Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rizki Aprelia

NIM : 17/1620/PN/01620
Pengelolaan Air Untuk Pertanian

Data impor beras tahun 2013


Negara Asal Jumlah (ton) Nilai CIF: 000 US$ Nilai Rp
Vietnam 286.6 97 303,3
Thailand 94633.9 61 787,5
Tiongkok 639.8 1 526,5
India 107538.0 44 989,1
Pakistan 75 813.0 29 996,9
Amerika Serikat 2 790.4 2 983,6
Taiwan 1 240.0 465,6
Singapura 0.5 1,4
Lainnya 18 722.5 449,2
Jumlah 472 664.7 246 002,1
Sumber : BPS, 2014.

Menurut Kementerian Pertanian (2014), masyarakat Indonesia tercatat sebagai konsumen


beras tertinggi dunia yang hanya mengkonsumsi 30 kg per kapita pertahun. Sementara masyarakat
Indonesia mengkonsumsi sekitar 130 kg perkapita per tahun. Hal ini tergolong tinggi dibanding
dengan konsumsi beras negara lain. Oleh karena itu, organisasi pangan dunia telah mengingatkan
agar setiap negara memperkuat persediaan pangan untuk rakyat masing-masing karena kebutuhan
akan terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali. Sementara itu,
kebutuhan beras mencapai tiga juta ton per bulan (www.kementerianpertanian.go.id). Beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi besarnya volume impor beras di Indonesia, antara lain nilai tukar
rupiah terhadap US Dollar karena dalam transaksi impor Indonesia memerlukan valuta asing
sebagai alat pembayaran. Harga beras Internasional juga berpengaruh pada volume impor beras di
Indonesia karena kegiatan impor beras akan dilakukan apabila perhitungan selisih harga beras
yang akan di impor lebih murah disbanding harga beras dalam negeri. Pengaruh produksi dalam
negeri juga dapat dirasakan, karena tingkat produksi dalam negeri sebagai acuan atau
pertimbangan guna melakukan kegiatan impor (Prinadi, dkk. 2016)
Jumlah impor keseluruhan mengalami fluktuasi dari periode tahun 2004-2013. Dari tahun
2004-2007 impor beras mengalami peningkatan menjadi 1406847,6 ton. Kemudian impor beras
mengalami penurunan di tahun 2008 dan 2009 yaitu 250473,1 ton, dan mengalami kenaikan impor
beras lagi di tahun 2010. Tingkat impor beras Indonesia yang terbesar adalah pada tahun 2011
sebesar 2750476,2 ton. Banyak faktor yang mempengaruhi peningkatan impor beras begitu besar
di Indonesia yaitu jumlah penduduk yang semakin meningkat dan pertumbuhan produksi beras.
Meningkatnya jumlah penduduk setiap tahunnya menyebabkan Indonesia lebih banyak
lagi untuk mengimpor beras. Peningkatan jumlah penduduk yang sangat tinggi karena terjadinya
kesenjangan antara tingkat kelahiran dengan tingkat kematian. Tingkat populasi yang tinggi secara
otomatis juga akan meningkatkan komsumsi bahan pangan terutama beras sebagai bahan pangan
pokok dimana apabila tingkat hasil produksi padi tidak mampu mencukupi kebutuhan pangan
masyarakat maka pemerintah harus mengambil kebijakan impor dari negara lain (Hastina febriaty,
2015).

Data impor hasil tanaman palawija tahun 2013


Pada tahun 2013 impor kedelai adalah sebesar 1.785.326,99 ton . Selama tahun 2009 –
2013 impor kedelai di Indonesia berfluktuatif dengan puncak impor kedelai terjadi pada tahun
2011 sebanyak 2.087.985,99 ton. Produktivitas kedelai di Indonesia di tahun 2013 masih sangat
rendah dibandingkan 4 negara penghasil kedelai terbesar dunia (United States of America, Brazil,
Argentina dan China) di tahun tersebut, terlebih lagi bila dibandingkan dengan Negara Turkey
sebagai negara yang memiliki produktivitas kedelai tertinggi di dunia. Jika dibandingkan dengan
produktivitas kedelai Turkey, produktivitas kedelai di Indonesia hanya sepertiga dari produktivitas
negara tersebut, artinya dari satu l hektar lahan di Turkey mampu menghasilkan kedelai 3 kali
lebih banyak dari 1 hektar lahan di Indonesia. Di Indonesia sendiri, kedelai hanya digunakan untuk
konsumsi rumah tangga (makanan), konsumsi industri dan untuk kebutuhan benih.

Kebutuhan air per orang per hari


Hasil survey yang dilakukan Direktorat Pengembangan Air Minum, Ditjen Cipta Karya
pada 2006 menunjukkan setiap orang Indonesia mengkonsumsi air rata-rata sebanyak 144 liter per
hari. Dari sejumlah itu pemakaian terbesar untuk keperluan mandi, yakni sebanyak 65 liter per
orang per hari atau 45% dari total pemakaian air. Menurut Pudjastanto, Direktur PAM, Dari
sejumlah itu pemakaian terbesar untuk keperluan mandi, yakni sebanyak 45% dari total pemakaian
air. (Ditjen Cipta Karya, 2007).
Dalam sehari, kira-kira saya membutuhkan air sebanyak 105 liter per hari. Untuk keperluan
minum 2 liter, keperluan konsumsi lain 3 liter, untuk mandi 60 liter, untuk keperluan toilet 20
liter, untuk pencucian 10 liter, kebutuhan lain 10 liter.

Sumber :
Badan Pusat Statistik. 2017. Impor Beras Menurut Negara Asal Utama, 2000-2015. Jakarta.
https://www.bps.go.id/statictable/2014/09/08/1043/impor-beras-menurut-negara-asalutama-
2000-2015.html. Diakses pada 18 April 2018

Ditjen Cipta Karya. 2007. Satu Orang Indonesia Konsumsi Air Rata-rata 144 Liter per Hari.
http://ciptakarya.pu.go.id/v3/news.php?id=101. Diakses pada 18 April 2018

Hastina febriaty. 2015. Analisis perkembangan impor beras di Indonesia. Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Prinadi Riska, Edy Yulianto dan M. Kholid Mawardi. 2016. Pengaruh nilai tukar rupiah, harga
beras internasional dan produksi beras dalam negeri terhadap volume impor beras
Indonesia (studi impor beras indonesia tahun 2002-2013). Jurnal Administrasi Bisnis
(JAB) 34 (1)

Anda mungkin juga menyukai