Anda di halaman 1dari 22

PENGEMBANGAN AGRIBISNIS yang DIGERAKAN OLEH

KEKUATAN INOVASI

Disusun oleh ;
NAMA : DINA AULIA
NPM : 20103162201026
DOSEN PENGAMPU : Dr.Adi Putra.SP.M.E

FAKULTAS EKONOMI PEMBANGUNAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAMBI
DAFTAR ISI

BAB 1 LATAR BELAKANG

A. LatarBelakang.....................................................................................................2
B. Rumusan Masalah...............................................................................................3
C. Tujuan Penulisan................................................................................................3
BAB 2 TUJUAN TEORI

A. Landasan Pengembangan Agribisbis di Indonesia..........................................5


B. Agribisnis Sebagai Suatu Sistem.......................................................................6
C. Kaitan dan Ruang Lingkup Agribisnis.............................................................9
D. Peranan Agribisnis Dalam Pembangunan Nasional........................................10
BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan..........................................................................................................12
B. Saran ...................................................................................................................12
C. Daftar Pustaka ....................................................................................................13

1
BAB I

LATAR BELAKANG

1.1. Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang sangat berpotensi dalam bidang pertaniaannya
dengan sagala inovasi dan kekayaan yang ada. Akan tetapi dalam kenyataannya para
petani di Indonesia belum bisa mengoptimalkan pertaniannya menjadi lebih berkembang
lagi karena keterbatasan pengetahuan dalam bidang pertanian.Untuk
mengoptimalkannya maka agribisnislah yang sangat tepat sebagai pilihan agar
menjadikan pertanian di Indonesia menjadi lebih baik lagi dan memperbaiki nasib para
petani yang selama ini masih sangat memprihatinkan.Agribisnis memiliki kontribusi
yang sangat baik
Indonesia merupakan negara agraris yang saat ini sedang dilanda oleh krisis
ekonomi yang mengakibatkan perekonomian di Indonesia menjadi terpuruk. Hal ini juga
mengakibatkan meningkatnya angka kemiskinan, tingkat pengangguaran yang makin
tinggi, serta ketimpangan ekonomi yang menimbulkan sederet masalah ekonomi yang
cukup serius yang saat ini melanda Indonesia.

Walaupun negara Indonesia merupakan negara agraris, akan tetapi sebagian


besar kekayaan tersebut belum dapat dimanfaatkan sepenuhnya oleh masyarakat karena
masih kurangnya pemahaman dan masih banyak masyarakat yang tidak tertarik dengan
agribisnis. Padahal agribisnis dapat menjadi bisnis yang mampu menjadikan
perekonomian negara Indonesia lebih baik lagi. Agribisnis merupakan suatu strategi
yang aling tepat untuk membangun ekonomi negara yang mengintegrasikan
pembangunan pertanian (perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan) dengan
pembangunan industri pertanian serta sektor-sektor jasa yang terkait didalamnya
sehingga dapat membantu memecahkan masalah perekonomian yang melanda Indonesia
karena dengan strategi agribisnis dapat menciptakan lapangan kerja baru yang dapat
membantu mengurangi angka pengangguran di Indonesia. Strategi pembangunan sistem
agribisnis yang bercirikan yaitu berbasis pada pemberdayagunaan keanekaragaman
sumber daya yang ada disetiap daerah serta dapat memberikan kontribusi terhadap
keragaman kualitas sumber daya manusia yang dimiliki.Selain itu agribisnis juga
mengandalkan sumberdaya alam dan teknologi serta sumber daya manusia yang

2
terampil yang diyakini mampu menjadikan perekonomian di Indonesia memiliki daya
saing dan menjadikan
perekonomian negara menjadi lebih bersinergis dalam perekonomian
dunia.Agribisnis merupakan salah satu cara yang paling tepat untuk membuka lahan
pekerjaan baru bagi masyarakat di Indonesia yang mayoritas masyarakatnya bermata
pencaharian sebagai petani,serta agribisnis juga dapat mengurangi angka pengangguran
di negara Indonesia.
Agribisnis merupakan cara yang sangat tepat untuk memperbaiki perekonomian
di Indonesia yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani.
Selain itu bisnis ini juga sangat pas dengan keadaan negara Indonesia karena negara
Indonesia merupakan negara agraris. Untuk lebih meningkatkan kualitas sumber daya
yang ada baik itu sumber daya alam maupun sumber daya manusia bisnis ini diharapkan
akan lebih meningkatkan kualitas pertanian dan sumber daya yang ada agar menjadi
lebih baik lagi dibandingkan sebelumnya. Selain itu agribisnis juga diharapkan
menjadikan masyarakat untuk lebih terampil dalam memanfaatkan lahan kosong
menjadi lebih produktif dan mengembangkan ketrampilan masyarakat dalam bidang
pertanian.
Dipihak lain karena proses pengolahan hasil-hasil pertanian untuk berbagai
keperluan membutuhkan teknologi yang semakin canggih dan skala yang besar agar
ekonomis, maka kegiatan ini pun didominasi oleh sektor industri pengolahan. Melalui
proses pengolahan, produk-produk pertanian menjadi lebih beragam penggunaan dan
pemasarannyapun menjadi lebih mudah (storable and transportable) sehingga dapat
diekspor. Pada tahap ini pembagian kerja di dalam kegiatan pertanian menjadi semakin
jelas, yaitu: kegiatan budidaya (farming) sebagai kegiatan pertanian dalam arti sempit,
kegiatan produksi sarana pertanian (farm supplies) sebagai industri hulu dan kegiatan
pengolahan komoditi pertanian sebagai industri hilir. Spesialisasi fungsional dalam
kegiatan pertanian seperti yang telah dikemukakan diatas meliputi seluruh kegiatan
usaha yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan pertanian dan
keseluruhannya disebut sistem "Agribisnis'.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana prospek pengembangan agribisnis di Indonesia ?
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk lebih mengembangkan agribisnis sebagai
bisnis dalam masyarakat karena agribisnis sangat sesuai dengan kondisi Indonesia yang
merupakan negara agraris yang memiliki lahan pertanian yang sangat luas. Agribisnis
merupakan bisnis yang sangat tepat bagi negara Indonesia yang sebagian besar
3
masyarakatnya bermatapencaharian sebagai petani. Selain itu, negara Indonesia yang
merupakan negara agraris juga mendukung untuk dikembangkannya agribisnis
guna memperbaiki perekonomian di Indonesia yang selama ini berada dalam kondisi
yang sangat memprihatinkan. Dengan agribisnis masyarakat diharapkan akan dapat lebih
berkembang dengan kemampuannya dibidang pertanian sehingga menjadikan masyarakat
menjadi sumber daya manusia yang lebih berkarya. Sehingga masyarakat dapat mensulap
lahan yang tadinya tidak memiliki nilai guna menjadi lahan yang lebih produktif dan
memberikan keuntungan bagi masyarakat yang akhirnya dapat membantu meningkatkan
kesejahteraan dan menjadikan perekonomian mereka menjadi lebih baik lagi
dibandingkan dengan sebelumnya.

4
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1. Landasan Pengembangan Agribisnis di Indoensia


2.1.1. Menurut Onong Uchjana Effendi. 1993; Soekarno, 1996;
Colin Coulson-Thomson 1999
Membagun sistem agribisnis merupakan suatu strategi pembangunan ekonomi
yang mengintegrasikan pembangunan pertanian, industri, dan jasa. Sosialisasi paradigma
seperti ini sangat penting karena peradigma pembangunan yang berkembang selama ini
adalah pembangunan ekonomi harus secerpat mungkin beralih dari pertanian ke industri
dan kemudian ke sektor jasa, sehingga semakin menurun kontribusi pertanian dalam
pendapatan nasional (tanpa memperdulikan jumlah penduduk yang terlibat di
dalamnya) dianggap sebagai kemajuan ekonomi.
2.1.2. Menurut UU No. 25 tahun 1999 dan PP 25 tahun 2000 tentang
pelaksanaan Otonomi Daaerah.
Dari segi ekonomi, esensi Otonomi Daerah adalah mempercepat pembangunan
ekonomi daerah dengan mendayagunakan sumberdaya yang tersedia di setiap daerah,
yang tidak lain adalah sumberdaya di bidang agribinsis.

2.1.3 Pengertian Agribisnis

Kata Agribisnis berangkat dari kata Agribusiness, dimana Agri=Agriculture artinya pertanian
dan Business berarti usaha atau kegiatan yang berorientasi profit. Jadi secara
sederhana Agribisnis (agribusiness) adalah usaha atau kegiatan pertanian serta apapun yang
terkait dengan pertanian berorientasi profit. Istilah “agribusines” untuk pertama kali dikenal
oleh masyarakat Amerika Serikat pada tahun 1955, ketika John H. Davis menggunakan
istilah tersebut dalam makalahnya yang disampakan pada "Boston Conference on
Disiribution". Kemudian John H. Davis dan Ray Goldberg kembali lebih
memasyarakatkan agribisnis melalui buku mereka yang berjudul "A Conception of
Agribusiness" yang terbit tahun 1957 di Harvard University. Ketika itu kedua penulis
bekerja sebagai guru besar pada Universitas tersebut. Tahun 1957, itulah dianggap oleh
para pakar sebagai tahun kelahiran dari konsep agribisnis. Dalam buku tersebut, Davis
dan Golberg mendefinisikan agribisnis sebagai berikut: "The sum total of all operation
involved in the manufacture and distribution of farm supplies: Production operation on

5
farm: and the storage, processing and distribution of farm commodities and items made
from them"
2.2 Agribisnis Sebagai Suatu Sistem
Secara konsepsional sistem agribisnis dapat diartikan sebagai semua aktifitas,
mulai dari pengadaan dan penyaluran sarana produksi (input) sampai dengan pemasaran
produk-produk yang dihasilkan oleh usaha tani serta agroindustri, yang saling terkait
satu sama lain. Dengan demikian sistem agribisnis merupakan suatu sistem yang terdiri
dari berbagai subsistem yaitu:
2.2.1 Agroindustri Hulu

Meliputi pengadaan sarana produksi pertanian antara lain terdiri dari benih, bibit,
makanan ternak, pupuk , obat pemberantas hama dan penyakit, lembaga kredit, bahan
bakar, alat-alat, mesin, dan peralatan produksi pertanian. Pelaku-pelaku kegiatan
pengadaan dan penyaluran sarana produksi adalah perorangan, perusahaan swasta,
pemerintah, koperasi. Betapa pentingnya subsistem ini mengingat perlunya keterpaduan
dari berbagai unsur itu guna mewujudkan sukses agribisnis. Industri yang meyediakan
sarana produksi pertanian disebut juga sebagai agroindustri hulu (upstream).

2.2.2 Usaha tani

Usaha tani menghasilkan produk pertanian berupa bahan pangan, hasil


perkebunan, buah-buahan, bunga dan tanaman hias, hasil ternak, hewan dan ikan.
Pelaku kegiatan dalam subsistem ini adalah produsen yang terdiri dari petani, peternak,
pengusaha tambak, pengusaha tanaman hias dan lain-lain. Terdapat beberapa pengertian
Usaha Tani yaitu :
1. Menurut Bachtiar Rivai (1980) usahatani adalah organisasi dari
alam, kerja dan modal yang ditujukan kepada produksi di
lapangan pertanian.
2. Menurut A.T.Mosher (1966) usahatani adalah sebagian dari
permukaan bumi di mana seorang petani, sebuah keluarga tani
atau badan usaha lainnya bercocok tanam atau memelihara
ternak.
3. Menurut J.P.Makeham dan R.L.Malcolm (1991) usahatani (farm
management) adalah cara bagaimana mengelola kegiatan-
kegiatan pertanian.

6
2.2.3 Agroindustri Hilir meliputi Pengolahan dan Pemasaran produk
pertanian dan olahannya
Dalam subsistem ini terdapat rangkaian kegiatan mulai dari pengumpulan
produk usaha tani, pengolahan, penyimpanan dan distribusi. Sebagian dari produk yang
dihasilkan dari usaha tani didistribusikan langsung ke konsumen didalam atau di luar
negeri. Sebagian lainnya mengalami proses pengolahan lebih dahulu kemudian
didistribusikan ke konsumen. Pelaku kegiatan dalam subsistem ini ialah pengumpul
produk, pengolah, pedagang, penyalur ke konsumen, pengalengan dan lain-lain. Industri
yang mengolah produk usahatani disebut agroindustri hilir (downstream). Peranannya
amat penting bila ditempatkan di pedesaan karena dapat menjadi motor penggerak roda
perekonomian di pedesaan, dengan cara menyerap/mencipakan lapangan kerja sehingga
dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat pedesaan.
2.2.4 Subsistem jasa layanan pendukung agribisnis

Subsistem jasa layanan pendukung agribisnis atau supporting institution adalah


semua jenis kegiatan yang berfungsi untuk mendukung dan melayani serta mengembangkan
kegiatan sub-sistem hulu, sub-sistem usaha tani, dan sub-sistem hilir. Lembaga-lembaga yang
terkait dalam kegiatan ini adalah penyuluh, konsultan, keuangan, dan penelitian. Lembaga
penyuluhan dan konsultan memberikan layanan informasi yang dibutuhkan oleh petani dan
pembinaan teknik produksi, budidaya pertanian, dan manajemen pertanian. Untuk lembaga
keuangan seperti perbankan, model ventura, dan asuransi yang memberikan layanan keuangan
berupa pinjaman dan penanggungan risiko usaha (khusus asuransi). Sedangkan lembaga
penelitian baik yang dilakukan oleh balai-balai penelitian atau perguruan tinggi memberikan
layanan informasi teknologi produksi, budidaya, atau teknik manajemen mutakhir hasil
penelitian dan pengembangan. Berikut adalah penjelasan mengenai jasa dan layanan pendukung
agribisnis :
2.2.5 Lembaga Perkreditan
Untuk mengembangkan agribisnis perlu adanya dukungan
modal dari lembaga perkreditan. Kendala yang sering dialami
dalam usaha agribisnis adalah kurangnya modal atau investasi
perbankan. Investasi ini sangat menentukan bagi pengembangan
agribisnis. Bank Dunia menyebutkan bahwa selayaknya
agribisnis dan agroindustri diberi bunga lebih kecil dari 12
persen. Apabila agribisnis dan agroindustri diberikan bunga di
atas 12 persen maka tidak layak. Misalnya, rata-rata bank umum

7
di dalam
negeri biasanya memberikan di atas 12 persen. Oleh karena itu
dalam rangka mendukung pengembangan agribisnis dan
agroindustri di dalam negeri pembentukan bank khusus untuk
pertanian sangat tepat. Bank pertanian ini diharapkan dapat
meningkatkan investasi di bidang pertanian khususnya agribisnis
dan agroindustri. Misalkan, Thailand memiliki Bank

of Agriculture, yaitu bank khusus untuk pertanian dan koperasi.


Bank memaklumi bahwa pertanian sangat tergantung pada
kondisi alam sehingga dalam memberikan kredit bank sudah
memperhitungkan resiko dari kegiatan pertanian.Untuk
mengembangkan sektor pertanian bantuan melalui subsidi
sangat penting. Sebaiknya subsidi diberikan agar lebih efisien.
Subsidi melalui perbankan inilah yang dapat diharapkan dapat
dikembangkan, yaitu subsidi yang diwujudkan dalam bentuk
kredit kepada petani atau pengusaha agribisnnis dan
agroindustri.Chili mempunyai Foundation of Chili, yaitu badan
yang dibentuk oleh pemerintah untuk mendukung swasata dalam
kegiatan penelitian dan pengembangan, latihan dan informasi
pasar. Dana untuk kegiatan badan ini dihimpun dari perusahaan
dan pemerintah. Hasilnya dalam tempo 17 tahun Chili berubah
dari negara pengimpor buah dan sayur, menjadi negara
pengekspor buah-buahan dan saturan.Pengembangan agribisnis
bukan saja merupakan kepentingan sektor pertanian akan tetapi
sektor lainnya. Pendekatan yang selama ini ditekankan untuk
meningkatkan daya saing menghadapi pasar global melalui
efisiensi di berbagai bidang merupakan langkah terbaik. Akan
tetapi dalam kenyataannya, dukungan tersebut tidak sejalan
dengan insentif pengembangan yang dilakukan oleh perbankan.
Kredit penyaluran perbankan dibanding sektor lainnya
merupakan jumlah terkecil.
2.2.6 Penanaman Modal

Lembaga yang menagani adalah Departemen terkait dengan


bidang usha masing-masing dan Badan Koordinasi Penanaman
Modal (BKPM). Prosedur penanaman modal telah disusun oleh
8
masing-masing Departemen terkait dan BKPM. Selai itu
terdapat pula suatu daftar bidang usaha yang tetutup bagi
penanaman modal dan bidang usaha yang dicadangkan bagi
golongan ekonomi lemah. Dari berbagai peraturan dan
perundangan penanaman modal yang ada, 75 persen lebih
bersifat regulating, sedangkan yang bersifat facilitating hanya 25
persen.
2.2.7 Komisi Kerja
Terbentuknya komisi kerja tetap Departemen Pertanian di
tingkat pusat yang melakukan penyerasian rencana
pengembangan agroindustri melalui identifikasi peluang usaha
secara terpadu menurut wilayah dan jenis komoditas. Di tingkat
daerah, seluruh kanwil Departemen Pertanian dan Diperindag
bertugas sebagai unsur pembina pelaksana pengembangan
agribisnis di wilayah masing-masing di bawah koordinasi
Gubernur.

2.3 Kaitan-Kaitan Dan Ruang Lingkup Agribisnis


Kaitan-kaitan ini mengundang para pelaku agribisnis untuk melakukan
kegiatannya dengan berpedoman pada “4-Tepat” (yaitu: tepat waktu, tempat, kualitas, dan
kuantitas), atau dengan istilah lain yaitu “3 Tas” (yaitu: kualitas, kuantitas, dan
kontinuitas). Kehadiran dan peranan lembaga-lembaga penunjang sangat dibutuhkan
dalam hal ini, misalnya kelancaran transportasi, ketersediaan permodalan dan peraturan-
peraturan pemerintah. Dengan pendekatan sistem tersebut di atas, orientasi pembangunan
mencakup seluruh aspek di dalam sistem agribisnis yang dilaksanakan secara terpadu,
dengan memperhatikan kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Ada lima
bidang yang merupakan Ruang lingkup Agribisnis meliputi :
1. Pertanian
2. Perkebunan
3. Peternakan
4. Perikanan
5. Kehutanan

9
2.4 Peran Agribisnis Dalam Pembangunan Nasional
Undang-Undang (UU) No. 17 tahun 2007 tentang RPJPN tahun 2005-2025,
menyatakan bahwa visi pembangunan nasional tahun 2005- 2025 adalah: Indonesia yang
Mandiri, Maju, Adil dan Makmur. Untuk mewujudkan visi pembangunan nasional
tersebut ditempuh melalui delapan misi yang mencakup: mewujudkan masyarakat
berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya dan beradab berdasarkan falsafah
Pancasila, mewujudkan bangsa yang berdaya saing, mewujudkan masyarakat demokratis
berlandaskan hukum, mewujudkan Indonesia aman, damai dan bersatu, mewujudkan
pemerataan pembangunan dan berkeadilan, mewujudkan Indonesia asri dan lestari,
mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat dan
berbasiskan kepentingan nasional, dan mewujudkan Indonesia berperan penting dalam
pergaulan dunia internasional.

Untuk pelaksanaan pembangunan sistem agribisnis dirancang dengan melibatkan


lembaga ekonomi dan lembaga penunjang lain seperti lembaga ekonomi masyarakat.
Lembaga ekonomi masyarakat ini kemudian akan menunjang subsistem agribisnis,
kegiatan usaha tani, penyedia informasi, layanan jasa, serta penerapan teknologi pertanian.
Lebih jelas lagi agribisnis disini diarahkan pada agroindustri, sehingga nantinya akan
menghasilkan nilai tambah yang lebih bagi komoditi pertanian. Dampak lebih lanjut
adalah efek multiplier yang menciptakan peluang-peluang usaha baru. Untuk itu dalam
upaya pemberdayaan masyarakat sektor ini harus jadi sasaran utama. Sedangkan dalam
penguatan ekonomi rakyat agribisnis merupakan syarat keharusan (necessary condition),
yang menjamin iklim makro yang kondusif bagi pengembangan ekonomi rakyat yang
sebagian besar berada pada kegiatan ekonomi berbasis pertanian.

Untuk penguatan ekonomi rakyat secara nyata, diperlukan syarat kecukupan


berupa pengembangan organisasi bisnis yang dapat merebut nilai tambah yang tercipta
pada setiap mata rantai ekonomi dalam kegiatan agribisnis. Maka dapat disimpulkan
bahwa dalam perekonomian Indonesia, agribisnis berperan penting sehingga mempunyai
nilai strategis. Peran strategis agribisnis itu adalah sebagai berikut :
2.4.1 Sektor agribisnis merupakan penghasil makanan pokok
penduduk.
Peran ini tidak dapat disubstitusi secara sempurna oleh sektor
ekonomi lainnya, kecuali apabila impor pangan menjadi pilihan.

Peranan agribisnis dalam pembentukan PDB (Produk Domestik

10
Bruto). Sampai saat ini non-migas menyumbang sekitar 90 persen
PDB, dan
agribisnis merupakan penyumbang terbesar dalam PDB non-migas.
Peranan agribisnis dalam penyerapan tenaga kerja. Karakteristik
teknologi yang digunakan dalam agribisnis bersifat akomodatif
terhadap keragaman kualitas tenaga kerja sehingga tidak
mengherankan agribisnis menjadi penyerap tenaga kerja nasional
yang terbesar.
2.4.2 Peranan agribisnis dalam perolehan devisa. selama ini selain
ekspor migas, hanya agribisnis yang mampu memberikan net-
ekspor secara konsisten. Peranan agribisnis dalam penyediaan
bahan pangan. Ketersediaan berbagai ragam dan kualitas pangan
dalam jumlah pada waktu dan tempat yang terjangkau
masyarakat merupakan prasyarat penting bagi keberhasilan
pembangunan di Indonesia. Peranan agribisnis dalam
mewujudkan pemerataan hasil pembangunan (equity).
Pemerataan pembangunan sangat ditentukan oleh ‘teknologi’
yang digunakan dalam menghasilkan output nasional, yaitu
apakah bias atau pro terhadap faktor-faktor produksi yang
dimiliki oleh rakyat banyak. Saat ini faktor produksi yang
banyak dimiliki oleh sebagian besar rakyat adalah sumber daya
lahan, flora dan fauna, serta sumber daya manusia. Untuk
mewujudkan pemerataan di Indonesia perlu digunakan
‘teknologi’ produksi output nasional yang banyak menggunakan
sumber daya tersebut, yaitu
agribisnis.
2.4.3 Peranan agribisnis dalam pelestarian lingkungan. Kegiatan
agribisnis yang berlandaskan pada pendayagunaan
keanekaragaman ekosistem di seluruh tanah air memiliki potensi
melestarikan lingkungan hidup. Agribisnis memiliki keterkaitan
sektoral yang tinggi. Keterkaitan antara sektor agribisnis dengan
sektor lain dapat dilihat dari aspek keterkaitan produksi,
keterkaitan konsumsi, keterkaitan investasi, dan keterkaitan
fiskal. Berdasarkan sifat keterkaitan maka dikenal

11
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Maka dapat disimpulkan bahwa Agribisnis sebagai suatu sistem, bukan sebagai
sektor karena jika tidak ada salah satu sub sistemnya maka agribisnis tidak akan
berjalan. Susbsistem agribisnis itu sendiri ialah Hulu, Usahatani, Hilir dan
Kelembagaan. Dan disimpulkan pula bahwa dalam perekonomian Indonesia, agribisnis
berperan penting sehingga mempunyai nilai strategis. Peran strategis agribisnis itu
adalah sebagai berikut :
1. Sektor agribisnis merupakan penghasil makanan pokok penduduk.
Peran ini tidak dapat disubstitusi secara sempurna oleh sektor ekonomi
lainnya, kecuali apabila impor pangan menjadi pilihan.
2. Peranan agribisnis dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto).
Sampai saat ini non-migas menyumbang sekitar 90 persen PDB, dan
agribisnis merupakan penyumbang terbesar dalam PDB non-migas.
Peranan agribisnis dalam penyerapan tenaga kerja. Karakteristik
teknologi yang digunakan dalam agribisnis bersifat akomodatif terhadap
keragaman kualitas tenaga kerja sehingga tidak mengherankan
agribisnis menjadi penyerap tenaga kerja nasional yang terbesar.

Peranan agribisnis dalam perolehan devisa.selama ini selain ekspor


migas, hanya agribisnis yang mampu memberikan net-ekspor secara
konsisten. Peranan agribisnis dalam penyediaan bahan pangan.
Ketersediaan berbagai ragam dan kualitas pangan dalam jumlah pada
waktu dan tempat yang terjangkau.

3.2. Saran
Indonesia sebaiknya mengembangkan bisnis agribisnis di semua daerah karena
sebagian besar penduduk Indonesia bermatapencaharin sebagai petani.Untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki Indonesia dalam bidang pertanian sebaiknya
perlu diadakan penyuluhan kepada masyarakat tentang agribisnis agar agribisnis
menjadi lebih dikenal dalam masyarakat dan masyarakat nantinya diharapkan akan
12
menggunakan sistem agribisnis tersebut.Para petani juga diharapkan dapat lebih
mengembangkan
pertaniannya sehingga akan menjadikan mereka menjadi lebih kreatif dalam
mengolah lahan serta lahan mereka menjadi lebih roduktif lagi sehingga memberikan
manfaat bagi masyarakat dan nantinya dapat menyumbangkan kontribusinya bagi
negara.

3.3. DAFTAR PUSTAKA

Colin Coulson-Thomson. 1999. ‘Public Relations, Pedoman Praktis Untuk PR’


(Terjemahan). Bumi Aksara, Jakarta.
Onong Uchjana Effendi. 1993. ‘Human Raltions and Public Relations’. Penerbit
Mandar Maju, Bandung.
http://makalahsistemagribisnis.blogspot.co.id/2015/06/makalah-sistem-agribisnis.html
http://spbfarm.blogspot.co.id/2015/08/potensi-agribisnis-di-indonesia.html

13

Anda mungkin juga menyukai