Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI

MODUL 3

Anatomi tumbuhan

Oleh :

Kelompok 4
Kelas Agt 4
NAMA KELOMPOK

1. Hasanuddin_E28120103
2. Mawadah Nur Rafiah_E28120107
3. Marwan_E28120118
4. Marlia_E28120122
5. Megi Kristin_E28120132

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
2021
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tumbuhan salah satu klasifikasi makhluk hidu penyusun habitat. Sesuai

dengan ciri khas morfologi dan anatominya, spesies tumbuhan memiliki habitat

yang berbeda-beda. Anatomi tumbuhan merupakan ilmu yang mempelajari

struktur fisik tumbuhan. Hal ini juga yang dikenal dengan sebagai fitoanatomi,

dengan praktisi disiplin ilmu ini dikenal dengan sebagai fitoanatomis..Anatomi

tumbuhan juga tertarik dalam pengembangan tumbuhan, dari tahap awal mereka

sebagai benih hingga kematangan mereka menjadi dewasa.

Pertumbuhan tanaman jagung yang baik sangat tergantung pada faktor

genetik, lingkungan tumbuh dan juga tindakan budidaya. Respons tanaman

sebagai akibat faktor lingkungan terlihat pada penampilan tanaman. Tanaman

berusaha menanggapi kebutuhan khususnya selama siklus hidupnya. Jika faktor

lingkungan tidak mendukung, tanggapan ini dapat berupa morfologis, fisiologis,

dan anatomis karena tanaman yang memiliki genotipe yang sama dalam

lingkungan yang berbeda, penampilan dapat berbeda pula,(Murningsih dkk,

2015).

Tumbuhan mangga (Mangifera indica) dapat dijadikan bioindikator

pencemaran udara, dikarenakan memiliki daya serap yang tinggi untuk

mengakumulasi karbondioksida. Menyatakan bahwa mangga dapat menyerap

1,247 kg CO2 per hari. Hal ini menunjukkan bahwa tumbuhan mangga dapat
mengakumulasi karbondioksida dalam jumlah yang sangat besar. Mangga

(Mangifera indica) sering ditanam hampir di setiap lahan, tak terkecuali pinggir-

pinggir jalan raya. Selain karena kemampuan menyerap karbondioksida tumbuhan

ini juga memiliki manfaat lainnya seperti sebagai peneduh dan bernilai ekonomis

dari buahnya,(Karyadi tahun 2016).

Tingkat kepekaan tumbuhan berhubungan dengan kemampuannya untuk

menyerap dan mengakumulasikan zat pencemar. Zat-zat pencemar akan terdifusi

ke dalam daun melalui stomata yang juga dipengaruhi oleh keadaan udara di

sekitarnya. Hal ini dikarenakan stomata berfungsi sebagai pintu gerbang

pertukaran gas dan uap air antara tumbuhan dengan lingkungan sekitar,

(Rachmawati, 2015).

Stomata biasanya ditemukan pada bagian tumbuhan yang berhubungan

dengan udara terutama di daun, batang dan rizoma. Stomata umumnya terdapat

pada permukaan bawah daun, tetapi ada beberapa spesies tumbuhan dengan pada

permukaan atas dan bawah daun.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui struktur anatomi

daun, batang dan akar tumbuhan monokotil dan tumbuhan dikotil. Mengetahui

struktur dan bentuk stomata, Serta membandingkan perbedaan anatomi antara

tumbuhan monokotil dan tumbuhan dikotil.


II. METODE PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat

Praktikum kali ini dilaksanakan di laboratorium hama dan penyakit

dengan perwakilan kelompok Pada hari Sabtu pada waktu dan tempat praktikum

pada pukul 10.00 Sampai selesai berlokasi di kota palu, Sulawesi tengah.

2.2 Alat dan Bahan

Pada praktikum ini menggunakan Alat dan bahan yang digunakan pada

saat praktikum. Alat kater, pinset, tissu, pipet tetes, cover glass, kaca preparat dan

microskop. Adapun bahan yang akan digunakan untuk diteliti dalam praktikum

adalah tumbuhan jagung, tumbuhan mangga, dan tumbuhan adam hawa

2.3 Cara Kerja

Siapkan bahan tanaman yang akan diamati beserta alat-alat yang akan

digunakan. Ambil satu persatu tanaman pisahkan antara daun,batang,dan akar

.Kemudian iris tipis pada bagian daun hingga mengecil,buatlah potongan

melintang batang dan akar masing-masing tanaman tersebut setipis mungkin.

Setelah itu pindahkan bagian-bagian yang telah di iris dan dipotong ke kaca

prefarat dengan menambahkan satu tetes air agar cover glass dapat menjaga

spesimen sampel. Hal ini di perlukan karena akan di teliti di bawah microskop
dengan perbesaran 10x yang memiliki resolusi tinggi dimana harus fokus untuk

melihat stomata pada bagian tumbuhan yang diamati. Gambarkan bagian-bagian

jaringan tanaman yang tampak pada microskop ke dalam tabel hasil pengamatan

yang telah dilakukan.


III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Keterangan :
1.Jaringan epidermis
2.Jaringan parenkim
3.Jaringan pengangkut
4.Stomata
5.Kutikula
6.Lapisan lilin

Gambar 1.Anatomi daun tumbuhan jagung

Keterangan :

1.Epidermis
2.Korteks
3.Floem
4.Xylem

Gambar 2.Anatomi batang tumbuhan jagung


Keterangan :
1.Epidermis
2.Korteks
3.Endodermis
4.Xylem
5.Floem
6.Tipe poliark

Gambar 3.Anatomi akar tumbuhan jagung

Keterangan :
1.Jaringan tiang
2.Kloroplas
3.Epidermis
4.Stomata

Gambar 1.Anatomi daun tumbuhan mangga

Keterangan :
1.Kortks
2.Xylem
3.Floem
4.Eksodermis
5.Endodermis
6.Kambium

Gambar 2.Anatomi batang tumbuhan mangga


Keterangan :
1.Kortks
2.Xylem
3.Floem
4.Eksodermis
5.Endodermis
6.Kambium

Gambar 3.Anatomi akar tumbuhan mangga

Keterangan :
1.Dinding sel
2.Sitoplasma
3.Stomata

Gambar 1.Daun tumbuhan adam hawa

3.2 Pembahasan

Dari hasil pembahasan untuk mengetahui anatomi daun, batang dan akar

bagaimana melihat struktur dan bentuk stomata serta membandingkan tumbuhan

monokotil dan tumbuhan dikotil

Pada pengamatan daun jagung terdapat jaringan penyusun pada daun

yaitu: jaringan epidermis, jaringan parenkim, jaringan pengangkut, stomata,

kutikula dan lapisan lilinya. Jaringan epidermis (jaringan pelindung) ,merupakan


lapisan terluar daun yang terdapat di permukaan daun atas

dan bawah daun sekaligus berfungsi berlangsungnya fotosintesis, transpirasi danre

spirasi.Terdapat lapisan kutikula yang merupakan lapisan lilin berfungsi sebagai

penutup atas permukaan daun sekaligus melindungi daun dari kekeringan air.

Selain kutikula, pada jaringan epidermis terdapat stomata sedangkan pada

epidermis bawah daun terdapat sel-sel kipas. Sel kipas terletak sejajar dengan

permukaan epidermis luar fungsi sel kipas membantu menggulung/pelekukan

pada daun jagung. Jaringan parenkim berfungsi dalam membentuk endosperma,

menyimpan cadangan makanan, membentuk endosperma dan tempat fotosintesis.

Stomata pada daun jagung memiliki bentuk yang memanjang dengan

bagian ujung membesar, berdinding tipis, dan berbentuk kecil di bagian tengah

yang membuktikan bahwa pada daun jagung terdapat modifikasi epidermis berupa

stomata yang berbentuk halter (memanjang),(Saraswati, 2015).

Pada pengamatan sayatan tipis batang jagung dengan per besaran 10x

dapat terlihat epidermis,korteks,floem dan xylem. Batang jagung termasuk batang

monokotil dan termasuk mempunyai berkas pembuluh tipe kolateral tertutup dan

bekas pengangkutan tersebar. Khususnya yang utama pada kolateral tertutup ialah

diantara pembuluh kayu dan pembuluh tapis tidak terdapat kambium. Parenkim

berfungsi sebagai penghubung diantara keduanya. Tidak jarang pula bekas

pengangkut ini terletak dikelilingi oleh jaringan sklerenkima oleh karenanya

disebut seludang sklerenkima.


Susunan parenkim empulur juga tersebar di bagian tengah, dan sel

epidermis yang berbentuk segi enam dan tidak teratur susunannya, sedangkan

pada sayatan dengan pembesaran mikroskop 10 × 10 ditemukan epidermis yang

rata dan terlihat inti sel di dalamnya. Bahwa lapisan ini tersusun atas sel-sel

berbentuk segi enam yang tersusun tidak teratur. Hal ini didukung dengan

pernyataan, Nurhayati dkk, (2016)

Pada pengamatan akar jagung ( Zea mays) terdapat epidermis, korteks dan

endodermis yang terdiri dari xylem, floem dan tipe poliark. Akar jagung

merupakan jenis akar tumbuhan monokotil dengan jenis akar serabut. Pada

pengamatan akar jagung ini yang diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran

10x10 ditemukan epidermis yang terletak pada bagian luar dan terdapat korteks di

bagian luar setelah epidermis dan terdapat cambium yang membatasi xylem dan

floem dan pada tengah terdapat empelur dan endodermis.

Sedangkan pada akar jagung ini termasuk ke dalam tipe poliark karena jaringan an

gkut pada akar berjumlah lebih dari empat dan mengelilingi pith akar

yang membentuk lingkaran.

Pada pengamatan daun mangga terdapat Jaringan tiang (Palisade).

Jaringan tiang (palisade) adalah kumpulan sel-sel berbentuk silindris, tegak,

tersusun rapat, dan mengandung kloroplas. Jaringan palisade terletak di bawah

epidermis dan pada jaringan tiang ini terjadi fotosintesis. Jaringan tiang tersusun

dari satu atau beberapa lapis yang memanjang dalam posisi tegak dan berisi

banyak kloroplas. Sehingga pada jaringan inilah tempat berlangsungnya

fotosintesis.
Stomata merupakan suatu lubang atau celah yang terdapat pada epidermis

organ tumbuhan berwarna hijau dan dibatasi oleh sel khusus yang disebut sel

penutup. Sel penutup dikelilingi oleh sel-sel yang bentuknya sama atau berbeda

dengan sel-sel epidermis lainnya yang disebut sebagai sel tetangga. Stomata

terletak pada permukaan daun, tetapi paling banyak berada di permukaan daun

bagian bawah,(Pracaya, 2011).

Pada pengamatan akar dan batang mangga tersusun atas jaringan-jaringan

yang membentuk empat lapisan secara berurutan dari lapisan terluar sampai

lapisan paling dalam yaitu korteks, xilem, floem, eksodermis ,endodermis,

kambium.

Korteks merupakan lapisan yang tersusun atas beberapa lapis sel yang

berdinding tipis. Xilem merupakan jaringan kompleks karena tersusun dari

beberapa tipe sel yang berbeda. Penyusun utamanya adalah trakeid dan trakea

sebagai saluran pengangkut air dengan penebalan dinding sel yang cukup tebal

sekaligus berfungsi sebagai penyokong.

floem merupakan jaringan parenkim. Tersusun atas beberapa tipe sel yang

berbeda, yaitu buluh tapis, sel pengiring, parenkim, serabut, dan sklerenkim.

Floem juga dikenal sebagai pembuluh tapis, yang membentuk kulit kayu pada

batang. Floem berfungsi mengedarkan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh

bagian tumbuhan.

Eksodermis Lapisan terluar korteks yang langsung berbatasan dengan

epidermis, dapat menjadi hipodermis yang dinding selnya mengandung suberin


atau lignin, yang disebut eksodermis. Eksodermis terdiri dari selapis sel atau

lebih, berupa sel panjang dan sel pendek berselang-seling atau semacam saja.

Endodermis berfungsi untuk mengatur jalannya air dan garam-garam

mineral dari korteks ke silinder pusat. Pada sel endodermis terdapat bagian yang

berbentuk seperti pita yang disebut pita kaspari. Pita kaspari berfungsi untuk

menghalangi lewatnya cairan dari dalam tanah melalui dinding sel, sehingga

cairan mengalir melalui sitoplasma.

 Kambium adalah lapisan jaringan meristematik pada tumbuhan yang sel-

selnya aktif membelah dan bertanggung jawab atas pertumbuhan sekunder

tumbuhan. Kambium ditemukan pada batang dan akar. Berdasarkan jaringan tetap

yang dibentuknya, dikenal dua kelompok kambium, yaitu kambium gabus

(felogen, phellogen) dan kambium pembuluh (vascular cambium). Kambium

hanya ditemukan pada tumbuhan dikotil dan gymnospermae.

Pengamatan daun adam hawa di bawah mikroskop terlihat struktur

jaringan daun adam hawa yang terdiri dari dinding sel yang merupakan bagian

luar masing-masing sel, sitoplasma yang merupakan suatu suspensi yang berada

di dalam sel, stomata yang merupakan alat pernapasan serta sel penjaga yang

berfungsi sebagai pengatur terbukanya dan menutupnya stomata sebagai tempat

masuknya udara pada daun.


IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pada pengamatan dapat di tarik kesimpulan bahwa pada anatomi

tumbuhan jagung dan tumbuhan mangga terdapat banyak jaringan penyusun

jaringan baik jaringan penyusun berurutan maupun tidak. Stomata biasanya

ditemukan pada bagian tumbuhan yang berhubungan dengan udara terutama di

daun, batang dan rizoma. Stomata umumnya terdapat pada permukaan bawah

daun, tetapi ada beberapa spesies tumbuhan dengan pada permukaan atas dan

bawah daun.

4.2 Saran

Pada Praktikum Modul 3 mengenai “Anatomi Tumbuhan” Sebelum memulai


pengamatan sebaiknya harus mengetahui terlebih dahulu mengenai “Anatomi
Tumbuhan”. Setiap Pengamatan harus dilakukan dengan teliti agar mendapat hasil
yang maksimal. Siapkan Semua alat dan bahan sebelum memulai pengamatan
agar pengamatan berjalan dengan lancar. Perbanyak membaca jurnal dan buku
agar mendapat referensi yang benar-benar mendukung hasil pengamatan.
Perbanyak referensi dari berbagai sumber , agar laporan pengamatan lebih
terpercaya karna berasal dari berbagai sumber.

DAFTAR PUSTAKA

Murningsih,T.,Yulita, K.S., Bora, C.Y & Arsal, I.G.B.A. (2015). Respon tanaman

jagung varietas lokal NTT umur sangat genjah (pena tunu’ ana’) terhadap

cekaman kekeringan. Berita Biologi, 4 (1), (pp.49-55).

Karyadi, H. 2016. Pengukuran Daya Serap Karbondioksida Lima Jenis Tanaman

Hutan Kota. Skripsi. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan

Ekowisata. Fakultas Kehutanan. IPB. Bogor.

Nurhayati, Mukarlina, dan Linda, R. (2016). Struktur anatomi akar, batang dan
daun anthurium plowmanii croat., anthurium hookeri kunth. dan

anthurium plowmanii × anthurium hookeri. Jurnal Protobiont, 5 (1),

(pp.24-29).

Pracaya, 2011. Bertanam Mangga. Penebar Sawadaya. Jakarta.

Rachmawati. 2006. Uji Pencemaran Udara oleh Partikulat Debu di Sekitar

Terminal

Lebak Bulus Berdasarkan Bioindikator Stomata pada Tanaman Glodogan

(Polyalthia longifolia).

Saraswati, D. (2015). Membuat preparat stomata. Laporan Praktikum Botani di

publikasi. Fakultas Pertanian. Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

(https://desisaraswati69.wordpress.com/ Diakses Pada Tanggal 18 juli

2018).

Anda mungkin juga menyukai