Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

UNSUR-UNSUR PEMBANGUNAN PERTANIAN

Dosen Pengampuh:
M. Erwan Suriatmaja, S.P., M.P.

Disusun Oleh:

Patrisia Elda (1803025065)

Kornelia Letek K (1803025061)

Ni Luh Dian P.L (1803025009)

Hidayat (1803025007)

Rubiah (1803025013)

AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2020

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat yang diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Unsur-unsur pembangunan pertanian” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada Mata kuliah ekonomi pembangunan. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang unsure-unsur pembangunan pada
pertanian bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Makalah ini diupayakan semaksimal mungkin serta bantuan dari berbagai
pihak. Sehingga memberikan kelancaran pada setiap prosesnya. Untuk itu penulis
menyampaikan rasa terima kasih kepada Bapak dan Ibu selaku dosen mata kuliah
ekonomi pembangunan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah wawasan dan pengetahuan kami tentang pembangunan ekonomi
khususnya dalam bidang pertanian, Penulis juga mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya pada rekan-rekan kelompok atas kerjasamanya sehingga kita
dapat meyelesaikan makalah ini.
Makalah yang kami buat masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
setiap saran dan kritik yang membangun, selalu penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis juga berharap makalah ini akan memberikan manfaat bagi para
pembaca mengenai Pembangunan Ekonomi. Semoga pandemi corona ini segera
berakhir dan kita dapat kembali beraktivitas seperti biasa lagi.

Samarinda, 13 mei 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………..I
KATA PENGANTAR……………………………………………………..II
DAFTAR ISI………………………………………………………………III

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………..1
1.2 Rumusan masalah……………………………………………………….2
1.3 Tujuan…………………………………………………………………...2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Unsur Proses Produksi Dalam Pembangunan Pertanian………………3
2.2 Unsur Petani Dalam Pembangunan Pertanian…………………………5
2.3 Unsur Usahatani Dalam Pembangunan Pertanian……………………..7
2.4 Unsur Perusahaan Usahatani Dalam Pembangunan Pertanian……….8

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan …………………………………………………………….9
3.2 Saran……………………………………………………………………9

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan pertanian adalah pembangunan sektor pertanian atau
pembangunan usahatani, yang selalu mengacu kepada selalu tercapainya kenaikan
produktivitas dan penerimaan usahatani untuk jangka waktu yang tidak terbatas,
secara berkelanjutan (lestari)
Pembangunan pertanian memerlukan turutnya campur-tangan manusia (tani).
Karena itu, pembangunan pertanian tidak berarti sudah dapat dikatakan berhasil
jika telah tercapaipeningkatan produktivitas; tetapi harus pula senantiasa
memperhatiakan sampai seberapa jauh peningkatan produktivitas tersebut telah
terbukti mampu meningkatkan atau memperbaiki mutu kehidupan (keluarga)
petani dan masyarakatnya yang melaksanakan pembangunan pertanian tersebut.
Dengan kata lain, petani jangan sampai dikorbankan untuk tercapainya
peningkatan produktivitas usaha tani, melainkan dia atau mereka harus juga dapat
ikut menikmati penambahan penerimaan dan atau pendapatan dari pembangunan
pertanian yang diusahakannya, yang dapat memberikan perbaikan kedejahteraan
atau mutu-hidup keluarga dan masyarakatnya.
Peningkatan produktivitas usahatani dan perbaikan mutu-hidup atau
kesejahteraan petani yang ingin dicapai melalui pembangunan pertanian tersebut
tidak boleh banya berlangsung untuk selang waktu yang terbatas, melainkan harus
dijamin keberlanjutannnya hinggga waktu yang tidak terbatas. pembangunan
pertanian sebagai subsistem pembangunan ekonomi nasional, harus selalu
memperhatikan pautannnya(linkage)  dengan pembangunan ekonomi dalam arti
yang seluas-luasnya. Artinya pembungan pertanian harus mendukung dan terkait
dengan pembangunan dengan sektor-sektor lain yang memiliki pautan dengannya,
baik pautan ke belakang maupun pautan ke depan.
Pembangunan pertanian sebagai dari upaya pembangunan wilayah seutuhnya,
harus senantiasa memperhatikan potensi wilayah yang bersangkutan, baik untuk
kepentingan pembangunan pertanian itu sendiri, maupun untuk kepentingan
pembangunan wilayah secara keseluruhan. Pada bagian terdahulu telah

1
dikemukakan, bahwa pembangunan pertanian merupakan suatu proses yang
melibatkan manusia (petani) di dalam produksi usahatani yang memanfaatkan
tanaman dan atau hewan. Karena itu, petani dan  usahatanimerupakan dua unsur
utama yang harus senantiasa diperhatikan di dalam setiap upaya pembangunan
pertanian.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah yang dibuat, sebagai berikut:
1. Apa itu unsur proses produksi dalam pembangunan pertanian?
2. Apa itu unsur petani dalam pembangunan pertanian?
3. Apa itu unsur usahatani dalam pembangunan pertanian?
4. Apa itu unsur perusahaan usahatani dalam pembangunan pertanian?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah yang dibuat, sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui unsure proses dalam pembangunan pertanian.
2. Untuk mengetahui unsure petani dalam pembangunan pertanian.
3. Untuk mengetahui unsure usahatani dalam pembangunan pertanian.
4. Untuk mengetahui unsure perusahaan usahatani dalam pembangunan pertanian.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Unsur Proses Produksi Dalam pembangunan pertanian

Tumbuh-tumbuhan adalah pabrik pertanian yang primer (pokok). Tumbuhan


mengambil dari udara melalui daun dan mengambil air serta unsur hara dari tanah
melalui akar. Dengan bantuan energi sinar matahari dihasilkan biji, buah, serat,
minyak, kayu dan sebagainya.
Pertumbuhan tanaman ditentukan oleh faktor genetik dan lingkungan
( temperatur, energi matahari, air, reaksi tanah, kandungan udara dalam tanah,
kandungan unsur hara ). Ternak dan ikan adalah pabrik pertanian sekunder atau
kedua. Tergantung jenisnya, ternak dan ikan memakan berbagai jenis tumbuh-
tumbuhan menjadi produk lain yang berguna bagi kehidupan manusia ( daging,
susu, kulit, wool, telur ).

1. Implikasi bagi pembangunan pertanian


Sifat-sifat dan produksi biologis dalam pertanian mempunyai banyak
implikasi bagi pembangunan pertanian itu sendiri, antara lain:
a. Produksi per-satuan luas harus diusahakan sebesar-besarnya
b. Diperlukan jaringan transportasi untuk mengangkat hasilnyan dan
menyediakan sarana produksi
c. Lingkungan hidup petani tidka dapat dikonsentrasikan dalam suatu tempat
seperti di kota, tetapi tersebar juga dalam satu-satuan yang kecil

2. Jenis usahatani dan potensi pertanian berbeda dari suatu tempat ke tempat
lainnya
Jenis usahatani ( sawah, kebun, hutan, peternakan, perkebunan, perikanan,
dan sebagainya ) potensi produksinya ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan
yang dapat kita kelompokkan dalam faktor iklim, sifat fisik, kimia, dan bilogi
tanah.
Faktor iklim terdiri dari jumlah curah hujan, suhu, penyinaran matahari,
dan sebagainya. Sampai saat ini, faktor iklim secara makro belum sempat

3
dimodifikasi oleh manusia . Namun, saat ini manusia sudah memodifikasi
faktor iklim mikro, yaitu dengan pembuatan hujan buatan, sistem irigasi,
kegiatan usaha pertanian dengan menggunakan greenhouse, dan lain-lain.
Sifat fisik tanah secara makro dapat dimodifikasi oleh manusia, sehingga
jenis dan usahatani yang dilakukan oleh manusia sebagian masih disesuaikan
dengan kondisi tersebut. Sedangkan sifat kimia dan biologi tanah relatif lebih
mudah dimodifikasi oleh manusia, diantaranya dengan kegiatan pemupukan.
Implikasi dari pengaruh faktor-faktor tersebut bagi pembangunan
pertanian adalah:
a. usaha pertanian haruslah didasarkan atas faktor-faktor tersebut,
b. Kegiatan-kegiatan produksi dan jumlah serta input yang diperlukan
harus disesuaikan dengan faktor-faktor keadaan setempat

3. Kegiatan dan produksi pertanian bersifat musiman


Proses produksi di pabrik dilakukan dalam kondisi yang terkontrol
sehingga setiap kegiatan dapat dilakukan setiap waktu sesuai dengan
kebutuhannya. Proses produksi pertanian bersifat khas, yaitu dipengaruhi oleh
faktor iklim dan faktor biotik, diantaranya serangan hama, penyakit dan
persaingan dengan gulma. Keadaan ini mengaharuskan:
a. Usaha pertanian itu diversifikasi agar penggunaan tenaga kerja lebih
tersebar menurut waktu
Penanaman beberapa jenis tanaman dengan waktu tanam dan panen
berbeda memungkinkan waktu penyebaran tenaga kerja tersebar serta
pemeliharaan ternak dan ikan juga memungkinkan penggunaan tenaga
kerja lebih tersebar. Diversifikasi usaha ini memungkinkan peningkatan
produksi total dengan jalan kontinu dalam setahun.
b. Petani dan buruh tani perlu mempunyai keterampilan yang luas untuk
dapat melakukan diversifikasi usaha di atas.

4
4. Suatu perubahan dalam suatu tindakan memerlukan perubahan juga dalam
hal yang lain
Penambahan pupuk diperlukan untuk meningkatkan produksi, tetapi hal
ini dapat terjadi apabila kultivar tanaman yang digunakan diubah dri kultivar
unggul yang lebih respon terhadap pemupukan.

5. Pertanian modern selalu berubah


Pertanian modern adalah pertanian yang berbeda sesuai dengan kebutuhan
manusia. Perubahan tersebut baik dalam volume maupun jenis produksi.
Penggunaan ilmu dan teknologi yang senantiasa berkembang memungkinkan
terciptanya volume dan jenis produk sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh
konsumen.

2.2 Unsur Petani dalam Pembangunan Pertanian


Petani adalah seseorang yang bergerak di bidang bisnis pertanian utamanya
dengan cara melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan
dan memeihara tanaman ( padi, bunga, buah dan lain lain), dengan harapan untuk
memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk digunakan sendiri ataupun
menjualnya kepada orang lain. Mereka juga dapat menyediakan bahan mentah
bagi industri seperti serealia untuk minuman alkohol, buah untuk jus, kapas atau
wol untuk d jadikan bahan menenun dll.
Setiap orang bisa menjadi petani ( asalkan punya sebidang tanah atau lebih ),
walau ia sudah punya pekerjaan bukan sebagai petani. Maksud dari kalimat
tersebut bukan berarti pemilik tanah harus mencangkul atau mengolah sendiri
tanah miliknya, tetapi bisa bekerja sama dengan petani tulen untuk bercocok
tanam di tanah pertanian miliknya. Apabila ini di terapkan berarti pemilik tanah
itu telah memberi pekerjaan kepada orang lain walau hasilnya tidak banyak.
Apabila bermaksud mengolah sendiri, tentu harus benar enar bisa membagi
waktu, tetapi kemungkinan akan kesulitan kalau tanahnya lebih dari satu petak.

5
1. Beberapa peranan petani dalam kegiatan usahanya
a. Sebagai penggarap, peranan petani adalah memelihara tanaman dan
hewannya agar mendapatkan hasil yang di butuhkan. Dalam hal pengolahan
tanaman (termasuk penyediaan tempat benih, dan pembibitan), pengelolaan
tanah, penanaman, pemupukan, pengendalian jasad pengganggu, pengaturan
air, panen dan penanganan pasca panen.
b. Keterampilan sebagai manager, lebih banyak berkaitan dengan kemampuan
untuk menjalankan usaha taninya menyangkut kegiatan otak yang di dorong
oleh keinginan yang tercakup di dalam peranannya sebagai manager adalah
pengambilan keputusan atau pemilihan alternatif-alternatif yang ada.
c. Petani sebagai manusia, seorang petani lebih dari hanya sebagai penggarap
dan manager. Ia adalah manusia dan anggota dari dua kelompok manusia
yang penting baginya, yaitu: keluarga dan masyarakat setempat (local
community atau tetangga). Keadaan petani sebagai perorangan banyak di
tentukan oleh keanggotaannya didalam dua kelompok tadi. Sebagai manusia
perorangan petani mempunyai empat kemampuan yang penting bagi
pembangunan pertanian yaitu:
1) Bekerja
2) Belajar
3) Berfikir secara imaginative dan kreatif
4) Beraspirasi (cita-cita)

2. Ciri – ciri Kehidupan Petani :


a. Masih ada hubungan saling mengenal dan bergaul antar warga
b. Secara umum hidup dari hasil pertanian
c. Berusaha mempertahankan tradisi yang sudah ada sehingga orang tua pada
umumnya memegang pedoman yang sangat penting
d. Tidak dijumpai adanya pembagian kerja berdasarkan keahlian, akan tetapi
berdasarkan usia dan jenis kelamin.
e. Tiga Macam Kebiasaan Mental Yang Terutama Penting Bagi
Pembangunan Pertanian, Yaitu:

6
1) Kebiasaan mengukur, yaitu berfikir dalam term jumlah benda – benda.
Dengan kebiasaan ini janganlah puas dengan menyatakan panen “baik”
atau hasil “cukup”, tetapi dalam jumlah ton atau kg/ha bahkan sampai
kepada beberapa tingkat pendapatan yang di peroleh dari usaha
taninya.
2) Kebiasaan kedua adalah bertanya. Mengapa tanaman ini lebih baik dari
tanaman itu? Kenapa hasil disini lebih baik dari tempat lain dan
sebagainya.
3) Kebiasaan ketiga adalah selalu melihat atau mencari alternatif dari cara
yang sudah di kenal dan dilaksanakan terhadap cara baru yang lebih
baik dan menguntungkan.

2.3 Unsur Usahatani (Farm)


Usahatani adalah kegiatan usaha manusia untuk mengusahakan tanahnya
dengan maksud untuk memperoleh hasil tanaman atau hewan tanpa
mengakibatkan berkurangnya kemampuan tanah yang bersangkutan untuk
memperoleh hasil selanjutnya (Adiwilaga, 1992). Usaha tani adalah kegiatan
mengorganisasikan atau mengelola asset dan cara dalam pertanian. Usahatani juga
dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang mengorganisasi sarana produksi
pertanian dan teknologi dalam suatu usaha yang menyangkut bidang pertanian
(Moehar, 2001). dari definisi usahatani tersebut, dapat kita simpulkan bahwa
usahatani adalah upaya memanfaatkan dan mengelola tanah untuk memperoleh
hasil tanaman atau hewan dengan tetap menjaga kualitas tanah agar usahatani
dapat berkelanjutan.
Usahatani merupakan bagian dari permukaan bumi, dimana seorang petani
atau keluarga, atau organisasi menanam tanaman ataupun memelihara ternak dan
ikan. Sehingga usahatani dapat dikatakan land (tanah), karena tanah merupakan
komponen penting dalam usahatani, tanah merupakan benda alami yang terdapat
pada lapisan terluar dari permukaan bumi sebagai hasil pelapukan dari batuan
induk yang berfungsi sebagai media tumbuh-tumbuhan. Sedangkan lahan
merupakan bagian dari permukaan bumi termasuk segala benda yang berada

7
diatasnya, baik faktor iklim, budaya, sosial maupun ekonomi dimana lahan
tersebut berada.
Menurut Raleigh Barlowe (1978) menyatakan bahwa istilah lahan
mempunyai beberapa pengertian yang berbeda tergantung pada konteks istilah
tersebut digunakan. Beberapa sudut pandang yang tercakup dalam pengertian
lahan antara lain:
a. Land may be through as space as room an surface with in wich ang upon
wich life takes place. Lahan sebagai konsep space mencakup tidak hanya
sebagian permukaan bumi saja seperti lembah, daratan, pegunungan,
perbukitan, dan sebagainya yang mendukung secara fisik terhadap
kehidupan dan pekerjaan manusia, tetapi juga dalam konsep cubic space.
b. When land is considered as a nature, it’s may be identified rather cosely
with the natural environmental. Kondisi ini dipengaruhi oleh intensitas
penyinaran, curah hujan, angin, keadaan topografi, dan lain-lain.
c. When lan is considered as a factor of production, it’s usually thoughtof as
naturegiven source of the food, fibers, building material, minerals, energy
resources, and other raw materials used in modern society.
d. When land is considered as situation. The concept involves location with
respect to market, geographic feature, other resources, and other
countries.
e. The concept of land as property involves real estate and has legal
connotations.

2.3 Unsur Perusahaan Usahatani dalam pembangunan pertanian


Setiap petani melakukan kegiatan perusahaan atas usahataninya. Kegiatan ini
bersifat perusahaan karena tujuan pengusahaannya bersifat ekonomi
(mempertimbangkan perbandingan antara input yang diberikan dengan besarnya
output yang diterima/diperoleh), menghasilkan produk-produk yang laku di
pasaran maupun sebagian digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Dalam kegiatan perusahaan tani “bertani bukanlah cara hidup, melainkan
merupakan suatu perusahaan” (farming is business, it is not a way of life).
Usahatani terbagi dua, yaitu;

8
1)    Usahatani Keluarga
Usahatani keluarga adalah usahatani yang dikelola oleh petani dan
keluarganya. Umumnya mengelola lahan milik sendiri atau lahan sewa yang tidak
terlalu luas dan menanam berbagai macam tanaman pangan,palawija dan atau
hortikultura. Usahatani tersebut dapat diusahakan di tanah sawah,ladang dan
pekarangan. Hasil yang dipanen biasanya digunakan untuk konsumsi keluarga,
jika hasil panen lebih banyak dari jumlah yang dikonsumsi maka akan menjual
hasil tani ke pasar tradisional. Jadi pertanian dalam arti sempit dapat dicirikan
oleh sifat subsistensi atau semi komersial. Ciri lain usahatani keluarga adalah
tidak adanya spesifikasi dan spesialisasi. Seperti menanam berbagai macam
komoditi. Dalam satu tahun musim tanam petani dapat memutuskan untuk
menanam tanaman bahan pangan atau tanaman perdagangan. Keputusan petani
untuk menanam bahan pangan terutama didasarkan atas kebutuhan pangan
keluarga ,sedangkan bila memutuskan untuk menanam tanaman perdagangan
faktor-faktor determinan yang mempengaruhi pengambilan keputusan tersebut
antara lain adalah iklim, ada tidaknya modal, tujuan penggunaan hasil penjualan
tanaman tersebut dan ekspektasi harga. Jenis komoditi perdagangan rakyat
meliputi tembakau, tebu rakyat, kopi, lada, karet, kelapa, teh, cengkeh, vanili,
buah-buahan, bunga-bungaan dan sayuran. Di samping mengusahakan komoditi-
komoditi di atas, usahatani keluarga juga mencakup usahatani sampingan yaitu
peternakan/perikanan dan pencarian hasil hutan. Bila pendapatan seorang petani
sebagian besar diperoleh dari sektor perikanan maka ia disebut nelayan. Namun
demikian ciri subsistensi atau semi komersial tetap lekat pada usahatani keluarga
baik usahatani tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan maupun
kehutanan.

2)    Perusahaan Pertanian


Perusahaan pertanian adalah perusahaan pertanian yang memproduksi hasil
tertentu dengan sistem pertanian seragam di bawah sistem manajemen yang
terpusat (centralized) dengan menggunakan berbagai metode ilmiah dan teknik
pengolahan yang efisien, untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya.
Usahatani sebagai perusahaan dimana petani dalam mengelola atau

9
mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan hewan tersebut menggunakan prinsip
perusahaan. Artinya petani mempertimbangkan berbagai kombinasi input yang
diberikan agar bisa menghasilkan output sesuai dengan tujuan secara efisien dan
efektif. Adapun bila usahatani, perkebunanan, peternakan, perikanan dan
kehutanan telah dilakukan secara efisien dalam skala besar dengan menerapkan
konsep spesialisasi komoditi maka karakteristik pertanian bergeser ke arah
komersialisasi dan dikenal dengan istilah perusahaan pertanian atau farm.
Perkebunan yang dikelola secara komersial dikenal sebagai plantation. Dalam
peternakan dikenal istilah ranch untuk peternakan sapi yang dikelola secara
profesional,demikian seterusnya. Jadi perbedaan antara perusahaan pertanian dan
usahatani setidaknya ada dua, yaitu ditinjau dari segi wawasan usaha dan dari
bidang yang tercakup : Jika perusahaan pertanian wawasan usahanya adalah
komersial, maka usahatani keluarga wawasannya ada yang subsisten, hobi, di
samping ada yang komersial, serta campuran antara dua wawasan tersebut. Dari
segi bidang, perusahaan pertanian lebih luas daripada usahatani keluarga, karena
mencakup subsistem pertanian di samping subsistem yang lain.
a) Input dan Output
Input adalah semua yang dimasukkan ke dalam proses produksi, misalnya
tanah yang digunakan, tenaga kerja (baik keluarga maupun diluar keluarga),
kegiatan perencanaan manajemen yang dilakukan, saprodi yang digunakan dan
lain-lain. Sedangkan output adalah hasil dari tanaman dan atau ternak/ikan yang
dihasilkan dari kegiatan usahataninya.

b) Biaya dan Penerimaan


Input dan output ini menyangkut biaya (cost) dan penerimaan
(returns/revenue). Dalam pertanian primitive dan subsisten biaya utama adalah
kegiatan petani dan keluarganya, penerimaan utama adalah nilai dari hasil-hasil
yang dipergunakan untuk kehidupan keluarga petani itu sendiri. Dengan
bertambah majunya pertanian makan lebih banyak penerimaan bentuk uang
daripada berbentuk natural.
Setiap petani memperhitungkan biaya dan penerimaan. Pertimbangan
mengenai biaya selalu mencangkup jerih payah yang harus dikeluarkan, biaya

10
tunai maupu kredit untuk pengadaan saprodi, biaya tenaga kerja, biaya cadangan,
biaya panen dan pasca panen, dan biaya pemasaran produknya. Penerimaan yang
di perkirakan meliputi bahan makanan dan hasil lain yang dipergunakan
keluarganya, uang yang diterima penjualan hasil, dan nilai barang-barang dan jasa
yang mungkin diterima melalui pertukaran dari tetangganya, serta hasil yang
diperoleh dari pertukaran petani atau pihak lain.

c) Implikasinya bagi pembangunan pertanian


1. Biaya dan penerimaan adalah menurut komponen yang penting, yang
hanya dipertimbangkan agar kegiatan usahatani berjalan efektif, efisien
dan menguntungkan
2. Petani berfikir dalam pola pertanamannya atau pola usaha. Pola usaha
adalah kombinasi dari beberapa usaha misalnya pola monokultur,
polikultur ataupun pertanian campuran. Sedangkan pola pertanaman
merupakan kombinasi dan urutan beberapa jenis tanaman atau ternak ikan.
3. Perusahaan besar pada dasarnya dapat dikembangkan diatas usahatani
kecil misalnya dengan menjalin pola kemitraan dengan industri besar
dimana usahatani kecil berperan sebagai pensuplaibahan, baik yang
dibutuhkan oleh industri besar (pertanian yang berbasis)
4. Perusahaan usahatani yang berbeda memerlukan program pembangunan
yang berbeda pula.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pembangunan pertanian adalah pembangunan sektor pertanian atau
pembangunan usahatani, yang selalu mengacu kepada selalu tercapainya kenaikan
produktivitas dan penerimaan usahatani untuk jangka waktu yang tidak terbatas,
secara berkelanjutan (lestari). Pembangunan pertanian memerlukan turutnya
campur-tangan manusia (tani).
. Pada bagian terdahulu telah dikemukakan, bahwa pembangunan pertanian
merupakan suatu proses yang melibatkan manusia (petani) di dalam produksi
usahatani yang memanfaatkan tanaman dan atau hewan. Karena
itu, petani dan  usahatanimerupakan dua unsur utama yang harus senantiasa
diperhatikan di dalam setiap upaya pembangunan pertanian.

3.2 Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah
tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun
dari para pembaca.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/amp/s/ginanurulhusnul.wordpress.com/2015/05/31/u
nsur-unsur-pertanian/amp/

http://agroain.blogspot.com/2011/04/pembangunan-pertanian.h

13

Anda mungkin juga menyukai