Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PERTANIAN PERKOTAAN

“Hidroponik Sistem Rakit Apung (Floating Raft Hidroponic System)”

Dosen Pengampu :

Dr. Ir. Dwiwanti Sulistyowati, M.Si

Oleh :
Bela Ratna Wiguna (04.1.17.0979)
Tingkat IV C

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN

JURUSAN PERTANIAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................................. i


PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
Latar Belakang .......................................................................................................... 1
Tujuan ........................................................................................................................ 2
Manfaat ...................................................................................................................... 2
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 3
Pertanian Perkotaan ................................................................................................... 3
Hidroponik................................................................................................................. 6
Hidroponik Sistem Rakit Apung (floating raft system)............................................. 8
PELAKSANAAN KEGIATAN ................................................................................. 12
Tempat dan Waktu .................................................................................................. 12
Alat dan Bahan ........................................................................................................ 12
Jadwal Kegiatan ...................................................................................................... 13
PEMBAHASAN ......................................................................................................... 14
Profil Denbagus Hydroponic ................................................................................... 14
Kegiatan Produksi Sayuran Hidroponik .................................................................. 14
Kaitan Hidroponik dalam Penerapan Urban Farming ............................................. 20
PENUTUP ................................................................................................................... 28
Kesimpulan .............................................................................................................. 28
Saran ........................................................................................................................ 29
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 30
DOKUMENTASI KEGIATAN…………………………………………………......31

i
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris karena sektor pertanian merupakan sektor
terbesar dan berperan dalam pembangunan nasional meskipun saat ini sektor
pertanian sedang menurun daripada tahun – tahun sebelumnya. Pemanfaatan sektor
pertanian sangat dibutuhkan untuk menciptakan manfaat yang lebih, salah satu
kegiatannya yakni usahatani. Usahatani merupakan suatu ilmu yang mempelajari
pengalokasian sumberdaya lahan, tenaga kerja, modal, manajemen yang efektif dan
efisien agar memperoleh hasil yang maksimal.
Kegiatan pertanian yang selalu ditandai dengan kegiatan di sawah, tegalan,
dan terdapat di desa tidak selamanya dapat digambarkan seperti itu. Seiring
perkembangan zaman, maka terciptalah inovasi – inovasi baru. Salah satu contohnya
adalah pertanian perkotaan. Maksud dari pertanian perkotaan adalah kegiatan
pertanian yang dapat dilakukan di perkotaan meskipun terbatas akan lahan budidaya.
Salah satu teknik budidaya pertanian perkotaan yang saat ini sedang banyak ditekuni
oleh pembudidaya adalah hidroponik, teknik tersebut tidak memerlukan lahan yang
luas.
Hidroponik adalah budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah sebagai
media tumbuhnya. Budidaya tanaman secara hidroponik memiliki beberapa
keuntungan dibandingkan dengan buddaya konvensional, yaitu pertumbuhan tanaman
dapat dikontrol, tanaman dapat berproduksi dengan kualitas dan kuantitas yang
tinggi, tanaman jarang terserang hama dan penyakit karena terlindungi, pemberian air
irigasi dan larutan hara lebih efisien dan efektif, dapat diusahakan terus menerus
tanpa tergantung oleh musim dan dapat diterapkan pada lahan yang sempit. Salah
satunya dengan menggunakan sistem Rakit Apung.
Sistem rakit apung adalah salah satu sistem budidaya secara hiroponik
tanaman (sayuran terutama) dengan cara menanamkan/ menancapkan tanaman pada
lubang styrofoam yang mengapung diatas permukaan larutan nutrisi dalam suatu bak

1
penampung sehingga akar tanaman terendam dalam larutan nutrisi. Sistem ini sangat
cocok dikembangkan untuk budidaya dalam skala besar.

Tujuan
Tujuan dari kegiatan praktikum ini adalah sebagai berikut :
a) Mengetahui pengertian dari hidroponik rakit apung, serta hubungannya dengan
pertanian perkotaan.
b) Mengetahui manfaat hidroponik rakit apung bagi pembudidaya serta bagi
mesyarakat perkotaan.
c) Menjelaskan bagaimana cara agar tanaman hidroponik rakit apung dapat tumbuh
prima serta berproduksi tinggi.

Manfaat
Manfaat dari kegiatan praktikum ini adalah sebagai berikut :
a) Dapat mengetahui pengertian dari hidroponik rakit apung, serta hubungannya
dengan pertanian perkotaan.
b) Dapat mengetahui manfaat hidroponik rakit apung bagi pembudidaya serta bagi
mesyarakat perkotaan.
c) Dapat menjelaskan bagaimana cara agar tanaman hidroponik rakit apung dapat
tumbuh prima serta berproduksi tinggi.

2
TINJAUAN PUSTAKA

Pertanian Perkotaan
Pertanian perkotaan merupakan segala upaya yang dilakukan dalam
pemanfaatan ruang atau lahan yang masih ada di perkotaan, meliputi lahan
pekarangan, lahan tidur, pagar bahkan dinding serta atap suatu bangunan guna
menghasilkan produk-produk pertanian. Namun demikian, pertanian perkotaan sangat
berbeda dengan pertanian di pedesaan. Pertanian perkotaan tidak hanya terkait
dengan pemenuhan bahan pangan masyarakat di perkotaan. Pertanian perkotaan
terkait pula dengan aspek lingkungan, kenyamanan, dan estetika serta keindahan
(Yudi et al. 2015).
Pertanian perkotaan adalah praktek budidaya, pengolahan dan distribusi
pangan di kota dan di sekitar kota (Bailkey dan Nasr 2000; Hampwaye et al. 2000).
Menurut FAO (2009), pertanian perkotaan merupakan sebuah industri yang
memproduksi, memproses, dan menjual bahan makanan dalam rangka memenuhi
permintaan harian konsumen dalam kota dan pinggiran kota melalui penerapan
metode produksi intensif, menggunakan sumberdaya alam dan limbah perkotaan
untuk menghasilkan berbagai macam tanaman dan ternak. Pertanian perkotaan atau
dan pendistribusian bahan pangan, produk kehutanan dan hortikultura yang terjadi di
dalam dan sekitar perkotaan (Smith, 1996; Bailkey dan Nasr, 2000). Tujuan pertanian
perkotaan umumnya adalah sebagai sarana untuk meningkatkan ketersediaan bahan
pangan dan atau pendapatan, atau juga sebagai suatu (rekreasi) dan relaksasi bagi
pelakunya (Alice, 1996; Buttler dan Moronek, 2002; Zezza dan Tasciotti, 2010;
Hampwaye , 2013).
Sejarah pertanian perkotaan di dunia sama tuanya dengan sejarah kota tertua
di dunia. Telah banyak arkeolog mengemukakan bukti keberadaan kota kuno di
dunia, misalnya taman gantung di Mesopotamia (Irak Kuno), wall gardening di Persia
Kuno, terasering Machu Picchu dataran tinggi Andes di Peru. Sedangkan sejarah
pertanian perkotaan di Indonesia seperti artikel yang ditulis oleh Suryana (2005),
menjelaskan perkembangan pertanian/perkebunan buah-buahan di Pasar Minggu,

3
Jakarta Selatan, dengan kejadian mirip dengan banyak kota lain di Indonesia. Tersirat
dalam artikel tersebut bahwa pertanian perkotaan di daerah Pasar Minggu, Jagakarsa,
Lenteng Agung dan sekitarnya tidak direncanakan khusus untuk pertanian perkotaan.
Akibat dari perkembangan kota telah menyisihkan penduduk asli di Jakarta dan telah
mengubah wilayah pertanian yang luas menjadi perumahan, pusat perdagangan,
perkantoran dan fasilitas lainnya.
Pertanian perkotaan didasari akan perspektf nilai ekonomis dan lingkungan,
keterbatasan lahan yang ada bukanlah hal yang menjadi hambatan untuk
mengaktualkan potensi nilai ekonomi yang dimilikinya. Lahan tersebut dioptimalkan
untuk ditanami tanaman-tanaman dengan nilai ekonomi tinggi seperti tanaman
pangan, tanaman hias, dan tanaman penyuplai oksigen dalam jumlah besar.
Selain itu perspektif lingkungan pun turut mendukung. Isu Global warming,
tingginya polusi udara di perkotaan merupakan ancaman bagi masyarakat kota. Hidup
yang sehat dapat terwujud jika dimulai dengan pembangunan berprespektif menjaga
lingkungan. Atau memandang bahwa manusia bukanlah hal yang terpisah dari
lingkungan dan begitupun sebaliknya. Antara lingkungan dan manusia adalah hal
yang satu dalam alam raya ini. Ada tiga langkah yang harus dilakukan supaya
pertanian perkotaan (urban farming) ini bisa lancar, yakni: (1) Memberikan
penyuluhan bagaimana caranya meningkatkan kualitas produk. Dengan cara
membimbing dengan bekerja, (2) Transplantasi manajemen, (3) Jaminan pasar, untuk
memenuhi spesifikasi produk yang diberikan oleh swalayan.
Pertanian di perkotaan pada prinsipnya merupakan segala upaya yang
dilakukan dalam pemanfaatan ruang atau lahan yang masih ada di perkotaan, meliputi
lahan pekarangan, lahan tidur, pagar dan bahkan dinding serta atap suatu bangunan
guna menghasilkan produk-produk pertanian. Pertanian perkotaan, tidak
membutuhkan lahan khusus dengan luasan yang besar untuk melakukan budidaya
pertanian, cukup memanfaatkan lahan atau ruang yang tidak terpakai, pekarangan,
atap bahkan dinding rumah sekalipun.
Potensi dan peluang pengembangan pertanian perkotaan, antara lain: (1)
Memberikan akses pangan yang lebih luas bagi konsumen miskin perkotaan, (2)

4
Menjamin ketersediaan pangan dengan produk yang lebih segar, (3) Berpotensi
menciptakan kesempatan kerja dan sumber pendapatan, (4) Akses yang lebih luas dan
lebih mudah terhadap pelayanan (informasi, pengolahan limbah/ daur ulang dsb), dan
(5) Meminimalkan perlakuan/kegiatan pengepakan, penyimpanan, dan transportasi.
Prinsip dasar model pertanian perkotaan, diantaranya: (1) Harus hemat lahan,
memperhatikan estetika; (2) Proses produksi yang bersih dan ramah lingkungan; (3)
Komoditas bernilai ekonomi dan berdaya saing; dan (4) Dukungan inovasi teknologi
maju. Persyaratan: (a) Sesuai tata ruang kota dan tata ruang wilayah; (b) Tidak
merusak keindahan kota; (c) Tidak menimbulkan masalah sosial akibat penggunaan
lahan; (d) Tidak menggunakan input kimiawi yang berlebihan; dan (e) Tidak
menerapkan cara budidaya yang mendorong terjadinya erosi dan degradasi
lingkungan.
Model sistem pertanian perkotaan berdasarkan pemanfaatan lahan/ruang
terbuka: (1) Pemanfaatan Lahan Pekarangan; (2) Pembuatan kebun-kebun komunitas
(dikelola kelompok dengan menggunakan fasilitas umum atau sosial yang biasanya
disediakan oleh pengembang: “lahan tidur”, halaman sekolah, pinggir jalan, dan
sebagainya; (3) Pembuatan kebun atap (dapat memanfaatkan daur ulang limbah air,
namun perlu memperhatikan kekuatan konstruksinya); dan (4) Pembuatan kebun
vertikal.
Pengelompokan sistem pertanian perkotaan berdasarkan pemanfaatan lahan
atau ruang terbuka: (1) Tanpa pekarangan, model budidaya: vertikultur, pot, polibag,
tanaman gantung; (2) Pekarangan sempit, model budidaya: vertikultur, pot, polibag,
tanaman gantung; (3) Pekarangan sedang, model budidaya: vertikultur, pot, polibag,
tanaman gantung, tanam langsung, kolam ikan/lele; dan (4) Pekarangan luas:
vertikultur, pot, polibag, tanaman gantung, tanam langsung, kolam ikan/lele, ternak
(unggas, kelinci, kambing, dan sebagainya).
Dasar pemilihan komoditas, antara lain: (1) Pemenuhan kebutuhan pangan
dan gizi keluarga, diversifikasi pangan berbasis sumber pangan lokal, pelestarian
sumber daya genetik; (2) Kemungkinan pengembangannya secara komersial berbasis
kawasan; dan (3) Pengaturan kalender tanam (rotasi tanaman). BPTP Jakarta telah

5
melakukan introduksi inovasi teknologi pertanian perkotaan yang mencakup
subsistem budidaya, subsistem peternakan, subsistem perikanan dan, subsistem
komposting, sehingga pertanian perkotaan ke depannya tidak hanya berkaitan dengan
subsistem budidaya tanaman saja, tetapi nantinya akan dikembangkan secara holistik.
Pola pertanian perkotaan Subsistem budidaya merupakan segala kegiatan
yang berhubungan dengan cara memproduksi tanaman dengan berbagai teknik,
meliputi :
a. Subsistem Budidaya Tanaman
Dalam subsitem budidaya tanaman terdapat beberapa teknik penanaman seperti
Vertikultur, Hidroponik, Aquaponik dan Vertiminaponik, serta Wall Gardening.
b. Subsistem Peternakan
Dalam subsistem peternakan, jenis hewan yang dapat dikembangkan di perkotaan
contohnya peternakan kelinci dan ayam buras.
c. Subsistem Perikanan
Jenis ikan yang dapat dibudidayakan di perkotaan antara lain : ikan air tawar (lele,
nila, patin) dan ikan hias.
d. Subsistem Komposting
Inovasi teknologi pengomposan yang mudah diaplikasikan di wilayah perkotaan
diantaranya vermikompos, komposting sistem tumpukan (heap), sistem MOL.

Hidroponik
Hidroponik berarti budidaya tanaman yang memanfaatkan air dan tanpa
menggunakan tanah sebagai media tanam. Berdasarkan media tumbuh yang
digunakan, hidroponik dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu :
a) Kultur air yakni hidroponik yang dilakukan dengan menumbuhkan tanaman
dalam media tertentu yang dibagian dasar terdapat larutan hara, sehingga ujung
akar tanaman akan menyentuh laruan yang mengandung nutrisi tersebut
b) Hidroponik kultur agregat, yaitu metode hidroponik yang dilakukan dengan
menggunakan media tanam berupa kerikil, pasir, arang sekam pasi, dan lain-lain.

6
Pemberian hara dilakukan dengan cara mengairi media tanam atau dengan cara
menyiapkan larutan hara dalam tangki lalu dialirkan ke tanaman melalui selang
plastik
c) Nutrient Film Technique (NFT) adalah metode hidroponik yang dilakukan dengan
cara menanam tanaman dalam selokan panjang yang sempit yang dialiri air yang
mengandung larutan hara. Maka di sekitar akar akan terbentuk film (lapisan tipis)
sebagai makanan tanaman tersebut.
Hidroponik, menurut Savage (1985), berdasarkan sistem irigasinya
dikelompokkan menjadi: (1) Sistem terbuka dimana larutan hara tidak digunakan
kembali, misalnya pada hidroponik dengan penggunaan irigasi tetes drip irrigation
atau trickle irrigation, (2) Sistem tertutup, dimana larutan hara dimanfaatkan kembali
dengan cara resirkulasi. Sedangkan berdasarkan penggunaan media atau substrat
dapat dikelompokkan menjadi :
1. Substrate System
Substrate system atau sistem substrat adalah sistem hidroponik yang
menggunakan media tanam untuk membantu pertumbuhan tanaman. Sistem ini
meliputi Sand Culture (budidaya tanaman dalam media pasir), Gravel Culture
(secara hidroponik menggunakan gravel), Rockwool (menggunakan bahan ini dari
bahan batu Basalt yang bersifat Inert yang dipanaskan sampai mencair, kemudian
cairan tersebut di spin (diputar) seperti membuat aromanis sehingga menjadi
benang-benang yang kemudian dipadatkan seperti kain “wool‟ yang terbuat dari
“rock‟). Bag Culture (budidaya tanaman tanpa tanah menggunakan kantong
plastik (polybag) yang diisi dengan media tanam seperti : serbuk gergaji, kulit
kayu, vermikulit, perlit, dan arang sekam).
2. Bare Root System
Bare Root system atau sistem akar telanjang adalah sistem hidroponik yang tidak
menggunakan media tanam untuk membantu pertumbuhan tanaman, meskipun
block rockwool biasanya dipakai di awal pertanaman. Sistem ini meliputi Deep
Flowing System (sistem hidroponik tanpa media), Teknologi Hidroponik Sistem

7
Terapung (THST), Aeroponics, Nutrient Film Tecnics (NFT) dan Mixed System
(aeroponics dan deep flow technics).
Adapun Tipe Media tanam ada 2 macam yaitu Padat maupun cair dan Bahan
organik maupun anorganik (Contoh: arang sekam, serbuk gergaji, sabut kelapa, akar
pakis, vermikulit, gambut dll). Kelebihan Media Tanam yang organik adalah
diantaranya (1) Kemampuan menyimpan air dan nutrisi tinggi, (2) Baik bagi
perkembangan mikroorganisme bermanfaat (mikroriza dan lain-lain), (3) Aerasi
optimal (porus), (4) Kemampuan menyangga pH tinggi (5) Sangat cocok bagi
perkembangan perakaran (6) Digunakan pada tipe irigasi drip (7) Lebih
ringan.Sedangkan kekurangan Media Tanam yang organik diantaranya (1)
Kelembaban media cukup tinggi, rentan serangan jamur, bakteri, maupun virus
penyebab penyakit tanaman (2) Sterilitas media sulit dijamin (3) Tidak permanen,
hanya dapat digunakan beberapa kali saja, secara rutin harus diganti.

Hidroponik Sistem Rakit Apung (floating raft system)


Hidroponik sistem Rakit Apung (Floating Raft System) adalah sistem yang
dapat terbilang sederhana dari pada sistem hidroponik yang lain. Menurut penelitan
dari (Izzuddin, 2016), menyebutkan bahwa sistem Floating Raft System (Rakit
Apung) sistemnya dengan cara tanaman di tancapkan pada lubang Styrofoam yang
telah dilubangi dengan jarak lubang tertentu untuk jarak tanam yang mengapung
diatas permukaan larutan nutrisi dalam suatu bak penampung dalam larutan nutrisi
dalam suatu bak penumpang atau kolam sehingga akar tanaman terapung atau
terendam dalam larutan nutrisi. Pada penelitian (Tallei & Adam, 2017) bahwa pada
sistem rakit apung menggunakan pompa udara untuk akuarium untuk memberikan
oksigen pada media sehingga larutan nutrisi dapat mengalir ke seluruh wadah. Sistem
hidroponik rakit apung mempunyai kelebihan dari sistem hidroponik lain yaitu lebih
sederhana, perawatan instalasi lebih mudah dan murah, optimalisasi pupuk dan air,
optimalisasi ruang, serta operasional lebih mudah dan sederhana.
Hidroponik Sistem Rakit Apung adalah salah satu sistem budidaya
tanaman secara hidroponik yang dikembangkan dari water culture. Keuntungan

8
menggunakan teknologi hidroponik rakit apung ialah jika aliran listrik mati selama
sehari pun, pertumbuhan tanaman tidak akan terpengaruh sehingga faktor resiko
kematian sangat kecil. Pemakaian listrik pun hanya sedikit, hanya untuk
menjalankan pompa pada saat mengisi air ke dalam kolam dan menjalankan aerator.
Perawatan instalasinya pun mudah dan murah karena tidak memerlukan pompa air
khusus, filter, timer, sprinkler, solenoid valve, selang polyethylene, dan sebagainya.
Disisi lain penggunaan kolam yang besar dan anti bocor tidaklah murah. Pada
sistem ini tidak dilakukan sirkulasi larutan hara, sehingga dapat mengurangi
ketergantungan terhadap ketersediaan energi listrik. Kesederhanaan merupakan
keunggulan teknologi ini untuk dapat secara mudah diaplikasikan oleh petani.
Kekurangan dari sistem ini adalah rendahnya kadar oksigen di zona
perakaran karena terendamnya akar tanaman dalam larutan hara. Morard and
Silvestre (1996) menyatakan bahwa ruang pori yang berisi air dapat memperlambat
atau bahkan memutuskan pertukaran gas antara atmosfer dan rizosfer, akibatnya
konsentrasi oksigen yang diperlukan untuk respirasi akar menjadi faktor pembatas.
Kekurangan oksigen pada aktifitas sistem perakaran mempengaruhi terjadinya
proses penyerapan air dan mineral hara.

Menurut Drew and Stolzy (1991), gangguan akar sebagai akibat kekurangan
oksigen (deoksigenasi) adalah pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang tidak
sempurna serta menurunnya hasil panen. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan
aerator yang berfungsi untuk pertukaran gas di daerah perakaran tanaman sehingga
oksigen yang dibutuhkan tanaman tercukupi dan akar tidak mengalami pembusukan.
Untuk mengantisipasi terjadinya pemadaman listrik, dapat digunakan potongan
botol untuk menopang styrofoam, sehingga ada sela antara syrofoam dan larutan
nutrisi yang berfungsi untuk respirasi akar tanaman.
Oksigen memegang peranan penting dalam hidroponik. Kekurangan
oksigen akan menyebabkan dinding sel sulit untuk ditembus, sehingga tanaman
akan kekurangan air. Dengan demikian tanaman akan cepat layu karena larutan
tidak mengandung oksigen. Pemberian oksigen ke dalam larutan dapat melalui
gelembung udara seperti pompa air gelembung yang dipakai aquarium, penggantian

9
larutan nutrisi secara rutin, membersihkan atau mencabut akar tanaman yang terlalu
panjang, dan memberikan lubang ventilasi pada tempat penanaman.
Sistem ini termasuk sistem yang sederhana tetapi ukurannya dapat
disesuaikan dengan kebutuhan. Dan termasuk sistem yang dapat di-scaling up
(diperbesar). Sistem ini cocok untuk bagi orang yang ingin menanam hidroponik
sayuran dengan hasil maksimal dengan biaya pembuatan yang murah dan mudah.
Biasanya orang-orang juga menyebut sistem ini sistem deep water culture (DWC).
Sistem ini mirip sistem wick, tanaman tumbuh pada wadah yang berisi air nutrisi.
Hanya saja tidak ada sumbu, akar langsung kontak dengan air nutrisi. Cocok untuk
tanaman yang ringan seperti sayuran daun, herbs, tanaman hias kecil. Tidak cocok
untuk tanaman berat seperti cabai, tomat, melon, dan sebagainya. Kelebihannya
mudah dalam pembuatan/perakitan dan dapat diperbesar sistemnya untuk menanam
tanaman yang lebih banyak (scaling up). Kelemahannya akar mudah busuk jika
oksigen dalam air kurang. Sangat perlu naungan dan tidak cocok untuk outdoor tanpa
naungan karena nutrisi mudah bercampur hujan.
Prinsip Cara Kerja Hidroponik Rakit-Apung, sistem ini memanfaatkan gaya
apung pada papan untuk menopang tanaman. Papan yang digunakan biasanya berupa
papan sterofoam yang dilubangi dengan lubang seukuran net pot yang digunakan.
Tanaman tumbuh dengan akar yang konstan 24 jam berada dalam air nutrisi pada
wadah. Dengan kontak dalam larutan nutrisi, akar dapat langsung menyerap hara
yang ada pada air nutrisi dengan instan. Tetapi karena akar berada dalam air, akar
memerlukan oksigen yang terlarut agar masih dapat bernafas. Maka dari itu salah satu
cara agar oksigen terlarut pada air (aerasi) terus ada sering menggunakan aerator.
Walaupun sistem ini seperti sistem wick, kecepatan tumbuh tanaman pada
sistem ini lebih cepat dibanding wick. Karena akar langsung kontak air nutrisi yang
diberi aerator sehingga kaya oksigen (aerasi) secara menyeluruh. Sedangkan sistem
wick hanya memanfaatkan gap antar air dan papan media untuk mengambil udara dan
daya serap akar pada larutan nutrisi bergantung pada daya kapiler pada wick. Maka
dari itu sistem ini cukup layak digunakan untuk skala yang lebih besar. Karena akar
kontak langsung dan terus-menerus dengan air, sistem ini cukup cocok skalanya

10
diperbesar untuk sistem yang lebih besar. Sistem ini memanfaatkan sifat apung dari
papan atau media untuk menopang tanaman. Jika water level turun atau naik,
tanaman juga ikut turun atau naik menyesuaikan tinggi water level. Selain itu
pembuatan sistem ini dari skala kecil hingga skala besar tidak terlalu memerlukan
teknik yang rumit. Dibanding sistem wick, sistem apung lebih mudah untuk
mengetahui kapan air harus diisi kembali. Karena tinggi papan mengikuti ketinggian
air yang ada di wadah. Jika papan berada di bawah, berarti waktunya untuk wadah
dikuras dibersihkan dan diisi kembali dengan air yang baru.

11
PELAKSANAAN KEGIATAN

Tempat dan Waktu


Kegiatan Praktikum Teknologi Pertanian Perkotaan ini dilaksanakan di Green
House milik Denbagus Hydroponic yang beralamat di jalan H. Mustofa Cigaru, Desa
Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Waktu
pelaksanaan kegiatan pada tanggal 16 November 2020 – 18 Desember 20220.
Denbagus Hydroponic merupakan badan usaha yang bergerak dibidang produksi dan
pemasaran sayuran yang dibudidayakan menggunakan sistem hidroponik rakit apung.

Alat dan Bahan


Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah benih sayuran seperti
pakcoy, selada, kangkung, AB Mix, Rockwoll. Sedangkan Alat yang digunakan
adalah rangka bambu, styrofoam, alumunium foil, plastik / terpal, aerator, tray
semai, netpot, pH meter, EC meter/ TDS.

Metode Pelaksanaan

Kegiatan praktikum dilaksanakan dengan metode wawancara untuk


mendapatkan informasi secara detail dan kegiatan praktik langsung dengan mengikuti
kegiatan atau aktivitas yang sedang berlangsung. Materi dalam kegiatan praktikum ini
adalah tentang cara atau teknik budidaya sayuran menggunakan hidroponik sistem
rakit apung dari mulai penyemaian benih sampai produk siap dipasarkan. Selain itu,
kami juga diarahkan untuk mengetahui bagaimana hubungan hidroponik dengan
pertanian perkotaan. Dengan terlaksananya kegiatan praktikum tersebut selain
mendapatkan pengetahuan dan pengalaman tentang cara budidaya sayuran hidroponik
juga sebagai salah satu keterampilan untuk menghadapi tantangan dunia kerja
nantinya, diharakan juga agar kita mampu membantu usaha agribisnis Denbagus
Hydroponic untuk memasarkan dan mepromosikan produk tersebut secara luas
terutama melalui media sosial agar produksi dan penjualan dari produk meningkat
sehingga penghasilan petani dan produsen sayuran hidroponik tersebut juga
meningkat.

12
Jadwal Kegiatan

November Desember
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8
Pengenalan Perusahaan
Pengenalan Perusahaan
1.
Pengenalan Lokasi
Manajemen Perusahaan
Perawatan bibit
Penyemaian

2. Pindah tanam
Pemupukan
Pemanenan dan pengemasan
Pemasaran
3.
Pemasaran Langsung
Pemasaran Online

13
PEMBAHASAN

Profil Denbagus Hydroponic

Kegiatan praktikum dilaksanakan di Green House milik Denbagus


Hydroponic. Denbagus Hydroponic adalah salah satu badan usaha milik perorangan
yang bergerak dibidang agribisnis khususnya dalam memprduksi sayuran dengan
menggunakan teknik hidroponik dan juga menjual perlengkapan untuk urban farming
secara hidroponik dengan kemasan starter pack atau paket pemula yang dikhususkan
untuk rumah tangga yang baru ingin memulai budidaya hidroponik. Denbagus
hydroponic berada di di jalan H. Mustofa Cigaru, Desa Cibeunying, Kecamatan
Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Usaha ini adalah usaha milik keluarga,
sehingga dalam pengelolaannya tenaga kerja berasal dari anggota keluarga sendiri
yang berjumlah 4 orang. Usaha ini berdiri sejak Januari 2019 yang berawal dari hobi
dan ketertarikan pemilik usaha terhadap hidroponik. Dengan berbekal pengetahuan
yang diperoleh dari Youtube, pemilik kebun memulai mendirikan usaha. Pada
awalnya hasil kegiatan budidaya hanya untuk dikonsumsi pribadi namun saat ini hasil
produksi sudah dipasarkan pada masyarakat luas karena melihat peluang dalam
pengembangan usaha hidroponik di wilayah sekitar masih sedikit. Komoditas yang
diproduksi di usaha ini diantaranya pakcoy, selada air, samhong king, kangkung.
Pemasaran produk dilakukan secara langsung dan online.
Sistem hidroponik yang dikembangkan yaitu rakit apung, sistem ini dipilih
pemilik kebun karena lebih mudah dikembangkan untuk skala besar, lebih mudah
perawatan dan lebih menghemat listrik. Konsep hidroponik rakit apung adalah

14
merendam atau menyentuhkan bagian dasar netpot/rockwoll tempat tumbuh akar
tanaman ke dalam permukaan air nutrisi pada bak penampung yang sudah diisi air
yang mengandung larutan nutrisi dengan volume tertentu. Pemasaran secara langsung
diantaranya melalui tengkulak selain itu pembeli juga bisa datang langsung ke tempat
budidaya dan memetik sendiri. Sedangkan pemasaran online dilakukan melalui media
sosial seperti whatsapp dan facebook dengan layanan pesan antar.

Kegiatan Produksi Sayuran Hidroponik

Dalam kegiatan praktikum ini dipelajari kegiatan budidaya dari mulai


penyemaian hingga panen dan pemasaran. Namun sebelumnya perlu dipahami alat
yang digunakan untuk membuat instalasi hidroponik sistem rakit apung sebagai
berikut:
1. Styrofoam
Styrofoam digunakan untuk menempatkan netpot agar dapat menyentuh
permukaan air yang berisi larutan nutrisi pada bak penampung. Styrofoam
dilubangi sebesar netpot dengan jarak antar lubang sebesar 15 cm x 15 cm.
2. Bak Air Nutrisi
Bak untuk menampung air nutrisi bisa menggunakan wadah dari plastik,
namun untuk skala lebih luas digunakan terpal yang dipasang pada
kerangka instalasi baja ringan atau kayu yang dibuat sedemikian rupa
sehingga menyerupai bak penampung yang dapat menampung air dengan
ketinggian 20 cm.
3. Netpot
Netpot digunakan sebagai media tempat meletakkan tanaman, setiap
netpot akan dimasukkan pada lubang – lubang yang sudah dibuat di
permukaan styrofoam. Pada sistem rakit apung sebenarnya bisa juga tidak
menggunakan netpot, seperti yang dilakukan di Denbagus Hydroponic.
Lubang styrofoam dibuat lebih kecil seukuran rockwoll, jadi rockwoll

15
yang sudah berisi benih yang sudah tumbuh langsung dimasukkan ke
dalam lubang tersebut.
4. Rockwoll
Rockwoll adalah media tanam yang sering digunakan pada sistem
hidroponik. Rockwoll dapat digunakan mulai dari penyemaian hingga
penanaman.
5. Plastik / terpal
Terpal digunakan untuk sistem hidroponik rakit apung dengan skala lebih
luas. Terpal yang digunakan sebaiknya terpal dengan warna terang agar
bisa memantulkan cahaya masuk sehingga bisa menjaga suhu air nutrisi
tetap dingin.
6. Alumunium foil
Alumunium foil digunakan untuk melapisi permukaan luar dari rakit
apung (styrofoam). Alumunium foil digunakan agar rakit apung yang
dibuat dari styrofoam bisa memantulkan cahaya masuk, sehingga suhu air
larutan nutrisi yang berada di bawahnya tidak mudah panas.
7. Aerator / Pompa Udara
Aerator atau pompa udara digunakan untuk mensirkulasi oksigen ke
dalam air larutan nutrisi, sehingga larutan nutrisis akan kaya oksigen yang
sangat diperlukan oleh akar tanaman, ketika air nutrisi kaya akan oksigen
maka pertumbuhan tanaman akan menjadi lebih cepat dan tanaman tidak
akan mudah layu. Denbagus Hydroponic mengganti aerator dengan
pompa air kecil yang bisa dipasang di aquarium yang dapat mempompa
air nutrisi kemudian dikeluarkan kembali melalui pipa sehingga
memancar. Jumlah aeroator disesuaikan dengan luas kolam/bak
penampung yang digunakan. Denbagus Hydroponic menggunakan 4
aerator/pompa air kecil yang diletakkan disetiap sudut bak penampung.
Menanam hidroponik dengan sistem rakit apung tidaklah mudah, ada banyak
kendala – kendala yang ditemukan dan yang paling sering adalah busuk akar yang

16
disebabkan karena kondisi bak terlalu lembab, suhu air nutrisi tinggi sementara
oksigen terlarut sangat kurang.
Dalam kegiatan praktikum ini, mahasiswa mengikuti kegiatan budidaya
sayuran hidroponik mulai dari penyemaian hingga panen, komoditas yang pada saat
itu sedang dikembangkan yaitu selada hijau. Berikut adalah kegiatan budiaya dari
penyemaian hingga pemasaran:
1. Penyemaian
Langkah awal untuk memulai budidaya hidroponik adalah melakukan
penyemaian benih. Penyemaian merupakan proses menumbuhkan benih atau biji
menjadi bibit yang akan dilanjutkan ke tahap selanjutnya (pembesaran). Alat dan
bahan yang digunakan untuk penyemaian diantaranya Rockwool sebagai media
tanam, Nampan/tray semai, Tusuk gigi, Benih sayuran, Air secukupnya.
Langkah-langkah penyemaian benih adalah sebagai berikut : Memotong
Rockwool dengan ukuran 2,5 cm x 2,5 cm x 2,5 cm. Kemudian rockwool
direndam dalam air sampai basah lalu tiriskan sehingga rockwool berada dalam
kondisi lembab karena jika terlalu basah dapat mengakibatkan benih membusuk
dan tidak pecah menjadi bibit tanaman. Letakkan rockwool di atas nampan atau
tray semai dan buat lubang di tengah-tengah rockwool dengan tusuk gigi, jumlah
lubang semai disesuaikan dengan ukuran tanaman jika sudah tumbuh besar. Biji/
benih tanaman dimasukkan satu persatu ke dalam rockwool dengan tusuk gigi
yang dibasahi. Setelah itu persemaian diletakkan pada tempat yang sejuk (jauh
dari sinar matahari). Persemaian diberi genangan sedikit air agar media tanam
tetap lembab. Jika benih sudah pecah dan muncul bakal daun maka langsung
dipindahkan ke tempat yang mendapatkan sinar matahari minimal 6 jam sehari.
Apabila telah muncul daun hijau sekitar 3-4 daun (umumnya sekitar 10-14 hari
setelah semai benih) maka bibit tanaman bisa dipindahkan ke tempat pembesaran.
Dalam kegiatan penyemaian hal – hal yang harus diperhatikan diantaranya
pemilihan benih yang berkualitas, pemilihan media semai, kebutuhan air, dan
kebutuhan cahaya.

17
2. Pindah tanam
Kegiatan pindah tanam adalah kegiatan memindahkan bibit yang
sudah disemai ke sistem hidroponik, dalam hal ini rakit apung. Ketika tanaman
baru dipindahkan ke sistem hidroponik, ini adalah 0 HST (Hari Setelah Tanam).
Kegiatan pindah tanam yang pertama dilakukan adalah memisahkan masing –
masing rockwoll kemudian masukkan rockwoll pada netpot atau langsung
dimasukkan ke lubang tanam, pastikan bahwa rockwoll menyentuh air. Untuk
tanaman selada, isi bak penampung dengan air nutrisi 500 ppm yang jumlahnya
setara dengan 2,5 mililiter nutrisi A dan B serta 1 liter air. Nilai ini dipertahankan
hingga 12 HST, setelah 12 HST kadar kepekatan menjadi 1000 ppm dan setelah
memasuki 20 HST kadar kepekatan dinaikkan menjadi 1200 ppm, nilai ini
dipertahankan hingga panen. Pemberian nutrisi untuk masing – masing tanaman
berbeda beda hal ini berdasarkan pada kebutuhan tumbuh setiap tanaman, untuk
bisa tumbuh maksimal, pemberian nutrisi juga harus tepat. Untuk penanaman
skala yang cukup banyak seperti pada Denbagus Hydroponic dibuat modul
peremajaan. Modul peremajaan ini dibuat dengan jarak tanam yang cukup rapat.
Nanti ketika daun sudah besar – besar, tanaman dipindah ke modul pembesaran.
Hal ini dapat memotong dan menghemat waktu untuk mengisi modul
pembesaran, karena ketika tanaman dipanen sudah siap selada remaja yang akan
dibesarkan.
3. Perawatan
Perawatan dilakukan dengan melakukan pengecekan setiap harinya atau 2
hari sekali. Pengecekan biasanya meliputi, pengecekan kadar ppm air nutrisi,
kebersihan bak nutrisi dan pertumbuhan dari akar. Pemantauan perkembangan
cukup memperhatikan fisik tanaman dan memastikan nutrisinya tercukupi.
Sebagai contoh, jika ada daun yang gugur atau menguning harus dipotong supaya
penyakit tidak menjalar. Kegiatan perawatan yang tidak kalah penting lainnya
yaitu pengendalian hama tanaman. Berdasarkan narasumber, hama yang sering
menyerang di Denbagus Hydroponic adalah ulat. Serangan ulat dapat
menghabiskan daun berlubang hingga habis tak tersisa. Biasanya Denbagus

18
Hydroponic menggunakan pestisida nabati yang terbuat dari daun pepaya.
Pestisida nabati dipilih karena biasanya serangan hama tidak terlalu parah,
sehingga dirasa dapat dikendalikan dengan cukup menggunakan pestisida nabati
tanpa pestisida kimia.
4. Panen Sayuran
Pemanenan dilakukan ketika tanaman sudah memasuki umur panen atau
kriteria panen yang sesuai. Umur panen dan kriteria pada masing – masing
komoditas berbeda – beda. Untuk tanaman selada, idealnya dipanen antara 30 –
40 hari setelah tanam, jika ditambah lama penyemaian, maka totalnya menjadi 42
– 52 hari setelah semai (1,5 – 2 bulan). Untuk tanaman pakcoy dapat dipanen
sekitar 25 – 30 hari setelah tanam. Pemanenan dilakukan dengan cara dipotong
maupun dicabut sampai akarnya, setelah itu bagian akar dicuci sampai bersih dan
membuang daun yang rusak. Sebelum dipasarkan, sayuran dikemas dengan
plastik dan diberi label, selanjutnya sayuran siap dipasarkan. Total produksi yang
dipanen pada Denbagus Hydroponic untuk komoditas selada air untuk setiap bak
yaitu 16 kg, sedangkan pakchoy 25 kg dan kangkung 9 kg.
5. Pemasaran
Karena luas Green House masih terbatas yaitu berukuran 10 m x 4 m,
produksi yang dihasilkanpun terbatas sehingga belum mampu memenuhi
permintaan konsumen. Untuk mengatasi kelangkaan produk, saat ini Denbagus
Hydroponik sudah mulai melakukan mitra dengan beberapa usaha hidroponik
yang ada disekitar wilayah Majenang. Selain itu Denbagus Hydroponik juga
sedang melakukan pembangunan Green House baru ditempat yang berbeda
dengan ukuran yang lebih besar untuk meningkatkan produksi. Pemasaran produk
Denbagus Hydroponic dilakukan melalui media social facebook dengan sistem
pesan antar dan secara langsung dengan menjual ke pengepul. Selain itu sayuran
dari Denbagus Hydroponic juga dijual ke beberapa restoran yang sudah
berlangganan. Harga yang dipatok untuk komoditas pakcoy adalah Rp.9.000 / kg,
selada Rp.25.000 / kg, dan kangkung Rp.7000/kg.

19
Kaitan Hidroponik dalam Penerapan Urban Farming
Masyarakat perkotaan terus bertambah seiring angka kelahiran yang meledak.
Migrasi penduduk juga menjadi faktor lain dalam penambahan populasi masyarakat
diperkotaan. Luasnya lahan diperkotaan tidak membantu dalam bidang pertanian
karena akan dialokasikan dalam pembangunan kota. Setiap tahun, lahan kosong untuk
kegiatan bertani semakin merosot karena besarnya dampak dari bangunan-bangunan
kota. Hal ini menyebabkan jumlah petani di Indonesia semakin berkurang akibat
hilangnya lahan pertanian. Namun, kita harus mencermati permasalahan tersebut
dengan menghadirkan solusi baru. Urban farming merupakan teknik pertanian di
perkotaan dan dapat dijadikan solusi bagi permasalahan tersebut.
Urban farming merupakan teknik pertanian yang cocok diterapkan di area
perkotaan. Memanfaatkan area yang ada dan tidak memerlukan area yang luas
menjadi salah satu keunikan dari konsep pertanian ini. Pemakaian urban farming
sebenarnya sudah banyak di kota-kota besar di luar negeri, namun di Indonesia
sendiri masih sedikit dan banyak yang belum mengetahui teknik pertanian ini. Urban
farming cocok diterapkan dalam penanaman berbagai jenis sayuran seperti sawi,
brokoli, selada, bawang, wortel, kentang, dan semua jenis sayuran yang ada. Urban
farming tidak hanya dapat diterapkan oleh para petani namun juga para masyarakat
yang tinggal di perkotaan. Kualitas kesegaran yang menjadi nilai lebih dari teknik
pertanian ini karena menanam di rumah sendiri dan langsung dipetik untuk diolah
menjadi bahan makanan. Tentunya penggunaan bahan-bahan organik dalam proses
kegiatan urban farming sangat diperlukan karena menjaga kualitas produksi agar
aman dikonsumsi, contohnya dalam pemakaian pupuk organik dan pestisida alami.
Urban farming dalam penerapannya memiliki beberapa jenis dan salah satu yang akan
dibahas adalah hidroponik.
Dalam praktikum kali ini output yang dihasilkan mahasiswa selain
meningkatkan keterampilan juga meningkatkan pengetahuan terkait dengan usaha
budidaya sayuran hidroponik sebagai berikut :

20
a. Pengertian hidroponik rakit apung, serta hubungannya dengan pertanian
perkotaan.
Hidroponik sistem rakit apung merupakan teknik penggenangan air dan
nutrisi di daerah perakaran tanaman secara terus menerus. Dengan demikian,
tanaman dapat menyerap nutrisi setiap saat. Sistem hidroponik rakit apung terdiri
dari bak / kolam dengan ketinggian air nutrisi dalam bak air biasanya sekitar 20
cm sudah cukup. Sayuran / tanaman diapungkan diatas air dengan memakai
selembar styrofoam yang telah dilubangi sesuai ukuran netpot. Akar tanaman
akan tumbuh besar kebawah dan terendam air nutrisi , sedangkan daun tanaman
akan tumbuh diatas styrofoam. Hidroponik rakit apung merupakan salah satu
bentuk pengembangan dari sistem bertanam hidroponik. Hidroponik rakit apung
sangat cocok dikembangkan dalam skala besar untuk kepentingan komersil
maupun untuk sekala rumah tangga. Seperti pada sistem hidroponik yang lain,
hidroponik rakit apung juga dapat di jadikan sebagai solusi bagi masyarakat yang
ingin mengembangkan pertanian tetapi terbentur oleh lahan pertanian yang
terbatas. Hidroponik rakit apung sangat mungkin diterapkan di lahan sempit
seperti pekarangan rumah. Pembuatan rakit apung juga sangat sederhana dan
dapat memanfaatkan bahan yang ada disekitar kita. Selain itu biaya
pembuatannya juga tergolong relatif murah serta biaya oprasionalnya juga kecil.
Hidroponik rakit apung sangat cocok diterapkan bagi orang yang memiliki
aktifitas padat bahkan yang sering bepergian tetapi tetap ingin mengembangkan
pertanian. Karena dalam sistem ini tidak menggunakan listrik seperti pada
hidroponik NFT dan aeroponik jadi pada saat ditinggal tidak takut sistem
terganggu.
Cara Kerja Sistem Hidroponik Rakit Apung adalah tanaman dibiarkan
mengapung bersama styrofoam diatas larutan nutrisi. Larutan nutrisi dibiarkan
terus menerus menggenang seperti kolam sehingga akar tanaman akan dapat
menyerap nutrisi tanaman tanpa takut kekurangan atau kehabiasan. Dengan cara
ini akan menghindarkan tanaman layu akibat kurangnya air dan larutan nutrisi.

21
Meskipun seperti itu tetap harus diperhatikan jumlah minimal nutrisi yang harus
tersedia di kolam. akar tanaman yang tidak terendam dalam larutan nutrisi atau
berada diatas permukaan dapat memungkinkan terjadinya percampuran oksigen
dengan nurtisi yang akan masuk kedalam tanaman. Hal ini penting mengingat
tanaman sangat membutuhkan oksigen dalam proses fotosintesis sehingga akan
didapat tanaman yang berkualitas.
Meskipun hidroponik rakit apung tergolong sederhana dan lebih aman dari
hidroponik lain seperti aeroponik dan NFT namut tetap ada hal hal yang perlu
diperhatikan. Hal yang perlu dipehatikan seperti jumlah ketersediaan larutan
nutrisi dalam kolam jangan sampai kehabisan. Semakin banyak dan besarnya
tanaman yang ditanam akan semakin besar pula kebutuhan larutan nutrisi
sehingga secara berkala kita tetap perlu melakukan pengontrolan ketersedian
nutrisi agar tanaman tetap tumbuh subur dan optimal. Untuk mengatasi
permasalahan ini secara berkala kita perlu menambahkan jumlah larutan sebesar
jumlah penyusutannya. Untuk mempermudah dalam mengontrol beri tanda,
sebagai penanda kapan waktu isi ulang nutrisi perlu dilakukan. Hindarkan atau
minimalisir larutan nutrisi terkena sinar matahari langsung. Karena apabila
sampai terlalu banyak nutrisi yang terkena matahari langsung dapat memicu
pertumbuhan alga yang dapat memakan larutan nutrisi. Apabila hal ini terjadi
akan mengurangi jatah nutrisi yang seharusnya diterima sehingga tanaman akan
kekurangan nutrisi. Faktor lain yang perlu diperhatikan yaitu mengenai kondisi
pH air agar tetap dalam batasan normal. Seperti hidroponik yang lain batas pH air
yang tepat dan aman untuk tanaman antara 5,5 – 6,8. Hal ini penting karena
apabila kondisi pH diluar ketentuan tersebut akan mengakibatkan tanaman tidak
dapat tumbuh dengan sempurna.
Kelebihan sistem hidroponik rakit apung antara lain : (1) Lebih hemat air
dan nutrisi, (2) Tidak bergantung pada kondisi listrik, seperti saat mati sehingga
dapat lebih hemat, (3) Biaya pembuatan yang lebih murah, (4) Lebih mudah
dalam mencari bahan karena dapat menggunakan bahan yang ada disekitar kita,
(5)Perawatan yang tidak terlalu ribet. Sedangkan Kekurangan sistem hidroponik

22
rakit apung antara lain : (1) Tidak terlalu cocok bila ditempatkan di outdoor, (2)
Kadar oksigen yang relatif sedikit, (3) Akar tanaman lebih rentan terjadi
pembusukan.
Dalam kaitannya dengan pertanian perkotaan, pengembangan usaha
budidaya sayuran hirdoponik dengan sistem rakit apung ini tentunya sangat
sejalan dengan gaya hidup masyarakat perkotaan dan memenuhi aspek – aspek
yang diharapkan. Saat ini, kegiatan urban farming di kota-kota besar di seluruh
dunia makin marak digalakkan. Dikarenakan masyarakat melihat bagaimana
komposisi penduduk yang semakin tahun semakin bertambah kepadatannya,
makin terlihat pula permasalahan yang ada dibaliknya. Permasalahan tersebut
diantaranya adalah ketersediaan pasokan pangan.
Makin berkurangnya lahan karena kepadatan penduduk menyebabkan
harga pangan makin melambung. Masyarakat pun harus mencari cara membuka
lahan baru pertanian. Selain itu, produk pertanian sangat bergantung pada alam,
cuaca, dan proses pengerjaannya. Ketika cuaca tidak menentu, petani harus
mengalami kerugian dan gagal panen yang mengantarkan produk pertanian
tertentu langka dan harganya mahal. Belum lagi maraknya penggunaan pestisida
yang menyebabkan sayur mayur dan buah-buahan mengandung racun juga tingkat
kesegaran pasokan pangan tersebut. Maka dari itu, banyak masyarakat yang
memanfaatkan lahan mereka di perkotaan untuk menghasilkan produk pertanian
seperti sayuran dan buah-buahan. Lahannya meliputi ruang sempit sekitar teras
rumah hingga atap bangunan. Hal tersebutlah yang membuat urban farming
menjelma menjadi gaya hidup orang-orang perkotaan karena mereka cenderung
ingin hidup lebih normal, sehat, dan mendapatkan pangan yang bergizi, sehat,
harganya terjangkau dan bebas dari pestisida.

b. Manfaat hidroponik rakit apung bagi pembudidaya serta bagi masyarakat


perkotaan.

23
Budidaya Hidroponik dengan sistem rakit apung, tentunya memberikan
beberapa mafaat baik bagi pembudidaya dan masyarakat. Berikut adalah manfaat
budidaya hidroponik sistem rakit apung:
Manfaat hidroponik rakit apung bagi pembudidaya antara lain :
1. Menjadi penghasilan tambahan penduduk kota.
Selain untuk memenuhi kebutuhan pribadi, kegiatan produksi juga
difokuskan untuk skala bisnis yang dapat meningkatkan penghasilan
tambahan dari hasil penjualan produk.
2. Memberikan pasokan sayuran berkualitas untuk konsumsi pribadi
Dengan kegiatan budidaya hidroponik, dapat memberikan pasokan
sayuran bermutu tinggi dengan menanamnya sesuai keinginan, dari mulai
pemilihan komoditas, pemberian nutrisi dan pemberian pestisida.
Sehingga tidak perlu khawatir akan kualitas produk yang dikonsumsi
karena hasil dari kegiatan sendiri.
3. Menghemat pengeluaran
Jika belum bisa diarahkan pada tujuan bisnis, minimal jika intens
dilakukan dapat menghemat salah satu pengeluaran yang sangat rutin bagi
rumah tangga, yaitu pengeluaran untuk kebutuhan makan sehari-hari.
Meski tidak semua jenis tanaman yang bisa dibudidayakan, setidaknya ada
beberapa jenis dari sayur-sayuran dan buah-buahan yang bisa kita
kembangkan untuk memenuhi kebutuhan harian kita. Menanam sendiri
sayuran konsumsi sehari – hari dapat memotong jumlah anggaran belanja
karena tidak perlu lagi membeli, sehingga dapat menghemat pengeluaran.
4. Sebagai pereda stress
Ketika sedang penat dengan keadaan yang dialami, maka salah stu
solusinya adalah memandangi tanaman hijau yang ada di dalam instalasi
hidroponik. Warna hijau dipercaya dapat mengurangi ketegangan dan
menyegarkan. Selain itu, ketika melakukan proses perawatan tanaman,
juga dapat dirasakan ketenangan yang akhirnya bisa mengurangi tingkat

24
stress yang dialami. Merawat tanaman juga membutuhkan energi yang
sama seperti ketika berolahraga.
5. Lebih mudah dalam hal perawatan
Hidroponik sistem rakit apung tidak membutuhkan tenaga yang besar
dalam merawatnya dan tidak terlalu sulit. Tanaman yang ditanam dengan
sistem ini lebih tahan lama dan kuat terhadap hama dan penyakit sehingga
perawatannya mudah. Disamping itu produksi yang dihasilkan dari teknik
penanaman ini jauh lebih tinggi dari segi kualitas dan kuantitasnya dan
tanaman lebih cepat tumbuh dan berkembang.
Manfaat hidroponik rakit apung bagi masyarakat antara lain :
1. Menjadikan udara sekitar lebih sejuk
Hidroponik adalah sistem budidaya tanaman yang mampu membuat udara
lingkungan sekitar menjadi lebih segar dan sejuk. Penyebab utamanya
adalah sistem ini tidak memakai bahan kimia untuk pemupukan dan
penanggulangan hama dan penyakit. Jenis pupuk yang digunakan dalam
tanaman hidroponik berbentuk nutrisi berupa cairan yang menjadi sumber
makanan tanaman.
2. Meminimalisir polusi udara
Sistem hidroponik bisa diterapkan di daerah perkotaan yang mempunyai
tingkat pencemaran udara lebih tinggi. Lahan berukuran luas tidak
dibutuhkan lagi sebab sistem hidroponik dapat diaplikasikan pada lahan
sempit termasuk di halaman rumah sendiri. Dan seiring pentingnya
menyadari bahwa hampir setiap hari polusi udara di lingkungan sekitar
terus meningkat akibat dari pembakaran hutan, asap pabrik, asap
kendaraan bermotor, asap rokok dan lain sebagainya.
3. Dapat meningkatkan kadar O2 dan meningkatkan kualitas lingkungan kota
Selain dapat menyejukkan udara dan meminimalisir polusi udara, manfaat
tanaman hidroponik yang ketiga bagi lingkungan adalah menambah kadar
oksigen udara. Tentunya oksigen harus tercukupi bagi tubuh, karena

25
semakin banyak kandungan oksigen yang tersedia pada suatu lingkungan,
kualitas kesehatan manusia bisa ditingkatkan.
4. Meningkatkan estetika kota
Selain untuk tujuan produksi, hidroponik juga dapat menambah nilai
estetika kota dengan menempatkan atau menata pada tempat – tempat
tertentu sedemikian rupa sehingga tampak lebih indah dilihat.
5. Mengatasi masalah ketahanan pangan
Budidaya tanaman sayuran hidroponik dapat membantu mengatasi
masalah ketahanan pangan. Kegiatan produksi dapat mengasilkan
berbagai macam sayuran dengan jumlah yang cukup banyak untuk
memenuhi permintaan pasar.

c. Menjelaskan bagaimana cara agar tanaman hidroponik rakit apung dapat tumbuh
prima serta berproduksi tinggi.
Untuk membuat tanaman dapat tumbuh prima dan berproduksi tinggi ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Kualitas air
Air merupakan media utama yang digunakan dalam sistem hidroponik rakit
apung. Air yang kotor atau terkena polusi sangat tidak dianjurkan untuk
digunakan. Cara termudah untuk memeriksa apakah air yang digunakan
bersih dan sehat adalah dari warna, bau, rasa, dan derajat keasaman air. Air
yang basa atau mengandung alkali yang tinggi akan menyebabkan tanaman
tumbuh tidak sehat, air yang sesuai memiliki pH 5-7.
2. Penyinaran Matahari
Pada tanaman terdapat proses pemasakan makanan yang disebut dengan
fotosintesis. Hal tersebut menjadi salah satu faktor mengapa tanaman
membutuhkan sinar matahari yang cukup agar bisa tumbuh dengan baik.
Oleh karena itu penting untuk memilih lokasi yang tepat yang mudah
terjangkau oleh sinar matahari sebelum memulai bertanam. Sayuran

26
hidroponik, biasanya membutuhkan sinar matahari sekitar lima jam perhari
dari pagi, dengan begitu maka sayuran akan lebih cepat tumbuh dan subur.
3. Pengecekan kadar nutrisi
Nutrisi hidroponik merupakan sumber unsur hara yang dibutuhkan tanaman
untuk bisa tumbuh dengan baik. Oleh karena itu, apabila kualitas air nutrisi
yang ada pada sistem penanaman hidroponik tidak terkontrol maka besar
kemungkinan tanaman akan tumbuh dengan lambat disebabkan kadar nutrisi
yang berubah tetapi dibiarkan. Adapun pengecekan nutrisi bisa dilakukan
pada kadar pH dan ppm larutan nutrisi yang digunakan pada penanaman
hidroponik.
4. Oksigen
Dalam hidroponik rakit apung, tanaman memerlukan oksigen untuk
pengambilan nutrisi oleh akar. Penting sekali menjaga oksigen dalam air.
Cara yang dapat dilakukan adalah memberi aerasi buatan.
5. Struktur pendukung
Struktur pendukung seperti media tanam, sumbu, netpot perlu diperhatikan
agar tanaman dapat tumbuh tegak atau tidak roboh dan memastikan akar
berada di dalam larutan nutrisi.

27
PENUTUP

Kesimpulan
Dalam kegiatan praktikum hidroponik sistem rakit apung didapatkan
kesimpulan:
1. Hidroponik sistem rakit apung merupakan teknik penggenangan air dan
nutrisi di daerah perakaran tanaman secara terus menerus, dimana tanaman
dapat menyerap nutrisi setiap saat. Sistem hidroponik rakit apung terdiri dari
bak / kolam dengan ketinggian air nutrisi dalam bak air biasanya sekitar 20
cm sudah cukup. Sayuran / tanaman diapungkan diatas air dengan memakai
selembar styrofoam yang telah dilubangi sesuai ukuran netpot. Akar tanaman
akan tumbuh besar kebawah dan terendam air nutrisi , sedangkan daun
tanaman akan tumbuh diatas styrofoam. Dalam kaitannya dengan pertanian
perkotaan, pengembangan usaha budidaya sayuran hirdoponik dengan sistem
rakit apung ini tentunya sangat sejalan dengan gaya hidup masyarakat
perkotaan dan memenuhi aspek – aspek yang diharapkan dimana masyarakat
perkotaan mengharapkan produk yang aman, sehat, dan berkualitas.
2. Hidroponik rakit memberikan manfaat bagi pembudidaya dan masyarakat
sekitar seperti bagi pembudidaya Menjadi penghasilan tambahan penduduk
kota, Memberikan pasokan sayuran berkualitas untuk konsumsi pribadi,
Menghemat pengeluaran, Sebagai pereda stress, Lebih mudah dalam hal
perawatan. Selain itu manfaat bagi masyarakat antara lain Menjadikan udara
sekitar lebih sejuk, Meminimalisir polusi udara, Dapat meningkatkan kadar
O2 dan meningkatkan kualitas lingkungan kota, Meningkatkan estetika kota,
Mengatasi masalah ketahanan pangan.
3. Untuk membuat tanaman dapat tumbuh prima dan berproduksi tinggi ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain kualitas air, penyinaran
matahari, pengecekan kadar nutrisi, oksigen, struktur pendukung

28
Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan kepada pembaca adalah pembaca
diharapkan untuk dapat mengembangkan teknik bertanam hidroponik dengan sistem
rakit apung, karena banyaknya kelebihan dan manfaat yang akan didapatkan baik
untuk skala produksi rumah tangga ataupun skala komersil.

29
DAFTAR PUSTAKA

Dwiwanti S, Wasissa T . 2018. Buku Bahan Ajar Pertanian Perkotaan. Jakarta: Pusat
Pendidikan Pertanian.

Lingga, P. 2002. Hidroponik Bercocok Tanam Tnpa Tanah. Jakarta: Penebar


Swadaya.

Supryawaty. 2019. Budidaya Tanaman Selada Hidroponik.


cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/81807/Budidaya-Tanaman-Selada-
Hidroponik/ (diakses pada 29 November 2020)

http://jakarta.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/publikasi/artikel/639-konsep-
urban-farming-sebagai-solusi-kota-hijau (diakses pada 29 November 2020)

30
DOKUMENTASI KEGIATAN

31
32
33
34

Anda mungkin juga menyukai