Anda di halaman 1dari 37

TEKNIK BUDIDAYA DAN PEMASARAN SAYUR SAWI HIJAU

(Branssica juncea L.) DI P4S (Pusat Pelatihan Perdesaan Swadaya)


TRANGGULASI GETASAN KABUPATEN SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Oleh:
Raih Pangerti
NIM : 18104011015

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS WAHID HASYIM
SEMARANG
2021
TEKNIK BUDIDAYA DAN PEMASARAN SAYUR SAWI HIJAU
(Branssica juncea L.) DI P4S (Pusat Pelatihan Perdesaan Swadaya)
TRANGGULASI GETASAN KABUPATEN SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kuliah Mata Kuliah
Proposal Praktik Kerja Lapangan

Oleh:
Raih Pangerti
NIM : 18104011015

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS WAHID HASYIM
SEMARANG
2021

ii
TEKNIK BUDIDAYA DAN PEMASARAN SAYUR SAWI HIJAU
(Branssica juncea L.) DI P4S (Pusat Pelatihan Perdesaan Swadaya)
TRANGGULASI GETASAN KABUPATEN SEMARANG
Laporan Praktik Kerja Lapangan ini telah disetujui oleh pembimbing
Pada tanggal : .......................................................................

Oleh:
Raih Pangerti
NIM : 18104011015

Mengetahui Pembimbing
Dekan Fakultas Pertanian Dosen Fakultas Pertanian
Universitas Wahid Hasyim Semarang Universitas Wahid Hasyim Semarang

Lutfi Aris Sasongko, S.TP., M.Si Istanto, S.P., M.Si.


(NPP.06.02.1.0074) (NPP.06.16.2.0407)

KATA PENGANTAR

iii
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan proposal Praktik Kerja Lapangan yang berjudul “TEKNIK
BUDIDAYA DAN PEMASARAN SAYUR SAWI HIJAU (Branssica juncea L.)
DI P4S (Pusat Pelatihan Perdesaan Swadaya) TRANGGULASI GETASAN
KABUPATEN SEMARANG” tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini, saya hendak penyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberi dukungan sehingga proposal ini dapat selesai. Ucapan
terima kasih ini saya tujukan kepada :
1. Bapak Lutfi Aris Sasongko, S.TP., M.Si. Selaku Dekan Fakultas
Pertanian.
2. Pimpinan P4S (Pusat Pelatihan Perdesaan Swadaya) Tranggulasi Getasan
Kabupaten Semarang dan staff karyawan atas kesempatan dan bantuan
yang diberikan kepada saya dalam memperoleh informasi yang
diperlukan dalam pembuatan proposal.
Meskipun telah berusaha menyelesaikan proposal ini sebaik mungkin, saya
menyadari bawa masih ada kekurangan dalam penulisan. Akhir kata, semoga
proposal ini berguna bagi para pembaca.
Jepara, 07 September 2020

Raih Pangerti

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN....................................................................iii

KATA PENGANTAR.................................................................................iv

DAFTAR ISI ................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN............................................................................1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................2
1.3 Tujuan .....................................................................................................2
1.4 Manfaat....................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................4

2.1 Klasifikasi dan Morfologi........................................................................4

2.2 Syarat Tumbuh........................................................................................5

2.3 Tehnik Budidaya......................................................................................6

2.4 Pasca Panen.............................................................................................8

2.5 Pemasaran Sawi.......................................................................................8

BAB III METODE PELAKASANAAN..................................................10

3.1 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan...........................................................10

3.2 Teknik Pengumpulan Data....................................................................10

3.2.1. Metode Dasar..................................................................................10

3.2.2. Metode Pengumpulan Data.............................................................10

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................12

4.1 Keadaan umum P4S Tranggulasi...........................................................12

v
4.1.1. Latar Belakang P4S Tranggulasi....................................................12

4.1.2. Visi Dan Misi..................................................................................12

4.1.3. Kondisi Geografi............................................................................13

4.2 Struktur Organisasi P4S Tranggulasi ....................................................14

4.3 Budidaya Tanaman Sawi Hijau.............................................................14

4.3.1. pembenihan.....................................................................................14

4.3.2. Penyemaian.....................................................................................15

4.3.3. Penyiapan lahan..............................................................................15

4.3.4. Penanaman......................................................................................17

4.3.5. Perawatan........................................................................................17

4.3.6. Panen Dan Pasca Panen..................................................................22

4.4 Saluran Pemasaran.................................................................................23

4.4.1. Faktor Musim..................................................................................24

4.4.2. Faktor Dari Competitor...................................................................24

4.4.3. Faktor permintaan...........................................................................24

4.5 Kendala Pemasaran................................................................................24

BAB V PENUTUP.....................................................................................26

5.1 Kesimpulan............................................................................................26

5.2 Saran......................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................28

LAMPIRAN...............................................................................................29

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1. 1 . Latar Belakang
Potensi holtikultura di semarang cukup besar, terutama pada tanaman
sayur – sayuran. Bagian utara Kabupaten Semarang yang merupakan dataran
tinggi membuat tanaman holtikultura tumbuh subur di daerah ini. Data BPS
Kabupaten Semarang (2018) menunjukan bahwa produksi sayuran kubis,
cabai besar, petsai/sawi, dan bawang daun sangat dominan di bandingkan
dengan komodititi sayur lainnya dengan produksi lebih dari 100.000 kuintal.
Sawi (Brassica juncea L.) termasuk sayuran daun dari keluarga
cruciferae yang mempunyai ekonomis tinggi. Tanaman sawi berasal dari
Tiongkok (cina) dan Asia Timur. Di daerah Cina tanaman ini dibudidayakan
sejak 2500 tahun yang lalu, dan menyebar ke daerah Filipina dan Taiwan.
Masuknya sawi ke Indonesia pada abad XI bersama dengan lintas
perdagangan jenis sayuran subtropis lainya. Daerah pusat penyebarannya
antara lain di Cipanas (Bogor), Lembang Pangalengan (Rukmana, 2007).
Tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.) merupakan jenis sayuran yang
sangat dikenal di kalangan konsumen. Sawi hijau (Brassica juncea L.) selain
dimanfaatkan untuk bahan makanan sayuran, juga dapat dimanfaatkan untuk
pengobatan bermacam-macam penyakit.
Negara Indonesia memungkinkan dikembangkan tanaman sayur-
sayuran yang banyak bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan bagi
manusia. Sehingga ditinjau dari aspek klimatologis Indonesia sangat tepat
untuk dikembangkan untuk bisnis sayuran.
Kegiatan PKL (Praktik Kerja Lapangan) diadakan agar mahasiswa
mempunyai kesempatan pengalaman belajar dan berusahatani sendiri dari
orang lain, serta mampu mensosialisasikan dan menerapkan teori yang di
peroleh dari bangku kuliah. Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik
melakukan PKL (Praktik Kerja Lapangan) dengan judul ” Teknik Budidaya
Dan Pemasaran Sayur Sawi Hijau (Branssica juncea L.) Di P4s (Pusat
Pelatihan Perdesaan Swadaya) Tranggulasi Getasan Kabupaten Semarang”.

1
1. 2 . Rumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang di atas dapat di tarik rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana teknik budidaya Tanaman Sawi Hijau (Branssica juncea L.) Di
P4s (Pusat Pelatihan Perdesaan Swadaya) Tranggulasi Getasan Kabupaten
Semarang?
2. Bagaimana proses pemanenan Sayur Sawi Hijau (Branssica juncea L.) Di
P4s (Pusat Pelatihan Perdesaan Swadaya) Tranggulasi Getasan Kabupaten
Semarang?
3. Bagaimana pemasaran Sayur Sawi Hijau (Branssica juncea L.) Di P4s
(Pusat Pelatihan Perdesaan Swadaya) Tranggulasi Getasan Kabupaten
Semarang?
1. 3 . Tujuan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan
Bedasarkan Rumusan masalah di atas dapat di tarik tujuan kegiatan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Teknik Budidaya Tanaman Sawi Hijau (Branssica
juncea L.) Di P4s (Pusat Pelatihan Perdesaan Swadaya) Tranggulasi
Getasan Kabupaten Semarang.
2. Untuk mengetahui proses pemanenan Sayur Sawi Hijau (Branssica juncea
L.) Di P4s (Pusat Pelatihan Perdesaan Swadaya) Tranggulasi Getasan
Kabupaten Semarang.
3. Untuk mengetahui pemasaran Sayur Sawi Hijau (Branssica juncea L.) Di
P4s (Pusat Pelatihan Perdesaan Swadaya) Tranggulasi Getasan Kabupaten
Semarang?
1. 4 . Manfaat Kegiatan Praktik Kerja Lapangan
Manfaat yang didapat oleh kedua pihak selaku pihak yang berkaitan
langsung dalam Praktik Kerja Lapangan (PKL) dan sebagai mitra antara lain:
1. Mahasiswa peserta PKL yakni dapat memperoleh pengetahuan mengenai
aktivitas teknik budidaya dan pemasaran Sayur Sawi Hijau (Branssica
juncea L.) Di P4s (Pusat Pelatihan Perdesaan Swadaya) Tranggulasi
Getasan Kabupaten Semarang.

2
2. Bagi pemilik usaha yakni dapat menjalin kerjasama dengan pihak
perguruan tinggi, juga sebagai sarana publikasi akan usaha tersebut serta
profil dalam perusahaan tersebut kepada civitas akademi.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Klasifikasi Dan Morfologi


Klasifikasi tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.), Kingdom :
Plantae, Divisi : Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas :
Dicotyledonae, Ordo: Rhoeadales, Famili : Cruciferae, Genus : Brassica,
Spesies : Brassica juncea L (Kloppenburg, 2008).
Morfologi tanaman sawi hijau (Brassica juncae L) yaitu termasuk
jenis tanaman sayuran daun dan tergolong kedalam tanaman semusim
(berumur pendek). Tanaman sawi tumbuh pendek dengan  tinggi sekitar  26
cm-33 cm  atau  lebih, tergantung  dari  varietasnya.  Tanaman sawi
mempunyai daun panjang, halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop, serta
berakar serabut yang tumbuh dan berkembang secara menyebar, sehingga
perakarannya sangat dangkal pada kedalaman 5 cm. Perakaran tanaman
sawi dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah yang gembur,
subur, dan mudah menyerap air, dan kedalaman tanah (Solum tanah) cukup
dalam. Tanaman sawi memiliki batang pendek yang berwarna keputih-
putihan dengan ukuran panjang 1,5 cm dan diameter 3,5 cm (Mandha,
2010).
Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi
yang cukup lengkap sehingga apabila dikonsumsi sangat baik untuk
mempertahankan kesehatan tubuh. Sawi hijau merupakan sayuran yang
bermanfaat untuk membantu mencegah dari terserangnya penyakit kanker,
hal ini di sebabkan karena dalam sawi hijau mengandung senyawa fitokimia
khususnya glukosinolat yang cukup tinggi. Dengan rutin mengkonsumsi
sawi hijau mampu menurunkan resiko terserangnya kanker prostat.
Kandungan gizi sawi hijau setiap 100 gr dapat dilihat pada Tabel 1.

4
Tabel 1. Kandungan Gizi Sawi Hijau Setiap 100 gr
No Kandungan Jumlah
1 Protein (g) 2,3
2 Lemak (g) 0,4
3 Karbohidrat (g) 4,0
4 Kalsium (mg) 220
5 Fosfor (mg) 38,0
6 Besi (mg) 2,9
7 Vitamin A (mg) 1.940,0
8 Vitamin B (mg) 0,09
9 Vitamin C (mg) 102
10 Energi (kal) 22,0
11 Serat (g) 0,7
12 Air (g) 92,0
13 Natrium (mg) 20,0
Sumber : Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI (2012)
2.2. Syarat Tumbuh
Kondisi lingkungan yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman sawi hijau
(Brassica juncae L) dapat memberikan hasil panen yang tinggi. Sehingga
dengan demikian untuk menunjang usaha tani sawi hijau yang berhasil,
lokasi usaha tani harus memilki kondisi lingkungan yang sesuai seperti yang
di kehendaki tanaman. (Yudharta, 2010).
Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter
sampai dengan 1.200 meter di atas permukaan laut. Pada musim kemarau
yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur. Berhubung dalam
pertumbuhannya tanaman ini membutuhkan hawa yang sejuk. Lebih cepat
tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab. Akan tetapi tanaman ini
juga tidak senang pada air yang menggenang. Dengan demikian, tanaman
ini cocok bila di tanam pada akhir musim penghujan. Tanah yang cocok
untuk ditanami sawi adalah tanah gembur, banyak mengandung humus,
subur, serta pembuangan airnya baik. Derajat kemasaman (pH)
tanah yang optimum untuk pertumbuhannya adalah antara pH 6 sampai pH
7 (Margiyanto, 2010).
2.3. Tehnik Budidaya
Teknik budidaya tanaman sawi meliputi pemilihan benih, pengolahan
tanah, pembibitan, penanaman, pemeliharaan. Benih yang akan kita gunakan

5
harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan
lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya.
Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan
yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan
dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya
tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari.
Dan penanaman sawi yang akan dijadikan benih terpisah dari tanaman sawi
yang lain. Memperhatikan proses yang akan dilakukan mesilnya dengan
dianginkan, tempat penyimpanan dan diharapkan lama penggunaan benih
tidak lebih dari 3tahun (Mandha, 2010).
Pengolahan tanah secara umum melakukan penggemburan dan
pembuatan bedengan. Tanah yang hendak digemburkan harus di bersihkan
dari bebatuan, rerumputan, semak atau pepohonan yang tumbuh. Dan bebas
dari daerah ternaungi, karena tanaman sawi suka pada cahaya matahari
secara langsung. Sedangkan kedalaman tanah yang dicangkul sedalam 20
sampai 40 cm.
Pupuk kandang diberikan saat penggemburan agar cepat merata dan
bercampur dengan tanah yang akan kita gunakan. Bila daerah yang
mempunyai pH terlalu rendah (asam) sebaiknya dilakukan pengapuran.
Pengapuran ini bertujuan untuk menaikkan derajat ke asaman tanah,
pengapuran ini dilakukan jauh - jauh sebelum penanaman benih, yaitu kira -
kira 2 sampai 4 minggu sebelumnya. Sehingga waktu yang baik dalam
melakukan penggemburan tanah yaitu 2 - 4 minggu sebelum lahan hendak
ditanam. Jenis kapur yang digunakan adalah kapur kalsit (CaCO3) atau
dolomit (CaMg(CO3)2 (Rianto, 2009).
Pembibitan dapat dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah
untuk penanaman. Karena lebih efisien dan benih akan lebih cepat
beradaptasi terhadap lingkungannya. Sedang ukuran bedengan pembibitan
yaitu lebar 80 - 120 cm dan panjangnya 1 - 3 meter. Curah hujan lebih
dari 200 mm/bulan, tinggi bedengan 20-30 cm (Margianto, 2010). 
Dua  minggu  sebelum di tabur benih,  bedengan
pembibitan ditaburi dengan pupuk kandang lalu di tambah 20 gram urea, 10

6
gram TSP, dan 7,5 gram Kcl. Cara melakukan pembibitan ialah sebagai
berikut : benih ditabur, lalu di tutupi tanah setebal 1 -
2 cm, lalu disiram dengan sprayer, kemudian di amati 3 - 5 hari benih akan
tumbuh setelah berumur 3 - 4 minggu sejak di semaikan tanaman di
pindahkan ke bedengan (Margiyanto, 2010).
Penanaman tanaman sawi di bedengan dengan ukuran lebar 120 cm
dan panjang sesuai dengan ukuran petak tanah. Tinggi bedeng 20 – 30 cm
dengan jarak antar bedeng 30 cm, seminggu sebelum penanaman dilakukan
pemupukan terlebih dahulu yaitu pupuk kandang 10 ton/ha, TSP 100 kg/ha,
Kcl 75 kg/ha. Sedang jarak tanam dalam bedengan 40 x 40 cm , 30 x 30
dan 20 x 20 cm. Pilihlah bibit yang baik, pindahkan bibit dengan hati-hati,
lalu membuat lubang dengan ukuran 4-8 X 6-10 cm (Rianto, 2010).
Pemeliharaan merupakan hal yang penting. Sehingga akan sangat
berpengaruh terhadap hasil yang akan didapat. Pertama - tama yang perlu
diperhatikan adalah penyiraman, penyiraman ini tergantung pada musim,
bila musim penghujan dirasa berlebih maka kita perlu melakukan
pengurangan air yang ada, tetapi sebaliknya bila musim kemarau tiba kita
harus menambah air demi kecukupan tanaman sawi yang kita tanam.
Selanjutnya tahap yang dilakukan adalah penyulaman, penyulaman ialah
tindakan penggantian tanaman ini dengan tanaman baru. Caranya sangat
mudah yaitu tanaman yang mati atau terserang hama dan penyakit diganti
dengan tanaman yang baruPemupukan tambahan diberikan setelah 3
minggu tanam, yaitu dengan urea 50 kg/ha. Dapat juga dengan satu sendok
teh sekitar 25 gram dilarutkan dalam 25 liter air dapat disiramkan untuk 5 m
bedengan (Kloppenburg, 2008).

2.4. Pasca Panen


Seperti sayuran daun lainnya sayur sawi mudah sekali rusak terutama
mengalami pelayuan apabila cara panen dan penanganan pascapanen tidak
baik. Sayuran daun apabila dipanen terlalu awal dapat lebih lama hijau
namun mutunya jelek sebaliknya, penundaan waktu panen akan

7
meningkatkan kepekaan sayur terhadap pembusukan. Sawi yang dipetik
pada saat matahari terik akan mempercepat pelayuan sebagai akibat
menguapnya air dari dalam sel daun sehingga sel menjadi lemas atau hilang
kesegarannya. Pada bagian dalam jaringan sayuran terdapat susunan
jaringan yang menyerupai gelembung halus yang penuh dengan sari
makanan yang banyak mengandung air. Jika jaringan tersebut terkena
tekanan pada dinding selnya maka cairannya akan keluar dan sayuran akan
mengering, keras, dan kaku (Sumoprastowo, 2004).
Panen sawi bisa dilakukan ketika sawi berumur 50 - 80 hari setelah
penanaman benih. Cara yang digunakan untuk memanen sawi yaitu dengan
mencabutnya hingga ke akar atau hanya memotong batang dan daunnya
saja. Kalau sudah dipanen, bersihkan sawi dari kotoran yang menempel dan
disimpan dengan posisi berdiri sambil diberi sedikit percikan air.
2.5. Pemasaran Sawi
Pemasaran merupakan suatu rangkaian penyaluran barang atau jasa dari
produsen ke konsumen dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen dan
mencapai tujuan usaha. Dalam setiap proses pemasaran sebagian besar
melalui saluran pemasaran. Menurut Rahardi (1993), secara fisik saluran
pemasaran dibagi 3 yaitu:
1. Penyaluran langsung (produsen, konsumen).
2. Penyaluran semi langsung (produsen, pedagang eceran, konsumen).
3. Penyaluran tidak langsung :
a. Produsen, pedagang pengepul, pedagang pengecer, konsumen.
b. Produsen supermarket konsumen.
Referensi dan data-data keberhasilan usahatani sayuran masih
merupakan hal yang hampir tidak pernah dijadikan acuan oleh petani dalam
melaksanakan usahataninya, selain karena ketersediaannya yang tidak
terjangkau petani juga karena data-data tersebut hanya ada dalam arsip
lembaga atau instansi terkait. Atas dasar hal tersebut maka dilakukan
penelitian usahatani tanaman sawi pada P4S (Pusat Pelatihan Perdesaan
Swadaya) Tranggulasi Getasan Kabupaten Semarang.
Produk yang sudah dipanen tidak di jual langsung ke konsumen

8
melainkan ke pedagang pengumpul sebagai lembaga pemasaran kedua
setelah produsen. Petani dalam menjual produk sawi tidak melakukan
penjualan dengan sistem tebas sebelum panen yang biasa dilakukan para
pengijon dan pedagang tengkulak, sehingga petani dalam rangka penyaluran
produk hasil pertaniannya tidak mempunyai kendala yang merugikan.

9
BAB III
METODE PENGUMPULAN DATA
3.1. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan
Kegiatan Prakik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan pada tanggal 12
Desember 2020 Bertempat di P4s (Pusat Pelatihan Perdesaan Swadaya)
Tranggulasi Getasan Kabupaten Semarang.
3.2. Teknik Pengumpulan Data
3.2.1. Metode Dasar
Metode yang digunakan dalam kegiatan Praktek Kerja Lapangan
dengan menggunakan metode deskriptif yaitu metode yang memusatkan
perhatian pada pemecahan masalah yang ada pada saat ini. Berdasarkan
pengamatan tersebut mahasiswa mendiskripsikan kondisi dan kegiatan
selama Praktik Kerja Lapangan serta menggambarkan kegiatan budidaya
sawi hijau di P4s (Pusat Pelatihan Perdesaan Swadaya) Tranggulasi
Getasan Kabupaten Semarang.
3.2.2. Metode Pengumpulan Data
A. Observasi
Observasi secara langsung dilakukan dengan melakukan pengamatan
langsung terhadap kondisi di lokasi Praktik Kerja Lapangan selama
kegiatan praktik dilakukan, antara lain mengenai permasalahan yang
dihadapi, solusi dalam pemecahan masalah tersebut dan hal - hal yang
relevan dengan tujuan pelaksanaan kegiatan praktik.
B. Wawancara
Wawancara yaitu proses memperoleh dan mengumpulkan data yang
dilakukan kepada narasumber melalui pertanyaan yang berkaitan dengan
aspek yang dikaji.
C. Tindakan
Tindakan yaitu mahasiswa secara aktif mengikuti langsung kegiatan
yang ada di P4s (Pusat Pelatihan Perdesaan Swadaya) Tranggulasi Getasan
Kabupaten Semarang . Mahasiswa mengikuti semua aktifitas untuk
mengetahui, memahami dan mempraktekkan secara detail seluruh proses
budidaya sawi hijau.

10
D. Pecatatan
Mahasiswa melakukan pencatatan data yang berupa informasi yang
berasal dari sumber-sumber relevan dan dapat dipercaya.
E. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan pengambilan gambar terhadap kegiatan
yang dilakukan di P4s (Pusat Pelatihan Perdesaan Swadaya) Tranggulasi
Getasan Kabupaten Semarang.
F. Kajian Pustaka
Mahasiswa mengumpulkan data-data sumber pustaka atau penelitian
terdahulu dengan tujuan untuk menguatkan data yang diperoleh dalam
Praktik Kerja Lapangan.

11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Keadaan Umum Kelompok Tani Tranggulasi


4.1.1. Latar Belakang P4S Tranggulasi

Kelompok tani Tranggulasi yang terletak di Dusun Selongisor, desa


Batur, kec. Getasan, kabupaten Semarang mempunyai spesialisasi kegiatan
agribisnis komoditas sayuran organik. Usaha tersebut telah dilakukan
kelompok tani Tranggulasi sejak tahun 2000-an. Awalnya adalah karena
keterbatasan kemampuan para anggota untuk membeli saprodi berupa
pupuk dan pestisida.
Karena mahalnya pupuk dan bahan-bahan kimia tersebut, maka
kelompok mencoba membuat sendiri pupuk organik berupa fermentasi urine
sapi, urin kelinci, pupuk bokhasi, agensia hayati dll. Selain bisa menghemat
pengeluaran, juga berpengaruh terhadap tingkungan yang sehat, manusia
dan juga produk yang dihasilkan.
Keberadaan kelompok tani Tranggulasi juga sangat strategis, selain
menjadi wahana belajar dan mengajar antar anggota kelompok tani, juga
untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan bertani. Juga sebagai
kelompok usaha yang menjalin kerjasama dengan pihak-pihak lain untuk
mengatasi permasalahan yang dihadapi. Seperti Petani Penyuluh Lapangan
(PPL) dan Ikatan Petani Pengendalian Hama Terpadu Indonesia (IPPHTI)
yang semuanya mendukung program sayuran organik.

4.1.2. Visi dan Misi


Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Tranggulasi
menjalankan usahanya dengan visi yaitu “Dengan ilmu pengetahuan
pertanian, sebagai sumber kreativitas dan peningkatan usaha tani, dalam
membangun jiwa dan perilaku agribisnis yang tangguh dan mandiri”.
Demi tercapainya sebuah visi kelompok yang di harapkan maka
kelompok menjalankan misi yang di antaranya adalah;
1. Melakukan pelatihan pertanian ramah lingkungan secara terpadu.
2. Membangun usaha tani yang berwawasan lingkungan.
12
3. Memberikan pilihan usaha tani dalam rangka menciptakan lapangan
kerja di pedesaan dan mengurangi urbanisasi.
4.1.3. Kondisi Geografi
Kelompok tani Tranggulasi terletak di lereng gunung Merbabu dengan
+
ketinggian 1400 m dpl. Kelompok tani Tranggulasi merupakan sentral
tanaman hortikultura. Kelompok tani ini bertempat di Dusun Selongisor,
Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa
Tengah yang berjarak 15 km dari kota Salatiga, + 30 km dari kota Ungaran,
+
dan 36 km dari kota Magelang. Daerah ini mempunyai kesuburan tanah
yang sangat baik karena banyak mengandung bahan organik.
Sumber air untuk pengairan diperoleh langsung dari mata air umbul
Songo yang merupakan kawasan wisata alam dengan udara dengan udara
yang sejuk serta wilayah yang aman dan asri. Keberadaan kelompok tani
Tranggulasi juga sangat strategis dalam agroklimat untuk mengembangkan
budidaya sayuran organik. Selain itu juga menjadi tempat belajar dan
mengajar anggota kelompok untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan petani.

13
4.2. Struktur Organisasi P4S Trangulasi

STRUKTUR ORGANISASI KELOMPOK TANI TRANGGULASI

KETUA
Pitoyo Ngatimin
Slamet Harto
SEKRETARIS BENDAHARA
Abdul Wahab Jumari
Supar Saefrudin

SEKSI - SEKSI

USAHA SAPRODI HUMAS


1. Jumarno Supardi Rebo
2. Ngatemin Parman Sumadi

PETERNAKAN PEMBERDAYAAN
1. Poyo Siti Jumiati
2. Mujar Siti Imronah

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Kelompok Tani Tranggulasi

4.3. Budidaya Tanaman Sawi Hijau


4.3.1. Pembenihan
Salah satu proses terpenting dalam menanam sawi hijau, yang pertama
yaitu proses pembenihan. Di P4s Tranggulasi menggunakan bibit dari biji sawi
pilihan, karena benih yang baik akan menghasilkan tanaman yang berkualitas.
Dan berikut cara pembenihan sawi hijau di P4s :
1. Pilihlah benih sawi berkualitas baik yang bisa kamu dapatkan dengan
cara membelinya di toko bibit.
2. Pastikan benih terbungkus dengan alumunium foil dan tidak rusak.
3. Benih sawi yang baik yaitu benih yang memiliki bentuk bulat kecil
berwarna coklat kehitaman agak keras dengan permukaan yang licin dan
mengkilap.
14
4. Timbanglah berat benih sawi sebayak 750 gram untuk 1 hektar lahan
tanam. Namun jika anda ingin menanam di pekarangan cukup hanya
sebanyak 2 sendok makan saja benih sawi yang anda butuhkan.
5. Jika anda memilih benih sawi hijau dari hasil penanaman, maka tanaman
yang akan diambil bijinya harus berumur sekurang- kurangnya 70 hari.
6. Tanaman sawi yang akan dibuat benih harus terpisah dari tanaman sawi
lainnya.
4.3.2. Penyemaian
Proses selanjutnya setelah pemilihan bibit yang baik dan berkualitas yaitu
proses penyemaian yang bertujuan untuk mendapatkan tunas tanaman sawi
hijau yang berkualitas. Caranya sebagai berikut :
1. Setelah pemilihan benih selesai, rendamlah benih selama 6 hingga 12
jam yang akan digunakan.
2. Pilih benih yang tidak mengapung selama proses perendaman.
3. Setelah itu keringkan benih menggunakan tisu.
4. Sediakan media tanam seperti polibag keci ataupun pot kecil, namun
lebih disarankan untuk menggunakan polibag karena lebih praktis.
5. Gunakan tanah humus yang dicampur dengan pupuk organik berbanding
1:3 dengan pupuk.
6. Tabur benih sawi yang telah dikeringkan ke dalam polibag.
7. Setiap polibag hanya disarankan untuk 5 hingga 10 benih saja.
8. Siramlah setiap hari menggunakan air selama sehari 2 kali secara rutin
dan tunggu hingga daunnya muncul.
9. Taruhlah di tempat sesejuk mungkin dan hindarkan dari sinar matahari
secara langsung.
4.3.3. Penyiapan Lahan
Setelah benih sawi bertunas, biarkan dulu kurang lebih 10 hari dan selama
10 hari itu anda bisa memilih serta menyiapkan lahan yang baik untuk proses
pemindahan. Cara yang tepat untuk pengolahan lahan yaitu :
1. Pengolahan Lahan
Di P4s Tranggulasi melakukan pengolahan tanah sebagai berikut :
Mula – mula dilakukan pembersihan lahan dari sisa – sisa tanaman,

15
plastik mulsa, dan gulma. Setelah itu penggemburan tanah dengan
pencangkulan sedalam 20 – 40 cm. Hal ini bertujuan untuk
memngembalikan tekstur tanah.
2. Pembuatan Bedengan
Bedengan di buat dengan ukuran beragam, yaitu lebar 80 cm, panjang
menyesuaikan lahan. Dengan lebar 80 cm bertujuan satu bedengan dapat
di tanami 3 bibit atau 3 varietas yang berbeda. Pada waktu pembuatan
bedengan di lakukan pula pembuatan saluran antar bedengan yang
berjarak 20 cm – 30 cm, jarak antar bedeng tersebut bertujuan untuk
saluran pembuangan air dan jalan untuk petani agar tidak berjalan diatas
bedengan. Pada tahap ini kelompok tani P4s Tranggulasi juga pemberian
pupuk dasar padat berupa kompos atau pupuk kandang yang sudah di
fagmerntasi selama 3 bulan.
3. Pemberian pupuk
Lahan penanaman sawi diberi pupuk dasar sebagai pemupukan awal.
Pemberian pupuk dasar ini di upayakan sebagai penyedia unsur hara yang
cukup tinggi untuk pertumbuhan tanaman. Pemberian ini dilakukan pada
saat pengolahan tanah. Setelah tanah di olah pupuk di ratakan dan di
biarkan selama 1 minggu. Kemudian pupuk tersebut di tutup dengan
kapur dan tanah dan di buat bedengan. Dan setelah itu di biarkan 1
minggu yang bertujuan supaya pupuk yang di berikan dapat bereaksi
dengan tanah. Juga jasad renik yang menguntungkan bagi tumbuhan dapat
berkembang biak. Setelah itu rapikan bedengan dan ratakan dengan
menggunakan kayu, kemudian tutup dengan mulsa.
4. Pemasangan Mulsa
Mulsa plastik bertujuan untuk menutupi lahan tanaman budidaya
untuk mencegah pertumbuhan gulma, menjaga kelembapan tanah,
menjaha struktur tanah, mencegah erosi permukaan tanah serta
meminimalisir hama dan penyakit tanaman. Dalam pemasangan mulsa
kelompok tani P4s menggunakan sujen dari bambu guna menamcapkan
ujung mulsa ke bedengan, lalu di beri lubang sesuai petani inginkan.

16
5. Pengaturan Jarak Tanam
Jarak tanam di kelompok tani P4s pada budidaya tanaman sawi adalah
15 sampai 30 cm dari jarak tanaman satu ke tanaman lainnnya. Hal ini
harus di perhatikan karna jarak tanam mempengaruhi hasil budidaya
tanaman sawi. Dengan adanya jarak tanam tersebut maka di harapkan tiap
tanaman tidak saling berkompetisi dalam memanfaatkan air, unsur hara,
maupun sinar matahari. Sehingga pertumbuhan tanaman sawi hijau dapat
berjalan dengan baik, dan hal ini berpengaruh pada produksi
tanamannnya.
4.3.4. Penanaman
Setelah benih kira - kira berumur 10 hari maka langkah berikutnya adalah
proses penanaman. Kelompok tani P4s Tranggulasi sebelumnya memilih bibit
sawi dengan kondisi baik yaitu mulai akar hingga daun mudanya terlihat sehat,
lengkap dan daunnya hijau. Tanam bibit sawi pada lahan dengan jarak berkisar
15 hingga 30 cm setiap tanamannya. Lubang pada lahan tanam yang harus
disiapkan pun memiliki kedalaman antara 6 hingga 10 cm. Timbun bibit sawi
dengan tanah agar kokoh kedudukannya. Sesudah itu lakukan penyiraman
secukupnya pada tanaman sawi.
4.3.5. Perawatan
Untuk proses perawatan kelompok tani P4s tranggulasi mula – mula
mengamati cuaca dan suhu pada daerah penanaman tersebut. Apabila saat
curah hujan tinggi kelompok tani P4s tranggulasi ckukup 1 kali penyiraman
atau tidak di siram apabila curah hujan tinggi. Dan jika udara mulai hangat atau
memasuki musim kemarau kelompok tani P4s Tranggulasi menyirami
sebanyak 2 kali dengan maksut untuk menjaga kelembapan dan suhu pada
tanaman sawi.
a. Penyiraman
Tak sulit membuat tanaman sawi agar tumbuh subur dan
berkualitas baik. Kelompok tani P4s Tranggulasi hanya perlu
memastikan bahwa kondisi tanah tetap lembab merata dengan melakukan
penyiraman ringan. Seperti terkait dengan cara perawatan di atas, anda
perlu memperhatikan musim saat menanam sawi hijau. Kelompok tani

17
P4s Tranggulasi menyiram sawi hijau dengan air campuran pupuk
organik ataupun cucian beras untuk meningkatkan kadar zat baik dalam
tanah. Tanaman sawi hijau disiram sebanyak 2 kali yaitu pagi dan sore
secara rutin.
b. Penyulaman
Perawatan berikut ini perlu perhatian dengan baik yaitu proses
penyulaman. Perhatikan baik- baik tanaman sawi yang telah ditanam, jika
ada tanaman yang rusak karena penyakit, hama ataupun layu begitu saja
segera ambil. Ambil dengan mencabut tanaman sawi hijau tak layak
tanam tersebut dengan hati hati dan jangan sampai merusak tanaman lain.
Ambil tanaman sawi hijau baru lainnya dan tanam pada tempat dimana
anda mencabut tanaman sawi hijau yang tak layak tanam tadi. Kelompok
tani P4s Tranggulasi melakukan proses penyulaman sebanyak 2 hingga 4
kali sebelum masa tanam.
c. Penyiangan
Sembari melakukan perawatan tanaman sawi hijau dengan
penyulaman, kelompok tani P4s juga melakukan proses penyiangan.
Proses ini bertujuan agar tanaman sawi hijau memperoleh nutrisi dengan
baik dan maksimal. Mula – mula tanah yang ada di sekitar tanaman sawi
hijau, jika ada gulma seperti rumput ataupun tanaman liar, petani P4s
tranggulasi mencabut dan membuang ke tempat yang jauh. Sembari
melakukan penyiangan, petani juga bisa melakukan penggemburan tanah
di sekitar tanaman untuk mempermudah proses penyerapan pupuk. Sama
dengan penyulaman, lakukan penyiangan sebanyak 2 hingga 4 kali
selama masa tanam.
d. Pemupukan
Selama proses pemeliharaan berlangsung, proses yang sangat
penting yang harus dilakukan yaitu proses pemupukan secara rutin.
Adapun kelompok tani P4s tranggulasi melakukan pemupukan sebagai
berikut : Setelah 3 minggu masa tanam, berikan pupuk kandang cair.
Cara pemupukan dengan menggunakan pupuk kandang cair yaitu
campurkan per 10cc untuk 2 liter air. Siramkan di atas tanaman sawi

18
hijau setiap pagi dan sore. Hal ini di peruntukan untuk menyetabilkan
unsur hara tanah.
e. Pengendalian Hama
Tanaman yang di usahakan perlu perlindungan dari kemungkinan
kerusakan yang disebabkan oleh jasad pengganggu. Jasad pengganggu
bisa berupa penyakit, hama dan gulma. Langkah awal untuk menangani
dan melindungi tanaman sebisa mungkin untuk menekan populasi jasad
pengganggu serendah mungkin sebelum kegiatan di mulai. Pada
prinsipnya usaha perlindungan ini dilakukan adalah untuk meindungi dan
mencegah (preventif) kerusakan yang di timbulkan oleh adanya jasad
pengganggu tersebut, bukan untuk mengobati (kuratif). Pada kondisi
normal, tanaman sawi hijau di lakukan pemberian pestisida secara rutin
dengan dosis yang ringan sebagai tindakan preventif. Untuk tindakan
kuratif tanaman sawi hijau di berikan pestisidan dengan berbagai ketepan
dari jenis, dosis, waktu, dan cara penggunaannya. Berikut ini adalah
hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman sawi dan cara
mengatasinya :

a) Ulat Tanah (Agrotis sp). Ulat Tanah ini biasa menyerang akar


tanaman sawi sehingga tanaman menjadi layu menguning dan
bahkan tanaman akan mati. Pencegahan agar tanaman tidak di
serang hama Ulat Tanah atau Agrotis sp ini adalah dengan
menjaga kebersihan lahan sekitar tanaman dan sanitasi. Cara
mengatasi jika tanaman sudah terserang hama Ulat Tanah atau
Agrotis sp ini adalah dengan penyemprotan insektisida dengan
takaran satu atau dua kali semprot pada tanaman yang terserang,
hal ini bertujuan agar penggunaan insektisida lebih hemat dan
lebih optimal pada target yang terkena hama Ulat Tanah.
b) Ulat grayak (Spodoptera litura dan Spodoptera axigua). Ulat
Grayak ini biasa menyerang daun tanaman sawi. Tanaman sawi
yang terserang hama Ulat grayak ditandai dengan kondisi daun
berlubang, menguning dan bagian daun tidak beraturan.

19
Pencegahan agar tanaman tidak di serang hama Ulat Grayak ini
adalah dengan menjaga kebersihan lahan sekitar tanaman dan
sanitasi. Cara mengatasi jika tanaman sudah terserang hama Ulat
Grayak ini adalah dengan penyemprotan insektisida seperti
Curacron 500 Ec, Buldok 25 EC dan Matador 25 Ec dengan
takaran satu atau dua kali penyemprotan pada tanaman yang
terserang hama, hal ini bertujuan agar penggunaan lebih opytimal
dan hemat.
c) Ulat perusak daun (Plutella xylostella). Pencegahan agar tanaman
tidak di serang hama Ulat perusak daun atau Plutella xylostella ini
adalah dengan menjaga kebersihan lahan sekitar tanaman dan
sanitasi. dari namanya sudah pasi kita tau hama ini menyerang
daun sawi. ulat perusak daun sawi ini dapat mengakibatkan daun
sawi berlubang-lubang, permukaan daun rusak dan bahkan kering.
Cara mengatasi jika tanaman sawi sudah terserang hama Ulat
perusak daun atau Plutella xylostella ini adalah dengan
penyemprotan insektisida seperti Proclaim 5 SG, Decis, Buldok 25
EC dan March 50 EC, penyemprotan di lakukan satu atau dua kali
pada tanaman yang terserang hama, hal ini bertujuan agar
penggunaan lebih optimal dan hemat.

Berikut ini adalah penyakit yang sering menyerang tanaman sawi dan
cara mengatasinya:

a) Penyakit Bercak Daun. Kondisi daun tanaman sawi yeng


terserang penyakit ini ditandai dengan bercak kuning pada daun
hingga coklat kehitaman bahkan dapat mengakibatkan daun
layu dan mati. Pencegahan agar tanaman tidak terjangkit
penyakit Bercak Daun ini adalah dengan menjaga kebersihan
lahan sekitar tanaman dan sanitasi. Cara mengatasi jika
tanaman sawi sudah terjangkit penyakit Bercak Daun ini adalah
dengan penyemprotan tanaman sawi menggunakan fungisida

20
berbahan aktif berupa Bion M 1/ 48 WP. Dengan satu atau dua
kali penyemprotan pada tanaman yang terkena penyakit.
b) Penyakit Busuk alternaria. Kondisi tanaman sawi yeng
terserang penyakit ini ditandai dengan akar tanaman kering,
membusuk dan sawi akan mati. Pencegahan agar tanaman tidak
terjangkit penyakit Busuk alternaria ini adalah dengan menjaga
kebersihan lahan sekitar tanaman dan sanitasi. Cara mengatasi
jika tanaman sawi sudah terjangkit penyakit Busuk alternaria
ini adalah dengan penyemprotan tanaman sawi menggunakan
fungisida seperti Dithane dengan dosis satu atau dua kali
penyemprotan pasa tanaman yang terkena penyakit.
c) Penyakit akar gada (Plasmodiophora brassicae). Kondisi
tanaman sawi yeng terserang penyakit ini ditandai dengan akar
tanaman sawi membusuk, kering dan mengakibatkan sawi mati.
Pencegahan agar tanaman tidak terjangkit Penyakit akar gada
ini adalah dengan menjaga kebersihan lahan sekitar tanaman
dan sanitasi.
d) Penyakit busuk daun (Phytotora sp). Kondisi tanaman sawi
yeng terserang penyakit ini ditandai dengan terdapat lendir pada
daun kemudian daun menguning dan akan mati. Pencegahan
agar tanaman tidak terjangkit Penyakit busuk daun atau
Phytotora sp ini adalah dengan menjaga kebersihan lahan
sekitar tanaman dan sanitasi. Cara mengatasi jika tanaman sawi
sudah terjangkit penyakit Penyakit busuk daun atau Phytotora
sp ini adalah melakukan penyemprotan fungisida seperti Topsin
M 70 WB dan Kocide 60 WDG dan Bion M 1/48 Wp pada
tanaman sawi dengan dosis satu atau dua kali penyemprotan
pada tanaman yang terkena penyakit.

Selain menggunakan pestisida kimia Kelompok tani P4S Tranggulasi


juga menggunakan pestisida nabati, yang penggunaanya cukup satu
sampai dua kali penyemprotan, pestisida nabati ini dapat mencegah

21
penyakit dan hama yang telah di bahas di atas. Cara mengkalibrasi
takaran penggunaan dalam satu tangki berisi 15 liter dapat
menyemprot lahan seluas 300m2, dengan campuran pestisida nabati 2
liter. Berikut adalah bahan dan cara pembuatan pestisida nabati
pencegah penyakit dan hama :

1) Bahan
 Daun sriwiti
 Daun mambu
 Daun sruwen
 Kulit pina
2) Proses pembuatan
 Tumbuk bahan satu persatu.
 Campur semua bahan dengan perbandingan 1 : 1.
 Kemudian campur dengan air secukupnya, tidak terlalu
encer dan tidak terlalu kental. Agar hasil yang di dapat
maksimal.
 Rebus bahan sampai mendidih.
 Setelah mendidih angkat dan tunggu sampai dingin.
 Pindah air rebusan tersebut ke drigen dan saring.
 Pestidsida nabati sudah bisa untuk di gunakan.
4.3.6. Panen dan Pasca Panen
a. Panen
Masa panen tanaman sawi hijau yaitu dimulai pada usia minimal
40 hari dan maksimal 75 - 80 hari usai penanaman benih, karna di usia
tersebut adalah umur yang pas untuk di panen, karna tidak terlalu tua
dan tidak terlalu muda. Petani memanen sawi hijau dengan memotong
pangkal batang, mencabutnya hingga akar ataupun hanya memotong
daunnya saja. Pemanenan dapat di lakukan seminggu 2 kali, tergantung
kebutuhan dan permintaan konsumen. Sebelum di panen terlebih dahulu
melihat fisik dari warna, bentuk dan ukuran. Ciri-ciri sawi yang sudah

22
siap dipanen adalah memliki daun yang lebar serta ruas batang herbanya
yang sudah mulai mengeras.
b. Pasca Panen
Adapun kelompok tani P4s Tranggulasi untuk memanen sawi hijau
agar hasil yang didapat tetap terjaga kesegarannya sebagai berikut :
Membawa hasil panen sesegera mungkin ke tempat teduh agar tidak
cepat layu karena panas. Bersihkan sawi dari tanah yang melekat dan
potong akarnya untuk menghambat proses oksidasi. Potong bagian daun
yang tidak bagus dan tidak penting untuk memperpanjang kesegarannya.
Sawi akan di sortir dan dipisahkan dengan yang kurang berkualitas.
Untuk penyimpanan sawi disusun dengan posisi berdiri dan beri sedikit
percikan air agar tetap segar. Petani melakukan panen sebelum musim
hujan tiba untuk mencegah proses pembusukan secara cepat.
4.4. Saluran Pemasaran
Merupakan rangkaian dari pemasaran saluran pemasaran adalah proses
dari pendistribusian produk hasil pertanian di P4S Tranggulasi sampai ke
konsumen ada 2 jenis saluran diantaranya saluran tingkat satu dan tingkat dua.
Tingkat saluran pemasaran juga mempengaruhi harga jual hasil pertanian
sampai ke konsumen semakin tinggi dan semakin banyak yang terlibat dalam
proses saluran pemasaran maha semakin lama barang sampai ke konsumen
dan harga akan semakin tingi.
Lembaga - lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran brokoli di
Desa Batur Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang adalah petani sayur
sawi, kelompok tani Tranggulasi dan perusahaan pemasaran (Superindo).
Diketahui bahwa saluran pemasaran sayur sawi di kelompok tani Tranggulasi
Desa Batur ada dua macam yaitu:
1. Saluran bertaraf tunggal yaitu produsen – pengecer – konsumen akhir
2. Saluran taraf dua yaitu produsen – pedagang besar – pedagang pengecer
– konsumen akhir
Perusahaan pemasaran menyukai produk sayuran organik karena masa
kadaluarsa sayur organik sedikit lebih panjang dibanding yang sayuran biasa.
Kualitas produk sayur di P4S Tranggulasi Desa Batur sangat diperhatikan

23
dikarenakan sangat mempengaruhi sistem pemasaran pada pasar modern
maupun tradisional dan terutama pihak perusahaan pemasaran sangat puas
dengan hasil produk pertanian organik yang lebih sehat dibandingkan produk
dengan menggunakan campuran pestisida kimiawi.
Apabila saat dalam proses pendistribuan ada produk yang rusak maupun
cacat dijalan maka sesuai perjanjian dengan pihak perusahaan pemasaran
bahwa kelompok tani Tranggulasi wajib menganti barang tersebut dengan
barang baru. Akan tetapi jika produk sampai perusahaan dengan kondisi baik
maka dari pihak kelompok tani Tranggulasi sudah lepas resiko maka dapat
dikatan setelah sampai produk rusak artinya pihak kelompok tani tidak wajib
mengganti produk tersebut.
4.5 Kendala Pemasaran
Setiap kelompok pasti memiliki kendala yang berbeda - beda baik dalam
bidang produksi, teknologi, ataupun pemasaran. Beberapa kendala dalam
bidang pemasaran di P4S Tranggulasi adalah sebagai berikut:
4.4.1. Faktor Musim
Musim sangat berpengaruh terhadap ketersediaan sayur yang
memenuhi kriteria sesuai dengan kebutuhan mitra, akibatnya kelompok
harus mencari ke petani atau kelompok lain untuk pemenuhan kebutuhan.
Perusahaan harus berpikir cepat untuk menghadapi permasalahan seperti
ini, karena jika tidak dicarikan solusi para client akan mencari pemasok
lain yang dapat memenuhi kebutuhan mereka.
4.4.2. Faktor dari competitor
Suatu pasar modern memiliki beberapa supplier yang memiliki
patokan harga masing-masing, sehingga perlu adanya survei harga atau
penentuan harga kembali agar barang yang ditawarkan dapat bersaing
dengan suplayer lain.
4.4.3. Faktor Permintaan
Untuk pemasaran cabai merah keriting di kelompok P4S Tranggulasi
meskipun harha yang di patok untuk pasar modern itu sangat tinggi
namun permintaan yang inginkan perusahaan masih tidak sebanding

24
dengan hasil panen yang di hasilkan oleh anggota kelompok P4S
Tranggulasi itu sendiri.

25
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Bedasarkan setelah dilakukan praktek kerja lapangan di kelompok tani P4S
Tranggulasi dapat di simpulkan yaitu :
1. Kelompok tani P4S Tranggulasi membudidayakan sawi hijau dengan cara
semi organik. Lahan yang akan di tanami di berikan pupuk kandang yang
sudah di fagmentasi, setelah itu pupuk kandang tersebut diberi kapur
dolomit dan di tutup dengan tanah yang di bentuk gundukan bedeng.
Setelah bedeng di bentuk, gundukan bedeng tersebut di rapikan kembali
memggunakan kayu agar saat pemasangan mulsa bisa rapat dan rapi, hal
ini ditujukan agar mulsa bisa tahan lama dan tidak mudah lepas saat di
pasang ke bedengan. Setelah pembuatan bedeng sudah selsai, pasang
plastik mulsa pada bedeng, dengan cara mengukur mulsa sesuai bedeng
terlebih dahulu dan potong mulsa sesuai dengan bedengan. Pasang mulsa
ke bedeng dengan sunduk bambu, tancapkan ke tanah dengan membentuk
setengah lingkaran. Setelah mulsa terpasang, lubangi mulsa dengan jarak
tanam yang sudah di tentukan. Setelah itu tanam bibit di tempat yang
sudah di lubangi, setelah penanaman siram bibit 2 kali sehari, di waktu
pagi dan sore. Saat penyiraman disarankan untuk menyusuaikan dengan
cuaca, jika cuaca cerah di siram 2 kali sehari jika sebaliknya saat cuaca
hujan cukup 1 kali dalam satu hari. Perawatan tanaman sawi cukup
mudah, hanya butuh kebersihan lahan dan penyiuraman yang teratur. Saat
pemanenan hanya perlu mencabut tanaman sawi dari bedeng secara
perlahan, kemudian simpan di tempat yang sejuk dan berair agar sayur
sawi tidak cepat layu. Saat mempacking kelompok tani P4S Tranggulasi
mensortir sayur sawi terlebih dahulu, sawi yang bagus dan memenuhi
syarat akan di packing dan siap untuk setorkan keperusahaan dan di jual
ke pasar tradisional.
2. Manajemen pemasaran yang terlibat di Desa Batur Kecamatan Getasan
Kabupaten adalah kelompok tani Tranggulasi dan perusahaan pemasaran
seperti Superindo, Transmart, Hypermart dan RSI Sultan Agung. Berbeda

26
dengan penjualan yang dilakukan di pasar Tradisional kebanyakan
dilakukan secara pribadi oleh petani setempat pendistribusiannya secara
luas dilakukan dipasar Ngablak, pasar Getasan, pasar Bandungan dan
pasar tradisional di sekitar Salatiga.
5.2. Saran
Bedasarkan setelah melakukan praktek kerja lapangan di kelompok tani P4S
Tranggulasi, saran yang dapat di berikan adalah :
1. Untuk kedepannya bisa membuat irigasi air yang memadahi,agar saat
kemarau petani tidak kesulitan mencari irigasi.
2. Perlu diadakan evaluasi secara rutin dan keseluruhan untuk mengetahui
hasil dan kekurangan dari setiap kegiatan produksi dan pemasaran.
3. Lebiah giat lagi dalam mempromosikan kegiatan budidaya pertanian
sayuran organik, dikarenakan kualitas sayur yang dihasilkan dari
penggunaan pupuk organik dan pestisida nabati sehingga ramah
lingkungan, produk yang lebih tahan lama dan tentunya baik dikonsumsi
konsumen.

27
DAFTAR PUSTAKA

Erawan Dedi, dkk. 2013. Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Sawi (Brassica
Juncea L.) Pada Berbagai Dosis Pupuk Urea. Vol: 3. No. 2, Jurnal
Agroteknos. http://faperta.uho.ac.id/agroteknos/Daftar_Jurnal/2013/2013-
104DEDI% 20 ERAWAN.pdf. (Diakses pada tanggal 6 September, 2020)
Istarofah, Zuchrotus Salamah. 2017. Pertumbuhan Tanaman Sawi Hijau (Brassica
Juncea L.) Dengan Pemberian Kompos Berbahan Dasar Daun Paitan
(Thitonia Diversifolia). Vol: 3. No. 1, Bio-site. https://online-
journal.unja.ac.id/index.php/BST/article/view/3612. (Diakses pada tanggal 7
September 2020)
Margiyanto E., 2010. Cahaya Tani http://Budidaya Tanaman Sawi « Cahaya
Tani.htm. ( Diakses pada tanggal 6 September 2020)
Rahardi. 1993. Agribisnis Tanaman Semusim. Penebar Swadaya. Jakarta.
Rianto, 2009. Cara Menanam Sawi. http://tips-cara-menanam-sawi.htm. ( Diakses
pada tanggal 6 September 2020)
Rofiatin umi. 2010. Efisiensi Usahatani Tanaman Sawi. Vol: 10. No. 2, Buana
Sains.
Rukmana, R. 2007. Bertanam Petsai dan Sawi. Kanisius. Yogyakarta.
Sumoprastowo, R.M. 2004. Memilih Dan Menyimpan Sayur-Mayur, Buah
Buahan Dan Bahan Makanan. Bumi Aksara. Jakarta
Yudharta, 2010. Tanaman Sawi http://Tanaman Sawi « Community Aji Chrw-
95%.htm. ( Diakses pada tanggal 6 September 2020)

28
LAMPIRAN

Pembibitan Pemberian pupuk sebelum dibuat


bedeng

Pemerataan pupuk kompos Pupuk yang sudajh di ratakan

Pengapuran Pembuatan bedeng

Pemasangan mulsa Pembuatan lobang dimulsa

29
Pengambilan bibit untuk di pindah Penanaman bibit
kelahan

Penyiangaan Penyulaman

Bahan-bahan pembuatan pestisida Pembuatan pestisida nabati


nabati

Pengendalian hama dengan Pemanenanan


penyemprotan pestisida nabati ke
tanaman

30
Packing Penjualan sawi di pasar lokal

Menyuplay sawi ke RSI Sultan Foto bersama pak pitoyo pemilik


Agung lahan PKL

31

Anda mungkin juga menyukai