Anda di halaman 1dari 115

LAPORAN AKHIR

MANAJEMEN AGRIBISNIS

DISUSUN OLEH

NAMA : KHOERUN NISSA


NIM : C1G 017 102
KELAS :B

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2019
i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, taufik,
dan hidayahnya sehingga Laporan Tetap Praktikum Manajemen Agribisnis ini dapat
diselesaikan dengan tepat waktu. Sholawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi kita, Nabi
Muhammad SAW.
Serta tidak lupa diucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi
membantu dalam penyusunan laporan ini. Semoga dengan adanya makalah ini, baik praktikan
maupun pembaca bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat mengenai Laporan Tetap Praktikum
Manajemen Agribisnis.
Dalam penulisan laporan ini, disadari bahwa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun isinya, mengingat akan kemampuan yang dimiliki. Oleh karena itu, kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun sangat diharapkan, sehingga dapat memperbaiki
laporan ini agar kedepannya dapat menjadi lebih baik.

Mataram, 18 Januari 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………………………. i


KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….………...ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………. iii
ACARA I. PERKEMBANGAN DAN PERAN AGRIBISNIS DI INDONESIA………………. 2
ACARA II. PERAN DAN TANTANGAN AGRIBISNIS PADA ERA GLOBALISASI DAN
REVOLUSI INDUSTRI 4.0 …………………………………………………………………….... 6
ACARA III. KOMODITAS UNGGUL DI NTB ……………………………………………… 22
ACARA IV. KOPERASI UNIT DESA ……………………………………………………......... 35
ACARA V. INVENTARISIR POTENSI AGRIBISNIS NUSA TENGGARA BARAT …...... 46
ACARA VI. ILMU EKONOMI UNTUK MANAJER ………………………………………… 61
ACARA VII. KLIPPING ISU AGRIBISNIS …………………………………………….…….. 69
ACARA VIII. MANAJEMEN PRODUKSI DALAM AGRIBISNIS ………………….……. 102
ACARA IX. PROBLEM SOLVING ………………………………………………………..…. 110

iii
ACARA I. PERKEMBANGAN DAN PERAN AGRIBISNIS DI
INDONESIA

1
Perkembangan Dan Peran Agribisnis Di Indonesia

A. Agribisnis di Indonesia
Kegiatan agribisnis telah ada sejak sebelum adanya Pembangunan Jangka Panjang (PJP) I. Akan
tetapi kegiatan utamanya adalah Agribisnis Usahatani yg lebih dikenal dgn istilah pertanian. Dalam
PJP I, kegiatan Pertanian semakin maju sehingga mampu mendorong agroindustri dan perdagangan.
Hal ini seolah-olah agroindustri dan perdagangan menyesuaikan diri dgn pertanian. Dalam PJP ini,
Ujung tombak pengembangan agribisnis adalah usahatani. Sedangkan dalam PJP II ujung
tombaknya non usahatani, yaitu agroindustri dan perdagangan. Pada saat sekarang posisi antara
usahatani dan non usahatani seimbang (50%, 50%). Jadi, agroindustri dan perdagangan sbg ujung
tombak pengembangan agribisnis masih dlm tahap belajar.
Kegiatan pertanian pada PJP I lebih menekankan untuk menjual dan memproses apa yg
dihasilkan.. Jadi, hanya produksi yg dikembangkan. Pada PJP II kegiatannya produksi untuk dpt
dijual, Yaitu produksinya menyesuaikan dgn permintaan Industri dan agroindustri.
B. Perkembangan Agribisnis
Pembangunan sistem Agribisnis bukan saja sebagai pendekatan baru pembangunan, tetapi perlu
dijadikan penggerak utama (grand strategy) Pembangunan Indonesia secara keseluruhan. Hal ini
didasarkan Karena alasan berikut :
1. Amanat Konstitusi dan landasan politis
2. Sektor Pertanian memberi sumbangan yg besar pd PDB
3. Sektor Pertanian merupakan sebagian besar mata pencaharian penduduk indonesia.
4. Sektor Pertanian mampu menyediakan keragaman menu pangan sehingga mempengaruhi
konsumsi & gizi masyarakat.
5. Sektor Pertanian mampu mendukung sektor industri
6. Sektor Pertanian merupakan salah satu penyumbang Devisa
Fase perkembangan Agribisnis
 Faze Konsolidasi (1967-1978) Pada fase ini sektor pertanian tumbuh 3,39%, lebih banyak
disebabkan kinerja subsektor tanaman pangan dan perkebunan yg tumbuh 3,58% dan 4,53%.
Tiga kebijakan yg penting pada fase ini adalah (Intensifikasi) ialah penggunaan teknologi,
(Ekstensifikasi) atau perluasan area yg mengkoversi hutan tdk produktif, (Diversifikasi)
adalah penganekaragaman usaha agribisnis untuk menambah pendapatan rumah tangga
petani.
 Fase Tumbuh Tinggi (1978-1986) Pada periode ini perkembangan agribisnis sektor
pertanian tumbuh lebih dari 5,7 %. Peningkatan produksi pangan, perkebunan, perikanan,

2
peternakan hampir mencapai angka produksi 6,8 % dan puncaknya mencapai swasembada
pangan.
 Fase Dekonstruksi (1986-1997) Pada fase ini sektor pertanian mengalami kontraksi
pertumbuhan di bawah 3,4 % pertahun, berbeda dgn tahun sebelumnya. Hal ini terjadi
karena mengalami pengacuhan oleh perumusan kebijakan akibat anggapan keberhasilan
swasembada pangan telah menimbulkan persepsi pengembangan agribisnis akan bergulir
dengan sendirinya.
 Fase Krisis (1997-2001) Meskipun sektor pertanian menjadi penyelamat ekonomi indonesia
karena limpahan lonjakan nilai tukar dollar yg dinikmati komoditas ekspor sektor pertanian
terutaman perkebunan & perikanan. Daya tahan sektor pertanian tdk cukup kuat karena
harus menanggung dampak krisis untuk menyerap limpahan tenaga kerja sektor informal
dan perkotaan.
 Fase Desentralisasi (2001-sekarang) Transisi politik dan periode Desentralisasi ekonomi
menimbulkan banyaknya perda dan terlalu banyaknya penyimpangan administratif/korupsi
yang terjadi di daerah dan banyaknya biaya tambahan dalam berhubungan dgn birokrasi
pemerintahan (survey LPEM-FEUI).

C. Peran Agribisnis Dalam Era Pembangunan


Memberikan sumbangan yang nyata sistem Agribisnis bagi perekonomian Indonesia dalam bentuk :
1. Hasil Produksi Pertanian.
2. Pasar.
3. Faktor Produksi.
4. Kesempatan Kerja
5. Sumbangan hasil produksi : Swasembada Beras sejak tahun 1984.
6. Sumbangan pasar : Besarnya pangsa pasar domestik yang mendukung daya beli masy.
Pedesaan.
7. Sumbangan Faktor Produksi : penyediaan tenaga kerja, modal, bahan baku industri.
8. Sumbangan kesempatan kerja : tingginya daya serap tenaga kerja.
9. Pada akhir PJP II, diharapkan transformasi struktur agribisnis, dari on-farm activities
menjadi off-farm activities
10. Transformasi ekonomi dari basis pertanian ke ekonomi basis industri menempatkan
Indonesia menjadi negara bercorak agribisnis (agro-base industry: industri minyak sawit,
industri kayu lapis dan sejenisnya).
11. Peran agribisnis di masa datang tetap penting sbg penyedia pendapatan nasional & lapangan
kerja.

3
D. Pengembangan Agribisnis
 Kegiatan agribisnis strategis bagi rakyat untuk memenuhi kebutuhan pangan, pakaian.
 Produk Agribisnis sulit di substitusi oleh produk lain.
 Bila tergantung pada impor agribisnis negara lain, maka negara akan lumpuh.
Kegiatan Agribisnis berkaitan dengan isu pokok :
 Masalah Lingkungan hidup
 Peningkatan dan pemerataan pendapatan
 Kesempatan kerja.
 Pengembangan sistem agribisnis menjadi tuntutan logis dalam perkembangan keadaan
perekonomian.
Perkembangan permintaan terhadap produk pertanian tidak hanya dalam jumlah, tapi juga dalam
hal :
 Keragaman jenis
 Peningkatan mutu
 Kontinuitas jumlah
 Kesesuaian tempat
 Kemasan
 Pengangkutan
 Mekanisme Pemasaran
 Kesesuaian Waktu

4
ACARA II. PERAN DAN TANTANGAN AGRIBISNIS PADA ERA
GLOBALISASI DAN REVOLUSI INDUSTRI 4.0

5
A. PELUANG DAN TANTANGAN AGRIBISNIS ATAU PERTANIAN INDONESIA
MEMASUKI ERA GLOBALISASI
1) Pengertian Globalisasi
Globalisasi atau penyejagatan adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan
peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia
melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain
sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit. Globalisasi adalah suatu proses di mana
antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan
memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas Negara.
Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah
universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu
(benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah
Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working
definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya
sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh
bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru
atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya
masyarakat.
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-
negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya.
Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang paling
mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan
negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi
cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-
bidang lain seperti budaya dan agama. Theodore Levitte merupakan orang yang pertama kali
menggunakan istilah Globalisasi pada tahun 1985.
Globalisasi mencakup lima unsur penting, yaitu: 1) globalisasi dalam perdagangan, yaitu
dengan adanya AFTA, APEC, dan WTO; 2) globalisasi investasi, dimana modal akan mengalir ke
tempat yang memberi banyak keuntungan; 3) globalisasi industri, dimana suatu barang tidak hanya
diproduksi pada suatu tempat akan tetapi dibanyak tempat; 4) globalisasi teknologi, terutama
teknologi di bidang informasi, telekomunikasi, transportasi, dan sebagainya; dan 5) globalisasi
konsumsi, dimana terjadi peralihan dari pemenuhan kebutuhan (needs) kepada pemenuhan
permintaan (wants). Dengan demikian terjadi reduksi kedaulatan ekonomi suatu negara oleh
konvensi internasional.

6
Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi
di dunia:
 Perubahan dalam Konstantin ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti telepon
genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian
cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan
banyak hal dari budaya yang berbeda.
 Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai
akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan
multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO).
 Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film,
musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan
mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam
budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.
 Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional,
inflasi regional dan lain-lain.

Globalisasi pertanian secara kausalistik muncul sebagai respon atas tesis Malthus (1766-
1834). Ini merupakan perwujudan dari idiologi kapitalistik yang berkarakter efisiensi (profit
maxization), competition for gain, freedom, un-security, dan un-sustainability (sementara) yang
eksis dalam naungan prudence atau the invisible hand (Adam Smith). Un-security inilah yang
mendorong revolusi industri, pencarian dan penaklukkan, imperialisme atau kolonialisme di dunia,
dan penemuan lewat rekayasa genetik. Pada dasarnya, un-security-lah yang melandasi semangat
evolusi, dan social darwinisme.
Globalisasi telah berdampak luas pada pertanian di negara-negara dunia ketiga.
Ketimpangan, kemiskinan, dan ketergantungan pada berbagai input luar adalah bukti konkritnya.
Pencabutan subsidi, privatisasi sumberdaya dan institusi pemerintah, longgarnya kran impor sebagai
prasyarat untuk ekspor, lenyapnya berbagai sumberdaya dan budaya lokal, membiasnya
pemberdayaan, dan mandegnya inovasi merupakan dampak langsung dari globalisasi. Lemahnya
kondisi internal dan kuatnya cengkraman internasional merupakan sinergi penghancuran kearifan
lokal di negara dunia ketiga.

2) Dampak Globalisasi
Adanya globalisasi membawa konsekuensi bagi negara-negara di dunia. Konsekuensi yang
pasti terjadi adalah terjadi peningkatan tantangan dengan semakin meningkatnya persaingan. Selain
itu, peluang perdagangan semakin terbuka dengan semakin dihapusnya hambatan-hambatan

7
perdagangan. Manfaat globalisasi secara umum bagi perdagangan bebas adalah meningkatnya total
perdagangan dunia.
Globalisasi telah berdampak luas pada pertanian di negara-negara dunia ketiga.
Ketimpangan, kemiskinan, dan ketergantungan pada berbagai input luar adalah bukti konkritnya.
Pencabutan subsidi, privatisasi sumberdaya dan institusi pemerintah, longgarnya kran impor sebagai
prasyarat untuk ekspor, lenyapnya berbagai sumberdaya dan budaya lokal, membiasnya
pemberdayaan, dan mandegnya inovasi merupakan dampak langsung dari globalisasi. Lemahnya
kondisi internal dan kuatnya cengkraman internasional merupakan sinergi penghancuran kearifan
lokal di negara dunia ketiga.
Dampak yang tidak diinginkan juga muncul jika produk-produk yang diperdagangkan pada
posisi lemah dan tidak memiliki daya saing. Selain itu, distribusi perdagangan dunia tergantung dari
tingkat kesiapan suatu negara dalam memanfaatkan peluang yang ada, karena tujuan globalisasi
adalah tercapainya ”the same level of playing field”.
Pengalaman Indonesia membuka pasar dan melakukan pengurangan subsidi membawa
dampak sebagai berikut (Sawit dalam Oktaviani, 2005). Impor pangan meningkat pesat setelah
tahun 2000 bila dilihat dari IDR (Import Dependency Ratio), yaitu meningkat sekitar 2 kali lipat
dibandingkan sebelum tahun 1998. Secara rinci, IDR pada tahun 2003 untuk komoditas padi
menjadi sebesar 10%, jagung sebesar 20%, kedelai sebesar 55% dan gula sebesar 50%. Hal ini
akan menyebabkan resiko ketahanan pangan menjadi keningkat dimana Indonesia menjadi sangat
tergantung pada pangan impor. Kenyataan ini juga membahayakan dari segi penyerapan tenaga
kerja karena sebagian besar penduduk sangat bergantung pada sektor pertanian.
Selain, Indonesia, negara-negara berkembang lainnya juga mengalami berbagai hal yang
merugikan dengan semakin terbukanya negara tersebut dalam perdagangan internasional. Di
negara-negara berkembang, dengan dibukanya pasar dan pengurangan subsidi terjadi beberapa hal
seperti merosotnya pembangunan perdesaan, melambungkan total anggaran penyediaan pangan,
tidak berkurangnya jumlah orang miskin, melemahnya ketahanan pangan, beralihnya negara dari
negara pengekspor menjadi negara pengimpor, merosotnya harga hampir semua komoditas
pertanian, khususnya pangan, dan tidak membaiknya kondisi persaingan negara tersebut di pasar
internasional.
Hal tersebut dapat terjadi karena terbukanya pasar yang terlalu liberal (radicalliberalization)
dan pengurangan bantuan domestik juga terlalu radikal. Akibatnya, kebijakan yang dibuat menjadi
terperangkap dengan Structural Adjustment programs. Pada prakteknya, Indonesia tidak
menyiapkannya secara terencana dan baik adanya liberalisasi, sehingga pemerintah tidak bebas lagi
dalam menentukan kebijakan. Keuntungan ekspor hanya sampai pelabuhan, sedangkan kegiatan
lainnya seperti pengangkutan, bank, dan asuransi diambil oleh negara maju.
8
Hal ini berarti, globalisasi yang dijalankan saat ini masih belum bisa menciptakan Equal
Playing Field. Adanya perbedaan tingkat pembangunan ekonomi, perbedaan infrastruktur dasar,
sumberdaya manusia dan teknologi menyebabkan kondisi tersebut masih jauh dari yang diharapkan.
Perlakuan khusus dan berbeda-beda (Special and Differential Treatment) untuk negara-negara
berkembang kebanyakan kurang berguna karena belum adanya obligasi negara-negara maju untuk
membantu negara berkembang, dan akses pasar untuk negara-negara maju juga masih tinggi
(turunnya relatif kecil, tingkat tarif tahun dasar negara maju masih tinggi). Ini dibuktikan dengan
semakin meningkatnya dukungan domestik di negara-negara maju. Pada prakteknya, negara-negara
maju hanya memindahkan subsidi dari satu Box ke Box lain (terutama Blue Box).
Globalisasi pasti akan dihadapi seluruh negara di dunia yang membutuhkan negara lain
untuk memenuhi kebutuhan negaranya. Meskipun produk-produk pertanian Indonesia masih belum
siap menghadapi globalisasi, terdapat kesepahaman negara-negara di dunia bahwa produk-produk
pertanian (agribisnis) merupakan produk perdagangan yang penting baik secara empiris maupun
politis (political will) sehingga membutuhkan perlindungan. Diperlukan penyelarasan kebijakan
(harmony and conformity) sehingga menciptakan non-diskriminasi perdagangan. Perlindungan
terhadap kepentingan domestik dimaksudkan untuk meminimalkan kerugian. Pemanfaatan peluang
untuk meningkatkan manfaat menjadi penting demi kepentingan domestik.
Perlindungan terhadap kepentingan domestik diberikan oleh beberapa negara negara maju
kepada para petaninya dan dalam jumlah yang sangat besar. Dukungan tersebut diberikan dalam
berbagai bentuk, antara lain: subsidi produksi, kemudahan kredit, dukungan pengembangan
teknologi, subsidi harga, pembelian pemerintah untuk stok (yang kemudian dijual dengan harga
lebih rendah), dan sebagainya. Berbagai bentuk dukungan tersebut telah menyebabkan harga jual
produk petani negara maju dapat lebih rendah dengan kualitas yang lebih tinggi dan kuantitas yang
lebih banyak, lebih kontinyu. Dukungan domestik tersebut kemudian juga dikaitkan dengan subsidi
ekspor, seperti misalnya pendanaan bantuan pangan, yang memungkinkan petani negara maju
memiliki pasar yang pasti akibat peran serta pemerintah yang sangat intensif. Bantuan domestik
terhadap faktor produksi lahan dan modal bahkan tidak menyebabkan perubahan harga output
sehingga dapat dibolehkan dalam kesepakatan WTO.

3) Peluang dan Tantangan Yang Dihadapi Oleh Pertanian Indonesia Memasuki Era
Globalisasi
a. Tantangan Pemasaran Global
Dalam konteks globalisasi, intensitas dan lingkup kompetisi sangat kompetitif dan Iuas.
Pesaing yang dihadapi sebuah perusahaan tidak lagi datang dari kawasan atau wilayah
geografis setempat, tetapi raksasa global dari mancanegara hadir untuk saling berebut pasar.

9
b. Persaingan Pasar yang Semakin Kompetitif
Sektor pertanian Indonesia dihadapkan pada persaingan pasar yang semakin kompetitif,
ditengah dinamika perubahan lingkungan strategis internasional. Ratifikasi berbagai
kesepakatan internasional, memaksa setiap negara membuka segala rintangan perdagangan
dan investasi, serta membuka kran ekspor-impor seluas-luasnya. Hal tersebut akan
mendorong persaingan pasar yang semakin ketat, sebagai akibat integrasi pasar
regional/internasional terhadap pasar domestik. Praktek perdagangan bebas yang cenderung
menghilangkan perlakukan non-tariff barrier telah berdampak besar terhadap sektor
pertanian Indonesia, baik di tingkat mikro maupun di tingkat makro. Di tingkat mikro,
liberalisasi perdagangan ini sangat terkait dengan efisiensi, produktivitas dan skala usaha.
Sedangkan di tingkat makro, kebijakan pemerintah sangat diperlukan untuk melindungi
petani produsen dan masyarakat konsumen. Pada kenyataannya kelompok negara maju lebih
berhasil dalam mengamankan petaninya agar tetap bergairah berproduksi. Sementara
negara-negara berkembang relatif kurang berhasil memproteksi petani produsen dan
masyarakat konsumen.
c. Bagaimana Meningkatkan Daya Saing Komoditas Pertanian
Tantangan sektor pertanian Indonesia ke depan yang harus dihadapi adalah bagaimana
meningkatkan daya saing komoditas pertanian dengan karakteristik yang sesuai keinginan
konsumen dan memiliki daya saing yang tinggi, baik di pasar domestik ataupun pasar
ekspor. Pengembangan daya saing dan ekspansi pasar komoditas ekspor tradisional harus
lebih ditingkatkan, terutama pengembangan produk olahan pertanian. Di samping
pengembangan komoditas dan produk pertanian baru yang memiliki permintaan pasar yang
tinggi harus segera dirintis dan diwujudkan.
d. Adanya Proses Desentralisasi
Tantangan lain yang muncul adalah adanya proses desentralisasi telah menyebabkan
tugas pemberian dukungan yang sebelumnya sepenuhnya berada pada pemerintah pusat, saat
ini juga telah diemban oleh pemerintah daerah. Pada kenyataannya, masih banyak
pemerintah daerah yang belum sepenuhnya mengembangkan sistem dukungan yang efektif
bagi kegiatan pertanian. Hal ini dapat dilihat antara lain dalam kegiatan penyuluhan yang
saat ini seharusnya telah dikembangkan pada tingkat pemerintah daerah kabupaten belum
terlaksana optimal

4) Strategi Perusahaan Pertanian Menghadapi Globalisasi


a. Aliansi Strategik Global dengan Lini yang Luas

10
Yaitu perjanjian kerjasama antara perusahaan yang bukan pesaing atau pesaing satu
sama lain. Tujuannya antara lain adalah untuk: alat memasuki pasar asing, membagi beban
fixed costs dan resiko pembuatan produk baru, saling melengkapi skill dan assets
(distinctive competencies), mengatasi hambatan hukum dan perdagangan, memperluas
lingkup operasi yang ada, mengurangi resiko dan biaya memasuki pasar baru. Dalam
lingkungan global yang baru dengan persaingan yang lebih besar atas produk dan pilihan,
pilihan yang semakin banyak, kemitraan bukan hanya merupakan suatu pilihan perencanaan
melainkan juga kebutuhan strategis.
b. Strategi Korporasi
Perhatian utama setrategi korporasi ialah mengenali era bisnis di mana perusahaan harus
memusatkan perhatian untuk beroperasi dan bersaing untuk maksimisasi profit dalam jangka
panjang, antara lain perusahaan dapat memusatkan perhatian hanya pada satu area bisnis,
keuntungan utama bila konsentrasi pada satu area bisnis ialah agar dapat memanfaatkan
seluruh sumber daya untuk sukses bersaing di bisnis yang di pilih. Strategi ini terutama
sesuai untuk industri yang tumbuh cepat yang membutuhkan sumber daya besar dan prospek
laba besar. perusahaan dapat juga melakukan diversifikasi ke beberapa bisnis lainnya.
c. Analisis Lingkungan Eksternal
Selain mengetahui peluang yang menarik di lingkungannya, unit bisnis pelu juga
memiliki keahlian tertentu yang menarik dilingkungannya, unit bisnis perlu juga memiliki
keahlian tertentu supaya berhasil memanfaatkan peluang tersebut. Tiap-tiap unit bisnis harus
mengevaluasi kekuatan dan kelemahannya secara priodik.
d. Analisis Lingkungan Internal
Lingkungan internal (Lingkungan dalam perusahaan). Analisa lingkungan internal
dalam organisasi bertujuan untuk menilai atau mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan
dari masing-masing devisi seperti : Produksi, riset dan pengembangan (R&D), pemasaran,
distribusi, perencanaan, keuangan, administrasi, sunber daya manusia (SDM).
e. Strategi Tingkat Bisnis
Business level strategy adalah langkah yang ditempuh oleh para manager dalam
memanfaatkan sumberdaya dan kompetensi perusahaan untuk menciptakan keunggulan
kompetitif terhadap suatu persaingan didalam industri. Dasar perumusan BLS adalah
kebutuhan pelanggan (apa yang diinginkan), kelompok pelanggan (siapa yang
membutuhkan) dan distinctive competencies (kompetensi yang menonjol) untuk merespon
kebutuhan pelanggan.
f. Strategi Fokus

11
Memfokuskan pada segmen pasar tertentu; perusahaan melakukan sepesialisasi.
Misalnya pasar “orang kaya”, petualang, vegetarian, mobil balap, mobil angkutan dan lain
sebagainya.
g. Strategi Internasional
Menciptakan nilai dimata internasional dengan mentransfer skill dan produk bernilai
tinggi, produk yang khas dibuat di Negara asal dan di jual di Negara lain. Strategi ini hanya
sesuai bila pasar asing tidak memiliki distinct competency, dan tekanan untuk reduksi harga
dan respon lemah. Bila tekanan meningkat strategi ini menjadi tidak sesuai.
h. Strategi Multidomestik
Mengupayakan respon lokal maksimal, menyesuaikan produk pada kondisi-kondisi
lokal. Strategic multidomestik cenderung membentuk semua fungsi dan cenderung memiliki
biaya tinggi, cocok dipakai bila ada tekanan berat untuk respon lokal tetapi tekanan reduksi
biaya kecil.
i. Restructuring strategy
Strategi menciutkan scope perusahaan dengan meningkatkan area bisnis tertentu.

j. Strategi Akuisi
Bila perusahaan tidak memiliki kompetensi untuk bersaing; membeli perusahaan yang
sudah berada di dalam industri dan memiliki kompetensi yang dibutuhkan. Akuisi
dipandang kurang beresiko di banding internal new ventures, karena ada data kinerja
perusahaan yang diakuisi. Akuisi sesuai untuk industri dimana barriers to entry sangat
tinggi. Pada dasarnya semua strategi dalam dunia bisnis bertujuan untuk memenangkan
bisnis dari persaingan, merebut pasar dan meningkatkan pertumbuhan.

5) Antisipasi terhadap Globalisasi


Ada beberapa hal yang perlu diantisipasi pada era global sekarang ini dan masa mendatang
khususnya dalam bidang pertanian, antara lain:

1. Pentingnya penguasaan teknologi dan informasi. Aspek ini berjalan begitu cepat dan
pengaruhnya dapat dilihat di berbagai aspek kehidupan. Oleh karena itu, sektor pertanian perlu
dibangun dengan memanfaatkan teknologi (dan informasi ini) guna menuju pertanian modern
(Ciri pertanian modern dibandingkan dengan pertanian konvensional disajikan di lampiran).
2. Meningkatnya jumlah key players di sektor pertanian. Akibatnya sektor pertanian bukan
menjadikan sektor yang ditangani oleh Departemen Pertanian, tetapi oleh banyak

12
Departemen, seperti Departemen Perdagangan, Perhubungan, Keuangan dan sebagainya. Di
sini perlunya koordinasi yang baik di antara lembaga-lembaga tersebut. Di tingkat bawah
juga demikian, urusan pertanian bukan saja urusan petani saja, tetapi juga memerlukan
partisipasi pedagang, Pemerintah Daerah, instansi yang menyalurkan sarana produksi, yang
mengatur irigasi, yang membeli produk pertanian, dan sebagainya. Makin majunya
teknologi dan informasi dan makin modernnya sektor pertanian, maka dinamika
koordinasi/kerja sama antar lembaga dan produsen menjadi faktor kritis.
3. Meningkatnya perubahan preferensi konsumen pada produk-produk pertanian. Perubahaan
preferensi konsumen perlu diantisipasi secara cepat. Misalnya, konsumen buah kates atau
mangga, kalau dahulu menghendaki ukuran yang besar, namun kini ukuran kecil.
4. Perubahan harga yang cepat karena munculnya key players baru di perdagangan produk-
produk pertanian. Kini peran Vietnam dan China menjadi aktif di Asia ini. Australia kini
memproduksi pertanian tropis seperti mangga, nanas, dan sebagainya.
5. Menyempitnya lahan pertanian. Bahkan di Indonesia, masalahnya bukan saja semakin
menyempitnya lahan pertanian, namun ketergantungannya produk pangan di Jawa (60%
lebih) pada luas daratan yang hanya sekitar 7%. Jumlah petani kecil (petani yang menguasai
kurang dari 0,5 ha) menjadi semakin bertambah.
6. Meningkatnya kesadaran kesehatan menyebabkan perubahan kualitas produk pertanian.
Dengan semakin sadarnya konsumen akan kesehatan, maka produk pertanian harus bisa
mengantisipasi. Produk yang bebas pestisida, kini banyak diminati konsumen.
7. Perubahan iklim/cuaca yang kini mulai sulit diprediksi. Di sini produsen perlu pandai-
pandai mengantisipasinya. Tentu saja juga perlu ada bantuan dari lembaga yang menangani
masalah cuaca dan perubahannya.
8. Pembiayaan usahatani yang sudah terlanjur mahal karena ekonomi biaya tinggi. Upaya-
upaya efisiensi sangat diperlukan, usahatani bebas pestisida atau usahatani modem yang
menggunakan sedikit input bisa dikembangkan (seperti hydroponics atau aeroponics).

Dari uraian singkat di atas, maka pertanian masa depan di Indonesia yang mampu
mengantisipasi perubahan yang cepat pada era global adalah pertanian yang sebagian besar
diusahakan di lahan sempit yang menggunakan teknologi modern, produknya mempunyai nilai
tambah yang tinggi, produk yang dijual sebaiknya produk dari upaya diversifikasi produk yang
vertikal maupun yang horisontal (misal: tanaman ubi kayu tidak dijual umbinya), namun produk
derivative-nya, yaitu kripik ubi (cassava creekers), dan produk pertanian yang menguntungkan dan
mempunyai prospek pasar.

13
B. PELUANG DAN TANTANGAN AGRIBISNIS ATAU PERTANIAN INDONESIA
MEMASUKI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0
Dunia saat ini telah memasuki era revolusi industri yang ke-empat atau disebut juga Industri
4.0, ditandai dengan penggunaan mesin-mesin otomasi yang terintegrasi dengan jaringan internet.
Revolusi Industri 4.0 adalah sebuah usulan dari pemerintah Jerman yang mempromosikan
komputerisasi dalam bidang manufaktur.

Internet of things sangat erat hubungannya dengan Revolusi Industri 4.0 karena IoT adalah
unsur utama dalam revolusi industri 4.0. IoT berpengaruh dalam berbagai macam industri seperti
manufaktur, logistik, kesehatan, tata kota, rumah, pertanian, bahkan industri otomotif. Fungsi utama
IoT pada dasarnya sebagai data miner. IoT bekerja mencari dan mengumpulkan berbagai data dari
lapangan yang nantinya akan diolah menjadi data yang lebih bermanfaat.

 Peluang
Keberadaan revolusi industri 4.0 (IoT) membuka peluang terhadap pengembangan kegiatan
pertanian. Konsep pengembangan pertanian yang banyak dikembangkan pada saat ini adalah
konsep pertanian cerdas, atau yang biasa juga disebut smart farming atau precision agriculture.
Konsep ini merujuk pada penerapan TIK pada bidang pertanian. Tujuan utama penerapan
terknologi tersebut adalah untuk melakukan optimasi berupa peningkatan hasil (kualitas dan
kuantitas) dan efisiensi penggunaan sumber daya.
Pada sebuah seminar di Amerika, yang di adakan oleh National Science Foundation, seorang
tokoh dari industri pertanian AS, Lance Donny mengatakan bahwa sensor murah, cloud computing
dan aplikasi pintar berpotensi untuk meningkatkan produksi pertanian dunia. Ini akan membantu
penyediaan pangan untuk penduduk bumi yang pada tahun 2050 akan mencapai 9, 6 miliar jiwa.
Sekarang penduduk bumi berada pada angka 7,5 miliar jiwa.
Dengan penduduk sebesar 9,6 miliar jiwa tersebut, dibutuhkan kenaikan produksi bahan pokok
sebesar 1 ton per hektar lahan di seluruh dunia. Produksi rata - rata per hektar lahan pada tahun
2050 harus mencapai 2,5 ton. Amerika sendiri saat ini sudah di atas rata - rata ini, yaitu sebesar 2,7
ton per hektarnya. Namun rata - rata besar satu lahan pertanian di AS adalah 450 hektar,
bandingkan dengan Afrika yang hanya 2 hektar saja untuk satu lahan pertanian.
Lance mengatakan, dengan tersedian sensor , remote imaging yang murah maka pertanian
dengan skala besar yang menggunakan mesin alat berat tidak dibutuhkan lagi. Produktifitas yang
tinggi bisa dicapai dengan cara mendapatkan informasi cuaca, keadaan tanah, dan kebutuhan pasar
terhadap tanaman tertentu. Semua informasi ini diterima melalui handphone. Kebutuhan ini bisa
disediakan melihat perkembangan IoT dewasa ini.

14
Oleh karena itu, kekuatan internet of things cocok sekali di implementasikan pada bidang
pertanian ini. Berikut adalah karakteristik bidang pertanian, yang berpotensi sekali disentuh oleh
IoT:
1. Optimasi Produk
Saat ini, untuk optimasi produk pertanian analisa yang tepat terhadap situasi – situasi
tertentu seperti perkiraan cuaca atau lainnya lebih kritikal dibanding perluasan lahan. Untuk
menghasilkan keputusan yang tepat petani membutuhkan data real time tentang operasi dan
proses produksi. Teknologi wireless, GPS Sistem dan cloud bisa membantu petani untuk hal ini.
2. Penanggulangan Hama
Menemukan cara penanggulangan hama selain penggunaan pestisida sudah sejak lama
menjadi isu dibidang pertanian. Dari sisi komersial pencarian alternatif ini bertujuan untuk
menurunkan cost produksi. Namun dari sisi customer, trend penggunaan produk organik juga
semakin tinggi. Monitoring jumlah hama menggunakan sensor network bisa menjadi solusi.
Apabila sensor mendeteksi jumlah hama pengganggu terlalu tinggi, informasi ini bisa
disampaikan pada sistem otomatis pengontrol hama untuk diambil tindakan. Ini bisa
menggantikan penggunaan pestisida di beberap kasus.
3. Penggunaan Resources Secara Efektif
Resources utama pada pertanian adalah air dan unsur hara tanah. Komponen ini harus
digunakan secara efisien. Kekurangan air dan unsur hara tanah adalah musuh utama yang bisa
menyebabkan gagal panen. Sehingga penggunaannya harus di kelola dan di kontrol secara detil
dan tepat. Menggunakan kekuatan internet of things, petani bisa mengukur, dan mendeteksi dari
dini kekurangan komponen-kompenen utama dalam pertanian ini. Lalu secara efisien, bisa
mengelola penggunaan energi yang digunakan. Semuanya secara real time.
4. Optimasi Operasi Produksi
Beberapa operasi produksi pertaniannya adalah pemupukan, penyemprotan hama dan
panen. Semua kegiatan ini menggunakan mesin – mesin atau peralatan khusus. Menggunakan
internet of things petani bisa mengetahui secara real time posisi peralatan mereka. Dengan
adanya data tersebut mereka melakukan analisa dan menentukan dengan tepat dimana daerah
operasi produksi dengan efisien. Ini akan berdampak pada hasil pertanian mereka.

Berdasarkan uraian tersebut, untuk pertanian di Indonesia akan menjadi menarik sekali.
Mengingat lahan pertanian bukan menjadi faktor penentu lagi untuk meninggkatkan pertanian di
masa depan. Mesin - mesin mahal juga tidak akan jadi faktor untuk gain yang tinggi. Petani - petani
kelas kecil - menengah akan terbantu dengan penyediaan data - data yang dibutuhkan. Seperti
keadaan tanah dan kebutuhan pasar yang dikatakan oleh Lance. Infrastruktur IoT seperti cloud

15
computing, aplikasi, data center bisa disediakan oleh pemerintah. Ini bisa menjadi bagian dari
program smart governance atau smart cities dalam rangka penyediaan kebutuhan publik.

 Tantangan
Internet of things tentu saja hadir bukan tanpa tantangan, berbagai tantangan muncul
dikarenakan hadirnya maupun implementasi dari teknologi tersebut, khususnya dalam bidang
pertanian. Dengan hadirnya internet of things, robot akan semakin powerful dan memiliki
kemungkinan untuk mengganti peran manusia. Hal ini akan menimbulkan kesenjangan pada
masyarakat. Untuk implementasi teknologi IoT perlu diakui masih mahal. Hal ini dibuktikan
dengan kasus Tesla yang proses produksinya terlalu kompleks dikarenakan otomatisasi robot terlalu
canggih. Hal ini berakibat biaya yang dikeluarkan Tesla sangatlah besar. Di Indonesia sendiri,
tantangan yang dihadapi karena hadirnya IoT ini adalah kesiapan dari pengguna teknologi tersebut.
Kebanyakan para petani memiliki pendidikan yang rendah dan sulit menerima teknologi baru.

C. DAMPAK REVOLUSI INDUSTRI


Revolusi Industri tidak hanya memacu meningkatnya barang-barang produksi di Inggris namun
juga dapat mengubah struktur sosial kemasyarakatan. Perubahan ini menyentuh berbagai aspek
kehidupan sosial ekonomi, sistem politik, dan sistem kekuasaan.
Di bidang ekonomi
 Revolusi Industri telah menimbulkan peningkatan usaha industri dan pabrik secara besar-besaran
melalui proses mekanisasi. Dengan demikian, dalam waktu singkat dapat menghasilkan barang-
barang yang melimpah. Produksi barang menjadi berlipat ganda sehingga dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat yang lebih luas. Akibat pembuatan barang menjadi cepat, mudah, serta
dalam jumlah yang banyak sehingga harga menjadi lebih murah.
 Dengan penggunaan mesin-mesin maka biaya produksi menjadi relatif kecil sehingga harga
barang-barang pun relatif lebih murah. Hal ini membawa akibat perusahaan tradisional terancam
dan gulung tikar karena tidak mampu bersaing.
 Berkat peralatan komunikasi yang modern, cepat dan murah, produksi lokal berubah menjadi
produksi internasional. Pelayaran dan perdagangan internasional makin berkembang pesat.

Di bidang ketenagaaan
 Menjadikan posisi tenaga kerja buruh sebagai kelas yang tertindas. Mereka dikenal sebagai
kelompok proletariat, bekerja di pabrik dan menerima upah yang terlalu murah, bekerja sangat
lama, tidak ada jaminan sosial, serta hidupnya semakin sulit.
 Revolusi industri juga menghasilkan kaum tehnokrat atau tehnisi yang memegang peranan
penting dalam dunia industri. Karena tanpa kemahiran yang mereka miliki tentunya tidak ada
16
pabrik yang dapat berjalan atau bahkan didirikan. Kaum tehnisi memperoleh penghargaan tinggi
baik dalam arti materiil maupun status sosial namun mereka tidak ikut memainkan peran penting
dalam gerakan sosial dan politik yang sedang dan akan terjadi.

Di bidang sosial
 Terjadi perpindahan penduduk dari desa-desa ke daerah-daerah industri yang sebagian besar
terletak di Inggris barat laut. Ditinjau dari aspek sosial, terjadinya perubahan struktur
masyarakat. Sebelum lahirnya revolusi industri masyarakat Inggris merupakan masyarakat
feodal, raja beserta kaum bangsawan menempati strata teratas, sedangkan rakyat jelata yang
terdiri dari petani kecil, buruh, pengrajin, dan sebagainya merupakan lapisan bawah. Setelah
revolusi Industri muncul golongan baru, yaitu:
1. Golongan Aristokrat, kaum bangsawan yang meskipun masih terhormat namun peran
mereka dalam bidang ekonomi telah berkurang dan tersisi
2. Golongan Borjuis atau kapitalis, kelompok baru yang muncul. Mereka sebelumnya
merupakan para tuan tanah yang mengalihkan usahanya ke bidang industri, sebagian lagi
menjadi kaum pedagang yang memiliki modal besar dan para bankir. Golongan ini tidak
menguasai sebagian besar ekonomi negara namun menguasai bidang politik melalui Majelis
Rendah
3. Golongan Menengah ini terdiri dari para pegawai, pedagang kecil yang hidupnnya tidak
tergantung pada pertanian
4. Kaum Buruh Pabrik, jumlahnya semakin hari semakin besar. Mereka bernasib tidak baik,
upah mereka sangat ditentukan oleh para majikan
5. Petani Kecil, hidupnya semakin sulit karena peranan pertanian semakin merosot.

 Muncul sistem kerja pabrik dan timbul apa yang dinamakan buruh pabrik. Kaum borjuis yang
sebagian menjadi kaum industrialis semata-mata mencari dan memupuk kekayaan, mereka hanya
memperhatikan hal-hal yang menurut mereka dapat memperbesar keuntungan. Dalam hal ini
yang menjadi korban adalah kaum buruh karena mereka khawatir kehilangan sebagian
keuntungannya jika memperhatikan dan mengusahakan kesejahteraan kaum pekerja. Tenaga
murah sengaja dieksploitasi, para buruh dipaksa bekerja 10-18 jam sehari sesuai keinginan
majikan. Para majikan yang telah menjadi kaya dan melihat negaranya menjadi kuat dan
disegani berkat usaha mereka, tidak mengalami kesulitan dalam menemukan alasan-alasan
mengapa kaum buruh sedemikian keadaanya.
 Akibat makin meningkatnya arus urbanisasi ke kota-kota industri maka jumlah tenaga kerja
makin melimpah. Sementara itu, pabrik-pabrik banyak yang menggunakan tenaga mesin.

17
Dengan demikian, upah tenaga kerja menjadi murah. Selain itu, jaminan sosial pun berkurang
sehingga kehidupan mereka menjadi susah. Bahkan para pengusaha banyak memilih tenaga
buruh wanita dan anak-anak yang upahnya lebih murah.
 Munculnya revolusi sosial
Pada tahun 1820-an terjadi huru hara yang ditimbulkan oleh penduduk kota yang miskin dengan
didukung oleh kaum buruh. Gerakan sosial ini menuntut adanya perbaikan nasib rakyat dan
buruh. Akibatnya, pemerintah mengeluarkan undang-undang yang menjamin perbaikan nasib
kaum buruh dan orang miskin. Undang-undang tersebut, antara lain sebagai berikut:
1. Tahun 1832 dikeluarkan Reform Bill atau Undang-Undang Pembaharuan Pemilihan. Menurut
undang-undang ini, kaum buruh mendapatkan hak-hak perwakilan di dalam parlemen.
2. Tahun 1833 dikeluarkan Factory Act atau Undang-Undang Pabrik. Menurut undang-undang
ini, kaum buruh mendapatkan jaminan sosial. Di samping itu, undang-undang juga berisi
larangan pengunaan tenaga kerja anak-anak dan wanita di daerah tambang di bawah tanah.
3. Tahun 1834 dikeluarkan Poor Law Act atau Undang-Undang Fakir Miskin. Oleh karena itu,
didirikan pusat-pusat penampungan dan perawatan para fakir miskin sehingga tidak
berkeliaran.
4. Makin kuatnya sifat individualisme dan menipisnya rasa solidaritas. Dengan adanya Revolusi
Industri sifat individualitas makin kuat karena terpengaruh oleh sistem ekonomi industri yang
serba uang. Sebaliknya, makin menipisnya rasa solidaritas dan kekeluargaan.

Di bidang politik
 Munculnya gerakan sosialis
Kaum buruh yang diperlakukan tidak adil oleh kaum pengusaha mulai bergerak menyusun
kekuatan untuk memperbaiki nasib mereka. Mereka kemudian membentuk organisasi yang lazim
disebut gerakan sosialis. Gerakan sosialis dimotivasi oleh pemikiran Thomas Marusyang menulis
buku Otopia. Tokoh yang paling populer di dalam pemikiran dan penggerak paham sosialis
adalah Karl Marx dengan bukunya Das Kapital.
 Munculnya partai politik
Dalam upaya memperjuangkan nasibnya maka kaum buruh terus menggalang persatuan. Apalagi
dengan makin kuatnya kedudukan kaum buruh di parlemen mendorong dibentuknya suatu wadah
perjuangan politik, yakni Partai Buruh. Partai ini berhaluan sosialis. Di pihak pengusaha
menggabungkan diri ke dalam Partai Liberal.
 Munculnya imperialisme modern
Kaum pengusaha/kapitalis umumnya mempunyai pengaruh yang kuat dalam pemerintahan untuk
melakukan imperialisme demi kelangsungan industrialisasinya. Dengan demikian, lahirlah

18
imperialisme modern, yaitu perluasan daerah-daerah sebagai tempat pemasaran hasil industri,
mencari bahan mentah, penanaman modal yang surplus, dan tempat mendapatkan tenaga buruh
yang murah. Dalam hal ini, Inggris yang menjadi pelopornya.

19
DAFTAR PUSTAKA

https://beritamanado.com/tantangan-dan-peluang-sektor-pertanian-leading-sector-berdasarkan-
proyeksi-rapbn-2014-bag-iii/
https://economy.okezone.com/amp/2018/09/28/320/1956769/revolusi-industri-4-0-sektor-pertanian-
petani-gunakan-remote-control-saat-panen?page=2
https://id.wikipedia.org/wiki/Revolusi_Industri#Dampak
https://kolektortulisan.blogspot.com/2017/09/tantangan-perusahaan-pertanian-di-era.html
http://teknonetweb.blogspot.com/2015/09/potensi-internet-of-things-di-bidang.html?m=1
https://www.google.co.id/amp/s/warstek.com/2018/05/22/agri/amp/
https://www.google.co.id/amp/m.akurat.co/210425/pertanian-berkelanjutan-berbasis-revolusi-40-
mungkinkah
https://www.selasar.com/jurnal/42450/Meninjau-Kesiapan-Sektor-Agraria-Indonesia-dalam-
Menghadapi-Revolusi-Industri-4-0
Soekartawi. 2010. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Rajawali Pers. Jakarta.
Sundoro, Mohammad Hadi.2007. Dari Renaisans sampai Imperialisme Modern.Jember:University
Press.

20
ACARA III. KOMODITAS UNGGUL DI NTB

21
1. Komoditas jagung di NTB
Jagung adalah primadona baru di Nusa Tenggara Barat. Di setiap daerah, baik di Pulau
Lombok maupun Pulau Sumbawa, dengan mudah kita bisa menemukan ladang jagung. Jagung
menjadi komoditi unggulan bagi petani Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Menanam jagung,
pun dinilai tak begitu repot dibanding menanam kedelai. Apalagi nilai jual di tingkat pasaran
ekonomi, harga jagung terus melambung dan dapat memberikan harapan perubahan bagi hidup
petani.
Beragam benih jagung unggulan, juga menjadi daya tarik petani. Ada yang berbuah satu
ukuran besar, hingga bertongkol dua. Jika petani pun menggunakan benih bertongkol dua, maka
lahan satu hektar akan menjadi dua hektar. Ini dihitung berdasarkan satu tangkai jagung bertongkol
dua yang berarti bisa dua kali lipat dari satu hektar menjadi dua hektar (berdasarkan buah jagung).
Harga jagung pipilan kering di NTB dinilai cukup baik dan di atas rata-rata nasional. Harga
rata-rata Januari-Maret 2018 sebesar Rp3.620/kg. Berdasarkan kondisi ini, dapat dikatakan bahwa
kesejahteraan petani mulai terangkat dengan peningkatan harga di atas harga acuan yang ditetapkan
pemerintah.

2. Daya Saing Komoditas Unggul Jagung di NTB


Produksi jagung di NTB dari tahun ke tahun mengalami pengingkatan, pada tahun 2008
produksi jagung NTB mencapai 196.263 ton. Angka tersebut terus meningkat pada tahun
berikutnya yaitu 308.863 ton pada tahun 2009, 371.826 ton pada tahun 2010 dan 456.915 ton pada
tahun 2011. Perkembangan produksi jagung per Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel Produksi Jagung di Provinsi NTB dari Tahun 2008-2011
Produksi (Ton)/Tahun
No Kabupaten/Kota 2008 2009 2010 2011
1 Kota Mataram 129 14 - 11
2 Lombok Barat 15.309 15.000 21.476 16.987
3 Lombok Utara 14.000 16.638 28.852 30.896
4 Lombok Tengah 14.097 11.094 16.045 16.068
5 Lombok Timur 52.760 81.293 97.481 81.510
Pulau Lombok 96.295 124.039 163.326 145.472
6 Sumbawa Barat 5.516 10.690 18.533 27.249
7 Sumbawa 52.530 100.840 88.758 133.394
8 Dompu 13.203 24.396 40.798 88.222
9 Bima 25.598 45.263 56.306 55.045

22
10 Kota Bima 3.121 3.635 3.805 7.538
Pulau Sumbawa 99.968 184.824 208.200 311.443
Total NTB 196.263 308.863 371.826 456.915
Nilai strategis pengembangan jagung selain produksi yang mencapai 456.915 yang
mencapai nilai Rp.1.347.899.250 ternyata juga mampu melibatkan petani sebanyak 415.506 orang
dan pengentasan kemiskinan sebanyak 75.025 orang dengan pendapatan per kapita per tahun
sebesar Rp.15.092.200. Selain itu juga dapat berkontribusi pada ketahanan pangan NTB dengan
tingkat kebutuhan mencapai 14.851. pengembangan jagung ini juga mampu menciptakan wirausaha
sebanyak 3200 unit usaha. Dari bahan jagung dapat dibuat bahan olahan seperti keripik, Jagung
Brondong, Marning dan Emping.
Potensi pengembangan jagung untuk NTB cukup besar. Namun produktivitasnya masih
sangat rendah 2,003 ton/ha dengan luas panen 31.459 ha (BPS, 2002). Produksi jagung masih di
bawah produksi rata-rata nasional 2,81 ton/ha. Hasil penelitian Balai Penelitian Serealia Maros
menghasilkan beberapa varietas jagung bersari bebas ataupun hibrida yang mempunyai potensi
produksi sangat tinggi 6-8 ton/ha.
Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dan daya saing suatu
komoditi, dalam hal ini komoditas jagung, baik yang melayani pasar-pasar tingkat lokal, regional,
nasional maupun internasional perlu dikaji dari dua sisi yaitu dari sisi input dan output. Dari input
terdapat beberapa perusahaan yang masuk ke NTB. Perusahaan-perusahaan tersebut telah memiliki
bagian pemasaran yang membawa bibit tersebut ke toko-toko pertanian atau langsung ke petani.
Harga yang diterima oleh petani dengan membeli di bagian pemasaran perusahaan atau di toko
pertanian sama. Sejauh ini, petani jagung tidak megalami kesulitan memperoleh bibit jagung, selain
bisa diperoleh di toko pertanian petani juga mendapatkan bantuan bibit dari pemerintah melalui
masing-masing ketua kelompok. Setiap anggota kelompok memperoleh 5 kg bibit jagung. Namun
tidak demikian dengan pupuk yang agak sulit untuk mereka peroleh. Sejauh ini belum ada subsidi
maupun bantuan pupuk untuk petani jagung. Kebutuhan pupuk mereka penuhi sendiri sesuai
dengan kemampuan mereka.

3. Tantangan yang dihadapi oleh petani Jagung di NTB


Beberapa permasalahan yang masih sering dihadapi oleh petani adalah pertama, kurang
stabilnya harga jagung sehingga kondisi ini sering merugikan petani. pemasaran produksi adalah
belum dapat menjual langsung kepada pedagang besar (eksportir), PUSKUD, atau pedagang
lainnya di kota provinsi. Petani umumnya menjual hasil jagung hanya ke pedagang pengumpul atau
ke pasar (pedagang penyalur kota atau pengecer di pasar umum). Dengan demikian, harga yang
diterima petani relatif rendah dan fluktuatif. Keadaan ini kurang menguntungkan bagi petani, sebab

23
tidak adanya jaminan harga yang layak Berdasarkan data perkembangan harga jagung, pada bulan
September-November merupakan puncak harga jual tertinggi. Pada bulan September-Desember,
kebutuhan (konsumsi) lebih besar dibanding produksi, yang menyebabkan harga jagung naik.
Periode tersebut merupakan puncak paceklik, sehingga harga jagung tinggi. Dalam periode Januari-
April, produksi lebih tinggi dari kebutuhan sehingga terjadi kelebihan produksi, yang menyebabkan
harga jagung cenderung rendah.
Kedua, masih kurangnya pemahaman petani mengenai pengelolaan pasca panen yang
berpengaruh pada mutu biji jagung yang dimiliki masih relativ rendah sehingga kalah bersaing
dipasar. Proses pengeringan jagung memegang peranan penting untuk mendapatkan kualitas yang
sesuai dengan permintaan konsumen/pasar. Makin rendah kadar air makin tinggi persentase butir
utuh. Petani di beberapa wilayah telah melakukan proses pengeringan sekaligus penyimpanan di
atas para-para di dapur. Upaya ini tampaknya cukup berhasil untuk mengurangi terserangnya
jagung oleh hama/penyakit selama penyimpanan. Namun usaha ini hanya dapat dilakukan dalam
skala kecil.
Ketiga, kondisi geografis NTB yang berbentuk kepulauan yang berpengaruh pada
transportasi dan infrastruktur. Untuk mencapai pedagang besar yang ada di Ibu Kota Provinsi harus
menyeberang lautan demikian pula untuk sampai pada eksportir yang berada di pulau Bali. Kondisi
tersebut menyebabkan tingginya biaya pengangkutan yang pada akhirnya dibebankan pada harga
ditingkat petani atau penurunan harga beli di petani karena pedagang akan menanggung biaya
pengangkutan. masalah ini tidak hanya dihadapi oleh petani tapi juga pengusaha.
Permasalahan lain yang dihadapi adalah pertama faktor permodalan. Dimana modal menjadi
salah satu kunci strategis untuk mendinamisasi jaringan kelembagaan agribisnis jagung di
Indonesia. Kedua, produksi yang tidak kontinyu sehingga kesulitan untuk memenuhi permintaan
pasar.

4. Sarana dan Prasarana yang Dapat Meningkatkan Komoditas Jagung


Di sektor jagung, Pemerintah Daerah melakukan teobosan yaitu Pertama, dengan
pengembangan areal tanam baik dilahan basah maupun di lahan kering. Untuk lahan kering
diutamakan padalahan yang memiliki sumber air seperti sumur pompa air dalam embung sehingga
bisa ditanami dua kali dalam setahun. Kedua, peningkatan produktivitas. Potensi NTB untuk jagung
komposit antara 50-70 kw per hektar dan jagung hibrida mencapai 100-150 kw per hektar.
Sehubungan dengan itu, maka dilakukan upaya pergantian varietas dari varietas potensi produksi
rendah (varietas lokal) ke varietas potensi sedang ke varietas potensi tinggi (varietas hibrida) yang
diikuti dengan perbaikan teknis budidaya menjadi lebih baik. Ketiga, Pengamanan produksi.
Terdapat tiga kegiatan berkaitan dengan upaya pengemanan produksi yaitu (a) pengendalian

24
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), (b) perlindungan tanaman dari dampak fenomena iklim
(kekeringan, kebanjiran) dan (c) penanganan pasca panen. Keempat, kelembagaan dan Pembiayaan.
Penataan dan penguatan kelembagaan tani merupakan keharusan untuk meningkatkan produksi.
Secara umum tanah-tanah di lahan kering NTB mempunyai potensi yang besar untuk
pengembangan jagung. Tanah-tanah alfisol, entisol, inceptisol dan vertisol merupakan tanah-tanah
yang berpotensi besar untuk pengembangan jagung. Namum demikian beberapa kendala seperti
kondisi curah hujan yang tidak menentu, kekurangan beberapa unsur hara seperti N dan P serta
beberapa unsur mikro perlu mendapat perhatian. Di samping itu permasalahan lain seperti hama dan
penyakit, gulma dan tidak kalah pentingnya. Permasalahan pemasaran menjadi permasalahan yang
sangat fundamental dalam pengembangan jagung di lahan kering.
Beberapa teknologi pengelolaan lahan kering berbasis jagung yang berkembang
diantaranya: (1) penggunaan varietas unggul berdaya hasil tinggi dan stabil, (2) benih berdaya
tumbuh tinggi > 90 %, (3) teknologi tanpa olah tanah dengan herbisida ramah lingkungan, (4)
populasi tanaman optimum, (5) rationalisasi penggunaan pupuk berdasarkan analisis tanah dan
jaringan tanaman, (6) penggunaan pupuk organik saat tanam, (7) pengendalian gulma secara tepat,
(8) pengendalian hama dan penyakit berdasarkan konsep PHT, (9) pengelolaan air yang tepat, (10)
penanganan paska panen, (11) penanaman tumpang gilir dengan kacang hijau dan kacang tunggak.
Beberapa perusahaan yang memasok bibit di NTB adalah PT PERTANI, PT Tanindo dan
PT Singenta. Perusahaan–perusahaan tersebut memproduksi bibit jagung yang sudah dikenal oleh
petani diantaranya merk BISI milik PT Tanindo dan merk NK1 atau NK2 milik PT Singenta. PT
Pertani selain menyediakan bibit juga membeli jagung dari petani. Baik pedagang maupun pembeli
bebas keluar atau masuk pasar dan jumlahnya cukup banyak.
Adapun Langkah-langkah strategis yang dapat ditempuh untuk meningkatkan produksi
jagung di NTB yaitu, (1) Meningkatkan pendampingan pada kelompok tani / Gapoktan dalam
menerapkan teknologi produksi sampai dengan pasca panen agar petani berorientasi agribisnis tidak
sebagai petani biasanya (Farmers as Usual). (2) Pemerintah Propinsi NTB bersama pemerintah
kabupaten membentuk satgas khusus dari perencanaan program sampai dengan pengawasan
pelaksanaan program, baik yang dilaksanakan melalui program Dinas maupun pihak swasta untuk
mewujudkan rasa aman dan nyaman pada semua pihak. (3) Membangun sarana / prasarana pasca
panen berskala kecil untuk kawasan – kawasan tertentu untuk memudahkan petani meraih nilai jual
yang layak, khususnya di Pulau Lombok perlu mendapatkan perhatian khusus karena satu – satunya
di Pulau Lombok (Pringgabaya) sampai saat ini belum berjalan sesuai yang kita harapkan
sebagaimana rencana berdirinya. (4) Membuka ruang atau kesempatan kepada pelaku utama
(petani) dan pelaku Usaha (pedagang) untuk memperoleh akses permodalan dengan mudah. (5)
Membentuk lembaga lembaga pedagang local sebagian bagian dari MAJ, apakah dalam bentuk
25
Asosiasi maupun Koperasi untuk menyeragamkan harga pembelian. Khususnya untuk melindungi
kepentingan petani dan sekaligus kepastian pasokan kepada pihak konsumen (Pabrik Pakan), yang
selama ini para petani belum memungkinkan untuk bermitra langsung dengan pabrik pakan, tapi
harus melalui pedagang perantara ini.

A. INDUSTRI PENGOLAHAN RUMPUT LAUT


1. Industri Pengolahan Rumput Laut di NTB
Rumput laut merupakan komoditi yang menjanjikan mengingat garis pantai Indonesia yang
demikian luas. Salah satu propinsi yang juga mengembangkan komoditas rumput laut adalah Nusa
Tenggara Barat (NTB). NTB menyimpan potensi besar akan kekayaan rumput laut. Namun
demikian, dari sekitar 30.000 hektare (ha) yang telah dimanfaatkan baru sekitar 25 persen.
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menawarkan kepada dunia usaha agar
menanamkan modalnya pada bidang industri pengolahan rumput laut. Alasannya, keberadaan
industri pengolahan rumput laut, NTB memiliki bahan baku yang cukup banyak, juga dari produk
setengah jadi itu memiliki nilai tambah lebih tinggi, dan punya multiflier bagi masyarakat miskin di
daerah pesisir atau pulau kecil, khususnya. "Pendapatan masyarakaat sangat menjanjikan dari
rumput laut. Dari produksi rumput kering saja Rp 118 juta lebih per tahun," kata Hamzah M Amin,
Pejabat Fungsional Perencanaan Madya Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Nusa
Tenggara Barat (NTB), Selasa (18/10/2011), dalam Diskusi Regional Forum Kawasan Timur
Indonesia, di Mataram, NTB. Sebelumnya, Wakil Gubernur NTB Badrul Munir, dalam jumpa pers,
Senin (17/10/2011) mengatakan, provinsi yang meliputi Pulau Lombok dan Sumbawa ini memiliki
sektor unggulan berupa sapi, jagung, dan rumput laut. Untuk mendukung sektor unggulan itu,
dilengkapi dengan infrastruktur seperti listrik, air bersih dan perhubungan.

2. Daya Saing Industri Pengolahan Rumput Laut di NTB


Produksi rumput laut basah 221.000 ton atau 44.021 ton kering. Sedang potensi areal budi
daya rumput laut 25.206 ha, namun tingkat pemanfaatannya 6.952,42 ha. Nilai produksi kering
rumput laut Rp 728.000 per rakit. Dalam satu hektar terdiri 100 rakit, dan petani rumput panen bisa
d elapan kali setahun (satu siklus). Biaya produksi Rp 580.000, dengan demikian pendapatan bersih
Rp 14.800. Jika satu hektar ada 100 rakit, dikalikan Rp 148.000 dalam delapan kali panen setahun,
hasil totalnya Rp 118.400 juta per ha untuk satu tahun.
Di NTB tercatat 10 lokasi tersebar di tujuh kabupaten, seperti Lombok Tengah (pesisir
Dusun Gerupuk dan Awang), Lombok Timur (Teluk Ekas dan Dusun Seriwe), Lombok Barat
(pesisir Pengantap), Kabupaten Bima (Teluk Waworada dan pesisir Kertasari), Kabupaten
Sumbawa (Labuhan Mapin ), Kabupaten Dompu (pesisir Kwangko).
Nilai ekspor rumput laut juga mengalami pertumbuhan sebesar 3,09 persen per tahun. Neraca
26
perdagangan rumput laut Indonesia juga tercatat positif, dengan indeks spesialisasi produk (ISP)
lebih tinggi dibanding negara-negara eksportir lainnya. Kondisi ini menandakan bahwa produk
rumput laut memiliki daya saing kompetitif yang tinggi

3. Tantangan Yang Dihadapi Dalam Mengembangkan Industri Pengolahan Rumput Laut di


NTB
Tantangan berat masih dirasakan sektor perikanan budidaya dalam mengembangkan rumput
laut sebagai komoditas utama di Indonesia. Tantangan itu di antaranya adalah masih minimnya
diversifikasi produk, persyaratan pasar global, persaingan antar produsen, zonasi dan infrastruktur,
dan minimnya investasi berbasis rumput laut.

4. Strategi Untuk Mengembangkan Industri Pengolahan Rumput Laut di NTB


Menurut Dirjen Perikanan Budidaya, Made L Nurdjana, dalam rangka merealisasikan target
produksi rumput laut, KKP akan menempuh dua langkah. Pertama, ekstensifikasi atau memperluas
atau menambah unit usaha budi da*a. Kedua, intensifikasi atau peningkatan jumlah produksi
melalui penambahan jumlah setiap unit usaha budi daya untuk pengembangan rumput laut.
KKP meniapkan tiga opsi kebijakan tentang pengembangan pengolahan rumput laut.
Pertama, eksportir rumput laut gelondongan harus terdaftar dan wajib memiliki pabrik pengolahan
di dalam negeri. Kedua, pemerintah membatasiekspor rumput laut gelondongan. Ketiga,
memberikan wewenang kepada koperasi untuk melakukan ekspor rumput laut.
Pada 2009 produksi rumput laut mencapai 2.574.000 ton, meningkat tajam dibandingkan
pada 2005 yang hanya 910.636 ton. Saat ini kontribusi rumput laut terhadap total produksi kelautan
dan perikanan sebesar 8,9 persen. KKP menargetkan kontribusi rumput laut mencapai 27 persen
pada 2015. Untuk mencapai target tersebut KKP juga melalukan pe-nerapan inovasi dalam
pengembangan budi daya rumput laut ini. Saat ini sedang diupayakan pengembangan inovasi
pengembangan rumput laut di Indonesia dengan model budi daya modulan yakni percepatan hasil
panen dengan masa waktu sekitar 30 hari sampai 45 hari. "Kuncinya tercapai target itu sebenarnya
ada di daerah, yakni perlun\-a pengembangan suatu kawasan dari hulu ke hilir untuk pengembangan
budi daya rumput laut agar tercapai efisiensi target. Dan sekarang ini sudah dilakukan," jelas Made.
Yang menjadi catatan besar pemerintah sebenarnya adalah perlu adanya pemanfatan atau nilai
tambah dari produksi rumput laut ini, industri hilir dari produk ini belum bisa terbangun dengan
dengan baik.

27
B. SAPI
1. Komoditas Sapi di NTB
Masyarakat Nusa Tenggara Barat adalah masyarakat yang berperadaban beternak,
khususnya sapi. Selain itu, kondisi alam NTB cocok untuk bebagai jenis sapi. Mulai dari ras Bali,
Hissar, Simental, Brangus, limousine, Frisian Holstein dan sapi-sapi hasil persilangan. Kondisi
tersebut merupakan potensi luar biasa untuk dikembangkan menjadi komoditas unggulan daerah
berbasis sumberdaya local serta menjadi upaya meningkatkan ketahanan pangan dan kualitas
sumber daya manusia. Prospek pegembangan sapi di NTB sangat menjanjikan, ditunjang populasi
yang besar, ketersediaan lahan dan pakan ternak, budaya masyarakat, dan potensi pasar yang masih
terbuka , baik pasar lokal maupun luar daerah. Peran strategis peternakan sapi dalam pembangunan
ekonomi NTB khususnya di pedesaan bisa terlihat dari sejumlah indikator, yaitu:
a. Sebagai sumber pendapatan sebagian masyarakat pedesaan.
b. Sebagai sumber tabungan masayarakat.
c. Sebagai penyedia protein hewani untuk kesehatan, kecerdasan, dan pencegahan gizi buruk.
d. Sebagai penyedia lapangan kerja dan lapangan usaha masyarakat.
e. Sebagai sarana pelestarian lingkungan berupa sumber energi gas bio dan pupuk organik.
f. Sebagai penghasil bahan baku industri pengolahan atau industri rakyat.
g. Sebagai penyumbang PDRB sebesar 14.27persen dari sektor pertanian dan sebagai sumber
PAD.
Di tingkat nasional, posisi NTB sebagai daerah peternak sapi tidak bisa diremehkan. NTB
merupakan daerah sumber ternak bibit dan ternak potong naional. Setiap tahunnya NTB
memberikan kontribusi sebagai penyedia bibit sapi mencapai 12 ribu ekor untuk 14 provinsi di
Indonesia. Dukungan NTB terhadap Program Percepatan Swasembada Daging Sapi (P2SDS)
Nasional juga sangat besar, mencapai 31.728 ekor pertahun.

2. Daya Saing Komoditas Unggul Sapi NTB


Sebagai daerah peternak sapi, NTB memiliki daya saing komparatif secara nasional: (1)
populasi sapinya termasuk delapan besar nasional, (2) ternak sapi sebagai modal sosial yang turun-
temurun dan melekat di masyarakat, (3) kondisi geografi NTB cocok untuk pengembangan
peternakan sapi, (4) tempat pemurnian sapi Bali Nasional, (5) pusat pengembangan sapi Hissar di
Sumbawa, (6) daya dukung SDA cukup tersedia, (7) bebas dari berbagai penyakit hewan menular
strategis, (8) daerah surplus sapi, (9) sumber ternak bibit dan ternak potong nasional.
Populasi sapi di NTB pada 2008 mencapai 546.114 ekor, tersebar di pulau Lombok 262.458
ekor (42 persen) dan Pulau Sumbawa 283.656 ekor (52 persen). Tingkat pertumbuhan rata-rata tiap
tahun sapi NTB mencapai 7,53 persen. Sedangkan pada tahun 2009 populasi sapi mengalami

28
peningkatan menjadi 592.875, tersebar di Pulau Lombok 275.791 ekor dan Pulau sumbawa
317.084 hingga tahn 2011 populasi sapi di NTB terus mengalami peningkatan yaitu 357.826 ekor
untuk Pulau Lombok dan 426.193 ekor di Pulau Sumbawa. Secara singkat populasi sapi per
kabupaten di NTB dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel Populasi Sapi di Provinsi NTB
Populasi Sapi
No Kabupaten/Kota 2008 2009 2010 2011
1. Mataram 714 1.016 1.282 1.803
2. Lombok Barat 66.104 67.229 72.861 71.120
3 Lombok Utara 55.478 56.732 65.159 66.782
4 Lombok Tengah 75.784 80.574 94.759 119.029
5 Lombok Timur 64.414 70.240 80.162 99.092
Total Pulau Lombok 262.458 275.791 314.223 357.826
6 Sumbawa Barat 29.337 32.661 41.536 47.781
7 Sumbawa 114.595 132.297 156.797 162.924
8 Dompu 61.120 63.198 74.889 85.612
9 Bima 65.988 74.671 91.725 117.842
10 Kota Bima 12.616 14.257 16.781 12.034
Total Pulau Sumbawa 283.656 317.084 381.728 426.286
Total Provinsi 564.114 592.875 695.951 784.019

Pengembangan komoditas sapi di daerah NTB diharapkan menjadi salah satu upaya
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dengan kata lain pengembangan komoditas ini memiliki
kontribusi terhadap pengentasan kemiskinan. Dimana jumlah populasi yang mencapai 784.019 ekor
pada tahun 2011 telah mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 261.340 orang, dengan 212 orang
Sarjana Membangun Desa (SMD) dan meningkatkan pendapatan per Kapita (Rp/th) menjadi
17.828.150. dengan demikian mampu mengentaskan kemiskinan sebanyak 76.200 orang.
Pengembangan komoditas ini juga mampu menciptakan wirausaha sebanyak 1.564 unit.
Peningkatan jumlah penyerapan tenaga kerja dapat ditingkatkan melalui pengembangan sistem
kandang kolektif dan pengembangan indistri olahan.
Selain meningkatkan kesejahteraan, pengembangan komoditas ini juga membuka peluang
bagi pelaku usaha dengan berbagai alternatif investasi diantaranya usaha perbibitan sapi (kandang
kolektif dan Lar/So), usaha penggemukan sapi (kandang kolektif dan mandiri), usaha campuran dan
pembibitan, dan usaha peternakan hilir (RPH, produk olahan dan jasa Perdagangan).

29
Produksi peternakan sapi yang utama adalah sapi potong dan sapi bibit betina. Pada tahun
2012, pengiriman sapi potong ke luar daerah (DKI, Jabar, Kalsel, Kaltim, dan Kalbar) mencapai
5.601 ekor sedangkan pengiriman sapi bibit betina sebanyak 3.978 ekor. Untuk tahun 2012, daerah
tujuan pengiriman sapi bibit betina adalah Jateng, Sulsel, Jambi, dan Maluku. Di samping dikirim
ke luar daerah, ternak sapi juga dipotong untuk memenuhi kebutuhan masyarakat NTB sendiri,
sekitar 33.208 ekor, terdiri atas sapi jantan 28.820 ekor dan sapi betina 4.388 ekor. Dengan
demikian, ternak sapi yang riel dipasarkan pada tahun 2012 berjumlah 42.787 ekor, terdiri atas sapi
jantan 34.421 ekor dan sapi betina 8.366 ekor.
Dari sisi permintaan, pemasaran sapi baik sapi potong maupun sapi bibit betina tidak
menjadi masalah. Permintaan “sapi bali betina bibit” oleh provinsi-provinsi lain seperti Kaltim,
Kalbar, Sulsel, Maluku sangat besar. Pemasaran sapi potong ke luar daerah, terutama ke DKI dan
Jabar, juga cukup besar. Hal ini karena permintaan daging sapi bagi masyarakat perkotaan dari
tahun ke tahun selalu meningkat. Namun demikian, sering terjadi permasalahan fluktuasi harga sapi
potong lokal, termasuk sapi NTB. Hal ini kemungkinan akibat dari impor sapi bakalan dan daging
sapi yang tidak terkontrol. Oleh karena itu perlu ada regulasi pemasaran sapi potong dalam rangka
pengembangan usaha ternak sapi rakyat.

3. Tantangan yang Dihadapi oleh Peternak Sapi di NTB


Permasalahan yang dihadapi oleh peternak adalah penetapan harga yang masih
konvensional, dengan “mengira-ngira” dari ukuran sapi tidak menggunakan dasar bobot (berat
hidup). Sistem ini kurang adil karena merugikan petani. Sedangkan bagi pengusaha adanya
peraturan pembatasan jumlah sapi yang keluar dari daerah NTB dirasakan merugikan karena
membatasi pasar, padahal sapi NTB memiliki pangsa pasar yang cukup banyak. Selain itu, adanya
konsumen yang menetapkan kualifikasi tertentu untuk daging sapi namun sulit untuk dipenuhi.
Kendalanya adalah RPH (Rumah Potong Hewan) yang ada di NTB tidak memiliki fasilitas
penyimpanan daging seperti Cool Storage yang bisa menjaga mutu daging yang ada. Sehingga RPH
yang ada hanya dipergunakan untuk memotong hewan untuk keperluan konsumsi lokal saja.
Saluran pemasaran sapi di NTB menunjukkan bahwa sub sistem hilir pada agribisnis sapi
potong di NTB belum berkembang, masih tradisional. Industri pengolahan daging masih terbatas
sebagai industri rumah tangga, belum ada industri pengolahan besar. Sementara Rumah Potong
Hewan (RPH) yang ada hanya sebagai jasa tempat pemotongan ternak, belum terintegrasi dengan
industri pengolahan daging.
Adanya peraturan yang membatasi keluarnya ternak potong dari NTB juga sangat
memberatkan bagi para pengusaha. Dengan adanya pembatasan ini akan mengakibatkan permintaan
sapi dari daerah lain tidak dapat dipenuhi oleh pengusaha. Pembatasan ini juga mempersulit

30
pengusaha membawa ternak dari Pulau Sumbawa ke Pulau Lombok. Dengan adanya pengaturan ini
membuat pengusaha mengeluarkan biaya Rp 500.000 per ekor sapi jika ingin membawa sapi dari
pulau Sumbawa ke Pulau Lombok. Biaya tersebut sudah termasuk ongkos dan biaya administrasi
lainnya.
Pengaturan harga bibit akan mempengaruhi harga bibit ternak sapi dipasaran. Di satu sisi
penentuan harga ini akan berdampak kepada terjadinya monopoli pembelian oleh pengusaha-
pengusaha besar yang memiliki modal. Hal ini akan membuat pengusaha-pengusaha kecil akan
tidak dapat bersaing.

4. Sarana dan Prasarana yang dapat Meningkatkan Komoditas Sapi di NTB


Pembangunan sub sektor peternakan pada dasarnya merupakan implementasi dan bagian
penting dari kebijakan pembangunan pertanian yang memiliki nilai strategis dalam upaya
meningkatkan ketahanan pangan dan kualitas sumberdaya manusia. Dalam misi pembangunan lima
tahun (RPJM 2010-2013), pemerintah NTB berkomitmen menumbuhkan ekonomi pedesaan
berbasis sumberdaya lokal dan mengembangkan investasi dengan mengedepankan prinsip
pembangunan berkelanjutan. Bentuk kongkret dari penjabaran misi tersebut adalah menjadikan sapi
dan jagung sebagai komoditas unggulan daerah.
Kebijakan yang dibuat oleh pemerintah daerah, sebagai implementasi dari RPJP dan RPJM.
Di sektor pertanian dirancang program dengan skala prioritas untuk Peningkatan daya saing daerah
melalui pengembangan komoditas ungulan. yaitu dengan memfokuskan pada pengembangan
komoditas unggulan yang dikenal dengan PIJAR (Sapi, Jagung dan Rumput Laut).
Beberapa usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk mendukung pengembangan
komoditas ini diantaranya; pertama, dengan pemberian bibit pada kelompok tani, kedua,
meningkatkan fungsi dan peran PUSKESWAN dalam menangani penyakit strategis dan
penanganan pasca kelahiran. Ketiga,dengan menekan pemotongan sapi betina produktif serta
penyelamatan sapi betina produktif. Keempat, bekerjasama dengan sumber dana perkeriditan
dengan bunga rendah untuk membantu petani. Hingga tahun 2012 dana yang bersumber dari APBN
yang masuk ke pengembangan komoditas ini sebesar Rp 77.826.750.000. Dana dari APBD
Provinsi sebesar Rp 14.790.000.000 sedangkan perbankan sebesar Rp.50.000.000.000.
Adanya Peraturan Gubernur No 11 Tahun 2010 Tentang Perbibitan sapi, membantu
masyarakat kecil untuk memperoleh bibit ternak, namun di sisi lain yang berhak mendapatkan
bantuan adalah masyarakat yang berkelompok. Hal ini berdampak negativ terhadap perkembangan
peternak yang secara individu. Di sisi lain dengan dikeluarkannya Surat Keputusan dari Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan No 188.3/11802/Disnakwan, tentang penetapan alokasi
pengeluaran ternak potong di Nusa Tenggara Barat akan berdampak negativ terhadap

31
perkembangan bisnis. Pelaku bisnis akan kesulitan untuk melakukan transaksi dengan konsumen di
daerah luar NTB. Dengan adanya peraturan ini juga akan membuat peternak kesulitan membawa
ternak dari Pulau Sumbawa ke Pulau Lombok, yang bisa di bawa adalah ternak yang khusus untuk
dijadikan pedaging. Ini juga sering disalah gunakan oleh pengusaha daging (Jagal). Pengusaha
membawa ternak dari pulau Sumbawa dengan alasan sebagai pedaging namun pada kenyataannya
ternak-ternak tersebut dilepas ke pasar ternak.
Sarana dan prasarana peternakan yang dapat difungsikan sebagai unit pelayanan, bimbingan
dan pembinaan kepada masyarakat masih terbatas. Pos Inseminasi Buatan hanya 15 buah, sembilan
buah terdapat di Pulau Lombok dan enam buah di Pulau Sumbawa. Seharusnya setiap kecamatan,
terutama yang memiliki populasi sapi cukup banyak, tersedia Pos Inseminasi Buatan. Poskeswan
sudah cukup tersedia, yaitu sebanyak 77 unit, terdapat di Pulau Lombok sebanyak 34 unit dan di
Pulau Sumbawa 43 unit. Rumah Potong Hewan berjumlah 33 unit, terdapat di Pulau Lombok 24
unit dan di Pulau Sumbawa sembilan unit. Pasar Hewan sebanyak 13 unit, terdapat di Pulau
Lombok sembilan unit dan di Pulau Sumbawa empat unit. Unit pembibitan HMT dan ternak
merupakan sarana yang sangat penting, namun belum optimal.

32
DAFTAR PUSTAKA

https://properti.kompas.com/read/2011/10/18/18415171/ntb.tawarkan.industri.pengolahan.rumput.la
ut
http://jasuda.net/beritadtl.php?judul=Industri%20Rumput%20Laut%20Masih%20Temui%20Tantan
gan%20Berat,%20Apa%20Saja?&hlm=1056
http://jikti.bakti.or.id/uploadedpublications/iklim-usaha-komoditas-sapi-dan-jagung-di-provinsi-
nusa-tenggara-barat

33
ACARA IV. KOPERASI UNIT DESA

34
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Koperasi Unit Desa adalah suatu Koperasi serba usaha yang beranggotakan penduduk desa
dan berlokasi didaerah pedesaan, daerah kerjanya biasanya mencangkup satu wilayah kecamatan.
Pembentukan KUD ini merupakan penyatuan dari beberapa Koperasi pertanian yang kecil dan
banyak jumlahnya dipedesaan. Selain itu KUD memang secara resmi didorong perkembangannya
oleh pemerintah.
Menurut instruksi presiden Republik Indonesia No 4 Tahun 1984 Pasal 1 Ayat (2)
disebutkan bahwa pengembangan KUD diarahkan agar KUD dapat menjadi pusat layanan kegiatan
perekonomian didaerah pedesaan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan
nasional dan dibina serta dikembangkan secara terpadu melalui program lintas sektoral. Adanya
bantuan dari pemerintah tersebut ditujukan agar masyarakat dapat menikmati kemakmuran secara
merata dengan tujuan masyarakat yang adil makmur akan juga tercapai dengan melalui
pembangunan dibidang ekonomi, misalnya dengan memberikan kredit kepada pihak-pihak yang
ekonominya masih lemah atau rakyat kecil terutama didaerah pedesaan Dalam menjalankan usaha
koperasi diarahkan pada usaha yang berkaitanlangsung dengan kepentingan anggota, baik untuk
menunjang usaha maupun kesejahteraannya. Melihat kebutuhan anggota beraneka ragam, maka
usaha koperasi multipurpose yaitu koperasi yang mempunyai beberapa bidang usaha, misalnya
simpan pinjam, perdagangan, produksi, konsumsi, kesehatan, dan pendidikan. Koperasi yang
termasuk dalam multipurpose adalah Koperasi Unit Desa (KUD).
Usaha Koperasi Unit Desa dibentuk berdasarkan kebutuhan pelayanan kepada anggota
seperti usaha simpan pinjam atau kredit candak kulak, sarana-sarana pertanian, memasarkan
produksi anggota dan lain-lainnya. Usaha atau kegiatan yang sifatnya musiman/sementara atau
sifatnya kerjasama, tidak turut mengolah secara langsung, hanya mengharapkan jasa, tidak perlu
dibentuk sebagai unit, namanya tetap usaha, misalnya sewa/kontrak/komisi. Akan tetapi kalau usaha
tersebut sifatnya kontinu (terus menerus) itu memerlukan penanganan secara khusus dan personil
yang mengelolanya pun secara khusus dan kontinu, maka hal itu baru harus dibentuk unit.
Unit usaha yang masih relatif kecil susunan spersonilnya masih sederhana, wewenang dan
tanggung jawabnya masih kecil. Akan tetapi kalau unit usaha sudah besar dan kegiatannya sudah
meluas, maka susunan personil tesebut disesuaikan dengan banyaknya volme kegiatan dan bagian-
Struktur unit usaha terdiri dari bagian-bagian personil yang disusun menurut fungsi dan tugas untuk
menunjukkan wewenang dan tanggung jawab masing-masing personil sesuai dengan bagian-
bagiannya. Serta tata hubungannya didalam unit usaha, personol yang menduduki jabatan dinilai

35
berdsarkan kemampuan dan kecakapan masing-masing personil. Batasan wewenang dan tanggung
jawab tergantung pada ruang lingkup tugas masing-masing personil dalam unit. Artinya masing-
masing karyawan harus dapat mempertanggung jawabkan tugas dan wewenang yang dilimpahkan
kepadanya sesuai dengan tugas yang dilaksanakannya.
Susunan struktur unit usaha disusun menurut keadaan yang berdasarkan fungsi pokok unit
usaha yang sedang dijalankan dan disusun menurut kebutuhan serta bisa dirubah disesuaikan
menurut bagian laian boleh ditambah. Susunan struktur unit usaha baik volumenya masih kecil
maupun sudah besar, dasar penyussunan strukturnya adalah sama, yang bertitik tolak pada fungsi
pokok unit usaha itu sendiri. Artinya apa yang menjadi fungsi pokok unit tersebut itulah yang
menjadi bagian-bagian dari unit usaha.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah berdirinya KUD Petak dan KUD Setia Jaya?
2. Bagaimana struktur organisasi KUD Petak dan KUD Setia Jaya?
3. Unit usaha apa saja yang dijalankan KUD Petak dan KUD Setia Jaya?
4. Tantangan apa saja yang dihadapi KUD Petak dan KUD Setia Jaya?
5. Bagaimana Stategi pengembangan KUD Petak dan KUD Setia Jaya?
6. Bagaimana Peran KUD Petak dan KUD Setia Jaya?

C. Tujuan
1. Mengetahui sejarah berdirinya KUD Petak dan KUD Setia Jaya.
2. Mengetahui struktur organisasi KUD Petak dan KUD Setia Jaya.
3. Mengetahui Unit usaha apa saja yang dijalankan KUD Petak dan KUD Setia Jaya.
4. Mengetahui Tantangan apa saja yang dihadapi KUD Petak dan KUD Setia Jaya.
5. Mengetahui Stategi pengembangan KUD Petak dan KUD Setia Jaya.
6. Mengetahui Peran KUD Petak dan KUD Setia Jaya.

36
BAB II PEMBAHASAN

Salah satu koperasi yang telah lama di Indonesia adalah Koperasi Unit Desa (KUD).
Koperasi Unit Desa adalah suatu organisasi ekonomi yang berasaskan kekeluargaan dan merupakan
wadah bagi pengembangan berbagai kegiatan ekonomi masyarakat pedesaan yang diselenggarakan
oleh dan untuk masyarakat itu sendiri. Aktivitas KUD pada waktu itu merupakan program
pemerintah dalam mewujudkan swasembada beras, meliputi pemberian kredit pada petani melalui
unit desa, serta pengolahan hasil dan pemasaran. Untuk mendukung pengelolaan KUD, perlu
adanya peningkatan mutu SDM yang berkecimpung dalam KUD melalui pelatihan-pelatihan
manajemen koperasi. Secara organisasi dan kelembagaan, KUD memililki potensi untuk
diberdayakan dalam rangka mendukung pembangunan pertanian dan mendorong KUD
melaksanakan aktivitas sesuai kebutuhan anggota. Berikut ada beberapa contoh KUD yang ada di
NTB khususnya di kabupaten Lombok Barat.

1. KUD Petak
A. Sejarah Berdiri dan Struktur Organisasi KUD Petak
KUD petak adalah salah satu koperasi unit desa yang bergerak dalam idang pertanian.
Koperasi ini terletak di Jl. Pejanggik No. 27 Gerung selatan kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok
Barat, Provinsi Nusa Tenggara barat dengan telepon kantor (0370)681082. KUD Petak didirikan
pada tanggal 02 Novemer 1976 olehH. Lalu Ratman. Alasan didirikannya koperasi ini yaitu untuk
menampung ide-ide atau aspirasi anggota KUD terkait dengan masalah pertanian.
Sebelum menjadi KUD Koperasi ini awalnya merupakan Koperta (Koperasi Peratanian)
yang bergerak dalam bidang kelapa dan didirikan di atas tanah yang dihibahkan oleh masyarakat
setmpat untuk kepentingan bersama. Kemudian pada tahun 1995 diubah menjadi koperasi unit desa
dengan badan hukum 90 d/BH/PAD/KWK-23/XT1995. Dalam pelaksanaan kegiatan dipimpin oleh
Pengurus diantaranya:
Ketua :Drs. H. Djuarsih
Sekretaris : H. Lalu Hambali
Bendahara: Bq. Windiyanti
Pembentukan kepengurusan KUD petak dipilih oleh semua anggota koperasi. Pergantian
kepengurusan dilakukan satu kali dalam lima tahun. Tetapi laporan pertanggungjawabannya
dilakukan setiap tahun melalui rapat anggota. Kepengurusan KUD petak untuk periode 2015-2019
terdiri dari lima orang dengan susuna pengurus sebagai berikut:
Ketua : H. L. Hambali
Wakil Ketua : H. Musleh Amin
37
Sekretaris : L. Nadir
Wakil Sekretaris : Mansur
Bendahara : Baiq Windiyanti, A.Md
Kemudian personil badan pengawas sebanyak tiga oang yang dipilih bersamaan dengan
pengurus pada rapat Anggota Tahunan Tahun buku 2105yang berlangsung pada tanggal 4 Maret
2015 dengan susunan anggota sebagai berikut:
Ketua : I Wayan Teguh
Anggota : Bahri Andi
Anggota : H. Muh. Mursid
Adapun jumlah anggota sampai dengan akhir tahun buku 2015 tercatat sebanyak 4.121
orang, namun setelah pendataan kembali dan mengingat janji pengurus kepada anggota mengenai
jumlah anggota yang masih hidup maka pengurus mendata kembali sehingga mencapai jumlah
sebagai berikut setelah dikurang dengan anggota yang meninggal. Dari Kelurahan Gerung Utara
dan Selatan ada 1038 orang, dari Desa Kebon Ayu 474 orang dan dari Desa Jematan Kembar 914
orang. Sehingga total anggotanya berjumlah 2426 orang. Namun setelah berubah menjadi KUD
perkembangan perjalanannya tidak seperti yang diharapkan karena sistem perekrutan
keanggotaannya yang amburadul atau dipaksa dengan langsung dicatat tidak berdasarkan atas
sukarela, sehingga menyebabkan anggota bersifat pasif hal ini juga tidak di dukung adanya
permodalan yang memadai.

B. Bidang Usaha KUD Petak


Bidang usaha dan kegiatan KUD Petak dijabarkan pada Rencana Kerja yang meliputi:
1. Usaha pengolahan jasa
a. Usaha RMU
Usaha RMU ini terdiri dari unit RMU kapasitas besar dan unit rmu yanmar kapasitas
kecil. Unit RMU kapasitas besar berfungsi untuk menunjang usaha penggilingan gabah
petani dan pengadaan beras atau gabah. Unit ini beroperasi dari pagi sampai sore.
b. Usaha pemipil dan penepung jagung
Heler pemipil adalah bantuan dari kementrian koperasi dan UMKM RI tahun 2015 yang
beroperasi mulai bulan agustus 2015. Untuk tahun 2017 dari bulan januari-desember
mesin ini memproleh jasa penggilingan sebesar Rp. 26. 132.000 kotor sebelum dikurangi
dngan biaya-biayanya. Setelah dikurangi dengan biaya operasionalnya hasil yang
diperoleh yaitu rp. 13.066.000. sementara untuk mesin pemberasnya menghasilkan laba
sebanyak Rp. 1.000.000 pada tahun 2017. Usaha pemipil dan penepung jagung
merupakan usaha unggulan dari KUD Petak.
38
2. Unit Pngadaan Pangan
Untuk tahun 2017 tidak melaksanakan pengadaan pangan
3. Unit Simpan Pinjam
Usaha simpan pnjam di KUD petak gerung terdiri dari dua yaitu Unit USP P3KUM dan
Unit USP Pasar. Unit USP P3KUM adalah unit simpan pinjam program pembiayaan
produktif koperasi dan usaha mikro pola konvensional. Dalam rangka mngembangkan
usaha, KUD Petak mengadakan kerja sama dengan koperasi Puri Perak yang bergerak di
paar Gerung yang membantu modal usaha kecil dan pedagang bakulan. Namun, unit simpan
pinjam ini sekarang sudah tidak aktif, karena anggota yang meminjam tidak mau
mengembalikan uang yang dipinjam akibat perpindahan dari pasar lama ke pasar baru dan
adanya persaingan dengan penyedia jasa peminjaman yang lain.
4. Unit Rekening Listrik
Yaitu pelayanan pembayaran rekening listrik bagi para anggota dan masyarakat Gerung dan
sekitarnya. KUD Petak mengadakan kerja sama dengan Bank Bukopin cabang Mataram
dalam usaha jasa kelistrikan. Pendapatan dari jasa listrik pada tahun 2007 mencapai Rp.
8.757.000.
5. Unit Tempat Pemotongan Hewan (TPH)
Yaitu untuk pelayanan anggota dan masyarakat dalam wilayah Gerung dan sekitarnya akan
kebutuhan daging sapi, pengurus KUD mengaktifkan uaha jasa pemotongan hewan sejak
akhir tahun 2010. Pendapatan yang diterima dari sewa TPH pada tahun 2017 sebesar Rp.
8.400.000.
C. Tantangan yang Dihadapi KUD Petak
1. Partisipasi anggota sangat kecil
Hal ini disebabkan karena sistem perekrutan keanggotaannya yang amburadul atau
dipaksa dengan langsung dicatat tidak berdasarkan atas sukarela,
sehingga menyebabkan anggota bersifat pasif hal ini juga tidak di dukung adanya
permodalan yang memadai.
2. Akses Modal Usaha Kecil
Sejak tahun 1986, Pemerintah sudah tidak memberikan bantuan lagi kepada KUD Petak.
Selain itu, minimnya partisipasi anggota dalam memberikan kontribusi berupa simpanan
wajib dan simpanan pokok juga menjadi penyebab kecilnya modal usaha KUD Petak.
3. Sarana dan Prasarana
Yang ada seperti gudang, lantai jemur, dan peralatan lainnya memerlukan biaya
perbaikan yang cukup besar.
4. Persaingan antara Usaha Swasta yang menawarkan produk dan jasa yang sama.
39
D. Rencana Kerja untuk Mengembangkan KUD Petak
Untuk mengembangkan usaha KUD Petak, pengurus dan anggota menyusun rencana kerja
sebagi berikut:
1. Usaha pengelolaan Jasa
a. Rehabilitasi Sarana Lantai Jemur
b. Rehabilitasi Gudang RMU dan pemeliharaan mesin pengolah jagung
c. Pengadaan sarana kerja dan peralatan
d. Meningkatkan pelayanan
e. Menertibkan pencatatan dan pelaporan hasil operasional harian/bulanan
2. Unit Pangan
a. Penjualan atau pembelian gabah/beras untuk stok BULOG/ Pasar umum
b. Melaksanakan tertib administasi usaha
3. Unit USP
a. Meningkatkan pelayanan, penagihan, dan pemupukan modal
b. Meningktakan tetrib administrasi pinjaman. Simpanan, dan tunggakan
c. Evaluasi USP dan melaporkan perkembangannya
4. Unit Jasa Rekenig Listrik
a. Meningktakan pelayanan bagi pembayar rekening listrik melalui sistem online
payment point Bank Bukopin
b. Menyetorkan deposit tepat wakt agar sistem online tetap berjalan
5. Unit Tempat Pemotongan Hewan
a. Meyediakan sarana tempat hewan bagi pihak penyewa di lahan milik KUD Petak
b. Menjaga keamanan, kebersihan lingkungan, dan saluran limbah
c. Menertibkan dan meningkatkan jasa sewa setiap bulan
6. Unit Pengolahan Jagung
a. Tersedianya satu unit mesin pemipil jagung yang dioperasikan bagi petani atau
saudagar jagung
b. Tersedianya tiga unit mesin penepung jagung untuk masa lanjutan jagung menjadi
beras atau tepung jagung
c. Menerrtibkan jasa/ sewa mesin melalui operato mesin.
E. Peran KUD Petak
Berikut adalah peran KUD Petak bagi anggota dan masyarakat sekitar:
1. Menyerap tenaga kerja
2. Meningktakan penghasilan anggota
3. Menawarkan barang dan jasa dengan harga lebih murah khusunya di bidang pangan.
40
2. KUD Setia Jaya
A. Sejarah dan Struktur Organisasi KUD Setia Jaya
KUD Setia Jaya didirikan pada tanggal 6 November 1978 oleh Bochari Dahlan, M. Maesun,
dan Haji Masudin. Pada awalnya, koperasi ini beranggotakan 178 orang, tetapi setelah berubah
menjadi KUD mandiri anggotanya bertambah menjadi 2700 ornag. Koperasi ini berkedudukan di
Desa Beleka, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Wilayah keanggotaan koperasi ini meliputi Desa Beleka, Gapuk, dan Dasan Geres.
Koperasi Setia Jaya sudah memasuki kepengurusan periode kedelapan dengan struktur
kepengurusan sebagai berikut:
Ketua: Drs. H. Musliha
Wakil Ketua: Drs. H. Kamarudin
Sekretaris: Nur Zaini, S.H
Wakil Sekretaris: H. Muhammad Yusuf
Bendahara: Drs. H. Tauni
Pengawas:
Ketua: H. Erzani, S.H
Anggota: 1. H. Husni
2. Ir. Muzakur
Manager: Yusuf
Tujuan didirikan koperasi ini antara lain untuk menampung ide-ide dari anggota koperasi
terkait masalah pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
kesejahteraan masyarakat pada umumnya.
B. Bidang Usaha KUD Setia Jaya
Beberapa kegiatan yang dilakukan koperasi ini anatara lain adalah: simpan pinjam, Rice
Milling Unit (Penggilingan padi), Unit Usaha Pangan (pengadaan beras), Unit Pengadaan Saprodi.
1. Saprodi
Saprodi ini adalah Sarana Prodoksi Pertanian dibidang pengadaan pupuk dan obat-obatan
pertanian. Pendapatan yang diperoleh dari unut ini mencapai Rp. 2.000.000 per bulan.
2. Pengadaan Pangan
Pengadaan Pangan ini adalah Koperasi melakukan penjualan gabah kering ke bulog.
3. Simpan Pinjam
Unit kegiatan ini kurang aktif, hal ini karena banyaknya anggota yang melakukan
peminjaman namun mereka enggan untuk mengembalikannya.
4. Pengadaan Pupuk
41
Yaitu pengadaan pupuk untuk memenuhi kebutuhan petani.
5. Pelayanan Rekening Listrik
Program ini adalah kerja sama antara pihak PLN dengan KUD dalam hal pembayaran
rekening listrik. Dari unit ini KUD setya Jaya mendapatkan penghasilan sebesar RP.
400.000 per bulannya.
6. Sewa tempat pedagang kaki lima
Merupakan unit usaha tambahan yang dilakukan oleh KUD Setya Jaya. Dari unit usaha ini
KUD Stya Jaya memproleh penghasilan sebesar Rp. 1.000.000 per bulan.
7. Rice Milling Unit (RMU)
RMU yaitu penyediaan jasa penggilingan padi. RMU merupakan unit andalan dari KUD
Setya Jaya yang beroperasi dari pagi hingga sore hari. Penghasilan yang diproleh dari unit
ini dapat mencapai 6-10 juta per bulan.

C. Tantangan yang Dihadapi KUD Setia Jaya


Koperasi sekarang mengalami banyak hambatan yang mebuat koperasi lambat dalam
berkembang, hambatan tersebut berasal baik dari fasilitas koperasi, anggota, masyarakat,
pemerintah, lingkungan maupun pengurus koperasi itu sendiri. Adapun masalah yang sering
dihadapi oleh koperasi diantaranya
1. Kurangnya partisipasi anggota dalam penyelenggaraan program usaha KUD Setia Jaya.
2. Modal yang dimiliki sangat minim.
3. Tidak adanya kontribusi dari pemerintah terkait dengan bantuan modal usaha KUD Setia
Jaya.
4. Teknologi yang dimiliki masih sederhana.
5. Sarana dan prasarana yang masih kurang memadai.
6. Banyaknya persaingan.
D. Strategi Usaha KUD Setia Jaya
KUD Setia Jaya pernah menerapkan strategi sorum promosi dari kemitraan pertanian,
namun hal ini terkendala akibat ketatnya persaingan harga dari usaha swasta. Sehingga KUD Setia
Jaya sekarang hanya menggunakan promosi yang sederhana disekitar lingkungan koperasi. Ini
mengakibakan kecilnya jangkauan pemasaran dari KUD Setia Jaya.
E. Peran KUD Setia Jaya
Peran KUD Setia Jaya bagi anggota dan masyarakat sekitarnya yaitu:
1. Memberikan kemudahan bagi anggota untuk memenuhi kebutuhan pokoknya.

42
2. Meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya
karena dapat memberikan pemdapatan yang lebih.
3. Menyediakan lapangan kerja baru.

43
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Koperasi Unit Desa adalah suatu organisasi ekonomi yang berasaskan kekeluargaan dan
merupakan wadah bagi pengembangan berbagai kegiatan ekonomi masyarakat pedesaan yang
diselenggarakan oleh dan untuk masyarakat itu sendiri. Aktivitas KUD pada waktu itu merupakan
program pemerintah dalam mewujudkan swasembada beras, meliputi pemberian kredit pada petani
melalui unit desa, serta pengolahan hasil dan pemasaran. Untuk mendukung pengelolaan KUD,
perlu adanya peningkatan mutu SDM yang berkecimpung dalam KUD melalui pelatihan-pelatihan
manajemen koperasi. Secara organisasi dan kelembagaan, KUD memililki potensi untuk
diberdayakan dalam rangka mendukung pembangunan pertanian dan mendorong KUD
melaksanakan aktivitas sesuai kebutuhan anggota.
B. Saran
KUD hendaknya bangkit untuk ikut serta membangun bangsa melalui pembangunan
ekonomi pedesaan. Peran serta pemerintah sebagai penggerak roda ekonomi hendaknya ikut
mendukung keberadaan KUD guna menggerakkan roda ekonomi desa lebih cepat. Demikian juga,
pemerintah bersama-sama masyarakat desa, memilih pengurus KUD yang tentu memiliki kualitas
sumber daya manusia yang profesional. Maju mundurnya KUD, seringkali disebabkan oleh sumber
daya manusia (SDM) yang mengelola KUD tersebut. Jika KUD dikelola dengan baik, diyakini
kemajuan akan tampak dengan jelas. Demikian pula sebaliknya, jika KUD dikelola tidak secara
profesional, maka umur KUD akan tidak bertahan.

44
DAFTAR PUSTAKA

https://anindyaditakhoirina.wordpress.com/2011/10/10/koperasi-unit-desa/
http://nurulrahma29.blogspot.com/2016/01/makalah-koperasi-unit-desa.html
http://saefudinekanantopls.blogspot.com/2011/06/peran-koperasi-unit-desa-kud-dalam.html

45
ACARA V. INVENTARISIR POTENSI AGRIBISNIS NUSA
TENGGARA BARAT

46
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Agribisnis itu adalah suatu sistem yang utuh mulai sub-sistem penyediaan sarana produksi dan
peralatan pertanian; sub-sistem usahatani; sub-sistem pengolahan atau agroindustri dan sub-sistem
pemasaran yang memanfaatkan sumber daya yang ada dengan tujuan mendapatkan keuntungan
yang sebesar-besarnya.. Agar sub-sistem ini bekerja dengan baik maka diperlukan dukungan sub-
sistem kelembagaan sarana dan prasarana serta sub-sistem penunjang dan pembinaan.
Pendidikan dan pengetahuan tentang Agribisnis sangat perlu kita ketahui dan kita pelajari
karena agribisnis bisa memberikan banyak manfaat bagi kehidupan kita seperti menciptakan
lapangan kerja yang sangat luas untuk masyarakat, memberikan banyak kesempatan kerja bagi
masyarakat yang menganggur atau yang belum bekerja, memberikan keuntungan bagi negara,
mengurangi jumlah pengangguran, dan mensejahterahkan kehidupan masyarakat, Agribisnis
merupakan penyumbang terbesar dalam PDB non-migas, mampu meningkatkan ketahanan dan
keamanan bahan pangan, dan mewujudkan pemerataan hasil pembangunan.
Namun, karena keterbatasan informasi Agribisnis di NTB menyulitkan banyak kalangan dalam
menangani Agribisnis. Pemerintah merencanakan pengembangan Agribisnis, sehingga memerlukan
informasi yang cukup, seperti Agribisnis seperti apa yang perlu dikembangkan dan bagaimana
potensinya ke depan. Investor yang ingin masuk juga memerlukan informasi lahan dan usaha apa
yang dinilai berprospek untuk dijadikan ladang investasi. Begitu juga dengan pengusaha, yang
memerlukan data dan informasi untuk pengembangan usahanya termasuk memikirkan bagaimana
cara mengantisipasi persaingan dan ancaman lainnya.
Oleh sebab itu, praktikum inventarisir potensi aagribisnis di Nusa Tenggara Barat penting
untuk dilakukan. Dengan melakukan inventarisir, diharapkan dapat tersedianya informasi yang
memadai terkait perihal agribisnis di Nusa Tenggara Barat, dimana informasi tersebut dapat
membantu berbagai pihak.

1.2. Tujuan

Praktikum ini dilaksanakan bertujuan untuk


1. Menginventarisir dan mengumpulkan data usaha Agribisnis di NTB secara bertahap,
konferehensif dan berkelanjutan yang terus di update.
2. Sebagai media latihan mengamati, menggali potensi serta menuangkannya kedalam laporan
tertulis.

47
3. Mahasiswa diberi kesempatan untuk berkreasi menuangkan idenya ke dalam laporan selama
ide itu relevan dengan tujuan kegiatan.

1.3. Langkah-Langkah
1. Mempersiapkan daftar pertanyaan terkait dengan informasi Agribisnis yang diinginkan.

2. Melakukan kunjungan ke usaha Agribisnis di sekitar Saudara. Salah satu pendekatan untuk
mendapatkan informasi perusahaan Agribisnis, datangi supermarket dan ritel modern.

3. Membuat daftar nama perusahaan dan alamat yang produknya dipajang di Supermarket. Pilih
satu dua perusahaan sekitar saudara yang bisa dikunjungi untuk melengkapi datanya.
4. Melakukan wawancara terhadap pemilik dari perusahaan tersebut.
5. Mencatat hasil wawancara dan menjadikannya sebuah laporan.

1.4. Sifat Praktikum


Praktikum ini bersifat individu, pemilihan objek tidak boleh sama. Jika usaha A sudah
dikunjungi dan didata oleh mahasiswa X, maka mahasiswa lain mencari usaha yang lain.

1.5. Waktu dan pengumpulan


Kegiatan ini dilakukan sejak panduan kegiatan ini disampaikan di kelas, disepakati dan
ditetapkan rentang waktu pelaksanaan. Laporan dikumpulkan paling lambat dua minggu dari
tanggal penugasan, diberikan kepada Co-Ass sesuai dengan pembagian kelompok (ganjil dan
genap).

1.6. Pelaksanaan kegiatan


Kunjungan ini dilakukan pada hari Jum’at 23 November 2018. Saya berkunjung ke salah satu
usaha yang bergerak di bidang Agribisnis yang berada di sekitar kampus Universitas Mataram,
yaitu di butik Erina Gallery tepatnya di Jalan Pemuda No. 29 Gomong, Mataram. Selepas dari
kuliah pagi, saya langsung pergi ke tempat tersebut untuk melakukan kunjungan ini. Kebetulan
pemilik dari usaha ini adalah Ibu teman saya, sehingga mempermudah saya bertemu langsung
dengan pemiliknya karena sebelumnya saya telah membuat janji terlebih dahulu dengan beliau
untuk melakukan wawancara singkat ini. Ketika saya sampai di tujuan, saya disambut hamngat oleh
sang pemilik dan teman saya, sambil melihat-lihat koleksi baju yang dijual, beliau menceritakan
sedikit tentang sejarahnya berdiri dan cerita-cerita singkat lainnya. Kendala yang dihadapi saat
melakukan kunjungan ini tidak ada, karena selain dekat dengan kampus, saya dengan mudah
bertemu langsung dengan sang pemilik karena anaknya adalah teman saya.

48
BAB II PEMBAHASAN

Sektor agribisnis Indonesia merupakan sumber daya yang alami. Di pasar global, sektor industri
seperti ini tidak bisa dilakukan dengan mudah karena keterbatasan sumber daya alam maupun letak
geografisnya. Maka dari itu sektor agribisnis Indonesia memiliki nilai dagang yang kompetitif dan
berkontribusi besar terhadap hasil ekspor. Agribisnis menyediakan bahan pangan bagi masyarakat
sehingga akses ke bahan-bahan pokok seperti beras sangat mudah dan terjangkau. Hal ini tentu saja
berdampak langsung pada ketahanan pangan nasional dan stabilitas ekonomi suatu negara.
Tak dapat dipungkiri, sektor pertanian di Indonesia memainkan tugas penting dalam
meningkatkan perekonomian negeri. Agribisnis di Indonesia membuka lahan pekerjaan bagi siapa
saja mulai dari buruh tani hingga pengusaha perkebunan itu sendiri. Meski begitu, dalam
perkembangannya, industri perkebunan haruslah dibarengi dengan manajemen dan sumber daya
yang baik agar dalam prosesnya tidak merugikan pihak pihak tertentu.
Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar dalam pengembangan agribisnis bahkan
dimungkinkan akan menjadi leading sector dalam pembangunan nasional. Potensi agribisnis
tersebut diuraikan sebagai berikut :
1. Dalam Pembentukan Produk Domestik bruto , sektor agribisnis merupakan penyumbang nilai
tambah (value added) terbesar dalam perekonomian nasional, diperkirakan sebesar 45 persen
total nilai tambah.
2. Sektor agribisnis merupakan sektor yang menyerap tenaga kerja terbesar diperkirakan sebesar 74
persen total penyerapan tenaga kerja nasional.
3. Sektor agribisnis juga berperan dalam penyediaan pangan masyarakat.
4. Kegiatan agribisnis umumnya bersifat resource based industry. Tidak ada satupun negara di
dunia seperti Indonesia yang kaya dan beraneka sumberdaya pertanian secara alami (endowment
factor).
5. Kegiatan agribisnis mempunyai keterkaitan ke depan dan kebelakang (backward dan forward
linkages) yang sangat besar. Kegiatan agribisnis (dengan besarnya keterkaitan ke depan dan ke
belakang) jika dampaknya dihitung berdasarkan impact multiplier secara langsung dan tidak
langsung terhadap perekonomian diramalkan akan sangat besar.
6. Dalam era globalisasi perubahan selera konsumen terhadap barang-barang konsumsi pangan
diramalkan akan berubah menjadi cepat saji dan pasar untuk produksi hasil pertanian diramalkan
pula terjadi pergeseran dari pasar tradisional menjadi model Kentucky. Dengan demikian
agroindustri akan menjadi kegiatan bisnis yang paling attraktif.

49
7. Produk agroindustri umumnya mempunyai elastisitas yang tinggi, sehingga makin tinggi
pendapatan seseorang makin terbuka pasar bagi produk agroindustri.
8. Kegiatan agribisnis umumnya menggunakan input yang bersifat renewable, sehingga
pengembangannya melalui agroindustri tidak hanya memberikan nilai tambah namun juga dapat
menghindari pengurasan sumberdaya sehingga lebih menjamin.
9. Teknologi agribisnis sangat fleksibel yang dapat dikembangkan dalam padat modal ataupun
padat tenaga kerja, dari manejement sederhana sampai canggih, dari skala kecil sampai besar.
Sehingga Indonesia yang penduduknya sangat banyak dan padat, maka dalam
pengembangannya dimungkinkan oleh berbagai segmen usaha.
Di dalam pertumbuhannya, bisnis di bidang fashion besar kemungkinan arah kedepannya adalah
suatu peluang yang kedepannya cukup baik di saat merebahnya bisnis online lain yang menjamur.
Perkembangan dunia fashion yang berkiprah di Indonesia itu sendiri dapat dikatakan mengalami
peningkatan di beberapa decade terakhir. Hal ini didukung oleh berbagai sisi, baik dari sisi designer
lokal yang kini semakin potensial, tingkat perekonomian yang membaik, sampai sektor ritel yang
ikut serta mengalami perkembangan pesat.
Setelah saya mengunjungi salah satu usaha yang bergerak di sector agribisnis yaitu Erina
Gallery. Erina Gallery memasarkan produk yang mereka buat sendiri seperti pakaian wanita dan
pria remaja yang dimulai dengan harga Rp.100.000,00. Produk yang mereka tawarkan sebagian
besar menggunakan hasil desain sendiri yang kemudian mereka buat limited edition. Produk mereka
juga dibuat dari bahan yang berkualitas, seperti kain yang tidak panas, nyaman dipakai, sablon yang
anti pecah, dan jahitan yang rapi dan juga yang bernilai estetik. Kebanyakan pakaian yag dijual
adalah pakaian semi modern, dimana ada unsur tradisionalnya namun tetap elegan dan modern.
Contohnya kain tenun yang dijahit menyerupai baju modern kekinian. Semua produk yang mereka
pasarkan dapat melalui sistem online maupun offline.
Setelah dilakukannya kunjungan ke salah satu usaha yang bergerak di sektor Agribisnis
didapatkan beberapa informasi dari wawancara dengan pemilik usaha. Nama usaha yang saya
kunjungi adalah Erina Gallery. Erina Galerry telah berdiri semenjak tahun 2017 lalu. Erina Gallery
ini bertempat di Jalan Pemuda No. 29 Gomong, Mataram. Pemiliknya sendiri bernama Ibu
Ernawati. Alamat rumah dari Ibu Ernawati di Jalan Lalu Mesir Gang Persatuan No. 7 Turida Kota
Mataram dengan nomor hp 08190777013. Saat ini Erina Gallery belum memiliki badan hukum dan
hanya memiliki 2 karyawan saja. Lokasi pemasaran dari usaha ini nasional. Jadi, barangnya bisa
dikirim ke seluruh Indonesia, tidak hanya di sekitar Mataram ataupun NTB saja, namun juga dapat
melalui online. Omset kasar yang diperoleh dari usaha ini sebesar Rp. 12.000.000.
Bisnis pakaian akan selalu menjadi salah satu jenis usaha yang cukup menarik untuk dipelajari.
Sepanjang manusia tetap ada di dunia, maka sepanjang itulah bisnis pakaian akan tetap hidup.
50
Dalam hal penjualananya, bisnis pakaian ini tidaklah terlalu sulit untuk kita pelajari dan kita
jalankan, dan yang terpenting semua orang bisa memulai untuk mencobanya. Mulailah dari yang
kecil dulu seperti berbisnis lewat rumah lalu memasarkannya kepada teman, keluarga atau siapapun
yang anda kenal, untuk pemasaran anda bisa memanfaatkan teknologi untuk berpromosi seperti
melewati jejaring sosial, facebook ataupun twitter, kemudian kita bisa memperbesar nantinya
dengan membuka sebuah toko jika modal sudah terkumpul.
Kelebihan dari inventarisir bisnis pakaian antara lain:
1. Produk tidak mudah basi
Kebanyakan Pebisnis pemula memilih untuk terjun ke Bisnis Fashion adalah karna
Produk yang dapat disimpan dalam jangka waktu lama tanpa basi. Sehingga banyak yang
menganggap bahwa Bisnis Fashion adalah salah satu Bisnis yang Aman. Selain itu juga
sederhana, tidak kotor, dan aman dari kadaluarsa (lebih tahan lama), itulah beberapa hal tentang
kelebihan bisnis ini, bandingkan jika anda menjadi penjual makanan, selain harus lebih menjaga
keberesihan, kita juga harus pintar dalam mengelola makanan kita supaya tidak kadaluarsa
sebelum laku terjual.
2. Banyak Peminat
Pakaian memang sudah seperti kebutuhan pokok bagi sebagian orang, baik wanita, pria,
dan anak-anak. terlebih lagi pada musim-musim lebaran, masyarakat Indonesia semua
berbondong-bondong membeli pakaian baru untuk dipakai di Hari Raya. belum lagi banyaknya
event-event Pameran Fashion yang mendukung para Fashionpreneur dalam memamerkan
produknya.
3. Sebagai Penyaluran Hobby
Rata-rata kebanyakan Fashionpreneur terjun ke bisnis fashion karna kesukaannya untuk
mendesain pakaian. yang paling menyenangkan bagi Fashionpreneur adalah ketika banyak
orang yang menyukai dan mengapresiasi hobbunya tersebut dengan membeli produknya.
4. Mudah Didistribusikan
Karena pakaian merupakan barang yang tidak mudah basi dan tidak mudah rusak, maka
tentunya sangat mudah didistribusikan ke seluruh penjuru Indonesia bahkan ke mancanegara.
Kekurangan dari inventarisir bisnis pakaian antara lain:
1. Modal Cukup Besar
Memang banyak yang mengatakan bahwa bisnis pakaian bisa dilakukan dengan modal kecil.
Namun realitanya tidaklah semudah itu. bahkan untuk sekedar menjadi reseller saja tetap butuh
modal. Kenyataannya juga produk yang telah kita beli belum tentu semuanya terjual habis, pasti
akan ada stok mengendap walaupun hanya 1 atau 2 pcs. Mari berbicara realita, saat ini menjual

51
pakaian dengan harga butik sangatlah sulit apabila kalian masih terbilang Newcomer Brand.
Kebanyakan konsumen lebih tertarik kepada harga murah.
2. Trend Mudah Berubah
Seperti yang telah saya sampaikan pada kelebihan berbisnis Fashion bahwa produk Fashion
tidaklah mudah basi. Namun bukan berarti kita bisa tenang membiarkan produk mengendap. Karna
Trend Fashion itu sangat dinamis. umur suatu trend pakaian wanita paling lama adalah sekitar 6
bulan - 1 tahun.
3. Bukan Lagi Kebutuhan Primer
Sulitnya Perekonomian Indonesia akhir-akhir ini membuat pakaian tidak lagi menjadi kebutuhan
utama atau primer. Belakangan ini minat pembeli untuk berbelanja pakaian sangatlah menurun. Hal
tersebut terlihat sekali dengan merosotnya Omzet para Fashionpreneur baik Online maupun
Offline. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Tentunya karna biaya hidup saat ini yang semakin hari
semakin terasa berat. Harga-harga pokok dan biaya-biaya lainnya yang terus melonjak tanpa
diimbangi dengan pemasukan atau gaji yang mencukupi, membuat konsumen tidak lagi
memasukkan pakaian baru sebagai daftar kebutuhan utama mereka lagi.
4. Tingkat RO (Repeat Order) yang relatif kecil
Tidak seperti makanan yang mudah habis, Pakaian cenderung memiliki umur yang lebih
panjang. 1 baju saja bisa berumur 1 tahun atau bahkan 2 - 3 tahun apabila menggunakan bahan dan
jahitan yang berkualitas. Artinya tingkat Repeat Order konsumen belum tentu dalam kurun waktu 1
minggu sudah membeli produk baru lagi. Bisa jadi menunggu waktu 1 bulan saat gajian, atau 2
bulan, atau bahkan 1 tahun baru membeli lagi.
5. Persaingan Yang Banyak dan Ketat
Belakangan ini mulai banyaknya masyarakat yang mulai ikut berbisnis, maka banyak sekali
bermunculan Fashionpreneur baru. Hal tersebut dapat kita lihat di Instagram, ataupun Mall dan
Pusat perbelanjaan banyak sekali mulai bermunculan Brand-brand Fashion Baru. bahkan saat ini
lebih banyak orang yang berfikir untuk berjualan dibanding membeli. kalaupun membeli
kebanyakan ingin untuk dijual lagi.
Untuk mengatasi kelemahan yang dihadapi, saya dapat memberikan saran-saran umum yang
mungkin dapat menjadi acuan untuk memperbaiki kelemahan tersebut :
1. Untuk dapat memberikan harga murah maka produsen tentunya harus bisa mendapatkan HPP
(Harga Pokok Produksi) yang murah pula. Biasanya untuk mendapatkan HPP yang lebih murah
kebanyakan para supplier Kain dan Penjahit menetapkan Quantity minimal yang tidak sedikit, maka
produksinya-pun harus Massal.
2. Kalau kita memiliki banyak produk yang mengendap diatas 6 bulan, produsen harus segera
pasang strategi baru atau Plan B seperti contohnya Sale, Diskon besar-besaran, atau bahkan Cuci
52
Gudang. Karna apabila dibiarkan disimpan lebih lama lagi. model dari produk-produk tersebut akan
terlihat usang dan ketinggalan trend.
3. Harga-harga pokok dan biaya-biaya lainnya yang terus melonjak tanpa diimbangi dengan
pemasukan atau gaji yang mencukupi, membuat konsumen tidak lagi memasukkan pakaian baru
sebagai daftar kebutuhan utama mereka lagi. Tetapi jika pakaian yang dijual itu murah dan cukup
berkualiatas, mampu membuat bisnis ini tetap berjalan lancar.
4. Karena tingkat RO (Repeat Order) sangat kecil, produsen diharapkan mampu mengeluarkan
pakaian-pakaian yang cukup berani. Maksudnya yaitu pakaian-pakaian yang sedang nge-trend
ataupun pakaian yang limited stock namun dengan harga yang cukup bersaing di pasaran, selain itu
juga dapat memperjualkan pakaian yang sangat menarik bagi remaja-remaja Indonesia namun tidak
terlalu mahal. Misalnya pakaian yang menarik di segi kegunaan, bentuk, corak, dan manfaatnya.
Sehingga jika kita mengubah bentuk, corak, warna, fungi dari pakaian tersebut mampu menarik
konsumen untuk membeli pakaian tersebut.
5. Dengan begitu banyaknya bisnis fashion ini, pesaing-pesaingpun semakin banyak yang
bermunculan. Diharapkan produsen mampu membuat atau merancang pakaian yang cukup berbeda
dengan pesaing-pesaing lainnya baik dari segi design, motif, warna, hingga fungsi dari pakaian
tersebut. Sehingga dengan keunikan pakaian yang dijual di pasaran mampu meningkatkan
penjualanan pakaian tersebut. Karena dengan adanya ciri khas dari pakaian tersebut mampu
menarik konsumen untuk membeli barang tersebut. Dan sebagian orang pula tidak ingin
mempunyai pakaian yang sama dengan yang lainnya, sehingga membuat mereka ingin membeli
pakaian yang berbeda dengan yang lainnya atau setidaknya pakaian tersebut tidak pasaran dimana
semua orang memiliki pakaian tersebut.

53
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Usaha Erina Gallery merupakan toko pakaian semi-modern.. Secara umum apabila ditinjau
dari omzet yang diperoh oleh toko ini, toko ini tergolong baik dalam menjalankan usahanya.
Namun, terdapat kekukurangan dalam hal harga pakaian yang menurut remaja dan mahasiswa
masih tergolong cukup mahal. Apabila kekurangan dalam segi harga dapat diperbaiki oleh toko ini,
maka toko ini dapat memperoleh keuntungan yang jauh lebih besar dari sebelumnya.
3.2 Saran
Sebaiknya pemilik Erina Gallery membuat juga pakaian yang sesuai dengan kantong remaja
dan mahasiswa, karena sebetulnya yang paling banyak mencari pakaian adalah anak remaja dan
mahasiswa. Mungkin dengan membuat baju yang bersahabat dengan kantong mahasiswa tetpai
tetap modis dan elegan dipakai.

54
DAFTAR PUSTAKA

https://cagar57.wordpress.com/2015/06/16/pentingnya-agribisnis-dalam-kehidupan/

http://agb.poliwangi.ac.id/?p=294

https://indoagribisnis.wordpress.com/2008/09/21/potensi-agribisnis-indonesia/

55
Lampiran 1. Teks Panduan Praktikum

INVENTARISIR POTENSI AGRIBISNIS NTB

Latar Belakang

Keterbatasan info Agribisnis di NTB menyulitkan banyak kalangan dalam menangani


Agribisnis. Pemerintah merencanakan pengembangan Agribisnis memerlukan info yang cukup,
Agribisnis apa yang perlu dikembangkan dan bagaimana potensinya. Investor yang mau masuk
juga mmerlukan info lahan dan usaha apa yang dinilai berprospek untuk dijadikan ladang investasi;
Begitu juga pengusaha, memerlukan data dan info untuk pengembangan usahanya termasuk
memikirkan bagaimana cara mengantisipasi persaingan dan ancaman lainnya. untuk itu perlu
diinventarisir potensi Agribisnis di NTB.

Tujuan

Menginventarisir dan mengumpulkan data usaha Agribisnis di NTB secara bertahap,


konferehensif dan berkelanjutan yang terus di update.

Sebagai media latihan mengamati, menggali potensi serta menuangkannya kedalam laporan tertulis.
Mhs diberi kesempatan untuk berkreasi menuangkan idenya ke dalam laporan selama ide itu
relefan dengan tujuan kegiatan.

Langkah langkah

1. Siapkan daftar pertanyaan terkait dengan info Agribisnis yang diinginkan

1. Lakukan kunjungan ke usaha Agribisnis di sekitar saudara. Salah satu pendekatan untuk
mendapatkan informasi perusahaan Agribisnis, datangi supermarket dan ritel modern seperti rubby,
alfa mart, indom mart dan lain lain, pergi ke rak pajangan produk Agribisnis, buatan pengusaha
lokal.

3. Buat daftar nama perusahaan dan alamat yang produknya dipajang di supermarket. Pilih satu
dua perusahaan sekitar sdr yang bisa dikunjungi untuk melengkapi datanya.

Selain itu, cara untuk mendapatkan nama perusahaan Agribisnis lokal adalah dengan mendatangi
disperindag NTB.

4. Berikan rekomendasi kasar tentang cara pengembangan usaha tersebut. Andalkan imajinasi yang
realistis berpijak pada teori manajemen Agribisnis yang diketahui.

56
Sifat praktikum

Praktikum ini bersifat individu, pemilihan objek tidak boleh sama. Jika usaha A sudah
dikunjungi dan didata oleh mhs P, maka mhs lain mencari usaha yang lain.

Waktu dan pengumpulan laporan

Kegiatan ini dilakukan sejak panduan kegiatan ini disampaikan di kelas, disepakati dan
ditetapkan rentang waktu pelaksanaan. Laporan dikumpulkan paling lambat dua minggu dari
tanggal penugasan diberikan, kepada Co-Ass sesuai dengan pembagian kelompok (ganjil dan
genap).

Format laporan

1. Cover

2. Daftar isi

3. Latarbelakang

4. Tujuan

5. Langkah langkah

6. Sifat praktikum

7. Waktu dan pengumpulan

8. Pelaksanaan kegiatan: kapan, dimana, dan bagaimana, catatan pelaksanaan (kendala dalam
pelaksanaan, solusi yang dilakukan). Demokan bakat dan kemampuan menulis.

9. Hasil, Diskusi dan refleksi: gambaran umum potret perusahaan, inventarisir keunggulan dan
kelemahan; beraikan saran umum untuk mengatasi kelemahan.

10. Penutup

11. Daftar pustaka

12. Lampiran: Teks panduan praktikum, daftar pertanyaan

57
Lampiran 2. Daftar Pertanyaan

1. Nama usaha : Erina Gallery

2. Lokasi/alamat : Jalan Pemuda No. 29 Gomong, Mataram

3. Alamat rumah : Jalan Lalu Mesir Gang Persatuan No.7 Turida

4. Nama pemilik : Ernawanti

5. Nomor HP : 08190777013

6. Berbadan hukum (terdaftar) : Tidak

7. Produk yang diusahakan : Pakaian

8. Kapasitas produk : Nasional

9. Jumlah karyawan :2

10. Lokasi pemasaran : Se-Indonesia

11. Berdiri sejak kapan : 2017

12. Omset kasar : Rp. 12.000.000

13. Tanggal berkunjung : Jum’at, 23 November 2018

58
Lampiran 3. Foto Usaha Erina Gallery

59
ACARA VI. ILMU EKONOMI UNTUK MANAJER

60
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu Ekonomi adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari mengenai pengelolaan sumber
daya, baik itu secara perorangan, kelompok masyarakat, hingga suatu negara, dalam upaya untuk
mencapai kemakmuran dan kesejahteraan. Secara etimologi kata “Ekonomi” berasal dari bahasa
Yunani, yaitu “Oikos” yang artinya “Keluarga/ rumah tangga” dan “Nomos” yang artinya “tata
aturan/ hukum”. Jadi, secara literal definisi ekonomi adalah tata aturan rumah tangga atau
pengelolaan rumah tangga. Ilmu ekonomi juga dianggap sebagai kajian terhadap perilaku manusia
dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya.
Oleh sebab itu, praktikum ini penting untuk dilakukan. Dengan melakukan ini, diharapkan
praktikan mampu Memberikan masukan dalam pengambilan keputusan terhadap tindakan-tindakan
ekonomi, Membantu memberikan pengertian tentang potensi dan keterbatasan suatu kebijakan
ekonomi, dan Membantu manusia dalam memahami pola perilaku ekonomi suatu masyarakat

1.2 Tujuan
Untuk menjawab pertanyaan yang diberikan kepada praktikan

1.3. Sifat Praktikum


Praktikum ini bersifat individu.

1.4. Waktu dan pengumpulan


Kegiatan ini dilakukan sejak panduan kegiatan ini disampaikan di kelas, disepakati dan
ditetapkan rentang waktu pelaksanaan. Laporan dikumpulkan paling lambat satu minggu dari
tanggal penugasan, diberikan kepada Co-Ass.

61
BAB II PEMBAHASAN

1. Kenpa produksi maksimum dicapai pada saat PM = 0 ?


Model Produksi Dengan Satu Macam Faktor Produksi Variabel
Produksi dengan satu macam faktor produksi variabel adalah pengertian analisis jangka
pendek,dimana faktor produksi yang tidak dapat di ubah. Ekonom membagi faktor produksi
menjadi barang modal (capital) dan tenaga kerja (labour).hubungan matematis penggunaan faktor
produksi yang menghasilkan output maksimum disebut fungsi produksi.
Dalam model produksi satu macam faktor produksi variabel, barang modal dianggap sebagai
faktor produksi tetap.keputusan produksi ditentukan berdasarkan alokasi efisiensi tenaga kerja
a. Produksi Total, Produksi Marginal, Dan Produksi Rata-Rata
Produksi total (total product) adalah banyaknya produksi yang dihasilkan dari penggunaan
total faktor produksi. Produksi marginal (marginal product) adalah tambahan produksi karena
penambahan penggunaan satu unit faktor produksi. Produksi rata-rata (average product) adalah
rata-rata output yang dihasilkan per unit faktor produksi.
Ø Produksi Total :
TP = f(K,L)
Ket : TP = produksi total
K = barang modal(yang dianggap konstan)
L = tenaga kerja/buruh
Secara matematis TP akan maksimum apabila turunan pertama dari fungsi nilainya sama
dengan nol. Turunan pertama dari TP adalah MP,maka TP maksimum pada saat MP sama dengan
nol.
Ø Produksi Marginal
MP = TP’ = αTP/αL
Dimana: MP = produksi marginal
Perusahaan dapat terus menambah tenaga kerja selama MP > 0. Jika MP < 0,penambahan
tenaga kerja justru menguragi produksi total. Penurunan nilai MP merupakan indikasi telah
terjadinya hukum Pertambahan Hasil Yang Semakin Menurun atau The Law of Deminishing Return
(LDR).
Hukum Hasil Lebih yang Semakin Berkurang (The Law of Diminshing Return)
menyatakan bahwa : apabila faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya (tenaga kerja) terus
menerus ditambah sebanyak satu unit, pada mulanya produksi total akan semakin banyak
pertambahannya, tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu produksi tambahan akan semakin

62
berkurang dan akhirnya mencapai nilai negatif dan ini menyebabkan pertambahan produksi total
semakin lambat dan akhirnya mencapai tingkat yang maksimum kemudian menurun.

Ø Produksi Rata-Rata
AP = TP/L
Dimana: AP = produksi rata-rata.
AP akan maksimum bila turunan pertama fungsi AP adalah 0 (AP’=0). Dengan penjelasan
matematis,AP maksimum tercapai pada saat AP = MP,dan MP memotong AP pada saat nilai AP
maksimum.
b. Tiga Tahap Produksi
Untuk kasus umum dan bila dianggap penambahan faktor produksi dianggap kontinyu kurva
akan menjadi pada diagram 1.1. Diagram 1.1 menunjukan ada tiga tahap penting dari gerakan
perubahan nilai TP. Yang pertama,pada saat MP maksimum (titik 1 dan 4). Kedua,pada saat AP
maksimum (titik 2 dan 5). Ketiga,pada saat MP = 0 atau TP maksimum (titik 3 dan 6). Diagram
tersebut dapat dibagi menjadi tiga tahap produksi (The Three Stages of Production):
1) Tahap I (stage I ),sampai pada saat kondisi AP maksimum
Penambahan tenaga kerja akan meningkatkan produksi total maupun produksi rata—rata.
Karena itu hasil yang diperoleh dari tenaga kerja masih jauh lebih besar dari tambahan upah yang
harus dibayarkan. Perusahaan rugi jika berhenti produksi pada tahap ini (slope kurva TP meningkat
tajam).
2) Tahap II (stage II ),antara AP maksimum sampai saat MP sama dengan nol
Karena berlakunya LDR,baik produksi marginal maupun produksi rata-rata mengalami
penurunan. Namun demikian nilai keduanya masih positif. Penambahan tenaga kerja akan tetap
menambah produksi total sampai mencapai titik maksimum (slope kurva TP datar sejajar dengan
sumbu horizontal).
3) Tahap III (stage III ),saat MP sudah bernilai < nol (negatif).
Perusahaan tidak mungkin melanjutkan produksi,karena penambahan tenaga kerja justru
menurunkan produksi total. Perusahaan akan mengalami kerugian (slope kurva TP negatif).
Secara matematis perusahaan akan berhenti menambah tenaga kerja pada saat tambahan
biaya (marginal cost) yang harus dibayar adalah sama dengan tambahan pendapatan (marginal
revenue) yang diterima.tambahan biaya dalam hal ini adalah upah (wage) tenaga kerja. Tambahan
pendapatan adalah produksi marginal dikalikan harga jual barang dinotasikan P,maka alokasi tenaga
kerja (faktor produksi) dianggap efisien, bila W = MP (P)

2. Bagaimana cara supaya omset penjualan meningkat?

63
Kebijakan/Strategi Penetapan Harga atas Barang
Produsen dalam rangka meningkatkan hasil penjualan akan berusaha menempuh dengan
cara semaksimal mungkin agar keuntungan tercapai. Salah satu strategi yang digunakan adalah
kebijakan harga.
Secara teori, apabila suatu produk bersifat elastis, maka kebijakan menaikkan harga
merupakan langkah yang kurang tepat karena akan menurunkan penerimaan. Sebaliknya bila
bersifat inelastis, maka menaikkan harga pada tingkat yang moderat/wajar akan meningkatkan
penerimaan.
Adapun ringkasan hubungan elastisitas permintaan terhadap strategi penetapan harga produk
adalah sebagai berikut:
1. Apabila permintaan bersifat elastis, maka menurunkan harga jual akan cenderung
menaikkan tingkat pendapatan (dalam batas penurunan harga masih menguntungkan)
2. Apabila permintaan bersifat inelastis, maka maka menaikkan harga jual akan cenderung
menaikkan tingkat pendapatan (dalam batas kenaikan harga tidak menyebabkan permintaan
= 0)
3. Apabila permintaan bersifat elastis uniter menaikkan atau menurunkan harga adalah
tindakan yang mubazir, karena penerimaan relatif tidak berubah.

3. Bagaimana caranya agar diperoleh keutungan maksimum?


Caranya agar memperoleh keuntungan maksimum adalah dengan menggunakan teori produksi,
yaitu : dengan meningkatkan produksinya, baik kuantitas barang atau jasa di hasilkan, bentuk
barang atau jasa di ciptakan, dan distribusi temporal dan spasial dari barang atau jasa yang di
hasilkan. Berikut penjelasannya :
a. Teori Produksi
Teori produksi adalah studi tentang produksi atau proses ekonomi untuk mengubah faktor
produksi (input) menjadi hasil produksi (output). Produksi menggunakan sumber daya untuk
menciptakan barang atau jasa yang sesuai untuk digunakan. Dalam teori produksi, produksi adalah
suatu kegiatan untuk menambah nilai guna pada suatu barang. Produksi di ukur sebagai “tingkat
hasil produksi (output) perperiode waktu” karena merupakan konsep aliran.
Ada 3 aspek proses produksi antara lain :
a) Kuantitas barang atau jasa di hasilkan.
b) Bentuk barang atau jasa di ciptakan, dan
c) Distribusi temporal dan spasial dari barang atau jasa yang di hasilkan.

64
Proses produksi dapat di definisikan sebagai kegiatan yang meningkatkan kesamaan antara
pola permintaan barang atau jasa dan kuantitas, bentuk ukuran, panjang dan distribusi barang atau
jasa tersedia bagi pasar.
b. Fungsi Produksi
Fungsi produksi adalah suatu persamaan yang menunjukan hubungan ketergantungan antara
tingkat input yang digunakan dalam proses produksi dengan tingkat output yang di hasilkan. Faktor-
faktor produksi dikenal pula dengan istilah input dan jumlah produksi selalu juga disebut sebagai
output.
c. Faktor Teori Produksi
Dalam teori ini input atau sumber daya yang di gunakan dalam proses produksi disebut
faktor-faktor produksi sebagai berikut :
a) Manusia (Tenaga Kerja)
b) Modal
c) Sumber Daya Alam (Tanah)
d) Skill (Teknologi)
d. Teori Produksi Dengan Satu Faktor Berubah
Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan diantara tingkat produksi
suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat
produksi barang tersebut. Dalam analisis tersebut bahwa faktor-faktor produksi lainnya adalah tetap
jumlahnya, yaitu modal dan tanah jumlahnya di anggap tidak mengalami perubahan. Satu-satunya
faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya adalah tenaga kerja
Hukum hasil lebih yang semakin berkurang menyatakan bahwa :
“Apabila faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya (tenaga kerja) terus menerus ditambah
sebanyak satu unit, pada mulanya produksi total akan semakin banyak pertambahannya, tetapi
sesudah mencapai suatu tingkat tertentu produksi tambahan akan semakin berkurang dan akhirnya
mencapai nilai negatif. Sifat pertambahan produksi seperti ini menyebabkan pertambahan produksi
total semakin lambat dan akhirnya ia mencapai tingkat yang maksimum dan kemudian menurun”.

65
BAB III PENUTUP

Berdasarkan laporan diatas dapat disimpulkan bahwa :

a. Perusahaan dapat terus menambah tenaga kerja selama MP > 0. Jika MP < 0,penambahan tenaga
kerja justru menguragi produksi total. Penurunan nilai MP merupakan indikasi telah terjadinya
hukum Pertambahan Hasil Yang Semakin Menurun atau The Law of Deminishing Return
(LDR). Hukum Hasil Lebih yang Semakin Berkurang (The Law of Diminshing Return)
menyatakan bahwa : apabila faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya (tenaga kerja) terus menerus
ditambah sebanyak satu unit, pada mulanya produksi total akan semakin banyak pertambahannya, tetapi
sesudah mencapai suatu tingkat tertentu produksi tambahan akan semakin berkurang dan akhirnya
mencapai nilai negatif dan ini menyebabkan pertambahan produksi total semakin lambat dan akhirnya
mencapai tingkat yang maksimum kemudian menurun.
b. Salah satu strategi yang digunakan adalah kebijakan harga. Secara teori, apabila suatu produk
bersifat elastis, maka kebijakan menaikkan harga merupakan langkah yang kurang tepat karena
akan menurunkan penerimaan. Sebaliknya bila bersifat inelastis, maka menaikkan harga pada
tingkat yang moderat/wajar akan meningkatkan penerimaan.
c. Caranya agar memperoleh keuntungan maksimum adalah dengan menggunakan teori produksi,
yaitu : dengan meningkatkan produksinya, baik kuantitas barang atau jasa di hasilkan, bentuk
barang atau jasa di ciptakan, dan distribusi temporal dan spasial dari barang atau jasa yang di
hasilkan.

66
DAFTAR PUSTAKA

https://file2shared.wordpress.com/analisis_produktivitas/

https://tyraway.wordpress.com/2011/12/07/perilakuprodusen-pendekatan-fungsi-produksi-satu-
variabel/

https://sono-echono.blogspot.com/2014/09/teori-produksi.html

67
ACARA VII. KLIPPING ISU AGRIBISNIS

68
1. ISU PERTAMA

69
a. Resume

Kementerian Pertanian ingin mengoptimalisasi lahan rawa untuk pertanian. Mengingat lahan
pertanian di Indonesia kian sempit. Dimana Indonesia memiliki potensi lahan rawa 33,4 juta ha.
Dan lahan rawa tersebut memiliki potensi yang begitu besar, jika dikelola dengan baik dan benar.
Untuk itu, Kementerian Pertanian meluncurkan program Selamatkan Rawa, Sejahterakan Petani
(SERASI). Menteri Pertanian mengatakan bahwa ratusan ribu hektar rawa yang tersebar di enam
provinsi akan dimanfaatkan sebagai lahan pertanian produktif.

b. Refleksi

Pendapat saya mengenai program yang diluncurkan oleh Kementerian Pertanian ini sangat
bagus. Mengingat lahan pertanian di Indonesia kian sempit karena lahan pertanian banyak
digantikan dengan didirikannya perumahan, kantor, industri, mall, dll. Karena selain lahan rawa di
Indonesia sangat luas, jadi sia-sia saja jika tidak dimanfaatkan dengan baik, Maka dari itu,
Kementerina berinisiatif untuk memanfaatkan lahan rawa tersebut untuk dijadikan lahan pertanian.

Dengan dilakukan program ini diharapkan mampu meningkatkan produksi pertanian


Indonesia walaupun lahan pertaniannya kian berkurang. Dengan begitu Indonesia tidak perlu lagi
untuk mengimpor bahan makanan lagi dari luar negeri tetapi sebaliknya yaitu mengekspor hasil
produksi ke luar negeri guna meningkatkan perekonomian negara.

2. ISU KEDUA

70
a. Resume
Kementerian Pertanian terus mendorong modernisasi pertanian, dengan memberikan
bantuan berupa alat dan mesin untuk meningkatkan efisiensi dan efektifats budidaya pertanian.
Kemeterian mendorong modernisasi pada kegiatan budidaya pertanian yang meliputi kegiatan
pengolahan pertanian, penanaman, pemanenan, dan pengolahan hasil. Langkah ini dipercaya
mampu mengatasi keterbatasn tenaga kerja di setor pertanian dan meningkatkan pendapatan petani.
Dalam upaya pengembangan mekanisasi pertanian, Kementerian telah menyalurkan bantuan
alinstan sekitar 350.000 unit yang diberikan langsung ke kelompok tani atau ditempatkan di dinas
pertanian. Gerakan modernisasi lainnya adalah pemanfaat lahan rawa. Potensi laha rawa di
Indonesia dapat dikembangkan menjadi lahan pertanian produktif yang luas, apabila dikelola
dengan intensif dan menggunakan teknologi yang tepat.Potensi inilah yang kemudian diharapkan
mampu berkontribusi besar terhadap peningkatan produksi pangan nasional.

b. Refleksi

Isi berita yang diapaprkan ini sangat bagus, dan saya sangat setuju dengan berita tersebut.
Dimana Kementerian Pertanian terus berupaya semaksimal mungkin untuk meningkatkan produksi
pertanian. Kementerian Pertanian terus mencari jalan keluar dari permasalahn yang dihadapi oleh
petani Indonesia. Salah satu adalaha lahan pertanian, yang semakin lama semakin sempit. Upaya
pemanfaatan lahan rawa ini sudah dimulai dari tahun 2016 hingga saat ini. Dengan pemanfaatan
lahan rawa ini diharapkan mampu membantu para petani untuk terus melakukan budidaya pertanian
dna menghasilkan produk pertanian yang banyak. Selain dijalankannya program SERASI ini,
Kementerian Pertanian telah memeberikan bantuan berupa alat dan mesin pertanian, dimana alat ini
diharapkan ammapu membantu petani dalam melakukan budidaya pertanian. Dengan diberikan
bantuan teknologi pertanian ini, kegiatan budidaya pertanian menjadi lebih efektif dan efisien. Di
zaman yang teknologinya yang semakin canggih, Kementerian pun juga ingin mensejahterakan para

71
petani dengan memberikan teknologi ini untuk memudahkan dan menambah pendapatan para
petani.

3. ISU KETIGA

72
a. Resume

Sesuai Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2017, mengamanatkan Kementerian


Pertanian bersama Kementerian terkait melakukan pengembangan ekonomi local, antara lain
melalui kegiatan peningkatan kedaulatan pangan local, pengembangan lumbung pangan nasional di
Merauke. Kemeterian sendiri telah mengalokasikan anggaran untuk kegiatan pengembangan padi,
padi organik, jagung, kedelai, serta kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).

Di Papua sendiri telah berhasil mengembangkan 28.035 hektare pertanaman dan


mendistribusikan saprodi sejumlah 2.696 unit selama periode 2015-2018. Produksi padi dan kedelai
meningkat masing-masig 23% dan 93%. Seluas 14.537 hektare pertanaman tanaman pangan telah
dikembangkan dan sejumlah 12.636 sarana dan prasarana telah didistribusikan pada periode 2015-
2016. Peningkatan produksi padi dan jagung masing-masing 8,33% dan 86,31%.

Kegiatan KRPL diharapkan dapat mendorong kegiatan percepatan penganekaragaman dan


konsumsi pangan serta memperkuat ketahanan pangan masyarakat. Kegitan KRPL ini
mengutamakan sumber daya local disertai pemanfaatan pengetahuan local dengan pembiayaan per
kelompok sebesar 50 juta.

b. Refleksi

Saya setuju dengan isi berita yang disampaikan ini, dimana Kementerian Pertanian sedang
menggenjot pengembangan ekonomi local antara lain melalui kegiatan peningkatan kedaulatan
pangan local, pengembangan lumbung pangan nasional di Merauke. Dimana jika akita mengingat
lahan pertanian di Jawa, Sumatera, NTB, Bali, dll sudah semakin berkurang karena telah dijadikan
perumahan, industri, pusat perbelanjaan dll. Sedangkan di Papua, lahan yang kosongnya cukup
banyak yang memungkinkan untuk kegiatan budidaya pertanian, sehingga dapat menambah
produksi pertanian. Apalagi dengan diadakannya program KRPL dimana diharapkan dapat
mendorong kegiatan percepatan penganekaragaman dan konsumsi pangan serta memperkuat
ketahanan pangan masyarakat.

73
4. ISU KEEMPAT

a. Resume

Target kebijakan pertanian Menteri Pertaian dalam menibngkatkan produksi yang diikuti
dengan meningkatnya volume ekspor tercapai. Ekspor nanas Januari-September 2018 mencapai
9.658 ton sementara periode tahun sebelumnya hanya 6.590 ton atau naik 46,6%. Bahkan, ekspor
manggis melonjak 378,6%, durian 733%, pisang 87,4%, salak 33,1%, jeruk 5,4%, dan rambutan
naik 98,3%. Sementara ekspor mangga hanya naik 0,7%. Dengan naik volume ekspor jenis buah-
buahan tersebut, kini buah-buahan local telmampu merajai pasar dlam negeri dnan luar negeri.
Kenaikan volume ekspor ini disebabkan kebijakan yang tepat mendorong ekspor. Kebijakan
tersbebut menangani aspek hulu sampaihilir, membangun kawasan buah, beinh unggul, registrasi

74
kebun, budidaya ramah lingkungan, pasca panen yang baik dan sertifikasi packaging house hingga
kemudahan pelayanan perkarantinaan.

Ekspor ini telah merambah ke berbagai negara, Manggis diekspor ke Prancis, Hongkong,
Singapura, China, Uni Emirat Arab dan Saudi Arabia. Pisang diekspor ke China, Malaysia, Jepang,
Korea, Singapura, Oman dan Uni Emirat Arab, salak diekspor ke China, Kamboja, Malaysia,
Singapura, Saudi Arabia, Thailand, Uni Emirat Arab, Timor Leste, Belanda, Qatar, Hongkong,
Jerman dan Inggris. Jeruk diekspor ke Malaysia, Prancis, Belanda, Singapura dan Saudi Arabia.

Kedepannya eksor uah dipastikan terus menngkat. Pasalnya berbagai kebijaakan


meningkatkan produksi terus dilakukan dan memudahkan ekspor juga dijamin. Ke depannya ekspor
semakin beragam, tidak hanya ekspor benih, produk olaha, tetapi juga ekspor ilmu pangan local.

b. Refleksi

Setelah membaca berita ini, saya sangat bangga dengan apa yang sudah dilakukan Mneteri
Pertanian yang terus menggenjot pembangunan pertanian di Indonesia. Saah satunya adalah dengan
melkaukan ekspor buah ini. Dimana buah-buah local ini diekspor ke luar negeri, yang akan
meningkatkan pendapatan nasional. Selain itu, buah-buahan local kita tidak hanya dikenal di dalam
negeri melainkan juga di luar negeri. Seperti yang kita ketahui Indonesia adalah negara tropis,
dimana buah-buahan senang tumbuh dan berkembag di daerah yang mendapatkan sinar matahari
hngga 12 jam perharinya. Sehingga Indonesia memiliki aneka buah-buahan yang lebh beraam
dibandingkan negara laiannya. Dengan dilakukannya ekspor buah ini, diharapakan mampun
meningkatkan kesejahteraan petani dan juga mampu meningkatkan ekonomi nasional.
5. ISU KELIMA

75
a. Resume

Petani hortikultura di Jawa Barat telah banyak melaksanakna praktik budidaya hortikultura
yang ramah lingkungan, bahkan diantaranya telah mengarah ke budidaya secara organic. Sejak
tahun 2016 Pemerintah telah mengalokasikan anggaran untuk pengembangan 250 desa oraganik di
Indonesia. Sudah ada enak Kelompok Tani yang tellah disertifikasi oragnik oleh Lembaga
Sertifikasi Organik (LSO) Inofice. Dalam kunjungannya, kepala BPTPH berpesan agar petani selalu
menegakkan komitmen untuk memproduksi hortikultura organi secara berkelanjutan. Jajaran
BPTPH selalu siap memberikan dukungan berupa bimbingan dan pendampingan teknis budidaya
organic.

b. Refleksi

Setelah saya membava berita ini, saya juga ikut mendukung Keneterian Pertanian untuk
membangun desa Organik khususnya di Jawa Barat. Mengingat di Indonesia tidak banyak ada desa
Organik ini. Dengan adanya desa Organik ini, kelompok tani akan mengusahakan produk-produk
pertanian semaksimal mungin, dan akan meningkatkan pendapatan bagi kelompok petani itu
sendiri. Selain itu juga, jika Kementerian Pertanian menggenjot dan mendukung adanya desa
Organik ini, akan meningkatkan produksi pertanian di Indonesia dan kemudian mampu mengekspor
hasil pertanian tersebut yang berdaya saing Internasional.

76
6. ISU KEENAM

a. Resume

Penerapan system asuransi oleh Pemerintah dinilai memberikan manfaat bagi para petani
untuk menanggulangi terjadinya gagal paen yang berpotensi merugikan secara pendapatan
financial. secara alasan teknis asuransi pertanian tidak mengganti seluruh biaya kerugian, namun
nilai yang dikucurkan pemerintah sebesar Rp144 ribu per hektar atau 80 persen dari total biaya
premi Rp 180 ribu masih tergolong membantu petani. Program asuransi pertanian telah digagas
sejak 20 tahun lalu oleh Pemerintah kemudian diupayakan dengan berbagai inisiatif oleh
Kementerian Pertanian hingga kini. program asuransi pertanian yang sedang dilakukan dikenal
dengan sebutan AUTP dan asuransi usaha ternak sapi dan kerbau (AUTS/K). Agar program
asuransi pertanian semakin diketahui petani dan meningkatkan kesadaran pentingnya perlindungan
risiko gagal panen, maka perlu digiatkan sosialisasi di kelompok tani dikaitkan dengan skema
pupuk.

b. Refleksi

Saya setuju dengan berita di atas, dimana Pemerintah mengadak system asuransi bagi petani
untuk menanggulangi terjadinya gagal panen yang berpotensi merugikan financial petani. Karena
dengan adanya bantuan asuransi ini, petani tidak sepenuhnya akan merasakan kerugian tersebut,

77
malah merasa terbantu dengan adanya asuransi ini. Karena ada sebagian petani, jika mengalami
gagal panen hidupnya semakin miskin dan tidak bisa melakukan kegiatan budidaya pertanian
kembali, karena tidak adanya modal untu memulai kembali. Jadi, dengan diberikan asuransi ini,
petani tidak perlu khawatir lagi jika terjadi gagal panen tersebut.

7. ISU KETUJUH

a. Resume

Kementerian Pertanian tengah massif menggalakan kegiatan peningktan produksi kentang


dalam mendorong ekspor dan mengendalikan impor. Direktur Jenderal Hortikultura mengatak
bahwa kentang ada dua jenis. Kentng granusa untuk konsumsi dan kentang Atlantik untuk
kebutuhan bahan baku industri. KEntang untuk bahan baku industri dibutuhkan jenis khusus yaitu
78
kentang Atkantik yang pasokannya masih mengandalkan impor, namun dengan berkembangnya
teknologi pembenihan dan pemuliaan beinih kentang, telah ditemukan beragai varietas lainnya
sehingga nantinya tidak lagi mengandalkan impor.

Impor kentang industri tahun 2017 sebesar 51.849 ton yang nilainya mecapai Rp. 275 miliar.
Namun pada Januari-September 2018 impor hanya 29.649 ton senilai Rp. 117 miliar, yang
menandakan impor kentang industri turun drastic. Dan sejak 2018 tidak ada impor kentang
konsumsi, sudah swasembada. Direktur Wingsfood menyatakan, Wingsfoo sebagai perusahaan
olahan kentang yang baru berumur dua tahun perlu waktu untuk memenuhi kebutuhan bahan baku
dari produksi kentang dlam negei. Untuk pemenuhan bahan bakunya, Wingsfood menggunakan
produk kentang local.

b. Refleksi

Setelah saya membaca berita ini, saya sangat bangga karena impor kentang sudah hamper
tidak ada. Sejak tahun 2018 impor kentang konsumsi sudah tidak ada lagi. Karena petani di
Indonesia terus menggalakkan penanaman kentag ini. Seperti kita ketahui, kentang memiliki banyak
manfaat, selain untuk kesehatan tubuh, juga dapat diolah kembali menjadi jajanan yang sering kita
konsumsi. Dan peminta dari jajanan olahan kentang ini sangat banyak dan digemari oleh kalangan
remaja hingga dewasa. Jadi, petani Indonesia harus memanfaatkan peluang ini, untuk menanam
padi, karena peluang menanam kentang ini sangat besar. Jika kita bisa melahirkan varietas kentang
baru yang lebih unggul dari kentang impor, kita bisa mengekspornya dan kemudian mampu
menaikkan daya saing dari kentang itu sendiri.
8. ISU KEDELAPAN

79
a. Resume

Tantangan terbesar dalam peningkatan produksi pangan adalah terjadinya konversi lahan
pertanian ke non pertanian. Bahkan, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan luas lahan baku
sawah saat ini tinggal 7,1 juta hektare (ha). Untuk mengantisipasi semakin berkurangnya lahan
pertanian, salah satu potensi besar yang bisa dioptimalkan adalah lahan kering masam dan marginal.
Data menyebutkan, total sumber daya lahan di Indonesia sekitar 188,2 juta ha. Terdiri dari lahan
kering 140 juta ha dan lahan basah sekitar 40 juta ha. Dari total lahan kering tersebut, 102,8 juta ha
merupakan lahan kering bereaksi masam.

Untuk pemugaran lahan kering bereaksi masam tersebut dapat dilakukan dengan pendekatan
konservasi tanah dan air. Salah satu bentuk konservasi tanah dan air (KTA) adalah dengan
pendekatan WOCAT (World Overview of Conservation Approachs and Technologies). Bentuk
KTA secara agronomi adalah penggunaan pupuk buatan, seperti dolomit. Tindakan KTA ini
bertujuan memperbaiki kondisi kesuburan tanah. Hasil penelitian erosi menunjukkan, tindakan
KTA mampu mengendalikan kehilangan hara. Bahkan penambahan dolomit dikombinasikan
dengan tindakan KTA mampu meningkatkan produktivitas tanaman. Hal itu terjadi karena
meningkatnya pH tanah, unsur hara P menjadi tersedia, menambahkan hara Ca dan Mg dan
mengurangi kehilangan hara akbiat erosi. Potensi lahan kering masam apabila dikelola dengan baik
akan lebih produktif dibandingkan dengan lahan basah/sawah.

80
b. Refleksi

Saya sangat setuju dengan berita di atas. Berita di atas berisikan tentang perluasan areal
tanam dengan memanfaatkan lahan kering asam. Seperti yang kita ketahui, total sumber daya lahan
di Indonesia sekitar 188,2 juta ha. Terdiri dari lahan kering 140 juta ha dan lahan basah sekitar 40
juta ha. Dari total lahan kering tersebut, 102,8 juta ha merupakan lahan kering bereaksi masam.
Dimana lahan kering masam lebih mendoinasi keberadaannya dibandingkan lahan basah. Disaming
itu pula lahan basah di Indonesia semakin berkurang dengan dilakukan pembangun perumahan,
kantor, industri, pusat perbelanjaan dll. Dan lahan pertanian inilah yang menjad salah satu masalah
besar yang tengah dihadapi pertanian Indonesia, yaitu kurangnya lahan untuk bertani.Karena
kurangnya lahan produktif ini, maka Kementan berinsiatif untuk menggunakan lahan kering masam
ini untuk dialih fungsikan menjadi lahan pertanian. Sebenarnya lahan kering masam ini memiliki
potensi besar untuk ditanami, jika sudah dilakukan perbaikan hara tanahnya dan dikelola dengan
baik. Seiring dengan teknologi yang semakin maju, lahan kering masam mampu dirubah menjadi
lahan produktif bahkan lebih produktif dibandingkan dengan lahan basah/ sawah.

9. ISU KESEMBILAN

a. Resume

Secara serentak Kementerian Pertanian melakukan safari panen jagung di tujuh kabupaten di
Jawa Timur yang meliputi areal 5.000 hektare (ha) ladang jagung. Dari ketujuh daerah yang panen,
81
terbesar terdapat di Jenggawah, Jember seluas 2.901 ha dan Kecamatan Kraton, Pasuruan seluas
1.496 ha dengan produktivitas rata-rata 7-10 ton per ha. Panen raya ini membuktikan bahwa petani
sangat mampu memenuhi kebutuhan pakan jagung untuk peternak mandiri. Masalah kesulitan
peternak dalam memenuhi kebutuhan pakan hanya masalah komunikasi dan distribusi. Karena
produksi jagung banyak, tapi distribusinya tidak merata, sehingga ada yang berlebih dan ada yang
kurang. Untuk mengatasi masalah ini, Agung selaku Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian
Pertanian mencoba memediasi langsung antara peternak dan petani jagung. Mediasi tersebut sukses
memenuhi kebutuhan peternak sebanyak 10 ton yang dipasok petani jagung setempat.
Menindaklanjuti hal itu, Agung mengusulkan dibentuknya Forum Komunikasi Peternak dan Petani
Jagung.

b. Refleksi
Saya setuju dengan tindakan Agung dimana beliau memediasi antara peternak dan petani
jagung. Seerti yang kita ketahui, produksi jagung di Indonesia cukup melimpah. Saking
melimpahnya, jagung tersebut diekspor ke luar negeri. Tetapi negara kita mengimpor banyak pakan
jagung untuk ternak, sedangkan pakan jagung itu merupaka jagung yang kita ekspor ke luar negeri.
Seandainya para peternak mandiri ini berinisiatif atau Pemerintah melakukan tindakan seperti yang
dilakukan pak Agung ini, makan peternak mandiri di Indonesia tidak mengimpor pakan jagung dari
luar. Karena produksi jagung di Indonesia sendiri pun sangat melimpah. Selain itu juga, Meteri
Pertanian juga harus memberikan penyuluhan secara langsung mengenai masalah ini, agar para
peternak juga mengerti dan mulai untuk tidak mengimpor pakan jagung lagi. Para petani pun juga
harus memiliki pengetahuan tentang mebgolah jagung menjadi pakan jagung, karena nilai yang
dihasilkan pun lebih tinggi dibandingkan hanya menjual bahan mentahnya saja.
10. ISU KESEPULUH

82
a. Resume
Guna mencapai target Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada tahun 2045, maka
Kementerian Pertanian harus memastikan segala kesiapan di sektor pertanian. Salah satunya yakni
infrastruktur pertanian. Lebih utama dari itu, menjadikan Indonesia sebagai negara lumbung pangan
dunia 2045 tak boleh mengabaikan tingkat kesejahteraan petani. Bukan sekadar mendongkrak
angka produksi pertanian. Subsektor lainnya yang perlu dicermati adalah mengenai cukupnya
ketersediaan lahan pertanian untuk menuju Indonesia sebagai negara yang mampu memasok
kebutuhan pangan dunia. Ketersediaan lahan perlu dilakukan secara sistematis sebab terus semakin
melonjaknya pertumbuhan penduduk sehingga menyebabkan konveksi. Oleh sebab itu, Kementan
terus berkoordinasi dengan Kementerian PUPR untuk infrastruktur seperti pembangunan
bendungan. Kementan perlu terus mengelola komoditas pertanian unggulan secara berkelanjutan
karena akan berpengaruh ke nilai harga di pasar dunia. Amran Sulaiman juga optimistis ekspor
komoditas pertanian Indonesia akan semakin meningkat, sehingga dapat menjadi lumbung pangan
dunia serta meningkatkan kesejahteraan petani dan menambah devisa negara.
b. Refleksi
Saya setuju dengan berita di atas, dimana Indonesia akan dijadikan sebagai Lumbung
panagn dunia, jadi infrastruktur dan lahan adalah kunci utamanya. Karena tanpa adanya dua faktor
ini, akan susah menjadkan Indoensia sebagai lumbungn pangan dunia. Salah satu program yang
harus dilakukan adalah melakukan pembangunan infrastruktur seperti bendungan dll. Selain itu
harus adanya kebijakan lahan hijau. Dimana lahan produktif tidak boleh didirikan bangunan. Agar
lahan produktif tidak berkurang sehingga mampu menghasilkan produk pangan yang banyak.
Mengingat juga Indonesia adalah negara tropis yang memiliki banyak aneka ragam tumbuhan yang
mampu tumbuh dan berkembang di Indonesia, sehingga Indonesia dijadikan lumbung pangan
dunia. Oleh sebab itu, kita tidak boleh membuang kesempatan ini untuk mengubah pertanian
Indonesia menadi lebih baik lagi. Tidak hanya mampu meningkatkan kesejahteraan petani
melainkan juga mampu meningkatkan devisa negara.

83
11. ISU KESEBELAS

a. Resume
Kemarau panjang menjadi persoalan sendiri bagi buruh tani di Kulonprogo. Lantaran lahan
pertanian mengering dan tidak ada pekerjaan di sawah, seorang buruh tani nekat ganti haluan
menjadi penjual togel. Niatan mencari penghasilan di saat musim kemarau berujung meringkuk di
sel tahanan. SYT mengaku rata-rata setiap malam dia mendapatkan omset Rp 100 ribu. Dari omset
tersebut SYT menerima upah Rp 25 ribu. Pelaku tidak tahu bahwa menjual togel ini dilarang oleh
polisi. Ia ditangkap oleh polisi ketika sedang merekap togel. Hal ini dilakukan SYT terpaksa, karen
atidak ada pekerjaan di sawah, kalau ada air, SYT kerja di sawah milik orang.
b. Refleksi
Saya tidak habis pikir dengan orang-orang seperti ini. Sebenarnya masih banyak pekerjaan
lain yang dapat dikerjakan, jika memang saat itu ia tidak bisa bekerja karena kemarau yang panjang.
Ia bisa mencari pekerjaan lainnya, misalnya jasa angkutan, ataupun pekerjaan yang lain. Maka dari
tu, perlu diadakan penyuluhan tentang pekerjaan apa saja yang dpata dilakukan ketika kemarau
panjang telah tiba.

84
12. ISU KEDUA BELAS

a. Resume

Kementerian Perdagangan mengajak perguruan tinggi mendorong para pelaku usaha kecil
dan menengah (UKM) di sektor pertanian untuk melakukan ekspor melalui niaga elektronik (e-
commerce). Kerja sama ini digelar mengingat besarnya potensi penggunaan internet di kalangan
mahasiswa atau dikenal sebagai kalangan milenial. Melalui kegiatan ini, diharapkan akan terjadi
interaksi yang positif dan berkelanjutan dalam pengembangan usaha pertanian menggunakan
teknologi informasi untuk tujuan ekspor, mengingat besarnya potensi inovasi pengembangan bisnis
baru yang dapat dilakukan oleh kaum muda.

Pemasaran melalui e-commerce menunjukkan tren pertumbuhan positif. Hal ini seiring
dengan meningkatnya jumlah pengguna internet dunia, termasuk di Indonesia. Di Indonesia sendiri
terdapat berbagai jenis usaha rintisan niaga-el yang besar yaitu TokoPedia, Bukalapak, Blibli,
Alfacart, GoJek, MatahariMall, Blanja, dan Bhineka.

b. Refleksi
Setelah saya membaca berita ini, saya sangat setuju, jika kegiatan ekspor ataupun berjualan
produk pertanian melalui e-commerce. Mengingat hampir penduduk Indonesia pasti pernah
melakukan belanja online. Karena dengan belanja online, kita tidak perlu capek-capek pergi keluar
untuk berbelanja, cukup di kamar saja, kita bisa belanja di took apapun. Termasuk juga hasil-hasil
pertanian. Mungkin ibu-ibu yang sedang lelah bekerja dan tidk sempat untuk belanjake pasar,
85
mereka bisa membeli sayur-sayuran lewat e-commerce ini. Jadi, berjualan secara online ini
memberikan peluang besar bagi pengusaha-pengusaha muda Indonesia. Selain itu kita bisa pula
mengekspor hasil pertanian ke luar negeri, selain bisa menambah pendapatan juga bisa
memperkenalkan hasil pertanian Indonesia ke mancanegara.
13. ISU KETIGA BELAS

a. Resume
Memperingati 58 tahun Hari Tani Nasional, Pemuda Tani HKTI melakukan sinergi dengan
petani di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN)
Pemuda Tani HKTI, Rina Saadah mengatakan, potensi alam Indonesia yang subur seharusnya
diimbangi dengan meningkatnya taraf hidup petani. Dalam kunjungan ke beberapa daerah, Rina
melihat masih banyak petani yang hidup sulit. Salah satunya karena sebagian besar belum melek
teknologi. Karena itu, ia ingin agar petani memanfaatkan kemajuan teknologi agar bisa
meningkatkan perekonomian petani.
Rina juga mengatakan bahwa pentingnya revitaliasi pertanian dan regenerasi petani. Karena
saat ini, jumlah petani muda hanya 3,3 juta orang, sementara luas lahan pertanian saat ini 7,78 juta
hektare. Untuk menarik regenerasi petani, Rina ingin mengajak para santri di pondok pesantren
untuk ikut mengembangkan pertanian. Rina mengaku bertekad melahirkan Santri Tani yang siap
menjadi salah satu pilar terwujudnya ketahanan pangan di Indonesia.
b. Refleksi
Setelah membaca berita ini, saya sangat setuju dengan perkataan Rina, dimana potensi alam
Indonesia yang subur seharusnya diimbangi dengan meningkatnya taraf hidup petani. Salah satu
86
untuk meningkatkan taraf hidup petani yaitu penggunaan teknologi. Karena selain lebih cepat, biaya
yang dikeluarkan punsedikit, jadi bisa meningkatkan pendapatan petani. Selain itu juga, perlu
diadakan revitaliasi dan regenerasi petani. Jumlah petani muda hanya 3,3 juta sedangkan luas lahan
pertanian saat ini 7,78 juta. Jadi, kita harus memanfaatkan sumber daya manusia itu sebaik-baiknya.
Salah satunya dengan mengajak santri dari pondok pesantren untuk ikut mengembangkan pertanian.
Dan juga masih banyak sarjana pertanian di luar sana yang tidak bekerja di bidang yang diambilnya
saat kuliah dulu. Sarjana pertanian banyak ditemukan di Bank, Pegadaian, BUMN, dan kantor-
kantor. Seharusnya mereka lah yang turun ke sawah langsung dan mengajarkan petani apa yang
sudah mereka pelajari di bangku kampus dulu. KArena petani Indonesia kurang akan
pengetahuannya.
14. ISU KEEMPAT BELAS

a. Resume
Pemanfaatan teknologi digital di sektor pertanian saat ini dinilai telah perlu diterapkan
secara menyeluruh. Penggunaannya bisa dilakukan untuk mendukung mulai dari proses produksi,
logistik hingga sampai ke konsumen. Kementerian Pertanian mengatakan bahwa kalau ke depan
semakin banyak petani yang sudah mulai tidak tertarik lagi mengurusi pertanian karena

87
keterbatasan luas lahan dan sebagainya, teknologi digital yang mampu menyelesaikan persoalan itu.
Pemanfaatan teknologi digital di sektor pertanian akan mampu jadi solusi antara keuntungan yang
tetap diperoleh petani dari proses produksi dan begitu juga dengan konsumen melalui bagusnya
hasil kualitas pangan. Oleh sebab itu, Amran Sulaiman ingin sektor pertanian beradaptasi dengan
teknologi digital 4.0 yang kini sedang berkembang sehingga bisa menggenjot produktivitas
pertanian.
b. Refleksi
Saya setuju dengan berita di atas, dimana penggunaan teknologi di sector pertanian harus
cepat dikembangkan menjadi lebih maju lagi. Mengingat pertamabhan jumlah penduudk kian
meningkat. Hasil produksi tani akan sulit memenuhi kebutuhan penduduk yang terus bertambah
tanpa dukungan teknologi. Contohnya saja seperti yang terjadi sekarang, yaitu Indonesia
mengimpor beras dari Thailand, dimana Indonesia mampu menghasilkan beras sendiri. Tetapi
karena kuranganya lahan dan tenaga kerja yang menyebabkan padi Indonesia belum bisa memenuhi
kebutuhan dalam negeri, yang menyebabkan harus mengimpor beras dari Thailand. Jika saja
teknologi canggih seperti di Jepang telah masuk dan erkembang di seluruh Indonesia, kita tidak
perlu lagi mengimpor bahan makanan dari luar lagi, karena selain efetifitas waktu dan tenaga kerja
juga produk yang dihasilkan pun lebih banyak dan berkualitas. Jadi, sangat perlu diterapkannya
teknologi pertanian di Indonesia guna membangun pertanian Indonesia yang lebih maju lagi.
15. ISU KELIMA BELAS

88
a. Resume
Kementerian Pertanian ditantang untuk turun langsung ke lapangan menyaksikan kondisi
paceklik di berbagai daerah saat musim kemarau. Sebelumnya Kementan mengklaim, data yang
mengesankan bahwa hasil panen tak terganggu oleh musim kemarau. Mengomentari optimisme
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bahwa musim kemarau tidak berdampak
signifikan terhadap produksi beras nasional. Sekretaris Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP)
Serikat Petani Indonesia (SPI) Agus Ruli menerangkan, musim kemarau yang panjang jelas
berdampak langsung terhadap pertanian dan kehidupan para petani secara kompleks.
Selain produksi hasil tanam petani yang dipastikan semakin menurun, musim kemarau juga
menghadirkan persoalan-persoalan lain kepada petani seperti tumbuhnya hama di lahan pertanian
mereka. Lebih jauh Agus menuturkan kemarau panjang juga menyebabkan petani gagal panen
sehingga merugi dari sisi modal. Secara tidak langsung hal ini membuat petani memilki hutang
panen sehingga ketika datang musim hujan mereka harus menanamnya ulang.
Kementan disarankannya berkoordinasi langsung dengan para petani dan menampung
masalah-masalah yang dihadapi petani. Yang menjadi persoalan adalah Kementan sejauh ini
dinilainya kurang optimal dalam membenahi persoalan yang dihadapi petani, khususnya saat musim
kemarau melanda.
b. Refleksi
Saya setuju dengan pernyataan Sekretaris Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Serikat
Petani Indonesia (SPI) Agus Ruli dimana musim kemarau yang panjang jelas berdampak langsung
terhadap pertanian dan kehidupan para petani secara kompleks. Selain produksi hasil tanam petani
yang dipastikan semakin menurun, musim kemarau juga menghadirkan persoalan-persoalan lain
kepada petani seperti tumbuhnya hama di lahan pertanian mereka. Kemarau panjang juga
menyebabkan petani gagal panen sehingga merugi dari sisi modal. Secara tidak langsung hal ini
membuat petani memilki hutang panen sehingga ketika datang musim hujan mereka harus
menanamnya ulang.

89
Sehingga Kemneterian Pertanian harus turun langsung ke lapangan, untuk menanyakan
masalah apa yang dihadapi para petani, dan membeikan solusi terbaik agar dapat mengurangi gagal
panen saat kemarau panajbga datang, dan aa saja yang harus dilakukan dan tanamapan apa saja
yang baik utuk ditanam pada saat musim kemarau. Dengan begitu dapat mengurangi kerugian
modal.
16. ISU KEENAM BELAS

90
a. Resume
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memotivasi mahasiswa agar menjadi
pengusaha sukses yang bergelut di sektor pertanian. Alasannya, delapan dari 10 atau 80%
pengusaha terkaya bergerak di sektor pertanian. mahasiswa harus memiliki karakter yang kuat dan
cerdas sehingga mampu menjadi pemimpin dan pengusaha bidang pangan yang sukses di masa
depan. Kunci paling utama yang harus dilakukan tegas dia yakni berinovasi.
Amran memaparkan berkat kerja keras dan kebijakan yang tepat, pembangunan sektor
pertanian selama pemerintahan Jokowi-JK menuai banyak keberhasilan. Program dan kebijakan
tidak hanya bertujuan meningkatkan produksi, akan tetapi mendorong pertumbuhan ekonomi,
ekspor dan meningkatkan investasi. Pertumbuhan ekonomi, disampaikan Presiden Jokowi
ditentukan dua hal, yakni investasi dan ekspor.
b. Refleksi
Saya setuju dengan berita ini, dimana yang akan memajukan negeri ini kelak adalah generasi
muda Indonesia. Maka dari itu, generasi muda harus terus diajak untuk menjadi pengusaha, baik itu
pengusaha di sector pangan ataupun di sector non-pangan. Tetapi alangkah baiknya, di sector
pangan, mengingat setiap manusia membutuhkan makan, dan tidak bisa terlepas dari makanan.
Indonesia pun akan dijadikan lumbung pangan dunia, jadi sudah sepatutnya generasi muda lah yang
akan menjalankannya. Maka dari itu, mulai dari sekarang generasi mudah sudah harus mengetahui
tentang dunia pertanian, demi Indonesia yang lebih maju di sector pangan.

17. ISU KETUJUH BELAS

91
a. Resume

Dalam musim hujan ini, para petani bawang merah di daerah sentra seperti Brebes,
Cirebon, Kendal dan sepanjang pantai utara Jawa tidak banyak menanam bawang merah.
Penyebabnya, intensitas hujan yang tinggi di bulan-bulan tersebut berisiko menggenangi lahan
bawang merah. Akibatnya pasokan bawang merah di bulan Maret-April cenderung berkurang meski
tidak secara ekstrem. Karenanya, Kementerian terus menjaga pasokan bawang merah melalui
strategi perluasan tanam di daerah off seasons. Melalui pola tanam off season ini terbukti dapat
menjaga stabilisasi pasokan bawang merah.
Bawang merah di Kecamatan Rubaru, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, merupakan
bawang merah yang paling banyak ditanam justru pada saat musim hujan, dengan puncak tanamnya
di bulan Januari-Februari. Totalnya mencapai 600 hektare (ha) lebih. Panen raya di Sumenep
terjadi pada bulan Maret-April, di saat sentra utama seperti Brebes baru mulai tanam. Tak heran jika
petani di sini bisa memperoleh harga yang bagus setiap panennya. Kalau daerah yang memiliki
karakteristik off seasons seperti Kecamatan Rubaru ini diperluas, maka kita optimis pasokan dan
harga bawang merah nasional akan semakin stabil. Kontur lahan di sini berlereng sehingga air tidak
menggenang saat musim hujan. Intensitas panas matahari juga optimal sehingga menjadikan
kawasan tersebut sangat cocok ditanami bawang merah.
b. Refleksi
Saya setuju dengan kemeterian Pertanian dengan strategi perluasan tanam di daerah
off seasons. Karena melalui pola tanam off season ini terbukti dapat menjaga stabilisasi pasokan
bawang merah. Seperti yang kita ketahui saat musim hujan, lahan bawang merah tergenang air,
sehingga harga bawang merah terus melonjak. Tetapi dengan dilakukan strategi perluasan tanam di
daerah off seasons ini harga bawang merahpun stabil. Seperti di Sumenep yang telah menerapkan

92
strategi ini, membuktikan bahwa ketika di daerah lain harga bawang merah melonjak, tetapi di
daerah ini harga bawang merah justru stabil. Maka dari itu, Sumenep digadang-gadang sebagai
penyelamat bawang merah nasional.
18. ISU KEDELAPAN BELAS

a. Resume
Harga bawang merah yang jatuh bahkan mengakibatkan petani di Bima membuang bawang
merah di jalanan sebagai protes agar pemerintah turun tangan. Tercatat, harga bawang merah
tingkat petani sentra produksi seperti Brebes, Indramayu, Tegal, Kendal, Pati dan Bima berada di
kisaran biaya produksi Rp11.000 hingga Rp12.000 per kg.
93
Hasil rapat gabungan Dinas Pertanian dan Perkebunan, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas
Perindagkop, Bank Indonesia, Bulog Divre Jawa Tengah, Petani Champion Cabai dan Bawang serta
instansi terkait lainnya di Kantor Biro Perekonomian Pemprov Jawa Tengah memutuskan
mewajibkan seluruh Aparatur Sipil Negara termasuk TNI/Polri dan BUMN/BUMD di wilayah Jawa
Tengah membeli langsung paket dari petani.
Bentuknya berupa paket kemasan 1 kg bawang merah dan 1 kg aneka cabai yang dijual
langsung dari petani dalam jangka waktu tertentu hingga harga bisa terkerek kembali normal. Untuk
eksekusi, Korpri Jawa Tengah ditunjuk sebagai pelaksana aksi tersebut. Harga bawang merah
dibanderol Rp15.000 per kg, sementara aneka cabai, yakni campuran antara cabai rawit merah dan
cabai keriting, dihargai Rp19.000 per kg.
Ketua Asosiasi Petani Champion Cabai Indonesia, Tunov Mondro Atmojo, yang turut hadir
pada pertemuan mengapresiasi upaya riil yang dilakukan Pemprov Jawa Tengah. Ia menilai
pemerintah terus berupaya menstabilkan harga agar petani tidak merugi dan konsumen juga
mendapat harga yang wajar.
b. Refleksi
Setelah membaca berita ini, saya sangat setuju dengan tindakan Pemprov Jawa Tengah yang
memutuskan mewajibkan seluruh Aparatur Sipil Negara termasuk TNI/Polri dan BUMN/BUMD di
wilayah Jawa Tengah membeli langsung paket dari petani. Yang dimaksudkan untuk menstabilkan
harga agar petani tidak merugi dan konsumen juga mendapat harga yang wajar. Karena semua
petani bawang merah sentra produksi saat ini dalam keadaan gelisah karena harga bawang merah
dan cabai anjlok. Bahkan di Bima sudah terjadi aksi demonstrasi mendorong agar Kemendag
menyerap bawang merah petani. Maka dari itu saya sangat setuju dengan tindakan Pemprove Jawa
Tengah ini.
19. ISU KESEMBILAN BELAS

94
a. Resume
Kementerian Pertanian (Kementan) akan menjadikan Kabupaten Brebes sebagai kawasan
pisang. Dengan menjadikan Brebes sebagai kawasan pisang, diyakini industri kecil maupun sedang
akan masuk ke Brebes untuk memproduksi beragam produk olahan berbasis pisang. Nantinya pihak
swasta sebagai industri kecil dan menengah akan diundang untuk masuk ke daerah ini untuk
memproduksi, misalnya kripik pisang. Kalau semua RTM itu menanam 3 pohon saja, tentu UMKM
(usaha mikro, kecil dan menengah) mau datang ke daerah ini. Ini adalah potensi besar untuk
saudara-saudara kita agar keluar dari garis kemiskinan dan hidup lebih sejahtera dari komoditas
pertanian. Ini pun akan terus berlanjut
Ketua Program Bekerja Ditjen Hortikultura Kementan mengungkapkan bahwa pihaknya
telah menyediakan benih pisang untuk 122 hektare. Ini setara dengan 122.000 batang pisang.
Sedangkan benih sayuran seperti jagung manis, kangkung darat, dan pare diberikan untuk 290
hektare. Nasrullah berharap Program Bekerja ini berkelanjutan karena dinilai ampuh mengatasi
ekonomi sulit rumah tangga, khususnya RTM. Program ini memberikan peluang untuk membantu
peningkatan pendapatan masyarakat miskin. Selain memberikan benih pisang, Kementerian
Pertanian (Kementan) juga menyediakan benih produk hortikultura lain seperti kangkung darat,
pare, jagung manis. Termasuk bantuan ayam 50 ekor per rumah tangga.
b. Refleksi
Program yang direncanakan oleh Kementerian Pertanian ini sangat lah bagus, karena ingin
menesejahterakan kehidupan rumah tangga miskin (RTM) di daerah Brebes. Tindakan yang
dilakukan seperti pemebrian bantuan berupa benih pisang untuk 122 hektare dan benih sayuran
seperti jagung manis, kangkung darat, dan pare diberikan untuk 290 hektare ini sangat emmbantu
RTM dalam mengatasi permasalahan ekonominya.
Seperti yang kita ketahui, masyarakat Indonessia sebagian besar menyukai pisanh, dan ada
banyak olahn pisang yang sangat digemari masyarakat Indonesia, cntohnya keripik pisang, pisang
sale, pisang crispy, pisang keju susu, dan masih banyak lagi. Maka dari itu, peluang untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat daerah Brebes ini sangat besar, karena potensi pasarnya yang
sangat luas.

95
20. ISU KEDUA PULUH

a. Resume
Petani di Jawa Barat mendesak Dinas Pertanian segera memperbaiki saluran irigasi yang
rusak, serta menyediakan pompa untuk menyedot air. Pasalnya petani mulai merasakan dampak
kekeringan dalam satu bulan terakhir karena sumber air semakin sedikit. Produksi padi juga mulai
mengalami penurunan dari 7 ton gabah perhektare menjadi 5 ton gabah perhektarenya.
Mereka sudah melayangkan surat permohonan ke Dinas Pertanian agar segera melakukan
perbaikan saluran irigasi. Selain itu mereka juga meminta agar bantuan pompanisasi lebih
diintesifkan lagi karena petani sudah merasakan dampak kekeringan. Kekeringan mulai dirasakan
karena produksi padi sudah menurun hingga 40 persen dari biasanya, karena kekurangan pasokan
air.
Menurut Muchlis jika tidak segera diantisipasi kondisi musim kemarau bisa berpengaruh
terhadap kenaikan harga beras. Karena kekeringan menyebabkan keterlambatan pertumbuhan padi
di sejumlah wilayah yang berimbas pengurangan stok gabah dan beras. Muchlis mengatakan
96
kenaikan harga beras tidak bisa dihindari jika pemerintah tidak segera turun tangan membantu
petani. Saat ini harga gabah sudah mencapai Rp5000 perkilogramnya dan dipastikan akan terus naik
jika pemerintah tidak membantu petani.
b. Refleksi
Setelah saya membaca berita ini, saya sangat menyayangkan tindakan Dinas Pertanian, yang
tidak langsung memperbaiki saluran irigasi disana. Karena dengan saluran irigasi yang memberikan
pengairan ketika kemarau telah tiba. Bila saluran ini rusak dan tidak diperbaiki otomatis padi tidak
dapat tumbuh dengan baik karena kurangnya air. Maka dari itu, Dinas Pertanian harus mempercepat
langkahnya untuk memperbaiki saluran irigasi ini dan juga menyediakan pompa untuk menyedot
air. Tanpa adanya saluran irigasi ini, akan berpengaruh terhadap harga beras. Karena kekeringan
menyebabkan keterlambatan pertumbuhan padi di sejumlah wilayah yang berimbas pengurangan
stok gabah dan beras.

97
PENUTUP

Berdasarkan isu-isu yang telah saya paparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa pertanian di
Indonesia ini masih jauh dari kata sempurna, karena masih banyak masalah-masalah yang harus
dicari solusinya dan masih banyak yang perlu dibenahi oleh Pemerintah. Mulai dari lahan pertanian,
sarana dan prasarana, serta sumber daya manusia. Harapan saya untuk Pemerintah dan sejajarannya
untuk mempercepat pembenahan ini dan juga mencari solusi yang terbaik dalam menghadapi
berbagai masalah yang dihadapi para petani. Selanjutnya Kementerian Pertanian juga harus turut ke
lapangan guna mencari-cari masalah apa yang dihadapi para petani, dan langsung memberikan
solusi dan saran-saran kepada petani, agar petani memiliki pengetahuan yang cukup luas tentang
pertanian, mulai dari hulu smapai ke hilir.

98
DAFTAR PUSTAKA

https://ekbis.sindonews.com/read/1357745/34/langkah-besar-menteri-amran-untuk-optimalkan-lahan-
rawa-1543237078

https://ekbis.sindonews.com/read/1357472/34/modernisasi-pertanian-tingkatkan-efisiensi-produksi-
1543160387

https://ekbis.sindonews.com/read/1356352/34/ini-program-dan-capaian-kementan-membangun-
pertanian-di-papua-1542780841

https://ekbis.sindonews.com/read/1359401/34/kebijakan-tepat-ekspor-buah-melonjak-tajam-1543744597

https://ekbis.sindonews.com/read/1358586/34/kementan-dukung-jabar-bangun-desa-organik-
1543473621

https://ekbis.sindonews.com/read/1358573/34/asuransi-pertanian-jadi-penangkal-kerugian-ekonomi-
gagal-panen-1543471443

https://ekbis.sindonews.com/read/1354725/34/kementan-kejar-target-swasembada-kentang-industri-di-
2020-1542203962

https://ekbis.sindonews.com/read/1353684/34/kementan-stok-jagung-melimpah-distribusi-yang-perlu-
dibenahi-1541905363

https://ekbis.sindonews.com/read/1350923/34/lahan-kering-masam-peluang-besar-perluasan-areal-
tanam-1541010306

https://ekbis.sindonews.com/read/1345714/34/jadikan-ri-lumbung-pangan-dunia-infrastruktur-dan-lahan-
jadi-kunci-1539338601

https://daerah.sindonews.com/read/1345180/22/tak-bisa-garap-lahan-buruh-tani-ganti-haluan-jualan-
togel-1539176715

https://ekbis.sindonews.com/read/1343994/34/ekspor-produk-pertanian-didorong-lewat-e-commerce-
1538744426

https://ekbis.sindonews.com/read/1340970/34/hari-tani-pemuda-tani-hkti-ingin-ciptakan-santri-tani-
1537810896

https://ekbis.sindonews.com/read/1342742/34/pemanfaatan-teknologi-digital-demi-peningkatan-
produksi-pertanian-1538401727

https://ekbis.sindonews.com/read/1343093/34/hasil-panen-terganggu-kemarau-kementan-diminta-turun-
langsung-1538493980

https://ekbis.sindonews.com/read/1336592/34/mentan-amran-ajak-mahasiswa-jadi-pengusaha-di-sektor-
pangan-1536331297

99
https://ekbis.sindonews.com/read/1338903/34/kementan-genjot-perluasan-tanam-bawang-merah-pada-
musim-hujan-1537175459

https://ekbis.sindonews.com/read/1339538/34/harga-bawang-dan-cabai-jatuh-kementan-siapkan-
stabilisasi-1537347860

https://ekbis.sindonews.com/read/1340527/34/kementan-dorong-kabupaten-brebes-jadi-sentra-pisang-
1537676019

https://daerah.sindonews.com/read/1328762/21/dilanda-kekeringan-produksi-gabah-petani-jabar-
menurun-1533721680

100
ACARA VIII. MANAJEMEN PRODUKSI DALAM AGRIBISNIS

101
RESUME

A. Produksi Agribisnis
Produksi Agribisnis adalah seperangkat prosedur dan kegiatan yang terjadi dalam penciptaan
produk agribisnis berupa produk usaha pertanian, perikanan, peternakan, kehutanan, perkebunan,
hasil olahan produk tersebut
B. Manajemen Produksi
Manajemen produksi adalah sebagai penataan proses pengubahan bahan mentah menjadi produk
atau jasa yang diinginkan sehingga memiliki nilai jual. Manajemen produksi terdiri dari :

a) Perencanaan Produksi
b) Organisasi Produksi
c) Pengarahan & Koordinasi Kegiatan
d) Pengawasan Kegiatan Produksi
Selain itu manajemen produksi memiliki dampak menyeluruh dan terkait dengan berbagai fungsi
perusahaan, antara lain:
 Fungsi personalia
 Fungsi keuangan
 Fungsi penelitian & pengembangan
 Fungsi pengadaan dan penyimpanan
a) Perencanaan Produk
Perencanaan produk ini merancang dan membahas produk apa yang ingin dibuat antara lain
survei pasar (kebutuhan, permintaan, penawaran pasar), baca peluang pasar, penentuan jenis
produk: produk turunan (pengembangan produk), penelitian dan pengembangan produk, penentuan
kapasitas produksi: S Vs D, perencanaan kebutuhan bahan baku, dan pengaturan persediaan.

Selain itu ada perencanaan produksi. Perencanaan produksi ini membahas bagaimana cara
memproduksi, dapat berupa penentuan lokasi usaha, ukuran pabrik, tata letak, dan metode
transportasi.
1. Penentuan lokasi usaha
Tempat proses produksi perlu ditentukan di daerah yang relatif baik bagi kepentingan
perusahaan. Beberapa faktor yang dijadikan pertimbangan dalam penentuan lokasi usaha :
 Kedekatan dengan sumber bahan baku
 Kedekatan dengan pasar
102
 Kedekatan dengan tenaga kerja
 Ketersediaan sumberdaya alam yang mendukung
 Lingkungan masyarakat
 Sarana transportasi
 Tanah untuk perluasan
2. Ukuran Pabrik
 Mempertimbangkan skala usaha ekonomis. Semakin besar ukuran pabrik, biaya per unit
semakin kecil. Akan tetapi ukuran pabrik yang lebih kecil mungkin dapat menawarkan
fleksibilitas jarak ke sumber bahan dan pasar sehingga biaya angkut lebih murah. Pabrik
skala besar cukup menyerap volume produksi pada musim tersibuk akan tetapi pemborosan
besar pada masa lengang.
 Sifat Musiman dan Pola produksi
 Dampak Inflasi. Harus mempertimbangakan laju inflasi yang makin membumbung dalam
beberapa tahun terakhir. Kemungkinan terjadi pelonjakan biaya pada beberapa tahun
mendatang
 Kuantitas keluaran yang dibutuhkan. Semakin besar jumlah keluaran yang dibutuhkan,
semakin memerlukan ukuran usaha yang besar
 Jumlah gilir kerja. Gilir kerja dapat menjadi pemecahan masalah produktivitas tenaga kerja.
Karena kerja lembur dapat membuat produktivitas menjadi menurun.
3. Tata letak (lay out)
Untuk meningkatkan efisien produksi, para pelaku usaha Agribisnis perlu mengetahui tata letak (lay
out) yang sesuai dengan kondisi usahanya. Hampir semua kegiatan memerlukan tata letak. Untuk
penyederhanaan dilakukan pengelompokkan atas tiga tata letak berdasarkan fungsinya yaitu tata
letak alat dan fasilitas produksi, tata letak produk pajangan dan tata letak produk di gudang
(storage).

 Tata letak alat dan fasilitas produksi.


Alat, bahan, dan fasilitas produksi diatur tata letaknya sesuai dengan urutan proses kegiatan
produksi sehingga dicapai mosi minimum dalam melangsungkan proses. Produksi pesanan
tetap memerlukan penataan tempat alat dan fasilitas produksi dengan mempertimbangkan
fleksibilitas penggunaan alat. Penggunaan alat yang bersifat sementara, jangan dipermanenkan.
Contohnya pemasangan cok listrik yang poenggunaanya rutin dalam jangka panjang, sebaiknya
dipermanenkan instalasinya, misal dengan memaku permanenkan coknya pada tembok didekat
alat yang memerlukannya dengan mengambil aliran dari sumber yang tidak menyebabkan
lintasan kabel menjadi semrawut.
103
 Tata letak produk pajangan
Tata letak produk pajangan di toko (display) produk ditata sedemikian rupa sehingga bisa
nampak semua. Setidaknya ada bagian kemasan yang tembus pandang sehingga di ketahui
keberadaan produk tersebut tanpa dibongkar. Penyusunan barang sejenis kebelakang, karena
dapat diketahui keberadaannya oleh barang sejenis didepannya. Barang yang kemasannya kecil,
bisa dipajang dalam bentuk rentengan, tergantung pada jenis penjualan apakah jual partai
(grosiran) atau jual eceran. Desain lemari pajangan untuk jual grosiran beda dengan desain
lemari untuk jual eceran.

Fungsi tata letak produk pajangan


 Efisiensi ruang, tidak ada ruang yang tidak termanfaatkan secara efisien.
 Efisiensi pencarian barang. Semua barang nampak, tidak ada yang tersembunyi di belakang;
 Daya tarik dan promosi. Pelanggan tertarik berbelanja karena langsung melihat contoh
produk yang dicari;
 Efisiensi pelayanan. Ritel modern banyak yang memberikan kesempatan kepada pelanggan
untuk mencari dan mengumpulkan sendiri barang belanjaannya masuk ke troli untuk dibayar
ke kasir. Dengan melakukan pengelompokkan barang berdasarkan kesamaan jenisnya, maka
pelanggan menjadi lebih mudah mencari barang kebutuhannya.
 Tata letak produk di gudang (storage)
Barang cadangan (Stock) untuk persediaan penggunaan berikutnya diatur tata letaknya
menurut pertimbangan tertentu sehingga dicapai efisiensi keluar masuk dan pencarian produk.
Contohnya tumpukkan papan kayu akan mudah dicari kalau dipisahkan berdasarkan kesamaan
jenis dan ukurannya.
Dari sisi ketahanan produk, ada dua cara penataan letak produk di gudang yaitu first in first
out (FIFO) cocok untuk produk yang kadaluarsa, dan last in first out (LIFO untuk produk tahan
lama seperti paku, pipa PVC, dll. Produk pertanian umumnya mudah rusak sehingga perlu
penataan tempat penyimpanan yang pas. Kelembaban dan aerasi sirkulasi udara mempengaruhi
kesegaran produk. Penumpukkan bunga cengkeh yang belum cukup kering bisa menyebabkan
cengkeh tersebut bulukan, begitu juga dengan daun tembaku rajangan, dan bawang ikatan akan
rusak bila cara peyimpanannya tidak tepat. Beras, jagung, kedelai, kacang ijo, memerlukan
aerasi yang cukup agar tidak lembab. Penyimpanan produk segar di plastik akan menyebabkan
plastiknya berkeringat dan lembab yang menyebabkan produk isinya menjadi busuk.

4. Metode transportasi
Pengangkutan barang dalam jumlah yang besar sering kali tidak cukup diambil dari satu
gudang. Intensitas sirkulasi barang yang tinggi memerlukan cara mengaturnya agar berlangsung
104
lebih efisien. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan metode trasportasi. Metode ini
mengajarkan bagaimana cara memenuhi permintaan sejumlah pelanggan dengan mengambil
barang dari banyak gudang. Untuk itu diperlukan data lokasi pelanggan, lokasi gudang,
kapasitas gudang dan jumlah pesanan pelanggan. Dengan menggunakan data ini, bisa diatur
pengangkutan sehingga barang diangkut dari gudang yang terdekat dengan pelanggan, jika
belum mencukupi, maka ambil dari gudang selanjutnya. Salah satu prinsipnya adalah apa yang
dikenal dengan metode pojok kiri, yaitu selesaikan dulu sel pojok kiri atas, ambil dari mana dan
berapa banyak.

Matrik Metode trasportasi


Pelanggan\gudang A, 550 B, 770 C 1200 D 1600 Total
P, 800 550 250 800
Q, 650 520 130 650
R, 1200 1070 130 1200
Total 550 770 1200 1470
Dari matrik tersebut nampak bahwa semua pesanan pelanggan sudah terpenuhi, angka total
kolom kanan sama dengan jumlah pesanan pelanggan; juga nampak gudang mana yang masih
ada isi dan berapa sisanya. Hal ini bisa dilihat angka pada baris paling bawah. Jika angkanya
pada baris paling bawah sudah sama dengan kapasitas gudang berarti gudang tersebut sudah
kosong, dan sebaliknya.

b) Perencanaan Tenaga Kerja


 Kesesuaian jumlah tenaga kerja dengan kapasitas produksi
 Ketrampilan, keahlian
 Pendidikan
 Produktivitas
c) Organisasi Produksi & Personalia Produksi
Pengorganisasian merupakan proses menciptakan hubungan-hubungan antara komponen-
komponen organisasi dengan tujuan agar segala kegiatan dapat diarahkan pada pencapaian
tujuan organisasi.
 Pembagian tugas (siapa melakukan apa?) / Job description
 Yang ditata melalui struktur organisasi
 Dijelaskan mekanisme kerja masing-masing sumber daya manusia beserta tugasnya (bertanggung
jawab kepada siapa, siapa memiliki tanggung jawab apa, bagaimana berkoordinasi menjalankan job
desc masing-masing)

105
d) Pengawasan Kegiatan Produksi
Fungsi pengawasan kegiatan produksi :
 Supervisi, yang menjamin agar kegiatan dilaksanakan dengan baik
 Komparasi, mengecek apakah hasil kerja sesuai dengan yang dikehendaki
 Koreksi, berusaha menghilangkan kesulitan/ penyimpangan baik pekerjaan maupun
perubahan rencana yang dipandang terlalu muluk

106
REFLEKSI

Setelah materi ini diberikan oleh Dosen saya Pak Abdullah Usman, saya langsung membaca materi
ini. Menurut saya materi yang diberikan ini, mudah dipahami, karena menggunakan kata-kata yang
saya mengerti, walaupun ada kata-kata yang masih saya kurang mengerti. Untuk kelengkapan dari
materi yang diberikan, menurut saya materinya lumayan lengkap, hanya saja penjelasan setiap
poinnya tidak ada. Untuk itu diharapkan materi ini dapat ditambahkan penjelasan singkatnya agar
mudah dimengerti oleh mahasiswa. Ada poin-poin penting yang seharusnya ada dalam materi ini,
tetapi tidak ada yaitu, how to act human resources untuk menjalankan perencanaan produksi
dengan pengarahan dan koordinasi, yaitu dengan cara:

 Menerapkan jiwa kepemimpinan oleh setiap pemimpin dan karyawan dalam bekerja
 Menerapkan tugas utama pemimpin: mengelola, mengarahkan, membina, memberi teladan
 Berkomunikasi dengan baik dan sopan (etis): kedepankan menghargai diri bawahan/atasan,
kedepankan kewajiabn daripada hak
 Mempromosikan pada jabatan tertentu (karir)
 Memberikan insentif, bonus, kenaikan gaji berkala
 Menerapkan reward and punishment system
Selain itu kurangnya materi yang seharusnya diberikan. Pada intinya manajemen produksi
pertanian mencapai kegiatan perencanaan, pengawasan,evaluasi dan pengendalian. Ruang lingkup
manajemen produksi pertanian tersebut tidak diuraikan dalam materi yang diberikan. Saya ingin
menguraikan ruang lingkup manajemen produksi pertanian secara singkat, anatara lain :

1. Perencanaan produksi pertanian


2. Pemilihan komoditas pertanian
3. Pemilihan lokasi produksi pertanian dan penempatan fasilitas
4. Skala usaha Pertanian
5. Perencanaan Proses Produksi Pertanian
6. Biaya produksi pertanian
7. Penjadwalan Proses Pertanian
8. Perencanaan Pola Produksi pertanian
9. Perencanaan dan sistem pengadaan input-input dan sarana produksi pertanian

107
PERTANYAAN

1. Apakah akibat dari kesalahan dalam pengendalian persediaan sehinggga terjadi persediaan yang
rendah dan apa kelebihannya?
2. Apakah peranan strategis dari persediaan dan sebutkan akibat dari kesalahan penegndalian
persediaan?

108
ACARA IX. PROBLEM SOLVING

109
A. Kasus : Sawah beralih jadi perumahan atau industri mengancam ketahanan
pangan
Alih fungsi lahan pertanian terus terjadi menjadi kawasan perkebunan, industri dan
perumahan. Meski telah memiliki UU yang mengatur larangan alih fungsi lahan pertanian sejak
beberapa tahun lalu, saat ini kurang dari separuh kabupaten/kota menindaklanjutinya.
Data Dinas Kabupaten Bekasi lahan pertanian menyusut sekitar 1.500 hektar per tahun, pada
2014 masih ada 52.000 hektar, sementara pada 2017 ini jumlahnya berkurang menjadi 48.000.
Lahan-lahan pertanian ini beralih menjadi kawasan perumahan ataupun industri.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi Abdullah Karim mengatakan tengah berupaya
untuk menghentikan laju peralihan lahan pertanian menjadi perumahan ataupun industri. "Dalam
raperda ini kita batasi lahan abadi yang tidak boleh dialih fungsi dari lahan pertanian itu kita batasi
33 hektar, jadi itu yang dipertahankan melalui regulasi Sudah ditentukan di 13 kecamatan paling
banyak itu Desa Perbayuran, Sukawangi, Sukatani," jelas Karim.
Karim mengatakan para petani yang lahanya masuk dalam kawasan lahan pertanian pangan
berkelanjutan akan diberikan kompensasi. "Rencananya akan ada kompensasi untuk petani pemilik
sawah, berupa bantuan lebih banyak, lantas dari segi pajak PBB mungkin ada pengurangan ada
insentif untuk para petani," kata dia. Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi memastikan raperda sudah
melewati proses kajian akademik, pemetaan dan sedang dalam tahap pembahasan.

B. Kemungkinan penyebab peralihan sawah menjadi perumahan dan industri


1) Adanya dinamika pertumbuhan perkotaan, demografi maupun ekonomi. Pertumbuhan
perkotaan yang dimaksud adalah semakin padatnya daerah perkotaan maka akan terjadi
ekspansi ke daerah pinggiran ataupun belakang kota. Pedesaan sebagai daerah belakang kota
yang memasok kebutuhan pangan kota akan mulai terdesak akibat pertumbuhan dan
perkembangan kota yang semakin pesat, sehingga lahan-lahan produktif pertanian desa akan
dirubah sebagai lahan permukiman ataupun industri.
2) Demografi atau kependudukan yang dimaksud disini adalah semakin meningkatnya
pertumbuhan dan jumlah penduduk yang menyebabkan semakin meningkatnya permintaan
akan lahan yang akan digunakan sebagai perumahan. Pesatnya pembangunan dianggap
sebagai salah satu penyebab menurunnya pertumbuhan produksi padi.
3) Faktor dari dalam. Di zaman yang semakin modern ini tidak dipungkiri para generasi muda
lebih memilih bekerja di bidang industri dan perkantoran daripada bekerja di bidang
pertanian. Hal ini menyebabkan daerah pedesaan yang bergerak di bidang pertanian
kekurangan tenaga produktif, karena ditinggal ke kota. Selain itu, semakin meningkatnya
biaya operasional dalam pengolahan lahan pertanian juga menyebabkan para petani
110
mengalami kerugian, sehingga mereka lebih memilih untuk beralih profesi dan menjual
lahan pertaniannya.
4) Faktor kependudukan. Pesatnya peningkatan jumlah penduduk telah meningkatkan
permintaan tanah untuk perumahan, jasa, industri, dan fasilitas umum lainnya. Selain itu,
peningkatan taraf hidup masyarakat juga turut berperan menciptakan tambahan permintaan
lahan akibat peningkatan intensitas kegiatan masyarakat, seperti, pusat perbelanjaan, jalan
tol, tempat rekreasi, dan sarana lainnya.
5) Kebutuhan lahan untuk kegiatan non pertanian antara lain pembangunan real estate,
kawasan industri, kawasan perdagangan, dan jasa-jasa lainnya yang memerlukan lahan yang
luas, sebagian diantaranya berasal dari lahan pertanian termasuk sawah. Lokasi sekitar kota
yang sebelumnya didominasi oleh penggunaan lahan pertanian, menjadi sasaran
pengembangan kegiatan non pertanian mengingat harganya yang relatif murah serta telah
dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang seperti jalan raya, listrik, telepon, air
bersih, dan fasilitas lainnya.
6) Otonomi daerah yang mengutamakan pembangunan pada sektor menjanjikan keuntungan
jangka pendek lebih tinggi guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang kurang
memperhatikan kepentingan jangka panjang dan kepentingan nasional yang sebenarnya
penting bagi masyarakat secara keseluruhan.
7) Kurangnya minat generasi muda dibidang pertanian. Beberapa golongan masyarakat
menganggap bahwa sektor pertanian adalah sektor minim penghasilan dan berada dikelas
bawah untuk golongan pekerjaan, bahkan tidak jarang masyarakat indonesia menganggap
petani hanyalah untuk mereka yang tidak ambil bagian dibidang pendidikan.

C. Analisis seluruh penyebab sawah beralih jadi perumahan atau industri


mengancam ketahanan pangan

Dari seluruh kemungkinan penyebab sawah beralih jadi perumahan atau industri yang
dijelaskan di atas, kemungkinan terbesar penyebab sawah beralih jadi perumahan atau industri
adalah faktor kependudukan. Dimana faktor kependudukan disini terdiri dari jumlah penduduk dan
tingkah laku dari penduduk itu sendiri.
Seperti yang kita ketahui jumlah penduduk di Indonesia tahun 2018 mencapai 265 juta jiwa
dan akan terus meningkat tiap tahunnya. Karena jumlah penduduk Indonesia kian meningkat setiap
tahunnya, maka tanah-tanah kosong akan dialihkan fungsi untuk dibangun perumahan. Jika jumlah
penduduk Indonesia terus meningkat tetapi jumlah tempat tinggal tidak bertambah, maka akan
adanya keluarga yang menumpang di rumah orang lain bahkan tidak memiliki tempat tinggal. Oleh

111
karena itu, dengan bertambahnya penduduk maka perlu diperbanyak pula rumah-rumah penduduk
tersebut.
Apalagi di zaman modern ini, dimana penduduk Indonesia kini selalu mengikuti trend
kebarat-baratan. Sehingga penduduk Indonesia setiap tahunnya kebutuhan yang ingin dipenuhi terus
meningkat. Tidak hanya kebutuhan pokok seperti pangan, sandang, dan papan. Tapi juga kebutuhan
lainnya seperti kebutuhan akan kecantikan, pendidikan, hiburan, bekerja, dan internet. Dengan
kebutuhan penduduk yang semakin meningkat, maka penduduk Indonesia juga membutuhkan
tempat-tempat untuk memenuhi kebutuhannya tersebut seperti pusat perbelanjaan, sekolah, kantor,
tempat rekreasi, jalan tol, dll. Apalagi bagi para remaja yang senang mengikuti fashion style dari
barat dan timur akan senang sekali berbelanja baju yang trendi dan cantik. Tidak hanya berbelanja
baju, remaja kini tak mau kalah dengan ibu-ibu, mereka juga sudah mulai mengenal kosmetik.
Selain berbelanja pakaian, mereka juga senang berbelanja kosmetik untuk menambah kecantikan
diri mereka, untuk itu perlu dibangun pusat perbelanjaan dimana kaum wanita dapat melakukan
kegiatan yang dapat memenuhi kebutuhan mereka. Tidak hanya berbelanja, penduduk Indonesia
juga senang mencari tempat rekreasi yang bisa menghilangkan sedikit rasa penat akbat belajar
seharian misalnya ke mall, wahana bermain, dll. Selain bisa menghilangkan penat, tempat rekreasi
ini juga dapat dijadikan spot foto mereka dan meng-upload foto tersebut ke sosial media yang
mereka punya.

Untuk mengurangi alih fungsi lahan ini, pemerintah harus tegas menghadapi permasalahan
ini. Pemerintah harus menerapkan kebijakan lahan hijau, dimana lahan-lahan yang subur harus tetap
dipertahankan, jangan digunakan untuk keperluan lain atau dibangun bangunan. Tetapi gunakanlah
lahan yang kurang subur untuk didirikan bangunan-bangunan baik perkantoran, perumahan,
industri, sekolah, dll. Hal ini harus dilakukan agar produktivitas pertanian meningkat karena lahan
yang subur. Tidak hanya lahan yang subur saja, namun keterampilan petani dalam mengolah lahan
juga harus bagus, agar produktivitasnya terus meningkat.
Pemberian subsidi kepada para petani yang dapat meningkatkan kualitas lahan yang mereka
miliki, serta penerapan pajak yang menarik bagi yang mempertahankan keberadaan lahan pertanian,
merupakan bentuk pendekatan lain yang disarankan dalam upaya pencegahan alih fungsi lahan
pertanian. Selain itu, pengembangan prasarana yang ada lebih diarahkan untuk mendukung
pengembangan kegiatan budidaya pertanian berikut usaha ikutannya. Mengingat selama ini
penerapan perundang-undangan dan peraturan pengendalian alih fungsi lahan kurang berjalan
efektif serta berpijak pada acuan pendekatan pengendalian sebagaimana dikemukakan di atas, maka
perlu diwujudkan suatu kebijakan alternatif. Kebijakan alternatif tersebut diharapkan mampu
memecahkan kebuntuan pengendalian alih fungsi lahan sebelumnya.

112

Anda mungkin juga menyukai