Anda di halaman 1dari 19

PERENCANAAN KOMODITAS PERTANIAN

SEKTOR PERKEBUNAN PINANG


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Usaha Tani
Dosen : Barmawi SP,Msi
D

OLEH :

Nama : Hasnatur Rahmi

Nim : 200320024

Kelas : 1IA

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

FAKULTAS PERTANIAN

JURUSAN AGRIBISNIS

TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “Perencananaan Komiditas Perkebunan Pinang”. Adapun makalah ini sengaja kami
susun atas dasar kelengkapan tugas Ilmu Usahatani, Semester 2 dan agar para mahasiswa
juga dapat mengetahui bagaimana proses dalam perencanaan suatu usahatani.
Makalah ini telah kami buat dengan semaksimal mungkin dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak dan sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami mengucapakan banyak terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu dan
bekerja sama dalam pembuatan makalah ini.
Apabila ada kritik dan saran dari pembaca, kami bersedia menerima semua kritik dan
saran tersebut. Karena kritik dan saran ini sebagai batu loncatan yang dapat
memperbaiki makalah kami dimasa mendatang. sehingga kami akan berusaha untuk
menyelesaikan makalah dengan lebih baik lagi. Dengan menyelesaikan makalah ini kami
mendapatkan banyak manfaat yang membangun semangat kami sehingga kami bisa mengerti
tentang pembelajaran ini dan juga banyak yang dapat kami petik dan diambil
dari makalah ini.

Aceh Utara, 27 Mei 2021

Hasnatur Rahmi

ii
DAFTAR ISI
JUDUL ........................................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................... 2
1.3 Manfaat Penulisan ......................................................................................... 2
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................ 3
2.1 Pengertian Sektor Perkebunan ...................................................................... 3
2.2 Pengertian Ilmu Usahatani ............................................................................ 3
2.3 Menyusun Rencana Usahatani Pinang .......................................................... 4
2.4 Menguji Rencana .......................................................................................... 9
2.5 Mengevaluasikan Rencana............................................................................ 12
BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 15
3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 15
3.2 Saran ............................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sektor pertanian tercermin melalui pembentukan PDB Nasional, penyerapan tenaga
kerja, ekspor hasil-hasil pertanian khususnya perkebunan. Pembangunan subsektor
perkebunan merupakan bagian integral dari pembangunan ekonomi nasional. Dengan
demikian tujuan pembangunan subsektor perkebunan harus konsisten dengan tujuan
pembangunan ekonomi nasional. Arah pembangunan perkebunan yang ditujukan untuk
meningkatkan ekspor dan memenuhi kebutuhan industri dalam negeri. Subsektor perkebunan
mempunyai andil yang tidak kecil dalam proses pembangunan. Peranannya bukan hanya
sebagai penyerap tenaga kerja dan pemberi peluang baru bagi terbentuknya kesempatan
berusaha, namun sangat besar makna produksinya dalam memenuhi permintaan dan
kebutuhan masyarakat di dalam negeri dan diluar negeri
Pinang merupakan salah satu komoditas perkebunan nasional yang memiliki prospek
pasar yang cukup bagus. Selain untuk konsumsi lokal, pinang di Indonesia juga merupakan
salah satu komoditas ekspor. Saat ini pinang dikembangkan hampir di semua daerah di tanah
air. Pinang tersebar disemua wilayah Indonesia, namun penyebaran terbesar dan sekaligus
sebagai daerah pengekspor biji pinang terdapat di Pulau Sumatera antara lain Provinsi Aceh
dan Provinsi Jambi, sementara daerah lain masih terbatas untuk konsumsi lokal.
Seperti yang kita ketahui lahan merupakan hal utama dalam usaha tani, sesuai dengan
teori yang ada jika semakin besar luas lahan maka semakin besar produktivitas yang
dihasilkan. Lahan adalah salah satu faktor produksi, tempat dihasilkannya produk pertanian
yang memiliki sumbangan yang cukup besar terhadap usaha tani, karena banyak sedikitnya
hasil produksi dari usaha tani sangat dipengaruhi oleh luas sempitnya lahan yang digunakan.
Dari aspek ekologis, tanaman pinang dikenal sebagai tanaman yang memiliki fungsi
konservasi baik dilahan pekarangan maupun di areal kebun-kebun petani. Dengan kemajuan
ilmu dan teknologi maka suatu ketika komoditas pinang potensial menjadi bahan baku
industri farmasi dan kosmetika. Dengan demikian pengembangan usaha tani pinang sangat
potensial karena tingginya konsumsi pinang dan akses pasar didukung oleh beberapa
keunggulan komparatif seperti ketersediaan lahan, geografi/tanah, iklim dan kondisi sosial
budaya masyarakat.
1.1 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari sektor perkebunan
2. Memberikan pandangan tentang pentinganya sebuah perencanaan dalam usahatani
3. Memberikan pandangan tentang pertimbangan pokok apa saja yang harus diambil
untuk mengambil sebuah keputusan dalam usahatani
4. Memberikan contoh perencanaan yang baik dalam ber usahatani

1.2 Manfaat Penulisan


1. Masyarakat mampu membuat perencanaan yang baik dan benar untuk dilakukan
dalam usahataninya.
2. Masyarakat dapat mengambil keputusan yang tepat yang harus dilakukan dalam
kegiatan usahataninya tersebut sehingga dapat meningkatkan hasil produksinya.
3. Mahasiswa memahami tentang perencanaan yang dilakukan masyarakat petani untuk
melancarkan kegiatan usahataninya
4. Mahasiswa mampu mengambil nilai positif dari perencanaan dan hasil yang didapat
masyarakat petani

2
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sektor Perkebunan
Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah
dan/atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai, mengolah dan memasarkan
barang dan jasa hasil tanaman tersebut, dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
permodalan serta manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha
perkebunan dan masyarakat.
Lahan perkebunan adalah lahan usaha pertanian yang luas, biasanya terletak di daerah
tropis atau subtropis, yang digunakan untuk menghasilkan komoditas perdagangan
(pertanian) dalam skala besar dan dipasarkan ke tempat yang jauh, bukan untuk konsumsi
lokal.Perkebunan dapat ditanami oleh tanaman industri seperti kakao, kelapa, dan teh. Dalam
pengertian bahasa Inggris, “perkebunan” dapat mencakup plantation dan orchard. Ukuran
luas perkebunan sangat relatif dan tergantung ukuran volume komoditas yang dipasarkannya.
Namun demikian, suatu perkebunan memerlukan suatu luas minimum untuk menjaga
keuntungan melalui sistem produksi yang diterapkannya. Selain itu, perkebunan selalu
menerapkan cara monokultur, paling tidak untuk setiap blok yang ada di dalamnya. Ciri yang
lainnya, walaupun tidak selalu demikian, adalah terdapat instalasi pengolahan atau
pengemasan terhadap komoditi yang dipanen di lahan perkebunan itu, sebelum produknya
dikirim ke pembeli.

2.2 Pengertian Ilmu Usahatani


Menurut Soekartawi (1995), ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana
seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan
memperoleh pendapatan yang tinggi pada waktu tertentu.
Sedangkan usahatani adalah suatu organisasi produksi dimana petani sebagai
usahawan yang mengorganisisr lahan atau tanah, tenaga kerja dan modal yang ditujukan pada
produksi dalam lapangan pertanian, bisa berdasarkan pada pencarian pendapatan maupun
tidak.Sebagai usahawan dimana petani berhadapan dengan berbagai permasalahan yang perlu
segera diputuskan. Salah satu permasalahan tersebut adalah apa yang harus ditanam petani
agar nantinya usaha yang dilakukan tersebut dapat memberikan hasil yang menguntungkan,
dengan kata lain hasil tersebut sesuai dengan yang diharapkan.

3
Perencanaan meliputi 3 langkah pokok, yaitu :
1. Menyusun rencana terperinci mengenai cabang-cabang usaha dan metode produksi
yang akan digunakan. Contoh : macam tanaman, jumlah ternak yang akan
diusahakan, perincian varietas tanaman, waktu penanaman, macam pupuk dan obat-
obatan yang dipakai – intensitas penyiangan dll
2. Menguji rencana yang telah diperinci itu kaitannya dengan sumberdaya yang diminta
dan apakah konsisten dengan kendala-kendala sumberdaya yang ada dan factor-faktor
lain yang berpengaruh seperti institusional, kelembagaan, social, dan kebudayaan.
3. Mengevaluasi rencana dan menyusun urutan-urutan rencana alternatif berdasarkan
patokan yang sesuai, misalnya standart yang digunakan adalah penghasilan bersih
usahatani

2.3 Menyusun Rencana Usahatani Pinang


A. Definisi
Nama Lokal : Pinang
Nama Ilmiah : Areca catechu L

Merupakan tanaman monokotil dan termasuk famili Palmaceae, genus Areca. Selain itu,
pinang merupakan tanaman berumah satu (monoceous) yaitu bunga betina dan bunga jantan
berada dalam satu tandan dan menyerbuk silang. jenis pinang yang ada didaerah-daerah
umumnya terdiri dari dua jenis, yaitu (1) Areca catechu varietas Alba juga disebut pinang
putih dengan ciri- ciri buah berukuran besar dan memiliki aroma seperti nasi yang baru
ditanak pada saat dikunyah, dan (2) Areca catechu varietas Nigra atau disebut pinang hitam
dengan ciri buah berukuran lebih kecil dari varietas Alba.

B. Teknik Budidaya
a) Musim Tanam
1. Saat Tanam
Dapat tumbuh pada ketinggian 0 – 1.000m dol 9 (diatas permukaan laut). Tanah
laterik, lempung merah dan aluvial. Keasaman (pH) tanah adalah 4 - 8. Uah hujan
berkisar antara 75 - 4.500 mm/tahun. Tumbuh demgam baik pada suhu optimun 200 _
320 C. Kelembaban udara antra 50% - 90%. Peyinara sesuai antara 6-8 jam/hari.

4
2. Umur
Pohon pinang mulai berbuah dari umur empat sampai delapan tahun. Pohon pinang
bisa terus berbuah sampai umur 50 tahun, bahkan sampai 100 tahun. Pohon pinang
berbuah 1 tahun sekali. Buah pohon pinang yang juga dikenal dengan nama pinang,
butuh waktu selama 8 bulan untuk menjadi matang.

b) Status Kepemilikan Lahan


Lahan : Milik sendiri
Status lahan yang dimiliki petani untuk menentukan besar kecilnya pendapatan yang
akan diterima petani

c) Luas Lahan
Luas lahan : 1 hektar
Keadaan lahan dan luas lahan akan mempengaruhi besarnya jumlah produksi dan
penggunaan tenaga kerja. Lahan yang akan dikelola dengan baik akan berbeda hasil
produksinya dengan lahan yang tidak dikelola dengan baik.

d) Tahapan produksi
1. Benih
Benih bermutu berasal dari biji yang diseleksi dari pohon induk yang dipilih,
yaitu: Pohon induk tumbuh tegar, batang lurus, mahkota pohon setengah bulat dan
pertumbuhan daun terbagi rata. Pohon sehat, bebas dari serangan hama dan penyakit.
Umur pohan lebih dari 10 tahun dan stabil dalam berproduksi.
2. Persiapan Lahan
Lahan yang dapat ditanami tanaman pinang adalah semak belukar, lahan tidur dan
pekarangan. Bersihkan lahan yang akan ditanami pohon pinang dengan cara
menebangi pohon lain yang tidak berguna dan membersihkan gulma dengan
menggunakan pestisida.
1. Jarak Tanam
Jarak tanam yang biasa digunakan adalah 3 m x 3 m
2. Pemancangan Tiang Ajir
Pemancangan tiang ajir akan memudahkan penentuan letak lubang tanam
dengan jarak teratur. Aalat yang digunakan adalah tali nylon. Ajir biasanya terbua
dari bambu dengan diameter minimal 2 cm. Tinggi ajir 1,5 m. Jumlah ajir yang
5
disiapkan sesuai dengan jumlah tanaman yang akan ditanam pada luasan tertentu.
Pada jarak tanam 3 m x 3 m dengan luas lahan 1 hektar sebanyak 1.300 ajir. Agar
ajir mudah ditancapkan ketanah, bagian pangkalnya dibuat runcing.
3. Pembuatan Lubang Tanah
Lubang tanah dibuat dengan ukuran 50 cm x 50 cm x 50 cm, dibuat 1 bulan
sebelum penanaman. Lubang diisi dengan tanah lapisan atas yang telah dicampur
dengan kompos atau pupuk kandang seabnyak 1 kg, atau dicampur dengan NPK
sebanyak 50 g - 75 g/lubang, dimasukan ke lubang hingga 1/3 bagian saja.
3. Penanaman
Benih yang telah cukup umur, siap dipindahkan kelapangan dan ditanam pada
lubang tanam. Tanah pada lubang tanam digali lagi dengan ukuran sedikit lebih besar
dari polybag sehingga memungkinkan dua tangan masuk kedalam lubang saat hendak
memasukkan bibit. Bibit di keluarkan dari polybag dengan mernyobek polybag
dengan hati-hati agar tanah tidak pecah atau banyak akar yang rusak (putus).
Selanjutnya tanah disekitar bibit dipadatkan.

e) Tahap Pemeliharaan Tanaman


1. Penyulaman Tanaman
Penyulaman Tanaman dilakukan terhadap tanaman pinang yang mati atau
tanaman pinang yang tidak sehat. Sebaiknya tanaman dicadangkan sebanyak 5% dari
populasi per hektar.
2. Pemupukan Tanaman
Pemupukan tanaman dilakukan 2 kali setahun, yaitu pada awal musim penghujan
dan pada akhirmusim penghujan. Dosis pupuk untuk tanaman yang berumur 4 tahun
ke atas (tanaman mulaiber bunga) adalah : 100g N ; 40g P2O5 ; dan 140g K2O (setara
dengan 220g urea;80g TSP ; dan 240 KCL)dan 12 kg kompos atau pupuk kandang
per pohon per tahun. Untuk tanaman muda berumur 1 tahun (tanaman yang baru
dipindahkan ke lapangan), 2 tahun dan 3 tahun dosis pupuk yang digunakan berturut-
turut 25%, 50% dan 75% dari dosis mulai berbunga.
3. Penyiangan Gulma
Penyiangan gulma dilakukan agar tanaman bebas dari ganggungan gulma. Di
usahakan agar disekitar batang (daerah pinggiran) dengan diameter 0,5 sampai 2,0 m
tidak ada rumput/gulma yang tumbuh.

6
f) Panen dan Pasca Panen
1. Panen
Panen buah pinang dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
a. Panen Buah Matang
Tanda buah siap panen adalah bewarna kuningatau kemerahan. Panen dapat
dilakukan setiap bulan dengan menggilir beberapa kelompok tanaman. Pada skala
usaha luas 1 ha, panen dapat dilakukan sekali sebulan dengan produksi rata-rata 400
kg benih pinang kering.
b. Panen Buah Muda
Panen dilakukan saat buah masih berwarna hijau tua atau berumur 7 - 8 bulan.
Biasanya buah yang dipanen direbus, akibatnya buah akan mengeras dan tidak
mudah terserang hama/penyakit.
2. Penanganan Pasca Panen
Sesudah di panen buah dibelah menjadi dua bagian denga tujuan agar buah cepat
kering, setelah itu buah tersebut terbelah segera dikeringkan secara alami dengan
panas sinar matahari. Setelah buah kering, biji buah dicungkil kemudian dijemur
kembali selama 50 jam. Penjemuran berlangsung selama 4 hari secara berturut-turut.
Setelah kering benih pinang dikemas dalam karung plastik untuk dijual atau disimpan
dalam gudang.

g) Produksi
Produksi adalah proses menggunakan sumberdaya untuk menghasilkan barang –
barang atau jasa. Kualitas dan kuantitas produk akan tergantung dari input faktor
yang di gunakan akan menurunkan kualitas maupun kuantitas produknya. Usaha
peningkatan produksi sekarang ini bukan lagi semata – mata untuk peningkatan
kuantitas hasil panen, tetapi di tujukan kepada peningkatan pendapatan petani.Oleh
sebab itu petani sekarang lebih berorientasi terhadap harga. Produksi yang meningkat
tanpa di dukung oleh tingkat harga yang menguntungkan maka tidak akan
memberikan jaminan bagi peningkatan pendapatan usahatani.
Hasil penelitian menunjukkan produksi pinang yang di jadikan objek dalam
penelitian ini dalam satu tahun produksi yaitu 2 kali panen berdasarkan hasil
penelitian luas lahan rata – rata petani pinang adalah 1 ha dan jumlah pohon 1.000
dengan rata – rata produksi per tahun 50 ton dalam setahun.

7
h) Biaya Produksi
Biaya produksi turut menentukan tinggi rendahnya pendapatan di samping besarnya
produksi dan harga hasil produksi.
1. Biaya tetap
Biaya yang tidak tergantung dari besar kecilnya volume produksi. Dalam penelitian
ini biaya tetap terdiri atas pajak lahan dan biaya penyusutan. Berdasarkan penelitian
ini rata –rata pajak per tahun adalah Rp28.225. Untuk biaya penyusutan alat di
hitung berdasarkan kepemilikan alat pertanian petani. Dalam penelitian ini peralatan
yang akan di hitung penyusutannya adalah parang, cangkul, pencungkil daging dan
tempat pengupasan.
2. Biaya variabel
Untuk usahatani pinang umumnya petani menggunakan pupuk sebagai penunjang
hasil panen agar hasil panen sesuai dengan yang diharapkan. Biaya variabel panen
dan pasca panen usahatani pinang meliputi biaya pemanjatan, pengumpulan,
pengupasan, pembelahan, pengolahan pinanhg. Dalam penelitian ini untuk tenaga
kerja panen menggunakan tenaga kerja dalam keluarga dan luar keluarga (upahan).
Biaya variabel pengangkutan usahatani kelapa bervariasi sesuai jarak dan medan
yang akan di tempuh.

i) Penerimaan dan Pendapatan


Pendapatan atau income dari adalah hasil penjualannya dari faktor-faktor produksi
yang dimilikinya kepada sektor produksi. Dan sektor produksi ini membeli faktor-
faktor produksi tersebut untuk digunakan sebagai input proses produksi dengan harga
yang berlaku dipasar faktor produksi. Harga faktor produksi dipasar faktor produksi
(seperti halnya juga untuk barang-barang dipasar barang) ditentukan oleh tarik-
menarik, antara penawaran dan permintaan.

Adapun rumus mencari pendapatan total sebagai berikut :

Pd = TR - TC

Pendapatan (revenue) dapat didefinisikan secara umum sebagai hasil dari suatu
perusahaan. Hal ini biasanya diukur dalam satuan harga pertukaran yang berlaku.
Pendapatan harus diakui setelah kejadian penting atau setelah proses penjualan pada
dasarnya telah diselesaikan.

8
j) Pemasaran
Pasar adalah tempat dimana pembeli dan penjual bertemu untuk membeli atau
menjual barang dan jasa atau faktor-faktor produksi. Saluran pemasaran merupakan
pola-pola pemasaran yang terbentuk selama pergerakan arus komoditi pertanian dari
petani produsen ke Konsumen akhir.

Pedagang Besar Pengecer Konsumen

Konsumen

Dari gambar di atas menunjukkan bahwa proses pemasaran dilakukan dengan dua
cara yaitu
a. Pedagang Besar→Pengecer→Komsumen
Kondisi pemasaran pinang pada saluran ini yakni Pedagang Besar menjual pinang
kepada Pengecer, kemudian Pengecer menyalurkan ke konsumen Hal ini
menunjukkan semakin panjang saluran yang dilalui oleh komoditi pinang untuk
sampai ke tangan Konsumen.
b. Pengecer→Konsumen
Kondisi pemasaran pinang kering pada saluran ini yakni pedagang Pengecer
menjual pinang kering kepada Konsumen dengan harga yang bervariasi.

2.4 Menguji Rencana


A. Analisis Peluang
1. Pinang merupakan salah satu komoditas yang diperdagangkan secara internasional,
komoditas ini sudah memiliki pasar yang tetap. Negara pengimpor pinang terbesar di
dunia adalah India, lalu diikuti oleh Pakistan dan Nepal yang selama ini mendapatkan
pasokan pinang dari Indonesia
2. Adanya dukungan pemerintah daerah setempat terhadap usahatani pinang dengan
cara memberi bantuan baik alsintan dan pembinaan dalam pengolahan hasil.
3. Ketersedian lahan untuk melakukan pengembangan usahatani pinang masih terbuka
luas

9
B. Analisis Ancaman
1. Adanya alih fungsi lahan dari komoditas pinang ke komoditas sawit dengan alasan
lebih mudah dalam pemeliharaan dan frekuwensi waktu panen yang lebih sering
sehingga membuat sebagian petani beralih menanam komoditas perkebunan yang lain
(sawit).
2. Adanya penyakit yang menyerang secara tiba-tiba, sehingga membuat sebagian besar
pohon kopi terjangkiti dan banyak mati.
3. Kurangnya pengenalan masyarakat sekitar terhadap produk olahan. Tidak dapat
dipungkiri masyarakat lebih mengenal dan memanfaatkan produk produk olahan dari
luar daerah dikarenakan lebih terkenal dan lebih awal masuk dikarenakan gencarnya
promosi sehingga mempengaruhi penjualan produk dipasar local.
4. Minat belanja masyarakat pada saat ini sangat rendah diakibatkan pertumbuhan
ekonomi dan pendapatan masyarakat yang rendah sehingga mengakibatkan daya beli
masyarakatpun menjadi kurang

C. Analisis Kekuatan
1. Kondisi geografis yang sangat sesuai.
2. Pinang dari Indonesia bisa dikatakan memiliki kualitas terbaik, hal ini diakui oleh
pihak investor yang membelinya, mereka mengatakan dari tampilan, kualitas daging
dan produk olahan lebih mereka senangi
3. Pinang sudah mendapatkan hak paten dari kementerian Hukum dan HAM dan
ditetapkan oleh kementerian pertanian sebagai Varietas Bina Pinang Unggul dari
Kementerian Pertanian

D. Analisis Kelemahan
1. Produk sebagian besar dijual dalam bentuk mentah pinang.
2. Tanaman umumnya tumbuh dan berbuah secara alami, tanpa upaya pemeliharaan
yang memadai seperti pemupukan, pemangkasan,dan sanitasi lingkungan sehingga
daya hasil yang terhitung sebenarnya belum mencerminkan potensi hasil yang
sebenarnya.
3. Posisi usaha yang masih menggunakan peralatan sederhana serta melakukankegiatan
secara sederhana/tradisional merupakan kelemahan yang dirasakan oleh pelaku usaha
untuk mengejar produksi skala besar

10
E. Keuntungan Usahatani Pinang
Berikut beberapa keuntungan berkebun pinang yang akan didapatkan:
1. Dari Segi Ekonomi
Meskipun berkebun merupakan sebuah kegiatan yang sangat memakan waktu,
pastinya hal tersebut sudah tidak dipermasalahkan bagi para petani. Bila ingin
mendirikan sebuah usaha, pastinya berkebun pinang merupakan usaha yang sangat
menjanjikan saat ini. Tentu saja keuntungan pertama yang dapat kita rasakan saat
memanen buah pinang yaitu dari segi ekonomi. Sudah banyak orang-orang yang mencari
buah ini untuk diolah lebih lanjut sebagai salah satu bahan campuran untuk obat-obatan
maupun kosmetik.
Pastinya dari permintaan yang tinggi tersebut, menjadikan pinang mulai banyak
ditekuni oleh para petani yang tertantang untuk membudidayakan tanaman palem-
paleman ini. Prospek usaha yang sangat menguntungkan dari segi ekonomi juga akan
didapat oleh mereka. Pastinya setiap tahunnya, tanaman beriklim tropis juga sangat
mudah dalam perawatan serta budidayanya.
Berkebun pinang juga memerlukan modal yang terbilang cukup kecil dibanding
dengan berkebun dengan tanaman lainnya. Tidak hanya modal yang kecil, namun biaya
perawatan dari tanaman tropis ini tidak memerlukan biaya tinggi dan sangatlah mudah
untuk dikerjakan. Sehingga berkebun pinang menjadi salah satu alternatif bagi orang-
orang yang baru dalam dunia ini untuk memulai sebuah usaha perkebunan.
Setelah memanen, harga jual dari buah pinang sendiri terbilang cukup tinggi, yakni
mulai dari Rp 2.000 per kilo untuk pinang basah. Sedangkan untuk pinang kering sendiri
mulai harga Rp 15.000 per kilonya. Pastinya pendapatan yang tidak main-main dalam
sekali panen. Untuk setahunnya sendiri, pohon pinang dapat dipanen hingga 15 hari
sekali selama 8 bulan dalam satu tahun.

2. Dari Segi Kesehatan


Selain dijual untuk memperoleh pundi-pundi tabungan, kita juga dapat memanfaatkan
sendiri dari buah pinang yang telah kita budidayakan. Banyak sekali khasiat yang
terkandung dalam buah itu sendiri yakni sebagai obat untuk mengatasi masuk angin,
sebagai penetral racun, menambah nafsu makan, bahkan meningkatkan gairah seksual.
Oleh sebab itu, keuntungan berkebun pinang dari kesehatan sangat jelas manfaatnya.
Sehingga banyak yang membutuhkan buah pinang sebagai obat-obatan alami untuk
mengatasi problem pada kesehatan seseorang. Tidak jarang orang yang berkebun pohon
11
ini untuk menjaga kesehatan tubuh serta untuk dijual kembali, terutama untuk
perusahaan-perusahaan yang bekerja di bidang kesehatan.

3. Penyalur Hobi Berkebun


Bagi yang gemar dalam berkebun, pinang merupakan sebuah pilihan yang terbaik.
Selain menyalurkan bakat dan hobi, tentunya kita akan memperoleh keuntungan yang
sangat banyak. Berkebun pohon pinang sendiri cukup mudah dan tidak memerlukan
perawatan khusus. Terutama, tanaman ini banyak ditanam pada daerah-daerah beriklim
tropis seperti Indonesia baik itu di dataran rendah maupun tinggi.
Kita dapat menyalurkan hobi berkebun tersebut tanpa harus fokus pada pinang saja,
namun berkebun pinang sangatlah fleksibel untuk dilakukan. kita dapat berkebun
tanaman lain dengan teknik tumpang sari. Lantas, hasilnya tidak akan mempengaruhi
hasil dari pinang itu sendiri. Itulah keuntungan berkebun pinang untuk memaksimalkan
lahan perkebunan Anda.

F. Kekurangan Usahatani Pinang


Segi kekurangan bisnis budidaya pinang ialah budidaya pinang memiliki tingkat
persaingan yang tinggi dan ketat dikarenakan banyak pelaku-pelaku usahatani. Akan tetapi
kekurangan ini tidak terlalu masalah jika kita melihat dari berbagai prospek bahwa pinang
merupakan produk yang dibutuhkan di dunia.

2.5 Mengevaluasikan Rencana


A. Analisa Panen Pinang dalam 1 Hektar (Pinang Basah)
Beruntunglah untuk yang memiliki lahan seluas 1 hektar (ha), Karena dengan memiliki 1
hektar lahan, dapat menanam bibit pinang sebanyak 1.200 batang pohon dengan jarak tanam
3 x 3 meter.
Kemudian, apabila setiap pohon yang di tanam tadi dapat menghasilkan 4 kg buah
basah, maka potensi hasil panen yang akan didapat adalah 4.800 kg atau 4,8 ton buah basah.
Perlu diketahui pinang bisa berbuah sepanjang tahun, namun beberapa bulan mengalami
kondisi hasil panen yang lebih sedikit dibandingkan bulan lainnya. Oleh karena itu jika
ditotalkan dalam waktu setahun, maka hasil pinang akan berpotensi sampai 50.000 kg atau 50
ton.

12
Lalu berapa keuntungan yang didapatkan dari panen pinang dalam 1 hektar? Biasanya,
harga pinang yang ada di pasaran dalam negeri adalah sekitar Rp 2.000,00 per kg. Maka,
pendapatan yang akan di dapatkan dalam sekali panen adalah Rp 2.000,00 x 4.800 kg adalah
Rp 9.600.000,- per bulan.
Tidak hanya itu, jika dihitung setahun, maka pendapatan yang bisa diperoleh adalah Rp
9.600.000,00 x 8 bulan = Rp 76.800.000,00. Dan jumlah tersebut belum dikurangi dengan
biaya pekerja, perawatan tanaman dan pemeliharaan kebun.

B. Analisa Panen Pinang dalam 1 Hektar (Pinang Kering)


Selain dijual dalam bentuk pinang basah, pinang juga dapat dikeringkan dan dapat diual
kembali. Menurut kata para petani pinang berpengalaman, apabila hasil panen yang kita
dapatkan berjumlah 5 ton maka setelah dikeringkan kita akan mendapatkan 1 ton Pinang
kering.
Lalu, misalkan memiliki lahan 1 hektar, dan kita ambil dari perhitungan yang diatas tadi,
maka akan menghasilkan panen 4,8 ton buah pinang basah dalam 1 bulan panen. Dan jika
dikeringkan maka panen buah pinang kering yang bisa dijual adalah sebanyak 960 Kg.
Jumlah ini adalah untuk satu kali panen buah pinang saja. Jika dihitung dalam setahun,
artinya ada 8-10 kali panen banyak. Lalu, berapakah keuntungan yang kita dapatkan dari
buah pinang yang sudah dikeringkan ini di pasaran?
Perlu kita ketahui bahwa harga pinang di pasaran sering naik turun. Menurut update
harga pinang dalam 1 hektar, harga jualnya berkisar Rp 13.500,00 sampai Rp 14.000,00 per
kg. Dan disini kita akan mengambil harga RP. 14.000. Artinya jika dalam 1 hektar anda
panen sekitar 4.800 Kg dan Anda menjual 960 Kg biji pinang kering maka pendapatan yang
akan anda dapatkan adalah Rp 14.000,00 x 960 kg = Rp 13.440.000,00 Untuk sekali panen.
Berdasarkan analisa budidaya pinang tersebut dapat disimpulkan bahwa usaha ini
ternyata memiliki potensi mendatangkan profit yang cukup besar. Namun, sebelum Anda
memulai usaha ini ada baiknya untuk mempersiapkan bibit pinang unggul berkualitas terlebih
dahulu.

13
C. Biaya Anggaran
• Peralatan & Perlengkapan
- Pembukaan kebun Rp. 1.100.000
- Pengadaan bibit Rp. 920.000
- Alat semprotan cairan Rp. 300.000
- Cangkul Rp. 90.000
- Peralatan tambahan yang lainnya Rp. 70.000
Jumlah Rp. 2.480.000

• Biaya Variabel
- Pupuk kimia Rp. 760.000
- Pestisida dan obat Rp. 850.000
- Biaya transportasi Rp. 800.000
- Biaya Lainnya Rp. 500.000
- Biaya tenaga kerja Rp. 1.500.000
Jumlah Rp. 4.410.000

• Total Biaya Oprasional


Biaya tetap + biaya variabel = Rp. 6.890.000

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perencanaan usahatani bersifat menguji implikasi pengaturan kembali sumberdaya
usahatani. Perencanaan dalam usahatani dilakukan untuk mengatur sumberdaya usahatani
yang ada, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Perencanaan usahatani
dibuat dengan mengetahui komoditas,musim tanam, status kepemilikan lahan. Luas lahan,
jarak tanam, system penanaman, jumlah pohon, umur panen komoditas,produksi, biaya
produksi, penerimaan dan pendapatan yang didapat, serta pemasaran.Faktor risiko di bidang
pertanian berasal dari produksi, harga dan pasar, usaha dan finansial, teknologi, kerusakan,
sosial dan hukum, serta manusia.

3.2 Saran
1) Masyarakat petani sebaiknya melakukan perencanaan terlebih dahulu sebelum
memulai kegiata usahataninya agar segala kegiatan dapat berjalan dengan lancar.
2) Perencanaan dilakukan sampai pada kemungkinan resiko yang dihadapi sehingga
petani dapat menanggulanginya dengan segera karena sudah dipersiapkan sebelumnya
3) Masyarakat petani sebaiknya menerima inovasi yang ada yang dpaat meningktakn
pendapatannya.

15
DAFTAR PUSTAKA
Toguan, Sihombing. (2000). Budidaya dan prospek Bisnis. Jakarta: Penebar Swadaya.

Silitonga, C. (1994). Perkembangan Ekonomi Pertanian Indonesia. Jakarta: PERHEPI.

Luqman, T. (1993). Pinang Sirih Komoditi Ekspor dan Serbaguna. Yogyakarta: Kanisius.

Abdul, Ajid. (2005). Manajemen Agribisnis. Jakarta: Badan Agribisnis

16

Anda mungkin juga menyukai