ABSTRAK
Indonesia sebagai salah satu negara pengkonsumsi beras terbesar di dunia. Beras adalah bahan
pangan pokok yang mengalami banyak masalah dalam penyediaan stok. Produksi beras dalam negeri
belum mampu memenuhi kebutuhan konsumsi nasional, sehingga pemerintah perlu mengimpor beras
dari luar. penyebab Indonesia harus mengimpor beras adalah jumlah luas lahan pesawahan yang
menurun. Banyak lahan pesawahan yang awalnya digunakan untuk usahatani padi, dialih fungsikan
untuk kegiatan ekonomi lain. Pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi menjadi tantangan bagi
pemerintah dalam memenuhi kebutuhan beras nasional. Penelitian ini bertujuan : (1) Mengetahui
perkembangan impor beras di Indonesia periode 2011 sampai 2020. (2) Mengetahui kontribusi impor
beras di Indonesia terhadap ketersediaan stok beras nasional periode 2011 sampai 2020. Penelitian
ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kuantitatif. Data yang digunakan adalah
data sekunder periode 2011 sampai dengan 2020 yaitu volume impor beras Indonesia periode 2011
sampai 2020, nilai impor beras Indonesia periode 2011 sampai 2020 dan volume produksi beras
dalam negeri periode 2011 sampai 2020. Analisis yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif
dan analisis kontribusi impor beras terhadap stok beras nasional. Hasil penelitian menjelaskan bahwa
(1) Perkembangan impor beras di Indonesia periode 2011 sampai 2020 bersifat fluktuatif. Rata-rata
Impor beras Indonesia sebesar 1.138 235,1 ton per tahun. Impor beras tertinggi terjadi pada 2011
sebesar 2.750.476 ton. (2) Rata-rata kontribusi impor beras Indonesia terhadap stok beras nasional
sebesar 2,5 persen yaitu sebesar 1.138235,1 ton per tahun. Sebagian besar impor beras Indonesia
berasal dari Vietnam dan Thailand.
kebutuhan beras nasional. Produksi beras pertama, analisis data yang digunakan adalah
dalam negeri pada 2020 mencapai 54,65 juta dengan metode analisis deskriptif, yaitu
ton gabah kering giling (GKG). Sedangkan mengenai perkembangan impor komoditi beras
impor Indonesia beras pada 2020 mencapai di Indonesia dengan menggunakan data dan
320.000 ton. Kebutuhan beras nasional yang sumber informasi yang diperoleh. Analisis
belum sepenuhnya tercukupi oleh produksi statistik deskriptif adalah statistik yang
dalam negeri, mendorong pemerintah untuk digunakan dalam menganalisis data dengan
mengimpor beras dari negara lain. Negara yang cara mendeskripsikan atau menggambarkan
menjadi pengekspor beras ke Indonesia antara data yang telah terkumpul.
lain Pakistan, Myanmar, Vietnam, Thailand Identifikasi masalah kedua diselesaikan
dan India. Saat ini produktivitas beras dengan membandingkan volume impor beras
Indonesia rata-rata 5,13 sampai 5,24 ton per Indonesia dengan produksi beras dalam negeri,
hektar. Sedangkan untuk Vietnam rata-rata 5,82 yaitu menggunakan rumus/ perhitungan secara
ton. Produktivitas beras Indonesia lebih rendah matematis di bawah ini:
dari negara lain tetapi biaya produksi di Kontribusi impor beras tahun_t (%) =
Indonesia lebih tinggi. Febriaty (2014) 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑖𝑚𝑝𝑜𝑟 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑠 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛_𝑡
mengungkapkan bahwa pada 2005 sampai x 100%
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑠 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛_𝑡
2014, Indonesia menerima peringkat menjadi
negara dengan produksi beras ketiga sesudah Analisis kontribusi yaitu suatu analisis yang
China dan India. Sedangkan dalam beberapa digunakan untuk mengetahui seberapa besar
tahun terakhir, Indonesia terus melakukan kontribusi volume yang dapat disumbangkan
impor beras untuk memenuhi cadangan beras oleh kegiatan impor beras terhadap stok beras
negara. nasional di Indonesia.
Beras adalah bahan pangan pokok yang
mengalami banyak masalah dalam penyediaan HASIL DAN PEMBAHASAN
stok. Agar krisis pangan tidak terjadi, maka
pemerintah memberikan perhatian yang penuh
dalam penyediaan stok untuk kebutuhan A. Perkembangan Impor Beras di
konsumsi nasional. Produksi beras dalam Indonesia Periode 2011-2020
negeri belum mampu memenuhi kebutuhan
konsumsi nasional, sehingga pemerintah perlu
Beras adalah komoditi pangan yang
mengimpor beras dari luar.
sangat penting dan paling banyak dikonsumsi
METODE PENELITIAN oleh orang Asia. Indonesia merupakan salah
satu negara yang penduduknya mengkonsumsi
beras dengan tingkat konsumsi yang tinggi.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif Kondisi tersebut mengharuskan Indonesia
yang bertujuan menganalisis perkembangan mempunyai ketersediaan beras yang cukup
impor beras di Indonesia periode 2011 sampai
2020. Data yang digunakan adalah data untuk menghindari adanya krisis pangan.
sekunder berbentuk data runtut waktu (time Kebijakan impor beras ditetapkan pemerintah
series data). Pengumpulan data dilakukan untuk memenuhi stok beras nasional. Hal ini
dengan menghimpun data-data skunder yang karena produksi dalam negeri belum
didapat dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan sepenuhnya mampu mencukupi kebutuhan
ADB (Asian Development Bank). Data beras nasional. Menurut Gunawan (2001)
penelitian yang digunakan yaitu volume dan
impor beras telah terjadi sejak kemerdekaan
nilai impor beras Indonesia periode 2011
sampai 2020, serta data produksi beras yaitu pada 1945 sampai 1960. Jumlah impor
Indonesia periode 2011 sampai 2020. Batasan beras sekitar 0,3 hingga 1 juta ton per tahun.
operasional dalam penelitian ini adalah volume Impor beras di Indonesia berkaitan dengan
impor beras, nilai impor beras dan volume kebijakan pangan yaitu kebijakan tentang
produksi beras nasional. Identifikasi masalah ketahanan pangan nasional yang harus dicapai.
PJEB: PERWIRA JOURNAL OF ECONOMY & BUSINESS
E-ISSN: 2775-572X, DOI: 10.54199/pjeb.v3i01
Volume 3 No 1 (Februari 2023), 91-95
Hal ini karena jumlah penduduk dan konsumsi 20 54.604.03 32.762. 33.20
beras di Indonesia tinggi. Jumlah produksi 19 444.509 3 420 6.929 1
datang kebutuhan konsumsi beras dapat fluktuatif. Rata-rata Impor beras Indonesia
tercukupi oleh produksi dalam negeri. sebesar 1.138 235,1 ton per tahun. Impor
Menurut BPS (2020) luas lahan pertanian beras tertinggi terjadi pada 2011 sebesar
2.750.476 ton.
di Indonesia adalah 889. 823.929 hektar mampu
2. Rata-rata kontribusi impor beras Indonesia
memproduksi beras. Produktivitas lahan terhadap stok beras nasional sebesar 2,5
pertanian rata-rata sebesar 5 sampai 7 ton padi persen yaitu sebesar 1.138235,1 ton per
per hektar. Dalam proses produksi beras tahun. Sebagian besar impor beras
terdapat risiko kehilangan dan risiko gagal Indonesia berasal dari Vietnam dan
panen, sehingga jumlah beras yang didapatkan Thailand.
dilapangan tidak selalu sesuai yang diharapkan.
Luas lahan 889 juta hektar adalah jumlah yang SARAN
besar, tetapi data BPS menunjukan bahwa
produksi padi dalam negeri berada diangka Pemenuhan konsumsi beras dalam negeri
31.313.034,46 ton per tahun. Hal ini yang dapat dicapai apabila terdapat kepercayaan
kemudian menjadi evaluasi agar pemerintah masyarakat terhadap pemerintah bahwasannya
lebih berpihak kepada rakyat. Bahwa impor pemerintah berusaha tidak mengimpor beras
beras tidaklah perlu untuk dilakukan. dari luar. Pemerintah mendorong produksi
Mengingat banyak sekali luasan lahan yang beras dalam negeri agar maksimal dan
mampu untuk menopang produksi beras dalam kompetitif melalui program kerja.
negeri pada 2020. Semakin banyak pemerintah
DAFTAR PUSTAKA
mengimpor beras, maka menjadikan harga
gabah ditingkat petani menjadi murah, karena
supplay beras di pasaran tidak berasal dari Badan Pusat Statistik. 2021. Volume Impor
dalam negeri. Selain itu, kendala mahalnya Beras Indonesia pada Tahun 2001-2020.
biaya produksi beras dalam negeri menjadikan Diakses dari http:www.bps.go.id
petani makin terpuruk dan jumlah petani
menurun. Mengimpor beras adalah cara instan Diversifikasi pangan. Febriaty, Hastina. 2014.
Analisis Perkembangan Impor Beras Di
untuk mengendalikan harga beras dipasar agar
Indonesia. Economics Development
tercukupi dan mudah dijangkau oleh kosumen. Analysis Journal, 3(2), 320-326.
Tetapi, bukan berarti hal ini terus diterapkan. Grafindo Persada, Jakarta.
Mengimpor beras secara terus menerus justru
menjadikan Indonesia kurang kompetitif dalam Mankiw, Gregory N, 2007, Makro Ekonomi,
persaingan untuk saat ini dan dimasa yang akan edisi 7, Erlangga, Jakarta.
datang.
Sri Endang Rahayu dan Mukmin Pohan, 2015,
Ekonomi Internasional, UMSU Press,
KESIMPULAN
Medan.