Anda di halaman 1dari 5

Nama : Utami Desi Hariyati

Nim : 1906110488
Kelas : Agribisnis - B
Mata Kuliah : Sosiologi Pertanian

1. Jelaskan Perkembangan Pertanian di Indonesia!


Jawab :

Sejarah pembangunan pertanian di Indonesia di latar belakangi oleh buruknya perekonomian


pada masa orde lama. Sehingga hal ini menjadi tugas pemerintah orde baru untuk berusaha
memperbaiki masalah ekonomi tersebut, dengan menurunkan inflasi dan menstabilkan harga.
Awal dari pembangunan pertanian di Indonesia adalah dengan adanya Rencana Pembangunan
Lima Tahun (REPLITA). Berikut ini penjelasan REPLITA sebagai Pembangunan Pertanian di
Indonesia.
1. REPELITA I (1969-1974)
Dilaksanakan sejak tanggal 1 April 1969 hingga 31 Maret 1974. Pembangunan ekonomi pada
masa orde baru diarahkan pada sektor pertanian. Dengan tujuannya adalah pertumbuhan
ekonomi 5% per tahun dengan sasaran yang diutamakan adalah cukup pangan, cukup sandang,
perbaikan prasarana untuk menunjang kegiatan pertanian. Diharapkan dengan pengembangan
sektor pertanian ini dapat membuka lapangan pekerjaan dan dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Dalam Replita I ini, upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan pembaruan
bidang pertanian, hal ini dikarenakan mayoritas penduduk Indonesia masih bergantung dari
hasil pertanian.
2. REPELITA II (1974-197197
Dilaksanakan sejak tanggal 1 April 1974 hingga 31 Maret 1979. Target pertumbuhan ekonomi
sebesar 7,5% per tahun. Sektor pertanian masih menjadi prioritas utama, karena kontribusinya
dalam memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri. Selain itu, sektor pertanian juga
menghasilkan beragam produk yang kemudian dapat diolah sehingga turut berperan dalam
pembangunan industri (Agroindustri).
3. REPELITA III (1979-1984)
Dilaksanakan sejak tanggal 1 April 1979 hingga 31 Maret 1984. Fokus utama Repelita III
adalah pembangunan sektor pertanian menuju swasembada pangan yang mengolah bahan baku
menjadi bahan jadi. Selain itu juga menekankan pada pembangunan yang bertujuan terciptanya
masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
4. REPELITA IV (1984-1989)
Dilaksanakan sejak tanggal 1 April 1984 hingga 31 Maret 1989. Upaya yang dilakukan adalah
peningkatan usaha-usaha untuk memperbaiki kesejahteraan rakyat, pembagian pendapatan
yang lebih adil dan merata, dan memperluas kesempatan kerja. Titik berat Replita IV adalah
pembangunan sektor pertanian untuk melanjutkan usaha menuju swasembada pangan dan
meningkatkan sektor industri untuk memproduksi mesin-mesin sendiri.

5. REPELITA V (1989-1994)
Dilaksanakan sejak tanggal 1 April 1989 hingga 31 Maret 1994. Pada Repelita V ini, lebih
menitik beratkan pada sektor pertanian dan industri untuk memantapkan swasembada pangan
dan meningkatkan produksi pertanian lainnya serta menghasilkan barang ekspor. Dengan
tujuannya adalah kemampuan Indonesia untuk menghasilkan berbagai produk Agribisnis yang
dapat menguasai pasar International.

6. REPELITA VI (1989-1994)

Dilaksanakan sejak tanggal 1 April 1994 – 31 Maret 1999. Pada Repelita VI titik beratnya
masih pada pembangunan pada sektor ekonomi yang berkaitan dengan industri dan pertanian
serta pembangunan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Namun, pada era orde baru terjadi peristiwa krisis moneter yang menyebabkan
keterbelakangan sektor ekonomi Indonesia termasuk pertanian. Pada masa pemerintahan
presiden Susilo Bambang Yudhoyono, terdapat tiga program untuk memperbaiki sektor
perekonomian Indonesia salah satunya adalah revitalisasi pertanian.

Revitalisasi pertanian berarti mengingatkan kembali bahwa sektor pertanian memiliki peran
penting dalam pembangunan perekonomian Indonesia sehingga perlu di perhatikan dan
dioptimalkan. Namun seiring dengan perkembangan zaman, terutama di era globalisasi bangsa
Indonesia seakan lupa akan jati dirinya sebagai negara agraris dengan potensi alam yang luar
biasa. Pada saat ini bangsa Indonesia menganggap sektor paling potensial adalah sektor
industri. Hal ini mengakibatkan semakin berkurangnya para pelaku usaha dibidang pertanian
dan kesejahteraan petani menurun. Seharusnya bangsa Indonesia mengingat kembali cita –
citanya sebagai negara dengan swasembada pangan.

Sumber : (PDF) Makalah Pengantar Ilmu Pertanian, Sejarah Perkembangan Pertanian Di


Indonesia, oleh Elmiyanti dari Fakultas Perikanan dan Peternakan Universitas Tadulako,
2015

2 . Jelaskan Permasalahan sosial pertanian di Indonesia dan menurut anda apa solusinya?

Jawab :

Beberapa permasalahan sosial pertanian di Indonesia adalah sebagai berikut :


a. Tertinggalnya pertanian di Indonesia
Hal ini dikarenakan pembangunan infrastruktur pertanian yang terabaikan, padahal
sektor pertanian memiliki peran potensial dalam pembangunan perekonomian
Indonesia.
Menurut saya, solusi yang tepat untuk permasalahan ini adalah diperlukan kerja sama
seluruh bangsa Indonesia untuk mengoptimalkan dan mengembangkan pertanian dalam
negri. Pembangunan infrastruktur yang mendukung kegiatan pertanian, dan juga
diperlukan peran media untuk turut mendukung sektor pertanian.

b. Tingkat pendidikan petani yang rendah


Rendahnya tingkat pendidikan para petani di Indonesia dapat menyulitkan mereka
untuk eksis dan beradaptasi dengan kemajuan teknologi, keterbatasan penguasaan
sumber daya akibat kurangnya pemahaman para petani dalam mengoptimalkan sumber
daya yang ada. Akibat ketidakmampuan ini banyak masyarakat pertanian yang
tergolong miskin, sehingga banyak orang tidak tertarik untuk berusaha tani.
Menurut saya, masalah ini dapat di tangani dengan adanya program penyuluhan
pertanian, berupa edukasi dan pengarahan kepada para petani agar usaha taninya lebih
berkembang. Selain itu di perkenalkan pula segala kemudahan dalam berusaha tani
lewat kemajuan teknologi untuk harapan terciptanya pembangunan pertanian
berkelanjutan.

c. Organisasi tani yang kurang berfungsi sebagaimana mestinya


Organisasi tani menjadi wadah kerja sama antar petani dan bertujuan untuk
mengecilkan pendanaan untuk berusaha tani. Namun tak selamanya organisasi ini
berjalan sesuai harapan. Nyatanya para petani masih banyak organisasi tani yang
berjalan tidak sesuai dengan harapan. Contohnya dalam kelompok tani, masih ada
aparat yang bermain kotor dalam penyaluran saprodi kepada para petani, yang pastinya
merugikan para petani. Seperti ketua kelompok tani yang menggunakan bantuan atau
subsidi untuk dirinya sendiri.
Menurut saya, upaya yang dapat dilakukan adalah diperlukan regulasi dan mekanisme
yang baik dalam organisasi tani. Berpedoman pada asas kekeluargaan dan
kebersamaan, membangun perekonomian di sektor pertanian untuk Kepentingan
bersama bukan untuk golongam.
d. Kurangnya akses kepada lembaga keuangan
Faktor modal merupakan hal utama dalam usaha tani, fakta yang terjadi dilapangan
adalah sulitnya para petani untuk mendapatkan dukungan berupa pendanaan. Akibatnya
produksi pertanian rendah. Menurut saya, masalah ini dapat diatasi dengan
diberlakukan sistem kerja sama dengan lembaga-lembaga yang memilki peran
potensial dalam sektor pertanian agar memudahkan para pelaku usaha tani.

e. Investasi yang rendah


Seperti yang dibahas sebelumnya, mengenai permasalahan pertanian yang dihadapi
bangsa Indonesia mengakibatkan rendahnya tingkat investasi bangsa Indonesia di
sektor ini. Padahal banyak investor asing yang tertarik menanamkan modalnya untuk
pertanian di Indonesia. Menurut saya, langkah mengatasinya adalah pemerintah harus
lebih memperhatikan sektor pertanian dan jangan pelit untuk berinvestasi untuk
mengembangkan sektor pertanian.

f. Kurangnya akses pasar


Perkembangan zaman menuntut para pelaku industri untuk gencar menguasai pasar,
terutama pelaku usaha pertanian. Namun kurangnya akses terhadap pasar menjadi
permasalahan bagi pertanian di Indonesia. Menurut saya, upaya penanganan masalah
ini adalah dengan memasarkan produk turunan pertanian, promosi yang didukung
oleh pemerintah dan peningkatan sistem Agribisnis yang baik akan memudahkan para
petani untuk mengakses pasar.

Sumber : Zaid-an blogspot.com dan (PDF)

3. Peranan Sosiologi Pertanian dalam meningkatkan kesejahteraan petani


Jawab :
 Menentukan perencanaan sosial ekonomi. Contohnya menyusun rencana
pengembangan produktivitas para petani yang berdampak pada ekonomi atau
pemasukan.
 Dapat mendeskripsikan kehidupan masyarakat pertanian. Sehingga dapat diketahui
kehidupan masyarakat pertanian mulai dari pola hidup, struktur sosial hingga proses
interaksi sosial.
 Dapat sangat bermanfaat bagi perencaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi jangka
panjang maupun jangka pendek bagi dunia pertanian. Seperti dengan adanya program
penyuluhan yang bersentuhan langsung dengan para petani.
 Dapat ditentukan pola aturan dalam kelompok masyarakat pertanian. Dalam sosiologi
pertanian terdapat prinsip serta aturan yang berlaku bagi masyarakat pertanian, aturan
tersebut menjadi pola perilaku petani dalam melakukan kegiatan pertanian
 Terdapat pola hubungan sesama petani serta perilaku. Pola hubungan seperti kelompok
tani, GAPOKTAN, termasuk kedalam peran sosiologi pertanian yang bertujuan untuk
menyejahterakan para petani.
 Tersusunnya segala upaya dalam mengatasi masalah sosial pertanian seperti perbaikan
ekonomi petani, meningkatkan kemampuan petani untuk menyesuaikan diri dengan
perkembangan teknologi, meningkatkan kualitas para petani dll.

Sumber : materiips-com.cdn.ampproject

Anda mungkin juga menyukai