi dua yaitu jaringan kolenkim dan skleren-
kim. Jaringan kolenkim adalah jaringan penyokong yang masih muda, jaringan
yang berdinding tebal terutama pada sudutnya. Jaringan sklerenkim adalah jar
ingan yang terdiri dari sel-sel yang sudah mati, dinding sel yang tidak
elastistetapi kuat. Dinding-dinding sel ini sangat tebal, jaringan sklerenkim
merupakan sel penunjang yang lebih umum, dinding sel sangat tebal.
Sklerenkim merupakan komponen yang sangat penting pada penutup luar biji
dan buah keras (Campbell, 2008).
Kolenkim seperti halnya sklerenkim, merupakan jaringan mekanik
yang bertugas menyokong tumbuhan. Bagian tumbuhan yang tumbuh dengan
lambat mengalami pertumbuhan sedikit saja sehingga dukungan oleh turgor
dalam sel parenkim sudah cukup. Namun kebanyakan batang tumbuh dengan
cepat dan bagian yang tumbuh itu sering menjadi panjang dan ramping.
Struktur seperti itu membutuhkan jaringan penyokong yang berfungsi di saat
organ yang bersangkutan tumbuh dan harus disusun oleh sel yang juga dapat
memanjangkan dirinya sendiri. Persyaratan itu dipenuhi oleh kolenkim
(Mulyani, 2006).
Secara ontogeni, perkembangan kolenkim mirip prokambium dan
tampak pada tahap yang sangat awal dari diferensiasi meristem atau dari sel
isodiametris meristem dasar. Kolenkim terdiri atas sel hidup yang berbentuk
agak memanjang dan biasanya berdinding tebal. Kolenkim berfungsi sebagai
jaringan penyokong pada organ muda yang sedang tumbuh, pada tumbuhan
herbal (herbaceus), dan bahkan pada organ dewasa. Kolenkim bersifat plastis
sehingga dapat meregang secara irreversibel dengan adanya pertumbuhan
organ. Kolenkim dewasa kurang plastis, lebih kuat, tetapi lebih mudah rusak
daripada kolenkim muda. (Hidayat, 2005).
Jaringan skelerenkim merupakan jaringan yang fungsi utamanya
adalah jugasebagai jaringan penguat tumbuhan (jaringan mekanik). Jaringan
skelerenkim hanyaterdapat pada organ tumbuhan yang tidak lagi mengadakan
pertumbuhandan perkembangan, jadi pada organ tumbuhan yang telah tetap. 
Dengan terdapatnya jaringan ini pada tumbuhan, akan memungkinkan
alat tumbuhannya bertahan menghadapi segala tekanan dan desakan
(Sutrian, 2004). Menurut bentuk sel, jaringan skelerenkim dibedakan menjadi
dua yaitu sklereida dan serabut skelerenkim. Serabut sklerenkim dapat
berasal dari jaringan sklerenkim maupun unsur xilem, sedangkan trakeid
hanya berasal dari unsur xilem (Puspawati dkk, 2013).
C. Bahan
1. Foto preparat P.L Batang seledri
2. Foto preparat P.L Buah Pir bagian yang keras
D. Langkah Kerja
1. Dibaca langkah kerja pembuatan preparat.
a. Batang seledri disayat secara melintang menggunakan silet tajam, lalu
diletakkan di atas gelas benda yang telah ditetesi air dan ditutup
dengan gelas penutup. Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran
lemah (100x), kemudian ganti dengan perbesaran sedang (400x). Pada
preparat ini, yang diamati adalah jaringan kolenkim.
b. Buah pir bagian dalam (keras) disayat secara melintang menggunakan
silet tajam, lalu diletakkan di atas gelas benda yang telah ditetesi air
dan ditutup dengan gelas penutup. Amati di bawah mikroskop dengan
perbesaran lemah (100x), kemudian ganti dengan perbesaran sedang
(400x). Pada preparat ini, yang diamati adalah jaringan sklerenkim.
2. Dicari informasi mengenai struktur xilem dan floem dari literatur. Setelah
itu digambar pada kertas A4 dan diberi keterangan.
3. Dibuat laporan praktikum dalam bentuk file (.pdf) sesuai format.
E. Hasil
Tabel 1. Hasil Pengamatan Preparat

No. Nama Gambar Tangan Keterangan


1. P.L Batang Seledri
1. Kolenkim
Angular
2. Xilem
3. Floem

Gambar 1b
Gambar 1a
Apium graveolens
Apium graveolens
2. P.L. Buah Pir
1. Sklereid
2. Parenkim
3. Biji

Gambar 2a Gambar 2b
Apium graveolens Apium graveolens
F. Pembahasan
Dalam praktikum acara ke empat ini kami mengamati struktur jaringan
penyokong. Yaitu mengamati preparat penampang melintang batang seledri
dan buah pir.
1. P.L. Batang Seledri
Pada penampang lintang batang seledri terdapat jaringan penguat yaitu
jaringan kolenkim. Kolenkim yang ditemukan yaitu kolenkim angular.
Kolenkim terdiri atas sel hidup yang berbentuk agak memanjang dan
biasanya berdinding tebal. Kekuatan meregang sel kolenkim sebanding
dengan serabut. Pada bagian tumbuhan yang tua, kolenkim menjadi keras
atau dapat berubah menjadi sklerenkim dengan pembentukan dinding
sekunder yang berlignin. Terpusatnya lignin terjadi terutama pada lapisan
dinding terluar. Biasanya disimpulkan bahwa kolenkim adalah jaringan
penunjang yang muda. Pada bagian tumbuhan yang kuat, kolenkim
menjadi keras atau dapat berubah menjadi sklerenkim dengan
pembentukan dinding sekunder yang berlignin. Pada tumbuhan dikotil
misalnya, tangkai dan batang Medicago sativa, Eryngium maritimun,
Viscum album dan Salvia officinalis kolenkim berubah menjadi sklrenkim
(Mulyani, 2006).
Menurut tipe penebalan dindingnya, kolenkim dibedakan menjadi
beberapa macam, yaitu:
1. Kolenkim anguler (kolenkim sedut), penebalan dinding terdapat pada
sudut sel. Contohnya pada daun Vitis sp. Begonea sp, Solanum
tuberosum dan Atropa belladonna. Pada batang Apium graveolens
(Safitri, 2008).
2. Kolenkim tipe lamellar (lempeng, papan). Penebalan dinding sel
terutama pada dinding tangesial (sejajar permukaan organ), dinding
radial relative tidak menebal, susunan sel teratur menurut deretan
tangesial dan tidak terdapat ruangan antar sel. Pada penampang
melintang terlihat serbagai papan yang berderet-deret. (Nugroho,
2010).
3. Kolenkim lamelar (kolenkim lempeng), penebalan dinding sel terutama
pada dinding tangensial (sejajar permukaan organ) sehingga pada
irisan melintang terlihat seperti papan yang berderet-deret. Contohnya
pada kortek batang Sambucus javanica dan Sambucus nigra (Nugroho,
2010).
4. Kolenkim tipe lakunar atau tubuler, mirip dengan kolenkim sudut,
namun banyak mengandung ruang antar sel. Penebalan dinding terjadi
disekitar ruang antar sel. Kolenkim tipe anular, penebalan dinding
merata sehingga ruang antar sel berbentuk seperti pipa (Nugroho,
2010).
5. Kolenkim tipe cincin, pada penampang melintang lumen sel berbentuk
lingkaran atau lingkaran. Pada waktu menjelangh dewasa terlihat
bahwa karena pada tipe sudut penebalan bersambungan pada dinding
sel maka lumen tidak menyudut lagi (Nugroho, 2002).
2. P.L. Buah Pir bagian yang keras
Pada penampang lintang buah pir bagian yang keras terdapat jaringan
penguat yaitu jaringan sklerenkim. Menurut bentuk sel, jaringan
skelerenkim dibedakan menjadi dua yaitu sklereida dan serabut
skelerenkim. Serabut sklerenkim dapat berasal dari jaringan sklerenkim
maupun unsur xilem, sedangkan trakeid hanya berasal dari unsur xilem
(Puspawati dkk, 2013).
Jaringan sklerenkim tersusun oleh sel-sel mati yang seluruh
bagian dindingnya mengalami penebalan sehingga kuat, sel-selnya lebih
kaku daripada sel kolenkim, sel sklerenkim tidak
dapat memanjang.  Berfungsi sebagai jaringan penguat dengan dinding
sekunder yang tebal terdapat pada organ tubuh tumbuhan yang telah
dewasa dan tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Ciri-
ciri dari jaringan sklerenkim, yaitu selnya mati, dindingnya berlignin (zat
kayu) dan mengandung selulosa dinding sel. Sehingga sel-selnya menjadi
kuat dan keras. Penebalan lignin terletak pada dinding sel primer dan
sekunder dan dinding menjadi sangat tebal. Umumnya terdapat pada
batang dan tulang daun, tersusun dari sel-sel dengan dinding yang keras,
hanya ada sedikit ruang untuk protoplas yang nantinya hilang jika sel
dewasa. Jaringan sklerenkim terdiri atas serat-serat sklerenkim (fiber) dan
sel-sel batu (sklereid) (Mulyani, 2006).
Serat-serat sklerenkim terdapat dalam bentuk untaian atau dalam
bentuk lingkaran. Serat-serat sklerenkim merupakan sel-sel yang panjang
dan sempit dan berujung runcing. Biasanya sel-sel ini berkumpul menjadi
sebuah jalur panjang, dan ujung-ujungnya yang runcing bertumpang tindih
dan menyatu dengan kuat. Berdasarkan asalnya, serabut sklerenkim
berasal dari sel-sel meristem dan lebih banyak ditemukan di daerah
jaringan pembuluh. Sel-sel batu (sklereid) terdapat dalam semua bagian
tumbuhan, terutama di dalam kulit kayu, pembuluh tapis, dalam buah atau
dalam biji. Sklereid merupakan sel-sel tumbuhan yang telah mati,
berbentuk bulat dan berdinding keras sehingga tahan terhadap tekanan
dan sering disebut sebagai sel batu. Berdasarkan asalnya, skleredi
berkembang dari sel parenkim dan banyak dijumpai di antara sel-sel lain
dalam keadaan tunggal atau berkelompok kecil di antara sel-sel lain
(Mulyani, 2006).
Dalam al quran S. al Hijr ayat 19 Allah telah menerangkan bahwasanya,
Allah telah menciptakan semua makhluknya sesuai kadar atau ukurannya,
seperti tumbuhan yang diciptakan memiliki jaringan jaringan tubuhnya sesuai
ukuran dan fungsinya.

ٍ ‫اسي وَأْنب ْتنَا فِ َيها ِمن ُك ِّل َشي ٍء مو ُز‬


ِ ِ
‫ون‬ َْ ْ ْ َ َ َ ‫اها َوَألْ َق ْينَا ف َيها َر َو‬
َ َ‫ض َم َد ْدن‬
َ ‫اَأْلر‬
ْ ‫َو‬

[19 :‫]الحجر‬

Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-


gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. [Al-
Hijr:19]

G. Kesimpulan
1. Kolenkim terdiri atas sel hidup yang berbentuk agak memanjang dan
biasanya berdinding tebal. Kekuatan meregang sel kolenkim sebanding
dengan serabut. Pada bagian tumbuhan yang tua, kolenkim menjadi keras
atau dapat berubah menjadi sklerenkim dengan pembentukan dinding
sekunder yang berlignin. Pada praktikum ini jaringan kolenkim terlihat
pada penampang melintang batang seledri (Apium graveolens).
Jaringan sklerenkim adalah jaringan yang terdiri dari sel-sel yang sudah
mati, dinding sel yang tidak elastistetapi kuat. Dinding-dinding sel ini
sangat tebal, jaringan sklerenkim merupakan sel penunjang yang lebih
umum, dinding sel sangat tebal. Sklerenkim merupakan komponen yang
sangat penting pada penutup luar biji dan buah keras. Menurut bentuk sel,
jaringan skelerenkim dibedakan menjadi dua yaitu sklereida dan serabut
skelerenkim. Pada praktikum ini jaringan sklerenkim terlihat pada
penampang melintang buah pir (Apium graveolens).
H. Jawaban Pertanyaan
1. Berikut merupakan beberapa perbedaan antara jaringan kolenkim dan
sklerenkim menurut letaknya pada organ dan sifat sel penyusunnya:
a. Jaringan kolenkim merupakan jaringan parenkim khusus untuk
menunjang organ muda sedangkan sklerenkim merupakan jaringan
untuk menunjang organ tumbuhan yang telah dewasa.
b. Kolenkim memanjang ke arah poros panjang organ tempatnya berada
serta ditandai oleh adanya sel primer yang berdinding tebal sedangkan
pada sklerenkim memiliki dinding sel yang tebal, berlignin dengan
protoplasma yang mati.
c. Kolenkim terletak lebih tepi dibanding sklerenkim yakni di bawah
epidermis sedangkan letak sklerenkim lebih dalam dibandingkan
kolenkim yakni berada di tepi atau agak dalam pada organ.
d. Jaringan kolenkim bersifat primer juga hidup sedangkan jaringan
sklerenkim memiliki sifat primer, dewasa dan mati.
2. Pada praktikum ini jaringan kolenkim terlihat pada penampang melintang
batang seledri (Apium graveolens) yaitu kolenkim angular. Pada bagian
buah pir (Apium graveolens) sel sklerenkim yang terlihat yaitu sklereid.
3. Perbedaan antara serabut sklerenkim dan sklereid adalah:
a. Serabut sklerenkim berbentuk panjang dan sempit sedangkan sklereid
berbentuk bulat dan berdinding keras.
b. Serabut sklerenkim berasal dari sel-sel meristem sedangkan sklereid
berasal dari sel parenkim.
c. Serabut sklerenkim banyak ditemukan di jaringan pembuluh
sedangkan sklereid banyak ditemukan di antara sel-sel lain.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, 2008. Jaringan Tumbuhan edisi ketiga jilid I. Erlangga: Jakarta


Hidayat, Estiti. 2005. Anatomi Tumbuhan Berbiji. ITB: Bandung
Kimball, J.W. 2001. Biologi. Erlangga: Jakarta
Nugroho, L.H. 2010. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Penebar Swadaya:
Jakarta
Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Kanisius: Yogyakarta
Savitri, E. S. Struktur Perkembangan Tumbuhan (Anatomi Tumbuhan). UIN Press:
Malang
Sutrian, Y. 2004. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan. Rineka Cipta: Jakarta

Puspawati, N. M., Kriswiyanti, E., & Junitha, I. K. 2013. Profil Struktur Serat IbuTangkai
Daun Antara Induk dan Anakan Kelapa (Cocos nucifera L “Rangda”). Jurnal
Simbiosis. Vol 1: 2
LEMBAR PENGESAHAN
4 Oktober 2020
Mengetahui,

Dosen Pengampu

Hafidha Anis Akmalia, M. Sc

Praktikan

Nurul Hafidhoh

Anda mungkin juga menyukai