Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN

JARINGAN EPIDERMIS DAN JARINGAN DASAR

Nama : Nurul Hafidhoh

NIM : 1908086092

Kelas / Keloter : Pendidikan Biologi 3 C / 2

Dosen Pengampu : 1) Rita Ariyana Nur Khasanah, M.Sc

: 2) Hafidha Asni Akmalia, M.Sc

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN WALISONGO SEMARANG

SEPTEMBER 2020
ACARA 3

JARINGAN EPIDERMIS DAN JARINGAN DASAR

18 September 2020
A. Tujuan Praktikum
1. Mempelajari karakteristik sel penyusun jaringan epidermis.
2. Mempelajari ragam derivat jaringan epidermis.
3. Mempelajari bentuk-bentuk sel penyusun jaringan parenkim.
B. Dasar Teori
Pada dasarnya sel-sel dengan struktur khusus yang berfungsi sebagai
jaringan pelindung adalah sel-sel epidermis beserta derivatnya. Jaringan pelindung
berperan untuk mencegah air, kerusakan mekanis, melindungi perubahan suhu yang
ekstrim, dan menjaga kehilangan zat-zat makanan dari tumbuhan. Sel-sel epidermis
beserta derivatnya terletak pada seluruh bagian tubuh tumbuhan paling luar,
sehingga membentuk suatu sistem yang dikenal sebagai jaringan kulit. Jaringan
kulit terdiri dari epidermis, stomata, trikoma, litosis, sel-sel kipas, sel-sel silica, dan
lain-lain (Hidayat, 2004).
Epidermis merupakan lapisan sel terluar dari daun, bagian bunga, buah dan
biji, serta dari batang dan akar sebelum menjalani penebalan sekunder. Menurut
fungsi dan bentuk sel-sel epidermis tidaklah sama. Selain dari sel epidermis yang
umum juga dijumpai banyak macam rambut, sel pengawal stomata, serta sel
spesifik lainnya. Akan tetapi dari segi topografi dan sampai tingkat tertentu secara
ontogeni epidermis merupakan jaringan yang seragam (Iserep, 2003).
Epidermis biasanya terdapat diseluruh kehidupan organ-organ tumbuhan
yang tidak mengalami penebalan sekunder. Lamanya epidermis didalam organ
tumbuhan dengan pertumbuhan sekunder tidak sama. Sel epidermis bentuk umum
mempunyai bentuk, ukuran serta susunan yang beragam, tetapi selalu tersusun rapat
membentuk lapisan yang kompak tanpa ruang interselular (Sutrian, 2004).
Jaringan parenkim biasa disebut sebagai ground tissue atau jaringan dasar.
Yang berarti bahwa pada hamper setiap bagian tumbuhan akan terdapat jaringan
parenkim ini sebagai jaringan dasar, dimana jaringan lain terdapat di dalamnya.
Jadi sesuai dengan pengertian parenkim diatas sebagai jaringan dasar (jaringan
pemula), demikian juga anggapan bahwa jaringan dewasa ada tumbuhan tingkat
tinggi berasal dari jaringan parenkim tersebut (Syamsuri, 2009).
C. Bahan
1. Foto Preparat epidermis Daun Jagung (Zea mays) Irisan Parademal
2. Foto Preparat epidermis Daun Jagung (Zea mays) Irisan Melintang
3. Foto Preparat Epidermis Tangkai Daun Canna indica
4. Foto Preparat P.L Daun karet (Fiscus elastica)
5. Foto Preparat Trikoma Daun Terong (Solanum melongena)
6. Foto Preparat Trikoma Daun Kersen (Muntingia calabura)
7. Foto Preparat Trikoma Daun Waru (Hibiscus tiliaceus)
8. Foto Preparat Trikoma Daun Durian (Durio zibethinus)
9. Foto Preparat Trikoma Daun Ketapang Ketapang
10. Foto Preparat P.L Akar padi terendam air (Oryza sativa L.)
11. Foto Preparat P.L Tuber Kentang
D. Langkah Kerja
1. Langkah kerja pembuatan preparat dibaca terlebih dahulu sebelum foto preparat
yang telah disediakan diamati.
2. Setelah foto preparat hasil pengamatan diamati lalu dicari informasi mengenai
preparat-preparat tersebut menggunakan literatur. Setelah itu digambar pada
kertas A4 dan diberi keterangan.
3. Dibuat laporan praktikum dalam bentuk file (.pdf) sesuai format.
E. Hasil
Tabel 1. Hasil Pengamatan Preparat

No. Nama Gambar Tangan Keterangan


1. Preparat Epidermis Daun
Jagung Irisan Paradermal 1. Stomata
2. Epidermis
3. Trikoma

Gambar 1a Gambar 1b

Zea mays Zea mays

2. Preparat Epidermis Daun


Jagung Irisan Melintang 1. Xilem
2. Floem
3. Trikoma
4. Sel Kipas
5. Mesofil
5

Gambar 2b
Gambar 2a
Zea mays
Zea mays

3. Preparat Epidermis Tangkai


Daun Canna indica 1. Parenkim
bintang
2. Ruang antar
sel
Gambar 3a
Canna indica Gambar 3b
Canna indica
4. Preparat P.L Daun karet
1. Epidermis
2. Adaksial
3. Parenkim
Palisade
4. Abaksial
5. Stomata
6. Parenkim
Gambar 4a Gambar 4b
Spons
Fiscus elastica Fiscus elastica
7. Litokis
8. Kutikula
9. Vascular
Bundle
5. Preparat Penampang
Trikoma Daun Terong 1. Trikoma
bintang
(Stellata)

Gambar 5a
Solanum melongena Gambar 5b
Solanum melongena
6. Preparat Trikoma Daun
Kersen 1. Trikoma
berbentuk
seperti tangkai
yang ada
kepalanya

Gambar 6a Gambar 6b

Muntingia calabura Muntingia calabura

7. Preparat Trikoma Daun


Waru 1. Trikoma
bintang

Gambar 7a
Gambar 7b
Hibiscus tiliaceus
Hibiscus tiliaceus

8. Preparat Penampang
Trikoma Daun Durian 1. Trikoma
sisik
Gambar 8a
Durio zibethinus

Gambar 8b
Durio zibethinus
9. Preparat Trikoma Daun
Ketapang 1. Trikoma
berbentuk
ranbut jarum

Gambar 9a Gambar 9b
Ketapang Ketapang

10. Preparat P.L Akar padi


terendam air 1. Floem
2. Ruang antar
sel
3. Epidermis
4. Parenkim
udara
5. Xilem

Gambar 10b
Gambar 10a
Oryza sativa L.
Oryza sativa L.
11. Preparat P.L Tuber Kentang
1. Xilem
2. Amilum
(pati)

Gambar 11a Gambar 11b

Tuber Kentang Tuber Kentang

F. Pembahasan
Epidermis merupakan lapisan sel terluar dari daun, bagian bunga, buah dan
biji, serta dari batang dan akar sebelum menjalani penebalan sekunder. Menurut
fungsi dan bentuk sel-sel epidermis tidaklah sama. Selain dari sel epidermis yang
umum juga dijumpai banyak macam rambut, sel pengawal stomata, serta sel
spesifik lainnya. Akan tetapi dari segi topografi dan sampai tingkat tertentu secara
ontogeni epidermis merupakan jaringan yang seragam (Iserep, 2003).
Dalam praktikum acara ke tiga ini kami mengamati bentuk dan struktur
jaringan epidermis. Yaitu mengamati preparat penampang epidermis daun jagung,
epidermis tangkai daun Canna indica, penampang lintang daun karet, trikoma daun
terong, trikoma epidermis daun kersen, trikoma daun waru, trikoma daun ketapang,
penampang lintang akar padi, dan penampang lintang tuber kentang.
Berdasarkan hasil pengamatan pada preparat penampang daun jagung irisan
paradermal ditemukan epidermis berbentuk balok dan derivat epidermis yang
ditemukan yaitu, stomata (sel penutupnya berbentuk halter) dan trikoma. Pada
preparat penampang daun jagung irisan melintang ditemukan xilem, floem, mesofil
yang jaringan parenkimnya adalah jaringan spons dan derivat epidermis yang
ditemukan yaitu sel kipas dan trikoma. Pada preparat tangkai daun Canna indica
ditemukan prenkim bintang atau parenkim udara yang digunakan untuk menyimpan
udara dan ditemukan ruang antar sel. Pada preparat penampang lintang daun karet
bagian-bagian yang terlihat yaitu epidermis ganda, permukaan atas disebut
adaksial, permukaan bawah disebut abaksial dan ditemuka kutikula, prenkim
palisade, vascular bundle, parenkim spons dan derivat epidermis yang ditemukan
yaitu stomata dan litokis yang berisi sistolit. Pada preparat trikoma daun terong
trikoma yang terlihat ialah berbentuk bintang (stellata) dengan sifat nonglanduler.
Pada preparat epidermis trikoma daun kersen trikoma yang terlihat berbentuk
seperti tangkai yang ada kepalanya dengan sifat glanduler (menghasilkan sekret).
Pada preparat trikoma daun waru trikoma yang terlihat berbentuk bintang (stellata).
Pada preparat trikoma daun Ketapang trikoma yang terlinat berbentuk seperti
rambut jarum dan bersifat nonglanduler. Pada preparat lintang akar padi yang
terendam ditemukan parenkim udara, epidermis, ruang antar sel, xylem dan floem,
pada akar padi yang terendam ruang antar sel terbuentuk dengan merusal sel
parenkim jika tidak merusak sel parenkim maka akan mengalami kondisi hipoksial
(kekurangan oksigen). Pada preparat penampang lintang tuber kentang bagian yang
ditemukan yaitu parenkim penyimpan, xylem dan benda ergastik yang ditemukan
yaitu amilum (pati).
Derivat epidermis adalah perubahan struktur epidermis dimana fungsinya
juga ikut berubah. Contoh derivat epidermis yaitu stomata, sel kipas, trikoma, sel
litokis. Stomata berasal dari bahasa Yunani yaitu stoma yang berarti lubang atau
porus, jadi stomata adalah lubang oleh dua sel epidermis khusus yang disebut sel
penutup (Guard Cell), dimana sel penutup tersebut adalah sel-sel epidermis yang
telah mengalami kejadian perubahan bentuk dan fungsi yang dapat mengatur
besarnya lubang-lubang yang ada diantaranya (Rompas dkk, 2011).
Trikomata merupakan rambut bersel satu atau bersel banyak dibentuk dari
sel epidermis, struktur yang lebih besar dan padat seperti kutil dan duri, tersusun
oleh jaringan epidermis atau jaringan di bawah epidermis (emergens). Trikomata
pada jaringan epidermis mempunyai sifat khusus sebagai daya pertahanan dari
serangga, yang ditentukan oleh adanya kelenjar (glandula) atau tidak
(nonglandular), kerapatan, panjang, bentuk, dan ketegakaan trikoma (Dewi dkk,
2015).
Litokis merupakan derivat epidermis yang mempunyai bentuk khusus.
Dindingnya mengalami penebalan ke arah lumen sel, epidermis yang mengalami
penebalan dari luar ke dalam. Penebalan ini berbentuk rumah lebah mengandung
selulosa dan kalsium karbonat yang disebut sistolit (Iserep, 2003).
Dalam al quran S. al Hijr ayat 19 Allah telah menerangkan bahwasanya,
Allah telah menciptakan semua makhluknya sesuai kadar atau ukurannya, seperti
tumbuhan yang diciptakan memiliki jaringan jaringan tubuhnya sesuai ukuran dan
fungsinya.

ٍ ‫اسي وَأْنب ْتنَا فِ َيها ِمن ُك ِّل َشي ٍء مو ُز‬


ِ ِ
‫ون‬ َْ ْ ْ َ َ َ ‫اها َوَألْ َق ْينَا ف َيها َر َو‬
َ َ‫ض َم َد ْدن‬
َ ‫اَأْلر‬
ْ ‫َو‬

[19 :‫]الحجر‬

Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung


dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. [Al-Hijr:19]

G. Kesimpulan
1. Karakteristik sel penyusun jaringan epidermis yaitu tipis, biasanya hanya
tersusun dari satu lapis sel saja. Pada permukaan yang menhadap keluar
terlapisi kutin yang menghasilkan kutikula (lapisan dalam). Vakuola besar bisa
berisi antosianin. Susunan selnya rapat tanpa ruang antar sel. Dinding sel
beragam tergantung dari posisi dan jenis tumbuhannya. Terdapat sitoplasma
yang hidup dan mengandung Kristal garam, Kristal silikat, dan garam minyak.
Tidak berkloroplas, kecuali bagian sel penutup, hidrofit dan tumbuhan di bawah
ruangan.
2. Derivat epidermis adalah perubahan struktur epidermis dimana fungsinya juga
ikut berubah. Contoh derivat epidermis yang telah teramati yaitu stomata, sel
kipas, trikoma, sel litokis.
3. Jaringan Parenkinm yang telah teramati yaitu parenkim spons, parenkim
palisade, parenkim bintang atau parenkim udara, parenkim makanan, parenkim
asimilasi, parenkim pengangkut. Parenkim spons adalah jaringan di dalam daun
yang memiliki bentuk sel yang tidak beraturan, susunannya renggang, dan
memiliki klorofil lebih sedikit dari parenkim palisade. Parenkim palisade adalah
jaringan di dalam daun yang memiliki bentuk sel yang memanjang, susunannya
rapat, dan memiliki banyak klorofil. Fungsi jaringan parenkim palisade dan
parenkim spons adalah untuk proses fotosintesis (tapi yang lebih berperan
adalah parenkim palisade karena mempunyai klorofil yang lebih banyak).
Parenkim udara memiliki ruang-ruang antarsel yang cukup besar dan di
dalamnya terdapat udara, misalnya pada alat pengapung tumbuhan serta tangkai
daun Canna sp. Parenkim makanan dimana banyak mengandung plastida
amiloplas yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan makanan cadangan,
misalnya pada akar, umbi, dan akar rimpang. Parenkim asimilasi tersusun atas
sel-sel yang mengandung banyak plastida kloroplas sehingga disebut juga
klorenkim, misalnya seperti pada daun. Parenkim ini bermanfaat bagi
berlangsungnya fotosintesis. Parenkim pengangkut terdiri dari sel-sel
memanjang dengan letak menurut arah pengangkutan, misalnya seperti pada
xilem dan floem.
H. Jawaban Pertanyaan
1. Karakteristik sel penyusun jaringan epidermis:
 Tipis, biasanya hanya tersusun dari satu lapis sel saja.
 Pada permukaan yang menhadap keluar terlapisi kutin yang menghasilkan
kutikula (lapisan dalam).
 Vakuola besar bisa berisi antosianin.
 Susunan selnya rapat tanpa ruang antar sel.
 Dinding sel beragam tergantung dari posisi dan jenis tumbuhannya.
 Terdapat sitoplasma yang hidup dan mengandung Kristal garam, Kristal
silikat, dan garam minyak.
 Tidak berkloroplas, kecuali bagian sel penutup, hidrofit dan tumbuhan di
bawah ruangan.
2. Derivat epidermis adalah perubahan struktur epidermis dimana fungsinya juga
ikut berubah. Derivat epidermis yang telah teramati yaitu stomata, sel kipas,
trikoma, sel litokis. Stomata adalah celah/mulut kecil pada daun tumbuhan.
Stomata pada umumnya ada pada permukaan bagian bawah daun,tetapi untuk
beberapa tumbuhan air seperti terarai, stomatanya ada pada permikaan atas
untuk membantu proses pertukaran gas, fungsi untuk pertukaran gas dan jalan
penguapan. Sel kipas berfungsi dalam proses pembukaan gulungan daun dalam
tunas dan untuk mengurangi penguapan yang berlebihan. Trikoma adalah alat
tambahan pada epidermis yang berupa tonjolan/rambut. Dijumpai pada seluruh
organ daun, batang, bunga, buah, akar terutama terdapat pada daun, disebut
rambut daun. Fungsi, pada akar untuk memperluas bidang penyerapan air dan
unsur-unsur hara, pada daun untuk mengurangi besarnya penguapan,
mengurangi gangguan hewan/manusia, meneruskan rangsang (trikoma kaya
akan plasma), pada batang untuk mengurangi penguapan. Sitolit adalah kristal
kalsium karbonat yang dijumpai pada sel litokis, adapun fungsinya adalah
untuk perlindungan dan mempertahankan bentuk.
3. Jaringan Parenkinm yang telah teramati yaitu parenkim spons, parenkim
palisade, parenkim bintang atau parenkim udara, parenkim makanan, parenkim
asimilasi, parenkim pengangkut. Parenkim spons adalah jaringan di dalam daun
yang memiliki bentuk sel yang tidak beraturan, susunannya renggang, dan
memiliki klorofil lebih sedikit dari parenkim palisade. Parenkim palisade adalah
jaringan di dalam daun yang memiliki bentuk sel yang memanjang, susunannya
rapat, dan memiliki banyak klorofil. Fungsi jaringan parenkim palisade dan
parenkim spons adalah untuk proses fotosintesis (tapi yang lebih berperan
adalah parenkim palisade karena mempunyai klorofil yang lebih banyak).
Parenkim udara memiliki ruang-ruang antarsel yang cukup besar dan di
dalamnya terdapat udara, misalnya pada alat pengapung tumbuhan serta tangkai
daun Canna sp. Parenkim makanan dimana banyak mengandung plastida
amiloplas yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan makanan cadangan,
misalnya pada akar, umbi, dan akar rimpang. Parenkim asimilasi tersusun atas
sel-sel yang mengandung banyak plastida kloroplas sehingga disebut juga
klorenkim, misalnya seperti pada daun. Parenkim ini bermanfaat bagi
berlangsungnya fotosintesis. Parenkim pengangkut terdiri dari sel-sel
memanjang dengan letak menurut arah pengangkutan, misalnya seperti pada
xilem dan floem.

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Estiti B. 2005. Anatomi  Tumbuhan Berbiji. ITB: Bandung


Iserep, Sumardi. 2003. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. ITB: Bandung
Syamsuni. 2009. Anatomi Tumbuhan. Universitas Wiralodra: Indrmayu
Sutrian, Yayan. 2004. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan Tentang Sel dan Jaringan.
PT Rineka Cipta: Jakarta

Jurnal:
Dewi, V. P., Hindun, I., Wahyuni, S. 2015. Studi Trikoma Daun Pada Famili Solanaceae
Sebagai Sumber Belajar Biologi. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia. Vol. (1): 2
Rompas, Y., Rampe, H, L., Rumondor, M. J. 2011. Struktur Sel Epidermis dan Stomata
Daun Beberapa Tumbuhan Suku Orchidaceae. Jurnal Biologos. Vol. (1):1

LEMBAR PENGESAHAN
25 September 2020
Mengetahui,
Dosen Pengampu Nurul Hafidhoh

Hafidha Anis Akmalia, M.Sc

Praktikan

Anda mungkin juga menyukai