Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

KELEMBAGAAN DALAM PERTANIAN


Diajukan untuk memenuhi tugas Pengantar Ilmu Pertanian

Disusun Oleh :

Nama : Jenny Surya Fitria


Nim : 2027008

UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN


FAKULTAS PERTANIAN
PRODI AGROTEKNOLOGI
 

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam penulis sampaikan ke hadiran Tuhan Yang


Maha Pemurah, karena berkatkemurahanNya tugas ini dapat penulis selesaikan
sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini saya membahas
“kelembagaan dalam
pertanian
”. Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman tentang ilmu
dasar tanah.Penulis sadar bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangannya
serta pasti ada kesalahannya, baikdalam penulisan maupun penyusunan, maka dari
itu dengan hati yang lapang, penulis menerima saran dankritikan yang bersifat
membangun dari para pembaca.Demikian makalah ini saya buat semoga bermanfa
BAB I

PENDAHULUAN1.1

LATAR BELAKANGSistem pertanian Indonesia mengalami perubahan dari


sistem pertanian tradisional yang bersifatsubsistensi menjadi sistem pertanian
agribisnis yang bersifat komersial. Hal ini disebut pembangunan pertanian yang
merupakan bagian terpenting dari pembangunan ekonomi secara keseluruhan
yangdilaksanakan secara terencana. Rencana pembangunan ekonomi sebelum
tahun 1969: (1) Plan Kasimo, (2)Rencana Kesejahteraan Istimewa, (3) Rencana
Pembangunan Lima Tahun, (4) Rencana PembangunanSemesta Delapan
Tahun.Setelah tahun 1969: (1) Repelita I sampai dengan Repelita V(dikenal
denganPembangunan Jangka Panjang Tahap I, PJPI), (2) Pembangunan Jangka
Panjang Tahap II (Repelita VI-Repelita X), (3) Memasuki awal Repelita VII terjadi
reformasi yang berakibat pada terjadinya perubahanrencana pembangunan
ekonomi selanjutnya.Pelaksanaan rencana pembangunan ekonomi pertanian perlu
perangkat kelembagaan agar proses pembangunan ekonomi mengarah pada sasaran
yang telah ditetapkan. Kelembagaan pembanguan pertanianyang kuat sangat
diperlukan agar tercipta iklim yang mampu mendorong terpenuhinya syarat mutlak
dansyarat lancarnya pembangunan pertanian.1.2
BAB II

PEMBAHASAN2.1

Akibat Perubahan Sistem Pertanian Tradisional menjadi Sistem Pertanian


ModernPada awalnya sistem pertanian Indonesia merupakan sistem pertanian
tradisional yang bersifatsubsisten, yang kemudian diubah menjadi sistem pertanian
modern yang bersifat komersial dan memiliki dayasaing tinggi serta terpadu sesuai
sistem agribisnis dengan tujuan pembangunan ekonomi nasional.Dengan
terbentuknya WTO dan adanya kesepakatan Negara-negara kawasan seperti AFTA
(2003),APEC (2020), NAFTA, MEE dan sebagainya, mau tidak mau akan
melibatkan Indonesia pada perdaganganglobal yang semakin kompetitif. Untuk
mendukung Indonesia yang telah memasuki perdagangan global,sistem pertanian
harus diubah dari pertanian tradisonal ke subsistem yang lebih modern guna
untukmenghadapi tantangan pasar global. Corak pertanian ini, pertanian modern,
menuntut efisiensi yang tinggi, berorientasi pasar dan mampu bersaing di bidang
mutu, jumlah, kontinuitas, ketepatan waktu dan harga baik di pasar dalam negeri
maupun di pasar internasional. Inilah alasan mengapa Indonesia mengubah sistem
pertaniannya dari tradisional ke modern.Modernisasi pertanian juga terjadi karena
pertanian tradisional tidak mengalami kemajuan yangsignifikan, terlebih lagi
pertanian tradisional bersifat tidak menentu. Dalam pertanian tradisional,
produksidan pruktivitas karena hanya menggunakan peralatan yang sangat
sederhana (teknologi yang dipakai rendah).Kekuatan motivasi dalam pertanian
tradisional pun bukanlah untuk meningkatkan penghasilan, tetapi berusahauntuk
bisa mempertahankan kehidupan keluarganya (subsisten). Jadi, bagi para petani,
yang lebih pentingadalah menghindarkan kegagalan panen.Adapun persyaratan
untuk dapat masuk kedalam pertanian modern yaitu: Komoditas yang
dihasilkanharus memiliki keunggulan yang kompetitif. Dalam hal ini kompetitif
diartikan sebagai kemampuan untukmempertahankan atau meningkatkan
komoditasnya dalam pasar secara menguntungkan dan berkelanjutan. Namun,
secara operasional keunggulan kompetitif didefinisikan sebagi kemampuan untuk
memasok barangdan jasa pada waktu, tempat, dan bentuk yang diinginkan
konsumen, baik di pasar domestik maupun di pasarinternasional pada harga yang
sama atau lebih baik dari yang sudah di tawarkan pesaing.Maka dari itu,
dibentuklah adanya reformasi di sektor pertanian agar mampu menggerakkan
kembaliroda pembangunan serta memberdayakan perekonomian rakyat di
pedesaan. Pembaharuan secara

berkesinambungan di semua aspek pembangunan meliputi kebijaksanaan,


pelaksanaan dan program dalam berbagai bidang seperti penyediaan dan
penyaluran sarana produksi, dukungan kelembagaan dan permodalanserta
pengolahan dan pemasaran hasil yang berupa kelembagaan di dalam masyarakat
pedesaan yangmenunjang pembaharuan dalam sektor pertanian.3.2 Peranan
Lembaga Kemasyarakatan bagi Anggotanya dan Masyarakat PedesaanPeranan
lembaga kemasyarakatan bagi anggotanya dan masyarakat pedesaan, diantaranya
sebagai berikut:a. Menyediakan produk atau jasa, seperti pemberian pupuk urea
dan bibit yang sulit didapatkan secaragratis. Dengan adanya lembaga sarana
produksi berupa distributor, memudahkan para produsen memasarkan produknya
sehingga masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan barang tersebut di
daerahnya. b. Meningkatkan peluang pasar, dapat meningkatan daya beli
konsumen untuk mengkonsumsi hasil panen.Tersedianya bahan-bahan pertanian
yang bermutu dan mudah dijangkau akan memudahkan petani dalammengolah
lahannya. Pengolahan lahan dan tanaman yang baik akan menghasilkan panen
yang baik dan bermutu , yang tentu saja akan menarik perhatian konsumen unuk
membeli hasil panen tersebut.c. Memperbaiki mutu produk dan jasa, setelah
mengikuti penyuluhanpetani diharapkan mendapat hasil panenyang lebih baik dari
sebelumnya. Kelembagaan aparatur yang merupakan bagian dari lembaga jasa
layanan pendukung adalah lembaga yang bertugas memberi layanan berupa
penyuluhan kepada para petani agar petani dapat mengolah lahannya sesuai dengan
ilmu pertanian sehingga para petani dapat menghasilkan panenyang memuaskan.d.
Meningkatkan pendapatan, dengan hasil panen yang lebih baik atau bermutu
otomatis keuntungan yangdidapat akan meningkat. Setelah mengaplikasikan
penyuluhan yang mereka dapat dari kelembaggan aparaturmengakibatkan hasil
pertanian mereka meningkat dan bermutu sehingga uang dari penjualan hasil
panenmereka juga meningkat.g. Menjadi wahana pengembangan ekonomi rakyat,
sarana agribis merupakan srana untukmengembangkan dan menciptakan mutu
pertanian yang lebih baik. Sebagian besar rakyat Indonesiamempunyai mata
pencaharian sebagai petani, de ngan naiknya pendapatan petani karena hasil panen
yangmemuaskan yang merupakan akibat dari pengaplikasian ilmu dari penyuluhan
menyebabkan naiknya pendapatan perkapita rakyat Indonesia.h. Sebagai sentra
pelayanan pendidikan non-formal dan pembelajaran petani dan
kelompoknya..Keberadaan kelembagaan mempunyai peran penting dalam
fungsinya untuk penyebaran informasi teknologi, penyuluhan .

BAB III

PENUTUP3.1
KESIMPULANIndonesia pada awalnya menganut sistem pertanian tradisional,
namun seiring perkembangan zamandan masuknya Indonesia di dalam
perdagangan global, maka diubahlah sistem pertanian tradisional tersebutmenjadi
sitem pertanian modern. Pertanian modern memiliki tujuan agar terciptanya
pembangunan ekonomiterutama pada sektor pertanian dimana sektor pertanian
merupakan tonggak dari berbagai macam sektor.Maka dari itu, perlu adanya peran
lembaga sosial yang dapat menunjang sektor pertanian menjadi
sistem pertanian modern dengan acuan sistem agribisnis, yang bertujuan membang
un ekonomi nasional danmeningkatkan daya saing secara global yang dilihat dari
beberapa aspek meliputi mutu (quality),jumlah(quantity), kontinuitas (continuity),
ketepatan waktu (delivery on time) dan harga (price) baik di pasar dalamnegeri
(domestic) maupun di pasar internasional (export ).

SARANSektor pertanian merupakan sektor yang paling penting di negara ini.


Indonesia harus bisa bersaingdalam perdagangan global yang tentunya ditunjang
dengan lembaga kemasyarakatan yang kuat tanpa terjadimasalah-masalah di
dalamnya agar tujuan sistem pertanian modern yang mengacu pada sistem
agribisnistercapai, yaitu pembangunan ekonomi nasional dan dapat bersaing secara
global

DAFTAR PUSTAKA
Soekanto, Soerjono. 1990.
Sosiologi Suatu Pengantar 
. Jakarta: Rajawali Pers.Sarlinda, Linda. 2011. Tahap Pertanian Tradisional menuju
Modernisasi (Online).lindasarlinda.blogspot.com/2011/05/tahap-pertanian-
tradisional-menuju.html.Marusan, Ai. 2012. Sosper Modernisasi Pertanian (Online 
aimarusan.blogspot.com/2012/06/sosper-modernisasi-pertanian.html.

Anda mungkin juga menyukai