Pendahuluan :
Dengan wilayah yang luas, serta ditambah lagi dengan lahan pertanian yang luas,
dengan penduduknya sebagian besar adalah tani atau mata pencariannya adalah dengan
bertani maka Indonesia merupakan negara yang agraris, yang menempatkan pertanian
sebagai potensi yang paling dominan.
Pertanian di Indonesia merupakan sector yang paling penting diantara yang lainya.
Hal ini dikarenakan sektor pertanian telah terbukti tetap tegak dan bertahan dari terpaan
gelombang krisis moneter. Sedangkan sektor-sektor lainnya justru banyak yang mengalami
kebangkrutan. Peran sektor pertanian dalam perekonomian nasional dapat ditinjau dari
berbagai aspek, antara lain sebagai penyedia lapangan kerja (sumber mata pencaharian
penduduk), sumber devisa negara, sumber bahan baku industri, dan sumber pendapatan
nasional. Selain itu, sektor pertanian juga merupakan sumber bahan pangan bagi sebagian
besar penduduk Indonesia.
Usaha tani mempunyai arti penting dalam suatu pertanian, dimana usaha tani
adalah suatu tempat di permukaan bumi dimana pertanian di selenggarakan. Pembangunan
usaha tani yang berhasil akan membuahkan terwujudnya target pembanguna nasional.
Seperti tujuan dari pancasila dan UUD 1945 yaitu mewujudkan kesejahteraan rakyat serta
keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan terwujudnya kesejahteraan rakyat dan
keadilan social secara menyeluruh di wilayah Indonesia ini maka otomatis telah tecapainya
pembangunan pertanian serta pembangunan ekonomi yang baik yang berawal dari
perubahan kearah perbaikan kualitas dari usaha tani itu sendiri.
I. DEFINISI USAHATANI
a. Usahatani dan Ilmu Usahatani
Menurut Dr. Mosher farm adalah suatu tempat atau bagian dari permukaan bumi di
mana pertanian diselenggarakan oleh seorang petani tentu apakah ia seorang pemilik,
penyakap atau manajer yang digaji. Yang dimaksud dengan farm disini adalah lawan
kata dari pertanian rakyat. Selanjutnya adalah usahatani yang berarti himpunan dari
sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan untuk produksi
pertanian seperti tubuh tanah dan air, perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan atas
tanah itu, sinar matahari,bangunan-bangunan yang didirikan di atas tanah dan
sebagainya. Usahatani ini bisa berupa usaha bercocok tanam atau memelihara serta
merawat ternak.
Usahatani ini tidak dapat diartikan sebagai perusahaan, namun usahatani ini sendiri
adalah cara hidup (way of life). Menurut Courtenay perkebunan adalah contoh dari
perusahaan dan lebih mendekati pabrik (factory) daripada usahatani.
b. Manajemen Usahatani
Dalam melakukan usahatani, sudah hal pasti bahwa para petani ingin memaksimalkan
hasil produksinya. Setelah diteliti, maka akan dikethui bahwa petani melakukan
perhitungan-perhitungan ekonomi keuangan walaupun tidak secara tertulis, agar hasil
produksinya dapat maksimal. Contohnya ketika suatu petani dihadapi dengan
masalah pemilihan bibit, petani akan menghitung untung ruginya apabila ia
menggunakan bibit A maupun bibit B. Dalam ilmu ekonomi dikatakan bahwa petani
membandingkan antara hasil yang harapkan akan diterima pada waktu panen dengan
biaya yang harus dikeluarkannya. Biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk
menghasilkan produksi disebut dengan biaya produksi.
Usahatani yang baik adalah usahatani yang produktif dan efisien. Yang dimaksud
dengan produktif adalah usahatani yang produktivitasnya tinggi. Produktivitas disini
adalah penggabungan antara konsepsi efisiensi usaha dengan kapasitas tanah.
Efisiensi fisik mengukur banyaknya hasil produksi yang diperoleh dari satu satuan
input.
Sedangkan kapasitas tanah disini menggamarkan kemampuan tanah itu untuk
menyerap tenaga dna modal untuk menghasilkan produksi pada tingkat tertentu.
Dapat disimpulkan bahwa produktivitas merupakan perkalian antara efisiensi dan
kapasitas (tanah).
c. Fungsi Produksi
Fungsi produksi adalah suatu fungsi yang menunjukkkan hubungan antara hasil
produksi fisik dengan factor-faktor produksi atau dapat dituliskan sebagai:
Y= f(x1,x2….xn)
Dengan Y = hasil produksi fisik
x1 ….. xn = factor-faktor produksi
Gambar diatas adalah gambar fungsi produksi dimana salah satu dari factor produksi
dianggap sebagai variable. Contohnya ketika menganalisa hubungan antara produksi
padi dengan tanah, tenaga kerja dan modal dianggap sebagai variable konstan.
Fungsi produksi berbentuk kurva melengkung dari kiri bawah ke kanan atas, setelah
mencapai titik tertentu kemudian berubah arah sampai titik maksimum dan kemudian
berbalik turun kembali. Factor-faktor produksi yang berlaku dalam hubungan
fungsional seperti gambar di atas adalah tanah, tenaga kerja dan modal, serta
manajemen yang nantinya akan menghasilkan output.
Modal adalah sumber-susmber ekonomi diluar tenaga kerja yang dibuat oleh
manusia. Terkadang, modal dilihat dalam artian uang atu dalam arti kseluruhan yaitu
nilai sumber-sumber ekonomi non-manusiwi termasuk kedalamnya adalah tanah.
Efisiensi ini tidak hanya penting bagi seorang petani atau kelompok petani dalam
sebuah desa tetapi penting pula bagi bangsa secara keseluruhan yang berkepentingan
agar penggunaan sumber-suber ekonomi yang dimiliki seluruh bangsa diatur se-fisien
mungkin. Masih berhubungan denegan masalah ini dalam pertanian, perbandingan
efisiensi usahatani besar dan usahatani kecil. Keuntungan dan kerugian masing-
masing sebenarnya tidak dapat ditentukan secara umum. Factor yang amatalah
pentingan dan sangat menentukan adalah macam tanaman dan hasil
pertanian/peternakan yang bersangkutan.
kriteria terpenting yang harus dipakai adalah peranan modal dan mesing serta
perhatian perseornagan dari petani. Kalau enis tanamanan memelrukan penggunaan
modalsecara intensif dan sebagian besar tenaga kerja dapat digantikan oleh mesin
maka usahatani yang besar akan lebih efien. Sebalikanya kalau tanaman yang
bersangkutan memelrlukan pemeliharaan yang sangat hati=hati dari petani yang
sudah ahli dan yang sudah memiliki keteampilan tertentu maka usahatani kecil akan
lebih efisien.
STUDI KASUS
Solusi
Walaupun perluasan areal berpengaruh nyata terhadap tingkat keuntungan, namun pada
umumnya petani mempunyai tenaga kerja yang terbatas. Oleh karena itu untuk
meningkatkan keuntungan adalah dengan memaksimalkan penggunaan input produksi
(pupuk) yang sesuai anjuran. Sampai saat ini petani belum bertindak secara rasional dalam
mengalokasikan input produksi maka disarankan untuk menyebarluaskan informasi
pemupukan yang meliputi dosis, jenis dan waktu pemupukan yang telah direkomendasikan
hingga sampai ke daerah-daerah
1. Faktor-faktor pada usahatani itu sendiri (faktor Intern), yang terdiri dari:
• Petani Pengelola
• Tanah Usahatani
• Tenaga kerja
• Modal
• Tingkat teknologi
• Kemampuan petani mengalokasikan penerimaan keluarga
• Jumlah keluarga