KEKUATAN INOVASI
Disusun oleh ;
NAMA : DINA AULIA
NPM : 20103162201026
DOSEN PENGAMPU : Dr.Adi Putra.SP.M.E
A. LatarBelakang.....................................................................................................2
B. Rumusan Masalah...............................................................................................3
C. Tujuan Penulisan................................................................................................3
BAB 2 TUJUAN TEORI
A. Kesimpulan..........................................................................................................12
B. Saran ...................................................................................................................12
C. Daftar Pustaka ....................................................................................................13
1
BAB I
LATAR BELAKANG
2
terampil yang diyakini mampu menjadikan perekonomian di Indonesia memiliki daya
saing dan menjadikan
perekonomian negara menjadi lebih bersinergis dalam perekonomian
dunia.Agribisnis merupakan salah satu cara yang paling tepat untuk membuka lahan
pekerjaan baru bagi masyarakat di Indonesia yang mayoritas masyarakatnya bermata
pencaharian sebagai petani,serta agribisnis juga dapat mengurangi angka pengangguran
di negara Indonesia.
Agribisnis merupakan cara yang sangat tepat untuk memperbaiki perekonomian
di Indonesia yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani.
Selain itu bisnis ini juga sangat pas dengan keadaan negara Indonesia karena negara
Indonesia merupakan negara agraris. Untuk lebih meningkatkan kualitas sumber daya
yang ada baik itu sumber daya alam maupun sumber daya manusia bisnis ini diharapkan
akan lebih meningkatkan kualitas pertanian dan sumber daya yang ada agar menjadi
lebih baik lagi dibandingkan sebelumnya. Selain itu agribisnis juga diharapkan
menjadikan masyarakat untuk lebih terampil dalam memanfaatkan lahan kosong
menjadi lebih produktif dan mengembangkan ketrampilan masyarakat dalam bidang
pertanian.
Dipihak lain karena proses pengolahan hasil-hasil pertanian untuk berbagai
keperluan membutuhkan teknologi yang semakin canggih dan skala yang besar agar
ekonomis, maka kegiatan ini pun didominasi oleh sektor industri pengolahan. Melalui
proses pengolahan, produk-produk pertanian menjadi lebih beragam penggunaan dan
pemasarannyapun menjadi lebih mudah (storable and transportable) sehingga dapat
diekspor. Pada tahap ini pembagian kerja di dalam kegiatan pertanian menjadi semakin
jelas, yaitu: kegiatan budidaya (farming) sebagai kegiatan pertanian dalam arti sempit,
kegiatan produksi sarana pertanian (farm supplies) sebagai industri hulu dan kegiatan
pengolahan komoditi pertanian sebagai industri hilir. Spesialisasi fungsional dalam
kegiatan pertanian seperti yang telah dikemukakan diatas meliputi seluruh kegiatan
usaha yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan pertanian dan
keseluruhannya disebut sistem "Agribisnis'.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana prospek pengembangan agribisnis di Indonesia ?
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk lebih mengembangkan agribisnis sebagai
bisnis dalam masyarakat karena agribisnis sangat sesuai dengan kondisi Indonesia yang
merupakan negara agraris yang memiliki lahan pertanian yang sangat luas. Agribisnis
merupakan bisnis yang sangat tepat bagi negara Indonesia yang sebagian besar
3
masyarakatnya bermatapencaharian sebagai petani. Selain itu, negara Indonesia yang
merupakan negara agraris juga mendukung untuk dikembangkannya agribisnis
guna memperbaiki perekonomian di Indonesia yang selama ini berada dalam kondisi
yang sangat memprihatinkan. Dengan agribisnis masyarakat diharapkan akan dapat lebih
berkembang dengan kemampuannya dibidang pertanian sehingga menjadikan masyarakat
menjadi sumber daya manusia yang lebih berkarya. Sehingga masyarakat dapat mensulap
lahan yang tadinya tidak memiliki nilai guna menjadi lahan yang lebih produktif dan
memberikan keuntungan bagi masyarakat yang akhirnya dapat membantu meningkatkan
kesejahteraan dan menjadikan perekonomian mereka menjadi lebih baik lagi
dibandingkan dengan sebelumnya.
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
Kata Agribisnis berangkat dari kata Agribusiness, dimana Agri=Agriculture artinya pertanian
dan Business berarti usaha atau kegiatan yang berorientasi profit. Jadi secara
sederhana Agribisnis (agribusiness) adalah usaha atau kegiatan pertanian serta apapun yang
terkait dengan pertanian berorientasi profit. Istilah “agribusines” untuk pertama kali dikenal
oleh masyarakat Amerika Serikat pada tahun 1955, ketika John H. Davis menggunakan
istilah tersebut dalam makalahnya yang disampakan pada "Boston Conference on
Disiribution". Kemudian John H. Davis dan Ray Goldberg kembali lebih
memasyarakatkan agribisnis melalui buku mereka yang berjudul "A Conception of
Agribusiness" yang terbit tahun 1957 di Harvard University. Ketika itu kedua penulis
bekerja sebagai guru besar pada Universitas tersebut. Tahun 1957, itulah dianggap oleh
para pakar sebagai tahun kelahiran dari konsep agribisnis. Dalam buku tersebut, Davis
dan Golberg mendefinisikan agribisnis sebagai berikut: "The sum total of all operation
involved in the manufacture and distribution of farm supplies: Production operation on
5
farm: and the storage, processing and distribution of farm commodities and items made
from them"
2.2 Agribisnis Sebagai Suatu Sistem
Secara konsepsional sistem agribisnis dapat diartikan sebagai semua aktifitas,
mulai dari pengadaan dan penyaluran sarana produksi (input) sampai dengan pemasaran
produk-produk yang dihasilkan oleh usaha tani serta agroindustri, yang saling terkait
satu sama lain. Dengan demikian sistem agribisnis merupakan suatu sistem yang terdiri
dari berbagai subsistem yaitu:
2.2.1 Agroindustri Hulu
Meliputi pengadaan sarana produksi pertanian antara lain terdiri dari benih, bibit,
makanan ternak, pupuk , obat pemberantas hama dan penyakit, lembaga kredit, bahan
bakar, alat-alat, mesin, dan peralatan produksi pertanian. Pelaku-pelaku kegiatan
pengadaan dan penyaluran sarana produksi adalah perorangan, perusahaan swasta,
pemerintah, koperasi. Betapa pentingnya subsistem ini mengingat perlunya keterpaduan
dari berbagai unsur itu guna mewujudkan sukses agribisnis. Industri yang meyediakan
sarana produksi pertanian disebut juga sebagai agroindustri hulu (upstream).
6
2.2.3 Agroindustri Hilir meliputi Pengolahan dan Pemasaran produk
pertanian dan olahannya
Dalam subsistem ini terdapat rangkaian kegiatan mulai dari pengumpulan
produk usaha tani, pengolahan, penyimpanan dan distribusi. Sebagian dari produk yang
dihasilkan dari usaha tani didistribusikan langsung ke konsumen didalam atau di luar
negeri. Sebagian lainnya mengalami proses pengolahan lebih dahulu kemudian
didistribusikan ke konsumen. Pelaku kegiatan dalam subsistem ini ialah pengumpul
produk, pengolah, pedagang, penyalur ke konsumen, pengalengan dan lain-lain. Industri
yang mengolah produk usahatani disebut agroindustri hilir (downstream). Peranannya
amat penting bila ditempatkan di pedesaan karena dapat menjadi motor penggerak roda
perekonomian di pedesaan, dengan cara menyerap/mencipakan lapangan kerja sehingga
dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat pedesaan.
2.2.4 Subsistem jasa layanan pendukung agribisnis
7
di dalam
negeri biasanya memberikan di atas 12 persen. Oleh karena itu
dalam rangka mendukung pengembangan agribisnis dan
agroindustri di dalam negeri pembentukan bank khusus untuk
pertanian sangat tepat. Bank pertanian ini diharapkan dapat
meningkatkan investasi di bidang pertanian khususnya agribisnis
dan agroindustri. Misalkan, Thailand memiliki Bank
9
2.4 Peran Agribisnis Dalam Pembangunan Nasional
Undang-Undang (UU) No. 17 tahun 2007 tentang RPJPN tahun 2005-2025,
menyatakan bahwa visi pembangunan nasional tahun 2005- 2025 adalah: Indonesia yang
Mandiri, Maju, Adil dan Makmur. Untuk mewujudkan visi pembangunan nasional
tersebut ditempuh melalui delapan misi yang mencakup: mewujudkan masyarakat
berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya dan beradab berdasarkan falsafah
Pancasila, mewujudkan bangsa yang berdaya saing, mewujudkan masyarakat demokratis
berlandaskan hukum, mewujudkan Indonesia aman, damai dan bersatu, mewujudkan
pemerataan pembangunan dan berkeadilan, mewujudkan Indonesia asri dan lestari,
mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat dan
berbasiskan kepentingan nasional, dan mewujudkan Indonesia berperan penting dalam
pergaulan dunia internasional.
10
Bruto). Sampai saat ini non-migas menyumbang sekitar 90 persen
PDB, dan
agribisnis merupakan penyumbang terbesar dalam PDB non-migas.
Peranan agribisnis dalam penyerapan tenaga kerja. Karakteristik
teknologi yang digunakan dalam agribisnis bersifat akomodatif
terhadap keragaman kualitas tenaga kerja sehingga tidak
mengherankan agribisnis menjadi penyerap tenaga kerja nasional
yang terbesar.
2.4.2 Peranan agribisnis dalam perolehan devisa. selama ini selain
ekspor migas, hanya agribisnis yang mampu memberikan net-
ekspor secara konsisten. Peranan agribisnis dalam penyediaan
bahan pangan. Ketersediaan berbagai ragam dan kualitas pangan
dalam jumlah pada waktu dan tempat yang terjangkau
masyarakat merupakan prasyarat penting bagi keberhasilan
pembangunan di Indonesia. Peranan agribisnis dalam
mewujudkan pemerataan hasil pembangunan (equity).
Pemerataan pembangunan sangat ditentukan oleh ‘teknologi’
yang digunakan dalam menghasilkan output nasional, yaitu
apakah bias atau pro terhadap faktor-faktor produksi yang
dimiliki oleh rakyat banyak. Saat ini faktor produksi yang
banyak dimiliki oleh sebagian besar rakyat adalah sumber daya
lahan, flora dan fauna, serta sumber daya manusia. Untuk
mewujudkan pemerataan di Indonesia perlu digunakan
‘teknologi’ produksi output nasional yang banyak menggunakan
sumber daya tersebut, yaitu
agribisnis.
2.4.3 Peranan agribisnis dalam pelestarian lingkungan. Kegiatan
agribisnis yang berlandaskan pada pendayagunaan
keanekaragaman ekosistem di seluruh tanah air memiliki potensi
melestarikan lingkungan hidup. Agribisnis memiliki keterkaitan
sektoral yang tinggi. Keterkaitan antara sektor agribisnis dengan
sektor lain dapat dilihat dari aspek keterkaitan produksi,
keterkaitan konsumsi, keterkaitan investasi, dan keterkaitan
fiskal. Berdasarkan sifat keterkaitan maka dikenal
11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Maka dapat disimpulkan bahwa Agribisnis sebagai suatu sistem, bukan sebagai
sektor karena jika tidak ada salah satu sub sistemnya maka agribisnis tidak akan
berjalan. Susbsistem agribisnis itu sendiri ialah Hulu, Usahatani, Hilir dan
Kelembagaan. Dan disimpulkan pula bahwa dalam perekonomian Indonesia, agribisnis
berperan penting sehingga mempunyai nilai strategis. Peran strategis agribisnis itu
adalah sebagai berikut :
1. Sektor agribisnis merupakan penghasil makanan pokok penduduk.
Peran ini tidak dapat disubstitusi secara sempurna oleh sektor ekonomi
lainnya, kecuali apabila impor pangan menjadi pilihan.
2. Peranan agribisnis dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto).
Sampai saat ini non-migas menyumbang sekitar 90 persen PDB, dan
agribisnis merupakan penyumbang terbesar dalam PDB non-migas.
Peranan agribisnis dalam penyerapan tenaga kerja. Karakteristik
teknologi yang digunakan dalam agribisnis bersifat akomodatif terhadap
keragaman kualitas tenaga kerja sehingga tidak mengherankan
agribisnis menjadi penyerap tenaga kerja nasional yang terbesar.
3.2. Saran
Indonesia sebaiknya mengembangkan bisnis agribisnis di semua daerah karena
sebagian besar penduduk Indonesia bermatapencaharin sebagai petani.Untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki Indonesia dalam bidang pertanian sebaiknya
perlu diadakan penyuluhan kepada masyarakat tentang agribisnis agar agribisnis
menjadi lebih dikenal dalam masyarakat dan masyarakat nantinya diharapkan akan
12
menggunakan sistem agribisnis tersebut.Para petani juga diharapkan dapat lebih
mengembangkan
pertaniannya sehingga akan menjadikan mereka menjadi lebih kreatif dalam
mengolah lahan serta lahan mereka menjadi lebih roduktif lagi sehingga memberikan
manfaat bagi masyarakat dan nantinya dapat menyumbangkan kontribusinya bagi
negara.
13