Anda di halaman 1dari 20

PEMULIAAN

RESISTENSI

Dr. Maisura
PENDAHULUAN

TUJUAN MEMPELAJARI
PEMULIAAN RESISTENSI

1. Menjelaskan bagaimana ketahanan tanaman terhadap penyakit


dan hama (Faktor Biotik)
2. Menjelaskan bagaimana ketahanan tanaman terhadap faktor
abiotik.
3. Menjelaskan bagaimana mekanisme dan pewarisan sifat
resistensi pada tanaman
PEMULIAAN RESISTENSI
Sifat resistensi
seharusnya dapat
Pemuliaan resistensi atau diturunkan dan
ketahanan dapat diartikan mempengaruhi tingkat
sebagai suatu sifat kerusakan baik oleh
ketahanantanaman faktor biotik maupun
terhadap sifat-sifat yang faktor abiotik. Adanya
merusak baik dari hama sifat ketahanan ini
dan penyakit, dan dari diharapkan akan mampu
kondisi lingkungan ekstrim mengurangi kerentanan
seperti kekeringan. terhadap kondisi yang
merusak atau masih
dalam ambang batas
toleransi kerusakan.
Teknologi rekayasa genetik telah terbukti mampu meningkatkan kemampuan
perkembangan dan perlindungan terhadap tanaman.

Beberapa upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah


dengan cara memanipulasi gen dari berbagai sumber dan memasukkan gen
ke dalam tanaman.

Manipulasi atau rekayasa gen ini dimaksudkan untuk:

1. Meningkatkanketahanan tanaman terhadap hama


dan penyakit
2. Toleran terhadap herbisida
3. Tahan terhadap kekeringan
4. Meningkatkan kualitas nutrisi
5. Meningkatkan efektifitas dalam biocontrol agents
6. Mengerti secara lebih mendalam tentang aksi gen
sertaj alur metabolik.
Beberapa Hasil rekayasa Gen
(padi,kedelai,jagung dan tanaman kapas)

GMO (Genetically Modified


Organism)

Negara penghasil (Amerika,


Australia, Cina,Jepang)

Luas Lahan 1.7 juta hektar ditahun 1996 menjadi


100juta hektar ditahun 2007.
Beberapa definisi mengenai ketahanan
terhadap hama

Resistensi tanaman menurut Painter(1951)merupakan
sifat-sifat tanaman yang dapat diturunkan dan dapat
mempengaruhi tingkat kerusakan oleh serangga


resistensi menurut Beck (1965) adalah semua ciri dan sifat tanaman yang
memungkinkan tanaman terhindar, mempunyai daya tahan atau daya
sembuh dari serangan serangga dalam kondisi yang akan menyebabkan
kerusakan lebih besar pada tanaman lain dari spesies yang sama


Dalam praktek pertanian,ketahanan merupakan kemampuan
tanaman untuk berproduksi lebih baik dibandingkan tanaman
lain dengan tingkat populasi hama yang sama.
Ada 4 strategi tanaman sebagai mekanisme pertahanan
untuk mengurangi kerusakan akibat serangan serangga
herbivora

1. Escape, menghidnari serangan berdasarkan waktu dan tempat. Misalnya
tumbuh pada tempat yang tidak mudah diakses. Sebagian tanaman
akanmenghasilkan bahan kimia yang sifatnya menolak herbivora atau
repellen


2. Toleran,mengalihkan kebagian tanaman yang tidak
penting atau mengembangkan kemampuan recovery
atau penyembuhan.


3. Menarik datangnya musuh alami.

4. Melindungi secara konfrontasi seperti menghasilkan toksin
dan mengurangi kemampuan untuk mecerna atau antibiosis
Suatu varietas dapat dikatakan tahan apabila:

1.Memiliki sifat yang memungkinkan tanaman


menghindar atau recover

2.Memiliki sifat genetik yang dapat mengurangi tingkat


kerusakan

3. Memiliki sekumpulan sifat yang dapat diturunkan


yang dapat mengurangi kemungkinan hama
menggunakan tanaman tersebut sebagai inang

4. Mampu menghasilkan produk yang lebih baik


dibandingkan dengan varietas lain pada tingkat
populasi hama yang sama (Sumarno,1992).
Keuntungan menggunakan tanaman transgenik tahan
serangga hama (insect-resistant) menyebabkan:


1. Pengurangan yang signifikan terhadap penggunaan
insektisida;

2. Pengurangan ekspos petani terhadap insektisida


3. Pengurangan residu insektisida dalam makanan dan dalam

produk makanan;

4. Berkurangnya bahaya insektisida terhadap organisme bukan

sasaran(non-targetorganisms); .


5. Mengontrol hama-hama yang resistan terhadap
insektisida yang umum atau yang sering digunakan
Beberapa persyaratan yang harus dimiliki oleh tanaman hasil
transgenik

1. Ramah lingkungan

2. Daya adaptasi tinggi atau dapat


hidup pada berbagai
agroekosistem

3. Skala yang luas dalam melawan hama-hama


target

4. Tidak berbahaya bagi organisme non-target


Sifat ketahanan suatu tanaman harus
memperhatikan

1. Strategi dalam manajemen pengendalian hama,


interaksi hama dengan tanaman, pengaruhnya
terhadap organisme non-target di dalam ekosistem.

2. Kombinasi gen eksotis atau asing dengan


tanaman inang

3. Galur yang resistan terhadap hama dan


penyakit lainnya
Sifat ketahanan suatu tanaman harus
memperhatikan

4. Mengikuti aturan keselamatan lingkungan hidup


(bio-safety regulation)

5.Penyediaan tanaman hasil bioteknologi


kepada masyarakat luas

6. Penggunaan teknik molekuler untuk


mendiagnosa hama dan musuh alaminya

7. Interaksi hama dengan tanaman inang untuk


pengembangan kultivar insect-resistant
PERKEMBANGAN ADOPSI
BIOTEKNOLOGI TERGANTUNG
PADA SEJAUH MANA
PENGETAHUAN INTERAKSI
GEN DALAM LINGKUNGAN
GENOMIK DAN DALAM
EKOSISTEM.
KETAHANAN TERHADAP
KONDISI KERING

Pemuliaan tanaman terhadap kondisi kering


atau cekaman kekeringan (abiotik) pada
dasarnya sama dengan resistensi terhadap
hama dan penyakit (biotik) dalam hal konsep
dan desain tentu ada beberapa pengecualian
Pengertian tahan kekeringan (drought resistance)
mengacu kepada kemampuan tanaman untuk tumbuh
dan berproduksi optimum dengan persediaan air yang
terbatas (Gupta & O'Toole 1986).

Dalam sifat ketahanan ini, terdapat 4 (empat)


mekanisme yang terjadi pada tanaman, meliputi
1. Drought tolerance,
2. Drought escape,
3. Drought avoidance
4. Drought recovery.
1. Drought tolerance (toleran kekeringan) adalah kemampuan
tanaman untuk mempertahankan diri dari defisit air yang diukur
dengan derajat dan rentang waktu terjadinya periode kekeringan


2. Drought escape adalah kemampuan tanaman untuk
masak lebih dini (early mature) sebelum cekaman air
menjadi faktor pembatas yang serius bagi tanaman. .


3. Drought avoidance ( penghindaran dari kekeringan)
adalah kemampuan tanaman untuk menjaga status air
dalam jaringan tanaman selama terjadi kekeringan


4. Drought recovery (daya pulih dari kekeringan)) adalah
kemampuan tanaman untuk tumbuh dan berproduksi
setelah masa cekaman kekeringan
Tanggap tanaman terhadap cekaman kekeringan
tergantung pada mekanisme fisiologi dan
morfologi yang terjadi pada masing- masing
varietas pada saat tanaman mengalami
cekaman kekeringan.

Pada umumnya ketahanan suatu tanaman


terhadap kekeringan dikendalikan oleh
beberapa mekanisme fisiologi dan morfologi,
atau terjadi interaksi beberapa gen. Dengan
demikian pengetahuan mengenai mekanisme
toleransi pada masing-masing varietas harus
diketahui oleh pemulia sebelum melakukan
seleksi
HASIL PENELITIAN

Beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan untuk menguji


ketahanan dari suatu tanaman terhadap kekeringan diantaranya
mengetahui mekanisme fisiologi dengan peningkatan kandungan
prolina pada somaklon turunan padi varietas Gajah mungkur,
Towuti dan IR 64 hasil seleksi in vitro maka dilakukan analisis
kandungan prolina pada somaklon yang telah diseleksi.

Menggunakan PEG dan uji daya tembus akar.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kandungan


prolina pada tanaman induk dari ketiga varietas yang telah diberi
perlakuan cekaman kekeringan, peningkatan kandungan prolina
tertinggi pada varietas IR 64 dan Towuti dan paling rendah pada
varietas Gajah mungkur (Lestari & Mariska 2006)
HASIL PENELITIAN

Pada tanaman hasil seleksi in vitro yang telah diseleksi


menggunakan PEG dan uji daya tembus akar dan diduga tahan
terhadap kekeringan ternyata menghasilkan prolina lebih tinggi
dibandingkan tanaman kontrol walaupun tidak diberi cekaman.

Dengan demikian perlakuan radiasi dan seleksi in vitro yang telah


dilakukan dapat menimbulkan perubahan pada gen tertentu
sehingga menghasilkan tanaman yang tahan kekeringan dan
berproduksi tinggi.

Selain itu kandungan prolina dapat digunakan sebagai penanda


fisiologi pada tanaman padi untuk ketahanan terhadap
kekeringan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai