Anda di halaman 1dari 12

Pengaruh Impor Beras Terhadap Inflasi di

Indonesia
Mata Kuliah: Perdagangan Internasional
Dosen Pengampu: Dr. Hasan, SE. M.Sc

Disusun Oleh:

Qoniatul Khasanah (22102021080)

UNIVERSITAS WAHID HASYIM


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PRODI HUBUNGAN INTERNASIONAL
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai selesai. Makalah saya ini berjudul tentang " Pengaruh Impor Beras
Terhadap Inflasi di Indonesia ". Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Perdagangan Internasional. Selanjutnya saya ucapkan terima kasih kepada
Bapak Dr. Hasan, SE. M.Sc. Sebagai dosen mata kuliah Perdagangan Internasional yang
telah banyak memberi bantuan dengan arahan dan petunjuk yang jelas sehingga
mempermudah saya menyelesaikan tugas ini.

Saya sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca.

Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................................................2
BAB II ISI DAN PEMBAHASAN..........................................................................................3
2.1 Pembahasan....................................................................................................................3
2.2.1 Pengaruh Produksi Dan Konsumsi Beras Terhadap Impor Beras di Indonesia......3
2.2.2 Faktor Penyebab Tinggi – Rendahnya Inflasi di Indonesia......................................4
2.2.3 Dampak Tinggi Rendahnya Inflasi Terhadap Impor dan Pertumbuhan Ekonomi....5
BAB III PENUTUP..................................................................................................................7
3.1 Kesimpulan................................................................................................................7
3.2 Saran...........................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Beras merupakan komoditi yang sangat utama karena dikonsumsi oleh sebagian besar
penduduk Indonesia. Selain sebagai sumber karbohidrat, dua pertiga kebutuhan kalori
diperoleh dari beras. Beras sebagai salah satu pangan yang sangat dibutuhkan dan dijadikan
sebagai salah satu makanan pokok di Indonesia. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa sejak dulu
dan hingga nanti pun manusia memerlukan makanan untuk bertahan hidup. Pangan telah
menjadi kebutuhan primer manusia yang harus dipenuhi sebelum memenuhi kebutuhan hidup
lainnya seperti sandang, papan dan pendidikan. Produksi beras di Indonesia menjadikan
Indonesia sebagai negara penghasil beras ke tiga di dunia setelah Cina dan India.
Nilai beras secara politis bermakna bahwa apabila terjadi gejolak pada beras yang
berkaitan dengan ketersediaan pasokan maupun lompatan harganya maka akan berdampak
bagi stabilitas politik. Ketika gejolak tersebut tidak dapat diatasi dengan baik, maka dapat
berimbas ke ranah politik. Sehingga, ketersediaan dan kestabilan harga beras merupakan
salah satu kunci bagi tercapainya stabilitas nasional, terutama stabilitas ekonomi.
Pada dasarnya kebutuhan beras di Indonesia cukup besar, hal ini dikarenakan
besarnya jumlah penduduk yang bertempat tinggal di Indonesia dan selain itu beras juga
sebagai makanan pokok sehari-hari masyarakat Indonesia. Oleh karena itu pemenuhan
kebutuhan beras di Indonesia juga sangat besar. Kelangkaan beras yang terjadi di Indonesia
disebabkan langkanya lahan-lahan di Indonesia dan mahalnya harga pupuk. Selain itu juga
masih hanya mengandalkan pulau Jawa sebagai kebutuhan beras di Indonesia, oleh sebab itu
pemerintah mewajibkan untuk impor beras agar kebutuhan akan beras dapat tercukupi. Krisis
pangan yang melanda sebagian belahan dunia telah menjadi perhatian dan kekhawatiran
negara-negara berkembang serta negara-negara maju. Sebagai negara dengan jumlah
penduduk terbesar keempat di dunia, Indonesia dituntut untuk memenuhi kebutuhan pangan
domestik dari produksi dalam negeri.
Keberhasilan Indonesia mewujudkan swasembada beras untuk pertama kalinya pada
tahun 1984 merupakan jawaban dari usaha tersebut. Suatu negara tidak mampu menyediakan
kebutuhan beras terjadi akibat negara tersebut tidak dapat memproduksi secara efisien.
Meningkat atau menurunnya impor beras ini dipengaruhi oleh jumlah produksi beras yang
dihasilkan Indonesia. Apabila produksi beras yang dihasilkan banyak maka impor beras
menurun begitu pula sebaliknya, apabila produksi beras yang dihasilkan sedikit maka impor
beras akan meningkat. Walaupun impor beras meningkat selama tiga tahun terakhir, namun
jumlahnya lebih besar produksi beras. Selain itu pengaruh terbesarnya adalah dampak
terjadinya inflasi, inflasi didefinisikan sebagai kenaikan harga umum secara terus menerus
dari satu perdagangan. Kenaikan harga barang dan jasa akan terjadi karena permintaan
bertambah lebih besar di bandingkan dengan penawaran di pasar.
Tingkat inflasi yang tidak terkendali akan menimbulkan beberapa dampak buruk bagi
individu dan masyarakat, para penabung, kreditur atau debitur dan produsen ataupun pada
kegiatan perkonomian secara keseluruhan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat disajikan masalah penelitian
adalah untuk mengetahui Pengaruh Impor Beras Terhadap Inflasi di Indonesia dengan
merujuk data yang ditampilkan dalam subbab sebelumnya. Kemudian berdasarkan kajian
hasil penelitian terdahulu maka disusun pertanyaan sebagai berikut:
1. Apakah Produksi dan Konsumsi Beras Berpengaruh Terhadap Impor Beras di
Indonesia?
2. Apa saja Faktor Penyebab Tinggi Rendahnya Inflasi?
3. Bagaimana Dampak Inflasi Terhadap Impor dan Pertumbuhan Ekonomi?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian adalah arah atau sasaran yang ingin dicapai setelah kegiatan penelitian
selesai dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh kepuasan konsumen. Adapun tujuan
penelitian ini adalah:
2. Untuk Mengetahui Pengaruh Produksi dan Konsumsi Terhadap Impor Beras di
Indonesia
3. Menganalisis Faktor Penyebab Tinggi-Rendahnya Inflasi
4. Menganalisis Dampak Inflasi Terhadap Impor dan Pertumbuhan Ekonomi
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN

2.1 Pembahasan
2.2.1 Pengaruh Produksi Dan Konsumsi Beras Terhadap Impor Beras di
Indonesia.
Produksi Beras secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
impor beras di Indonesia tahun 2006-2020. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
besar jumlah beras yang dihasilkan, Semakin rendah jumlah beras yang diimpor ke
Indonesia atau semakin besar kemungkinan penurunan impor beras ke Indonesia.
Sebaliknya jika produksi beras buruk mengakibatkan impor beras tinggi seperti yang
terjadi di sebagian besar dunia. Pernyataan tersebut didukung oleh data yang
diterbitkan BPS Indonesia (2021) dan Kementerian Pertanian RI (2021) menunjukkan
bahwa produksi beras di Indonesia meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk
dan peningkatan konsumsi per kapita yang mengarah pada peningkatan permintaan
komoditas beras dalam negeri, akan tetapi impor beras tidak terlalu tinggi karena
diimbangi dengan produksi beras dalam negeri cukup tinggi. Namun jika diteliti lebih
lanjut mengungkapkan bahwa ada surplus produksi beras setiap tahun, yang mungkin
cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar beras lokal. Disisi lain, impor beras terus
dilakukan yang menunjukkan bahwa ada sesuatu yang salah dengan rantai pasokan
dalam negeri.
Untuk menilai kemajuan pembangunan suatu negara, produksi beras dan
impor beras merupakan indikator penting untuk dilihat. Apabila pada suatu negara
tersebut memiliki produksi beras yang tinggi dan berkualitas maka dapat memenuhi
kebutuhan beras dalam negeri dan memaksimalkan hasil produksi beras yang
produktif di berbagai sektor sehingga dapat membantu negara meminimalkan volume
impor beras. Tingginya hasil produksi beras di Indonesia disebabkan karena Indonesia
merupakan produsen beras terbesar yang menduduki peringkat ke-6 dunia, sehingga
impor beras di Indonesia tidak terlalu tinggi.
Konsumsi Beras secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap
impor beras di Indonesia tahun 2006-2020. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
besar konsumsi beras, maka semakin besar pula impor beras ke Indonesia atau terjadi
peningkatan konsumsi beras. Sebaliknya jika konsumsi beras rendah, maka impor
beras juga akan rendah. Hal tersebut tidak dapat dipungkiri mengingat bahwa seluruh
penduduk Indonesia mengkonsumsi beras dalam jumlah besar dan setengah dari total
pendapatan mereka dihabiskan untuk bahan-bahan makanan. Tingginya pertumbuhan
penduduk yang diikuti dengan besarnya konsumsi beras membuat permintaan beras
semakin meningkat yang mengharuskan untuk melakukan impor beras. Pentingnya
beras bagi masyarakat Indonesia tercermin dari kebijakan pemerintah yang
menetapkan bahwa beras merupakan salah satu dari sembilan bahan pokok yang harus
dikonsumsi oleh seluruh masyarakat untuk dapat bertahan hidup. Pernyatan tersebut
didukung oleh data yang diterbitkan BPS Indonesia (2021) menunjukkan bahwa
konsumsi beras di Indonesia selalu mengalami peningkatan. Sehingga impor beras
diperlukan untuk memenuhi permintaan beras yang terus meningkat di Indonesia dan
untuk mendukung kebijakan pemerintah yang mengamanatkan konsumsi beras
sebagai makanan pokok masyarakat Indonesia, maka dilakukanlah impor beras dalam
negeri. Konsumsi beras berpengaruh positif dan signifikan terhadap impor beras.
Tingginya permintaan beras dalam negeri mengakibatkan negara harus melakukan
impor beras dalam memenuhi kebutuhan hidup penduduknya.

2.2.2 Faktor Penyebab Tinggi – Rendahnya Inflasi di Indonesia


2.2.2.1 Demand Pull Inflation
Merupakan inflasi yang disebabkan oleh adanya daya tarik dari
permintaan masyarakat terhadap berbagai barang yang terlalu kuat. Di
indonesia demand pull inflation disebabkan karena permintaan barang dan jasa
relatif terhadap ketersediaannya, artinya barang dan jasa yang diminta terlalu
tinggi dibandingkan ketersediaan barang dan jasa yang diminta sementara
daya beli rendah. Dalam makro ekonomi inflasi digambarkan dengan output
riil yang melebihi output potensial atau permintaan total atau agregat demand
lebih besar daripada kapasitas perekonomian. Meningkatnya inflasi di
indonesia juga disebabkan oleh faktor lain, yaitu akibat kenaikan harga BBM
sebagai bahan kebutuhan masyarakat yang sangat strategis. Dengan kata lain,
penyebab inflasi di indonesia disebabkan dari faktor penawaran terhadap
barang dan jasa.
2.2.2.2 Cost Push Inflation
Merupakan inflasi yang disebabkan oleh adanya guncangan atau
dorongan kenaikan biaya faktor – faktor produksi secara terus – menerus
dalam jangka waktu tertentu. Inflasi tersebut terjadi akibat desakan kenaikan
biaya faktor produksi. Inflasi desakan biaya terjadi akibat desakan kenaikan
biaya faktor produksi. Inflasi desakan biaya terjadi pada masa perekonomian
yang sedang mengalami pertumbuhan besar dengan tingkat pengangguran
yang relatif rendah. Kenaikan biaya dari faktor produksi dapat diakibatkan
oleh depresiasi atau turunnya nilai tukar mata uang domestik terhadap mata
uang asing. Bahan baku dan barang dari luar negeri menjadi lebih mahal
didalam negeri. Terjadinya inflasi diluar negeri khususnya negara partner
dagang menyebabkan bahan baku produksi menjadi naik pula. Sehingga cosh
push inflation tidak menjadi faktor penyebab inflasi di Indonesia.
2.2.2.3 Mixed Inflation ( inflasi campuran )
Merupakan inflasi yang disebabkan oleh kenaikan permintaan dan
kenaikan penawaran. Perilaku permintaan dan penawaran tidak simbang
karena permintaan terhadap dan jasa bertambah, hal tersebut mengakibatkan
faktor produksi dan persediaan barang menjadi turun. Sementara substitusi
atau barang pengganti terbatas atau bahkan tidak ada. Keadaan tersebut pada
akhirnya menjadi naik. Inflasi tersebut semakin sulit dikendalikan atau diatasi
ketika kenaikan supply lebih tinggi atua setudaknya sama dengan demand.
2.2.2.4 Expeted Inflation ( inflasi ekspektasi )
Merupakan inflasi yang terjadi akibat adanya perilaku masyarakat
secara umum yang bersifat adaptif atau forward looking. Dalam hal ini
masyarakat menilai bahwa dimasa yang akan datang kondisi ekonomi menjadi
semakin baik dari masa sebelumnya. Penyebab terjadinya demand pull
inflation maupun cost push inflation tergantung pada harapan masyarakat
bagaimana untuk menjadi lebih baik dan bagaimana kondisi persediaan barang
dan faktor produksi saat itu dan masa yang akan datang. Inflasi pada jenis ini
relatif sulit untuk dideteksi secara pasti sehingga kejadiannya kurang
diperhatikan.

2.2.3 Dampak Tinggi Rendahnya Inflasi Terhadap Impor dan Pertumbuhan


Ekonomi
Seberapa besar dampak inflasi dalam perekonomian sangat tergantung pada
tingkat keparahan inflasi tersebut. Kadangkala kenaikan harga yang terlalu tinggi
mempunyai pengaruh yang positif terutama terhadap iklim investasi karena kenaikan
harga yang pada dasarnya merupakan insentif bagi pengusaha untuk melakukan
kegiatan produksinya. Secara teori, laju inflasi yang terlalu rendah menunjukkan
adanya kelesuan ekonomi. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa harga – harga yang
tidak bergerak keatas sehingga menandakan adanya kelemahan pada sisi permintaan.
Tidak jarang terlalu rendahnya tingkat inflasi merupakan indikator lemahnya daya
beli masyarakat yang pada gilirannya akan menekan laju pertumbuhan ekonomi.
Kesepakatan para ahli bahwa efek positif pertumbuhan dicapai secara maksimal pada
kisaran inflasi sebesar 5/6 % pertahun.
Akibat utama inflasi yaitu penurunan daya beli masyarakat, akibat sektor riil
yang tertekan. Imbasnya terhadap impor yaitu nilai impor akan mengalamia
penurunan karena permintaan berkurang. Sementara terhadap ekspor justru
meningkat, sedangkan daya beli masyarakat domestik menurun. Dari sisi moneter hal
tersebut tidaklah menguntungkan bagi negara. Walaupun ekspor meningkat tapi mata
uang negara akan terdevaluasi akibat inflasi. Meskipun inflasi meningkat, namun
secara riil tidak meningkatkan pendapatan devisa suatu negara.
BAB III
PENUTUP

Bagian ini berisikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan


pernyataan singkat dan tepat yang diterangkan dari hasil penelitian dan pembahasan
untuk membuktikan kebenaran dari suatu hipotesis. Saran dibuat sebagai masukan
yang disesuaikan dengan pengalaman dan pertimbangan penulis, ditujukan kepada
para pengambil kebijakan yang terkait dengan masalah yang diteliti atau kepada
peneliti dalam bidang sejenis yang ingin melanjutkan atau mengembangkan penelitian
yang berkaitan.

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Inflasi merupakan suatu
gejala dimana tingkat harga pada umumnya mengalami kenaikan secara terus
menerus dan inflasi juga mampu menjadi suatu tolok ukur bagi suatu negara
dalam melakukan kegiatan impor. Dimana impor merupakan suatu kegiatan
memasok suatu barang dan jasa yang dilakukan oleh suatu negara dari luar
wilayah negaranya guna untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa di dalam
negeri, dikarenakan kurangnya pasokan produksi dalam negeri maupun habisnya
pasokan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri.
Produksi beras secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap impor
beras di Indonesia tahun 2006-2020, disebabkan produksi beras di Indonesia
meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan peningkatan konsumsi per
kapita yang mengarah pada peningkatan permintaan komoditas beras dalam
negeri, akan tetapi impor beras tidak terlalu tinggi karena diimbangi dengan
produksi beras dalam negeri cukup tinggi. Lalu konsumsi beras secara parsial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap impor beras di Indonesia tahun 2006-
2020, disebabkan oleh tingginya pertumbuhan penduduk yang diikuti dengan
besarnya konsumsi beras membuat permintaan beras semakin meningkat yang
mengharuskan untuk melakukan impor beras. Secara simultan produksi beras dan
konsumsi beras berpengaruh terhadap impor beras di Indonesia pada tahun 2006-
2020.

3.2 Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang telah dilakukan, maka penulis
memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Mengurangi import melalui peningkatkan produktifitas dalam negeri. Peningkatan
produktifitas bisa dilakukan dengan membangun pertanian lebih banyak karena
masalah yang terjadi dalam impor dilakukan terhadap komoditas yang sebenarnya
bisa diusahakan yaitu bahan pangan.

2. Ketegasan mengenai undang-undang impor, dengan membuat batas maksimal


impor yang masuk dalam negeri. Meningkatkan pajak impor dan meningkatkan
kualitas produk dalam negeri. Sehingga ketergantungan negara terhadap produk
luar sedikit berkurang.
DAFTAR PUSTAKA

Widiarsih, D. (2012). Pengaruh sektor komoditi beras terhadap inflasi bahan


makanan. Jurnal Sosial Ekonomi Pembangunan, 2(6), 244-256.
Hernawan, M. B., & Hasmarini, I. M. I. (2022). Pengaruh Impor Beras,
Konsumsi Beras, Produksi Beras, Harga Dasar Gabah Terhadap
Inflasi Bahan Pangan Di Indonesia (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surakarta).
Malian, A. H., Mardianto, S., & Ariani, M. (2004). Faktor-faktor yang
mempengaruhi produksi, konsumsi dan harga beras serta inflasi bahan
makanan. Jurnal Agro Ekonomi, 22(2), 119-146.
Khoiri, D., & Nuraini, I. (2022). Analisis Pengaruh Impor Beras, Inflasi, Dan
Luas Lahan Sawah Terhadap Nilai Tukar Petani di Indonesia Tahun
2003-2017. Economie: Jurnal Ilmu Ekonomi, 4(1), 25-35.
Salsyabilla, M. H. (2010). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor
Beras di Indonesia Periode 2000: 01–2009: 04. Media Ekonomi, 69-91.
Ruvananda, A. R., & Taufiq, M. (2022). Analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi impor beras di Indonesia. KINERJA: Jurnal Ekonomi
dan Manajemen, 19(2), 195-204.
Wibawa, N. C., Ardini, H., Hermawati, G., Firdausa, R. N., Anggoro, K. B., &
Wikansari, R. (2023). Analisis Impor Beras Di Indonesia Dan Faktor-
Faktor Yang Memengaruhi Impor Beras. Jurnal Economina, 2(2), 574-
585.

Anda mungkin juga menyukai