POTENSI TANAH MASAM
Tujuan pengapuran :
1. Menaikkan pH tanah (di wilayah tropika)
Misalnya pH dinaikkan hingga 6,5 atau 7
2. Menetralkan Al-dd (di wilayah tropika)
misalnya : pemberian kapur didasarkan pada Al-dd
3. Menyediakan hara Ca dan atau Mg bagi tanaman
misalnya pemberian dolomit (Ca,Mg(CO3)2).
4. Memperbaiki sifat-sifat fisika tanah, karena kapur dianggap sebagai agen
penyemen agregat (cementing agent).
5. Merangsang aktivitas mikroorganisme.
BAHAN DAN MUTU KAPUR
MACAM-MACAM BAHAN KAPUR :
1. Kapur karbonat (kapur dari batu kapur, sehingga perlu digiling terlebih dahulu)
Misalnya : - kalsit (CaCO3)
- dolomit Ca,Mg(CO3)2
2. Kapur oksida (kapur yang diperoleh dari hasil pembakaran batu kapur)
Misalnya : tepung kapur (CaO)
3. Kapur hidroksida (kapur yang diperoleh dengan menambah air pada kapur
bakar). Misalnya : kapur tembok Ca(OH)2
4. Kapur silikat (kapur yang mengandung silikat)
Misalnya : kapur silikat (CaSiO3).
5. Kapur sulfat (kapur yang mengandung sulfat)
Misalnya : gips (CaSO4)
6. Kapur fosfat (kapur yang mengandung fosfat)
Misalnya : batuan fosfat (Ca3(PO4)2
Mutu kapur tergantung pada : jenis kapur, tingkat kehalusan, dan pengaruhnya
pada tanah.
13
PENENTUAN KEBUTUHAN KAPUR
Metode Penentuan Kebutuhan Kapur :
1. Metode titrasi asam basa
Mentitrasi sampel tanah dengan larutan basa standar dan menentukan
jumlah basa yang dibutuhkan untuk menaikkan pH ke satu nilai tertentu.
Misalnya : 1 me basa setara 2,25 ton CaCO3 murni.
2. Metode larutan penyangga (bufer solution methods)
Misalnya :
Setiap penurunan pH 0,1 dari pH semula penyangga disetarakan dengan 1
ton CaCO3/ha.
3. Metode Al dapat ditukar (Al-dd)
kebutuhan kapur didasarkan pada tingkat netralitas Al-dd yang diinginkan.
Al-dd diekstrak dengan 1N KCl.
Misalnya : 50 % ~ 0,5 x Al-dd
100 % ~ 1,0 x Al-dd, dst.
standar kapur : 1,5 me Al ~ 1,5 me Ca yang setara dengan 1.50 – 1,65 ton
CaCO3/ha
3. Metode Sanchez & salinas (1981)
Mempertimbangkan toleransi tanaman terhadap Al.
PENENTUAN KEBUTUHAN KAPUR BERDASARKAN Al-dd