DISUSUN OLEH :
NURLINA ISMAIL
NPM : 04371811014
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah dengan judul “ PERKEMBANGAN EKONOMI PERTANIAN DI
INDONESIA.”
Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Kata Pengantar...........................................................................................................
Daftar Isi....................................................................................................................
BAB I PENDAHULAN...........................................................................................
Latar Belakang...............................................................................................
Rumusan Masalah..........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................
Kesimpulan.....................................................................................................
Daftar Pustaka..................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Negara Indonesia adalah Negara yang kaya sumber daya alamnya.sebagian besar masyarakat
bermatapencaharian sebagai petani. Karena Indonesia memiliki tanah yang subur dengan beberapa
jenis hutan seperti hutan bakau, hutan rawa, hutan sabana, hutan musim, dan hutan hujan tropis yang
bisa ditanami berbagai jenis tumbuhan
Pertanian merupakan sektor utama dalam perekonomian Indonesia. Artinya pertanian merupakan
sektor utama yang menyumbang hampir setengah perekonomian Indonesia pertanian juga memiliki
peran penting sebagai penghasil devisa Negara melalui ekspor. Oleh karena itu perlu diadakannya
pembangunan di dalam sektor pertanian sehingga dapat bersaing di pasar dalam negeri maupun luar
negeri sehingga bisa membantu mengsejahtrakan penduduk Indonesia terutama para petani. Dari sini
peran pemerintah sangat berperan penting dalam membuat kebijakan supaya tidak merugikan petani dan
agar sektor pertanian dapat terus memberikan peran pada perekonomian Indonesia di perlukan
perencanaan dan kebijakan dalam membangun sektor perekonomian . salah satunya adalah dengan
melakukan investasi. Dengan adanya ivestasi di harapkan dapat memicu kenaikan output dan output
atau bias dibilang pemasukan dengan pengeluaran dengan cara ekpor dan impor, dengan naiknya factor
tersebut akan berpengaruh terhadap kenaikan pendapatan, kesempatan kerja, serta mendorong
pertumbuhan perekonomian Indonesia.
Dengan adanya usaha pembangunan pertanian dan perkembangan yang mulai pesat, pasti
akan muncul masalah – masalah yang akan memperlambat laju pertumbuhan ekonomi pertanian di
Indonesia, masalah tersebut muncul mulai dari kerusakan alam yang diakibatkan oleh pelaku dan
konsumen pertanian hingga minimnya pendidikan petani. Hal tersebut disebabkan oleh pola hidup yang
berubah dari petani itu sendiri, misalnya minimnya pengetahuan akan pemanfaatan dan pengembangan
pertanian modern, politik pertanian serta mulai hilangnya nilai budaya dan semangat yang dimiliki oleh
para petani.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana perkembangan ekonomi pertanian di Indonesia?
2. Bagaimana cara pemberdayaan petani untuk memajukan ekonomi pertanian?
3. Manfaat pertanian di Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN
Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur
perekonomian nasional. Sektor ini merupakan sektor yang tidak mendapatkan perhatian secara serius
dari pemerintah dalam pembangunan ekonomi, khususnya di sektor pertanian. Mulai dari proteksi,
kredit hingga kebijakan lain tidak satupun menguntungkan bagi sektor ini. Program – program
pembangunan pertanian yang tidak terarah tujuannya bahkan semakin menjerumuskan sektor ini pada
ketidak pastian tentang kebijakan dari pemerintah. Meski demikian sektor ini merupakan yang sangat
banyak menampung luapan tenaga kerja dan sebagian besar tergantung pada sektor ini.
Perjalanan pembangunan pertanian Indonesia hingga saat ini masih belum menunjukan hasil
yang maksimal jika dilihat dari dari tingkat kesejahteraan petani dan kontribusinya pada pendapatan
nasional. Pembangunan pertanian di Indonesia dianggap penting dari keseluruhan pembangunan
nasional. Ada bebebarapa hal yang mendasari mengapa pembangunan pertanian di Indonesia
mempunyai peranan penting antara lain: potensi sumber daya alam yang besar dan beragam, pangsa
terhadap pendapatan nasional yang cukup besar, besarnya pangsa terhadap ekspor nasional, besarnya
penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini, perannya dalam penyediaan
pangan masyarakat dan menjadi bisnis pertumbuhan pedesaan. Potensi pertanian Indonesia yang besar
namun kenyataannya sampai saat ini sebagian besar dari petani kita masi banyak termasuk golongan
miskin. Hal ini mengindikasikan bahwa pemerintah pada masa lalu bukan saja kurang memberdayakan
Petani tetapi juga terhadap sektor pertanian keseluruhan.
Pembangunan pertanian pada masa lalu mempunyai beberapa kelemahan, yakni hanya
terfokus pada usaha tani, lemahnya dukungan kebijakan makro, serta pendekatannya yang sentralistik
Akibatnya usaha pertanian di Indonesia sampai saat ini masih banyak di domininasi oleh usaha dengan
Skala kecil, modal terbatas, penggunaan teknologi masih sederhana, sangat dipengaruhi oleh musim
wilayah pasarnya lokal, umumnya berusaha dengan tenaga kerja keluarga sehingga memnyebabkan
terjadinya involusi pertanian (pengangguran tersembunyi), akses terhadap kredit, teknologi dan pasar
yang sangat rendah, pasar komoditi pertanian yang sifatnya mono/ologpsoni yang dikuasai oleh
pedagang – pedagang besar sehingga terjadi ekploitasi harga yang merugikan petani. selain itu, masih
ditambah lagi oleh permasalahan- permasalahn yang menghambat pembangunan pertanian di Indonesia
seperti pembaruan agraria ( korversi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian) yang semakin tidak
terkendali lagi, kurangnya penyediaan benih bermutu bagi petani, kelangkaan pupuk pada musim tanam
dating, swasemba beras yang tidak meningkatkan kesejahteraan petani dan kasus – kasus pelanggaran
hak asasi petani. Menuntut pemerintah untuk lebih serius lagi dalam upaya penyelesaian masalah
pertanian di Indonesia demi terwujudnya pembangunan pertanian Indonesia yang lebih maju demi
tercapainya kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Pembangunan pertanian di masa yang akan datang tidak hanya dihadapkan untuk
memecahkan masalah- masalah yang ada, namun juga dihadapkan juga pada tantangan perubahan
tatanan politik di Indonesia yang mengarah pada erah demokratisaai yakni tuntutan otonomi daerah dan
pemberdayaan petani. Di samping itu, dihadapkan pula pada tantangan mengantisipasi perubahan
tatanan dunia yang mengarah pada globalisai dunia. Oleh karena itu, pembangunan pertanian di
Indonesia tidak saja dituntut untuk menghasilkan produk – produk pertanian yang berdaya saing tinggi
namun juga mampu mengembangkan pertumbuhan daerah serta pemberdayaan masyarakat. Ketiga
tantangan tersebut menjadi sebuah kerja keras bagi kita semua apabila menginginkan pertanian kita
dapat mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat
dan dapat menjadi motor penggerak pembangunan bangsa. Di bawah ini terdapat beberapa
rekomendasi, tawaran, saran, masukan dan juga tuntutan hasil dari pemikiran mahasiswa-mahasiswa
pertanian Indonesia yang tergabung dalam Forum Komunikasi Mahasiswa Pertanian Indonesia
(FKMPI) terkait strategi pembangunan pertanian di Indonesia, yaitu sebagai berikut:
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2018 mencapai
5,17 persen.
Berdasarkan data, jumlah tersebut lebih tinggi dibanding pertumbuhan 2017 sebesar 5,07
persen, bahkan tertinggi dalam 4 (empat) tahun terakhir.
"Ini menunjukkan trend yang baik, karena dibandingkan beberapa tahun terakhir, pertumbuhan
ekonomi sepanjang 2018 menunjukkan peningkatan," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam keterangan
persnya.
Catatan BPS menunjukkan pertumbuhan 5,17 persen itu merupakan yang tertinggi sejak 2014. Pada
2014 pertumbuhan ekonomi tercatat 5,01 persen, 2015 sebesar 4,88 persen, 2016 sebesar 5,03 persen,
dan 2017 sebesar 5,07 persen.
Ia menilai, pertumbuhan ekonomi 2018 sebesar 5,17 persen itu merupakan pencapaian yang baik di
tengah ekonomi global sepanjang tahun tersebut.
Menurut Kepala BPS Suhariyanto, sumber pertumbuhan ekonomi pada sepanjang 2018 adalah industri
pengolahan (0,91 persen), disusul perdagangan (0,66 persen), konstruksi (0,61 persen), pertanian (0,49
persen), dan lainnya (2,50 persen).
Adapun menurut pengeluaran, sumber pertumbuhan ekonomi sebesar 5,17 persen adalah konsumsi
rumah tangga sebesar 2,74 persen, pembentukan modal tetap bruto 2,17 persen, konsumsi pemerintah
0,38 persen, dan lainnya 0.87 persen.
"Pengeluaran konsumsi rumah tangga tertinggi pada kelompok restoran dan hotel, transportasi dan
komunikasi, serta kelompok kesehatan dan pendidikan," jelas Suhariyanto.
Ia juga menambahkan bahwa ekspor barang tumbuh melambat seiring dengan perlambatan
pertumbuhan volume perdagangan dan ekonomi global,serta perlambatan pertumbuhan ekonomi
negara-negara mitra dagang utama.
a. Memulai dengan tindakan mikro dan lokal. Proses pembelajaran rakyat harus dimulai
dengan tindakan mikro dan lokal, namun memiliki konteks makro dan global. Dialog mikro–makro
harus terus menerus menjadi bagian pembelajaran masyarakat agar berbagai pengalaman mikro dapat
menjadi policy input dan policy reform sehingga memiliki dampak yang lebih luas. Petugas
pemberdayaan/pendamping masyarakat tani dan nelayan kecil seyogyanya diberikan kebebasan untuk
mengembangkan 8 pendekatan dan cara yang sesuai dengan rumusan tuntutan kebutuhan
setempat/lokal di wilayah tugasnya masing-masing.
b. Pengembangan sektor ekonomi strategis sesuai dengan kondisi lokal (daerah). Karena
masing-masing daerah potensinya berbeda, maka kebijakan yang akan diberlakukan juga berbeda
antar daerah. Pemberlakuan kebijakan secara seragam untuk semua daerah harus ditinggalkan.
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk
menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola
lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa
difahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam (crop cultivation) serta pembesaran
hewan ternak (raising), meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan
bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi
semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan. Sektor pertanian merupakan sektor yang
mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional.(Wikipedia, 2010).
Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang berarti Negara yang mengandalkan sektor
pertanian baik sebagai sumber mata pencaharian maupun sebagai penopang pembangunan.Sektor
pertanian meliputi subsektor tanaman bahan makanan, subsektor holtikultura, subsektor perikanan,
subsektor peternakan, dan subsektor kehutanan. Pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat
dominan dalam pendapatan masyarakat di Indonesia karena mayoritas penduduk Indonesia bekerja
sebagai petani. Namun produktivitas pertanian masih jauh dari harapan.Salah satu faktor penyebab
kurangnya produktivitas pertanian 2 adalah sumber daya manusia yang masih rendah dalam mengolah
lahan pertanian dan hasilnya. Mayoritas petani di Indonesia masih menggunakan sistem manual dalam
pengolahan lahan pertanian. Pembangunan ekonomi adalah salah satu tolak ukur untuk menunjukkan
adanya pembangunan ekonomi suatu daerah, dengan kata lain pertumbuhan ekonomi dapat
memperlihatkan adanya pembangunan ekonomi (Sukirno, Sadono; 2007). Namun, pembangunan tidak
sekedar ditunjukkan oleh prestasi pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara, akan tetapi
lebih dari itu pembangunan mempunyai perspektif yang lebih luas. Dimensi sosial yang sering
diabaikan dalam pendekatan pertumbuhan ekonomi justru mendapat tempat yang strategis dalam
pembangunan.
Perjalanan pembangunan dalam sektor pertanian Indonesia hingga saat ini masih belum
dapat menunjukkan hasil yang maksimal jika dilihat dari tingkat kesejahteraan petani dan kontribusinya
pada pendapatan nasional. Hal itu dikarenakan sektor ini merupakan sektor yang tidak mendapatkan
perhatian secara serius dari pemerintah dalam pembangunan bangsa. Mulai dari proteksi, kredit hingga
kebijakan lain tidak satu pun yang menguntungkan bagi sektor ini. Program-program pembangunan
pertanian yang tidak terarah tujuannya bahkan semakin menjerumuskan sektor ini pada
kehancuran.Meski demikian sektor ini merupakan sektor yang sangat banyak menampung luapan tenaga
kerja dan sebagian besar penduduk kita tergantung padanya. Pembangunan pertanian di Indonesia
dianggap penting dari keseluruhan pembangunan nasional. Beberapa hal yang mendasari pembangunan
pertanian di Indonesia mempunyai peranan penting, antara lain;
potensi sumber daya alam 3 yang besar dan beragam, pangsa terhadap pendapatan nasional yang cukup
besar, besarnya pangsa terhadap ekspor nasional, besarnya penduduk Indonesia yang menggantungkan
hidupnya pada sektor ini, perannya dalam penyediaan pangan masyarakat dan menjadi basis
pertumbuhan di pedesaan. Potensi pertanian Indonesia yang besar namun pada kenyataannya sampai
saat ini sebagian besar dari petani kita masih banyak yang termasuk golongan miskin.Hal ini
mengindikasikan bahwa pemerintah pada masa lalu bukan saja kurang memberdayakan petani tetapi
juga terhadap sektor pertanian keseluruhan. Secara tradisional, peranan pertanian dalam pembangunan
ekonomi hanya dipandang pasif dan sebagai unsur penunjang semata (Todaro dan Smith, 2006).
Padahal proses pembangunan ekonomi merupakan salah satu redefenisi terus menerus atas peran-peran
sektor pertanian, manufaktur, dan jasa (World Bank 2008). Jika suatu wilayah menghendaki
pembangunan yang lancar dan berkesinambungan, maka wilayah harus memulainya dari pedesaan pada
umumnya, dan sektor pertanian pada khususnya (Todaro dan Smith 2006). Ahluwalia dalam Tambunan
(2010) kondisi ekonomi dengan sektor pertanian yang cukup besar, maka strategi pembangunan
ekonomi yang tepat yaitu dengan mendahulukan sektor pertanian. Peran pertanian menurut World Bank
(2008) berkontribusi pada pembangunan sebagai sebuah aktivitas ekonomi, mata pencaharian dan
sebagai cara untuk melestarikan lingkungan, sehingga sektor ini sebuah intrumen yang unik bagi
pembangunan. Sebagai aktivitas ekonomi, pertanian dapat sebagai sumber pertumbuhan bagi
perekonomian wilayah, penyedia investasi bagi sektor 4 swasta dan sebagai penggerak utama industri-
industri yang terkait bidang pertanian. Terkait dengan pertumbuhan wilayah, (Sukirno 2006)
menyatakan masalah pertumbuhan ekonomi dapat dibedakan dalam tiga aspek, yaitu ; masalah
pertumbuhan yang bersumber pada perbedaan antara pertumbuhan potensial yang dapat dicapai dan
tingkat pertumbuhan yang sebenarnya tercapai, masalah pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan
meningkatkan potensi pertumbuhan itu sendiri,masalah pertumbuhan berkaitan dengan keteguhan atau
stabilitas pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun. Kontribusi pertanian dalam pembangunan
ekomomi (Todaro,2011) yaitu; pertanian sebagai penyerap tenaga kerja, kontribusi terhadap
pendapatan, kontribusi dalam penyediaan pangan,pertanian sebagai penyedia bahan baku, kontribusi
dalam bentuk kapital. Melalui konsepsi tersebut maka diharapkan mampu menumbuhkan sektor
pertanian, sehingga pada gilirannya mampu menjadi sumber pertumbuhan baru bagi perekonomian
Indonesia, khususnya dalam hal pencapaian sasaran mensejahterakan petani, menyediakan lapangan
pekerjaan, Sebagai wahana pemerataan pembangunan antar wilayah, Merupakan pasar input bagi
agroindustri, menghasilkan devisa, meningkatkan pendapatan nasional, mempertahankan kelestarian
sumber daya. Ada beberapa faktor yang bisa diungkapkan bahwa sektor pertanian menjadi penting
dalam proses pembangunan, yaitu; sektor pertanian menghasilkan produk yang diperlukan sebagai input
sektor lain, terutama sektor industri (Agroindustri), sebagai negara agraris populasi disektor pertanian 5
(pedesaan) membentuk proporsi yang sangat besar. Hal ini menjadi pasar yang sangat besar bagi
produk- produk dalam negeri terutama produk pangan. Sejalan dengan itu ketahanan pangan yang
terjamin merupakan prasyarat kestabilan sosial dan politik, sektor pertanian merupakan sumber daya
alam yang memiliki keunggulan komparatif dibanding negara lain. Proses pembangunan yang ideal
mampu menghasilkan produk-produk pertanian yang memiliki keunggulan komperatif baik untuk
kepentingan ekspor maupun substitusi impor. (Tambunan, 2009). Negara Indonesia merupakan negara
yang sejak dahulu dikenal sebagai negara agraris. Negara agraris meruapakan negara yang bertumpu
pada sektor pertanian. Hal itu dikarenakan, hasil pertanian dan perkebunan dikenal sangat melimpah di
negara ini hingga bisa diekspor ke beberapa negara.Sehingga hal itu bisa meningkatkan ekspor dan
pendapatan ekonomi negara Indoensia dan menjadi penopang hidup masyarakat Indonesia khusunya
para petani.Karena Indonesia menjadi negara agraris dan unggul di sektor pertaniannya maka banyak
daerah – daerah di Indonesia sebagai lumbung padi dan berasnya bagi Indonesia. Sektor pertanian yang
merupakan sektor dominan memberi sumbangan berarti bagi perekonomian Jawa Tengah sebesar
20,43% dengan pertumbuhan riil sebesar 2,78%. Pada tahun 2007, provinsi ini mampu menghasilkan
8,44 juta ton padi sawah pada saat terjadi peyusutan lahan sawah sebesar 0,16 % sedangkan luas lahan
bukan sawah mengalami peningkatan 0,07% (Anonim, 2008).Dalam beberapa dekade ini, Provinsi Jawa
Tengah menjadi salah satu penopang produksi beras nasional, disamping Jawa Barat dan Jawa Timur. 6
Salah satu wilayah yang dikenal dengan lumbung berasnya adalah Kabupaten Klaten yang terletak di
Provinsi Jawa Tengah. Klaten sebagai salah satu lumbung padi yang sangat terkenal di Indonesia.
Tepatnya adalah wilayah di Kecamatan Delanggu dengan produknya yang sangat istimewa di hati
masyarakat khususnya masyarakat Jawa Tengah yaitu berupa beras delanggu. Beras delanggu
merupakan beras yang sangat terkenal di Jawa Tengah sehingga masyarakat Jawa Tengah banyak yang
mengonsumsi beras delanggu berbagai jenis mulai dari C4, membramo, menthik wangi, hingga rojolele.
Para petani khususnya di Kecamatan Delanggu pada waktu itu sangat makmur dan sejahtera karena
hasil yang berlimpah akibat dari panen padi dan penjualan beras delanggu. Harga padi waktu pada
waktu itu pun masih terbilang tinggi. Sebagai pusat pertumbuhan dan pengembangan wilayah
Kabupaten Klaten bagian utara dan timur, Kota Delanggu mengalami perkembangan yang relatif cepat
bila dibandingkan dengan daerah-daerah di sekitarnya.Hal ini dapat dilihat dari semakin berkurangnya
lahan pertanian yang berubah menjadi lahan terbangun, baik berfungsi sebagai permukiman maupun
komersil yang disebabkan oleh adanya pertambahan jumlah penduduk dengan segala aktivitasnya.
Secara umum penggunaan lahan di Kota Delanggu pada tahun 2009 didominasi oleh lahan pertanian
dengan persentase sekitar 53,40 %, sedangkan sisanya telah berubah menjadi kawasan terbangun yaitu
sebesar 46,60 % dari total luas keseluruhan, dengan rincian luas penggunaan lahan untuk permukiman
29,86 %, perdagangan dan jasa 5,40 %, fasilitas umum 2,47 % serta sisanya berupa penggunaan untuk
industri dan campuran (BPS Kabupaten Klaten,2009). 7 Serangan hama wereng pada tahun 2010
menyebabkan luas panen padi sawah turun sebesar 11.29% bila dibandingkan terhadap tahun 2009 =
61,543 Ha. Kegagalan pada tanaman padi sawah, menyebabkan para petani beralih ketanaman palawija.
Keadaan ini mengakibatkan luas panen jagung naik sebesar 13.42%, kedele naik sebesar 7,91%, Ubi
kayu naik sebesar 171,68% (BPS Kabupaten Klaten,2009). Padahal sektor pertanian yang oleh beberapa
pihak luar (diantaranya pihak Bank Indonesia Surakarta dan Pemerintah Provinsi Jawa tengah) diakui
sebagai sektor unggulan di Kabupaten Klaten, memiliki nilai LQ pada tahun 2008 dan 2009 sebesar
1,08 dan 1,09, sehingga bisa disimpulkan bahwa sektor pertanian di Kabupaten Klaten memiliki potensi
yang cukup baik, dan sektor ini menyumbang rata-rata sebesar 21% terhadap total PDRB Kabupaten
Klaten. Berdasarkan tata guna lahannya, 51,41% tanah di lingkungan Kabupaten Klaten digunakan
sebagai lahan persawahan dengan kondisi tanah yang cukup subur. Selama bertahun-tahun. Kabupaten
Klaten merupakan penyangga pangan di lingkungan Provinsi Jawa Tengah dengan produk unggulannya
berupa beras Delanggu (www.jatengprov.go.id). Dua kondisi ini merupakan alasan mengapa pihak
Provinsi Jawa Tengah memprediksikan bahwa Kabupaten Klaten sangat potensial untuk dijadikan
kawasan agropolitan, yaitu kawasan yang berbasis pertanian yang berkelanjutan sehinga sektor
pertanian dapat terus dijadikan sektor unggulan di Kabupaten Klaten.
KESIMPULAN
Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya adalah petani. Jadi
pertanian merupakan sektor yang menyumbang setengah dari perekonomian Indonesia melalui
sumbangan devisa dalam orientasi pasar ekspor produk karet, kopi, kakao, teh dan minyak sawit.
Perkebunan merupakan penyedia lapangan pekerjaan di pedesaan dan daerah terpencil, dan
merupakan penyerap tenaga kerja yang cukup signifikan. Demikian juga peran agroindustri dalam
memoles hasil pertanian melalui teknologi tertentu menjadi barang yang sangat bermanfaat dan
bernilai tinggi, baik untuk konsumsi lokal maupun manca negara. Namun pengolahan hasil industri
pertanian tersebut menghadapi hambatan mana kala teknologi yang digunakan tidak tepat guna, dan
akhirnya akan menurunkan nilai produk tersebut yang akhirnya memangkas keuntungan yang
seharusnya didapat. Hal ini perlu dicermati sehingga dilakukan antisipasi dan upaya lain yang tepat.
Kekayaan Indonesia berupa lahan pertanian juga merupakan aset penting untuk agrowisata. Dengan
pengolahan yang baik hasil perkebunan ini dan pemeliharaan terhadap kebersihan dan keindahannya,
maka nilai agrowisatanya akan memberikan devisa yang cukup tinggi bagi negara.
daftar pustaka
Makalah perkembangan ekonomi pertanian di Indonesia/yeni adriani
http://cubbytembem.blogspot.com/2014/11/makalah-perkembangan-ekonomi-pertanian.html
BPS: Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2018 Tertinggi Dalam 4 Tahun/ocky anugrah mahesa
http://finansial.klikpositif.com/baca/45607/bps--pertumbuhan-ekonomi-tahun-2018-tertinggi-dalam-4-
tahun
Pemberdayaan masyarakat petani dan menyusuri/ravik karsidi
https://core.ac.uk/download/pdf/12345698.pdf