TANAMAN TAHUNAN
Silvana Maulida, SP. MP
Neza Fadia Rayesa, STP, MSc
Laboratorium of Productions and Operations Management of Agribusiness
Faculty of Agriculture, University of Brawijaya
Email: silvana.maulidah@yahoo.com
A. Pendahuluan MODUL
B. B/C Ratio
9
C. NPV (Net Present Value)
D. IRR (Internal Rate of Return)
E. Analisis Kelayakan Finansial Tanaman Tahunan
F. Analisis Sensitivitas Usahatani Tanaman Tahunan
A. PENDAHULUAN
yang biasanya terdiri dari data yang berupa skala dan skor.
Kombinasi dari beberapa faktor menjadikan keputusan
investasi sebagai keputusan yang paling penting bagi pengelolaan
keuangan. Semua bagian di dalam perusahaan sangat terpengaruh
pada keputusan ini. Kenyataan bahwa akibat keputusan ini
berlanjut untuk suatu jangka waktu yang panjang membuat
pengambil keputusan kehilangan fleksibilitasnya. Perusahaan harus
membuat komitmen untuk masa depan. Suatu kesalahan dalam
pengambilan keputusan dapat memiliki konsekuensi yang serius.
Jika perusahaan terlalu besar dallam aktiva, maka hal itu dapat
menimbulkan beban Penyusutan dan beban lainnya yang tinggi,
yang sebesarnya tidak perlu terjadi.
Manajemen Usahatani University of Brawijaya 2019
Peramalan harga faktor produksi dan harga produksinya pada masa mendatang
tidaklah mudah. Analisis kepekaan dapat dilakukan dengan cara merubah nilai
variabel-variabel dalam perhitungan net present value (NPV) yang berpengaruh
terhadap hasil analisis cost-benefit dari suatu proyek. Dalam analisis cost-benefit
dengan menggunakan net present value (NPV), variabel yang paling berpengaruh
adalah discount rate. Suatu tingkat discount rate dapat dirubah untuk melihat
bagaimana nilai cost dan benefit mengalami perubahan pada tingkat discount rate
yang lebih tinggi maupun pada tingkat discount rate yang lebih rendah (Perkins,
1994).
IRR merupakan nilai discount rate dimana hasil akhir NPV dari suatu analisis cost-
benefit adalah bernilai nol, atau dengan kata lain, IRR merupakan kondisi dimana cost
dan benefit dari suatu proyek adalah bernilai sama. IRR adalah suatu hal yang penting
untuk mengukur dan melakukan penilaian terhadap discount rate yang diterapkan
dalam analisis cost-benefit suatu proyek, sehingga dapat diketahui apakah nilainya
menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Metode Cost Benefit Ratio Index ini mencari hasil dalam bentuk ratio dengan cara
membagi nilai sekarang dari seluruh pendapatan, dan dari suatu usaha secara
membungakannya dengan bunga dibagi dengan biaya usaha. Hasil-hasil yang segera
Page 2 of 10
Manajemen Usahatani University of Brawijaya 2019
didapat kemudian dipertimbangkan untuk dipilih adalah yang cost benefit ratio atau
probability indexnya sama atau lebih besar dari satu (>1), sebab cost benefit ratio
yang kuang dari satu (< 1) menggambarkan nilai sekarang dari pendapatan adalah
lebih rendah dari pengeluarannya, dan hasil-hasil yang seperti itu harus di tolak.
1. Net Present Value (NPV), yaitu nilai kini atau sekarang dari suatu proyek setelah
dikurangi dengan seluruh biaya pada suatu tahun tertentu dari keuntungan atau
manfaat yang diterima pada tahun bersangkutan dan didiskontokan pada tingkat
bunga yang berlaku.
2. Internal Rate of Return (IRR), adalah suatu tingkat suku bunga maksimal yang
dibayarkan oleh suatu proyek untuk semua investasi dan sumberdaya yang
digunakan.
3. Benefit Cost Ratio(B/C), adalah suatu cara evaluasi proyek dengan membandingkan
nilai sekarang seluruh hasil yang diperoleh proyek dengan nilai sekarang seluruh
biaya proyek.
Suatu proyek dikatakan layak bila proyek tersebut memenuhi kriteria sebagai
berikut:
NPV lebih besar dari nol.
IRR lebih besar dari discount rate yang sedang berlaku.
Net B/C lebih besar dari 1.
Cara penghitungan NPV merupakan cara yang paling praktis untuk mengetahui
apakah proyek itu menguntungkan atau tidak. Kriteria lain adalah IRR dan Net B/C.
IRR (Internal Rate of Return) merupakan tingkat keuntungan atas investasi bersih
dalam suatu proyek jika setiap benefit bersih yang diwujudkan (setiap Bt-Ct yang
bersifat positif) secara otomatis digunakan lagi dalam tahun berikutnya. Keuntungan
yang dihasilkan sama dan diberi bunga selama sisa proyek. Sedangkan Net B/C
merupakan perbandingan di mana pembilangnya terdiri dari present value dari total
biaya bersih
Page 3 of 10
Manajemen Usahatani University of Brawijaya 2019
2. Tujuan
Dengan mempelajari materi dalam modul ini, diharapkan mendapatkan pemahaman
tentang:
Model Usahatani tanaman tahunan
Studi kelayakan investasi dengan menggunakan B/C Ratio, NPV dan IRR
1 i
t 1
t
Keterangan:
Bt = Benefit (penerimaan kotor pada tahun ke-t)
Ct = Cost (biaya kotor pada tahun ke-t)
n = umur ekonomis proyek
i = tingkat suku bunga yang berlaku
Kriteria yang dapat diperoleh dari penghitungan Net B/C antara lain:
Net B/C > 1, maka usahatani menguntungkan;
Net B/C = 1, maka usahatani tidak menguntungkan dan tidak merugikan;
Net B/C < 1, maka usahatani merugikan.
Page 4 of 10
Manajemen Usahatani University of Brawijaya 2019
Net Present Value (NPV) atau nilai sekarang bersih adalah analisis manfaat
finansial yang digunakan untuk mengukur layak tidaknya suatu usaha dilaksanakan
dilihat dari nilai sekarang (present value) arus kas bersih yang akan diterima
dibandingkan dengan nilai sekarang dari jumlah investasi yang dikeluarkan. Arus
kas bersih adalah laba bersih usaha ditambah penyusutan, sedang jumlah investasi
adalah jumlah total dana yang dikeluarkan untuk membiayai pengadaan seluruh
alat-alat produksi yang dibutuhkan dalam menjalankan suatu usaha. Jadi, untuk
menghitung NPV dari suatu usaha diperlukan data tentang: (1) jumlah investasi
yang dikeluarkan, dan (2) arus kas bersih per tahun sesuai dengan umur ekonomis
dari alat-alat produksi yang digunakan untuk menjalankan usaha yang
bersangkutan.
NPV merupakan selisih antara present value dari keseluruhan proceeds yang
didiscontokan atas dasar biaya modal tertentu dengan present value pengeluaran
modal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa NPV adalah sebuah metode
evaluasi investasi dengan mengukur selisih antara present value dari proceeds dan
nilai investasi awal. Kriteria kelayakan dari proyek ini adalah : Proyek layak jika
NPV bertanda positif dan sebaliknya tidak layak jika NPV bertanda negatif.
Perhitungan NPV dalam suatu penilaian investasi merupakan cara yang praktis
untuk mengetahui apakah proyek menguntungkan atau tidak. Keuntungan dari
suatu proyek adalah besarnya penerimaan dikurangi pembiayaan yang dikeluarkan.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa NPV adalah selisih antara Present Value
dari arus Benefit dikurangi Present Value PV dari arus biaya (Soekartawi, 1996).
Dalam kriteria ini dikatakan bahwa proyek akan dipilih apabila nilai NPV lebih besar
dari nol. Kesimpulannya jika suatu proyek mempunyai NPV kurang dari nol, maka
tidak akan dipilih atau tidak layak untuk dijalankan. Rumus NPV dalam analisis
proyek dituliskan sebagai berikut.
n
Bt Ct
NPV
t 0 1 i t
Keterangan:
Bt = Benefit (penerimaan usahatani pada tahun ke-t)
Ct = Cost (biaya usahatani pada tahun ke-t)
n = umur ekonomis proyek (10 tahun)
Page 5 of 10
Manajemen Usahatani University of Brawijaya 2019
i = tingkat suku bunga yang berlaku (14%)
Suatu proyek dikatakan layak untuk dilakukan bila menghasilkan NPV > 0.
Bila NPV ≤ 0, maka proyek tersebut tidak layak untuk dijalankan.
Internal Rate of Return (IRR) yaitu tingkat suku bunga yang membuat
proyek akan mengembalikan semua investasi salama umur proyek. Jika dinilai
Internal Rate of Return lebih kecil dari discount rate maka NPV<0, artinya
sebaiknya proyek itu tidak dilaksanakan.
Metode tingkat pengembalian internal pada dasarnya adalah menghitung
tingkatpengembalian investasi berdasarkan arus kas yang diprediksi dengan
memasukan nilai waktu atas uangdan membandingkan dengan tingkat
pengembalian yang dikehendaki oleh para investor. Suatu kegiatan atau usaha
adalah feasible apabila pendapatan lebih besar dari pengeluaran.
𝑵𝑷𝑽𝟏
𝒊𝟏 + 𝒙 (𝒊𝟐 − 𝒊𝟏 )
𝑵𝑷𝑽𝟏 + 𝑵𝑷𝑽𝟐
Keterangan : i1 = discount rate yang menghasilkan NPV positif
i2 = discount rate yang menghasilkan NPV negatif
NPV1 = NPV yang bernilai positif
NPV2 = NPV yang bernilai negatif
Jika,
1. IRR >discount rate yang berlaku ; maka kegiatan investasi layak dijalankan
2. IRR <discount rate yang berlaku ; maka kegiatan investasi tidak layak
dijalankan
Suatu usaha yang dijalankan dalam jangka panjang biasanya perlu diketahui
kelayakannya. Kelayakan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kelayakan
finansial, yaitu kelayakan yang ditinjau dari aspek keuangan, berupa nilai
investasi, biaya (cost), dan manfaat (benefit). Berikut dapat dijelaskan dalam
usaha yang bersifat tahunan seperti usahatani kakao (Sasongko, 2010) yang
Page 6 of 10
Manajemen Usahatani University of Brawijaya 2019
melakukan analisis kelayakan dengan menggunakan alat analisis kriteria
investasi, antara lain NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), dan
Net B/C. Hasil dari perhitungan NPV, IRR, dan Net B/C menunjukkan nilai yang
akan diterima di masa akan datang yang dihitung dengan mengalikan nilai
sekarang dengan discount factor (faktor diskonto). Sedangkan analisis payback
period dilakukan untuk mengetahui jangka waktu pengembalian modal untuk
investasi. Dengan asumsi Tingkat suku bunga yaitu sebesar 14%.
Data pada Tabel 1 yang telah melalui proses perhitungan menunjukkan bahwa
pada tingkat suku bunga 14% per tahun, usahatani kakao di Kabupaten Pesawaran
layak untuk diusahakan lebih lanjut, karena memiliki nilai Net B/C sebesar 11,75
pada tingkat suku bunga bank 14%. Net B/C merupakan perbandingan antara biaya
dengan penerimaan yang telah dikalikan dengan discount factor, dimana suatu
usaha layak untuk dikembangkan apabila nilai Net B/C-nya lebih dari satu. Hasil
perhitungan Net B/C dalam analisis usahatani ini menghasilkan nilai yang tinggi,
yaitu 11,75sehingga usahatani layak untuk dikembangkan. Nilai tersebut
mengartikan bahwa setiap Rp. 1,00 investasi yang dikeluarkan oleh petani dapat
menambah keuntungan (net benefit) sebesar Rp. 11,75. Semakin besar nila Net B/C
maka suatu usaha akan semakin menguntungkan.
Selain itu, usahatani kakao dikatakan layak karena memenuhi kriteria
investasi lainnya, yakni memiliki nilai NPV yang positif (NPV > 0). Nilai NPV
menunjukkan tingkat keuntungan petani dalam berusahatani jika usaha tersebut
berjalan selama 10 tahun yang dihitung dengan menggunakan nilai sekarang dan
tingkat suku bunga yang berlaku sekaran. Hasil perhitungan NPV dengan tingkat
suku bunga sebesar 14% menghasilkan NPV sebesar Rp. 50.943.353. Dimana nilai
tersebut menunjukkan nilai NPV positif, sehingga dapat disimpulkan bahwa
usahatani kakao dikatakan layak untuk dikembangkan.
Page 7 of 10
Manajemen Usahatani University of Brawijaya 2019
Menurut kriteria investasi yang lain, usahatani kakao memiliki nilai IRR
40,60%, lebih tinggi dari tingkat suku bunga yang berlaku yang besarnya 14%. Nilai
IRR menunjukkan nilai tingkat suku bunga di saat NPV = 0, artinya kondisi usaha
tidak untung dan tidak juga merugi. Artinya, sampai tingkat suku bunga 40,60%
(NPV = 0), usahatani kakao masih layak. Nilai IRR > i (suku bunga yang berlaku)
menunjukkan bahwa menginvestasikan modal untuk usahatani kakao di Kabupaten
Pesawaran lebih menguntungkan daripada mendepositokan ke bank, dengan
ketentuan usahatani ini dikelola dengan semaksimal mungkin.
Tabel 2. Analisis Sensitivitas Usahatani Kakao dengan Tingkat Suku Bunga 14%
Perubahan
Sebelum Sesudah Laju
No yang Keterangan
Perubahan Perubahan Kepekaan
Mempengaruhi
1 Harga Jual Turun 20%
NPV (Rp) 50.943.353 31.072.257 1,37 Sensitif
Net B/C 11,75 8,81 0,81 Tidak Sensitif
IRR (%) 40,60 31,22 0,74 Tidak Sensitif
PP (tahun) 3,385 3,908 0,41 Tidak Sensitif
2 Produksi Turun 26,5%
NPV (Rp) 50.943.353 24.614.151 1,13 Sensitif
Net B/C 11,75 7,85 0,64 Tidak Sensitif
IRR (%) 40,60 27,93 0,60 Tidak Sensitif
PP (tahun) 3,385 4,139 0,32 Tidak Sensitif
3 Biaya Produksi Naik 8,89%
NPV (Rp) 50.943.353 46.406.415 0,20 Tidak Sensitif
Net B/C 11,75 10.43 0,27 Tidak Sensitif
IRR (%) 40,60 36,88 0,21 Tidak Sensitif
PP (tahun) 3,385 3,571 0,12 Tidak Sensitif
Page 8 of 10
Manajemen Usahatani University of Brawijaya 2019
kakao sebesar 26,5% merupakan produksi rata-rata kakao tahun2010. Biaya
produksi akan naik sebesar 8,89% didasarkan pada laju inflasirata-rata yang terjadi
pada tahun 2006 – 2009yangdiasumsikan akan menaikan harga input yang dipakai.
Tabel 2 memperlihatkan bahwa pada tingkat suku bunga 14% setelahterjadi
peningkatan biaya produksi 8,89%, penurunan harga jual 20%, danpenurunan
jumlah produksi 26,5% nilai NPV masih bernilai positif (NPV> 0), sehingga pada
keadaan ini usahatani kakao di di Desa Sungai LangkaKabupaten Pesawaran masih
layak untukdikembangkan.
Nilai Net B/C masih bernilai >1 setelah terjadi peningkatanbiaya produksi
8,89%, penurunan harga jual 20%, dan penurunan jumlahproduksi 26,5%,
sehingga pada keadaan ini masih layak untuk usahatanikakao di Desa Sungai
Langka KabupatenPesawaran dikembangkan.
Pada tingkat suku bunga 14% setelah terjadi peningkatan biaya
produksi8,89%, penurunan harga jual 20%, dan penurunan jumlah produksi
26,5%,nilai IRR masih lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku (>
14%),sehingga pada keadaan ini usahatani kakao di Desa Sungai LangkaKecamatan
Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran masih tetap layak untukdikembangkan.
Dilihat dari sisi Payback period, setelah terjadi peningkatan biayaproduksi
8,89%, penurunan harga jual 20%, dan penurunan jumlahproduksi 26,5%,
usahatani kakao di Desa Sungai Langka Kabupaten Pesawaran masih layak untuk
dikembangkan.Hal ini dikarenakan masa pengembalian investasi masih lebih pendek
dariumur ekonomisnya (< 20 tahun).
REFERENSI
Page 9 of 10
Manajemen Usahatani University of Brawijaya 2019
PROPAGASI
Page 10 of 10