Anda di halaman 1dari 19

EPIDERMIS

LAPORAN PRAKTIKUM

disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Anatomi Tumbuhan
dosen pengampu:
Dr. rer. nat. Adi Rahmat, M.Si.
Dr. Eni Nuraeni, M.Pd.

Disusun oleh:
Kelompok 7
Pendidikan Biologi B 2015

Aldi Slamet Riyaldi 1501824


Dwi Ayu Destiani 1500607
Ismarini Pratami Putri 1504060
Ratih Nur Sholihah 1500981
Siti Safariah 1507517
Sofi Rahmania 1503786

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2017
A. Judul
Epidermis

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Hari, Tanggal : Senin, 6 Maret 2017
Waktu : 13.00-15.00 WIB
Tempat : Lab. Struktur Tumbuhan (FPMIPA) UPI Bandung

C. Tujuan Praktikum
1. Mengidentifikasi karakteristik epidermis.
2. Mengidentifikasi tipe stomata pada genus terpilih.
3. Menentukan kerapatan dan indeks stomata.
4. Mengidentifikasi tipe, bentuk, dan ukuran trikoma pada genus terpilih.
5. Menginterpretasi data hasil pengamatan.

D. Dasar Teori
Tumbuhan memiliki berbagai macam jaringan, termasuk jaringan yang
menyusun lapisan terluar tumbuhan, yaitu jaringan dermal. Penyusun utama jaringan
dermal pada tumbuhan merupakan epidermis. Epidermis dapat ditemukan pada bagian
terluar organ daun, daun bunga, buah dan biji, serta pada batang dan akar yang masih
muda (Hidayat, 1995). Pada perkembangannya, epidermis berasal dari 2 jaringan
meristem yang berbeda, yaitu protoderm yang berkembang menjadi satu lapisan
epidermis terluar, dan jaringan meristem dasar yang berkembang menjadi lapisan
hipodermis pada beberapa jenis tumbuhan tertentu (Mappanganro, 2013).

Epidermis memiliki beberapa karakteristik khusus yang membedakannya


dengan sel – sel pada jaringan lainnya. Berikut beberapa karakteristik epidermis:
1. Memiliki susunan sel yang rapat, yang bertujuan untuk melindungi jaringan
penyusun tumbuhan lainnya. Susunan ini tidak menunjukkan adanya ruangan
antarsel.
2. Dinding sel yang sangat beragam, dimana bergantung pada posisi serta jenis
tumbuhan. Beberapa epidermis memiliki dinding sel yang tebal dan keras, beberapa
ada yang mengeluarkan zat lilin.
3. Sitoplasma sel mengandung garam yang berguna untuk pelindung dari perubahan
suhu dan gangguan fisik lainnya.
4. Tidak memiliki kloroplas.
5. Memiliki vakuola berukuran besar (Sugeng, 2015).
Epidermis memiliki beberapa derivat, diantaranya:
1. Stoma
Merupakan celah pada lapisan epidermis yang berfungsi sebagai jalan masuk –
keluarnya udara dan mengatur transpirasi. Stoma terdiri atas sepasang sel penutup
yang dapat melebarkan dan menyempitkan celah, juga sel – sel di sekitar sel penutup
yang disebut sel tetangga. Berdasarkan susunan sel epidermis pada samping sel
penutup (pada tumbuhan dikotil), terdapat 4 jenis stomata (jamak dari stoma), yaitu:
a. Anomositik, ditandai dengan sel penutup yang dikelilingi oleh sel – sel yang
tidak berbeda ukurannya dengan sel epidermis.
b. Anisositik, sel penutup dikelilingi tiga sel yang tidak sama besar.
c. Parasitik, sel penutup diiringi satu atau lebih sel tetangga yang sejajar dengan
sumbu sel penutup dan celah.
d. Diasitik, ditandai dengan sel penutup yang diapit dua sel tetangga (Hidayat,
1998).
2. Trikoma
Trikoma merupakan tonjolan epidermis ke arah luar (berbentuk seperti
rambut), dapat berupa sel tunggal ataupun bersel banyak. Trikoma terbagi menjadi
trikoma yang tidak menghasilkan sekret dan trikoma yang menghasilkan sekret.
Trikoma yang tidak menghasilkan sekret terdiri atas:
a. Rambut bersel tunggal atau banyak serta tidak pipih.
b. Rambut sisik yang memipih, bersel banyak.
c. Rambut bercabang, bersel banyak.
d. Rambut akar yang berfungsi memperluas area penyerapan.
Sementara itu, trikoma yang menghasilkan sekret terdiri atas trikoma yang
menghasilkan sekret yang kental dan lengket (yaitu koleter), trikoma yang
menghasilkan kelenjar cerna pada Nepenthes, trikoma yang mengeluarkan histamin
dan asetilkolin penyebab gatal, serta trikoma yang menghasilkan nektar pada bunga
(Hidayat, 1998).
E. Alat dan Bahan
Pada kegiatan praktikum, berikut alat dan bahan yang diperlukan.
1. Alat
Tabel 1. Alat yang digunakan dalam praktikum epidermis
No. Nama Alat Jumlah
1. Buku panduan praktikum 1 unit
2. Kamera handphone 5 unit
3. Alat tulis 1 set
4. Lenda Okuler Berskala (LOS) 1 unit
5. Mikroskop cahaya 2 unit
6. Silet 5 unit
7. Object glass 10 unit
8. Cover glass 10 unit
9. Pipet 1 unit

2. Bahan
Tabel 2. Bahan yang digunakan dalam praktikum epidermis
No. Bahan Jumlah
1. Aquades 1 unit
2. Daun jagung (Zae mays). 1 helai
3. Daun alpukat (Persea americana) 1 helai
4. Daun tomat 1 helai
5. Daun mengkudu 1 helai
6. Daun jeruk 1 helai
7. Daun karet (Ficus) 1 helai
8. Preparat awetan Nerium oleander 1 unit
9. Preparat awetan 1 unit
10. Daun waru 1 helai
11. Daun durian (Durio zibentinus) 1 helai
12. Batang Ageratum 1 unit
F. Langkah Kerja
Berikut merupakan langkah kerja dalam mengamati stomata, karakteristik
epidermis daun Ficus, dab mengamati trikoma pada beberapa daun.
1. Diagram 1. Mengamati stomata pada daun tomat, mengkudu, alpukat (Persea
americana), jeruk, dan jagung (Zea mays).

Sayatan paradermal pada bagian permukaan bawah setiap daun yang akan diamati
dibuat.

Sayatan diamati dengan mikroskop.

Stomata yang respresentatif ditentukan dan dihitung menggunakan LOS.

2. Diagram 2. Mengamati karakteristik epidermis daun karet (Ficus) dan daun


Nerium olander (preparat awetan).

Preparat awetan daun Ficus dan Nerium olander diamati.

Objek dipotret, kemudian lapisan sel epidermis bagian lapisan atas dan bawah
dibandingkan.

Hasil pengamatan dicatat.


3. Diagram 3. Mengamati karakteristik lapisan pada epidermis daun Ficus.

Preparat sayatan melintang daun Ficus dibuat dengan reagen air.

Sambil diamati, 2 - 3 tetes Sudan III diteteskan pada tepi kaca penutup.

Perubahan yang terjadi pada lapisan suberin epidermis objek direkam dan diamati.

4. Diagram 4. Mengamati trikoma pada daun waru, daun durian (Durio zibentinus)
dan batang Ageratum.

Preparat sayatan paradermal pada permukaan bawah daun waru, daun durian, dan
batang Ageratum dibuat dengan reagen air.

Trikoma masing - masing objek pengamatan dipotret dan diamati.

Tipe trikoma ditentukan dan dihitung panjang atau diameternya.


G. Hasil Pengamatan
KEGIATAN 1. Mengamati stomata pada daun, tomat, mengkudu, alpukat
(Persea Americana), jeruk, dan jagung (Zea mays).

Tabel 3. Karakteristik stomata pada daun tomat, mengkudu, alpukat (Persea


Americana), jeruk, dan jagung (Zea mays).
Luas Jumlah
Tipe Jumlah Kerapatan Indeks
Preparat bidang sel
stoma stoma stomata stomata
pandang total

107.564,28 65 x 10-4
Halter 7 23 0,233
µm µm

Gambar 1. Stomata pada


epidermis daun jagung
(Dokumentasi kelompok
7B, 2017)

Siklo- 68.841,14
9 82 13 x 10-4 0,098
sitik µm

Gambar 2. Stomata pada


epidermis daun jeruk
(Dokumentasi kelompok
7B, 2017)
12.529,5
Anomo- 0,0006385
8 µm2 64 0,125.
sitik

Gambar 3. Stomata pada


epidermis daun alpukat.
(Dokumentasi kelompok
7B, 2017)

Aniso- 25.152 0,00015


4 13 0,2
sitik µm µm

Gambar 4. Stomata pada


epidermis daun tomat.
(Dokumentasi kelompok
7B, 2017)

23.494 0,00021
Para- 5 20 0,2
µm µm
sitik

Gambar 5 Stomata pada


epidermis daun
(Dokumentasi kelompok
7B, 2017)
KEGIATA N 2. Karakteristik epidermis daun karet (Ficus) dan Nerium.
Tabel 4. Karakteristik kualitatif dan kuantitatif Ficus dan Nerium.

Jumlah lapisan sel epidermis Tipe


stomata
Preparat
Epidermis atas Epidermis bawah (sunken/su
perficial)

sunken
Ficus
Gambar 6. Gambar 7.
Preparat Lapisan Atas Ficus Preparat Lapisan Bawah Ficus
(Dokumentasi kelompok 3B, (Dokumentasi kelompok 3B,
2017) 2017)

1 lapisan epidermis dan 1 lapisan epidermis dan


2 lapisan hipodermis 2 lapisan hipodermis

Nerium
Gambar 9. superficial
oleander Gambar 8.
Preparat Lapisan Atas Nerium Preparat Lapisan Bawah Nerium
oleander. oleander.
(Dokumentasi kelompok 7B, (Dokumentasi kelompok 7B,
2017) 2017)
KEGIATAN 3. Mengamati karakteristik lapisan pada epidermis daun Ficus.

Tabel 5. Hasil pengamatan karakteristik epidermis daun Ficus.

Permukaan daun Sebelum ditetesi reagen Setelah ditetesi reagen


Atas Bening Merah +
Bawah Bening Merah ++

Gambar 10. Permukaan daun Gambar 11. Permukaan


Ficus sebelum ditetesi daun Ficus setelah ditetesi
reagen. (Dokumentasi reagen. (Dokumentasi
Kelompok 7B, 2017) Kelompok 7B, 2017)
KEGIATAN 4. Mengamati trikoma pada daun waru, daun durian (Durio
zibentinus), batang Ageratum.

Tabel 6. Perbandingan karakteristik trikoma.

Glandural/
Tipe Panjang/diameter
Preparat tidak
trikoma (µm)
berglandural

Tidak
Sederhana 840 µm
berglandural

Gambar 12. Trikoma batang


Ageratum
(Dokumentasi kelompok 7B, 2017)

Tidak
Sederhana 975 µm
berglandural

Gambar 13. Trikoma daun


Ageratum
(Dokumentasi kelompok 7B, 2017)

Tidak
Bintang 122.4 μm
berglandural

Gambar 14. Trikoma daun waru.


(Dokumentasi kelompok 7B, 2017)
Tidak
Sisik 640 µm
berglandular

Gambar 15. Trikoma daun durian.


(Dokumentasi kelompok 7B, 2017)

H. Pembahasan
1. Karakteristik stomata pada daun berbagai tumbuhan.
a. Jagung (Zea mays)
Jagung (Zea mays) merupakan salah satu tumbuhan monokotil. Kami
mengamati epidermis daun jagung pada perbesaran 10x40. Stomata pada daun
ini terlihat tersusun sejajar. Adapun bentuk dari stomatanya adalah memanjang
atau halter. Oleh karena itu, stomata yang ditemukan pada epidermis daun
jagung berbeda dengan bentuk stomata yang ditemukan pada tumbuhan-
tumbuhan dikotil. Sel penutup berbentuk halter yang juga dapat ditemukan pada
Poaceae dan Cyperaceae.
b. Jeruk
Jeruk merupakan tumbuhan dikotil. Dari hasil pengamatan tipe pada
daun jeruk adalah siklositik dimana stomata dikelilingi oleh salah satu atau dua
lapis sel yang berukuran kecil. Daun jeruk yang kami amati memiliki jumlah
stomata 9. Dan, luas bidang pandang 68.841,14 µm. Jumlah sel total 91 dengan
kerapatan stomota 13 x 10-4. Sehingga daun jeruk memiliki indeks stomata
0,098.
c. Alpukat
Daun alpukat memiliki stomata dengan tipe anomositik, dimana sel
penutupnya dikelilingi oleh sejumlah sel tertentu yang terlihat sama dengan sel
epidermis lain baik dalam bentuk maupun ukurannya. Untuk mengetahui
distribusi atau penyebaran stomata maka dilakukan penghitungan kerapatan dan
indeks stomata. Kerapatan dihitung berdasarkan jumlah seluruh stomata dibagi
luas bidang pandang, sedangkan indeks stomata didapatkan dari hasil bagi
antara jumlah stomata dengan jumlah sel epidermis keseluruhan termasuk
jumlah stomatanya. Berdasarkan hasil penghitungan dan kalibrasi maka
diperoleh data luas bidang pandang 12.529,5 µm2 dengan 8 buah stomata dan
56 sel epidermis. Dari data tersebut dapat dihitung kerapatan dan indeks
stomata. Kerapatan stomata sebesar 0,0006385 dan indeks stomata sebesar
0,125.
d. Tomat
Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada praparat sayatan paradermal
permukaan bawah daun tomat, di dapat jenis stomata berupa aniosositik.
Stomata yang terdapat pada preparat tersebut berjumlah 4 buah dengan
kerapatan sebesar 0.00015. Selain jumlah stomata, terdapat sel berjumlah 13
unit. Luas bidang pandang pengamatan pada preparat tersebut sebesar 25.152
mikroneter. Di dapat pula indeks stomata sebesar 0,2.
e. Mengkudu.
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pada praparat sayatan
paradermal permukaan bawah daun mengkudu, di dapat jenis stomata berupa
parasitik. Stomata yang terdapat pada preparat tersebut berjumlah 20 unit
dengan kerapatan sebesar 0.00021. Selain jumlah stomata, terdapat sel
berjumlah 13 unit. Luas bidang pandang pengamatan pada preparat tersebut
sebesar 23.494 mikroneter. Di dapat pula indeks stomata sebesar 0,2.
2. Karakteristik epidermis daun karet (Ficus) dan Nerium.
a. Daun Ficus
Berdasarkan hasil pengamatan, ditemukan jumlah lapisan yang sama
pada lapisan atas maupun lapisan bawah epidermis Ficus. Pada lapisan terluar,
terdapat selapis sel epidermis yang tersusun rapat dan mengandung lapisan
kutikula. Sel – sel ini berfungsi sebagai lapisan pelindung bagi sel – sel yang
letaknya lebih dalam. Pada epidermis bawah, ditemukan adanya stomata, yang
termasuk ke dalam tipe sunken. Hal ini ditunjukkan dengan letak stomata, yaitu
sel penjaga yang berada di bawah lapisan epidermis. Letak stomata yang berada
di bawah memungkinkan untuk pengurangan penguapan.
Sementara itu, di bawah lapisan epidermis, terdapat dua lapisan
hipodermis. Sel – sel hipodermis merupakan sel yang tidak berklorofil dan
berfungsi untuk menyimpan air (oleh karena itu sel – sel ini disebut juga sel
hidrodermis. Dibandingkan dengan sel epidermis, sel hipodermis memiliki sel
yang relatif lebih besar. Ditemukan dua lapis sel hipodermis pada lapisan atas
maupun lapisan bawah sel epidermis daun Ficus.
b. Nerium
Berdasarkan hasil pengamatan, Nerium oleander memiliki tipe stomata
superficial karena sel penutupnya sejajar dengan sel epidermis. Hal ini berbeda
dengan stomata yang ditemukan pada Ficus dimana letak sel penutupnya masuk
kedalam sel penutup yang berada dibawah epidermis. Jumlah lapisan sel
epidermis pada bagian atas dan bawah masing-masing selapis sel.
3. Karakteristik lapisan epidermis daun Ficus
Dari pengamatan yang telah dilakukan pada permukaan daun pada epidermis
Ficus bagian atas sebelum ditetesi reagen berwarna bening dan setelah ditetesi
reagen berwarna merah +. Begitu pula pada bagian bawah sebelum ditetesi reagen
berwarna bening setelah ditetesi reagen berwarna merah ++. Hal ini menunjukkan
bahwa pada lapisan suberin epidermis tersebut terdapat lapisan lilin yang tersusun
oleh lipid.
4. Karakteristik trikoma pada berbagai spesimen.
a. Daun dan batang Ficus.
Trikoma yang ditemukan pada batang serta daun Ageratum, merupakan
tirkoma sederhana, berbentuk seperti jarum. Tirkoma tersebut tidak
berglandular, dan berukuran relatif besar (840 dan 975 µm) dan dapat terlihat
tanpa mikroskop. Trikoma Ageratum merupakan trikoma multiseluler, terdiri
atas lebih dari satu sel. Hal ini terlihat dari adanya ruas – ruas pada trikoma.
Ruas – ruas tersebut adalah dinding sel yang memisahkan sel yang satu dengan
sel yang lainnya. Terdapat sekitar 6 sel yang teramati pada trikoma Ageratum
yang telah diamati. Trikoma tersebut memiliki fungsi sebagai proteksi bagi
tumbuhan Ageratum, yang melindunginya dari gangguan mekanis yang bisa
merusaknya. Selain itu, trikoma dapat mengurangi penguapan air berlebihan.
b. Daun waru
Daun waru memiliki bentuk trikoma bintang, karena bentuk trikoma
tersebut menyerupai bintang. Semua trikoma berbentuk bintang meskipun
bentuk bintangnya bervariasi. Trikoma ada yang memiliki glandural dan tidak,
daun waru tidak memiliki grandural. Trikoma bergrandural biasanya memiliki
tangkai uniseluler atau multiseluler dengan kepala sekretorik yang tersusun atas
satu sampai beberapa sel. Panjang diameter trikoma pada daun waru adalah
sebesar 122.4μm.
c. Daun durian
Daun durian memiliki trikoma multiseluler dan tidak bercabang.
Trikoma pada daun durian berjenis sisik (Scales/peltate), dimana trikomanya
tersiri atas sel berbentuk cakram dan umumnya bertangkai atau menempel
langsung pada cakramnya. Berdasarkan hasil pengukuran, trikoma sisik pada
daun durian memiliki diameter sebesar 640 µm.
Trikoma pada durian tidak berfungsi sebagai alat proteksi karena tidak
berglandular atau berkelenjar, melainkan hanya untuk mengurangi penguapan
dan mengurangi efek gangguan mekanis terhadap daun.

I. Jawaban Pertanyaan
Kegiatan Pengamatan 1 dan 2.
1. Apakah stomata yang Anda temukan dan pada preparat mana Anda menemukan
tipe stomata tersebut?
Jawaban: pada preparat jagung tipe stomata yang diamati adalah halter. Daun jeruk
memiliki tipe stomata siklositik, daun alpukat memiliki tipe stomata anomositik.
Tipe stomata pada daun mengkudu adalah parasitik. Dan, tipe stomata pada daun
tomat yaitu anomositik.
2. Apakah pada satu daun helai yang sama, Anda menemukan tipe stomata yang
berbeda?
Jawaban: Tidak, pada satu helai daun yang sama rata-rata, tipe stomata yang
ditemukan sama pula.
3. Apakah perbedaan stomata pada daun monokotil dan dikotil?
Jawaban: berdasarkan hasil pengamatan tipe stomata pada tumbuhan dikotil yaitu
anomositik, anisositik, parasitic, diasitik, aktinositik dan siklositik. Sedangkan pada
tumbuhan yang monokotil adalah halter.
4. Apakah sama kepadatan stomata pada preparat yang Anda amati?
Jawaban: Kepadatan stomata pada preparat yang diamati rata-rata menghasilkan
angka yang sama. Namun, kepadatan stomata pada daun tomat dan mengkudu yang
menghasilkan angka berbeda.
5. Apakah sama indeks stomata pada preparat yang Anda amati?
Jawaban: Ya, indeks stomata pada preparat yang di amati sama. Dan, indeks rata-
rata adalah 0,2.
6. Adakah hubungan antara kepadatan stoma dengan indeks stomata? Jelaskan
jawaban anda!
Jawaban: Ada, kepadatan stomata merupakan ukuran jumlah stomata dalam satuan
area tertentu sedangkan indeks stomata merupakan jumlah stomata berhubungan
dalam hal, jika jumlah stomata dalam daun banyak maka akan mengurangi laju
penguapan pada saat cuaca kering mempercepat laju fotosintesis. Sebaliknya, jika
jumlah stomata pada daun sedikit maka laju fotosintesis akan lambat.
7. Apa peran stomata pada tumbuhan? Apakah perbedaan kerapatan & indeks stomata
berpengaruh pada peran stomata?
Jawaban: Stomata berperan dalam pengaturan transpirasi dan fotosintesis,
kerapatan dan indeks stomata tidak terlalu penting untuk buk ti taksonomi
dibandingkan dengan penampakan pada permukaan daun khususnya sifat jumlah
dan letak sel tetangga. Perbedaan kerapatan dan indeks stomata tidak terlalu
berpengaruh terhadap peran stomata, karena kerapatan stomata itu sangat bervariasi
tergantung pada ukuran sel dan bagian daun(abaxsial/adasial) juga dipengaruhi pula
oleh kondisi lingkungan, indeks stomata cenderung konstan namun pada hasil
penelitian terhadap jenis tumbuhan tertentu menunjukan indeks stomata tidak tetap.
8. Pada preparat yang anda amati, apakah jumlah lapisan sel epidermis sama? Pada
permukaan daun mana ditemukan jumlah lapisan epidermis yang banyak?
Jawaban: Berbeda, pada permukaan Ficus bagian atas terdapat selapis lapisan
epidermis dan dua lapis hypodermis, pada bagian bawah terdapat dua lapis sel
epidermis. Pada permukaan daun Nerium oleander bagian atas terdapat selapis sel
epidermis dan pada bagian bawah terdapat selapis epidermis dan dua lapis
hypodermis.
9. Tipe stomata apa yang anda temukan pada Ficus dan Nerium oleander? Pada
permukaan daun sebelah mana anda menemukan stomata? Apa peran stomata
dengan tipe yang berbeda tersebut?
Jawaban: Tipe stomata pada Ficus adalah sunken karena sel penutupnya tenggelam
dalam sel epidermis, sedangkan pada Nerium oleander adalah superficial karena sel
penutupnya sejajar dengan sel epidermis. Stomata ditemukan pada dun permukaan
atas dan bawah, namun lebih banyak ditemukan pada permukaan bawah. Peran
stomata adalah untuk menghambat penguapan air.
10. Berdasarkan temuan pada kegiatan ini, kesimpulan apa yang dapat Anda buat
berkenaan dengan karakteristik epidermis?
Jawaban: Epidermis merupakan jaringan kompleks terluar yang menutupi
permukaan seluruh tumbuhan. Berasal dari lapisan terluar meristem apical. Dapat
membatasi penguapan (transpirasi). Mempunyai susunan yang rapat. Pada
tumbuhan tingkat tinggi umumnya memiliki satu lapis sel, kecuali Familia
Moraceae contohnya pada Ficus memiliki dua lapis sel. Derivatnya berupa stoma
dan trikoma.
Kegiatan Pengamatan 3 dan 4.
1. Bagaimana perubahan oleh reagen pada lapisan luar epidermis daun Ficus?
Jawaban: Sebelum ditetesi reagen, permukaan luar epidermis bagian atas dan
bawah berwarna bening. Namun setelah ditetesi oleh reagen berubah warna menjadi
merah pekat. Perubahan ini menunjukkan adanya kutikula yang tersusun oleh lemak
pada lapisan suberin epidermis.
2. Di permukaan daun manakah anda menemukan lapisan yang melindungi epidermis
tersebut? Apa peranannya bagi tumbuhan?
Jawaban: Lapisan pelindung ditemukan pada lapisan abaksial yang berfungsi untuk
melindungi sel epidermis dari pengaruh lain.
3. Lapisan apa yang melindungi epidermis? Bukti apa yang mendukung jawaban
anda?
Jawaban: Lapisan lilin termasuk ke dalam golongan lipid dan reagen yang
digunakan (sudan III) merupakan pewarna lipid, pada saat pengamatan setelah
ditetesi reagen warna lapisan paling luar epidermis terwarnai oleh reagen hal ini
menunjukan bahwa lapisan terluar epidermis daun Ficus mengandung lipid dalam
bentuk lapisan lilin.
4. Bagaimana hubungan perlekatan antar sel epidermis? Adakah hubungan perlekatan
antar sel tersebut dengan fungsinya? Jelaskanlah!
Jawaban: Hubungan perlekatan antar sel pada epidermis rapat, hal ini sesuai dengan
fungsinya yaitu untuk melindungi jaringan yang ada di bawahnya.
5. Pada preparat Ficus, derivat epidermis apa saja yang ditemukan? Jelaskan peranan
epidermis tersebut?
Jawaban: Hipodermis, stomata, dan trikoma.
6. Pada pengamatan trikoma, tipe trikoma apa yang anda temukan? Apakah sama tipe
trikoma pada setiap daun yang Anda amati?
Jawaban: Tipe pada batang dan daun Ageratum adalah trikoma sederhana, trikoma
pada daun durian bertipe sisik, trikoma pada daun waru bertipe bintang.
7. Pada satu helai daun yang sama, apakah tipe dan panjang trikomanya sama?
Jawaban: Tipe trikoma pada satu helai daun yang ditemukan sama, namun pada
ukurannya dapat terdapat perbedaan.
8. Pada satu helai daun yang sama, apakah ditemukan trikoma yang berbeda?
Jawaban: Tidak ditemukan trikoma yang berbeda dalam -satu helai daun.
9. Pada preparat manakah, anda menemukan trikoma yang jumlahnya melimpah?
Jawaban: Pada preparat daun waru.
10. Apakah peran trikoma pada preparat daun yang Anda amati?
Jawaban: Sebagai bentuk perlindungan terhadap gangguan dari luar dan untuk
mengurangi penguapan. Trikoma yang memiliki granul memiliki kemampuan
untuk mengeluarkan secret berupa garam, larutan gula, racun atau terpentin.
Daftar Pustaka

Hidayat, Estiti B.. (1995). Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: Penerbit ITB.

Mappanganro, Nurlailah. (2013). Anatomi Tumbuhan: Struktur Umum Tumbuhan


[Online]. Diakses dari: http://bio.fst.uin-alauddin.ac.id/e-
learning/bio_file/Anatomi%20Tumbuhan-Nurlailah%20M,%20S.P.,M.P.pdf.
[Diakses pada 8 Maret 2017].

Sugeng. (2015). Ciri Ciri Jaringan Epidermis Tumbuhan, Letak, Dan Gambarnya
[Online]. Diakses dari: http://www.ebiologi.com/2015/12/ciri-ciri-jaringan-
epidermis-tumbuhan.html [Diakses pada 8 Maret 2017].

Anda mungkin juga menyukai