Tanaman puring (Codiaeum variegatum (L.) Rumph.ex A.
Juss) adalah tanaman semak
yang diidentikan dengan tanaman kuburan. Namun puring berpotensi sebagai tanaman hias. Puring mempunyai ribuan varietas yang tersebar di berbagai belahan dunia, khususnya negara- negara yang memiliki intensitas sinar matahari yang cukup tinggi seperti di Indonesia, Sri Lanka, Malaysia, Kepulauan Fiji, Thailand, India dan Filipina. Saat ini telah dikabarkan ada lebih dari 300 kultivar di seluruh dunia, baik yang dibudidayakan sebagai tanaman lanskap atau tanaman hias jenis daun (Brown, 1995). Klasifikasi tanaman puring ialah : Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Superdivisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Subklas : Rosidae Ordo : Euphorbiales Familia : Euphorbiaceae Genus : Codiaeum Spesies : Codiaeum variegatum Tanaman puring (Codiaeum variegatum (L.) Blume) (Euphorbiaceae) berupa perdu atau pohon kecil dengan tinggi mencapai 1.5-3 m (Steenis 2006). Puring dikenal sebagai tanaman hias (Backer dan Bakhuizen 1963) dan merupakan salah satu tanaman hias paling populer di Amerika Serikat dan Eropa (Mollick et al. 2011). Keanekaragaman tanaman puring pada saat ini sangat tinggi khususnya keanekaragaman helaian daun, yang ditunjukkan dari bentuk, warna, dan ukuran daun (Nasib et al. 2008). Brown (1995) cit Mollick et al. (2011) menyatakan bahwa mutasi somatik atau penyerbukan oleh semut memberikan peluang terbentuknya keanekaragaman yang tinggi pada puring. Keanekaragaman puring dapat dilihat dari daunnya yang memiliki warna bermacam- macam dan bentuk yang sangat variatif. Selain dapat dimanfaatkan sebagai tanaman hias, puring juga memiliki kegunaan sebagai tanaman obat. Sejak puluhan tahun silam tanaman puring digunakan sebagai obat traditional di daerah Pasifik Selatan (kepulauan Fiji, Hawai dan Papua Nugini) dan beberapa daerah di Bangladesh untuk mengatasi demam, flu, penyakit kulit, diare yang disebabkan oleh entamoeba histolyca, hingga penyakit menular seksual (gonorrhea dan syphilis) (Robert et al., 1988; Cambie dan Ash,1994; Moundipa et al., 2005; WHO, 2009; Mollick et al., 2010; Safoon et al., 2014). Agar memaksimalkan potensi tanaman puring, kita harus lebih mengenal karakteristik dan keragaman jenis puring. Bentuk dan warna yang beragam dari tanaman puring menyulitkan ahli botani dalam melakukan klasifikasi. Warna dan corak yang beragam membuat tanaman puring terlihat berbeda meskipun memiliki bentuk yang mirip, akan tetapi pengelompokan warna bisa dibuat menjadi lebih sederhana adalah dengan mengelompokkannya kedalam tiga warna pokok yang dipengaruhi tiga pigmen utama pada tanaman yaitu warna hijau, warna merah, dan warna kuning. Warna hijau dipilih karena pada daun terdapat klorofil yang memberikan warna hijau, selain klorofil tanaman puring juga mengandung antosianin dalam bentuk flavonoid yang memberikan warna merah dan karotenoid yang memberikan warna kuning. (Monika Andreastuti et al, 2015) Sejauh ini sangat sulit untuk mendapatkan nama jenis bagi sejumlah puring. Puring diberi nama secara lokal atau nama komersial, oleh karena itu satu tanaman puring dapat memiliki beberapa nama. Contohnya puring yang dikenal dengan nama Polkadot memiliki nama lain seperti Captain Kidd, Red Spot, dan Marcos (Kadir, 2008). Daun tanaman puring ada yang memiliki permukaan rata, bergelombang, berpilin dan mengkilat dengan berbagai macam bentuk dan perpaduan warna yang menarik.Bentuk daunnya bervariasi ada yang berbentuk pita, elips, oblong, bulat, hingga seperti ujung tombak.Warna puring ada yang hijau, merah, putih, cokelat, kuning, jingga, berbintik-bintik, atau campuran dari beberapa warna tersebut. Brown (1995) mengkategorikan puring menjadi sembilan tipe berdasarkan bentuk daunnya, yaitu: 1). Broad leaf, 2). Oak leaf, 3). Semi oak leaf, 4). Spiral leaf, 5). Recurved leaf, 6). Narrow leaf, 7).Very narrow leaf, 8). Small leaf, and 9).Interrupted leaf. Tanaman puring memiliki tinggi 90 cm - 3,5 m dengan naungan 90 cm – 1,8 m dan tekstur kasar. Susunan daun spiral dengan tipe daun bulat, bergelombang. Keindahan tanaman ini terletak pada bentuk daunnya yang sangat variatif. Batang berkayu, berkambium, dan bercabang. Akar puring termasuk dalam akar serabut. Dalam satu tanaman memiliki bunga jantan dan betina (monoceous) dan berukuran kecil dengan warna agak kekuningan. Bentuk buah membulat dengan warna hijau atau coklat (Henny et al., 2007). Dari hasil pengamatan ini, helaian daun puring memiliki panjang kurang dari 10 cm dengan lebar kurang dari 5 cm dan rasio helaian daun kurang dari 5. Helaian daun puring ini berbentuk appendiculate dengan bentuk pangkal helaian daun runcing, ujung pangkal helaian daun runcing dan tepi pangkal helaian daun bergelombang. Pertulangan menyirip daun tidak jelas terlihat dengan pertulangan berwarna hijau. Bentuk permukaan daun bergelombang dengan panjang tangkai kurang dari 2,5 cm yang berwarna hijau.